Agilistya Rahayu1
1
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Sorong
1
Email: agilistya685@gmail.com
Abstrak
Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas persamaan dan perbedaan serta kritik pada
prinsip dan sistem perdagangan internasional pada organisasi World Trade Organization dalam kerangka
perspektif Islam. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui karakteristik sistem dan prinsip
perdagangan internasional dalam perspektif Islam. 2) untuk mengetahui persamaan dan perbedaan
sistem dan prinsip yang ada pada World Trade Organization dan dalam perspektif Islam. 3) kritik atas
prinsip dan sistem perdagangan internasional yang ada pada organisasi World Trade Organization dalam
perspektif Islam. Metode dalam penelitian ini menggunakan dua metode dengan pendekatan kualitatif:
1) metode observasi dengan memperbanyak buku-buku literatur. 2) metode dokumenter mengumpulkan
banyak sumber yang berkaitan dengan perdagangan internasional baik pada organisasi World Trade
Organization maupun dalam ekonomi Islam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi
mendalam dan dokumentasi. Data yang didapatkan di analisis dengan cara: deduktif (deductive method),
induktif (inductive method), dan analisis deskriptif komparatif (analytic descriptive comparative method).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesungguhnya Islam menganut paham perdagangan terikat, yaitu
kebebasan yang berdasarkan keadilan, aturan-aturan agama dan etika. Adapun karakteristik yang sesuai
dengan perdagangan Islam diantaranya: (1) Menegakkan perdagangan dengan barang yang tidak
haram;(2) Bersikap benar, amanah, dan jujur; (3) Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga; (4)
Menegakkan kasih sayang, nasehat, dan melarang monopoli untuk melipatgandakan keuntungan
pribadi;(5) Berprinsip bahwa perdagangan adalah bekal untuk akhirat.
Kata kunci: Perdagangan Internasional, Sistem, Ekonomi Islam, World Trade Organization
Abstract
The scope of this research is to discuss the similarities and differences as well as criticism of the principles
and systems of international trade in the World Trade Organization within the framework of an Islamic
perspective. The objectives of this study are: 1) to determine the system characteristics and principles of
international trade from an Islamic perspective. 2) to find out the similarities and differences in the systems
and principles that exist in the World Trade Organization and from an Islamic perspective. 3) criticism of
the systems and principles of international trade that exist in the World Trade Organization from an
Islamic perspective. The method in this study uses two methods with a qualitative approach: 1) the method
of observation by increasing the number of literature books. 2) the documentary method collects many
sources related to international trade both in the World Trade Organization and in the Islamic economy.
The data collection technique is done by in-depth observation and documentation. The data obtained were
analyzed by means of: deductive (deductive method), inductive (inductive method), and comparative
descriptive analysis (analytic descriptive comparative method). The results showed that Islam actually
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020
adheres to the concept of bound trade, namely freedom based on justice, religious and ethical rules. The
characteristics that are in accordance with Islamic trading include: (1) Enforcing trade with goods that are
not haram, (2) Being right, trustworthy, and honest; (3) Upholding justice and forbidding flowers; (4)
Upholding love, advice, and prohibiting monopoly to multiply personal gain; (5) Principled that trade is a
provision for the hereafter.
menyeimbangkan ketidaksamaan antara sumber daya alam yang besar dan biaya
orang kaya dan orang miskin (Sudirman, tenaga kerja yang lebih murah.
2017) B. Metode Penelitian
Prinsip dan sistem yang ada pada
WTO dapat menguntungkan sebagai sistem Metode dalam penelitian ini
yang berdasarkan pada aturan-aturan menggunakan pendekatan kualitatif untuk
dalam beberapa bidang wajib bagi negara menggambarkan, meringkaskan berbagai
maju, dan hal tersebut bersifat mendua dan kondisi, situasi, dan fenomena realitas yang
tidak jelas. Sementara aturan-aturan bagi ada pada organisasi perdagangan
negara berkembang bersifat spesifik dan internasional (WTO), dan berupaya menarik
sulit. Sebagai contoh dalam bidang TRIPs realitas itu kepermukaan sebagai sebuah
dimana maksud awal dari hak atas kekayaan suatu gambaran tentang kondisi ataupun
intelektual ini diambil alih untuk melayani fenomena tertentu. Jenis penelitian ini
keinginan perusahaan-perusahaan besar adalah adalah studi kritik kasus dengan jenis
dan mengamankan investasi mereka data primer dan sekunder dan teknik
melalui monopoli pengetahuan. Liberalisasi pengumpulan data dilakukan dengan
dalam perdagangan dianggap baik, karena observasi mendalam dan dokumentasi. Data
masyarakat dalam negeri akan yang didapatkan di analisis dengan cara:
mendapatkan barang berkualitas dengan deduktif (deductive method), induktif
harga murah. (inductive method), dan analisis deskriptif
Ini merupakan pandangan yang komparatif (analytic descriptive
salah. Akses terhadap barang sangatlah comparative method).
ditentukan oleh daya beli. Meskipun C. Hasil dan Pembahasan
masyarakat diberi barang dengan kualitas
Perdagangan (trade) atau
baik dan harga yang murah, tidak akan
(commerce) merupakan pertukaran barang
berpengaruh bagi kemakmuran masyarakat
atau jasa secara sukarela tanpa ada unsur
ketika daya belinya rendah. Daya beli
paksaan. Akan tetapi, kata perdagangan
masyarakat dipengaruhi oleh kemampuan
(commerce) sering digunakan di Inggris
produktif mereka. Ketika kemampuan
yang mana menunjukkan pertukaran
produktif mayarakat dihancurkan oleh
barang atau jasa yang dilakukan antar
liberalisasi, maka daya beli akan turun,
negara dan bukan perorangan.
sebagai akibatnya unit-unit perusahaan
Perdagangan internasional
dalam negeri yang kalah bersaing.
merupakan gerakan pertukaran berbagai
Kemudian bisa dilihat, jika memang barang, dan modal, serta pertukaran tenaga
suatu negara harus mengkhususkan pada kerja antar negara di dunia. Menurut teori
produk-produk yang mempunyai faktor klasik dalam perdagangan internasional
produksi paling bagus maka mengapa menyatakan bahwasanya kekayaan negara
sekarang ini negara-negara di dunia tidak diukur dengan uang, alat utama untuk
melakukannya. Misalnya di Indonesia dan mencapai kekayaan tersebut melalui
Brazil merupakan salah satu produsen kopi perdagangan luar negeri. Hal ini tidak akan
terbesar di dunia, tapi produk yang tercapai kecuali jika terjadi surplus pada
menguasai pasaran berasal dari negara- ekspor daripada impor. Menurut teori
negara Eropa seperti Swiss. Padahal jika modern dalam perdagangan internasional
dilihat dari segi sumber daya alam dan adalah peran terpenting pada perdagangan
tenaga kerja, Indonesia dan Brazil memiliki internasional tergantung pada peran yang
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020
berlaku pada tanggal 1 Januari 1995. WTO tidak melalui upaya-upaya perdagangan
memiliki 5 prinsip utama pedoman yang lainnya.
tidak jauh berbeda dengam GATT, yaitu: (e) prinsip Resiprositas, prinsip ini
(a) Prinsip Most-Favored Nation merupakan prinsip fundamental dalam
(MFN), prinsip ini berarti suatu kebijakan GATT. Prinsip ini tampak pada preambule
perdagangan harus dilaksanakan atas dasar GATT dan berlaku dalam perundingan-
non-deskriminatif. Semua Negara anggota perundingan tariff yang didasarkan atas
terikat memberikan perlakuan yang sama dasar timbal balik dan saling
kepada negara-negara lainnya dalam menguntungkan kedua belah pihak
pelaksanaan dan kebijakan impor dan (f) Perlakuan khusus bagi Negara
ekspor serta menyangkut biaya-biaya Berkembang, sekitar dua pertiga negara
lainnya. anggota GATT adalah negara-negara yang
(b) Prinsip National Treatment, sedang berkembang yang masih berada
dalam prinsip ini produk dari suatu Negara dalam tahap awal pembangunan ekonomi.
yang impor ke dalam suatu Negara harus Untuk membantu pembangunan mereka,
diperlakukan sama seperti halnya produk pada tahun 1965, suatu bagian baru yaitu
dalam negeri. Prinsip ini berlaku terhadap part IV yang memuat tiga pasal. Tiga pasal
semua macam pajak dan pungutan- tersebut dimaksudkan untuk mendorong
pungutan lainnya. Prinsip ini berlaku pula negara-negara industry membantu
terhadap perundang-undangan, pertumbuhan ekonomi Negara-negara
pengaturan, dan persyaratan-persyaratan berkembang.
(hukum) yang mempengaruhi penjualan, Para pendukung globalisasi dengan
pengangkutan, distribusi, atau penggunaan prinsip-prinsip dasar yang ada pada
produk-produk di pasar dalam negeri. organisasi perdagangan dunia (WTO)
Prinsip ini juga memberikan perlindungan berpendapat bahwasanya dengan adanya
terhadap proteksionisme sebagai akibat perdagangan internasional akan mencapai
upaya-upaya atau kebijakan administratif beberapa keuntungan, khususnya untuk
atau legislatif negara berkembang, diantaranya:
(c) Prinsip larangan Restriksi (a) akan adanya keterbukaan dalam hal
(Pembatasan) Kuantitatif, larangan restriksi finansial. Dengan adanya keterbukaan
kuantitatif merupakan rintangan terbesar dalam hal finansial memungkinkan negara-
bgi GATT. Restriksi kuantitatif terhadap negara berkembang untuk mengakses pasar
ekspor atau impor dalam bentuk apapun internasional dalam hal keuangan guna
(misalnya penetapan kuota impor atau memperoleh dana investasi yang mereka
ekspor, retriksi penggunaan lisensi impor butuhkan, untuk menjembatani
atau ekspor, pengawasan pembayaran kesenjangan dalam sumber daya domestik,
produk-produk impr atau ekspor) pada yaitu tabungan yang tidak mencukupi dari
umumnya dilarang. Karena hal tersebut pembiayaan investasi lokal yang akan
dapat mengganggu praktik perdagangan mengarah pada peningkatan investasi
normal. domestik. Dengan demikian akan
(d) Prinsip Perlindungan melalui mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.
Tarif, pada prinsipnya GATT hanya (b) memberikan kesempatan pada gerakan
memperkenankan tindakan proteksi investasi secara langsung dan portofolio
terhadap industry domestic melalui tarif keuangan yang mana memungkinkan bank
(menaikkan tingkat tarif bea masuk) dan untuk menghindari pinjaman dari bank
komersial, dengan demikian akan
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020
diinvestasikan, dan ketiga ditumpuk. Jika kesehatan dan keselamatan manusia, (3)
ketiga hal ini dapat menimbulkan kerusakan Mengadakan perjanjian dalam kegiatan
akhlak, maka dilarang keras oleh al-Qur’an. ekspor barang atau jasa harus sesuai dengan
Seseorang boleh membelanjakan hartanya ketentuan aturan dalam Islam. Tidak
asal tidak boros, seseorang dilarang dibenarkan melakukan perjanjian yang
menggunakan hartanya untuk hal-hal yang
diharamkan dalam Islam, misalnya
tidak bermanfaat, apalagi sejak awal sudah
diharamkan, bahkan seseorang yang melakukan perjanjian yang di dalamnya
terbiasa memberi banttuan bukan pada terdapat unsur riba (bunga) dan gharar
empanya dapat dikenakan pembatasan (penipuan), (4) Barang atau jasa yang
kewenangan menggunakan hartanya diekspor bukanlah merupakan barang yang
(Shihab, 2011). menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
Usaha perdagangan yang Islami
pasti berbeda dengan praktek-praktek Dalam hal impor
perdagangan yang tidak islami karena dia
mempunyai tujuan falah (keuntungan dunia Begitu juga peraturan-peraturan dalam
akhirat), maka wataknya harus bersumber impor tidak jauh berbeda dengan peraturan
dari nilai samawi. Karakternya harus sesuai yang ada pada ekspor, diantaranya adalah
dengan Islam yang mengutamakan sebagai berikut: (1) Tidak diperbolehkan
kejujuran. Maka di dalamnya tidak barang ataupun jasa yang diimpor memiliki
mengenal istilah zero zum game dalam unsur-unsur yang diharamkan dalam Islam,
pengertian keuntungan diperoleh atas
(2) Perjanjian yang dilakukan dalam
kerugian orang lain.
kegiatan impor harus sesuai dengan syari’at
Berikut ini ada beberapa peraturan Islam, (3) Tidak dibenarkan mengimpor
dalam Islam yang penting yang berkaitan barang atau jasa yang dapat membahayakan
dengan perdagangan internasional baik masyarakat khususnya masyarakat muslim.
dalam hal ekspor, impor barang dan jasa. Semua peraturan diatas bukanlah
sebagai penghalang dan pembatas dalam
Dalam hal ekspor melakukan kegiatan perdagangan antar
negara, melainkan untuk menjaga
Telah ditetapkan dan diatur dalam Islam perdamaian masyarakat khususnya
peraturan-peraturan secara umum dalam masyarakat muslim, dan menjamin
hal ekspor barang dan jasa guna keselamatan dan keamanan setiap
menghindari berbagai macam bentuk individunya.
bahaya yang dapat membahayakan
masyarakat khususnya masyarakat muslim, Kritik terhadap Organisasi Perdagangan
diantaranya sebagai berikut: (1) Internasional (WTO)
Dilarangnya melakukan ekspor barang
Berikut ini kritikan akan prinsip-
ataupun jasa yang dapat membantu musuh
prinsip dan sistem yang diterapkan pada
untuk membahayakan dan membunuh
organisasi WTO, diantaranya:
masyarakat muslim, (2) Jenis barang yang 1. Prinsip-prinsip dasar yang ada pada WTO
diekspor merupakan barang yang bersifat tidak demokratis , yaitu kebijakan
diperbolehkan secara syari’ah Islam. Tidak yang ada pada organisasi ini memiliki
dibenarkan seorang muslim untuk pengaruh terhadap setiap aspek kehidupan
mengekspor barang misalnya mengekspor dalam masyarakat, namun organisasi ini
minuman keras yang mana dapat secara demokratis belum transparan.
menyebabkan kemadharatan bagi Misalnya pada aturan yang ditetapkan oleh
Agilistya Rahayu1
Jurnal El-Kahfi (Journal of Islamic Economic) Vol. 01 No. 02 Tahun 2020