Struktur Garis
Struktur Garis
Oleh
Egi Ramdhani
1315051018
NPM : 1315051018
Fakultas : Teknik
Kelompok : 2 (Dua)
Achmad Subari
NPM. 1215051001
i
Struktur Garis
Oleh
Egi Ramdhani
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................i i
ii
ABSTRAK.........................................................................................................ii
iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
v
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
vi
DAFTAR TABEL.............................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang........................................................................................1 1
2
1.2. Tujuan ...................................................................................................2
BAB V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kertas Gambar .............................................................................. 6
6
Gambar 3.2. Mistar dan Busur.................................................................................
Gambar 3.3. Jangka .......................................................................................... 6
Gambar 3.4. Pensil.............. ................................................................................7
Gambar 3.5. Kertas Kalkir................................................................................. 7
Gambar 3.6. Milimeter Blok................................................................................7
Gambar 3.7. Pensil Warna ................................................................................. 7
Gambar 4.1. Gambar 3D dari struktur garis ........................................................11
Gambar 4.2. Proyeksi struktur garis dalam 2 Dimensi ........................................13
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Tabel hasil pengamatan ............................................................. 11
vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
2
BAB II. TEORI DASAR
Suatu garis jurus didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal atau mendatar
yang terletak pada suatu struktur bidang. Suatu garis jurus pada suatu
struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang
horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut. Jurus suatu bidang pada
lokasi tertentu dinyatakan sebagai sudut antara garis jurus dengan utara
sebenarnya (Anonim, 2008).
Pada peta, jurus ditandai dengan garis yang digambarkan sejajar dengan garis
jurus. Garis jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup
sehingga arahnya dapat ditentukan secara akurat dipeta. Tanda kemiringan
diterakan pada titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan arah
1
kemiringan dengan panjang panjang garis jurus. Besar kemiringan
3
Struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua yaitu
struktur garis rill dan struktur garis semu. Dimana struktur garis riil adalah
struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung
dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada bidang sesar. Sedangkan
struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya
ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang membentuk kelurusan
atau laniasi. Berdasarkan saat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan
menjadi struktur garis primer dan struktur garis sekunder.Dari contoh-contoh
struktur garis yang disebutkan diatas yang termasuk struktur garis primer
adalah liniasi atau penjajaran mineral - mineral pada batuan beku
tertentu,arah liniasi struktur sedimen dan yang termasuk struktur garis
sekunder adalah gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar.garis
poros lipatan dan kelurusan -kelurusan topografi, sungai, dan sebagainya
(Polo,1993).
Arah penunjaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui garis
dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu
arah tertentu). Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical
yang melahn gar's tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut.
Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yang
4
diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat besamya rake sama dengan
atau lebih kecil 90 . Untuk menyatakan kedudukan suatu sruktur garis secara,
tertulis dan suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan notes'
sruktur garis dinyatakan dengan :
1. "Plunge, Trend ( arah penujaman)".
2. Sistem Azimuth , hanya mengenal satu penulisan yaitu Y°,N X° E.
3. Sistem Kwadran, Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan
sehingga, mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya : sistem azimuth,
30°,N 45° E, maka menurut sistem kwadrannya adalah 45°,N 45° E (Asikin,
1978).
5
BAB III. PROSEDUR PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1. Kertas gambar
3. Jangka
5. Kertas Kalkir
6. Milimeter blok.
7. Pensil Warna
7
3.2. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan kali ini adalah :
A. Penggambaran Struktur Garis.
1. Membuat garis X dan Y dengan perpotongan di koordinat (0,0).
2. Membuat garis dengan keududukan N 45° OE, 30° dari Koordinat
(0,0).
3. Membuat garis pada arah N 135° E dari posisi (-5,5).
4. Menentukan perpotongan kedua garis.
B. Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang.
1. Membayangkan permasalahan dalam tiga dimensi.
2. Menggambar garis jurus pada arah N45°E dengan panjang bebas,
Menentukan pisisi titik C pada garis (bebas), dan Menggambar garis
CI tegak lurus jurus (searah kemiringan sebenarnya).
3. Menjadikan garis CI sebagai garis lipat F1, Memutar bidang
penampang ke bidang peta lalu menggambar garis CJ yang
membentuk sudut 30° dengan CI.
4. Membuat garis KL tegak lurus CI (sejajar jurus). Garis memotong
garis CI dan CJ di titik F’ dan D’. Mengusahakan panjang FD’
memiliki angka bulat dalam milimeter. Garis KL merupakan proyeksi
garis jurus DE pada bidang peta. Beda tinggi antara garis jurus CO
dan DE adalah sebesar panjang FD’ (t).
Menentukan penujaman struktur garis.
5. Menggambar garis OA pada arah N180°E.
6. Menjadikan OA sebagai garis lipat F2, Memutar bidang penampang
ke bidang peta, lalu menggambar garis AB” tegak lurus OA sepanjang
t.
7. Menggambar garis OB”. Sudut AOB” merupakan penujaman struktur
garis.
Menentukan pitch.
8. Menjadikan garis jurus CO menjadi garis lipat F3. Menggambar busur
penghubung dititik D’ ke D” menggunakan busur. Di sepanjang garis
CI dan titik C sebagai pusat.
8
9. Menggambar segi empat COE’D’. Menggambar garis B’ tegak lurus
garis KL dari titik A.
10. Menggambar garis OB’. Sudut yang dibentuk COB’ adalah pitch.
11. Menghasilkan kedudukan struktur garis penujaman (plunge) 23°,
N180°E, dan besarnya pitch 50°.
Hasil
Permasalahan dibayangkan
Penentuan penujaman
struktur garis.
9
Garis OA digambar
Digambar pada arah N180°E
Garis AB” digambar tegak lurus OA sepanjang t.
Garis OB” digambar.
Sudut AOB” dijadikan
penujaman struktur garis / Hasil
Plunge.
Pitch ditentukan
Hasil Akhir
10
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil pengamatan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
Kedudukan
Arah Garis Plunge Pitch
Bidang
N45°E /
Nilai Sebenarnya N180°E 23° 50°
30°SE
N45°E /
Nilai Pengamatan N180°E 22° 49,5°
30°SE
Tabel 4.1. Tabel hasil Pengamatan.
4.2. Pembahasan
Dengan alat dan bahan yang telah disediakan, kami memulai percobaan
dengan membuat garis jurus N45E dan kemudian memberi nama garis
dengan garis CO. Selanjutnya, karena arah penunjaman yang diketahui
adalah 300 dan tidak diketahui kemana arah azimuthnya. Maka arah
penunjaman ditarik mengikuti arah jarum jam. Maka penarikan garis baru
yang sejajar dengan CO berada dibawah dengan garis penunjaman yang
diberi nama garis DE. Setelah terdapat dua buah penunjaman yang sejajar,
kemudian ditarik garis dari titik C ke titik D dan begitu pula ditarik garis O
ke E dengan besar sudut yang sama. Sehingga setelah penarikan garis
terbentuklah bidang COED.
12
Terakhir tinggal membuat arah penunjaman sehingga terbentuk plunge dan
besarnya spitch. Dengan menarik garis N180E dari titik O. Dan kemudian
menamakan garis tersebut dengan garis OA. Ini adalah garis arah
penunjaman. Selanjutnya, garis tersebut diproyeksikan terhadap bidang
COED, sehingga membentuk garis OB. Maka, sudut AOB adalah sudut
plunge atau yang dikenal dengan penunjaman lalu diukur dan saya
temukan besar sudut yang dibantuk adalah 22° meleset 1° dari referensi
yang dijelaskan asisten dosen. Selanjutnya sudut yang terbentuk antara
garis OC dengan garis OB atau yang dikenal dengan sudut COB
merupakan pitch. Terakhir mengukur besarnya sudut pitch yang diperoleh
sebesar 49,5° sudut yang terbentuk meleset 0,5° dari referensi. Berikut
adalah gambar proyeksi struktur garis dalam 2 dimensi.
13
Berdasarkan tabel hasil pengamatan yang diurai dimuka, hasil yang saya
dapatkan dalam percobaan semuanya berbeda 1° dari referensi yang
diberitahukan asisten dosen. Baik itu plunge maupun pitch. Perbedaan
hasil yang saya peroleh kemungkinan besar merupakan kekeliruan saat
penggambaran karena kurangnya ketelitian mata praktikan. Selain itu,
perbedaan hasil juga kemungkinan besar diakibatkan kekeliruan alat ukur
mistas maupun busur derajat yang saya gunakan. Mengingat saya
menggunakan lebih dari 1 mistar selama proses pengerjaan praktikum ini.
sebenarnya tidak dibenarkan menggunakan lebih dari satu mistar karena
ditakutkan adanya perbedaan ketelitian antara keduanya. Kendati
demikian, praktikum masih dianggap berhasil karena angka meleset tidak
melebihi 1°.
14
BAB V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat saya tarik dari pelaksanaan praktikum saya adalah
sebagai berikut :
1. Dengan melakukan pembuatan gambar nyata berupa bangun tiga dimensi
dan berpatokan pada garis koordinat yang menunjukkan arah mata angin
membuat kita lebih mudah untuk memahami bagaimana struktur garis itu
sendiri. Penunjaman, arah penunjaman serta pitch dapat kita ukur secara
nyata dengan menggunakan busur derajat.
2. Penarikan garis penunjaman ataupun arah penunjaman terkadang tidak
harus sesuai dengan besar sudut yang telah ditentukan jika dilakukan
pembuatan gambar secara tertulis. Karena ini membutuhkan pengkhayalan
yang tinggi, karena pada bidang tiga dimensi tentunya ada tiga arah yang
mengikuti sumbu x,y, dan z. Garis z inilah yang tidak dapat buat sesuai
dengan besar sudut yang sebenarnya. Ini hanya khayalan yang kita lakukan
sehingga seolah-olah kelihatan besar sudutnya sama.
3. Nilai Plunge yang didapatkan adalah 22° meleset 1° dari referensi yang
diberitahukan asisten dosen yakni 23°. Lalu pitch yang saya dapatkan
adalah 49,5° dengan perbedaan angka atau meleset 0,5° dari referensi yakni
50°.
4. Prebedaan angka atau nilai didapatkan kemungkinan karena adanya
kesalahan mata pengamat atau kesalahan praktikan dalam menggambar
objek. Selain itu kesalahan juga dapat diakibatkan dari kesalahan alat yang
digunakan. Seperti mistar yang memiliki tingkat akurasi berbeda.
Mengingat saya menggunakan lebih dari 1 mistar.
DAFTAR PUSTAKA
Polo, L., dkk.. 1993. Analisis pola & karakter kekar untuk menentukan struktur
geologi sesar dan kondisi fisik batuan. Bandung : UNPAD.