Anda di halaman 1dari 2

Inisiasi 3

Menghitung Bea Masuk (BM) & Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI)
Perlakuan pungutan dalam rangka impor ini adalah salah satu bentuk tarif barier yang lazim
diterapkan oleh setiap negara. Besarnya tarif barier ini disesuaikan dengan kebutuhan proteksi dan
kemampuan Indonesia untuk menghasilkan produk sejenis. Pungutan impor yang dibebankan
terhadap barang yang impor dapat terdiri atas 5 kategori jenis pajak yang berbeda. Namun tidak
berarti bahwa semua jenis pajak tersebut akan dikenakan. Hanya 3 jenis pajak yang disebutkan di
awal saja yang secara umum akan dikenakan terhadap barang impor. Sementara untuk jenis pajak
berikutnya hanya dikenakan dalam kasus-kasus tertentu. Berikut ini adalah jenis-jenis pajak yang
dipungut terhadap barang impor:
a. Bea Masuk
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
c. Pajak Penghasilan Pasal 22,
d. Cukai, hanya dikenakan secara terbatas terhadap barang kena cukai (BKC) yang diimpor, yaitu:
minuman mengandung etil alkohol (MMEA), hasil tembakau (HT) dan etil alkohol
e. Bea masuk Tambahan, berupa bea masuk anti damping (BMAD), bea masuk imbalan, bea
masuk tindakan pengamanan dan bea masuk tindakan pembalasan .

Pungutan bea masuk dikenakan tarif bea masuk secara advalorum (prosentase). Besaran tarif bea
masuk ditetapkan maksimal 40% untuk seluruh barang yang diimpor. Besaran tarif % atas suatu
barang mengacu kepada sistem klasifikasi barang atau yang lebih dikenal sebagai Harmonized
System. Sistem Klasifikasi barang impor selanjutnya dikodifikasikan ke dalam Buku Tarif
Kepabeanan Indonesia (BTKI). Versi update terakhir dari BTKI adalah BTKI versi Tahun 2012.
Sementara untuk beban tarif bea masuk atas klasifikasi barang impor mengacu pada Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 132/PMK.010/2015 tentang penetapan sistem klarifikasi barang
dan pembebanan tarif bea masuk atas barang impor.
Beberapa istilah yang harus diperhatikan dalam penghitungan BM dan PDRI:
F O B : Free On Bord artinya biaya angkut ditanggung Importir/pembeli
C N F : Cost and Freight artinya biaya angkut (freight) ditanggung oleh eksportir/penjual
C I F : Cost Insurance and
Adapun Nilai dasar yang digunakan dalam perhitungan BM adalah CIF (Cost Insurance and
Freight)
Ada beberapa ketentuan terkait dengan penghitungan freight:

a. Pengangkutan melalui laut :


1) 5% (lima persen) dari nilai Free On Board (FOB) untuk barang yang berasal dari negara ASEAN;
2) 10% (sepuluh) persen dari nilai FOB untuk barang yang berasal dari Asia non ASEAN dan
Australia; atau
3) 15% (lima belas) persen dari nilai FOB untuk barang yang berasal dari negara selain butir i dan ii di
atas.
b. Pengangkutan melalui udara ditentukan berdasarkan tarif International Air Transport
Association (IATA).
Langkah-langkah dalam menghitung BM dan PDRI:
1. Menentukan Nilai Pabean.
Nilai nominal barang dalam kondisi C.I.F
2. Menghitung Bea Masuk
Besaran prosentase berdasarkan Harmonyzed System
3. Menghitung PPN
10% per tarif
4. Menghitung PPh.
2,5% untuk importir yang telah memiliki API
7,5% untuk importir yang tidak memiliki API

Anda mungkin juga menyukai