Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 11:

- Riska Oktavia (19108040066)


- Nurul Nur Azizah (19108040081)
- Alifia Nur Zaida (19108040109)

BAB 2
PENDEKATAN ILMIAH DAN PENDEKATAN ALTERNATIF
UNTUK PENELITIAN

Penelitian ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengejar langkah demi langkah logis, terorganisir,
dan metode yang ketat untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisis mereka, dan
menarik kesimpulan yang valid darinya. Dengan demikian, penelitian ilmiah tidak didasarkan pada firasat,
pengalaman, dan intuisi (meskipun ini mungkin berperan dalam pengambilan keputusan akhir), tetapi
sengaja dan ketat.

A. Keunggulan Penelitian Ilmiah


Ciri-ciri atau karakteristik yang dapat menjadi pembeda utama dari penelitian ilmiah di
antaranya sebagai berikut:

 Purposiveness (Tujuan) yang jelas, penelitian harus memiliki tujuan yang jelas agar nantinya
dapat peneliti dapat fokus pada satu tujuan tersebut.
 Rigor (ketepatan). Penelitian rigorous melibatkan dasar teori yang baik dan metodologi yang
cermat, sehingga memungkinkan peneliti memperoleh informasi yang tepat dari sampel yang tepat
dengan derajat kesalahan yang kecil dan memfasilitasi penyatuan analisis.
 Testability (dapat diuji), penelitian ilmiah memungkinkan untuk menguji hipotesis untuk melihat
apakah data yang diperoleh mendukung dugaan atau hipotesis yang dibuat berdasarkan
pembelajaran atas masalah yang dihadapi.
 Replicability, merupakan hipotesis yang telah dilakukan, akan selalu bersesuaian jadi hipotesis
pertama didukung dengan hipotesis berikutnya. Jadi, hipotesis yang dibuat benar-benar
terjadi karena tidak terjadi pertentangan didalamnya.
 Precision dan confidence, precision menggambarkan derajat keakuratan hasil dari sampel dengan
hal yang sebenarnya terjadi. Sedangkan confidence mengacu pada kemungkinan kebenaran atas
estimasi yang dibuat. Semakin besar precision dan confidence yang kita peroleh dari penelitian
maka semakin ilmiah dan semakin berguna hasilnya.
 Objetivity, pengambilan kesimpulan dari hasil analisis data haruslah objektif dimana
didasarkan pada fakta dan bukannya opini. Karena ketika pengambilan kesimpulannya tidak
objektif maka hasil analisis tersebut tidak berguna karena tidak menggambarkan keadaan yang
sebenarnya.

 Generalizability, digambarkan sebagai luasnya pengaplikasian hasil dari penelitian, semakin


dapat diaplikasikan akan semakin bernilai ilmiah hasil penelitian tersebut dan akan lebih
membutuhkan banyak biaya untuk membuatnya.

 Parsimony (sederhana), maksudnya semakin sedikit jumlah variabel yang dijelaskan dalam
variance akan lebih efisien dibandingkan variabel yang rumit yang akan mempersulit
penjelasan variance.

B. Hipotesis – Metode Deduktif


Penelitian ilmiah dimulai dengan suatu tujuan tertentu. Sebuah pernyataan masalah menyatakan
tujuan umum penelitian. Penalaran deduktif adalah penerapan teori umum untuk kasus tertentu
contohnya pengujian hipotesis. Sedangkan penalaran induktif merupakan suatu proses dimana kita
mengamati fenomena tertentu dan atas dasar ini sampai pada kesimpulan umum. Kedua proses
induktif dan deduktif ini sering digunakan dalam penelitian.
C. Langkah-langkah dalam Penyusunan Hipotesis - Metode Deduktif
Terdapat tujuh langkah yang terlibat dalam metode hipotetis-deduktif yaitu:
1. Mengidentifikasi area permasalahan yang luas

Penurunan penjualan, hasil akuntansi yang tidak benar, investasi dengan imbal hasil rendah,
karyawan yang tidak bersemangat dalam pekerjaan mereka, dan sejenisnya, bisa menarik
perhatian manajer untuk melakukan sebuah proyek penelitian.
2. Menentukan pernyataan masalah

Penelitian ilmiah dimulai dengan tujuan tertentu. Sebuah pernyataan masalah menyatakan
tujuan umum penelitian.
3. Mengembangkan hipotesis

Jaringan hubungan antara masalah dan variabel-variabel yang mempengaruhi identifikasi. Sebuah
hipotesis ilmiah harus memenuhi dua persyaratan yaitu hipotesis harus dapat diuji dan hipotesis
harus difalsifikasi (kita hanya dapat membuktikan hipotesis kami sampai mereka dibantah).
4. Menentukan langkah-langkah
Variabel dalam kerangka teori harus dapat diukur dalam beberapa cara. Beberapa variabel
tidak dapat diukur secara kuantitatif, seperti karyawan tidak responsif, kita perlu
mengoperasionalkan variabel ini.
5. Pengumpulan data

Data sehubungan dengan setiap variabel dalam hipotesis harus diperoleh. Ada dua jenis data
yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
6. Analisis data

Dalam langkah ini, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat apakah
hipotesis yang dihasilkan telah didukung. Analisis data kuantitatif dan kualitatif dapat
dilakukan untuk menentukan apakah hubungan tertentu adalah penting.Data kualitatif mengacu
pada informasi yang dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Data ini biasanya untuk
objek daripada tidak dapat diukur secara fisik, seperti perasaan dan sikap. Data kuantitatif
mengacu pada informasi yang dikumpulkan tentang obyek yang dapat diukur secara fisik. Peneliti
bisa mendapatkan data tersebut melalui catatan perusahaan, statistik pemerintah, atau catatan
resmi apapun.
7. Interpretasi data
Langkah ini dimana kita harus memutuskan apakah hipotesis didukung atau tidak, dengan
menafsirkan makna hasil atau analisis data. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti akan membuat
rekomendasi dalam rangka memecahkan masalah di tangan.

D. Penalaran Deduktif dan Induktif


 Deductive reasoning awalnya dilakukan dengan teori yang umum lalu kemudian
diaplikasikan ke masalah yang spesifik. Dalam proses ini akan dilihat apakah teori umum yang
digunakan mampu menjelaskan masalah yang dihadapi dalam penelitian.
 Inductive reasoning prosesnya diawali dengan mengobservasi hal-hal spesifik dan
berujung pada kesimpulan umum.

E. Beberapa Hambatan dalam Melakukan Penelitian Ilmiah pada Lingkup


Manajemen
Dalam lingkup manajemen, kemungkinan melakukan penyelidikan yang 100% ilmiah tidak selalu
dapat terjadi. Hal ini terjadi karena terjadi kesulitan dalam mengukur dan mengumpulkan data
dalam lingkungan yang di dalamnya mudah ditemukan hal yang berkaitan dengan subjektifitas, emosi,
sikap, dan persepsi. Kesulitan juga ditemukan ketika memperoleh sampel yang representatif, serta
ada hal yang membatasi penemuan.
F. Pendekatan Alternatif Penelitian
 Positivism. Ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah dilihat sebagai jalan menuju
kebenaran.
 Constructionism. Berlawanan dengan penganut pendekatan positif yang menganggap ada objek
kebenaran.
 Critical Realism. Merupakan kombinasi dari kedua pendekatan sebelumnya. Disini
digunakan tringulasi untuk mendapatkan ide yang lebh baik mengenai apa yang terjadi di
sekeliling kita.
 Pragmatism. Pendekatan ini merasa bahwa penelitian baik secara objektif, mengobservasi
fenomena, dan penilaian subjektif dapat menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat,
tergantung dari alasan ketika melakukan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai