Anda di halaman 1dari 20

PAPER DESAIN LABORATORIUM

“Laboratorium Petroleum di PT Intertek Utama Service”

Disusun oleh :

Kelas 3b
Kelompok

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2019

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Laboratorium
Dalam pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas kerja dan
sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek percobaan atau eksperimen
serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara terkontrol. Laboratorium
juga merupakan ruangan yang di rancang sesuai dengan kebutuhan untuk
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat. Desain dan tata letak ruang laboratorium
hendaknya memastikan kompabilitas dengan kegiatan produksi lain yang
mungkin dilakukan didalam saranap roduksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas
umum bagi personil dan bahan atau produk atau sebagai tempat penyimpanan
bahan atau prouduk selain yang sedang diproses.
Laboratorium kimia adalah laboratorium yang digunakan untuk
melaksanakan keiatan praktikum yang berhubungan dengan analisa kimia
kualitatif (kimia organik, kimia anorganik, dan biokimia) dan kimia kuantitatif
(Penetapan kadar unsur maupun senyawa, uji mutu maupun quality control).

2. Pengertian Petroleum
Petroleum (minyak batu, dari bahasa Greekpetra – batu dan oleum –
minyak) merupakan sejenis cecair gelap dan pekat yang juga dipanggil emas
hitam.Istilah"petroleum" pertama kali digunakan di dalam karya bertajuk De
Natura Fossilium, diterbitkan pada tahun 1546 oleh seorang pakar mineralogi
berbangsa Jerman bernama Georg Bauer, juga dikenali sebagai Georgius
Agricola.
Petroleum biasanya merupakan hidrokarbon dan biasanya didapati di atas
kerak bumi. Kegunaan utama petroleum ialah sebagai sumber tenaga untuk
menggerakkan kendaraan. Selain sebagai bahan bakar dan pelincir, petroleum
turut digunakan dalam berbagai industri seperti pembuatan pelarut, baja serta
racun perosak, sabun dan detergen, pewangi, plastik, bahan letupan dan lain-lain.
Jika dilihat dari makna yang sempit, petroleum hanya mengandung
minyak mentah. Akan tetapi di dalam keadaan penggunaan yang biasa, termasuk
dalam minyak mentah dan gas asli. Kedua minyak mentah dan gas asli adalah
campuran komponen-komponen hidrokarbon yang lebih banyak. Di bawah
keadaan-keadaan tekanan dan suhu permukaan, hidrokarbon-hidrokarbon yang
lebih ringan seperti metana, etana, propana dan butana wujud sebagai gas, dimana
yang lebih berat seperti pentana dan ke atas wujud sama cecair atau pun pepejal.
Walau bagaimana pun, di dalam takungan minyak bawah tanah, nisbah mereka
samada gas atau cecair berbeza-beza bergantung kepada keadaan pada sub
permukaan, dan juga bergantung kepada rajah fasa bagi campuran petroleum
berkenaan.
3. Tata Ruang Laboratorium
3.1 Desain Laboratorium yang Aman
Membangun fasilitas laboratorium harus memakai perencanaan dan
pengelolaan yang matang. Khusus untuk laboratorium kimia yang umumnya
menyimpan banyak bahan-bahan kimia, menjadikan arah bangunan laboratorium
kimia ini harus diperhatikan. Banyak laboratorium di sekolah-sekolah sekarang ini
misalnya, pihak sekolah tidak memperhatikan layout dan terkesan asal-asalan.
3.2 Desain Laboratorium Kimia
Desain laboratorium berarti bagaimana bentuk laboratorium, dan bagian
serta perlengkapan yang harus ada.Beberapa kriteria dalam mendesain
laboratorium kimia, yaitu:
a. Letak laboratorium terhadap lingkungan 
b. Arah utara selatan (tidak menghadap sinar matahari)
c. Tidak terletak di arah angin untuk mencegah menyebarnya pencemaran udara
d. Cukup jauh dengan sumber air untuk mencegah terjadinya pencemaran air
e. Mempunyai saluran pembuangan limbah sendiri untuk mencegah terjadinya
pencemaran air, tanah dan udara
f. Cukup jauh dari bangunan lain sehingga keamanan dan ventilasi terjamin
g. Mudah dikontrol keamanannya
Sebelum mendesain suatu laboratorium, harus ditentukan terlebih dahulu
jenis komoditi yang akan ditangani oleh laboratorium analisis yang akan
dibangun. Dengan mempertimbangkan jumlah pelanggan potensional yang akan
dikelolanya maka dapat memperkirakan volume pekerjaannya, jumlah dan jenis
serta tingkat keahlian personil dalam laboratorium yang diperlukan sehingga dapat
ditetapkan ukuran laboratoriumnya.
Beberapa factor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi laboratorium
antara lain :
 Tata ruang kota/kabupaten
 Transportasi
 Pelanggan
 Kondisi Lokasi
Sebagai contohh laboratorium analisis bijih, bebatuan, dan mineral akan
memerlukan ruang untuk penggilingan dan pengayakan bahan, laboratorium
analisis konvensional, analisis basah, dan laboratorium analisis dengan
instrument.

Pertimbangan Desain:

Dinding/pintu keamanan:
 Laboratorium harus benar-benar terpisah dari daerah luar (dibatasi
dengan empat dinding); antara lain untuk melokalisasi tumpahan bahan kimia
berbahaya (bila terjadi kecelakaan), dan mencegah personil dari luar memasuki
daerah dimana sedang dilakukan aktivitas yang berbahaya;
 Memiliki peralatan khusus untuk menjamin keamanan, seperti pintu-
pintu terkunci, lemari-lemari terkunci. Bilamana diperlukan tersedia tempat
penyimpanan mikroba berbahaya, obat-obat terlarang dan narkoba, bahan-bahan
radioaktif dll.

Jendela
 Untuk laboratorium yang menangani bahan biologis atau pangan,
jendela dan pintunya dilengkapi dengan kasa penahan insekta.

Lantai
 Lantai harus tidak dapat ditembus oleh tumpahan bahan, penutup lantai
dijadikan satu dengan dinding (missal dengan perekat, las panas vinil flooring,
dan slab baja dengan lapisan epoksi;
 Lantai pada lokasi penyimpanan bahan korosif harus dari bahan yang
kedap cairan.
Bak cuci tangan
 Setiap laboratorium harus mempunyai bak cuci tangan yang letaknya
dekat dengan pintu ke luar. Penting sekali mencuci tangan sebelum meninggalkan
laboratorium, untuk membersihkan tangan dari bahan kimia/biologis yang
menempel baik disadari ataupun tidak;
 Bak cuci tangan harus mempunyai bibir yang cukup untuk
menghindari percikan air ke lantai, agar lantai tidak lincin.

Penyimpanan bahan kimia dan limbah


 Rak penyimpanan bahan kimia tidak boleh berada di atas bak cuci;
 Bahan kimia harus diwadahi dan disimpan sesuai dengan aturannya,
seperti tidak menyimpan bahan kimia incompatible berdekatan;
 Tidak menyimpan pelarut-pelarut organic dalam ruang asam, karena di
tempat ini banyak bekerja dengan api;
 Limbah kimia dikumpulkan dalam wadah sesuai dengan aturannya
untuk selanjutnya dihilangkan bahan kimia berbahayanya;
 Tidak membuang sisa bahan kimia melalui saluran pembuangan air.

Desain furniture
 Semua furniture harus kokoh;
 Permukaan meja kerja laboratorium (meja lab) harus tahan terhadap
bahan kimia. Permukaan meja lab dari kayu sebenarnya kurang sesuai karena
permukaan kayu tanpa finishing dapat mengabsorpsi cairan, juga kayu dapat
terbakar. Fibreglass juga tidak sesuai karena dapat terdekomposisi dengan
desinfektan dan bila terbakar menghasilkan asap yang toksik;
 Desain furniture harus berbasis spesifikasi ergonomic;
 Lebar antara suatu alat yang berdiri di lantai dengan meja lab
minimum 5 feet (150 cm), untuk memberikan ruang kerja; Dalam laboratorium
pendidikan lebarnya 6 feet (180 cm);
 Ruang antara meja lab dengan lemari/ peralatan harus cukup luas
untuk memudahkan pembersihan dan pemeliharaan/ perbaikan peralatan;
 Meja tulis harus ditempatkan dekat jalan ke luar dan di tempat
masuknya udara segar.

Ruang Laboratorium
 Bersih dari sampah dan tidak licin
 Dilengkapi “grounding”
 Lampu penerangan tertutup (dengan penutup lampu)
 Lemari asam, APAR, Emergency shower, eye wash, kotak P3K, pintu darurat,
telepon darurat
Yang terpenting dari ruang laboratorium yaitu harus bersih dan tidak licin.
Bersih dari segala sampah. Idealnya, laboratorium adalah tempat dimana Anda
bekerja dengan bahan kimia. Diharapkan kertas dan peralatan tulis menulis tidak
berada di ruang laboratorium atau dekat dengan meja kerja laboratorium.
Seyogyanya ruang tulis menulis itu berada di ruangan lain. Selain itu, yang perlu
diperhatikan adalah seluruh saluran listrik dibumikan, grounded. Selain
membahayakan personil, tentunya hal ini juga menjadi sumber nyala bagi bahan
kimia yang berbahaya. Penerangan di laboratorium juga perlu mendapat perhatian
khusus. Tidak terlalu terang dan juga tidak terlalu gelap. Yang perlu diperhatikan
lagi, bahwa panas yang keluar dari lampu penerangan dapat pula menjadi sumber
api bagi bahan kimia. Seyogyanya pula, perlu dipilih nilai iluminasi dari lampu
yang rendah dan dilengkapi penutup lampu. Hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah keamanan di lemari asam, emergency shower, alat pemadam api ringan
(APAR), pembasuh mata, kotak P3K, pintu darurat dan telepon darurat yang akan
kita bahas satu persatu pada slide selanjutnya.

Jalan keluar
 Lebar gang dalam laboratorium (aisle clearance) minimum 24 inch (60
cm). Jalan utama (main aisle) untuk ke luar emergensi minimum 36 inch (90 cm);
 Gang dan jalan utama harus bebas hambatan, tidak boleh menyimpan
apapun di gang dan jalan utama;
 Pintu-pintu laboratorium sebaiknya dapat menutup sendiri, juga dapat
dibuka dengan mudah;
 Daun pintu harus membuka ke arah luar, untuk memudahkan personil
ke luar laboratorium pada waktu keadaan bahaya;
 Dalam keadaan darurat personil laboratorium tidak ke luar melalui
daerah/ lokasi yang lebih berbahaya, tetapi sebaliknya harus menjauhi daerah
tersebut

Penerangan
 Semua areal laboratorium harus mendapat penerangan yang memadai
baik oleh cahaya alami ataupun buatan untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
Intensitas cahaya yang masuk dapat diatur dengan tirai;
 Kamar gelap, kamar tissue culture, kamar dingin dan kamar panas
harus dihindarkan dari cahaya alami;
 Level illuminasi yang direkomendasikan 90 foot-candles;
 Lampu dapat ditempatkan pada langit-langit, parallel dengan meja lab
dan diposisikan agar tidak membentuk bayangan.

Penahan gempa bumi


 Semua peralatan/ rak yang berpotensi roboh bilamana terjadi gempa
(tinggi 150 cm) perlu diberi jangkar dan terikat kuat kepada struktur bangunan
(kepada dinding atau lantai);
 Semua rak harus mempunyai bibir penahan (seismic shelf lips)
minimum ¾ inch, sehingga bila terjadi getaran isi rak tidak berjatuhan;
Lemari-lemari harus dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat dikunci.
Penahan magnetic atau penjepit untuk menahan agar pintu lemari tidak terbuka
tidak boleh digunakan.

Tempat Penyimpanan Pralatan Keselamatan Kerja dan Kesehatan


 Lokasinya paling baik dekat pintu masuk dan mudah terlihat.
 Tempat ini tidak boleh diisi dengan barang-barang lain seperti pakaian,
tas dan alat-alat lain.
 Ada papan berisi petunjuk aturan keselamatan kerja.
 Di lokasi ini tersedia antara lain: Pencuci mata (eyewash fontain),
shower emergensi, alat pemadam kebakaran, apron dari plastic/karet, pelindung
mata/ safety spectacles/ goggles/ face shield, rubber/ plastic gloves, fire blanket,
chemical spill kit, obat-obat P3K, dan alat pembantu pernafasan. Isi P3K tidak
boleh kurang, sehingga tidak ada waktu terbuang bilamana terjadi kecelakaan

Lokasi lemari asam


 Operasi berbahaya harus dilakukan dalam ruang asam (chemical fume
hood).
 Letaknya jauh dari pintu masuk utama dan dari jalan mondar-mandir
orang, tetapi dekat dengan pintu keluar.
 Bilamana laboratorium terlalu panjang, lemari asam dapat ditempatkan
didekat pintu masuk dengan dipisahkan dengan dinding
 Lemari asam tidak boleh digunakan untuk penyimpanan bahan/
pereaksi kimia.

Mudah dibersihkan (cleanability)


 Laboratorium harus didesain agar mudah dibersihkan. Bagian atas
meja lab harus satu lapis tanpa sambungan dan bukan dilaminasi. Lubang-lubang
untuk saluran listrik dan pipa air atau lainnya harus tertutup rapat. Meja lab yang
rapat dengan dinding, perbatasannya harus tertutup rapat atau ada penahan
percikan pada dinding. Dinding harus dicat dengan cat yang dapat dicuci, keras
dan tidak berpori. Dinding dan lantai dari kayu tidak diperbolehkan karena dapat
mengabsorpsi bahan kimia berbahaya. Hal tersebut terutama untuk laboratorium
biologi dan radioaktif;
 Jarak antara meja lab dengan lemari dan peralatan harus cukup lebar,
agar mudah dibersihkan. Permukaan furniture harus licin dan tidak berpori-pori.

Ruang istirahat
 Dalam mendesain laboratorium harus direncakan fasilitas-fasilitas
antara lain untuk penyimpanan makanan, ruang diskusi, dan tempat shalat.

Listrik
 Instalasi listrik harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
 Laboratorium harus diberi tenaga listrik yang sesuai dengan
keperluannya dengan penambahan 20 – 40 %;
 Peralatan pemutus arus listrik harus ditempatkan di luar laboratorium,
tetapi bukan di koridor

Gas dan vakum


 Kran gas dan vakum (pusat) harus ditempatkan di luar laboratorium;
 Untuk menghubungkan gas dan utilitas lainnya dengan peralatan
seperti biosafety cabinets, incubator, dan freezer nitrogen cair harus dengan
flexible conections.

Pipa saluran limbah cair, air bekas cucian, dan air pendingin.
 Pipa saluran limbah cair harus terpisah dengan pipa saluran air buangan domestic;
 Pipa saluran air pendingin harus berbeda dengan pipa saluran air minum.

Pintu masuk dan keluar Laboratorium


 The National Fire Protection Association (NFPA) mensyaratkan
laboratorium yang memiliki ruang asam, gas tekan, cairan kriogenik, dan
berpotensi terjadi ledakan harus memiliki dua jalan ke luar kearah yang berbeda;
 Daun pintu harus membuka kearah luar, karena bilamana daun pintu
membuka kearah dalam akan menyumbat orang-orang yang panic yang sedang
berusaha keluar laboratorium;
 Daun pintu bilamana dibuka tidak boleh menghalangi koridor. Lebar
sisa daun pintu yang menghalangi koridor maksimum 7 inch (17,5 cm);
 Dimensi pintu: (a) Pintu masuk utama: 42 inch (105 cm) X 84 inch
(210 cm), agar peralatan dapat masuk dengan mudah; (b) Pintu keluar: 36 inch (90
cm) X 80 inch (200 cm) – rekomendasi the American National Institute;
 Pintu yang tidak tembus pandang perlu dipasang panel kaca kira-kira 9
sqft, dan tingginya cukup agar orang berkursi roda dapat melihat melaluinya;
 Pegangan pintu harus berbentuk pengungkit bukan knob, agar mudah
digenggam

Lokasi Furniture
 Inventarisasikan aktivitas-aktivitas utama yang akan dilakukan, dan
kelompokkan menurut tingkat bahayanya;
 Lemari asam dan lokasi tempat aktivitas berbahaya dijauhkan dari
pintu masuk utama, tetapi dekat dengan pintu keluar;
 Meja tulis, computer data entry, mikroskop ditempatkan jauh dari zone
bahaya tinggi, dekat pintu keluar.

Meja kerja laboratorium (bench)


 Meja lab dalam laboratorium satu unit modul biasanya menempel
sepanjang dinding laboratorium
 Meja lab dapat juga ditengah-tengah laboratorium: (1) Tipe pulau
(tidak ada bagian meja lab yang menempel ke dinding),, dan (2) Tipe
semenanjung (salah satu lebar meja menempel ke dinding), Bahan meja harus dari
material yang kokoh/kuat yang telah melalui finishing, serta mudah direparasi.
Bilamana peralatan/instrument ditempatkan harus stabil. Meja lab didesain agar
lutut orang yang bekerja sambil duduk dapat masuk ke bawah meja lab. Bila perlu
ada tempat kerja untuk orang cacat, termasuk penyediaan bahan dan tempat cuci
tangan;
 Dilengkapi dengan bibir meja
 Bahan: Melamine laminate atau keramik komposit
 Dilengkapi saluran pembuangan
 Instalasi listrik dilengkapi dengan “ground”
 Dilengkapi dengan saklar on-off
 Memiliki sumber listrik darurat “emergency power”
 Pertama, meja kerja dilengkapi dengan bibir meja yang fungsinya adalah menahan
tumpahan cairan kimia ke lantai dan mengenai analis, dan memudahkan analis
mengalokasi tumpahan cairan kimia dan menetralisirnya sebelum dibuang ke
penampungan limbah sementara. Saluran pembuangan disini adalah saluran
penampung tumpahan sementara, bukan saluran air. Aliran listrik harus
dibumikan atau “grounded” untuk mencegah dari timbulnya bahaya ledakan atau
kebakaran. Untuk mencegah adanya loncatan listrik ketika mencolok instrumen
yang membutuhkan arus listrik maka saklar on-off perlu dipasang. Sumber listrik
cadangan pun diperlukan untuk keadaan yang tidak diprediksikan (misal: listrik
padam) agar hasil eksperimen atau kerja analis tidak terganggu.
 Jarak antar meja lab dengan meja lab/peralatan minimum 5 ft (150
cm), sebagian menjadi tempat kerja dan sebagian menjadi gang yang arahnya
menuju keluar atau ke jalan utama. Bilamana terjadi bahaya yang diikuti dengan
uap/ asap tebal, orang dapat merangkak dan otomatis menuju keluar.
 Jalan utama dan gang harus bebas hambatan (tidak menyimpan barang
apapun disitu) dan tidak berbelok-belok;
 Bahan kimia yang disimpan pada rak di atas meja lab harus mudah
dijangkau.
 Tinggi permukaan meja lab untuk bekerja sambil duduk 30 -32 inch
( 75- 80 cm) dan untuk bekerja sambil berdiri 35 -37 inch . Untuk orang Indonesia
perlu dikoreksi.
PEMBAHASAN

1. Profil Laboratorium
Laboratorium petroleum, khususnya di PT Intertek, menyediakan jasa
pelayanan industri, pengujian skala laboratorium, inspeksicargo, riset dan
pengembangan (R&D), analisis material, asset integrity management, kontrol sifat
korosi, keamanan dan lainnya. Kegiatan pengujian di laboratorium petroleum PT
Intertek, diantaranya:
 Pengujian mutu Crude Oil
 Pengujian mutu bahan bakar
 Analisis petroleum
 Pengujian petroleum
 Analisis ketelusuran petroleum
 Pelayanan petroleum dan petrokimia lainnya

2. Lokasi
Jl. Raya Bogor Km.28 Jakarta Timur 13710

3. Lingkup Laboratorium :
Mineral batuan (padatan) dan larutan (liquid), Mineral (batuan), Mineral
(batuan) / liqour, air, air permukaan dan air limbah, air salin,
tanah/lumpur/padatan/sedimen/jaringan, limbah padat, rock samples, crude oil,
petroleum, gas, toys (mainan anak), fabric (barang tenunan, kain), keramik
(peralatan untuk makan), polimer, daging, nanas, Ikan, cumi, kerang, udang, air
minum, AMDK, biskuit, makanan pendamping ASI-biskuit, tepung terigu,
makanan dan minuman, susu bubuk, susu, mie instant, kopi instant, gula, tepung
terigu, candy, soft/hard candy, alcoholic beverage, minyak goreng, kosmetik,
paper, alat makanan keramik dan gelas, kertas karton untuk kemasan makan,
plastik dan komponen plastic.
Kegiatan di Laboratorium Petroleum
Kapabilitas laboratorium Migas secara detail :
1. Operasional Laboratorium Onsite
Menata, mengelola dan mengoperasikan laboratorium minyak dan gas di
lokasi pelanggan, mulai dari manajemen sistem laboratorium, suplai personil ahli
dibidang analis kimia, teknisi laboratorium, tenaga ahli bidang safety (Healt,
Safety & Environment Laboratory), supervisi laboratorium dan suplai peralatan
dan bahan-bahan kimia dan penunjang operasi laboratorium Migas. Acuan yang
digunalkan laboratorium adalah ISO/IEC 17025, metode uji yang diakui secara
nasional maupun internasional seperti halnya ASTM, GPA, UOP, IP, SNI dan
juga sesuai dengan ketentuan-ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
sesuai peraturan bidang safety (Healt, Safety & Environment Laboratory yang
berlaku secara nasional maupun internasional.
2. Sampling Produk Minyak dan Gas.
Sampling terhadap produk yang akan dianalisis dilaboratorium merupakan
bagian utama dari suatu kegiatan yang menjamin dan mempengaruhi akurasi hasil
analisis atau pengujian terhadap suatu produk.
PT. Intertek sangat berpengalaman dalam melakukan sampling :
 produk gas seperti natural gas, LNG, LPG, Biogas, coal gas, coal bed methane
(CBM), compressed natural gas (CNG) dan bahan bakar gas (BBG) untuk
kendaraan bermotor.
 produk minyak mentah (crude oil) dan condensate (light crude oil).
 produk bahan bakar minyak (BBM) seperti Bensin (RON 88, RON 92, RON 95),
Avtur, Avgas, Solar (Gasoil), Marine Fuel Oil (MFO), Industrial Fuel Oil (IFO),
Industrial Diesel Oil (IDO), Bioethanol Fuel, Biodiesel Fuel dan produk
petroleum liquid lainnya.
 produk pelumas (lubricating oil) untuk turbine, kendaraan bermotor, hydraulic
lube oil, gear box lube oil, minyak trafo, minyak rem, pelumas conveyor, bahan
dasar pelumas (base oil) dan produk pelumas lainnya.
3. Onsite Analisis
Analisis onsite terhadap produk-produk gas, seperti pengujian H 2S,
Moiture Content/Water Content by Dew Point, Mercury analysis dan lain-lain
terhadap produk gas alam (natural gas), compressed natural gas (CNG), liquid
natural gas (LNG) dan bahan bakar gas kendaraan bermotor (BBG).
4. Analisis Bahan Bakar Gas.
Analisis produk bahan bakar gas seperti natural gas natural gas, LPG, coal
gas, coal bed methane (CBM), compressed natural gas (CNG) dan bahan bakar
gas (BBG) untuk kendaraan bermotor dengan parameter uji hydrocarbon
composition, nitrogen, carbon dioksida, hydrogen, oksigen, gas gravity, heating
value, compressibility factor, wobbe index, metals, chloride dan lain-lain.
5. Analisis Minyak Mentah (Crude Oil)
Analisis/pengujian minyak mentah (crude oil) dan condensate (light crude
oil) untuk pengujian seperti API gravity, specific gravity , density, kinematic
viscosity, pour point, flash point, reid vapour pressure (RVP), water content,
S&W analysis, salt content, sulfur content, vacum distillation, characterization
factor , hydrocarbon composition condensate dan lain-lain.
6. Analisis Bahan Bakar Minyak (BBM).
Pengujian bahan bakar minyak (BBM) jenis Bensin (RON 88, RON 92,
RON 95), Avtur, Avgas, Solar (Gasoil), Marine Fuel Oil (MFO), Industrial Fuel
Oil (IFO), Industrial Diesel Oil (IDO), Kerosine, Bioethanol Fuel, Biodiesel Fuel
merupakan pengujian yang rutin dilakukan di laboratorium kami untuk parameter
uji seperti doctor test, specific gravity , density, kinematic viscosity, pour point,
freezing point, flash point, reid vapour pressure (RVP), water content, cloud point,
sulfur content, copperstrip corrosion, acid value, cetane index, sediment content,
strong acid number, carbon residue, color ASTM, color saybolt, ash content,
distillation, chart value , ethanol content, kadar denaturan, smoke point, total
glycerol, free glycerol, ester alkyl content, halphen test dan lain-lain.
7. Analisis minyak pelumas (lubricating oil) dan bahan dasar pelumas (base
oil).
produk pelumas (lubricating oil) untuk turbine, kendaraan bermotor, hydraulic
lube oil, gear box lube oil, minyak trafo, minyak rem, pelumas conveyor, bahan
dasar pelumas (base oil) dan produk pelumas lainnya dengan parameter uji
viscosity grade, API Gravity, specific gravity , density, kinematic viscosity,
viscosity index, pour point, flash point, fire point, total base number (TBN), total
acid number (TAN), metals contaminant, additive metals, water content, sulfur
content, copperstrip corrosion, foaming, sediment content, carbon residue, color
ASTM, ash content, sulphated ash, dielectric strength, noack evaporation loss,
rust prevention test dan lain-lain.
8. Analisis coupon corrosion.
Pengujian tingkat laju korosi pada pipa-pipa gas pada perusahaan
eksplorasi dan pegolahan gas melalui uji coupon corrosion sesuai standar NACE.
9. Analisis Scale Deposit.
Studi analisis terhadap permasalahan deposit yang terjadi pada peralatan
perusahan eksplorasi dan pengolahan minyak dan gas melalui uji komponen-
komponen yang terdapat pada deposit dengan alat gas chromatography FID, gas
chromatography MS-MS, ICP-OES, X-ray dispersive spectrometer (XRD), X-ray
flourescence spectrometer (XRF), ICP-OES dan AAS.

Instrumentasi yang Melengkapi Laboratorium Petroleum


Laboratorium petroleum dilengkapi dengan beberapa alat instrumen, seperti:
 Spektrofotometer Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometer ) 220
Fast Secuential.
 Kromatografi Gas
 Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi
 Peralatan Mekanika dan Fisika untuk pengujian mainan, dan lain-lain.
 ICP-AES (Inductively Couple Plasma Atomic Emisien Spectroscopy)
 FTIR
 Spectrofotometer
 Carbon Sulfur Determinator
 Bomb Calorimeter
 Auto Destilation
Pada dasarnya alat instrument di laboratorium petroleum kebanyakan
menggunakan Kromatografi Gas dikarenakan sampel yang digunakan kebanyakan
dari gas dan minyak dan penetapannya juga menggunakan teknik pemisahan.
Mempumyai ruang ekstraksi terpisah karena dalam suatu preparasi sampel jenis
gas atau minyak diperlukan proses ektraksi. Diperlukan pembuangan limbah yang
khusus dan diusahakan ramah lingkungan untuk sample yang berbeda, yaitu
bersumber dari miyak dan gas karena limbah yang dihasilkan merupakan limbah
yang berasal dari minyak atau gas.

Untuk koreksi pertimbangan desain laboratorium petroleum di PT Intertek


adalah sebagai berikut :
1. Dinding/Pintu laboratorium yang tertutup dan memiliki kunci pada pintunya.
2. Jendela yang transparan sehingga memudahkan orang dari luar mengetahui
keadaan di dalam laboratorium yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
3. Lantainya terbuat dari bahan keramik yang tahan terhadap tumpahan kimia.
4. Bak cuci tangan tidak terletak dekat dengan pintu namun terdapat bibir agar
menghindari adanya percikan bahan kimia.
5. Penyimpanan bahan kimia tersimpan pada tempatnya tidak berceceran di
ruangan laboratorium
6. Semua furniture seperti meja dapat tahan terhadap tumpahan bahan kimia,
bagian atas berwarna gelap namun bahan dasar penopang mejanya tidak.
Tetapi tidak akan mempengaruhi karena tertutup oleh bibir meja.
7. Penerangan di dalam laboratorium sudah baik karena lampu terang dan tidak
menjorok keluar.
8. Ruangan laboratorium mudah dibersihkan secara keseluruhan.
9. Tata letak untuk zona bahaya di dalam laboratorium telah tersusun dengan baik
seperti letak ruang asam yang jauh dengan tempat preparasi dan ekstraksi serta
ruang timbang. Sehingga personil dapat bekerja secara efisien. Selain itu juga
sudah tersedianya APAR pada laboratorium agar kesehatan dan keselamatan
personil dapat terjamin.
Gambar Desain dan Tata Letak pada Laboratorium Petroleum yang Diambil dari
PT Intertek

Denah Laboratorium
Petroleum Intertek
Ruang Preparasi Ruang Timbang

Tempat APAR Ruang Asam

Ruang Asam Laboratorium

Ruang Instrument Tempat Washtaffle


Tempat Alat Instrument Tempat Preparasi
KESIMPULAN

Laboratorium petroleum di PT Intertek sudah menerapkan desain laboratorium


yang sesuai dengan standar dengan memerhatikan semua komponen berdasarkan
komoditi yang ditangani oleh laboratorium tersebut. Tata ruang dan tata letak
didesain sedemikian rupa sehingga laboratorium tersebut terjamin akan kesehatan
dan keselamatan kerja para personilnya.

Anda mungkin juga menyukai