Anda di halaman 1dari 5

Modul 5 Kalorimeter

Prinsip pertukaran energi kalor antara dua buah sistem atau lebih banyak mendasari
berbagai fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Proses memasak bahan makanan,
menghaluskan pakaian dengan setrika listrik, menyambung berbagai komponen
elektronik pada papan circuit sampai dengan terapi sinar laser pada penyakit
periodontitis, semuanya memanfaatkan prinsip pertukaran kalor. Di dalam modul ini,
anda akan menyelidiki bagaimana pertukaran kalor ini dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui kalor jenis dan kalor lebur sebuah bahan. Oleh karena cukup rentan terjadi
kehilangan panas, maka pengukuran beberapa variabel eksperimen hendaknya
dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu yang relatif singkat.
5.1 Tujuan Praktikum
1. Menentukan kalor jenis bahan
2. Menentukan kalor lebur es

5.2 Peralatan dan Bahan Praktikum


1. Kalorimeter dan pengaduknya 1 buah
0
2. Termometer 100 C 1 buah
3. Pemanas listrik 1 buah
4. Kubus logam 1 buah
5. Neraca 1 buah
6. Es 1 buah
7. Air 1 buah

5.3 Dasar Teori


Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Bagan sebuah
kalorimeter ditunjukkan oleh Gambar 5.1 berikut :

Termometer

Pengaduk
Kalorimeter

Penutup
luar
Gambar 1

Gambar 5.1

Bila suatu benda menerima kalor maka kemungkinan benda tersebut mengalami
kenaikan suhu atau perubahan wujud (melebur, menguap atau menyublim). Kalor yang
diterima oleh suatu benda yang mengalami kenaikan suhu sebanding dengan perubahan
suhu, dan massanya dan bergantung dari jenis bendanya. Secara matematis dituliskan
Q = m . c . T (5.1)
dengan Q = banyaknya kalor (kalori)
m = massa zat (gr)
0
c = kalor Jenis (kal/gr C)
T = perubahan suhu (T)
Dari pernyataan di atas maka kalor jenis bahan didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu
satuan suhu.
Pada saat benda mulai melebur (berubah fase dari padat ke cair) kalor yang
diterimanya tidak digunakan untuk menikkan suhu melainkan untuk merubah
wujudnya. Jadi peristiwa melebur terjadi pada suhu yang tetap. Kalor yang dibutuhkan
sebanding dengan massa zat dan tergantung dari jenisnya. Pernyataan ini dirumuskan :

Q= m.L (5.2)
dengan
Q = kalor yang dibutuhkan selama zat melebur (kal)
m = massa (gr)
L = kalor lebur (kal/gr)
Dengan demikian kalor lebur menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu
satuan massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
Dalam suatu sistem yang tertutup, energi dari sistem tetap. Berdasarkan hal ini
maka pada sistem yang terjadi dari benda-benda yang memiliki suhu berbeda akan
terjadi pertukaran kalor sesuai dengan hubungan :
Q1=Q2 (5.3)
dengan
Q1 = Kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah
Q2 = Kalor yang dilepas oleh benda yang bersuhu lebih tinggi
Apabila persamaan (5.3) diterapkan pada kalorimeter yang diisi air untuk menentukan
kalor jenis suatu benda maka berlaku hubungan :

mk Ck  ma Ca Tc - Ta 
Cb  (5.4)
mb Tb - Tc 
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es digunakan persamaan

Les 
m k Ck  ma Ca Tc - Ta  - mc Ca Tc
m (5.5)
es
dengan :
0
Cb = kalor jenis bahan yang akan dicari (kal/gr C)
Ck = kalor jenis kalorimeter dan pengaduknya
Ca = kalor jenis air
ma = massa air (gr)
mk = massa kalorimeter (gr)
mb = massa bahan (gr)
mc = massa campuran (gr)
mes = massa es (gr)
Les = kalor lebur es (kal/gr)
o
Ta = suhu air mula-mula ( C)
o
Tb = suhu awal bahan ( C)
o
Tc = suhu campuran setimbang ( C)

5.4. Prosedur Percobaan


a. Menentukan Kalor Jenis Bahan
1. Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai mk.
2. Isilah kalorimeter dengan air, kemudian timbang dan catat sebagai m ak maka
ma= mak-mk.
3. Masukkan kalorimeter ke dalam bejana pelindung, kemudian tutuplah. Pasang
termometer dan bacalah suhu awal air sebagai Ta.
4. Timbanglah bahan (balok tembaga) yang akan ditentukan kalor jenisnya sebagai
mb.
5. Panaskan bahan tersebut di dalam pemanas hingga mencapai suhu tertentu
0
(minimal 75 C).
6. Catat suhu benda sebagai Tb, kemudian dengan cepat masukkan ke dalam
kalorimeter dan ditutup rapat-rapat.
7. Melalui pengaduk yang telah diberi isolasi, aduklah perlahan-lahan. Suhu air
perlahan-lahan akan naik kemudian turun lagi. Catat suhu tertinggi yang
diperoleh (Tc)
8. Ulangi percobaan di atas (langkah 1 – 7) sebanyak 3 kali.
9. Ulangi langkah 1 – 8 untuk jenis bahan yang berbeda (balok kuningan).
b. Menentukan Kalor Lebur Es
1. Timbang kalorimeter dan pengaduk secara bersama-sama, catat sebagai mk.
2
2. Isilah kalorimeter dengan sejumlah air (± /3 volume kalorimeter), kemudian
timbang dan catat sebagai mak, maka ma = mak - mk.
o
3. Panaskan air bersama kalorimeter tsb. Hingga suhunya sekitar 70 C. Catat
sebagai Ta.
4. Angkat kalorimeter dengan cepat dan masukkan ke dalam bejana pelindung
5. Masukkan sepotong es yang telah disiapkan ke dalam kalorimeter, tutup rapat-
rapat dan aduk pelan-pelan.
6. Catat suhu seimbang yang diperoleh sebagai T c.
7. Timbang massa air, kalorimeter dan es tersebut (m c) sehingga diperoleh massa
es mes= mc – mak.
8. Ulangi langkah di atas untuk mendapatkan 3 kali pengulangan.

5.5 Tugas Pendahuluan


1. Sebut dan jelaskan peristiwa yang mungkin terjadi bila benda melepas kalor !
2. Apa yang dimaksud dengan :
a. Kalor jenis e. Titik lebur normal
b. Kapasitas kalor f. Kalor uap
c. Kalor lebur g. Kalor embun
d. Kalor beku h. Titik didih normal
3. Jelaskan bagaimana anda memahami azas Black disertai dengan contoh
penerapan dalam kehidupan sehari-hari ?
4. Turunkan persamaan yang anda gunakan dalam percobaan ini (persamaan (5.4)
dan persamaan (5.5)) !

5.6 Tugas Laporan Resmi


1. Hitung kalor jenis bahan yang telah dilakukan dalam percobaan beserta ralatnya.
2. Hitunglah pula kalor lebur untuk es beserta ralatnya.
3. Bandingkan semua hasil yang diperoleh dengan tabel literatur.
4. Analisa faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan hasil.
5. Apa kesimpulan anda ?

Anda mungkin juga menyukai