Taktik Bernegosiasi
Strategi berkaitan dengan tahapan persiapan. Sedangkan taktik adalah hal-hal yang bisa
dipraktekkan ketika negosiasi sedang berlangsung. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa
dilakukan sebagai taktik dalam bernegosiasi.
Dengan membiarkan pihak lawan memberikan tawaran pembuka terlebih dahulu, kamu
bisa saja mendapatkan angka yang lebih baik dari perkiraanmu.
b. Anchoring
Anchoring terjadi ketika sebuah informasi ditanamkan dalam pikiran seseorang sebagai
kunci referensi dan mereka jadikan informasi tersebut sebagai pegangan untuk melakukan
perbandingan dengan informasi serupa lainnya. Dalam prakteknya, anchoring dilakukan
dengan memberikan tawaran pembuka lebih dulu, agar pihak lawan tidak akan
menawarnya terlalu jauh dari tawaran pembuka yang kamu berikan.
c. Framing
01
menggali informasi sebanyak-banyaknya. Pertanyaan terbuka juga membantumu
menghindari jawaban sebatas “ya” atau “tidak”, terutama jika kamu tahu kamu akan
menghadapi penolakan atau kata “tidak”.
e. Tactical Empathy
Taktik ini diusung oleh Chris Voss, yakni mengenai bagaimana kamu bisa mendengarkan
secara aktif lawan bicaramu dengan lebih baik. Kelas ini membahas tiga di antaranya yang
dapat digunakan ketika bernegosiasi, yakni
● labelling atau menamai perasaan atau pun informasi yang disampaikan oleh
pihak lawan,
● mirroring atau mengulang beberapa kata terakhir yang disampaikan pihak lawan,
dan
● silence atau diam sebagai respon dari apa yang disampaikan pihak lawan.
Ketika bernegosiasi, kita juga harus mengetahui kapan saatnya untuk meninggalkan negosiasi.
Karena itulah, dalam tahap persiapan, limit harus ditetapkan agar kamu tahu kapan saatnya
meninggalkan negosiasi. Ada hal-hal lain yang bisa jadi pertimbanganmu untuk meninggalkan
negosiasi, yakni
Menutup Negosiasi
Sebelum menutup negosiasi, kita harus berhati-hati pula dengan taktik menyatakan tawaran
terakhir. Sebaiknya, jangan terburu-buru menyatakan bahwa tawaranmu adalah tawaran
terakhirmu. Begitu pula sebaliknya, jangan mendesak pihak lawan untuk menyatakan tawaran
terakhirnya jika kamu masih ingin ia mengubahnya.
02
Ketika bernegosiasi, penting juga untuk membuat Minutes of Meeting (MoM) atau notula agar
semua detail yang dibicarakan terekam. Selain itu, buat pula MoU, confirmation letter,
commitment letter, atau apa pun untuk mengamankan kesepakatan. Jangan lupa pula untuk selalu
follow up pihak lawan terkait tanggung jawabnya atau hal-hal yang ia janjikan. Terakhir, sebaiknya
tutuplah negosiasi dengan pujian agar pihak lawan merasa dipercaya dan lebih mungkin untuk
bersedia bekerja sama lagi di lain waktu.
03