Anda di halaman 1dari 28

12. LKPD PPKn KL.XII Semester 2 Tahun Pel.

2020/2021
Pertemuan 12
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan akurat!
1. Uraikan beberapa cara bersikap proaktif dalam mengembangkan persatuan dan kesatuan bangsebagai
upaya dalam menjaga dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia!
2. Uraikan penilaiannya tentang persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Demokrasi Liberal (17
Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959)!
3. Uraikan penilaiannya tentang persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Orde Lama (5 Juli 1959
sampai dengan 11 Maret 1966)!
4. Sebagai warga Negara Indonesia apa rancangan anda tentang persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga
dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia?
5. Uraikan cara anda mengkampanyekan persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia!
6. Tuliskan 7 perilaku warga negara yang berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa sebagai upaya menjaga dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia!
7. Menguraikan klasifikasi demokrasi!
8. Jelaskan periodisasi perkembangan demokrasi di Indonesia!
9. Uraikan klasifikasi hukum !
10, Identifikasi peran lembaga peradilan di Indonesia!
11. Uraikan peran Indonesia di PBB!
12. Uraikan peran Indonesia dalam ASEAN!
13. Jelaskan ancaman integrasi nasional di bidang politik!
14. Uraikan strategi mengatasi ancaman di bidang sosial budaya!
15. Jelaskan makna persatuan dan kesatuan bangsa!
16. Jelaskan konsep NKRI menurut UUD Negara RI Tahun 1945!
17. Identifikasi faktor penghambat persatuan dan kesatuan bangsa!
18. Identifikasi hakikat hak warga Negara!
19. Uraikan substansi hak dan kewajiban warga negara dalam nilai dasar Pancasila!
20. Uraikan faktor penyebab pengingkaran kewajiban warga Negara!
21. Uraikan upaya penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga Negara!
22. Jelaskan peran Kejaksaan dalam menjamin keadilan dan kedamaian!
23. Kemukakan berbagai kasus pelanggaran hukum di masyarakat!
24. Identifikasi pengaruh positif kemajuan iptek dalam aspek ekonomi!
25. Identifikasi sikap selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh kemajuan iptek!
26. Identifikasi sikap selektif dalam menghadapi berbagai pengaruh kemajuan iptek!
27. Uraikan karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia!
28. Kemukakan penilaian anda tentang persatuan dan kesatuan bangsa pada masa Republik
Indonesia Serikat (27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950)!

-Selamat bekerja-
NAMA : NUR WAQIATUL QADRI
KELAS : XII MIPA 4
LKPD 12 PPKN

1. sikap sebagai berikut:


a. Cinta tanah air

Cinta tanah air artinya berbakti kepada negara dan bersedia berkorban membela negara.
Cinta tanah air menjadi sikap penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial budaya, ekonomi, dan politik bangsa.Cinta tanah air perlu ditanamkan dan
dikembangkan dalam jiwa setiap individu sejak dini. Cinta tanah air tercermin dari
perilaku:

● Melestarikan budaya bangsa


● Bangga dengan membeli produk dalam negeri
● Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
● Mengikuti segala kegiatan saat memperingati Hari Kemenrdekaan Indoensia pada 17
Agustus.
● Membina persatuan dan kesatuan

Semboyan Bhineka Tunggal Ika mencerminkan persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia mampu membangun kesatuan bangsa
yang kokoh.

Prinsip dari persatuan dan kesatuan di Indoesia yaitu menjadi satu atau tunggal yang
menuntut keterpaduan dari kemajemukan bangsa.

b. Sesuai dengan sila ke-3 Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, masyarakat


Indonesia harus memiliki sikap membina persatuan dan kesatuan, seperti:
● Menolong siapa saja tanpa memandang suku, agama, ras, dan antar golongan.
● Berteman dengan siapa saja, karena kita semua itu sama.
● Mengikuti kegiatan di lingkungan masyarakat maupun sekola, misalnya gotong royong.
● Rela berkorban
● Rela berkorban yaitu bersedia dengan senang hati, ikhlas, dan tidak mengharapkan
imbalan. Bersedia memberikan segala sesuatu yang dimiliki untuk kepentingan bangsa
dan negara.
c. Sikap yang mencerminkan rela berkorban untuk negara, yaitu:
● Siap membel negara ketika dibutuhkan
● Mengedepankan kepentingan sosial dibandingkan kepentingan pribadi
● Mematuhi tata tertib dan UUD 1945 yang berlaku
● Menghindari sikap egois
● Melakukan kegiatan kemanusian demi bangsa dan Negara

Warga negara Indonesia

Menurut situs resmi Kementerian Luar Negeri, peraturan di Indonesia mengenai


Kewarganegaraan sudah tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 12 tahun 2006.
Undang-undang tersebut menggati UU Nomor 62 tahun 1958 tentang Kewarganegaaran
yang dinilai sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat dan tata negara
Republik Indonesia.
2. Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa
A. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Revolusi Kemerdekaan
Masa Revolusi Kemerdekaan terjadi pada 18 Agustus 1945 hingga 27 Desember
1949. Dalam periode ini, bentuk NRI adalah kesatuan, dengan bentuk pemerintahan
Republik, di mana presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus sebagai
kepala Negara (presidensial).
Pegangan ketatanegaraan pada periode ini adalah Undang-Undang Dasar 1945.
Namun pelaksanaannya belum dapat dijalankan secara murni dan konsekuen. Hal tersebut
karena bangsa Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya. Sehingga
pemerintah masih fokus terhadap upaya mempertahankan kemerdekaan dari kekuatan asing
yang berusaha untuk kembali menjajah Indonesia.
Periode ini juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan separatis dari dalam
dengan tujuan mendirikan negara baru yang memisahkan diri dari NKRI. Adapun gerakan-
gerakan tersebut di antaranya sebagai berikut.
● Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun 1948
● Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Daerah Jawa Barat
B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Republik Indonesia Serikat
Federalisme pernah diterapkan di Indonesia pada rentang 27 Desember 1949
hingg 17 Agustus 1950. Pada masa ini, pegangan negara adalah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat tahun 1949. Berdasarkan konstitusi tersebut, bentuk negara kita adalah
serikat atau federasi dengan 15 negara bagian.
Sistem pemerintahan yang dianut pada periode ini adalah sistem parlementer
kabinet semu (quasi parlementer), dengan karakteristik sebagai berikut.
● Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh parlemen
sebagaimana lazimnya.
● Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal itu tampak pada
ketentuan bahwa Presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan pemerintah.
Seharusnya, Presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya
dipegang oleh Perdana Menteri.
● Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.
● Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun
harus melalui keputusan pemerintah.
● Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak punya
pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya
kepada kabinet.
● Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.

Pada masa Republik Indonesia Serikat juga terjadi beberapa gerakan separatis yang di antaranya
adalah sebagai berikut.

● Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)


● Pemberontakan Andi Azis di Makassar
● Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)
C. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Demokrasi Liberal

Pada periode ini, Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
Tahun 1950 (UUDS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950. UUDS RI 1950
merupakan perubahan dari Konstitusi RIS yang diselenggarakan sesuai dengan Piagam
Persetujuan antara pemerintah RIS dan Pemerintah RI pada tanggal 19 Mei 1950.

Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan parlementer dengan menggunakan
kabinet parlementer yang dipimpin oleh seorang perdana menteri. Praktik sistem pemerintahan
ini ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran, keteraturan dan kestabilan
politik.

Hal itu tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam kurun waktu antara 1950-1959 telah terjadi
7 kali pergantian kabinet Terjadi perdebatan yang tiada ujung pangkal sementara di sisi lain
kondisi negara makin gawat dan tidak terkendali yang mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa.

Kondisi tersebut mendorong presiden untuk menggunakan wewenangnya yakni mengeluarkan


Dekret Presiden tanggal 5 Juli tahun 1959, yang berisi di antaranya sebagai berikut.

● Pembubaran konstituante.
● Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950.
● Pembentukan MPR dan DPA sementara.
● Di tambah lagi, pada periode ini juga terjadi beberapa gerakan separatis yang di
antaranya adalah sebagai berikut.
● Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
● Pemberontakan PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta)

3. Pada masa orde lama sampai orde baru


1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa pada Masa Orde Lama

Dekret Presiden tanggal 5 Juli 1959 telah membawa kepastian di negara. Indonesia kembali
menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang berkedudukan sebagai asas
penyelenggaraan negara.

Sejak berlakunya kembali UUD 1945, Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan. Kabinet yang dibentuk pada tanggal 9 Juli 1959 dinamakan Kabinet Kerja yang
terdiri atas:

● Kabinet Inti, yang terdiri atas seorang perdana menteri yang dijabat oleh Presiden dan 10
orang menteri.
● Menteri-menteri ex officio, yaitu pejabat-pejabat negara yang karena jabatannya diangkat
menjadi menteri. Pejabat tersebut adalah Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, Udara,
Kepolisian Negara, Jaksa Agung, Ketua Dewan Perancang Nasional dan Wakil Ketua
Dewan Pertimbangan Agung
● Menteri-menteri muda sebanyak 60 orang.
Pada periode ini muncul pemikiran di kalangan para pemimpin bangsa Indonesia, yang
dipelopori Presiden Soekarno, yang memandang bahwa pelaksanaan demokrasi liberal pada
periode yang lalu hasilnya sangat mengecewakan.Sebagai akibat dari kekecewaan tersebut,
presiden Soekarno mencetuskan konsep demokrasi terpimpin. Pada mulanya, ide demokrasi
terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.

Namun, lama kelamaan, bergeser menjadi dipimpin oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi.
Maka, akhirnya segala sesuatunya didasarkan kepada kepemimpinan penguasa dalam hal ini
pemerintah.

2. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Orde Baru

Kepemimpinan Presiden Soekarno akhirnya jatuh pada tahun 1966. Jatuhnya Soekarno
menandai berakhirnya masa Orde Lama dan digantikan oleh kekuatan baru, yang dikenal
dengan sebutan Orde Baru yang dipimpin Soeharto.

Selama memegang kekuasaan negara, pemerintahan Orde Baru tetap menerapkan sistem
pemerintahan presidensial. Adapun kelebihan dari sistem pemerintahan Orde Baru adalah
sebagai berikut.

Perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang pada tahun 1968 hanya 70
dolar Amerika Serikat dan pada 1996 telah mencapai lebih dari 1.000 dolar Amerika Serikat.

● Suksesnya program transmigrasi.


● Berhasil menyukseskan program Keluarga Berencana.
● Sukses memerangi buta huruf.

Penyimpangan Order Baru

Akan tetapi dalam perjalanan pemerintahannya, Orde Baru melakukan beberapa penyimpangan
terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Beberapa penyimpangan konstitusional
yang paling menonjol adalah sebagai berikut.

● Penyimpangan Bidang ekonomi


● Penyelengaraan ekonomi tidak didasarkan pada pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.
● Terjadinya praktik monopoli ekonomi.
● Pembangunan ekonomi bersifat sentralistik, sehingga terjadi jurang pemisah antara pusat
dan daerah.
● Pembangunan ekonomi dilandasi oleh tekad untuk kepentingan individu.

Penyimpangan Bidang Politik

● Kekuasaan berada di tangan lembaga eksekutif.


● Presiden sebagai pelaksana undang-undang kedudukannya lebih dominan dibandingkan
dengan lembaga legislatif.
● Pemerintahan bersifat sentralistik, berbagai keputusan disosialisasikan dengan sistem
komando. Tidak ada kebebasan untuk mengkritik jalannya pemerintahan.
● Praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) biasa terjadi yang tentunya merugikan
perekonomian negara dan kepercayaan masyarakat.

Penyimpangan Bidang Hukum

Perundang-undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi kekuasaan presiden kurang


memadai, sehingga kesempatan ini memberi peluang terjadinya praktik KKN dalam
pemerintahan.

● Supremasi hukum tidak dapat ditegakan karena banyaknya oknum penegak hukum yang
cenderung memihak pada orang tertentu sesuai kepentingan.
● Hukum bersifat kebal terhadap penguasa dan konglomerat yang dekat dengan penguasa.
● Berbagai penyimpangan yang telah disebutkan di atas mengakibatkan negara Indonesia
terjebak dalam keadaan krisis multidimensional. Kondisi yang mencemaskan itu akhirnya
membangkitkan gerakan reformasi menumbangkan rezim otoriter orde baru.
● Semangat para mahasiswa dan berbagai pihak lainnya yang peduli terhadap masa depan
bangsa akhirnya berhasil membuat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 21
Mei 1998.
D. Persatuan dan Kesatuan pada Masa Reformasi

Memasuki masa reformasi, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem pemerintahan
yang demokratis. Agar tercipta sistem pemerintahan yang diharapkan, perlu disusun
pemerintahan yang konstitusional. Pemerintah konstitusional bercirikan sebagai berikut.

1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif, dan


2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal tersebut, salah satu bentuk reformasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia
adalah melakukan perubahan atau amandemen atas Undang-Undang Dasar 1945. Langkahnya
adalah dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional,
sehingga diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut dipaparkan perubahan-perubahan mendasar dalam ketatanegaraan


Indonesia setelah perubahan UndangUndang Dasar 1945 pada masa reformasi yakni sebagai
berikut.

● Kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar (Pasal 1 ayat
(2)).
● MPR merupakan lembaga bikameral, yaitu terdiri dari anggota DPR dan anggota DPD
(Pasal 2 ayat (1)).
● Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat (Pasal 6A ayat (1)).
● Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan
yang sama untuk satu kali masa jabatan (Pasal 7).
● Pencantuman hak asasi manusia (Pasal 28A-28J).
● Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara.
● Presiden bukan mandataris MPR.
● MPR tidak lagi menyusun GBHN.
● Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (Pasal 24B dan
24C).
● Anggaran pendidikan minimal 20% (Pasal 31 ayat (4)).
● Negara kesatuan tidak boleh diubah (Pasal 37 ayat (5)).
● Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 dihapus.

4. Rancangan saya sebagai warga negara yaitu :

Pertama, sikap toleransi yaitu saling menghormati dan menghargai ditengah keberagaman
budaya pada masyarakat. Kedua, menghormati perbedaan dengan selalu bersikap ramah dan
menghilangkan egoisme masing-masing suku dan golongan. Ketiga, peran pemerintah
diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk melestarikan keragaman sosial budaya.
Keempat, kesadaran masyarakat menjadi dasar dalam menjaga keanekaragaman tetap utuh di
lingkungannya sendiri.

5. Cara saya mengkampanyekan persatuan dan kesatu yaitu :

1. Melalui media sosial dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya persatuan


bangsa
2. Membuat sebuah event/perlombaan agar terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa
3. Mengajak masyarakat untuk lebih mengenal arti persatuan dan kesatuan
4. Membuat forum/organisasi yg bergerak khusus untuk mempereret persatuan
5. Bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk menciptakan persatuan dan kesatuan.

6. Tindkan warga negara yang mengakibatkan pecahnya persatuan dan kesatuan yaitu :

1. Sifat egoisme atau mementingkan diri sendiri


2. Kuranganya rasa toleransi
3. Melupakan kewajiban sendiri
4. Mengambil hak milik orang lain
5. Menggunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang
6. Menghina agama,ras dan kepercayaan orang lain
7. Membuat keputusan sendiri tanpa mempertimbangkan pihak lain

7. Klasifikasi demokrasi yaitu :

● Demokrasi Langsung

Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat memberikan suara
atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili
dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung
terhadap keadaan politik yang terjadi.

● Demokrasi Perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan umum
untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

8. Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:


● Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan demokrasi parlemen
serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer member peluang
untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Akibatnya perstuan yang digalang selama
perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi
kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.
● Periode 1966-1965, masa Dmokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah
menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat. Masa ini di tandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai
politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsure sosial-politik
semakin meluas.
● Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi
konstitusional yang menonjolkan system presidensial. Landasan formal periode ini adalah
Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka meluruskan kembali
penyelewangan terhadap UUD 1945 yaitu terjadi di masa DEmokrasi terpimpin. Namun
dalam perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga
Negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini , nama Pancasila hanya
digunakan sebagai legitimilasi politis penguasaan saat itu, sebab kenyataanya yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
● Periode 1999- sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakat pada
kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan multi partai
yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antara lembaga Negara, aksekutif,
legeslatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol, sehingga
iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan di
tangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala Pemilu memang demikian, namun dalam
pelaksanaanya setelah pemilu banyak kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan
rakyat, melainkan lebih kea rah pembagian kekuasaan antara preside dan partai politik
dalam DPR. Dengan lain perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang
mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state).

9. Klasifikasi hukum yaitu ;

a. Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut sumber hukum:


● Hukum Undang-Undang atau jenis hukum yang terletak dan tercantum di dalam
peraturan perundang-undangan.
● Hukum kebiasaan adalah jenis hukum yang berlaku di dalam peraturan-peraturan
atau kebiasaan adat.
● Hukum traktat atau hukum yang ditetapkan oleh negara-negara melalui suatu
perjanjian antar negara atau traktat.
● Hukum yurisprudensi muncul karena adanya keputusan hakim, yang menjadi
rujukan hakim selanjutnya dalam memberi putusan dalam pengadilan.

Hukum ilmu yang terdapat dalam pandangan para ahli hukum yang terkenal dan
sangat berpengaruh.
b. Penggolongan Hukum Berdasarkan Tempat Berlaku

Ada tiga jenis hukum berdasarkan tempat berlakunya, yakni:

● Hukum nasional yang berlaku di dalam wilayah negara tertentu.


● Hukum internasional adalah jenis hukum yang berguna untuk mengatur hubungan
hukum antar negara di dalam hubungan internasional.
● Hukum asing berlaku di dalam wilayah negara lain dan tidak berlaku pada negara
yang bersangkutan.
● Hukum gereja adalah sekumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja dan berlaku
untuk para anggotanya.
c. Penggolongan Hukum Berdasarkan Bentuk
● Hukum tertulis adalah hukum yang telah dicantumkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan secara tertulis.
● Hukum tidak tertulis adalah hukum yang berlaku serta diyakini oleh masyarakat
dan dipatuhi. Contoh hukum tidak tertulis adalah hukum adat, hukum agama, dan
lain-lain.
d. Penggolongan Hukum Berdasarkan Waktu Berlaku
● Hukum positif atau yang disebut sebagai ius constitutum adalah jenis hukum yang
berlaku sekarang dan hanya bagi suatu masyarakat tertentu saja di dalam daerah
tertentu.
● Hukum negatif atau yang disebut sebagai ius constituendum adalah jenis hukum
yang diharapkan dapat berlaku pada waktu yang akan datang.
● Hukum alam atau yang disebut sebagai ius naturale atau antar waktu adalah jenis
hukum yang berlaku kapan saja dan dimana saja dari dulu sampai sekarang.
Hukum ini berlaku untuk selama-lamanya terhadap siapapun juga di seluruh
tempat.
e. Penggolongan Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankan

Ada dua jenis hukum berdasarkan cara mempertahankannya, yakni hukum material dan
hukum formal.

● Hukum material adalah jenis hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku secara umum mengenai hal-hal yang dilarang serta hal-
hal yang dibolehkan untuk dilakukan.
● Hukum formal adalah jenis hukum yang mengatur tentang bagaimana cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum material.
f. Penggolongan Hukum Berdasarkan Sifat

Berikut adalah penjelasan penggolongan hukum menurut sifatnya :

● Hukum yang memaksa adalah jenis hukum yang dalam keadaan bagaimana pun,
harus dan mempunyai paksaan yang mutlak.
● Hukum yang mengatur adalah jenis hukum yang dapat dikesampingkan saat
pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan tersendiri dalam suatu
perjanjian.
g. Penggolongan Hukum Berdasarkan Wujud
● Hukum objektif adalah hukum yang mengatur tentang hubungan antar dua orang
atau lebih yang berlaku umum.
● Hukum subjektif yakni hukum yang muncul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang atau lebih.
h. Penggolongan Hukum Berdasarkan Isi

Penggolongan hukum berdasarkan isi dibedakan menjadi dua yaitu hukum publik dan
hukum privat. Hukum publik adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan individu atau warga negaranya dan menyangkut kepentingan publik. Hukum
publik dibagi lagi ke dalam beberapa bagian, yakni:

Hukum Pidana: Pelanggaran dan kejahatan, serta memuat larangan dan sanksi.

Hukum Tata Negara: Hubungan antara negara dengan bagian -bagiannya.

Hukum Tata Usaha Negara (administratif): Tugas dan kewajiban para pejabat negara.

Hukum Internasional: Hubungan antar negara, seperti hukum perjanjian internasional,


hukum perang internasional, dan sejenisnya.

Sedangkan hukum privat (sipil) adalah hukum yang berguna untuk mengatur hubungan
antara individu satu dengan individu lainnya, termasuk negara sebagai pribadi. Hukum
privat terbagi menjadi:

Hukum Perdata: Hubungan antar individu secara umum. Contoh hukum perdata seperti
hukum keluarga, hukum perjanjian hukum kekayaan, hukum waris, , dan hukum
perkawinan.

Hukum Perniagaan (dagang): Hubungan antar individu di dalam kegiatan perdagangan.


Contoh hukum dagang adalah hukum tentang jual beli, hutang piutang, hukum untuk
mendirikan perusahaan dagang dan sebagainya.

10. Peran lembaga peradilan indonesia yaitu :

1. Mahkamah Agung atau MA

Mahkamah Agung merupakan lembaga pengadilan tertinggi dari makna kemerdekaan Indonesia
dan semua peradilan di Indonesia. Mahkamah Agung sendiri dalam melaksanakan tugasnya
bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lainnya. Mahkamah Agung (MA) terdiri dari
pimpinan, hakim anggota atau yang biasa dikenal hakin agung , panitera dan sektretaris.Adapun
tugas dan peranan dari Mahkamah Agung sendiri adalah :

● Mahkamah Agung berwenang untuk memutuskan permohonan kasasi.


● Mahkamah Agung berwenang untuk memeriksa hasil sengketa tenyang dan mempunyai
kewenangan untuk mengadili.
● Mahkamah Agung berhak untuk memeriksa permohonan peninjauan keputusan
pengadilan, meskipun keputusan tersebut memiliki kekuatan hukum.
● Menjalankan perannya sebagai pengadilan tertinggi di Indonesia.
● Mahkamah Agung berhak untuk memberikan nasihat hukum kepada presiden dan wakil
presiden dalam menentukan keputusan.
● Mahkamah Agung berhak juga menguji dan mengkaji ulang peraturan undang-undang
secara materi.

2. Mahkamah Konstitusi atau MK

Tujuan pelaksanaan otonomi daerah sebagai Peranan Mahkamah Konstitusi atau MK menurut
Undang-Undang No. 24 tahun 2003 sebagai berikut :

● Mahkamah Konstitusi mempunyai wewenang untuk menguji Undang-Undang terhadap


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
● Mahkamah Konstitusi berhak memutus sengketa kewenangan lembaga negara uang
kewenanganya diberikan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
● Mahkamah Konstitusi berperan untuk memutuskan pembubaran partai politik.
● Mahkamah Konstitusi berhak untuk memutuskan perselisihan mengenai hasil pemilihan
umum
● Mahkamah Konstitusi juga berhak atas pendapat dari Dewan Perwakilan Rakyat yang
mengatakan Presiden dan Wakil Presiden melakukan pelanggaranBerdasarkan penjelasan
diatas prinsip kerja dari Mahkamah Konstitusi adalah mengecek kesimbangan antara
lembaga satu dan lembaga lainnya agar berada dalam posisi yang sejajar.

3. Komisi Yudisial atau KY


● Komisi Yudisal merupakan salah satu lembaga peradilan di Indonesia pada masa
penyimpangan terhadap konstitusi yang memiliki sifat mandiri. Dalam pelaksanaannya
sendiri, Komisi Yudisial bebas dari pengaruh kekuasaan lain. Komisi Yudisial sendiri
terdiri dari 7 anggota yang terdiri dari pejabat negara, praktisi hukum, akademis hukum
dan anggota perwakilan masyrakat.Adapun peranan dari Komisi Yudisial atau KY sendiri
adalah :
● Komisi Yudisial mempunyai peranan dalam memberi usulan atas pengangkatan Hakim
Agung kepada Dewan Perwakilan Rakyat
● Selain mengangkat Hakim Agung, Komisi Yudisial juga mempunyai peranan untuk
menegakkan dan menjaga gerak-gerik hakim di lingkungan peradilan

Selain peranan diatas, Komisi Yudisial juga mempunyai beberapa tugas untuk mengawasi
hakim. Tugas-tugas Komisi Yudisial seperti :

● Sebagai pihak yang menerima saran, kritik atau laporan masyrakat mengenai tugas
seorang hakim
● Komisi Yudisial wajib meminta laporan secara berkala kepada badan peradilan mengenai
tugas dan hal-hal apa saja yang telah dilakukan hakim di lingkungan peradilan.
● Komisi Yudisial wajib memeriksa setiap pelanggaran hukum yang dilakukan hakim
● Komisi Yudisial juga berhak dan wajib untuk memanggil hakim yang telah terbukti
melakukan pelanggaran hukum.
● Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan kepada hakim yang bersalah, Komisi Yudisial
juga wajib membuat laporan hasil pemeriksaan yang nantinya akan diserahkan kepada
MA, MK dan pada akhirnya akan disampaikan juga kepada presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat

4. Pengadilan Negeri

Sistem pemerintahan presidensial dan Peranan dari Pengadilan Negeri adalah sebagai pihak yang
memeriksa, memutuskan perkara pidana di tingkat pertama. Berdasarkan golongan sendiri
hukum terbagi menjadi beberapa seperti : hukum berdasarkan bentuk (hukum tertulis dan tidak
tertulis), hukum berdasarkan wilayah (hukum lokal, hukum nasional dan hukum internasional),
hukum berdasarkan fungsi (hukum marerial dan hukum formal), hukum berdasarkan waktu
(hukum positif yang berlaku di masa sekarang dan masa yang akan datang dan hukum trasitor),
hukum berdasarkan pokok permasalahan (hukum sipil dan hukum negara) dan hukum
berdasarkan sumber (undang-undang, kebiasaana atau adat istiadat atau hukum adat, hukum
traktat dan hukum yurisprudensi).

5. Pengadilan Tinggi

Peranan lembaga peradilan dalam Pengadilan tinggi merupakan lembaga peradilan yang
mempunyai posisi di ibu kota provinsi. Adapun dari peranan pengadilan tinggi adalah :

● Mengadili pidana di tingkat banding atau provinsi


● Pengadilan tinggi mempunyai peran sebagai pihak yang menjaga jalannya peradilan di
tingkat pertam
● Pengadilan negeri juga mempunyai peran untuk memberikan pertimbangan dan nasehat
hukum kepada pemerintah
6. Peradilan Agama

Pernah mendengar mengenai peradilan agama? Peradilan agama adalah lembaga pengadilan
lembaga yang ada di setiap daerah kabupaten. Peranan peradilan agama ini adalah untuk
memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan beberapa perkara seperti pernikahan, warisan, hak
asuh anak dan wakaf. Peradilan Agama sendiri identik dengan memberikan nasehat tentang
hukum islam, namun nasehat itu sendiri dikeluarkan peradilan Agama ketika instansi pemerintah
memintanya.

7. Peradilan Militer

Apa yang kamu ketahui mengenai lembaga peradilan militer? lembaga peradilan milter adalah
sebuah lembaga peradilan yang melaksanakan dan menegakkan hukum di lingkungan angkatan
bersenjata. Selain itu, ketika sebua sistem peradilan di Indonesia dibagi menjadi 2, pertama
lembaga peradilan militer dan lembaga peradilan militer tinggi. Keduanya mempunyai fungsi
yang sama. Perbedaannya adalah lembaga peradilan militer berfungsi untuk memeriksa dan
memutuskan perkara pidana tingkat pertama, dan dalam hal ini terdakwanya adalah prajurit atau
berpangkat dibawah kapten. Sedangkan lembaga peradilan militer tinggi berperan sebagai pihak
yang menyelesaikan, memutuskan dan memeriksa suatau perkara pidana di bidang militer di
tingkat banding.

8. Lembaga Peradilan Tata Usaha Negara


Pernah mendengar mengenai lembaga peradilan tata usaha negara? Lembaga peradilan tata usaha
negara merupakan sebuah lembaga peradilan yang melaksanakan hukum sesuai undang-undang
yang berlaku. Umumnya lembaga peradilan tata usaha negara berperan sebagai pihak yang
menyelesaikan sengketa usaha ditingkat pertama (kotamadya atau kabupaten)

9. Lembaga Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Lembaga pengadilan tinggi tata usaha negara mempunyai peran yang hampir sama dengan
lembaga peradilan tata usaha negara hanya saja yang membedakannya adalah lembaga
pengadilan tinggi tata usaha negara berperan untuk memeriksa, memutuskan sengketa tata usaha
di tingkat banding atau provinsi.

11. Peran indonesia dalam PBB yaitu :

a. Indonesia berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia sebagai anggota PBB yakni
sebagai berikut:
● Indonesia menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang melahirkan Dasasila
Bandung.
● Indonesia menjadi pelopor dari ZOFTAN dan SEANWFZ.
● Indonesia merupakan salah satu pelopor sejarah berdirinya ASEAN dan sejarah
berdirinya Gerakan Non Blok.
● Indonesia mengirimkan beberapa kontingen untuk menjaga perdamaian dunia,
diantaranya adalah (1) Pasukan Garuda (1957) dikirimkan oleh Indonesia sebagai
pasukan pemelihara perdamaian PBB untuk menyelesaikan Perang Arab-Israel; (2)
Pasukan Garuda II dan III (1960) sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB dalam
rangka menyelesaikan perang saudara di Kongo; dan (3) Pasukan Garuda XIV (1993)
sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB di Bosnia. Pahami juga peran Indonesia di
ASEANi dalam bidang pangan dan peran Indonesia dalam Misi Garuda.
b. Peran Indonesia sebagai pemimpin dan anggota tetap beberapa organisasi di PBB

Selain menjaga perdamaian dunia, Indonesia juga aktif sebagai pemimpin dan anggota tetap
beberapa organisasi di PBB. Peran aktif tersebut diantaranya yakni:

● Indonesia pada tahun 1971 yang diwakili Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi
presiden di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
● Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah PBB, diantaranya adalah ECOSOC
(Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), dan FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian.
● Indonesia terpilih sebanyak tiga kali menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode
1974 – 1975.
● Indonesia kembali terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB untuk periode 1995 – 1996. Pada massa keanggotaan Indonesia di
Dewan Keamanan PBB untuk periode tersebut, Wakil Tetap RI Nugroho Wisnumurti
tercatat sebanyak dua kali menjadi Presiden DK PBB.
● Indonesia terpilih ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2007
– 2009. Pemilihan dilakukan oleh Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara.
Indonesia memperoleh 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang
memiliki hak pilih.
● Indonesia terpilih sebanyak sebelas kali sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial
PBB, dua kali ditunjuk sebagai presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, dan tiga
kali terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial PBB.
● Indonesia bahkan terpilih sebanyak 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Indonesia menjadi salah satu anggota pertama Dewan Hak
Asasi Manusia dari 47 negara anggota PBB lainnya yang dipilih tahun 2006. Indonesia
selanjutnya terpilih kembali menjadi anggota Dewan HAM pada periode 2007 -2010.
Selain itu, Indonesia juga ditunjuk sebagai wakil presiden dari Dewan Hak Asasi
Manusia pada periode tahun 2009 – 2010.
● Indonesia mencatat prestasi di Komisi Hukum Internasional PBB/ International Law
CommissionI (ILC) dengan terpilihnya mantan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusuma
Atmadja sebagai anggota ILC untuk periode 1992 – 2001. Selain itu, pada Sidang Majelis
Umum PBB ke-61 pun Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC
untuk periode 2007 – 2011 setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia. Baca
juga peran Indonesia dalam globalisasi dan peran Indonesia dalam hubungan
internasional.
c. Peran Indonesia dengan memberi bantuan kemanusiaan di berbagai negara
● Indonesia selalu berusaha berperan aktif untuk memberikan bantuan kemanusiaan di
berbagai negara. Bantuan kemanusiaan tersebut diantaranya adalah

● Indonesia mengirimkan bantuan ke Ethiopia pada tahun 1984. Bantuan tersebut


disalurkan melalui FAO untuk Ethiopia yang saat itu dilanda bencana kelaparan.
● Indonesia pada tahun 1995 membantu dalam menampung para pengungsi yang berasal
dari Vietnam di Pulau Galang.
● Peran Indonesia dalam membantu menyelesaikan konflik di berbagai negara
● Indonesia juga pernah berperan dalam membantu menyelesaikan konflik di berbagai
negara, diantaranya adalah:
● Indonesia pada tahun 1989 berhasil membantu menyelesaikan konflik yang pernah terjadi
di Kamboja.
● Berperan sebagai negara yang memediasi atau mediator penyelesaian konflik antara
Filiphina dan Moro National Front Liberation (MNFL).

12. Peran indonesia dalam ASEAN


1. Lahirnya ASEAN
Indonesia menjadi salah satu penggagas lahirnya organisasi ini. Kala itu, Indonesia
diwakilkan oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik dengan visi Indonesia membentuk
ASEAN yang mampu membuat kawasan Asia Tenggara berdiri di atas kaki sendiri
dan mempertahankan diri dari pengaruh negatif di luar kawasan.
1. Meluncurkan Gagasan Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN
Berdasarkan buku 'PKN. Pend. Kewarganegaraan' terbitan Grasindo, Indonesia juga
meluncurkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan ASEAN. Hal ini disampaikan
oleh Menteri Luar Negeri Indonesia kala itu Hasan Wirayudha.
2. Menjadi Penengah Konflik dan Perang
Dikutip dari buku 'PKn Harmoni Berkebansaan' karya Rani R Moediarta, peran Indonesia
dalam ASEAN di bidang politik, yakni menjadi penengah dalam konflik dan perang sipil di
Kamboja. Indonesia mengundang empat fraksi Kamboja yang bertikai untuk melakukan
pertemuan di Jakarta.
Dalam pertemuan itu, mereka membahas perdamaian dan pemulihan hubungan. Dari sana,
pertemuan berlanjut ke Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 negara.
Indonesia dan Prancis menjadi pemimpin konferensi tersebut. Dari pertemuan itu dihasilkan
keputusan pembentukan Dewan Nasional Kamboja demi mengakhiri konflik.
3 Negara ASEAN Kerja Sama Tangkal Imbas Corona
3. Kerja Sama Produksi Makanan Halal
Indonesia bekerja sama dengan Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam dalam
penanganan dan produksi makanan daging halal. Dari kerja sama ini dihasilkan pedoman
persatuan kementerian terkait ini.
Hal ini termasuk peran Indonesia dalam ASEAN di bidang ekonomi. Sebab, pedoman
tersebut digunakan dalam memproduksi bahan makanan dan minuman halal yang
diperdagangkan antar negara ASEAN.
4. Menganjurkan Adanya Pentas Seni Antar Negara
Peran Indonesia di bidang sosial dan budaya adalah menganjurkan adanya pementasan
kesenian atau budaya negara-negara ASEAN. Dari pementasan tersebut, ada banyak karya-
karya orang Indonesia yang turut memperkaya budaya di tanah Asia Tenggara.
13. Ancaman Integrasi dibidang politik
● Ancaman integrasi politik dari luar negeri
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia.
Bentuk ancaman nonmiliter berdimensi politik antara lain intimidasi, provokasi atau blokade
politik. Ancaman tersebut seringnya digunakan oleh pihak-pihak dari luar untuk menekan suatu
negara.
Di Indonesia, diperkirakan di masa depan masih ada potensi bentuk ancaman integrasi nasional
berdimensi politik dari luar negeri.
Untuk menghadapi ancaman integrasi politik di Indonesia yang bersumber dari luar negeri,
diperlukan peran dari fungsi pertahanan nonmiliter.

● Ancaman integrasi politik dari dalam negeri


Ancaman berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat berupa penggunaan
kekuatan seperti pengerahan massa.
Bertujuan untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan
politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah.
Bentuk ancaman integrasi bidang politik yang lain adalah separatisme yang timbul dari dalam
negeri.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, separatisme adalah paham atau gerakan untuk
memisahkan diri (mendirikan negara sendiri).
Separatisme bisa menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.
Pola perjuangan politik tanpa senjata sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat
internasional. Maka dari itu, separatisme sulit dihadapi dengan menggunakan kekuatan militer.
Dengan demikian, ancaman di bidang politik memiliki tingkat risiko yang besar. Sebab
mengancam kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa.
● Ancaman di bidang sosial budaya dapat diatasi dengan cara:
a. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan penguatan iman dan
taqwa.
b. Penguatan tentang budaya dan wawasan nusantara melalui pendidikan formal.
c. Meningkatkan rasa nasionalisme dan menguatkan konsep Bhinneka Tunggal Ika.
d. Melakukan penyaringan budaya dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila.
Kesatuan Bangsa Indonesia

Terdapat 3 makna penting di dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, yaitu:

● Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling melengkapi antara
satu dengan yang lain.
● Menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleransi serta rasa harmonis untuk hidup
berdampingan.

● Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong antar sesama, serta
sikap nasionalisme.

14. Strategi Menghadapi ancaman di bidang sosial budaya :

1. Bepegang teguh pada ideologi Pancasila


2. Melakukan penyaringan terhadap budaya yg masuk ke Indonesia
3. Memelihara dan menjaga keselarasan fundamental yaitu hubungan dengan Tuhan,
manusia, lingkungan
4. Meningkatkan persatuan dan kesatuan, dengan perkembangan tradisi, pendidikan,
kepemimpinan

15. Persatuan adalah menyatunya beberapa unsur menjadi satu kesatuan. Sedangkan, kesatuan
adalah keadaan yang berupa satu keutuhan. Konsep kesatuan bangsa Indonesia berupa:

Aspek Alamiah atau konsep kewilayahan yang berupa darat, laut, dan udara.

Aspek Sosial -berupa politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
Konsep ini sering disebut juga dengan "Wawasan Nusantara". Wawasan Nusantara adalah cara
pandang bangsa terhadap diri serta lingkungannya dan cara menyikapinya yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

16. Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut UUD 1945 adalah :

Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi : " Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk
Republik". Republik Indonesia berada dibawah kepala negara dan kepala pemerintahan yaitu
presiden.

Pembukaan UUD 1945 alinea IV yaitu "... untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Maksudnya
negara Indonesia harus memiliki pemerintahan yang kuat dan mampu melindungi negara dari
berbagai ancaman baik dalam maupun luar negeri. Kemudian juga mampu menyejahterakan
rakyatnya.

17. Faktor penghambat persatuan dan kesatuan yaitu :

1. Kebhinekaan/keberagaman pada masyarakat Indonesia.

Kondisi ini dapat menjadi penghambat persatuan dan kesatuan bangsa apabila tidak diiringi
dengan sikap saling menghargai, menghormati, serta adanya toleransi yang telah menjadi
karakter khas masyarakat Indonesia. Keberagaman tersebut dapat mengakibatkan munculnya
perbedaan pendapat yang memicu lepas kendali, tumbuhnya perasaan kedaerahan yang
berlebihan yang dapat memicu terjadinya konflik antardaerah atau antarsuku bangsa.

2. Geografis

Wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Kondisi ini dapat semakin memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa apabila
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan masih belum
dapat diatasi.

3. Munculnya gejala etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan sikap menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan


menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Hal tersebut apabila tidak diatasi tentu saja akan
memperlemah persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Melemahnya nilai budaya bangsa

Nilai-nilai budaya bangsa dapat melemah akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa, baik melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur pariwisata. Kontak tidak langsung antara lain
melalui media cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet,
telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).

5. Pembangunan yang tidak merata


Proses pembangunan yang terpusat di wilayah-wilayah tertentu dapat menimbulkan
kesenjangan dalam berbagai bidang. Hal tersebut apabila tidak diselesaikan dapat memperlemah
persatuan dan kesatuan bangsa.

18. hakikat hak dan kewajiban warga negara yakni dua hal yang tidak bisa terpisah satu sama
lain dan saling melengkapi, seorang warga negara Indonesia wajib melakukan apa-apa yang
harus dilakukan seperti bayar pajak misalnya, namun di sisi lain dari pajak tersebut seorang
warga negara juga berhak mendapatkan hak-haknya seperti tunjangan pendidikan, tunjangan
listrik, dan berbagai tunjangan lainnya.

19. Substansi Hak Dan Kewajiban :


1. Substansi Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di
dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini
bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.
Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar Pancasila
● Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama,
melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama.
● Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama
untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
● Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara
dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban,
dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia bahwa hendaknya sesama
manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
● Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat
yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu
hak-hak partisipasi masyarakat.
● Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan
dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada
masyarakat.
2. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental
sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai instrumental
merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada
umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai dengan peraturan daerah. Hak dan kewajiban
asasi manusia juga dijamin dan diatur oleh nilai-nilai instrumental Pancasila. Adapun, peraturan
perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia di antaranya sebagai berikut.
Hak dan kewajiban Asasi manusia dalam nilai instrumental Pancasila
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J.
b. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR
tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia.
c. Ketentuan dalam undang-undang organik, yaitu:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang
Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau
Merendahkan Martabat Manusia.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
Asasi Manusia.
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan
Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik.
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan
Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.
d. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun
1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
e. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah.
1) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan terhadap
Korban dan Saksi dalam pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi
terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat.
f. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Kepres).
1) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
2) Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87
tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi.
3) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan,
dan Pengadilan Negeri Makassar.
4) Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53 Tahun
2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat.
5) Keputusan Presiden Nomor Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004 - 2009

3. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan
dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila
dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila
setiap warga negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari- hari. Adapun, sikap
positif tersebut di antaranya sebagai berikut.

Nilai-nilai Praksis sila sila Pancasila


1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila Pertama)
a. Hormat-menghormati dan bekerja sama antar- umat beragama sehingga terbina
kerukunan hidup
b. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya
c. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (Sila Kedua)
a. Mengakui persamaan derajat, hak, dan kewajiban antara sesama manusia
b. Saling mencintai sesama manusia
c. Tenggang rasa kepada orang lain
d. Tidak semena-mena kepada orang lain
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
f. Berani membela kebenaran dan keadilan
g. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
3. Persatuan Indonesia (Sila Ketiga)
a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
c. Cinta tanah air dan bangsa
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
(Sila Keempat)
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
d. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah
e. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Sila Kelima)
a. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
b. Menghormati hak-hak orang lain
c. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
d. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
e. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
f. Rela bekerja keras
g. Menghargai hasil karya orang lain

20. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut.

a. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri. Sikap ini akan menyebabkan
seseorang selalu menuntut haknya, sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang
yang mempunyai sikap seperti ini akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa
terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.
b. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini akan menyebabkan pelaku
pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai
hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat muncul perilaku atau
tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.
c. Sikap tidak toleran. Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan
tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya
akan mendorong orang untuk melakukan pelanggaran kepada orang lain.
d. Penyalahgunaan kekuasaan. Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang
berlaku. Kekuasaan di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat.

Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang tidak
memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara.Oleh karena itu,
setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan kewajiban
warga negara.

e. Ketidaktegasan aparat penegak hukum. Aparat penegak hukum yang tidak bertindak
tegas terhadap setiap pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara, tentu
saja akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya.Penyelesaian kasus pelanggaran
yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasuskasus lain.Para pelaku
cenderung mengulangi perbuatannya, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang
tegas atas perbuatannya itu.

Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang juga
merupakan bentuk pelanggaran terhadap hak warga negara dan menjadi contoh yang
tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat.

f. Penyalahgunaan teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang


positif, tetapi bisa juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya
kejahatan.Anda tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal
dari pertemanan dalam jejaring sosial. Kasus tersebut menjadi bukti apabila kemajuan
teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi
penyebab timbulnya pelangaran hak warga negara.

Selain itu juga, kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat menimbulkan
dampak negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang bisa mengakibatkan
terganggunya kesehatan manusia

21. Upaya pengananya yaitu :

● Supremasi demokrasi harus ditegakkan.

Pendekatan hukum dan pendekatan dialogis wajib dikemukakan dalam rangka


melibatkan partisipasi seluruh masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.Para pejabat penegak hukum wajib memenuhi kewajibannya dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan
kepada setiap orang dari tindakan melawan hukum, dan menghindari tindakan kekerasan
yang melawan hukum dalam rangka menegakan hukum.

● Mengoptimalkan peran seluruh lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam rangka penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan
Korupsi ( KPK ), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia ( Komnas HAM ), Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ), serta Komisi
Anti Kekerasan terhadap Perempuan ( Komnas Perempuan ).
● Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk menghindari terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban seorang warga negara oleh pemerintah.

● Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan seluruh lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
● Meningkatkan persebarluasan berbagai prinsip mengenai kesadaran bernegara kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal ( sekolah atau perguruan tinggi ) maupun
non – formal ( berbagai kegiatan keagamaan dan kursus ).
● Meningakatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
● Meningkatkan kerja sama yang harmonis dan rukun antar kelompok masyarakat atau
golongan dalam masyarakat agar bisa saling menghormati keyakinan dan penadapat
masing-masing pihak.

22. Peran Kejaksaan :

Kejaksaan (sebagai salah satu lembaga penegak hukum) dituntut untuk lebih berperan dalam
menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia,
serta pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses penyelidikan penyidikan dan proses
pemeriksaan di persidangan serta sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan.
Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive
ambtenaar).

Di samping itu, peran kejaksaan RI lainnya yaitu dapat mewakili pemerintah dalam perkara
perdata dan tata usaha negara sebagai jaksa pengacara negara. Jaksa sebagai pelaksana
kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan
pengadilan dan wewenang lain berdasarkan undang-undang (seperti yang disebut di atas).

Penuntutan adalah tindakan sebagai penuntut umum di pengadilan negeri dan melimpahkan
perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam
hukum acara pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang
pengadilan.
23. Contih kasus pelnggaran hukum yaitu :

1. Membuang Sampah Sembarangan

Dengan ceroboh, kita sering kali berkata, “Coba Indonesia seperti Singapura, yang menerapkan
hukuman denda bagi yang buang sampah sembarangan, pasti Indonesia jadi bersih.” Sebenarnya,
hukum negara tentang pembuangan sampah sudah diatur dengan baik. Di berbagai daerah di
Indonesia, sudah ada peraturan agar semua masyarakat berpartisipasi aktif dalam melaporkan
pelanggaran pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Di Jakarta, misalnya, ada Perda
no. 3 tahun 2013 yang jelas-jelas memuat aturan tentang pembuangan sampah.

Buang Sampah Sembarangan (C)jancok

Namun, letak kesalahan sepertinya bukan pada undang-undang atau hukuman denda. Letak
kesalahannya adalah mental kita sendiri yang tidak merasa bertanggung jawab terhadap sekitar.
Kita menjaga rumah kita dengan bersih, namun ketika di jalan kita membuang sampah
sembarangan karena menganggap itu bukan bagian dari rumah kita. Sebelum memprotes
peraturan pemerintah, mari instropeksi diri dulu bersama-sama.

2. Tidak Pakai Helm

Ini adalah kasus klasik yang sepertinya terjadi di seluruh bagian di Indonesia. Kita selalu punya
1001 alasan untuk tidak memakai helm. “Kan cuma mau ke warung. Dekat, kok.”, “Aduh, ribet
pakai helm. Lagipula cuma sebentar, kok.” dan sebagainya, begitu seterusnya. Padahal tidak
butuh waktu lama untuk memakai helm, yang pada dasarnya berfungsi untuk melindungi nyawa
kita.

Tidak Memakai Helm (C)Riau Pos

Peraturannya sudah tertera jelas di UU no 2 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Kita wajib berkendaraan bermotor dengan menggunakan helm yang telah terstandarisasi.
Pelanggaran aturan ini bisa dikenakan hukuman penjara selama sebulan atau denda sebanyak dua
ratus lima puluh ribu rupiah. Namun, jika “tertangkap basah” tidak memakai helm oleh polisi,
kita biasanya akan menempuh jalan “damai”. Baik aparat dan warga sama-sama tidak taat
hukum. Lucu rasanya jika kita bertanya kenapa negara ini tidak maju.

3. Membuat Polisi Tidur Sembarangan

Polisi tidur sering kali dibuat secara serampangan di jalan-jalan kecil atau kawasan kompleks
perumahan. Dengan alasan agar kendaraan memelankan lajunya ketika masuk ke kawasan
tertentu, kita senang sekali membuat polisi tidur seolah tindakan itu tidak melanggar hukum.
Padahal, sudah jelas ada undang-undang yang berlaku yang mengatur tentang pembangunan
polisi tidur.

Membuat Polisi Tidur Sembarangan (via) Kaskus


Dalam Undang-Undang no. 22 tahun 2009 pasal 22 ayat (1) dan pasal 27 ayat (2), polisi tidur
harus memenuhi kriteria tertentu. Salah satunya harus memiliki sudut kemiringan maksimal 15
derajat dan tingginya maksimal 120 mm. Namun sering sekali polisi tidur yang dibangun di
jalan-jalan dibuat sembarangan dengan material yang membuat mobil atau motor para pengguna
jalan menjadi lecet.

4. Berkendaraan Tanpa SIM

Kita sering kali mengeluhkan masalah macet dan polusi di kota kita, namun di sisi lain sangat
bersemangat untuk menyicil dan membeli kendaraan baru. Banyak sekali dari kita yang rela
hidup pas-pasan dan menabung demi bisa memiliki kendaraan. Padahal belum tentu kita
berkompenten dan mampu dalam mengendarai kendaraan tersebut. Berapa persen dari kita
semua yang masih menggunakan SIM “tembak”?

Berkendaraan Tanpa SIM (via)Kaskus

Kita tidak sadar bahwa berkendara itu sama saja seperti memegang senjata. Kita bisa
melenyapkan nyawa orang jika teledor dengan kendaraan kita. Sudah terlalu banyak contoh
kecelakaan maut yang memilukan akibat pengendara yang tidak bertanggung jawab. Padahal
sistem registrasi SIM sekarang sudah bisa dilakukan secara online dan biaya membuat SIM
secara resmi relatif murah. Namun, kita sepertinya lebih suka main “kucing-kucingan”.

5. Memberi “Sedekah” Sembarangan

Ini memang sedikit kontroversial. Banyak orang yang menentang kebijakan pemerintah soal
memberikan uang/santunan kepada peminta-minta atau pengamen di jalanan. Kita beranggapan,
“pemerintah kok lucu, ya? Kita kan mau beramal, mau berbuat baik. Kenapa dilarang?”. Oleh
karena itu, peraturan ini sering kita langgar dan kita masih memberi santunan kepada mereka
yang meminta-minta di jalan.

Anda tentu cukup pintar untuk mengetahui bahwa orang-orang yang meminta-minta di jalan
(meski penampilannya lusuh dan kumal) memiliki pemasukan yang besar. Hal ini membuat
mereka malas bekerja karena meminta-minta saja bisa menghasilkan ratusan ribu per hari. Kita
sudah sering mendengar para pengemis yang menyimpan uang jutaan di kantong lusuhnya.
Bersedekah dan menyantuni orang tidak mampu adalah perbuatan mulia. Namun, sebelum repot-
repot memberi sedekah di jalanan, sebaiknya kita lihat ke sekeliling kita. Masih banyak panti
asuhan dekat rumah, masjid, gereja, yayasan atau bahkan tetangga yang lebih membutuhkan
sedekah kita. Jika semua orang “memelihara” lingkungannya dengan bersedekah, tentu tidak
akan ada yang turun ke jalan untuk meminta-minta.

24. Pengaruh positif Iptek bidang ekonomi yaitu :

● Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi.


● Terjadinya industrialisasi.
● Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan
kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada
aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran
yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak
perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah
menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan
konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga
pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan
yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
● Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill
dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi,
akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang
diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan
mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah
pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan
pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah
tersebut.
● Kemajauan ekonomi dalam bidang kedokteran mampu menjadikan produk kedokteran
menjadi komoditi.
● Semakin maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan.
● Dengan fasilitas pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan
mempermudah kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
● Perusahaan dapat menjangkau pasar lebih luas, karena pembeli yang mengakses internet
tidak dibatasi tempat dan waktu.
● Perusahaan tidak perlu membuka cabang distribusi.
● Pengeluaran lebih sedikit, karena pegawai tidak banyak.
● Harga barang lebih murah, karena biaya operasionalnya murah.
● Bisnis yang berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah
transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan.
● Pemanfaatan TIK untuk membuat layanan baru dalam perekonomian dan bisnis antara
lain internet banking, SMS banking, dan e-commerce.

25. Berikut ini adalah contoh sikap selektif terhadap kemajuan IPTEK di berbagai bidang,
seperti politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, Bidang Politik ;

a. Berpegang teguh pada ideologi negara

● Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan


● Tidak menyebarkan konten hoaks yang bisa mengganggu stabilitas politik dalam negeri
● Patuh terhadap konstitusi negara
b. Bidang Ekonomi
● Mengembangkan sistem ekonomi yang memperkuat produksi domestik untuk
perekonomian rakyat
● Keunggulan daerah dijadikan prioritas utama mata pencaharian penduduk
● Menggunakan bahan baku dalam negeri untuk pengembangan industri
● Perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat
● Memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menghadapi persaingan
dengan negara maju
c. Bidang Sosial Budaya
● Terbuka terhadap inovasi dan perubahan bagi kemajuan masyarakat
● Memegang tegung pada nilai-nilai budaya dalam negeri
● Menolak segala budaya yang bertentangan dengan budaya dalam negeri
● Tidak mengembangkan IPTEK yang berbahaya bagi Masyarakat
● Menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia

26. Berikut ini ialah merupakan sikap selektif dalam menghadapi pengaruh kemajuan IPTEK :

● Mengembangkan demokratisasi dalam segala bidang


● Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik
● Menegakkan supremasi hukum
● Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti pada IMF, Bank dunia, dan
WTO
● Mempererat kerja sama dengan sesama negara berkembang untuk bersama-sama dalam
menghadapi kepentingan negara-negara maju
● Terbuka dalam berinovasi dan perubahan
● Dapat memanfaatkan kegunaan IPTEK
● Menghargai dan menghormati Hak Asasi Manusia
● Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi
● Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan

27. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia

● Bersifat sukarela, yaitu bersedia sukarela dalam melestarikan kesatuan bangsa dan
negara.
● Bersatu dalam segala perbedaan, yaitu dalam membangun suatu proyek negara harus
menghormati keberagaman budaya pada tempat yang sedang dilaksanakan proyek
tersebut.
● Rasa kebanggaan, yaitu kebanggaan pada budaya yang ada di Indonesia perlu dikuatkan
agar tercipta rasa nasionalisme yang kuat.
● Rasa saling percaya diri, yaitu dalam pembangunan proyek harus memiliki hubungan
saling percaya antara proyek dengan daerah yang dilakukan proyek tersebut.
● Persaingan positif, yaitu suatu negara memungkinkan adanya persaingan dalam berbagai
hal misal, bidang seni, bidang teknologi, bidang pengetahuan dan sebagainya yang
memiliki aturan-aturan agar tidak menyimpang dari tujuan negara.

28. Pada masa itu persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada masa Republik Indonesia
Serikat mengalami perpecahan di mana bangsa Indonesia terpecah menjadi beberapa negara
karena adanya konflik dan perbedaan kepentingan antar Pulau atau masing" budaya

Penjelasan:

Keputusan untuk memilih bentuk negara serikat, sebagaimana telah diuraikan di


muka,merupakan politik pecah belahnya kaum penjajah. Hasil kesepakatan dalam Konferensi
MejaBundar, memang mengharuskan Indonesia berubah dari negara kesatuan menjadi negara
serikat. Layaknya bayi yang lahir prematur, kondisi RIS juga seperti itu. Muncul berbagai reaksi
dari berbagai kalangan bangsa Indonesia menuntut pembubaran Negara RIS dan kembali
kepadakesatuan NRI. Maka pada 8 Maret 1950, Pemerintah Federal mengeluarkan Undang-
UndangDarurat Nomor 11 Tahun 1950, yang isinya mengatur tata cara perubahan susunan
kenegaraan.

DOKUMENTASI :

Anda mungkin juga menyukai