Standar Kamar Jenazah Di Luar Negeri
Standar Kamar Jenazah Di Luar Negeri
k. Ruang spesimen
Berukuran 120 m2. Ruang ini digunakan untuk menyimpan jaringan-
jaringan dari tubuh jenazah (tersimpan di dalam toples yang telah terisi
formalin) kemudian dikirimkan sebagai sampel ke bagian histologi untuk
pemeriksaan mikroskopik atau pengawetan permanen.
l. Ruang pandang
Berukuran 120 m2. Ruangan ini sebaiknya di desain seperti kapel, yang
dapat digunakan oleh keluarga jenazah. Ruang ini seharusnya tidak banyak
terisi barang-barang karena digunakan untuk lalu lintas trolley pengangkut
jenazah dan tempat meletakkan peti mati.
m. Ruang Pengangkutan Jenazah
Ruang ini seharusnya tidak bertirai, tersedia peralatan, bersih, dan bebas
kuman. Keluarga dan pengunjung tidak boleh memasuki ruangan ini. Ruangan
ini lebih kecil dari ruang pandang.
n. Ruang pengurus pemakaman
Berukuran 150 m2. Pembuatan kamar mayat terkadang membutuhkan
lobby yang digunakan sebagai ruang yang berseberangan untuk mencegah
jenazah terlihat secara langsung. Lobby ini sekaligus menjadi ruang kerja bagi
pengurus pemakaman.
o. Ruang Radiologi
Sebaiknya tersedia x-Ray portable dan alat untuk melihat hasilnya.
p. Ruang Fotografi Forensik
Ruangan ini memiliki fasilitas fotografi karena dalam dunia peradilan
fakta-fakta yang didapat dari “skala berwarna fotografi” dan sketsa bergambar
atau traumagram memiliki informasi dan interpretasi yang tinggi. Dokumentasi
foto juga berguna sebagai tambahan catatan temuan yang didapat.
q. Ruang Observasi Medis
Ruang ini digunakan para staf medis melihat otopsi. Ruang ini terpisah
dari ruang post mortem, terletak di lantai atas dengan dinding terbuat dari kaca
sehingga memungkinkan untuk observasi dan diskusi.
r. Ruang Dokter
Ruang ini digunakan untuk menulis laporan yang digunakan sebagai
bahan diskusi dengan staf medis sehingga luas dan ukuran ruang ini harus
disesuaikan.
Jasa teknisi: sebaiknya terdapat pelayanan teknisi yang bertugas untuk
menjaga perawatan kamar mayat dengan mudah dan memperbaiki kerusakan
kerusakan yang didapat.
c. Lain-lain
Lantai
Lantai pada kamar mayat sebaiknya tahan air, tidak licin, mudah
dibersihkan, tahan terhadap pembersih lantai. Batas antara lantai dan dinding
sebaiknya membentuk lengkungan agar mudah dibersihkan.
Dinding
Permukaan dinding sebaiknya tahan air dan mudah dibersihkan. Tidak
mudah rusak dengan pembersih.
Langit-langit
Langit-langit kamar mayat sebaiknya dari bahan yang mudah
dibersihkan. Tingginya minimal 12 kaki.
Pintu
Pintu harus besar agar mudah dilalui troli dan peralatan kamar mayat.
Jendela
Kamar mayat harus memiliki jendela agar sinar matahari dapat masuk.
Tinggi jendela sebaiknya minimal 5 kaki dari lantai.
Koridor
Koridor kamar mayat harus luas, sehingga mudah dilewati troli, minimal
8 kaki.
Pencahayaan
Pada kamar mayat dibutuhkan pencahayaan yang cukup. Diperlukan
lampu khusus yang cahayanya terpusat pada jenazah terutama untuk
pemeriksaan khusus seperti otopsi. Perlu diperhatikan efek silau lampu akibat
cahaya yang menyinari alat-alat yang terbuat dari stainless steel, dan efek
panas dalam ruangan akibat dari lampu.
Ventilasi
Ventilasi merupakan fasilitas yang dibutuhkan untuk mengontrol paparan
dari Mycobacterium tuberculosis dan pathogen-patogen lain yang terdapat di
udara, bahan kimia, serta asap. Ventilasi juga dipakai untuk mengatur suhu
yang nyaman dan sesuai untuk pelaksanaan otopsi. Ventilasi sebaiknya
langsung berhubungan dengan ruangan luar melalui lubang atau melalui filter,
hal ini dimaksudkan supaya udara luar ruangan tidak dapat masuk ke dalam.
Aliran udara sebaiknya berasal dari pintu langit-langit yang langsung menuju
dasar pintu keluar, sehingga dapat memindahkan kuman keluar dari area
operator bekerja.
Standar minimal adalah adanya pertukaran udara per jam pada 6 ruangan
post mortem. Sebaiknya tidak ada pencampuran antara udara bersih masuk dan
udara kotor yang keluar.
Fasilitas air
Kran air panas dan dingin dibutuhkan pada tempat cuci tangan, wastafel,
dan shower. Tiap meja post mortem harus dilengkapi kran air.
Sarana komunikasi
Seharusnya terdapat akses komunikasi internal dan eksternal sehingga
staf forensik dapat saling berkomunikasi dengan rumah sakit, polisi, dan pihak
terkait lain.
Air Conditioner (AC)
Seluruh komplek kamar mayat sebaiknya dilengkapi dengan AC dengan
sistem yang terpisah untuk ruang otopsi sehingga mencegah udara yang kotor
atau bau tak sedap menyebar ke seluruh ruangan.
Keamanan
Kamar mayat seharusnya dilengkapi dengan lampu emergensi, pemadam
api, dan detector suhu pada tiap ruangan. Sebaiknya juga dilengkapi sisem
alarm tanda bahaya (kebakaran).