Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL JURNAL RIVIEW

STATISTIKA TERAPAN

NAMA MAHASISWA : Muhammad Irsan Hasibuan


NIM : 5191122010
DOSEN PENGAMPU : Dr. bonaraja purba M, Si
MATA KULIAH : STATISTIKA TERAPAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
1 Judul Jurnal Utama:

Kemampuan Penalaran Statistis Siswa Pada Materi Penyajian Data


Histogram Melalui Pembelajaran PMRI

Jurnal Pembanding:

Penerapan Model Problem Based Learning Pada Materi Histogram


Dan Poligon Frekuensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di
Kelas XC Keperawatan SMK Nusantara Palu

2 Jurnal Jurnal Utama:


Jurnal Pendidikan Matematika

Jurnal Pembanding:
Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako

3 Download Jurnal Utama :

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/
jpm/article/download/5460/pdf&ved=2ahUKEwiysda43a7hAhWC7
XMBHTyZA28QFjAGegQIAxAB&usg=AOvVaw3YG3ZDwTaZ4
9559P7msgE3

Jurnal Pembanding:

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.
php/JEPMT/article/download/10767/8444&ved=2ahUKEwiysda43a
7hAhWC7XMBHTyZA28QFjAAegQIBhAC&usg=AOvVaw2CdB
1cnoh3KJ8Oh2DOF6WL

4 Volume dan Jurnal Utama:


Halaman
Vol. 13 No. 1, Hal 21-40

Jurnal Pembanding:

Vol. 5 No. 4, Hal 492-503

5 Tahun Jurnal Utama:

2019

Jurnal Pembanding:

2018

6 Penulis Jurnal Utama:

Sholihatun Nisa
Zulkardi
Ely Susanti

Jurnal Pembanding:

Windy Wijayasari
Evie Awuy
Dasa Ismaimuza

7 Reviewer Jurnal Utama:

Dini Khoirunnisa Sofyan

Jurnal Pembanding:

Dini Khoirunnisa Sofyan

8 Tanggal Jurnal Utama:

04 April 2019

Jurnal Pembanding:

04 April 2019

9 Abstrak
Penelitian

Tujuan Penelitian Jurnal Utama:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan


penalaran statistis siswa pada materi penyajian data histogram
melalui pembelajaran PMRI di SMA Negeri 11 Palembang

Jurnal Pembanding:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model


Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi histogram dan poligon frekuensi di kelas XC
Keperawatan SMK Nusantara Palu
Subjek Penelitin Jurnal Utama:

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 5 dengan jumlah
siswa 40 orang

Jurnal Pembanding:

Subjek penelitian ialah siswa kelas XC Keperawatan SMK


Nusantara Palu pada tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 25
siswa, 22 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki

Assesment Data Jurnal Utama:

Assesment data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


menggunakan teknik pengumpulan data deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana gambaran kemampuan penalaran
statistis siswa pada materi penyajian data histogram melalui
pembelajaran PMRI yang dideskripsikan secara kuantitatif dan
kualitatif, pada penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari 4
soal uraian dan wawancara sebagai penguat data dari hasil tes

Jurnal Pembanding:

Assesment data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan


menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi, tes,
wawancara, dan catatan lapangan.
Kata Kunci Jurnal Utama:
Kemampuan Penalaran Statistis, Pendidikan Matematika Realisitik
Indonesia (PMRI)

Jurnal Pembanding:

Model Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, Histogram


dan Poligon Frekuensi

10 Pendahuluan

Latar belakang Jurnal Utama:


dan Teori
Statistika adalah materi yang sering ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dan diberbagai cabang ilmu pengetahuan. Pada zaman
ini penggunaan statistika telah meluas di berbagai bidang ilmu,
seperti ekonomi, sosiologi, psikologi, kesehatan, dan bidang ilmu
lainnya, bahkan statistika dimanfaatkan oleh perusahaan-
perusahaan besar dunia untuk memperoleh hasil terbaik.
Berdasarkan hal diatas memperlihatkan bahwa statistika merupakan
ilmu yang sangat penting dan banyak manfaatnya bagi kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan kurikulum di Indonesia, materi statistika
diajarkan dalam setiap jenjang pendidikan yaitu dari tingkat sekolah
dasar hingga tingkat perguruan tinggi. Menurut Sudjana (2005)
Statistika merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang
prinsipnya terdapat kegiatan tentang pengumpulan data, pengolahan
data, penganalisaan data, serta penarikan kesimpulan berdasarkan
hasil analisa data. Menurut Garfield (2002) agar seseorang dapat
menggunakan statistika secara optimal, diperlukan kemampuan
statistis yaitu dalam memahami konsep-konsep statistika,
representasi grafik serta interpretasi data dan peluang.
Kemampuan ini disebut kemampuan penalaran statistis. Salah satu
bentuk representasi data yaitu histogram. Menurut Lee C dan
Meletiou M (2003) histogram adalah salah satu alat penyajian data
yang digunakan dalam statistika untuk mengetahui bentuk dan
perubahan sebuah distribusi. Kemampuan dalam membentuk dan
menginterpretasi sebuah grafik juga merupakan bagian terpenting
dalam pembelajaran statistika (NCTM, 2000) sehingga semua siswa
sekolah menengah atas seharusnya bisa melakukan itu. Namun,
siswa masih cenderung bingung membedakan antara diagram
batang dan histogram. Selain itu juga siswa mengalami kesulitan
dalam membaca dengan tepat informasi dari histogram dan
mengidentifikasi representasi skala dalam garis vertikal maupun
horizontal sehingga siswa masih kesulitan dalam memahami dan
menalar tentang representasi grafik dari distribusi, khususnya pada
histogram (Delmas, Garfield, dan Ooms, 2005). Pembelajaran
statistika di sekolah juga kurang memperhatikan cara bernalar
secara statistis karena siswa belajar secara prosedural berdasarkan
apa yang dicontohkan oleh guru dan tidak memahami apa dan
bagaimana itu bisa didapatkan. Selain itu menurut Rosidah (2016)
mengatakan siswa tidak dapat melakukan penalaran statistis dengan
baik karena siswa belum mampu menafsirkan serta mengambil
kesimpulan sesuai konteks yang diberikan.

Jurnal Pembanding:

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai


peranan penting dalam pendidikan, hal ini disebabkan karena
matematika adalah ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam
berbagai bidang kehidupan. Mata pelajaran matematika dipelajari di
semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA bahkan juga di
perguruan tinggi dan mendapatkan porsi waktu jam pelajaran yang
lebih banyak dibandingkan mata pelajaran lain. Selain itu,
matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern mempunyai peranan dalam
berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia,
(Depdiknas, 2006:9). Satu diantara pokok bahasan matematika yang
diajarkan di kelas X SMK adalah pokok bahasan statistika.
Statistika adalah salah satu materi yang diperoleh siswa baik tingkat
SD, SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi. Soal-soal pada materi
statistika adalah soal yang persentase jumlahnya paling banyak
diujikan dalam Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dibandingkan persentase soal pada bab lain. Selain itu,
dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai peranan
statistika dalam beberapa aspek kehidupan, misalnya pengumpulan
data tentang minat siswa dalam pemilihan jurusan, jumlah
kepadatan penduduk dan lain sebagainya, yang biasanya disajikan
dalam bentuk tabel atau diagram. Dengan statistika data-data yang
diperoleh dapat disajikan dalam tabel dan diagram sehingga
mempermudah untuk membacanya. Kemampuan komunikasi
matematis siswa pada materi statistika dapat dilihat ketika siswa
menyampaikan ide atau suatu gagasan dalam bentuk gambar, grafik
atau diagram (Nofitasari, 2014:1). Informasi lain yang diperoleh
peneliti yaitu siswa jarang mengajukan pertanyaan atau menjawab
pertanyaan dari guru, siswa kurang aktif dalam pembelajaran,
keaktifan kelas masih didominasi oleh siswa yang pandai, siswa
melakukan kesalahan dalam menyajikan data bentuk histogram dan
poligon frekuensi. Siswa menganggap materi ini kurang menarik
karena tidak ada relevansinya dengan kehidupan nyata dan metode
pelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru, sehingga siswa
kurang mendapatkan kesempatan untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Beberapa fakta menunjukkan bahwa siswa
masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan materi histogram dan poligon frekuensi, sehingga
hal ini menyebabkan masalah dalam pembelajaran khususnya
matematika. Guna mengatasi masalah-masalah tersebut, maka
diperlukan suatu alternatif pembelajaran yang sesuai sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat

11 Metode Penelitian

Langkah Jurnal Utama:


Penelitian
Pertama peneliti menyiapkan tes yang berupa 4 soal uraian untuk
mengukur kemampuan penalaran statistis dan wawancara sebagai
pendukung dari data hasil tes. Soal tes yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada indikator penalaran statistis
diantaranya:

Describing data meliputi melihat dan memahami data mentah atau


data yang disajikan dalam tabel, diagram atau grafik.
Organizing dan reducing data meliputi menyusun,
mengklasifikasikan atau menggabungkan data kedalam bentuk
yang ringkas.
Representing data meliputi menyajikan data kedalam bentuk grafik
dan melibatkan aturan dasar yang berhubungan dengan
representasi.
Analyzing dan interpreting data meliputi mengenali kecenderungan
dan bentuk maupun membuat kesimpulan atau prediksi dari data.
Sedangkan wawancara dalam penelitian ini merupakan wawancara
tak struktur dimana pedoman wawancara yang digunakan hanya
berisi garis-garis besar yang ditanyakan yang disesuaikan dengan
indikator penalaran statistik.

Setelah data tes diperoleh kemudian data dianalisis secara deskriptif


kuantitatif. Data yang dianalisis yaitu hasil jawaban siswa setelah
pembelajaran. Dimana data tes akan dianalisis dengan cara
memberikan skor pada setiap hasil jawaban siswa kemudian
dijumlahkan. Skor diberikan pada setiap deskriptor penalaran
statistis. Skor maksimum pada masing-masing deskriptor adalah 2
dan terdapat satu deskriptor dari indikator Analyzing dan
interpreting data yang maksimum 3 serta skor minimum adalah 0.
Setelah dijumlahkan, nilai dikonversikan kedalam rentang nilai 100
dan diklasifikasikan ke dalam tabel kategori kemampuan penalaran
statistis. Selain itu juga dilakukan analisis berdasarkan pencapaian
dari setiap indikator kemampuan penalaran statistis. Analisis ini
dilakukan dengan menjumlahkan siswa yang mampu memenuhi
indikator tersebut dibagi jumlah siswa yang mengikuti tes lalu
dikalikan 100. Setelah itu, dilakukan analisis lebih lanjut melalui
wawancara. Wawancara dilakukan sebagai penguat keakuratan data
dari hasil tes. Subjek wawancara yang dipilih yaitu perwakilan
siswa berdasarkan kategori penalaran statistis yang sudah didapat
dari hasil tes yang dideskripsikan secara kualitatif. Pada penelitian
ini, analisis wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengikuti
langkah-langkahh yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik
kesimpulan.

Jurnal Pembanding:

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan desain


penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Tanggart yang
terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Terdapat tiga siswa yang dipilih sebagai
informan yaitu: berkemampuan rendah MR, berkemampuan sedang
NI, dan berkemampuan tinggi NA. Pemilihan informan berdasarkan
perolehan tes awal serta rekomendasi dari guru mata pelajaran
matematika di kelas XC Keperawatan SMK Nusantara Palu. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini meliputi 1) data kualitatif
yaitu dari observasi, wawancara, dan catatan lapangan, 2) data
kuantitatif yaitu tes awal dan tes akhir tindakan. Setelah data
terkumpul dilakukan analisis data dengan mengacu pada analisis
data kuantitaif model Milles dan Huberman (Sugiyono, 2010:337)
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Keberhasilan tindakan dapat ditentukan berdasarkan dua kriteria
yaitu 1) kriteria yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu
aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran
menggunakan model PBL yang diperoleh dari lembar observasi
aktivitas guru dan aktivitas siswa minimal berkriteria baik, 2)
kriteria yang berkaitan dengan hasil belajar siswa yang diperoeh
dari hasil tes akhir tindakan dengan menggunakan model PBL,
siswa dikatakan tuntas jika memperoleh ≥ 65 sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMK Nusantara
Palu, serta memperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal
≥75%.

Hasil Penelitian Jurnal Utama:

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan, 2 kali proses


pembelajaran dan 1 kali tes kemampuan penalaran statistis. Pada
tahap pelaksanaan penelitian, proses pembelajaran dilakukan sesuai
dengan RPP yang telah dibuat berdasarkan karakteristik dan prinsip
PMRI. Adapun pelaksanaan proses pembejaran pada penelitian
dideskripsikan pada uraian di bawah ini: 1) Use of Context. Konteks
pada pembelajaran pertemuan pertama ini adalah kondisi curah
hujan di Sumatera Selatan pada bulan Agustus 2016 yang disajikan
melalui peta wilayah bersumber dari buletin BMKG terbitan bulan
Oktober 2016. Pada karakteristik ini, siswa diminta membaca,
memahami dan mendengarkan penjelasan guru terkait hal-hal yang
berkaitan dengan curah hujan. Berdasarkan masalah tersebut, siswa
berdiskusi didalam kelompok untuk mencari strategi bagaimana
menyajikan kondisi curah hujan tersebut yang sesuai dengan
keadaan pada peta wilayah.

2) Model of dalam pembelajaran ini ketika siswa mulai menuliskan


seluruh data curah hujan dari setiap daerah di Sumatera Selatan.
Data tersebut didapatkan melalui tabel analisis hujan yang terdapat
pada LKPD. 3) Model For setelah siswa menuliskan data curah
hujan tersebut, siswa diminta untuk membuat suatu kelompok
interval berdasarkan data agar bisa tersaji lebih ringkas. Penentuan
jumlah kelompok interval dalam pembelajaran ini berbeda-beda
diantaranya 7, 9, dan 10 kelompok. Setelah mengetahui jumlah
kelompok dan panjang interval, siswa diminta membentuk suatu
kelompok interval beserta frekuensinya. Data tentang kemampuan
penalaran statistis siswa diperoleh melalui hasil jawaban siswa dari
soal tes akhir. Hasil jawaban siswa kemudian dianalisis untuk
melihat kemampuan penalaran statistis. Adapun hasil yang didapat
adalah bahwa kemampuan penalaran statistis siswa kelas XII terdiri
dari empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang. Kategori
sangat baik terdiri dari 8 siswa, kategori baik 11 siswa, kategori
cukup 9 siswa, dan kurang 7 siswa. Dan terlihat bahwa indikator
Organizing dan Reducing data menjadi indikator dengan
kemunculan tertinggi yang artinya banyak siswa yang mampu
memenuhi indikator ini sedangkan indikator representing data
menjadi indikator dengan kemunculan terendah yang artinya sedikit
siswa yang mampu memenuhi indikator ini. Indikator penalaran
statistis yang memiliki kemunculan tertinggi yaitu indikator
organizing dan reducing data sebesar 84,69% yang ditunjukan
dengan siswa dapat menyusun hingga membentuk tabel frekuensi
dan meringkas data menjadi pemusatannya. Sedangkan, indikator
penalaran statistis yang memiliki kemunculan terendah yaitu
representing data sebesar 29,52% yang ditunjukan dengan siswa
dapat menyajikan data kedalam bentuk histogram dan
mengidentifikasi perbedaan sajian data histogram.
Jurnal Pembanding:

Ada dua bagian hasil penelitian ini yaitu hasil penelitian pra
tindakan kelas dan hasil pelaksanaan tindakan kelas. Pada pra
tindakan, peneliti memberikan tes awal yang berbentuk uraian
terdiri dari 2 nomor. Hasil analisis tes awal diperoleh presentase
ketuntasan belajar klasikal yaitu 26,6%. Dari 25 siswa yang
terdaftar di kelas XC Keperawatan SMK Nusantara tahun ajaran
2016/2017, hanya 15 siswa yang mengikuti tes awal dan 10 siswa
tidak mengikuti tes awal karena tidak hadir ke sekolah. Dari 15
siswa yang mengikuti tes, ada 4 siswa dinyatakan tuntas mencapai
KKM atau nilai lebih dari atau sama dengan 65, dan 11 siswa
dinyatakan tidak tuntas atau nilai kurang dari 65, hal ini
menunjukan kemampuan siswa masih rendah. Pelaksanaan tindakan
pada penelitian ini terdiri dari dua siklus. Pada siklus I mengenai
materi histogram dan poligon frekuensi, dan pada siklus II
mengenai materi ogive. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga
tahap yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap pendahuluan
siswa yang mengikuti pembelajaran pada siklus I dan siklus II
sebanyak 25 siswa. Tahap inti pembelajaran diawali dengan fase 1
yaitu orientasi pada masalah. Hasil yang didapatkan pada siklus I
sebagian besar siswa memperhatikan penyampaian peneliti dan aktif
mencari tahu cara menyajikan data dalam bentuk histogram dan
poligon frekuensi, pada siklus II siswa memperhatikan penjelasan
peneliti dengan baik berkaitan permasalahan yang diberikan. Fase 2
yaitu mengorganisasikan siswa untuk belajar pada siklus I dan
siklus II. Hasil yang didapat disiklus I adalah masih ada siswa yang
menunjukkan ketidaksetujuannya kepada peneliti tentang anggota
kelompoknya yang telah ditentukan. Pada siklus II semua siswa
membentuk kelompok sesuai dengan anggota kelompok yang telah
ditentukan oleh guru. Fase 3 yaitu membantu penyelidikan
individual maupun kelompok. Hasil yang didapat adalah siswa
mampu untuk mengungkapkan ide-ide mereka dalam menjawab
masalah yang ada dalam LKPD melalui diskusi kelompok. Pada
fase ini siklus I peneliti masih terlalu banyak memberikan bantuan
sehingga masih perlu diperbaiki. Pada siklus II, siswa mampu
menggambarkan ogive dengan bantuan seperlunya dari peneliti jika
siswa mengalami kesulitan. Fase 4 yaitu mengembangkan dan
menyajikan hasil karya. Hasil yang didapat pada siklus I dan siklus
II adalah siswa mampu mempresentasikan hasil pekerjaan
kelompoknya dengan penguasaan topik dan proses pengerjaan yang
cukup baik. Fase 5 yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Hasil yang didapat adalah siswa mampu
menganalisis hasil proses pemecahan masalah histogram dan
poligon frekuensi pada siklus I dan siklus II masalah ogive pada
hasil presentasi masing-masing kelompok dengan pengetahuan yang
telah diperoleh selama pembelajaran. Hasil wawancara peneliti
dengan siswa NA diperoleh bahwa NA sudah memahami langkah-
langkah menyajikan data dalam bentuk histogram dan poligon
frekuensi, hanya saja pada langkah tertentu NA tidak menuliskan
secara rinci penyelesaiannya karena takut kehabisan waktu
pengerjaan dan siswa kurang teliti dalam membaca tabel. Dari hasil
tes akhir tindakan dan wawancara dengan siswa pada siklus I,
diperoleh sebagian siswa masih belum memahami langkah dalam
membuat histogram dan poligon frekuensi serta siswa masih kurang
teliti dalam membaca tabel distribusi frekuensi. Hasil wawancara
peneliti dengan siswa NA diperoleh informasi bahwa siswa NA
sudah memahami langkah menyajikan data bentuk ogive dan siswa
NA sudah menuliskan secara rinci penyelesaian setiap langkah pada
soal yang diberikan. Dari hasil tes akhir tindakan dan wawancara
dengan siswa diperoleh bahwa siswa sudah memahami langkah
menyajikan data dalam bentuk ogive dengan benar.
Diskusi Jurnal Utama :
Penelitian
Karakteristik dari student contribution dan interaktivity juga
merupakan hal yang membantu siswa dalam memahami konsep
yang diajarkan karena menurut Wijaya (2012) siswa memiliki
kebebasan untuk mengembangkan strateginya dalam menyelesaikan
masalah sehingga nantinya diperoleh strategi yang bervariasi
dimana hasil kontruksi siswa tersebut digunakan untuk landasan
pengembangan konsep matematika. Selanjutnya hasil analisis
wawancara, siswa sangat baik melakukan kesalahan pada indikator
analyzing dan interpreting data pada soal nomor 3 dan 4 karena
belum dapat menjawab dengan tepat disebabkan siswa kurang teliti
dan tergesa-gesa dalam mengerjakan. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Tias (2015) bahwa kurang teliti dan tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal merupakan beberapa penyebab terjadinya
kesulitan siswa SMA kelas XII dalam menyelesaikan masalah
matematika. Siswa yang berkategori cukup terdiri dari 9 siswa lebih
banyak dari jumlah siswa sangat baik. Hal ini dikarenakan ketika
pembelajaran siswa dapat melakukan interaktivity dalam
mengkontruksi pengetahuannya dengan baik. Namun, siswa kurang
memahami dalam membandingkan sajian data histogram dan
konteks peta wilayah curah hujan untuk menarik kesimpulan. Hal
ini dikarenakan peneliti sebagai guru kurang dapat membimbing
dan mengarahkan siswa yang memiliki kecepatan belajar yang
berbeda-beda. Hal ini pun berdampak pada jumlah siswa yang
kurang yaitu sebanyak 7 siswa. Pada karakteristik interaktivity
siswa kurang cenderung pasif dalam kelompoknya karena sibuk
sendiri tidak memperhatikan teman sekelompoknya, kelompok lain
maupun guru. Berdasarkan hal ini, karakteristik student contribution
juga tidak dapat dilakukan secara optimal. Hasil wawancara hasil tes
menunjukkan siswa menjawab secara prosedur dan tidak memahami
menggunakan penalarannya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan
Zuhri dkk (2013) yang mengatakan bahwa jika siswa tidak
memahami suatu konsep statistika, maka ketika memprediksi
cenderung asal menjawab atau menggunakan imajinasinya dalam
memberikan alasan karena pemahaman konsep menentukan
pengembangan penalaran siswa sehingga dapat digunakan sebagai
pondasi berfikir siswa.

Jurnal Pembanding:

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru (peneliti) pada siklus I,


diperoleh informasi bahwa peneliti perlu ketegasan dalam
mengkordinator siswa agar siswa lebih fokus, perlu tambahan
informasi hubungan statistika dalam kehidupan sehari-hari,
efektifitas waktu dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat di
cataatan lembar observasi aktivitas guru. Untuk aspek penilaian
peneliti yaitu untuk aspek nomor yang terlaksana dengan sangat
baik yaitu : 2, 3, 5, 6, dan 8. Aspek nomor yang terlaksana dengan
baik yaitu : 1, 4, 7, dan 9. Pada siklus II terjadi peningkatan dimana
catatan pegamat (guru matapelajaran matematika) lebih baik, hanya
saja peneliti harus lebih permantap lagi penguasaan terhadap
kondisi kelas. Untuk aspek penilaaian yaitu ini untuk aspek nomor
yang terlaksana dengan sangat baik yaitu : 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8.
Untuk aspek nomor yang terlaksana dengan baik yaitu : 4 dan 9.
Terdapat peningkatan yaitu aspek nomor 1 dan 8 pada siklus I
berkatergori baik menjadi sangat baik di siklus II. Berdasarkan hasil
observasi aktivitas siswa, pada siklus I suasana kelas cukup gaduh,
terutama saat berdiskusi dan siswa masih kurang tertib dalam
pelaksanaan pembelajaran. Lalu terlihat adanya siswa yang tidak
senang dengan anggota kelompoknya. Hal ini dapat dilihat dari
tanggapan informan NI. Siklus II, diperoleh data bahwa suasana
kelas sudah tenang dan tertib, meskipun masih ada beberapa siswa
yang ribut namun bisa dikendalikan. Umumnya sebagian besar
siswa di dalam kelompok juga sudah mampu menyelesaikan soal
namun tetap saja ada diantara mereka yang masih perlu bimbingan.
Adanya perubahan tingkah laku dari siklus I ke siklus II, yaitu
semua siswa terlihat senang dengan anggota kelompoknya.
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas menunjukkan bahwa
aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami
peningkatan dan indikator keberhasilan tindakan telah tercapai. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar Siswa
Kelas XC Keperawatan SMK Nusantara Palu terhadap materi
histogram dan poligon frekuensi melalui penerapan model PBL.

Daftar Pustaka Jurnal Utama:

Anggraini. (2015). Pengaruh Motivasi Dan Keaktifan Belajar


Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X MIA
SMA Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/ 2015. Repository
USD Yogyakarta, 104-105.

Azizah, N. (2015). Penerapan Pendekatan PMRI dalam


pembelajaran volume prisma dan limas di kelas VIIIB SMP
Negeri 26 Surabaya. E Journal UNESA, 1(4), 1-9.

Chan, S.W, & Zaleh, I. (2014). Developing statistical reasoning


assessment instrument for high school students in descriptive
statistics. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 116, 4338-
4343.

Dasari, D. (2006). Kemampuan literasi statistis dan implikasinya


dalam Pembelajaran. Direktori File UPI, 1-9.
Delmas, R. (2002). Statistical Literacy, Reasoning, and Learning:
A Commentary, (Online),
http://ww2.amstat.org/publications/jse/v10n3/delmas_discussion.
html. Di akses pada 27 September 2017

Delmas. R, Garfield. J. & Ooms. A. (2005). Using Assessment


Items to Study Students’ Difficulty Reading And Interpreting
Graphical Representations Of Distributions. Proceedings of the
Fourth International Research Forum on Statistical Reasoning,
Literacy, and Reasoning (on CD). Auckland, New Zealand:
University of Auckland.

Depdiknas. (2016). Peraturan menteri No 22 tahun 2016 tentang


standar isi. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta:


Depdiknas.

Garfield. (2002). The Challenge of Developing Statistical


Reasoning. (Online),
(http://ww2.amstat.org/publications/jse/v10n3/garfield.html), Di
akses pada 20 Maret 2017.

Garfield, J., and Chance, B. (2000). Assessment in Statistics


Education: Issues and Challenges. Mathematics Thinking and
Learning, 2 (1 dan 2), 99-125.

Inayah, N. (2016). Pengaruh kemampuan penalaran matematis dan


gaya kognitif terhadap kemampuan komunikasi dan koneksi
pada materi statistika siswa SMA. Journal of EST. 2 (2), 74-80.

Laurens. T., Batlolona. F.A., Batlolona. J.R., & Leasa. M. (2017).


How Does Realistic Mathematics Education (RME) Improve
Students’ Mathematics Cognitive Achievement. EURASIA
Journal of Mathematics, Science and Technology Education,
14(2), 569-578.

Lee. C., Meletiou. M. (2003). Some difficulties of learning


histogram in instroductory statistics. Section on Statistical
Education, 2326-2333.

Maryati. (2017). Peningkatan kemampuan penalaran statistis siswa


Sekolah Menengah Pertama melalui pembelajaran kontekstual.
Jurnal Mosharafa, 6(1), 129-14.

Nani, K. L. (2015). Kemampuan Penalaran Statistis, Komunikasi


Statistis Dan Academic HelpSeeking Mahasiswa Dalam
Pembelajaran Berbasis Proyek Berbantuan ICT. Repository UPI
Central Library, 1-70.

NCTM. (2000). Principles and standarts for school mathematic.


Reston: NCTM.

Rosidah. (2016). Penalaran Statistis Siswa SMA dalam Pemecahan


Masalah Statistika di Tinjau Dari Perbedaan Gender. Prosiding
Seminar Nasional. 2(1), 57-65.

Sa’adah, W. (2010). Peningkatan Kemampuan Penalaran


Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri Banguntapan dalam
Pembelajaran Metematika melalui Pendekatan PMRI. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tias & Wustqo. (2015). Analisis kesulitan siswa SMA dalam


pemecahan masalah matematika kelas XII IPA Di Kota
Yogyakarta. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2(1), 28-39.

Ulpah, M. (2013). Peningkatan Kemampuan Penalaran Statistis


Dan Self-Efficacy Siswa Madrasah Aliyah Melalui
Pembelajaran Kontekstual. Repository UPI Central Library.193-
197.

Wijaya, A. (2012). Pendidikan matematika realistik. Yogyakarta:


Graha Ilmu

Yusuf, Y. (2017). Konstruksi penalaran statistis pada statistika


penelitian. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 7 (1), 60-69.

Zuhri, M.S., & Atmojo, K., dkk. (2013). Karakteristik penalaran


siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas tentang sampel. Jurnal
Pembelajaran Matematika. 1(1), 24-33.

Zulkardi & Putri, R.I.I. (2010). Pengembangan blog support untuk


membantu siswa dan guru matematika Indonesia belajar
pendidikan matematika realistik Indonesia. Jurnal Penelitian
Inovasi dan Perekayasaan Pendidikan. 2(1), 1-24.

Jurnal Pembanding:

Arends,R.I. (2008). Learning To Teach (belajar untuk mengajar).


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Depdiknas. (2006). Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


Jakarta : Depniknas.

Fachrurazi. (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah


untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Dalam Jurnal UPI
[Online]. 01, 76-89. Tersedia:http://jurnal.upi.edu/file/8-
Fachrurazi.pdf. Diakses tanggal 07 November 2017.

Hudojo, H. (1990). Strategi Mengajar Belajar Matematika.


Malang: IKIP Malang.

Inayah, N. (2016). Pengaruh Kemampuan Penalaran Matematis


dan Gaya Kognitif Terhadap Kemampuan Komunikasi dan
Koneksi pada Materi Statistika Siswa SMA. Jurnal of EST,
Volume 2 Nomor 2 Agustus 2016 hal 74 – 80. Makassar:
Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Kardi, S. dan Nur, M. (2005). Pengajaran Langsung. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.

Ningsih. (2013). Perbedaan Pengaruh Pemberian Apersepsi


Terhadap Kesiapan Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas
VII A. Dalam Jurnal Untan [Online]. 11 halaman. Tersedia:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/2349/
2281, Diakses tanggal 07 November 2017.

Nofitasari, F. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran


Matematika untuk Siswa Kelas X MIA pada Materi Statistika.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi diterbitkan.
Paloloang,

M.F.B. (2014). Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Panjang
Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran di Kelas VIII B
SMP Negeri 19 Palu. Palu: Universitas Tadulako. Skripsi tidak
diterbitkan.

Sudarman. (2007). Problem Base Learning:Suatu Model


Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan
Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif
Vol. 02 No. 02 Hlm 68-73 [Online].
http://physicsmaster.orgfree.com/Artikel%20%&
%20jurnal/Wawasan%20Pendidikan/PBL%20Model.pdf,
Diakses tanggal 23 Desember 2017

Sukmadinata, N.S. (2005). Landasan Psikologis Proses Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-


Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group

12. Analisis Jurnal

Kekuatan Kekuatan penelitian pada jurnal utama ini adalah dengan


Penelitian menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik tes yang
berupa 4 soal uraian untuk mengukur kemampuan penalaran
statistis dan wawancara sebagai pendukung dari data hasil tes.
Sedangkan pada jurnal pembanding teknik pengumpulan data
pada penelitian ini meliputi 1) data kualitatif yaitu dari observasi,
wawancara, dan catatan lapangan, 2) data kuantitatif yaitu tes
awal dan tes akhir tindakan. Maka dari itu, metode yang
digunakan pada jurnal utama lebih memudahkan peneliti untuk
dilakukan
Teori-teori yang dipaparkan pada jurnal utama berdasarkan
pendapat para ahli begitu juga pada jurnal pembanding
Materi yang dipaparkan pada jurnal utama lebih lengkap dan jelas
daripada jurnal pembanding
Pengetikan atau pengeditan kata tidak terdapat kesalahan seperti
pada jurnal pembanding

Kelemahan Kelemahan penelitian pada jurnal utama adalah menurut saya jenis
Penelitian penelitian ini yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas,
dengan desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan
Mc. Tanggart yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Apabila pada jurnal
utama menggunakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan
untuk mengetahui bagaimana gambaran kemampuan penalaran
statistis siswa dideskripsikan secara kuantitatif dan kualitatif itu
baik namun akan lebih efektif jika penelitian ini menggunakan
jenis penelitian
Bahasa yang digunakan peneliti pada jurnal utama sedikit sulit
dipahami pembaca (seperti pada halaman 26 dan lainnya) tidak
seperti jurnal pembading

13 Kesimpulan Jurnal Utama:

Berdasarkan hasil penelitian di kelas XII SMA Negeri 11


Palembang, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran
statistis siswa pada materi penyajian data melalui pembelajaran
PMRI yaitu terkategori baik dengan rincian: 8 siswa dengan
kategori sangat baik, 11 siswa dengan kategori baik, 9 siswa dengan
kategori cukup, 7 siswa dengan kategori kurang, dan tidak ada siswa
dengan kategori sangat kurang. Indikator penalaran statistis yang
memiliki kemunculan tertinggi yaitu indikator organizing dan
reducing data sebesar 84,69% yang ditunjukan dengan siswa dapat
menyusun hingga membentuk tabel frekuensi dan meringkas data
menjadi pemusatannya. Sedangkan, indikator penalaran statistis
yang memiliki kemunculan terendah yaitu representing data sebesar
29,52% yang ditunjukan dengan siswa dapat menyajikan data
kedalam bentuk histogram dan mengidentifikasi perbedaan sajian
data histogram.

Jurnal Pembanding:

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat


disimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XC Keperawatan SMK Nusantara Palu pada
maeri statistika khususnya histogram dan poligon frekuensi, dengan
mengikuti langkah-langkah model PBL yakni 1) Fase 1: orientasi
siswa pada masalah, peneliti memunculkan masalah dalam bentuk
contoh soal dan peneliti mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam
pemecahan masalah tersebut. 2) Fase 2: mengorganisasikan siswa
untuk belajar, peneliti mengorganisasikan siswa kedalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 3 – 5 siswa dan membagikan LKPD
pada masing-masing kelompok. 3) Fase 3: membantu penyelidikan
individual maupun kelompok, yaitu peneliti meminta siswa untuk
megamati masalah yang terdapat pada LKPD bersama teman
kelompok, meminta siswa untuk melakukan penyelidiikan
kelompok mengenai masalah yang terdapat pada LKPD,
mendiskuikan hasil penyelidikan kelompok secara bersama, dan
membimbing siswa yang mengalami kesulitan. 4) Fase 4:
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, peneliti meminta
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan
kelompoknya yang terdapat pada LKPD. 5) Fase 5: menganalisis
dan mengevaluasi pemecahan masalah, peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya atau mengomentari
mengenai hasil presentasi yang dibawakan oleh temannya, serta
peneliti meminta siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan secara bersama-sama.

12 Saran Jurnal Utama:

Saran terhadap penelitian ini bahwa PMRI dapat dijadikan masukan


sebagai pendekatan dalam pembelajaran untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan penalaran statistis siswa, serta untuk
melatih indikator representing data, guru sebaiknya dapat lebih
menekankan penjelasan tentang bentuk histogram berdasarkan
pemusatannya untuk membuat kesimpulan dari suatu masalah
kontekstual. Bagi peneliti lain, dapat menggunakan pendekatan
PMRI pada materi lain untuk melihat kemampuan lainnya.

Jurnal Pembanding:
Saran terhadap jurnal ini adalah bahwa dalam melaksanakan
pembelajaran matematika, diharapkan guru dapat menjadikan model
PBL sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Peneliti diharapkan mencoba menerapkan model PBL
pada materi lain, untuk mengetahui efektivitas pembelajaran ini
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika
dan lebih memperhatikan pengelolaan waktu ysng digunakan agar
pembelajaran dapat berlangsung efektif

13 Referensi Jurnal Utama :

Nisa1, Zulkardi, Ely, (2019), Kemampuan Penalaran Statistis Siswa


Pada Materi Penyajian Data Histogram Melalui Pembelajaran
PMRI, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 13, No. 1, Hal: 21-40

Jurnal Pembanding:

Windy, Evie, Dasa, (2018), Penerapan Model Problem Based


Learning Pada Materi Histogram Dan Poligon Frekuensi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XC Keperawatan SMK
Nusantara Palu¸ Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika
Tadulako, Vol. 5, No 4, Hal: 492-503

Anda mungkin juga menyukai