Anda di halaman 1dari 10

Vol. 01 No.

02 Tahun 2020 ISSN Media Elektronik: 2722-6557

Perdagangan Internasional Dalam Pandangan Islam (Studi Kritik Terhadap


Sistem Perdagangan Internasional Pada Organisasi WTO)

Agilistya Rahayu1
1
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sorong
1
Email: agilistya685@gmail.com

Abstrak
Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas persamaan dan perbedaan serta kritik pada
prinsip dan sistem perdagangan internasional pada organisasi World Trade Organization dalam kerangka
perspektif Islam. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui karakteristik sistem dan prinsip
perdagangan internasional dalam perspektif Islam. 2) untuk mengetahui persamaan dan perbedaan
sistem dan prinsip yang ada pada World Trade Organization dan dalam perspektif Islam. 3) kritik atas
prinsip dan sistem perdagangan internasional yang ada pada organisasi World Trade Organization dalam
perspektif Islam. Metode dalam penelitian ini menggunakan dua metode dengan pendekatan kualitatif:
1) metode observasi dengan memperbanyak buku-buku literatur. 2) metode dokumenter mengumpulkan
banyak sumber yang berkaitan dengan perdagangan internasional baik pada organisasi World Trade
Organization maupun dalam ekonomi Islam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi
mendalam dan dokumentasi. Data yang didapatkan di analisis dengan cara: deduktif (deductive method),
induktif (inductive method), dan analisis deskriptif komparatif (analytic descriptive comparative method).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesungguhnya Islam menganut paham perdagangan terikat, yaitu
kebebasan yang berdasarkan keadilan, aturan-aturan agama dan etika. Adapun karakteristik yang sesuai
dengan perdagangan Islam diantaranya: (1) Menegakkan perdagangan dengan barang yang tidak
haram;(2) Bersikap benar, amanah, dan jujur; (3) Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga; (4)
Menegakkan kasih sayang, nasehat, dan melarang monopoli untuk melipatgandakan keuntungan
pribadi;(5) Berprinsip bahwa perdagangan adalah bekal untuk akhirat.

Kata kunci: Perdagangan Internasional, Sistem, Ekonomi Islam, World Trade Organization

Abstract
The scope of this research is to discuss the similarities and differences as well as criticism of the principles
and systems of international trade in the World Trade Organization within the framework of an Islamic
perspective. The objectives of this study are: 1) to determine the system characteristics and principles of
international trade from an Islamic perspective. 2) to find out the similarities and differences in the systems
and principles that exist in the World Trade Organization and from an Islamic perspective. 3) criticism of
the systems and principles of international trade that exist in the World Trade Organization from an
Islamic perspective. The method in this study uses two methods with a qualitative approach: 1) the method
of observation by increasing the number of literature books. 2) the documentary method collects many
sources related to international trade both in the World Trade Organization and in the Islamic economy.
The data collection technique is done by in-depth observation and documentation. The data obtained were
analyzed by means of: deductive (deductive method), inductive (inductive method), and comparative
descriptive analysis (analytic descriptive comparative method). The results showed that Islam actually
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

adheres to the concept of bound trade, namely freedom based on justice, religious and ethical rules. The
characteristics that are in accordance with Islamic trading include: (1) Enforcing trade with goods that are
not haram, (2) Being right, trustworthy, and honest; (3) Upholding justice and forbidding flowers; (4)
Upholding love, advice, and prohibiting monopoly to multiply personal gain; (5) Principled that trade is a
provision for the hereafter.

Keywords: International Trade, System, Islamic Economy, World Trade Organization

menekankan spsesialisasi dari hasil suatu


A. Pendahuluan
produk. Teori beliau menyatakan bahwa
Banyak dari berbagai negara dalam
untuk menjadi pemain utama dalam
upaya meningkatkan pertumbuhan
perdagangan, faktor yang penting bukanlah
ekonomi mereka, cenderung membentuk
ukuran, tetapi bagaimana memaksimalkan
blok-blok perdagangan baik bilateral,
potensi.
regional, maupun multilateral. Dalam
Sebagai contoh klasik adalah Jepang.
kecenderungan ini peran perjanjian
Dari segi geografis, kekayaan alam dan luas
internasional menjadi semakin penting.
wilayah, jepang relatif kurang beruntung.
Semakin pentingnya peran perjanjian-
Tetapi dengan kekuatan manajemen dalam
perjanjian di bidang ekonomi telah
perdagangan internasionalnya, negeri ini
melahirkan aturan-aturan yang mengatur
berhasil menjadikannya sebuah Negara
perdagangan internasional di bidang
yang paling penting di dunia dewasa ini.
barang, jasa, dan penanaman modal di
Pada zaman sekarang adalah adanya
antara negara-negara. Menteri luar negeri
pemikiran para kaum kapitalis yang
AS, Hull pada tesisnya menyatakan bahwa
menginginkan adanya globalisasi ekonomi
aturan-aturan perdagangan internasional
dan perdagangan pasar yang bersifat bebas.
akan menciptakan perdamaian dan
Munculnya globalisasi ekonomi dan pasar
keamanan internasional.
bebas ditandai dengan munculnya sebuah
Cara pandang yang melatar
organisasi perdagangan internasional atau
belakangi banyak negara untuk
yang biasa dikenal dengan sebutan world
mengadakan hubungan-hubungan
trade organization (WTO). WTO
perdagangan yang mapan dengan negara-
meruapakan organsasi berstruktur formal
negara lainnya dipengaruhi oleh beberapa
yang peraturannya mengikat bagi negara
aliran atau teori ekonomi, salah satunya
anggotanya. Organisasi ini menyediakan
adalah teori merkantilisme pada abad ke-15
kerangka hukum internasional. Sebenarnya
dan 16. Para merkantilisme berpendirian
WTO merupakan alat dari negara-negara
perdagangan internasional sebagai
maju untuk memperkuat penjajahan
instrument kebijakan nasional. Mereka
ekonomi dan perdagangannya di negara-
menekankan pentingnya ekspor sebesar-
negara berkembang.
besarnya dan menekan impor serendah-
Menurut Arfin Sudirman dalam
rendahnya. Keuntungan selisih ekspor-
penelitiannya The World Trade
impor merupakan keuntungan bagi Negara
(yang waktu itu diwujudkan dalam bentuk Organization (WTO) rules and regulation
menyatakan bahwa sebenarnya telah
emas)
terbengkalai oleh pelaku sekuritisasi
Reaksi dari aliran itu adalah teori
(pemerintah Indonesia) untuk memenuhi
keunggulan komparatif yang diperkenalkan
kebutuhan dasar mereka dalam
oleh David Ricardo (1772-1823). Ricardo
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

menyeimbangkan ketidaksamaan antara sumber daya alam yang besar dan biaya
orang kaya dan orang miskin (Sudirman, tenaga kerja yang lebih murah.
2017) B. Metode Penelitian
Prinsip dan sistem yang ada pada
WTO dapat menguntungkan sebagai sistem Metode dalam penelitian ini
yang berdasarkan pada aturan-aturan menggunakan pendekatan kualitatif untuk
dalam beberapa bidang wajib bagi negara menggambarkan, meringkaskan berbagai
maju, dan hal tersebut bersifat mendua dan kondisi, situasi, dan fenomena realitas yang
tidak jelas. Sementara aturan-aturan bagi ada pada organisasi perdagangan
negara berkembang bersifat spesifik dan internasional (WTO), dan berupaya menarik
sulit. Sebagai contoh dalam bidang TRIPs realitas itu kepermukaan sebagai sebuah
dimana maksud awal dari hak atas kekayaan suatu gambaran tentang kondisi ataupun
intelektual ini diambil alih untuk melayani fenomena tertentu. Jenis penelitian ini
keinginan perusahaan-perusahaan besar adalah adalah studi kritik kasus dengan jenis
dan mengamankan investasi mereka data primer dan sekunder dan teknik
melalui monopoli pengetahuan. Liberalisasi pengumpulan data dilakukan dengan
dalam perdagangan dianggap baik, karena observasi mendalam dan dokumentasi. Data
masyarakat dalam negeri akan yang didapatkan di analisis dengan cara:
mendapatkan barang berkualitas dengan deduktif (deductive method), induktif
harga murah. (inductive method), dan analisis deskriptif
Ini merupakan pandangan yang komparatif (analytic descriptive
salah. Akses terhadap barang sangatlah comparative method).
ditentukan oleh daya beli. Meskipun C. Hasil dan Pembahasan
masyarakat diberi barang dengan kualitas
Perdagangan (trade) atau
baik dan harga yang murah, tidak akan
(commerce) merupakan pertukaran barang
berpengaruh bagi kemakmuran masyarakat
atau jasa secara sukarela tanpa ada unsur
ketika daya belinya rendah. Daya beli
paksaan. Akan tetapi, kata perdagangan
masyarakat dipengaruhi oleh kemampuan
(commerce) sering digunakan di Inggris
produktif mereka. Ketika kemampuan
yang mana menunjukkan pertukaran
produktif mayarakat dihancurkan oleh
barang atau jasa yang dilakukan antar
liberalisasi, maka daya beli akan turun,
negara dan bukan perorangan.
sebagai akibatnya unit-unit perusahaan
Perdagangan internasional
dalam negeri yang kalah bersaing.
merupakan gerakan pertukaran berbagai
Kemudian bisa dilihat, jika memang barang, dan modal, serta pertukaran tenaga
suatu negara harus mengkhususkan pada kerja antar negara di dunia. Menurut teori
produk-produk yang mempunyai faktor klasik dalam perdagangan internasional
produksi paling bagus maka mengapa menyatakan bahwasanya kekayaan negara
sekarang ini negara-negara di dunia tidak diukur dengan uang, alat utama untuk
melakukannya. Misalnya di Indonesia dan mencapai kekayaan tersebut melalui
Brazil merupakan salah satu produsen kopi perdagangan luar negeri. Hal ini tidak akan
terbesar di dunia, tapi produk yang tercapai kecuali jika terjadi surplus pada
menguasai pasaran berasal dari negara- ekspor daripada impor. Menurut teori
negara Eropa seperti Swiss. Padahal jika modern dalam perdagangan internasional
dilihat dari segi sumber daya alam dan adalah peran terpenting pada perdagangan
tenaga kerja, Indonesia dan Brazil memiliki internasional tergantung pada peran yang
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

dimainkan oleh uang, pertukaran barang enforcement of foreign court decisions is


atau jasa, serta keseimbangan harga pada conducive to a preference for arbitration.”
negara. Goldstajn menyatakan bahwa
Prof. Aleksancer Goldstajn hukum perdagangan internasional
memperkenalkan 3 prinsip dasar hukum didasarkan pada prinsip-prinsip umum
internasional : yang diterima diseluruh dunia seolah-
1) Prinsip Dasar Kebebasan Berkontrak, olahhukum perdagangan internasional
yaitu kebebasan berkontrak, sebenarnya dapat diterima oleh sistem hukum di dunia.
adalah prinsip universal dalam hukum ( (Adolf, 2004)
perdagangan internasional. Setiap sistem Menurut Adam Smith di dalam
hukum pada bidang hukum dagang bukunya the wealth of nations menyatakan
mengakui kebebasan para pihak untuk bahwasanya perdagangan internasional
membuat kontrak-kontrak dagang. Dalam memiliki dua fungsi utama, yaitu: (1)
kebebasan tersebut mencakup bidang membuat atau menciptakan ruang untuk
hukum yang cukup luas. Termasuk mengalihkan kelebihan pada produksi dari
mencakup pula kebebasan untuk memilih kebutuhan konsumsi domestik dengan cara
forum penyelesaian sengketa dagangnya. menggantikannya dengan sesuatu yang
Kebebasan ini tidak boleh bertentangan lebih bermanfaat. (2) untuk mengatasi
dengan UU, kepentingan umum, kesusilaan, kendala pasar domestik yang memiliki
kesopanan, dan lain-lain. ruang lingkup yang cukup sempit. Seperti
2)Prinsip Pacta Sunt Servanda, yaitu Prinsip mencapai hasil produksi dan membagi
dasar Pacta Sunt Servanda, adalah prinsip tenaga kerja pada tingkat maksimum, serta
yang mensyaratkan bahwa kesepakatan meningkatkan produktivitas negara melalui
atau kontrak yang telah ditandatangani perluasan ukuran pasar. (Smith, 1976)
harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
(dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya Prinsip Liberalisasi Perdagangan dalam WTO
universal. Setiap sistem hukum di dunia Organisasi Perdagangan Dunia
menghormati prinsip ini (World Trade Organization) atau yang biasa
3) prinsip penggunaan arbitrase, yaitu disebut dengan WTO merupakan organisasi
prinsip dasar penyelesaian sengketa melalui yang mengatur sistem perdagangan
arbitrase, prinsip penggunaan arbitrase internasional dengan peraturan-peraturan
tampaknya terdengar agak ganjil. Goldstajn dan perjanjian perdagangan antar negara.
menguraikan kelebihan dan alasan mengapa Dan atas dasar itu negara-negara
penggunaan arbitrase ini beliau jadikan mengadopsi kebijakan perdagangan luar
prinsip dasar dalam hukum perdagangan negeri mereka dalam kerangka kerja dan
internasional: “moreover, to the extent that aturan yang disepakati, dengan tujuan
the settlement of differences is referred to membantu produsen barang atau jasa,
arbitration, a uniform legal order is being eksportir dan importir dalam menjalankan
created. Arbitration tribunals often apply kegiatan mereka. Dasar utama perjanjian
criteria other than those applied in courts. dalam organisasi ini adalah perjanjian yang
Arbitrators appear more ready to interpret dinegoisasikan. Hal ini telah ditandatangani
rules freely, taking into account customs, oleh sebagian besar negara yang terlibat
usage, and business practice. Further, the dalam perdagangan dunia.
fact that the enforcement of foreign arbitral WTO didirikan pada babak
awards is generally more easy than the kedelapan perundingan (GATT) yang
disebut sebagai putaran Uruguay yang
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

berlaku pada tanggal 1 Januari 1995. WTO tidak melalui upaya-upaya perdagangan
memiliki 5 prinsip utama pedoman yang lainnya.
tidak jauh berbeda dengam GATT, yaitu: (e) prinsip Resiprositas, prinsip ini
(a) Prinsip Most-Favored Nation merupakan prinsip fundamental dalam
(MFN), prinsip ini berarti suatu kebijakan GATT. Prinsip ini tampak pada preambule
perdagangan harus dilaksanakan atas dasar GATT dan berlaku dalam perundingan-
non-deskriminatif. Semua Negara anggota perundingan tariff yang didasarkan atas
terikat memberikan perlakuan yang sama dasar timbal balik dan saling
kepada negara-negara lainnya dalam menguntungkan kedua belah pihak
pelaksanaan dan kebijakan impor dan (f) Perlakuan khusus bagi Negara
ekspor serta menyangkut biaya-biaya Berkembang, sekitar dua pertiga negara
lainnya. anggota GATT adalah negara-negara yang
(b) Prinsip National Treatment, sedang berkembang yang masih berada
dalam prinsip ini produk dari suatu Negara dalam tahap awal pembangunan ekonomi.
yang impor ke dalam suatu Negara harus Untuk membantu pembangunan mereka,
diperlakukan sama seperti halnya produk pada tahun 1965, suatu bagian baru yaitu
dalam negeri. Prinsip ini berlaku terhadap part IV yang memuat tiga pasal. Tiga pasal
semua macam pajak dan pungutan- tersebut dimaksudkan untuk mendorong
pungutan lainnya. Prinsip ini berlaku pula negara-negara industry membantu
terhadap perundang-undangan, pertumbuhan ekonomi Negara-negara
pengaturan, dan persyaratan-persyaratan berkembang.
(hukum) yang mempengaruhi penjualan, Para pendukung globalisasi dengan
pengangkutan, distribusi, atau penggunaan prinsip-prinsip dasar yang ada pada
produk-produk di pasar dalam negeri. organisasi perdagangan dunia (WTO)
Prinsip ini juga memberikan perlindungan berpendapat bahwasanya dengan adanya
terhadap proteksionisme sebagai akibat perdagangan internasional akan mencapai
upaya-upaya atau kebijakan administratif beberapa keuntungan, khususnya untuk
atau legislatif negara berkembang, diantaranya:
(c) Prinsip larangan Restriksi (a) akan adanya keterbukaan dalam hal
(Pembatasan) Kuantitatif, larangan restriksi finansial. Dengan adanya keterbukaan
kuantitatif merupakan rintangan terbesar dalam hal finansial memungkinkan negara-
bgi GATT. Restriksi kuantitatif terhadap negara berkembang untuk mengakses pasar
ekspor atau impor dalam bentuk apapun internasional dalam hal keuangan guna
(misalnya penetapan kuota impor atau memperoleh dana investasi yang mereka
ekspor, retriksi penggunaan lisensi impor butuhkan, untuk menjembatani
atau ekspor, pengawasan pembayaran kesenjangan dalam sumber daya domestik,
produk-produk impr atau ekspor) pada yaitu tabungan yang tidak mencukupi dari
umumnya dilarang. Karena hal tersebut pembiayaan investasi lokal yang akan
dapat mengganggu praktik perdagangan mengarah pada peningkatan investasi
normal. domestik. Dengan demikian akan
(d) Prinsip Perlindungan melalui mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Tarif, pada prinsipnya GATT hanya (b) memberikan kesempatan pada gerakan
memperkenankan tindakan proteksi investasi secara langsung dan portofolio
terhadap industry domestic melalui tarif keuangan yang mana memungkinkan bank
(menaikkan tingkat tarif bea masuk) dan untuk menghindari pinjaman dari bank
komersial, dengan demikian akan
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

membatasi peningkatan dalam ukuran biro Asfahani at-tijarah (‫ )التجارة‬memiliki


eksternal. makna pengelolaan harta benda unuk
(c) mengurangi biaya dalam hal pembiayaan mencari keuntungan (al-Asfahani, 2008).
sebagai akibat dari adanya persaingan antar Dalam al-Qur’an kata at-tijarah
pelaku ekonomi. ditemui sebanyak delapan kali, dimana ayat
(d) akan berlakunya sebuah prosedur untuk kata at-tijarah terdapat dalam al-Baqarah
meliberalisasikan dan memodernisasikan (2):282, an-Nisa (4): 29, at-Taubah (9): 24,
sistem perbankan dan keuangan, serta an-Nur (24): 37, Fathir (35): 29, ash-Shaf
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi (61):10, al-Jumu’ah (62): 11 (disebut dua
kegiatan sektor swasta guna mengurangi kali) (Baqi, 1981).
Pengertian perdagangan
pelarian modal ke luar negeri. (e) dengan
internasional menurut pandangan Islam
adanya investasi asing akan membantu
adalah proses jual beli yang terjadi antar
perubahan dalam kemajuan teknologi orang dan negara, bukan antar individu dari
Maka dari itu fungsi WTO bagi satu negara. Tujuan dengan adanya
negara berkembang, diantaranya: pertama, perdagangan internasional adalah agar
sebagai perangkat ketentuan (aturan) terjadinya proses pertukaran barang dan
multilateral yang mengatrur tindak tanduk jasa serta berbagai elemen produksi lainnya
perdagangan yang dilakukan oleh ke beberapa negara guna mencapai
pemerintah dengan memberikan suatu keuntungan bagi berbagai pihak yang
perangkat ketentuan perdagangan; kedua, melakukan pertukaran.
sebagai suatu forum (wadah) perundingan Menurut Quraish Shihab, al-Qur’an
perdagangan; ketiga, sebagai suatu al-Karim dalam semua uraiannya, termasuk
dalam bidang ekonomi, selalu memandang
pengadilan internasional dimana para
manusia secara utuh, sehingga al-Qur’an
anggotanya menyelesaikan sengketa memaparkan ajarannya dengan
dagangnya dengan anggota-anggota GATT memperhatikan individu dan masyarakat.
lainnya (Jamilus, 2017 ). Individu dilihat secara utuh, fisik, akal,
qalbu, dan masyarakat dihadapinya dengan
Perdagangan Internasional Dalam Perspektif menekan adanya kelompok lemah dan kuat,
Islam tetapi tidak menjadikan mereka dalam
Perdagangan merupakan aspek kelas-kelas ang saling bertentangan
muamalah dalam islam yaitu masalah yang sebagaimana halnya komunisme, namun
berkenaan dengan hubungan horizontal mendorong mereka semua untuk bekerja
dalam kehidupan manusia. Meskipun sama guna meraih kemashlahatan individu
demikian sector ini mendapat perhatian dan tanpa mengorbankan masyarakat atau
penekanan khusus dalam ekonomi Islam, sebaliknya (Shihab, 2011).
karena keterkaitannya dengan sektor riil. Ketentuan perdagangan dalam
Aktivitas perdagangan harus sesuai dengan Islam berkaitan dengan pelaku dagang,
ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh bukan dengan uang yang dimiliki. Di dalam
agama yang nantinya bernilai ibadah, Islam ada beberapa hukum yang berkaitan
artinya dalam perdagangan selain mendapat dengan individu, hak-hak setiap individu,
keuntungan materil sekaligus bias dan harta yang dimiliki. Hukum harta
mendekatkan diri kepada Allah. dalam Islam tergantung pada pemilik harta
Kata dagang dalam bahasa arab tersebut. Apapun keputusan dari putusan
adalah at-tijarah (‫)التجارة‬, memiliki kata tentang pemilik berlaku juga untuk harta
yang dimiliki olehnya.
dasar t-j-r (‫ر‬-‫ج‬-‫ )ت‬yang bermakna Ada tiga kemungkinan bagi seorang
berdagang, berniaga, perdagangan pemilik harta untuk menggunakan hartanya,
perniagaan (Munawwir, 1984). Menurut pertama, dibelanjakan, kedua,
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

diinvestasikan, dan ketiga ditumpuk. Jika kesehatan dan keselamatan manusia, (3)
ketiga hal ini dapat menimbulkan kerusakan Mengadakan perjanjian dalam kegiatan
akhlak, maka dilarang keras oleh al-Qur’an. ekspor barang atau jasa harus sesuai dengan
Seseorang boleh membelanjakan hartanya ketentuan aturan dalam Islam. Tidak
asal tidak boros, seseorang dilarang dibenarkan melakukan perjanjian yang
menggunakan hartanya untuk hal-hal yang
diharamkan dalam Islam, misalnya
tidak bermanfaat, apalagi sejak awal sudah
diharamkan, bahkan seseorang yang melakukan perjanjian yang di dalamnya
terbiasa memberi banttuan bukan pada terdapat unsur riba (bunga) dan gharar
empanya dapat dikenakan pembatasan (penipuan), (4) Barang atau jasa yang
kewenangan menggunakan hartanya diekspor bukanlah merupakan barang yang
(Shihab, 2011). menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Usaha perdagangan yang Islami
pasti berbeda dengan praktek-praktek  Dalam hal impor
perdagangan yang tidak islami karena dia
mempunyai tujuan falah (keuntungan dunia Begitu juga peraturan-peraturan dalam
akhirat), maka wataknya harus bersumber impor tidak jauh berbeda dengan peraturan
dari nilai samawi. Karakternya harus sesuai yang ada pada ekspor, diantaranya adalah
dengan Islam yang mengutamakan sebagai berikut: (1) Tidak diperbolehkan
kejujuran. Maka di dalamnya tidak barang ataupun jasa yang diimpor memiliki
mengenal istilah zero zum game dalam unsur-unsur yang diharamkan dalam Islam,
pengertian keuntungan diperoleh atas
(2) Perjanjian yang dilakukan dalam
kerugian orang lain.
kegiatan impor harus sesuai dengan syari’at
Berikut ini ada beberapa peraturan Islam, (3) Tidak dibenarkan mengimpor
dalam Islam yang penting yang berkaitan barang atau jasa yang dapat membahayakan
dengan perdagangan internasional baik masyarakat khususnya masyarakat muslim.
dalam hal ekspor, impor barang dan jasa. Semua peraturan diatas bukanlah
sebagai penghalang dan pembatas dalam
 Dalam hal ekspor melakukan kegiatan perdagangan antar
negara, melainkan untuk menjaga
Telah ditetapkan dan diatur dalam Islam perdamaian masyarakat khususnya
peraturan-peraturan secara umum dalam masyarakat muslim, dan menjamin
hal ekspor barang dan jasa guna keselamatan dan keamanan setiap
menghindari berbagai macam bentuk individunya.
bahaya yang dapat membahayakan
masyarakat khususnya masyarakat muslim, Kritik terhadap Organisasi Perdagangan
diantaranya sebagai berikut: (1) Internasional (WTO)
Dilarangnya melakukan ekspor barang
Berikut ini kritikan akan prinsip-
ataupun jasa yang dapat membantu musuh
prinsip dan sistem yang diterapkan pada
untuk membahayakan dan membunuh
organisasi WTO, diantaranya:
masyarakat muslim, (2) Jenis barang yang 1. Prinsip-prinsip dasar yang ada pada WTO
diekspor merupakan barang yang bersifat tidak demokratis , yaitu kebijakan
diperbolehkan secara syari’ah Islam. Tidak yang ada pada organisasi ini memiliki
dibenarkan seorang muslim untuk pengaruh terhadap setiap aspek kehidupan
mengekspor barang misalnya mengekspor dalam masyarakat, namun organisasi ini
minuman keras yang mana dapat secara demokratis belum transparan.
menyebabkan kemadharatan bagi Misalnya pada aturan yang ditetapkan oleh
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

WTO digunakan sebagai akses masuk ke Persamaan dan perbedaan sistem


dalam perusahaan sebagai bentuk negoisasi. perdagangan bebas antara sistem ekonomi
Sebagaimana yang dilakukan oleh Amerika Islam dengan sistem WTO
Serikat melakukan negoisasi perdagangan Setelah diuraikan sebelumnya pada
guna mendapatkan sejumlah besar komite kritikan sistem yang ada pada WTO, maka
konsultasi industri. Yang mana hal ini telah sebagai peneliti tidak menemukan
mengabaikan kontribusi masyarakat, persamaan sistem pada sistem ekonomi
konsumen, lingkungan, hak asasi manusia Islam atas sistem yang ada pada WTO.
dan organisasi buruh. Sedangkan untuk perbedaan sistem
2. WTO tidak akan membuat rasa aman. perdagangan bebas yang ada pada sistem
Organisasi perdagangan dunia ingin semua ekonomi Islam dengan sistem perdagangan
negara dan masyarakat percaya yang diterapkan pada WTO adalah sebagai
bahwasanya menciptakan dunia sebagai berikut:
perdagangan bebas akan meningkatkan (1) perdagangan bebas dalam sistem
pengetahuan dan pemahaman serta ekonomi Islam untuk memenuhi kebutuhan
perdamaian secara global. Namun yang fitrah baik kebutuhan secara materi
sebaliknya pada realitanya perdagangan maupun ruh/jiwa untuk menciptakan rasa
dunia didominasi dengan negara-negara aman dan memenuhi segala kebutuhan
kaya dan maju yang memiliki kepentingan secara layak, sehingga manusia memiliki
individual, dan juga memunculkan kehidupan yang yang baik dan dapat
kemarahan dan kebencian sehingga memakmurkan tanah lingkungan di mana
membuat rasa tidak aman. mereka berpijak dan berada serta beribadah
3. WTO telah melanggar dan melewati menyembah Allah azza wajalla. Sesuai
batasan sistem bisnis dan norma-norma hak dengan ayat pada al-Qur’an: “Dia telah
asasi manusia. WTO telah menetapkan menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
aturan atas hak perusahaan untuk menjadikan kamu pemakmurnya”
mengakses keuntungan dengan (Hud:61). Maksudnya adalah manusia
mengorbankan hak asasi manusia dan dijadikan penghuni dunia untuk menguasai
bisnis. WTO membayar upah yang dan memakmurkan dunia. Juga terdapat
diatribusikan satu sama lain sehubungan dalam surat adz-Dzariyaat:56 : “Dan aku
dengan mempromosikan standar tidak menciptakan jin dan manusia
perburuhan yang diakui secara melainkan supaya mereka mengabdi
internasional. kepada-Ku (adz-Dzariyaat:56). Sedangkan
4. WTO telah merusak lingkungan baik lokal sistem yang ada pada WTO hanyalah
maupun nasional. WTO telah membuat mencapai kepuasan material dan kekayaan
perusahaan untuk membongkar semaksimal mungkin tanpa memperhatikan
perlindungan lingkungan baik lokal kepuasan spiritual.
maupun nasional yang diserang sebagai (2) Perdagangan bebas dalam sistem
hambatan perdagangan. WTO berupaya ekonomi Islam secara ideologis dan etika
meliberalisasikan industri termasuk berdasarkan halal, baik, amanah, kejujuran,
pembalakan, perikanan, fasilitas air, dan kemurnian, saling kerjasama,
lain-lain. menumbuhkan cinta dan persaudaraan
5. WTO memiliki tiga prinsip utama dasar dengan keyakinan bahwasanya semua
untuk memproteksionisme negara yang perbuatan yang dilakukan adalah ibadah.
efektif sebagai hambatan untuk memasuki Sesuai ayat pada al-Qur’an: “Maka
jalan menuju liberalisasi ekonomi di negara makanlah yang halal lagi baik dari rezki
tersebut. Ketiga prinsip ini merupakan cara yang telah diberikan Allah kepadamu; dan
untuk mengakses pasar bebas, dan negara syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya
diwajibkan untuk membuka pasar mereka kepada-Nya saja menyembah”(an-
untuk barang dan jasa dari negara lain. Nahl:114). Sedangkan sistem yang ada
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

pada WTO adalah memisahkan agama Namun berbeda dengan sistem


dengan ranah kehidupan dunia, sehingga perdagangan bebas yang diterapkan pada
tidak ada kepercayaan dan etika dalam organisasi perdagangan internasional
ekonomi. (WTO) yaitu untuk mencapai kepuasan
(3) Pengendalian perdagangan bebas dalam materi dan kekayaan yang maksimal serta
sisem ekonomi Islam sesuai dengan
yang menjamin kesejahteraan masyarakat,
maqasid syari’ah yaitu memelihara atau
menjaga agama, akal, jiwa, dan harta. namun semakin meningkatnya
Sedangkan pengendalian atau pengontrolan ketimpangan antara negara-negara maju
yang dimiliki sistem WTO untuk dan negara-negara berkembang sehingga
perdagangan bebas adalah prinsip-prinsip hal tersebut menyebabkan terganggunya
yang berlandaskan pada ideologi yang kegiatan dan transaksi ekonomi.
dikejar oleh pemerintah, apakah itu borjuis,
Daftar Pustaka
komunis, sosialis, atau kooperatif.
(4) Perdagangan bebas pada sistem Adolf, H. (2004). hukum perdagangan
ekonomi Islam beroperasi sebagai pasar internasional (PRINSIP-PRINSIP
bebas yang murni dan bersih, bebas dari DAN KONSEPSI DASAR. bandung:
penipuan, ketidaktahuan, perjudian, PT. RAJAWALI PERS.
monopoli, eksploitasi dan ketidakpuasan. al-Asfahani, A.-R. (2008). Mu'jam Mufrodat
Sedangkan pada sistem WTO menjalankan al-Fadhil al-Qur'an. Libanon: Dar al-
pasar bebas berlandaskan pada pemikiran
Kutub al-'Ilmiyah.
atau gagasan bebas tanpa adanya
pengendalian dan pengontrolan guna al-Qur'an al-Karim.
mencegah adanya monopoli serta pasar Baqi, M. F. (1981). Mu'jam Mufahras li al-
bebas absolut tanpa adanya kontrol Fazh al-Qur'an. Beirut: Dar al-Fikr.
ideologis atau moral, sehingga banyak Darussalam, A. Z. (2017). Konsep
kasus yang terjadi mengarah pada Perdagangan dalam Tafsir Al-
pembentukan kartel, monopoli, dan Mishbah. Al-Tijarah.
eksploitasi. Jamilus. (2017 ). Analisis Fungsi dan
Manfaat WTO bagi Negara
D. Simpulan Berkembang (Khususnya
Indonesia). JIKH, 16.
Berdasarkan dari uraian analisis Munawwir, A. W. (1984). Kamus Al-
sebelumnya bahwa ada perbedaan Munawwir Arab Indonesia.
mendasar antara sistem ekonomi Islam dan Surabaya: Pustaka Progressif.
sistem perdagangan internasional (WTO) Rohendi, A. (2014). Prinsip Liberalisasi
pada sistem perdagangan bebas. Ketika Perdagangan World Trade
dasar-dasar sistem ekonomi Islam Organization dalam Pembaharuan
diterapkan pada kegiatan dan kehidupan hukum investasi di Indonesia
masyarakat khususnya pada kegiatan (Undang-Undang nomor25 tahun
perdagangan maka akan tercapai kehidupan 2007). Padjajaran Jurnal Ilmu
yang layak, dan mulia, serta merupakan Hukum (Journal of Low).
tanggung jawab suatu negara dalam Shihab, M. Q. (2011). Menabur Pesan Ilahi:
memenuhi kebutuhan maksimum setiap Al-Qur'an dan Dinamika Kehidupan
warga negaranya terlepas dari agama dan Masyarakat. Jakarta: Lentera Hati.
ideologi mereka. Smith, A. (1976). An Inquiry into the nature
and causes of the wealth of nations.
London: Oxford University Press.
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020

Sudirman, A. (2017). The World Trade


organization. INTERMESTIC, 1.

Anda mungkin juga menyukai