Maternitas Fix Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Maternitas Fix Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
PLASENTA PREVIA
DIRUANG AN-NISA RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA
PADANG
Oleh :
Rahma Tiana Putri, S.Kep
(2114901032)
( ) ( )
BAB I
PLASENTA PREVIA
1. Definisi
abnormal yakni pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan ostium uteri internal (OUI). (FK Unpad, 2012). Plasenta previa
adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Hanifa, 2011).
2. Etiologi
a) Umur penderita
b) Paritas
Pada paritas yang tinggi kejadian plasenta previa makin besar karena
hasil konsepsi.
bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus, dimana hal ini
dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah agak merentang
selama kehamilan lanjut dan persalinan, dalam usaha mencapai dilatasi serviks dan
kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding uterus sampai tingkat tertentu tidak
Zigot yang tertanam sangat rendah dalam kavum uteri, akan membentuk plasenta
yang pada awal mulanya sangat berdekatan dengan ostimintenum. Plasenta yang
plaseta tumbuh di segmen bawah rahim ).Pelebaran pada segmen bawah uterus dan
pembukaan servik akan menyebabkan bagian plasenta yang diatas atau dekat ostium
akan terlepas dari dinding uterus. Segmen bawah uterus lebih banyak mengalami
perubahan pada trisemester III. Perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidak
mampuan serabut otot segmen bawah uterus berkontraksi seperti pada plasenta letak
4. Pathway
Riwayat Riwayat
Kehamilan Riwayat insisi Kehamilan >35 th
aborsi kelahiran besar
ganda uterus
Plasentaprevia
Syok hipovolemik
Gangguan keseimbangan
cairan Hipoksia
jaringan/organ
pada janin Gangguan pervusi
jaringan utero plasenta
(janin)
Resiko tinggi
5. Manifestasi
cedera (janin) Klinis
Tanda gejala plasenta previa pada ibu hamil antara lain:
j. Penurunan kepala masih tinggi atau belum masuk pintu atas panggul.
6. Klasifikasi
Plasenta previa totalis yaitu ostium uteri internum tertutup seluruhnya oleh
plasenta.
Plasenta previa parsialis yaitu ostium uteru internum tertutup sebagian oleh
plasenta.
Plasenta previa marginalis yaitu pinggir bawah plasenta sampai pada pinggir
bawah uterus.
c. Derajat III : Plasenta telah terletak pada sebagian ostium uteri internum
d. Derajat IV: plasenta telah berada tepat pada segmen bawah rahim.
7. Komplikasi
(operasi pengangkatan rahim).
8. Pencegahan
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada klien dengan plasenta previa yaitu :
diperiksa faktor pembekuan darah, waktu perdarahan dan gula darah sewaktu.
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan plasenta previa menurut Krisnadi (2015) yaitu:
1) Pada perdarahan pertama, prinsipnya, jika usia kehamilan belum optimal,
kehamilan masih dapat dipertahankan karena perdarahan pertama umumnya tidak
berat dan dapat berhenti dengan sendirinya. Pasien harus dirawat dengan istirahat
baring total dirumah sakit, dengan persiapan transfuse darah dan operasi sewaktu-
waktu. Akan tetapi jika pada perdarahan pertama itu telah dilakukan pemeriksaan
dalam/ vaginal touch, kemungkinan besar akan terjadi perdarahan yang lebih
berat sehingga harus diterminasi
2) Cara persalinan
Faktor-faktor yang menentukan sikap/tindakan persalinan mana yang akan
dipilih:
a. jenis plasenta previa
b. banyaknya perdarahan
c. KU ibu
d. Keadaan janin
e. Pembukaan jalan lahir
f. Paritas
g. Fasilitas rumah sakit
- Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal)
- Nifedipin 3 x 20 mg/hari
maturitas janin.
- Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim operasi telah siap
anensefali)
- Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh melewati PAP (2/5
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, dan medical record.
b) Keluhan utama: gejala pertama perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu atau trimester III.
- Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang.
- Sebab perdarahan; plasenta dan pembuluh darah yang robek;
terbukanya osteum manipulasi intravaginal atau rektal.
- Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan plasenta.
c) Inspeksi
- Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
d) Palpasi abdomen
- Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
- Sering dijumpai kesalahan letak.
- Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating.
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi:
- Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH).
- Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
- Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
- Jenis anetesi dan kesulitan persalinan.
- Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
- Komplikasi pada bayi.
- Rencana menyusui bayi.
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap diperlukan untuk menetukan taksiran
persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus
naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat
berakibat buruk pada pembentukan organ seksual pada janin.
d) Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat
infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
1. Keadaan umum : Lemah
e. Mulut : Normal, tidak ada lesi dan tidak ada perubahan bentuk
bibir
h. Payudara
4. kebutuhan dasar :
c. Resiko infeksi
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Nyeri NOC NIC : Menejemen Nyeri
Setelah dilakukan Lakukan pengkajian nyeri secara
tindakan asuhan komprehensif (lokasi, karakteristi,
keperawatan 1x 24 jam frekuensi, faktor prepitasi)
diharapkan nyeri hilang Observasi reaksi non verbal dari
dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan
1. Mengenal kapan Control lingkungan yang dapat
nyeri terjadi mempengaruhi nyeri
2. Melaporkan nyeri Kurangi faktor prepitasi
yang terkontrol Ajarkan teknik non farmakologi
3. Mengenali apa
Dukung istrahat/ tidur yang adekuat
yang terkait
untuk membantu menurunkan nyeri
dengan gejala
nyeri
4. Menggunakan
analgesic yang
direkomendasikan
5. Menggambarkan
faktor penyebab