Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FISIKA DASAR

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA DAN TITIK BERAT

DOSEN PENGAMPU : PRIHANIKA,S.T.,M.T.

DISUSUN OLEH :

MARTUA RISA MUNTHE (193020504026)

JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


A.      Kesetimbangan Benda Tegar   
Kesetimbangan adalah suatu  kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya
sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
1.    Benda yang diam (statik), contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-
lain.
2.    Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa,
gerak kereta api di luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1.    Kesetimbangan partikel
2.    Kesetimbangan benda
B.       Keseimbangan Partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi
(tidak mengalami gerak rotasi) sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik materi.
Semua gaya yang bekerja pada benda yang dianggap partikel hanya menyebabkan gerak
translasi ( benda tidak mengalami gerak rotasi).
Maka, syarat kesetimbangan partikel adalah jika resultan gaya luar yang bekerja pada partikel
tersebut sama dengan nol.
Dengan kata lain, suatu partikel dikatakan seimbang bila partikel tersebut tidak mengalami
percepatan ( α = 0 ) yang berarti benda tersebut tidak mengalami resultan gaya luar ( SF = 0 )
Dalam keadaan seimbang, keadaan partikel dapat berada dalam keseimbangan statik (diam)
atau dalam keseimbangan mekanik ( bergerak lurus beraturan dengan v  tetap )
Apabila terdapat 3 buah gaya yang bekerja pada suatu titik partikel dan partikel tersebut
berada dalam keadaan seimbang maka berlaku hubungan:
C.      Keseimbangan Benda
Sebuah benda tegar berada dalam  keseimbangan  mekanis bila dilihat dari suatu kerangka
acuan inersial, jika :
a. percepatan linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0.
b. percepatan sudutnya sama dengan nol, a = 0.
Untuk vpm = 0 dan w = 0 disebut keseimbangan statik.
Bila apm = 0, maka Feks = 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi) diperoleh :
                       
F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau å Fx = 0
                        F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau å Fy = 0
                        F1z + F2z + ... + Fnz = 0 atau å Fz = 0
Bila a = 0, maka teks = 0 dan diperoleh
                        t1x + t2x + ... + tnx = 0 atau åtx = 0
                        t1y + t2y + ... + tny = 0 atau åty = 0
                        t1z + t2z + ... + tnz = 0 atau åtz = 0
Dalam kasus tertentu dimana gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan bidang
xy) diperoleh :
                        F1x + F2x + ... + Fnx = 0 atau å Fx = 0
                        F1y + F2y + ... + Fny = 0 atau å Fy = 0
                        t1z + t2z + ... + tnz = 0 atau åtz = 0
åtz = 0 ini terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut.
D.      Jenis keseimbangan
Ada tiga jenis kesetimbangan, yaitu :
a.    Kesetimbangan stabil (kesetimbangan mantap)
            Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan
gaya padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan
kembali pada kesetimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi potensialnya).
b.    Kesetimbangan labil (kesetimbangan goyah)
Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka benda tidak dapat
kembali pada kesetimbangan semula.
Contoh: Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).
c.    Kesetimbangan netral (kesetimbangan indeferen)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara memberikan gaya
padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun. Jika gaya itu dihilangkan, maka
benda akan setimbang pada sembarang keadaan.
Contoh : Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik beratnya (energi
potensialnya).
Konsep benda tegar
Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan
suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda
itu. Pada sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-
titik lainya.
Kesetimbangan benda tegar
Kesetimbangan terbagi dua yaitu :
1. Statik ( ∑F = 0 ; a = o )
2. Dinamik ( a = o ; v = konstan )
Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja
pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhatad sembarang titik pada benda tegar itu
sama dengan nol .
Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil,
kesetimbangan labil, dan kesetimbangan indiferen ( netral ).
a.    Keseimbangan Stabil
Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda di mana apabila dipengaruhi
oleh gaya atau gangguan kecil benda tersebut akan segera ke posisi keseimbangan semula.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng akan kembali ke posisi
semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu gaya.
b.    Keseimbangan  Labil
Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan sedikit
gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi keseimbangan semula. Pada Gambar 6.15
menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang cembung. Ketika diberi
gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi
awalnya. Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika dipengaruhi
suatu gaya.
c.     Keseimbangan  Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda yang apabila
diberikan sedikit gaya maka benda tersebut tidak mengalami perubahan titik berat benda.
Keseimbangan Dinamik yaitu keseimbangan yang terjadi pada benda ketika bergerak
dengan kecepatan konstan, dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a.     Keseimbangan Translasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak tanpa
mengalami percepatan linier (v= konstan, a= 0)
b.    Keseimbangan Rotasi adalah keseimbangan yang dialami benda ketika bergerak dengan
kecepatan sudut konstan (ω= konstan, a= 0)
Keseimbangan Tiga Gaya secara sederhana diuraikan dengan menggunakan aturan sinus
dalam segitiga. Jika gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik berada dalam keadaan seimbang 
F1 + F2 + F3  = 0
E.       Titik berat benda
Titik berat benda dapat didefinisikan sebagai titik ketika gaya berat benda bekerja pada
benda atau titik tangkap gaya gravitasi yang bekerja pada benda.
a.    Titik berat benda homogen yang bentuknya teratur terletak pada perpotongan diagonalnya
b.    Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat ditentukan dengan
koordinat (X0 , Y0)
c.    Untuk benda sembarang bentuknya,letak titik berat dapat ditentukan sebagai berikut.
d.   Benda digantung, kemudian ditarik garis vertikal segaris dengan tali
e.    Ulangi  untuk ujung penggantung  yang berbeda, kemudian tarik garis vertikal segaris
dengan tali
f.     Perpotongan kedua garis tersebut merupakan titik berat benda

1)      Momen Gaya
Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk
memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat dirumskan
dengan :
Besar momen gaya:
τ = F . L. sin ατ 
ket:
F = besar gaya (N)
L= panjang lengan gaya (m)
τ = besar momen gaya (N.m)
α = sudut antara arah lengan gaya dan arah gaya
Jadi, Torsi atau Momen Gaya adalah hasil kali gaya dengan jarak suatu titik ke garis kerja
gaya .
Arah momen gaya memenuhi kaidah tangan kanan, dimana genggaman jari menyatakan
arah rotasi dan ibu jari sebagai arah momen gaya.
1.    Arah momen gaya searah jarum jam diber tanda negative
2.    Arah momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam diberi tanda positif
2)      Momen Inersial
Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r²). Jika
kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :
I = mr² (kg.m²)
Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :
I = ∑mn . rn² (kg.m²)
= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²

3)      Momen Sudut
       Arah kecepatan sebuah titik partikel yang melakukan gerak rotasi pada suatu titik
merupakan arah garis singgung di titik tersebut. Selama titik partikel melakukan gerak rotasi,
karena mempunyai massa dan kecepatan maka titik partikel tersebut mempunyai momentum.
Momentum yang dimiliki oleh titik partikel yang melakukan gerak rotasi disebut dengan
momentum sudut (momentum anguler), yang diberi lambang dengan L.
       Besar dari momentum sudut dinyatakan dengan persamaan:
       L= m . v . R
       Ket:
       m = massa (kg)
       v = kecepatan (m/s)
       R = jari-jari lintasan (m)
       L= momentum sudut (kg m2/s)
       Dari persamaan L= m . v . R didapat m . v = p (momentum linier)
       Sehingga didapat:
       L= p.R
       Ket:         
       p = momentum partikel
       R = vektor posisi partikel
       Arah momentum sudut dapat dicari dengan aturan tangan kanan yaitu ketika kita
mengepalkan keempat jari kita dari arah R ke arah Pmaka arah ibu jari menunjukkan arah
momentum sudut L.

4)      Hukum Kekekalan Momen sudut


Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Dalam gerak linear kita telah mempelajari apabila tidak ada gaya dari luar sistem maka
momentum sudut total sistem adalah kekal, atau tidak berubah. Dari Persamaan momentum
sudut diatas tampak jika torsi pada suatu sistem adalah nol maka dL =0 atau perubahan
momentum sudutnya nol, atau momentum sudutnya kekal. Apabila τ = 0 maka L konstan,
merupakan hukum kekekalan momentum.
Sebagai contoh seorang penari balet berputar dengan kecepatan sudut w, momen inersianya
Im. Bila dia kemudian merentangkan kedua tangannya sehingga momen inersianya menjadi Ia,
berapa kecepatan sudut penari sekarang? Kita bisa menyelesaikan dengan menggunakan hukum
kekekalan momentum sudut. Pada penari tidak ada gaya dari luar maka tidak ada torsi dari luar,
sehingga momentum sudut kekal :
Lm = La
Lm ωm =Ia ωa
Penari merentangkan kedua tangannya maka momen inersianya menjadi bertambah. Ia > Im
maka kecepatan sudut penari menjadi berkurang.
\omega _{a}=\frac{I_{m}\omega _{m}}{I_{a}}
Prinsip ini juga dipakai pada peloncat indah. Saat peloncat meninggalkan papan memiliki
laju sudut ωo, terhadap sumbu horizontal yang melalui pusat massanya, sehingga dia dapat
memutar sebagian tubuhnya setengah lingkaran. Jika ia ingin membuat putaran 3 kali setengah
putaran, maka ia harus mempercepat laju sudut sehingga menjadi 3 kali  kelajuan sudut semula.
Gaya yang bekerja pada peloncat berasal dari gravitasi, tetapi gaya gravitasi tidak menyumbang
torsi terhadap pusat massanya, maka berlaku kekekalan momentum sudut. Agar laju sudutnya
bertambah maka dia harus memperkecil momen inersia menjadi 1/3 momen inersia mula-mula
dengan cara menekuk tangan dan kakinya ke arah pusat tubuhnya sehingga terbantu dengan
adanya momentum sudut dari gerakannya
5)      Energi Kinetik Pada Benda Berotasi
Energi kinetik sebenarnya menggambarkan energi yang dimiliki sebuah benda bermassa
yang bergerak dengan kecepatan tertentu. Secara matematis, energi kinetik suatu benda
dinyatakan dengan persamaan :
EK = ½ mv2
Keterangan :
EK = energi kinetik
m = massa
v = kecepatan linear alias kecepatan
Catatan :
Dalam kehidupan sehari-hari, jarang sekali kita menjumpai benda yang selalu bergerak
sepanjang lintasan lurus. Sepeda motor atau mobil yang kita tumpangi juga tidak selalu bergerak
lurus, kadang belok kalau ada tikungan, kadang silih lubang-lubang yang bertebaran di jalan.
Btw, lintasan lurus itu hanya sebuah model yang kita pakai untuk membantu kita menganalisis
gerakan benda, biar lebih mudah.
Energi Kinetik Rotasi
Jika energi kinetik translasi merupakan energi yang dimiliki oleh benda-benda yang
bergerak pada lintasan lurus, maka energi kinetik rotasi merupakan energi yang dimiliki oleh
benda yang melakukan gerak rotasi. Bedanya, dalam gerak lurus kita menganggap setiap benda
sebagai partikel tunggal, sedangkan dalam gerak rotasi, setiap benda dianggap sebagai benda
tegar (Benda dianggap terdiri dari banyak partikel. Mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan
pada pokok bahasan momen inersia).
Persamaan energi kinetik rotasi mirip dengan rumus energi kinetik. Kalau dalam gerak lurus,
setiap benda (benda dianggap partikel tunggal) mempunyai massa (m), maka dalam gerak rotasi,
setiap benda tegar mempunyai momen inersia (I). Temannya massa tuh momen inersia. Kalau
dalam gerak lurus ada kecepatan, maka dalam gerak rotasi ada kecepatan sudut. Secara
matematis, energi kinetik rotasi benda tegar, dinyatakan dengan persamaan :
Persamaan Energi Kinetik Rotasi benda tegar yang sudah gurumuda tulis di atas, sebenarnya
bisa kita turunkan dari persamaan energi kinetik translasi. Sekarang pahami penjelasan
gurumuda ini ya…
Setiap benda tegar itu dianggap terdiri dari partikel-partikel. Untuk mudahnya perhatikan
ilustrasi di bawah.
Benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel. Pada gambar, partikel diwakili
oleh titik berwarna hitam. Partikel-partikel tersebar di seluruh bagian benda itu. Jarak setiap
partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Pada gambar, sumbu rotasi diwakili oleh garis
berwarna biru.
Ketika benda tegar berotasi, semua partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu juga
berotasi. Ingat bahwa setiap partikel mempunyai massa (m). Ketika benda tegar berotasi, setiap
partikel itu juga bergerak dengan kecepatan (v) tertentu. Kecepatan setiap partikel bergantung
pada jaraknya dari sumbu rotasi. Semakin jauh sebuah partikel dari sumbu rotasi, semakin cepat
partikel itu bergerak (kecepatannya besar). Sebaliknya, semakin dekat partikel dari sumbu rotasi,
semakin lambat partikel itu bergerak (kecepatannya kecil). Untuk membantumu memahami
penjelasan gurumuda ini, silahkan mendorong pintu rumah.
Ketika kita mendorong pintu, pintu juga berotasi alias berputar pada sumbu. Engsel yang
menghubungkan pintu dengan tembok berfungsi sebagai sumbu rotasi. Nah, ketika pintu
berputar, bagian tepi pintu bergerak lebih cepat (kecepatannya lebih besar). Sebaliknya, bagian
pintu yang berada di dekat engsel bergerak lebih pelan (kecepatannya lebih kecil). Jadi ketika
sebuah benda berotasi, kecepatan (v) setiap partikel berbeda-beda, tergantung jaraknya dari
sumbu rotasi.
Karena setiap partikel mempunyai massa (m) dan kecepatan (v), maka kita bisa mengatakan
bahwa ketika sebuah benda tegar berotasi, semua partikel yang menyusun benda itu memiliki
energi kinetik (energi kinetik = energi kinetik translasi… total energi kinetik semua partikel yang
menyusun benda tegar = energi kinetik benda tegar. Secara matematis, bisa ditulis sebagai
berikut :
EK benda tegar = Total semua Energi Kinetik partikel
EK benda tegar = EK1 + EK2 + EK3 + …. + EKn
EK benda tegar = ½ m1v12 + ½ m2v22 + ½ m3v32 + …. + ½ mnvn2
Keterangan :
EK1 = ½ m1v12 = Energi Kinetik Partikel 1
EK2 = ½ m2v22 = Energi Kinetik Partikel 2
EK3 = ½ m3v32 = Energi Kinetik Partikel 3
Karena partikel yang menyusun benda tegar sangat banyak, maka kita cukup menulis titik-
titik (…..) EKn = ½ mnvn2 = Energi Kinetik partikel yang terakhir.
CONTOH SOAL :
1. Ingat bahwa batang mempunyai gaya berat yang arahnya ke bawah dan akan berkontribusi
dalam perhitungan momen gaya alasannya ialah gaya berat tegak lurus dengan lengannya. Jika
digambarkan, gaya-gaya yang bekerja akan menyerupai di bawah ini.

Dari gambar di atas terlihat bahwa torsi tanggapan gaya berat searah dengan jarum jam
sedangkan torsi tanggapan gaya ke atas berlawan dengan arah jarum jam sehinga momen gaya
total ialah :
∑τ = 20(0,4)+30(0,2)−280(0,05)
⇒∑τ = 8+6−14
⇒∑τ = 14−14
⇒∑τ = 0.

melalui atau bersama ini begitu berarti batang tidak berputar atau berada dalam kesetimbangan.

2. Jika diketahui jarak F1 ke P = 4 m dan Jarak F2 ke P = 2 m, maka tentukan torsi total yang
dialami benda pada gambar di bawah ini!

Pembahasan :
Ingat bahwa untuk mengerjakan soal ihwal torsi atau momen gaya, perhatikan gaya harus tegak
lurus dengan lengannya. Karena F2 belum tegak lurus dengan lengannya maka harus
diproyeksikan terlebih lampau menjadi F2x dan F2y menyerupai di bawah ini.
Dari gambar di atas terang terlihat bahwa gaya yang tegak lurus dengan lengannya spesialuntuk
F2y dan F1 sedangkan F2 dan F2x tidak memenuhi syarat. melaluiataubersamaini begitu, maka
momen gaya totalnya ialah :
∑τ = τ2y + τ1
⇒∑τ = F2 sin30o (2)+F1 (4) 
⇒∑τ = 20(½)(2)+10(4)
⇒∑τ = 20 +40
⇒ ∑τ = 60 Nm.

3. Tentukan momen gaya yang dialami benda pada gambar di bawah ini!

Pembahasan :
Pada gambar di atas, momen gayanya searah yaitu sama-sama searah jarum jam sehingga
resultan momen gayanya ialah jumlah dari tiruana torsi yang bekerja.
∑τ = 6(6x10-2)+4(0)+10(2x10-2)
⇒∑τ = 36x10-2 +20x10-2
⇒∑τ = 56x10-2 Nm
⇒ ∑τ = 0,56 Nm.

Anda mungkin juga menyukai