1 - B Krida Bina Gizi
1 - B Krida Bina Gizi
KECAKAPAN KHUSUS
(gambar)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
TAHUN 2010
1
DAFTAR ISI
Hal.
2
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) BINA GIZI
1. Perencanaan Menu
4. Penyuluhan Gizi
3
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PERENCANAAN MENU
Untuk mencapai TKK (Tanda Kecakapan Khusus) perencanaan menu, maka ditetapkan
kecakapan/kompetensi untuk Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega agar menguasai
sebagai berikut:
- Dapat menjelaskan cara menyusun hidangan sehat dan seimbang untuk sekali makan
dan menu untuk 3 (tiga) hari makan
- Membimbing dan melatih anggota Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak dengan
memberikan penyuluhan tentang perencanaan menu untuk kelompok masyarakat.
4
I. SKK Untuk Pramuka Siaga
A. Definisi
Perencanaan Menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah untuk
memenuhi selera konsumen dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip gizi
seimbang, yaitu makan makanan yang beranekaragam berasal dari hidangan sehari-hari,
mengandung unsur-unsur zat gizi yang dibutuhkan tubuh baik kualitas maupun
kuantitasnya, yang bersumber dari:
Zat Tenaga diperlukan untuk menunjang aktifitas sehari hari, bahan makanan sumber
zat tenaga antara lain beras, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kentang, sagu, roti dan mie,
minyak, margarine dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan
tenaga.
Sumber Zat Pengatur berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan, yang
mengandung berbagai vitamin dan mineral.
Beberapa cara untuk menekan biaya adalah dengan penggunaan bahan makanan
menurut musimnya, penyesuaian menu dengan “hari pasar” (untuk daerah/tempat
dimana hari pasar tidak setiap hari), penggunaan sebanyak mungkin bahan makanan
berasal dari pekarangan sendiri, serta menyusun menu tunggal yang padat gizi, seperti
nasi soto, nasi pecel, dan lain-lain.
1. Secara garis besar dapat disusun hidangan yang mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan
5
2. Variasi dan kombinasi makanan dapat diatur, sehingga dapat dihindari kebosanan
disebabkan pemakaian jenis bahan makanan yang sering terulang.
3. Menu dapat disusun sesuai dengan dana yang tersedia, sehingga uang belanja
dapat diatur (merancang dana sesuai kondisi keuangan)
4. Waktu dan tenaga yang tersedia dapat digunakan sehemat mungkin, misalnya
dengan membeli bahan makanan kering sekaligus untuk beberapa hari/seminggu
atau untuk satu bulan.
1. Buat pola dan susunan menu untuk jangka waktu yang diinginkan
2. Pertama kali cantumkan bahan makanan sumber hidrat arang dalam daftar menu
(nasi/roti/mie dan sebaginya).
4. Berikutnya cantumkan sayuran, dalam warna kontras dan rasa yang serasi.
5. Selanjutnya cantumkan buah. Penggunaan sayuran dan buah yang sedang akan
sangat membantu masalah biaya.
Aneka ragam bahan makanan diolah menjadi hidangan makanan. Beberapa hidangan
makanan disusun secara serasi menjadi menu. Menu dapat disusun untuk menu pagi,
menu siang dan menu malam. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari
yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga,
satu jenis makanan sumber zat pembangun dan satu jenis sumber zat pengatur. Ini
adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal, yang disebut menu gizi
seimbang.
6
Contoh menu pagi:
• 3 iris roti rawar, 1 telur ceplok, daun slada, tomat, the manis atau
1 piring nasi, 1 potong ikan goreng, 1 potong tahu balado, 1 mangkok sayur
asem, 1 potong papaya.
Kebutuhan gizi seorang sehari berbeda-beda, ini ditentukan oleh: umur, jenis kelamin
dan macam pekerjaan yang dilakukan:
1. Umur
Kebutuhan kalori untuk tubuh anak-anak, lebih tinggi bila dibandingkan pada orang
dewasa. Begitu pula kebutuhan kalori anak-anak remaja, lebih tinggi dari orang
dewasa. Hal ini terjadi karena kalori yang dibutuhkan juga diperlukan untuk
pertumbuhan. Pada usia tua aktifitas berkurang, sehingga kebutuhan kalori menjadi
lebih rendah dari pada usia muda.
2. Jenis kelamin
Pada masa remaja dan dewasa, laki-laki lebih banyak membutuhkan kalori dibanding
wanita, karena laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan lebih aktif.
3. Macam pekerjaan.
Orang dewasa yang bekerja berat (petani, pembantu rumah tangga) membutuhkan
lebih banyak kalori daripada orang yang bekerja sedang (perawat yang bekerja di
rumah sakit) dan orang yang bekerja ringan (juru tulis)
Sebelum memasak dimulai, perlu diketahui menu yang akan dimasak beserta bahan-
bahan aneka ragam bahan makanan yang diperlukan.
7
Contoh menu lengkap untuk sekali makan:
Cara memasak :
Bawang merah dan bawang putih dicincang halus, di tumis dengan minyak goreng,
masukkan daging yang sudah dipotong-potong kecil, tumis dan rebus sampai empuk
dan daging matang. Setelah daging matang masukkan nasi dan berikan garam
beryodium serta kecap secukupnya, sambil diaduk-aduk, angkat dituangkan ke piring.
Buatlah telur dadar dan iris halus. Goreng emping. Hidangkan nasi goreng di piring, di
atasnya ditabur telur dadar dan emping, dihias dengan ketimun dan tomat yang telah
dipotong-potong. Ketimun dan tomat dapat pula dihidangkan terpisah dalam sebuah
piring kecil.
Dalam merencanakan menu untuk 3 (tiga) hari perlu dihindari pengulangan pemakaian
jenis bahan makanan (kcuali bahan makanan pokok, seperti beras) dan pengulangan
dalam cara pemasakan. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah kebosanan.
Siang: Nasi, ayam goreng, sambal goreng kering tempe, sayur lodeh nangka, semangka
Malam : Nasi, daging bumbu rujak, tahu goreng,tumis kangkung, pisang ambon
Siang : Nasi, daging empal, sambal goreng tahu, sayur bening, jeruk
Malam : Nasi, ikan goreng balado, kripik tempe, sayur kari, pisang raja sereh
8
Siang : Nasi, perkedel daging, soto daging + ayam, sambal, nanas
Malam : Nasi, Fu Yung Hay, + saos tomat, sup bakso tahu, sawo
Salah satu kesulitan dalam merencanakan menu untuk orang banyak adalah selera
setiap orang tidak sama.
Di samping hal-hal yang prinsip seperti kebutuhan gizi, dana yang tersedia, beberapa
hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Rasa harus netral misalnya tidak terlalu asin, tidak terlalu pedas dan sebaiknya.
Hal ini perlu mendapat perhatian, karena makanan yang tidak dimakan/ dihabiskan
akan merugikan baik konsumen maupun pihak penyelenggara.
2. Mudah dikerjakan, misalnya perkedel jaung adalah hidangan yang cukup digemari,
tetapi sulit dikerjakan.
3. Mudah dibagikan, tidak rusak akibat alat atau penanganan yang dilakukan.
6. Harus dipikirkan bahan makanan penukar. Hal ini penting karena ada seorang yang
peka/alergi terhadapt jenis bahan makanan tertentu.
7. Dapat dipertimbnagkan pula kemungkinan “One dish meal” atau makanan penuh
dalam satu resep, misalnya:
- Nasi/lontong soto
- Gado-gado lontong
- Mie kuah/goreng
“Daftar Bahan Makanan Penukar” merupakan alat yang sangat berguna untuk
menyusun menu yang bervariasi. Dengan berpedoman pada daftar Bahan
Makanan Penukar dapat direncanakan suatu menu seimbang. Dalam daftar
tersebut dicantumkan penggolongan bahan makanan menurut kandungan zat gizi.
Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah yang tercantum dalam daftar
bernilai sama, oleh sebab itu satu sama lain dapat saling menukar.
9
Contoh :
a. 100 gram (3/4 gelas) nasi dapat ditukar dengan 200 gram (4 buah kecil)
kentang atau ditukar dengan 150 gram (1 buah sedang) ubi atau ditukar dengan
80 gram (2 iris sedang) roti tawar.
b. 50 gram (1 potong sedang) daging sapi dapat ditukar dengan 60 gram (1 butir
telur besar) telur ayam negeri atau dengan 50 gram (1 potong sedang) ikan
segar atau dengan 25 gram (2 sendok makan) ikan teri.
c. 25 gram (2 ½ sendok makan) kacang hijau dapat ditukar dengan 100 gram (1
biji besar) tahu atau ditukar dengan 50 gram (2 potong sedang) tempe.
d. 100 gram (1 potong sedang) papaya dapat ditukar dengan 50 gram (1 buah
kecil) pisang ambon atau dengan 75 gram (1/6 buah sedang) nenas.
e. 200 gram (1 gelas) susu sapi dapat ditukar dengan 25 gram ( 4 sendok
makan) susu bubuk.
f. 5 gram (1/2 sendok makan) minyak goreng dapat ditukar dengan 5 gram (1/2
sendok makan) margarine atau 30 gram (5 sendok makan) kelapa parut.
Pada tingkat Pramuka Penegak diharapkan dapat membimbing dan melatih Pramuka
tingkat dibawahnya mengenai hal-hal yang berkaitan tersebut diatas
Pramuka Pandega harus menghayati semua materi gizi terdahulu dengan baik dan benar.
Selain itu setiap Pramuka Pandega harus dapat membimbing dan melatih anggota
Pramuka Siaga, Penggalang dan Penegak dengan memberikan penyuluhan tentang
semua materi yang tertera diatas.
10
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENANGANAN GIZI DALAM SITUASI DARURAT
Untuk mendapatkan TKK Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat, maka ditetapkan
kecakapan tersebut untuk Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega sebagai
berikut:
- Dapat melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait untuk penanganan gizi
dalam situasi darurat
11
I. PRAMUKA SIAGA
Fase kedua setelah selesai fase pertama. Pada fase ini sudah ada gambaran
lebih rinci tentang keadaan pengungsi seperti jumlah menurut golongan umur dan
jenis kelamin, keadaan lingkungan, keadaan penyakit, dan sebagainya, sehingga
perencanaan pemberian makanan sudah lebih terinci.
12
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
1) Membantu petugas melakukan skrining status gizi bayi dan balita serta ibu
hamil, menggunakan pita LiLA.
2) Membantu pengumpulan dan pengolahan data status gizi sebagai tindak lanjut
hasil skrining .
3) Membantu merencanakan kebutuhan suplementasi gizi, khususnya bagi
kelompok sasaran yang membutuhkan.
4) Membantu menyediakan Paket Bantuan Pangan (ransum) yang cukup dan
mudah di konsumsi oleh semua golongan umur dan diusahakan menu
makanan dapat sesuai dengan kebiasaan makan setempat, mudah diangkut,
disimpan dan didistribusikan serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
13
II. PRAMUKA PENGGALANG
1. Menu disusun menurut bahan yang tersedia dan sesuai dengan kecukupan gizi
dalam keadaan darurat.
2. Walaupun sederhana, usahakan ada variasi yang serasi agar dapat menimbulkan
selera makan.
4. Menu dipilih yang tidak memerlukan banyak peralatan dan tenaga, baik pada waktu
persiapan, pengolahan maupun pada waktu membagi dan bacalah label setiap
akan menggunakan bahan makanan yang dikemas.
B. Perlengkapan Dapur Umum Makanan Darurat
a. Tungku/kompor
b. Baskom
c. Panci besar
d. Wajan
e. Ceret
f. Alat menanak nasi
g. Talenan
h. Serok
i. Ulekan
j. Tampah
Gambar
14
2. Sebaiknya dipersiapkan alat makanan yang praktis, mudah dibawa dan ringan
serta dapat dimanfaatkan untuk berbagai fungsi. Bila alat makan yang
digunakan adalah daun pisang, plastik atau besek perlu diberikan perhatian
keamanan, kebersihan dan sanitasi dari bahan yang digunakan.
15
a. Bayi
1) Bayi tetap diberi ASI
2) Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan
ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor.
3) Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu
formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.
b. Baduta
1) Baduta tetap diberi ASI
2) Pemberian MP-ASI yang difortifikasi dengan zat gizi mikro, pabrikan atau
makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan.
3) Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum umum yang
mempunyai nilai gizi tinggi.
4) Pemberian kapsul vitamin A warna biru pada bayi usia 6-11 bulan dan
kapsul vitamin A warna merah pada anak usia 12-59 bulan pada Bulan
Februari dan Agustus.
5) Dapur umum wajib menyediakan makanan olahan untuk untuk anak usia 6-
24 bulan
6) Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di tempat
pengungsian
c. Penanganan Bantuan dan Persediaan Susu Formula/PASI
1) Memberikan informasi kepada donor dan media massa bahwa bantuan
berupa susu formula/PASI, botol dan dot pada korban bencana tidak
diperlukan.
2) Bantuan berupa susu formula/PASI harus mendapat izin dari Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
3) Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula/PASI harus diawasi secara
ketat oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan Dinas kesehatan setempat.
4) Bila menggunakan susu formula harus diusahakan untuk mengurangi
dampak buruk pemberian susu formula dengan memastikan cukup
persediaan yang berkelanjutan, aman penyiapannya, tersedia air minum dan
peralatan yang bersih dan cukup bahan bakar.
d. Kriteria bayi dan baduta yang mendapat susu formula/PASI
1) Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai pertimbangan
profesional tenaga kesehatan yang berkompeten (indikasi medis).
2) Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula sebelum situasi
darurat
3) Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya (tidak ada donor ASI)
4) Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras, ibu sedang
menjalani relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih tidak menyusui
bayinya, ibu yang ketergantungan obat dan alkohol, ibu dalam penjara serta
ibu cacat mental.
16
e. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula
1) Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan, diberikan sabun untuk
mencuci alat yang digunakan
2) Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan menyimpannya
dengan benar
3) Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk (jangan menakar
menggunakan botol susu)
4) Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan air bersih, jika
memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan
2. Penanganan gizi pada Anak usia 2 - 5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui, dan Usia
lanjut,
1) Jenis makanan :
a). Petugas gizi melakukan identifikasi ketersediaan bahan makanan yang
diperlukan.
b). Petugas gizi menyusun menu dan porsi untuk setiap kelompok sasaran.
c). Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang dalam penyiapannya
menggunakan air, penyimpanan yang tidak higienis, karena berisiko
terjadinya diare, infeksi dan keracunan.
2) Pola pemberian makan :
Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan
kemampuan tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar
Menu Harian ditempel di tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana
pengolahan makanan.
3) Pemberian kapsul Vitamin A untuk balita tetap dilaksanakan sesuai siklus
distribusi Bulan Februari dan Agustus.
4) Ibu hamil tetap mendapatkan tablet Fe sesuai aturan.
3. Penanganan gizi pada kelompok Dewasa
1) Pola pemberian makan :
a. Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersediaan bahan
makanan di gudang.
b. Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dengan
kemampuan tenaga pelaksana, di bawah Koordinator dapur umum. Daftar
Menu Harian ditempel di tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana
pengolahan makanan.
2) Pemberian makanan/minuman/ suplemen harus didasarkan kepada arahan
Tim Dokter dan Ahli Gizi yang menangani agar terhindar dari dampak negatif
yang ditimbulkan.
17
III. PRAMUKA PENEGAK
A. Pendataan dan Kegiatan Pemantauan Status Gizi dalam Situasi Darurat
18
C. Persiapan Dapur Umum Makanan Darurat
19
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. SDM yang bekerja di dapur umum makanan darurat, umumnya terdiri dari:
- tenaga sukarelawan terlatih
- anggota organisasi, terutama organisasi social
- Pramuka yang telah terlatih dalam dapur umum (memiliki TKK Dapur
Umum)
b. Tenaga yang dikerjakan harus memiliki sikap tenang tetapi harus tangkas
dan cekatan.
- Kelompok I
memasak nasi, bubur, air untuk minum dan mepersiapkan bumbu.
- Kelompok II
mempersiapkan dan memasak lauk pauk
- Kelompok III
mempersiapan dan memasak sayuran
- Kelompok IV
mempersiapkan buah, membagi/mendistribusikan makanan,
mengembalikan semua alat-alat yang digunakan dan membersihkan.
- Kelompok V:
bertanggung jawab atas keberhasilan dapur dan keberhasilan
lingkungan
- Kelompok VI.
bertanggung jawab atas penyediaan air bersih, dan seterusnya
disesuaikan dengan situasi dan banyaknya jenis pekerjaan yang harus
dilakukan
d. Sikap bekerja
Sikap bekerja di dapur Umum makanan darurat tidak sama dengan sikap
bekerja di dapur lain, misalnya
20
- Para petugas menempati posisi berderet.
Hal-hal tersebut penting sebagai kesiap-siagaan dan untuk menghindari
saling tubruk dan jauh, yang satu melompati atau menendang yang lain
dan sebagainya, bilamana terjadi keadaan yang panic dalam situasi
mendadak.
e. Pembagian Makanan
Dalam situasi seperti ini (bencana alam) biasanya manusia akan lebih
cepat emosional. Sebab itu pelayanan yang diberikan harus cepat dan
baik. Frekuensi makan dan jumlah makanan yang disajikan serta jumlah
orang yang dilayani sangat mempengaruhi cara kerja. Untuk memberi
pelayanan yang cepat dan baik, perlu diatur sebagai berikut :
21
IV. PRAMUKA PANDEGA
Setiap pramuka Pandega harus menguasai materi SKK untuk golongan Penegak serta
membimbing seorang pramuka siaga dan penggalang untuk mendapatkan TKK
Penanganan Gizi dalam situasi darurat.
22
Sektor Menyediakan air bersih dan air
PU/Kimpraswil minum
Sektor Sosial Menyediakan ransum, fasilitas
masak, tenda
23
PU/Kimpraswil Menyediakan air bersih
Depsos Menyediakan ransum, fasilitas
masak, tenda,
24
Komunitas evaluasi Pos Pemulihan Gizi
dan pendampingan Kader.
25
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DALAM
POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)
26
I. PRAMUKA SIAGA
Adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah
gizi setiap anggota keluarganya. Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah
berprilaku gizi yang baik secara terus menerus. Sasaran kadarzi adalah semua
anggota keluarga. Perilaku sadar gizi yang diharapkan terwujud minimal adalah :
a. Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka
kelahiran
b. Untuk mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan sejahtera.
c. Agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-
kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
masyarakat.
6. Kegiatan kesehatan di posyandu
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
b. Pelayanan gizi : memberikan paket pertolongan gizi, seperti, tablet Fe, vitamin A
c. Imunisasi
d. Penanggulangan diare
e. Keluarga Berencana
27
II. PRAMUKA PENGGALANG
1. Kegiatan KADARZI di posyandu
a. Pemantauan pertumbuhan balita yaitu dengan menimbang berat badan balita
setiap bulan
b. Mengisi Kartu Menuju Sehat untuk mencatat hasil penimbangan, untuk memantau
pertumbuhan dan kesehatan balita.
c. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
2. Peranan Pramuka dalam membantu persiapan Posyandu
Penyiapan 4 meja yang akan digunakan dalam kegiatan.
Mencatat hasil penimbangan di meja 1
Menyiapkan alat-alat penyuluhan di meja 4 seperti lembar balik contoh makanan
mentah.
Menyiapkan paket pertolongan gizi di meja 4 (vitamin A dosis tinggi, tablet
tambah darah dan oralit).
3. Peranan Pramuka dalam membantu membagikan paket pertolongan gizi.
28
2. Peranan Pramuka dalam membantu kegiatan penimbangan dan pengisian KMS.
Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan pada KMS, artinya anak
tumbuh normal, kecil risiko anak untuk mengalami gangguan pertumbuhan.
Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan, anak
kemungkinan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan.
KMS Balita yang baru dibedakan antara KMS anak laki-laki dan perempuan. KMS
anak laki-laki berwarna biru dan terdapat tulisan untuk laki-laki. KMS anak perempuan
berwarna merah muda dan terdapat tulisan untuk perempuan.
Pada KMS yang baru mencantumkan kenaikan Berat Badan Minimum(KBM) dimana:
Fungsi KMS:
- Sebagai alat memantau pertumbuhan anak, yang dapat dilihat dari grafik
pertumbuhan
- Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak
- Sebagai alat edukasi, dimana didalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar
perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila menderita
diare.
Kegunaan KMS:
29
Dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan
membawa balitanya ke Posyandu untuk ditimbang.
Bagi Kader
KMS digunakan untuk mencatat BB anak dan pemberian kapsul vitamin A serta
menilai hasil penimbangan
Petugas dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan kesehatan yang
telah diterima anak, serti imunisasi dan kapsul vitamin A.
- Identitas anak
- Catatan hasil penimbangan anak.
- Catatan perkembangan anak dalam bentuk grafik
- Catatan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI
- Kenaikan Batas Minimum (KBM) yang tercantum dibawah kurva, merupakan
kenaikan berat badan minimum anak sesuai dengan pertambahan umur anak
- Catatan pemberian Imunisasi
- Catatan Penanggulangan diare
- Catatan pemberian kapsul vitamin A
- Cacatan kondisi kesehatan anak
- Catatan tentang pemberian makanan anak
- Catatan dan Rujukan ke Puskesmas/ RS
30
- Berat badan dikatakan naik apabila hasil penimbangan naik > dari
Kenaikan Berat Badan Minimal (KBM)
- Anak yang berat badannya tidak naik 2 (dua) kali, Bawah Garis Merah
(BGM) atau sakit, perlu dirujuk ke Puskesmas
b. Konseling Gizi
- Imunisasi
- Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan Anak
- Keluarga Berencana dan Penanggulangan Diare
Tujuan:
31
- Upaya meningkatkan keadaan gizi
- Mempertahankan keadaan gizi yang baik
Kegiatan dalam pemantauan pertumbuhan:
- Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya
- Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana
32
- Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan(batuk, diare, panas,
rewel,dll) dan kebiasaan makan anak
- Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
tanpa menyalahkan ibu.
- Berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Rujuk anak ke Puskesmas/ Pustu/Poskesdes.
Data hasil pemantauan pertumbuhan yang tersedia di masing-masing tingkat
(posyandu/desa, puskesmas,kecamatan)
S :
Jumlah seluruh balita di wilayah kerja
K :
Jumlah balita yang memiliki KMS
D :
Jumlah balita yang ditimbang bulan ini
N/T :
Balita yang ditimbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada
KMS naik (N) atau tidak naik (T).
BGM : Balita yang berat badannya di bawah garis merah pada KMS.
O : Balita tidak ditimbang bulan sebelumnya.
B : Anak yang tidak ditimbang bulan sebelumnya.
Pertemuan Tingkat Desa merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh para
tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, kader Poskesdes, perangkat desa/
kelurahan dan dihadiri oleh petugas puskesmas dan lintas sektor tingkat
kecamatan. Pertemuan tersebut sebagai upaya pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi/ kesehatan. Di dalam pertemuan
dibahas masalah-masalah gizi/ kesehatan yang ada di desa dan langkah-langkah
tindak lanjut yang diperlukan.
33
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK)
PENYULUHAN GIZI
Untuk mencapai TKK penyuluhan gizi, maka diterapkan kecakapan untuk Pramuka Siaga,
Penggalang, Penegak dan Pandega sebagai berikut:
34
PENYULUHAN GIZI
I. PRAMUKA SIAGA
b. Manusia perlu makan agar mempunyai tenaga untuk bekerja, belajar dan
berolah raga.
Sebagai sumber zat tenaga antara lain: beras, roti, singkong, ubi, mie, dan lain-lain.
35
3. Makanan sebagai sumber zat pembangun dapat diumpamakan sebagai berikut:
c. Sebagai sumber zat pembangun antar lain: daging, tempe, ikan, tahu, telur dan
lain-lain.
Sayur dan buah yang berwarna merupakan bahan makanan sumber zat pengatur.
Beritahukan kepada ibumu jenis makanan yang terhidang di meja makan dan
sebutkan jenis makanan mana yang termasuk sumber tenaga, sumber pemangun
dan sumber pengatur.
Untuk mencapai hidup sehat dan produktif seseorang perlu mengkonsumsi aneka
ragam makanan. Oleh karena tidak ada satu jenis makanan yang mengandung
semua zat gizi.
Masing-masing makanan dalam susunan aneka ragam menu gizi seimbang akan
saling melengkapi. Keanekaeagaman makanan dalam hidangan sehari-hari paling
sedikit berasal dari 1 jenis makanan sumber zat tenaga, 1 jenis sumber zat
pembangun dan 1 jenis sumber zat pengatur.
Sebelum mulai memasak, cucilah bahan makanan terlebih dahulu dan perlihatkanlah
bahan-bahan makanan tersebut serta jelaskan jenis, jumlah dan makanan yang
36
tersedia didepan anggota regumu. Apabila akan menggunakan bahan makanan yang
dikemas bacalah label sebelumnya. Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
Ingat I
Sajikan semua makanan yang sudah dimasak dan mintalah pendapat dan
penilaian anggota regumu tentang besar porsi, variasi, kombinasi, bentuk, warna
dan citarasanya.
Pengalaman adalah guru yang paling baik. Begitu pula tentang pengalaman
memasak di perkemahan Pramuka Penggalang.
Mintalah tugas pada ibumu di rumah untuk memasak makanan keluarga pada hari
yang sudah ditentukan dan disepakati.
Pramuka Penegak harus dapat menghayati pengetahuan gizi dasar dan pemanfaatan
pekarangan. Di samping itu, juga dapat memperagakan cara memasak dan penyuluhan
gizi di lingkungannya.
Pramuka penegak harus dapat menghayati pengetahuan gizi dasar dan pemanfaatan
pekarangan. Di samping itu, juga dapat memperagakan cara memasak dan penyuluhan
gizi di lingkungannya.
37
Setiap merencanakan menu gizi seimbang untuk seluruh anggota pasukan di
perkemahan, buatlah daftar kebutuhan bahan makanan untuk membuat menu gizi
seimbang yang berisi aneka ragam makanan menurut golongannya dan perkirakan
harganya masing-masing.
1. Bahan mudah didapat, murah, bernilai gizi tinggi, dapat diterima dan mudah
memasaknya.
2. Bahan makanan yang murah harganya belum tentu lebih rendah nilai gizinya dari
pada bahan makanan yang mahal.
1. Papan Flanel:
2. Gunakan model bahan makanan (food model) yang terdiri dari sumber zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur.
Contoh :
38
- Golongan sumber pembangun: ikan teri, telur, daging, susu, tempe, tahu, kacang
hijau, kacang tanah.
- Jelaskan gunanya.
D. Pemanfaatan Pekarangan
D. Memelihara ternak
39
IV. PRAMUKA PANDEGA
Pramuka Pandega harus menghayati semua materi yang telah dibahas pada Pramuka
Siaga Penggalang dan Penegak. Selain itu Pramuka Pandega juga harus :
Dengan melihat KMS, kita dapat memantau berat badan dan keadaan gizi balita,
apakah timbangan badannya naik, tetap atau menurun dibandingkan bulan lalu. KMS
dibedakan untuk anak laki-laki dan perempuan, warna biru untuk anak laki-laki dan
warna merah untuk anak perempuan.
Anak dinyatakan naik timbangannya apabila kenaikan berat badannya sama atau
lebih dari kenaikan berat badan minimum
Pujilah ibu dan anak, katakan selamat, bagus, sehat, hebat, pertahankan terus.
Dianjurkan jangan lupa untuk datang menimbang lagi bulan depan. Anjurkan pula
meneruskan makanan anak seperti biasa dan lebih banyak makan karena anak
semakin besar akan membutuhkan makanan lebih banyak. Supaya anak tetap
sehat dan terawat, sebaiknya ibu mengikuti program KB.
Sesuai dengan umurnya dan 2 (dua) kali penimbangan berat badan anak tidak
naik, rujuklah ke Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.
40
B. Melaksanakan Penyuluhan Kurang Vitamin A.
2. Siapkan macam-macam sayuran hijau tua dan buah yang banyak terdapat di
tempat tersebut.
3. Siapkan:
a. Contoh sayuran dan buah yang mengandung vitamin A misal: wortel, bayam,
daun singkong, daun pepaya, daun katuk, pepaya, tomat, mangga dan lain-
lain.
4. Selama Penyuluhan:
a. Buta senja
b. Mata keruh
b. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi kepada balita umur 1 -5 tahun dan
bayi umur 6-12 bulan tiap 6 bulan sekali.
41
C. Melaksanakan Penyuluhan Anemia Gizi atau Kurang Darah
2. Selama penyuluhan:
b. Jelaskan akibat kurang darah, terutama pada ibu hamil,ibu menyusui remaja
puteri dan wanita usia subur.
- Pusing
- Berkunang-kunang
- Berisiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir rendah (BBLR) dan dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayinya.
42
Bahaya kurang darah bagi ibu menyusui:
Akibat kurang darah bagi usia sekolah, remaja dan usia produktif:
b. Produktivitas menurun.
Bila ibu hamil, mulai dari awas kehamilan perlu setiap hari minum satu tablet
tambah darah pada saat makan atau sesudah makan selama 90 hari.
Bagi remaja putri atau wanita usia subur dianjurkan minum tablet tambah darah 1
tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari selama haid.
b. Kenalkan cairan apa saja yang dapat diberikan kepada penderita mencret.
f. Bila oralit habis, anjurkan minta kepada kader Posyandu atau Puskesmas.
Mencret atau diare adalah berak cair lebih dari 3 kali dalam sehari. Penyakit ini
terjadi disebabkan karena masuknya kuman penyakit ke dalam perut, karena
makan makanan basi, beracun atu salah makan dan dapat juga karena hal-hal
lain.
Mencret sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan tubuh kurang cairan yang
dapat menyebabkan kematian.
43
b. Disimpan dalam keadaan tertutup (dalam lemari atau tudung saji)
e. Jagalah selalu kebersihan diri dengan mandi setiap hari, cuci tangan dengan
sabun sebelum makan.
- Rumah harus cukup sinar matahari, cukup udara segar dan lantai selalu
bersih
- Halaman pekarangan harus selalu bersih dari sampah dan kotoran, air kotor
harus selalu mengalir lancer.
Bila terjadi mencret, segeralah minum oralit atau cairan lain sesering mungkin.
a. Penentuan judul
b. Penentuan sasaran
c. Pembuatan naskah
44
SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) MENGENAL KEADAAN GIZI
- Dapat menyebutkan kegunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita dan anak sekolah.
- Dapat membantu melakukan penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi
Badan (TB) di sekolah.
- Dapat membaca hasil penimbangan BB dan pengukuran TB pada KMS Balita dan
KMS Anak Sekolah.
45
MENGENAL KEADAAN GIZI
I. PRAMUKA SIAGA
5. Gizi Lebih
B. PENGERTIAN
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi enrgi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG)
dalam jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah bila berat badan berada dibawah
standar normal.
Anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi sebagai penyebab utamanya.
Pada pemeriksaan darah jika kadar hemoglobin kurang dari batas sesuai umur atau
keadaan fisiologis dan kadar serum feritin kurang dari 12 mcq/dl.
Secara klinis dapat didefinisikan sebagai sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh
seseorang kurang unsur Iodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama atau
kelainan akibat kekurangan iodium pada berbagai tahapan kehidupan (dari janin
hingga dewasa) didalam suatu populasi. Dapat dicegah dengan mengoreksi
kekurangan iodium.. Tanda-tanda ini khas dengan dominasi defisiensi mental yang
disertai manifestasi gangguan syaraf pada organ ekstremitas, auditori, dan atau mata,
kekurangan iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas,
meliputi tumbuh kembang termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan
potensi tingkat kecerdasan.
4. Kurang Vitamin A
Keadaan dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh yang sebagian besar terdapat
dalam hati menjadi sangat kurang, sehingga timbul tanda dan gejala fisik, klinis dan
46
sub klinis yang dapat dideteksi. Gejalanya adalah buta senja, pada mata terdapat
bercak bitot, Xerophthalmia, dan secara subklinis kadar vitamin A darah kurang dari 20
microgram/dl
5. Gizi Lebih
Gizi lebih adalah keadaan kelebihan berat badan yang terjadi akibat maknaan yang
dikonsumsi mengandung energi melebihi kebutuhan tubuh dalam jangka panjang. Hal
tersebut mengakibatkan cadangan energi ditimbun dalam bentuk lemak.
47
Dampak
KURANG GIZI
Penyebab
(Disesuaikan dari badan UNICEF, 1998: The State of the World,s Children 1998,
Oxford Univ, Press).
48
II. PRAMUKA PENGGALANG
GAKY adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kurang unsure
yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Kekurangan yodium saat ini
tidak terbatas pada gondok dan kretinisme saja, tetapi ternyata juga berpengaruh
terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang
termasuk perkembangan otak sehingga terjadi penurunan potensi tingkat kecerdasan.
Adanya pembesaran pada kelenjar di leher bagian bawah. Pembesaran ini tidak
selalu jelas terlihat pada GAKY ringan dan hanya dapat diketahui dengan
meraba/palpasi leher bagian bawah. Pada tingkat yang lebih berat, tanpa meraba
leher, GAKY sudah dapat terlihat sikap kepala normal.
Sering disertai dengan pusing, mata berkunang-kunang, muka dan tangan pucat.
1. Kepucatan terlihat pada muka. bibir, lidah, telapan tangan dan kaki, dan kuku.
Lipatan mata sebelah dalam juga terlihat pucat.
2. Sering mengeluh lekas lelah, nafas pendek, jantung berdenyut kencang, nafsu
makan kurang dan kepala pusing. Anemia gizi banyak terdapat pada anak pra-
sekolah, anak sekolah, wanita hamil dan ibu menyusui serta pekerja wanita
berpenghasilan rendah.
Anemia Gizi Besi, akan melemahkan ibu dan keadaan tersebut mengganggu
pertumbuhan bayi dan anak yang sedang disusui
Pada KEP ringan dan sedang, gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak
kurus. Penggolongan klisis KEP berat/gizi buruk dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Kwashiorkor
49
b. Merasmus
c. Merasmus-kwashiorkor
Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut rambut jagung, mudah dicabut
tanpa rasa sakit, rontok,
Pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa berdiri atau
duduk,
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan terkelupas,
Tanda-tanda Marasmus:
4. Jaringan lemak bawah kulit sangat sedikit sampai tidak ada, pada daerah pantat
tampak seperti memakai celana longgar/ baggy pants
Tanda-tanda Marasmus-Kwasiorkor:
1. Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang yang remang-
remang setelah lama berada di cahaya terang.
2. Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak dapat melihat di
lingkungan yang kurang cahaya, sehingga disebut buta senja.
50
3. Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak benda
didepannya, karena tidak dapat melihatnya.
4. Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit untuk mengatakan anak tersebut buta
senja. Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila didudukkan ditempat
yang kurang cahaya, karena tidak dapat melihat benda atau makanan
didepannya.
Pada keadaan yang lebih berat, ada beberapa klasifikasi gejala klinis
- Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat/ terlihat sedikit kering,
berkeriput dan berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam
- Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering atau berubah warna
kecoklatan
- Tanda-tanda pada X1A ditambah bercak bitot yaitu bercak putih seperti
busa sabun atau keju terutama terutama di daerah celah mata sisi luar
- Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel epitel yang merupakan
tanda khas pada penderita xerofthalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria
penentuan prevalensi kurang vitamin A dalam masyarakat
3. Xerosis Kornea = X2
Tanda-tanda :
- Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk dan menderita penyakit
infeksi dan sistemik lain)
51
- X3A = bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea
- X3B = bila kelainan mengenai semua atau lebih dari 1/3 permukaan
kornea
- Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata tampak mengecil. Bila
luka pada kornea telah sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik
atau jaringan parut.
Cara yang paling mudah untuk mengetahui keadaan gizi diri sendiri ialah
dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Alat untuk menimbang berat badan antara lain adalah timbangan. Dikenal jenis
timbangan yaitu dacin dan timbangan injak (balance scale).
Alat untuk mengukur tinggi badan adalah microtoise atau alat ukur panjang
badan
52
B. Mengenali keadaan gizi balita dan anak remaja.
Menilai keadaan gizi balita dan anak remaja dengan menggunakan kriteria
berat badan menurut umur.
- Balita maupun anak remaja dicatat dan dilihat umurnya dan ditimbang
berat badannya.
- Melihat tabel pada lampiran, bandingkan berat badan menurut umur dan
berat badan menurut tinggi badan
- Menyimpulkan keadaan gizi: apakah termasuk gizi lebih, gizi baik, gizi
kurang atau gizi buruk.
Dengan IMT, akan diketahui gambaran gizi pada orang dewasa, apakah
seseorang dinyatakan normal, kurus atau gemuk, IMT digunakan untuk orang
dewasa berusia 18-55 tahun dan tidak diterapkan untuk ibu hamil dan
olahragawan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus
berikut:
IMT = ------------------------------------------------
53
KATEGORI IMT
B. KMS dipergunakan untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dari bulan ke
bulan. Setiap kali balita ditimbang, hasilnya dicatat dalam grafik KMS, demikian
pula hal tersebut dilakukan pada penimbangan-penimbangan bulan-bulan
berikutnya. Status pertumbuhan balita dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan
menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
C. Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan balita yaitu Naik (N) atau Tidak Naik
(T).
D. Naik (N) apabila grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan; atau kenaikan
berat badan sama dengan KBM atau lebih.
E. Tidak naik (T) apabila grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan di bawahnya; atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.
54
c. Sesama Pramuka Pandega untuk melakukan pengukuran berat dan tinggi badan
terhadap Pramuka Siaga yang sudah dikumpulkan di tempat latihan dan
melakukan pencatatan hasilnya pada formulir pencatatan.
d. Bandingkan hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan dengan tabel pada
lampiran dan simpulkan keadaan gizinya.
a. Balita yang tidak naik sesuai kenaikan berat badan minimum dua kali berturut-
turut (2T) dan Bawah Garis Merah (BGM)
b. Gizi kurang pada anak usia sekolah yang ditemukan perlu mendapat makanan
tambahan
55