Prinsip pertukaran energi kalor antara dua buah sistem atau lebih banyak mendasari
berbagai fenomena di dalam kehidupan sehari-hari. Proses memasak bahan makanan,
menghaluskan pakaian dengan setrika listrik, menyambung berbagai komponen
elektronik pada papan circuit sampai dengan terapi sinar laser pada penyakit
periodontitis, semuanya memanfaatkan prinsip pertukaran kalor. Di dalam modul ini,
anda akan menyelidiki bagaimana pertukaran kalor ini dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui kalor jenis dan kalor lebur sebuah bahan. Oleh karena cukup rentan terjadi
kehilangan panas, maka pengukuran beberapa variabel eksperimen hendaknya
dilakukan dengan hati-hati dan dalam waktu yang relatif singkat.
5.1 Tujuan Praktikum
1. Menentukan kalor jenis bahan
2. Menentukan kalor lebur es
Termometer
Pengaduk
Kalorimeter
Penutup
luar
Gambar 1
Gambar 5.1
Bila suatu benda menerima kalor maka kemungkinan benda tersebut mengalami
kenaikan suhu atau perubahan wujud (melebur, menguap atau menyublim). Kalor yang
diterima oleh suatu benda yang mengalami kenaikan suhu sebanding dengan perubahan
suhu, dan massanya dan bergantung dari jenis bendanya. Secara matematis dituliskan
Q = m . c . T (5.1)
dengan Q = banyaknya kalor (kalori)
m = massa zat (gr)
0
c = kalor Jenis (kal/gr C)
T = perubahan suhu (T)
Dari pernyataan di atas maka kalor jenis bahan didefinisikan sebagai banyaknya kalor
yang dibutuhkan oleh satu satuan massa zat untuk menaikkan suhunya sebesar satu
satuan suhu.
Pada saat benda mulai melebur (berubah fase dari padat ke cair) kalor yang
diterimanya tidak digunakan untuk menikkan suhu melainkan untuk merubah
wujudnya. Jadi peristiwa melebur terjadi pada suhu yang tetap. Kalor yang dibutuhkan
sebanding dengan massa zat dan tergantung dari jenisnya. Pernyataan ini dirumuskan :
Q= m.L (5.2)
dengan
Q = kalor yang dibutuhkan selama zat melebur (kal)
m = massa (gr)
L = kalor lebur (kal/gr)
Dengan demikian kalor lebur menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh satu
satuan massa zat padat untuk merubah seluruh wujudnya menjadi cair.
Dalam suatu sistem yang tertutup, energi dari sistem tetap. Berdasarkan hal ini
maka pada sistem yang terjadi dari benda-benda yang memiliki suhu berbeda akan
terjadi pertukaran kalor sesuai dengan hubungan :
Q1=Q2 (5.3)
dengan
Q1 = Kalor yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah
Q2 = Kalor yang dilepas oleh benda yang bersuhu lebih tinggi
Apabila persamaan (5.3) diterapkan pada kalorimeter yang diisi air untuk menentukan
kalor jenis suatu benda maka berlaku hubungan :
mk Ck ma Ca Tc - Ta
Cb (5.4)
mb Tb - Tc
Sedangkan untuk menentukan kalor lebur es digunakan persamaan
Les
m k Ck ma Ca Tc - Ta - mc Ca Tc
m (5.5)
es
dengan :
0
Cb = kalor jenis bahan yang akan dicari (kal/gr C)
Ck = kalor jenis kalorimeter dan pengaduknya
Ca = kalor jenis air
ma = massa air (gr)
mk = massa kalorimeter (gr)
mb = massa bahan (gr)
mc = massa campuran (gr)
mes = massa es (gr)
Les = kalor lebur es (kal/gr)
o
Ta = suhu air mula-mula ( C)
o
Tb = suhu awal bahan ( C)
o
Tc = suhu campuran setimbang ( C)