INDONESIA
di PERGURUAN TINGGI
Penerbit K-Media
Yogyakarta, 2018
i
BAHASA INDONESIA UNTUK MAHASISWA
DI FAKULTAS FARMASI
vi + 122 hlm.; 14 x 20 cm
ISBN: 978-602-451-287-3
Penerbit K-Media
Anggota IKAPI No.106/DIY/2018
Perum Pondok Indah Banguntapan, Blok B-15
Potorono, Banguntapan, Bantul. 55196. Yogyakarta
e-mail: kmedia.cv@gmail.com
ii
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB V KALIMAT .............................................................. 31
A. Kalimat ..................................................................... 31
1. Unsur-unsur kalimat ............................................. 31
2. Kalimat efektif ..................................................... 32
3. Kalimat Ambigu .................................................. 33
4. Jenis Kalimat ....................................................... 34
v
D. Penulisan Kutipan Dan Daftar Rujukan ..................... 96
1. Jenis Kutipan ....................................................... 96
2. Penulisan Kutipan Dalam Naskah......................... 97
3. Ketentuan Sumber Rujukan ................................ 101
4. Penulisan Sumber Rujukan ................................. 102
vi
SEJARAH, KEDUDUKAN DAN
BAB I FUNGSI BAHASA INDONESIA
A. Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah
cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau
kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa
setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia,
bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
1. Jenis-jenis Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat
empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan Berbahasa
a. Keterampilan Menyimak/Mendengarkan
Menyimak adalah keterampilan memahami
bahasa lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian
di sini berarti bukan sekadar mendengarkan bunyi-
bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya.
Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita
memperoleh keterampilan mendengarkan melalui
proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak
menyadari begitu kompleksnya proses
pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut.
b. Keterampilan Berbicara
Berbicara berarti mengungkapkan sesuatu
secara lisan. Keterampilan berbicara merupakan
keterampilan yang paling mendasar. Pada
hakikatnya berbahasa itu adalah berbicara atau
bertutur. Keterampilan berbicara secara garis besar
ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif,
semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi
berbicara interaktif, misalnya percakapan secara
tatap muka dan berbicara lewat telepon yang
memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara
dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita
meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat
memintal lawan berbicara, memperlambat tempo
bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi
berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato
di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi
ini, audiens memang tidak dapat melakukan
interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara
dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah
dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi
c. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan aktif-reseptif
sebagaimana menyimak. Membaca disebut aktif
karena dalam proses membaca terdapat keaktifan
seseorang dalam mengeja, menyerap atau mengolah
apa yang dibaca, sehingga pross tersebut mengarah
pada upaya memahami bahan atau materi bacaan
yang dihadapinya. Keterampilan membaca dapat
dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari
keterampilan mendengar dan berbibacara. Tetapi,
d. Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif
dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat
dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling
rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa
lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar
menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan
juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-
pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Oleh karena itu, keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang biasanya dikuasai
paling akhir oleh seseorang. Menulis berarti
A. Ragam Bahasa
1. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Ragam bahasa ditinjau dari media atau
sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
yang terdiri dari :
1) Ragam bahasa lisan.
2) Ragam bahasa tulisan.
2) Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku
tulisan makna kalimat yang diungkapkannya
ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur
kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ragam
baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan
dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan,
struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta
kelengkapaan unsur-unsur bahasa di dalam
struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis:
1. Tidak memerlukan orang kedua/teman
bicara;
2. Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang
serta waktu;
3. Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4. Berlangsung lambat;
5. Selalu memakai alat bantu;
6. Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
b. Kosa kata :
a) Ragam bahasa lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2) Kita harus bikin karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya,
Pak
3. Makna kata
a) Denotatif-konotatif
Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya
atau makna yang wajar, misalnya kata kamar kecil
bermakna kamar yang berukuran kecil/tidak besar.
Makna konotatif adalah bukan makna sebenarnya,
misalnya kamar kecil bermakna toilet atau jamban.
b) Makna umum-khusus
Kata umum adalah kata yang cakupannya lebih luas,
sedangkan kata khusus adalah kata yang
cakupannya lebih sempit. Misalnya bunga termasuk
kata umum, sedangkan kata khusus dari bunga
adalah melati, anggrek, dan mawar.
c) Makna gramatikal-leksikal
Makna gramatikal adalah untuk menyatakan makna
jamak bahasa Indonesia, menggunakan pengulangan
kata, seperti kata meja yang bermakna sebuah
benda, menjadi meja-meja menjadi banyak meja.
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan
hasil observasi alat indera atau makna yang
sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan. Misalnya
4. Majas
Majas atau gaya bahasa disebut juga dengan
kiasan, yaitu cara melukiskan sesuatu dengan jalan
menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Majas
digunakan untuk menghidupkan sebuah karangan atau
digunakan agar lebih ringkas dalam mengungkapkan
sesuatu dibandingkan dengan jika harus
mengungkapkan dengan makna yang sebenarnya. Ada
beberapa macam majas dalam bahasa Indonesia, yaitu:
a) Majas persamaan atau simile yaitu persamaan dua
hal, yang dibandingkan dengan menggunakan kata
seperti dan bagai. Contoh: Ia manis bagai putri
dari kayangan.
Tugas
Amatilah penggunaan bahasa promosi dalam iklan-iklan
produk makanan atau minuman yang ada di televisi,
kemudian berikan komentar terhadap pilihan kata/ diksinya!
A. Kalimat
Kalimat adalah satuan pikiran atau perasaan yang
dinyatakan dengan subjek dan predikat yang dirakit secara logis.
Kalimat menjelaskan pikiran dan perasaan pembicara atau
penulis. Sebuah kalimat minimal harus terdiri dari subjek dan
predikat.
1. Unsur-unsur kalimat
a) Predikat (P) adalah bagian kalimat yang
memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam
keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain
menyatakan perbuatan atau tindakan Subjek, sesuatu
dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi,
status, ciri, atau jati diri S. Predikat dapat berupa
kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau
adjektiva, tetapi dapat juga nomina atau frasa
nominal. Contoh: Kucingku belang tiga.
b) Subjek (S) adalah bagian kalimat yang
menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu hal,
atau masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis
kata/frasa verbal. Contoh: Yang berbaju batik dosen
saya.
2. Kalimat efektif
Keefektifan kalimat diukur dari sudut pandang
banyak sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai
sasaran komunikasi. Menurut Alek (2011: 248)
kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan menarik
3. Kalimat Ambigu
Kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa,
tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda tidak
termasuk kalimat yang efektif.
Contoh:
(1) Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan.
Kata baru di atas menerangkan kata mahasiswa atau
kata dinaikkan?
Jika menerangkan mahasiswa, tanda hubung dapat
digunakan untuk menghindari salah tafsir.
- Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan.
Jika kata baru menerangkan dinaikkan, kalimat
itu dapat diubah menjadi:
- SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan.
4. Jenis Kalimat
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dibedakan
menjadi kalimat pernyataan, pertanyaan, perintah, dan
permintaan. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas
menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu
jenis itu.
a) Kalimat pernyataan (deklaratif) adalah kalimat yang
menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu
penutur ingin menyampaikan informasi kepada
lawan tuturnya.
b) Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah kalimat
yang dipakai penutur untuk memperoleh infomasi
atau reaksi (jawaban atau tindakan) yang
diharapkan.
c) Kalimat perintah/ permintaan (imperative) adalah
kalimat yang digunakan untuk menyuruh atau
melarang orang berbuat sesuatu.
A. Paragraf
1. Teknik Pemaparan Paragraf
a) Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif yakni melukiskan atau
menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata
penulisnya, misalnya menggambarkan tata ruang
atau tata letak objek yang dilukiskan. Tujuan
paragraf deskriptif adalah untuk menggambarkan
suatu objek sejelas-jelasnya. Ciri-ciri paragraf
deskriptif antara lain:
- Menggambarkan benda, tempat, atau suasana
tertentu.
- Penggambaran dengan melibatkan panca indera
(pendengaran, penglihatan, penciuman,
pengecapan, dan perabaan).
- Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat
atau merasakan sendiri objek yang
dideskripsikan.
- Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna,
ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara
terperinci.
37
b) Paragraf Ekspositoris
Paragraf ekspositoris adalah paragraf yang
isinya memaparkan, menerangkan, menjelaskan
suatu topik yang berupa informasi dengan urut,
jelas, dan detail dan bertujuan untuk memberikan
informasi sejelas-jelasnya kepada para pembacanya.
Ciri-ciri paragraf ekspositoris yaitu:
- Memaparkan definisi dan memaparkan
langkah-langkah, metode atau melaksanakan
suatu tindakan.
- Gaya penulisannya bersifat informatif.
- Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang
tidak bisa dicapai oleh panca indera.
- Paragraf eksposisi umumnya menjawab
pertanyaan apa, siapa, dimana, kapan,
mengapa, dan bagaimana.
c) Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi atau paragraf persuasif
merupakan paragraf yang berusaha untuk membujuk
atau meyakinkan pembaca tentang arti penting dari
objek tertentu yang dijelaskan dalam paragraf itu.
Ciri-ciri paragraf argumentatif yaitu:
- Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca
yakin.
- Memerlukan fakta untuk membuktikan
pendapatnya biasanya berupa gambar/grafik.
- Menggali sumber ide dari pengamatan,
pengalaman, dan penelitian.
- Penutup berisi kesimpulan.
38
d) Paragraf Naratif
Paragraf naratif berkaitan erat dengan
penceritaan atau pendongengan dari sesuatu. Ciri-
ciri paragraf naratif yaitu:
- Ada kejadian atau peristiwa
- Ada pelaku
- Ada waktu dan tempat kejadian.
2. Bentuk Paragraf
40
b) Paragraf Pengembang
Paragraf ini letaknya di antara pembuka dan
penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini memuat
isi dari sebuah karangan. Paragraf penghubung
menguraikan isi dan inti sebuah tulisan. Sifat dari
paragraf penghubung sesuai dengan tipe tulisannya
seperti narasi, deskripsi, eksposisi, dll.
41
1. Jangan memberi data pribadi ke seseorang yang
tidak kita kenal
2. Jangan pergi sendirian ketika ingin bertemu
dengan teman chatting
3. Tidak malu untuk bertanya kepada orang
tua/kakak
4. Jangan mengakses sembarang situs
5. Jangan lupa log out atau sign out akun ketika
selesai
6. Hati-hati terhadap virus di software tertentu
7. Buatlah kesepakatan dalam penggunaan
internet
c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup ialah paragraf yang letaknya
di akhir sebuah sebuah karangan. Paragraf berfungsi
sebagai penutup pada sebuah karangan. Paragraf ini
menunjukkan tulisan telah berakhir, bentuknya
kesimpulan, pengulangan secara ringkas, penekanan
atau komentar akhir. Bentuknya disesuai dengan
kebutuhan maupun jenis tulisan.
Berikut contoh untuk paragraf penutup
42
3. Pengait paragraf
Agar paragraf menjadi padu digunakan pengait
paragraf berupa:
a) Ungkapan penghubung transisi.
1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya,
tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya,
demikian pula, begitu juga, dan, lagi pula,
seperti halnya, juga, kedua, ketiga, akhirnya,
tambahan lagi, demikian juga.
2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun, demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya, sama sekali tidak,
biarpun, meskipun.
3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu,
dalam hal yang demikian, sehubungan dengan
itu, sama halnya, seperti, dalam hal yang
sama, sebagaimana.
4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,
oleh karena itu, maka, sebab itu, karena itu.
5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu,
untuk maksud tersebut, supaya.
6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya,
akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan, contoh, ringkasnya, secara
singkat, seperti sudah dikatakan, misalnya,
yakni, yaitu, sesungguhnya.
7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah
itu, beberapa saat kemudian, sesudah, kemudian.
8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu,
berdampingan dengan, disini, disitu, dekat, di
seberang.
43
Di Fakultas Farmasi
b) Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat berupa kata
ganti orang maupun kata ganti yang lain.
1) Kata ganti orang: saya, aku, kita, kami, mereka,
engkau, dia, beliau, dan –nya.
2) Kata ganti yang lain: itu, ini, demikian, tadi, di
situ, di sana.
3) Kata kunci/ pengulangan kata-kata kunci untuk
mengaitkan antar kalimat dalam paragraf.
Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan
dengan hati-hati (tidak terlalu sering)
44
BAB
EJAAN BAHASA INDONESIA
VII
45
1. Pemakaian huruf
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia
terdiri atas 26 huruf berikut.
Kapital Nonkapital Nama Pengucapan
A A a a
B B be bé
C C ce cé
D D de dé
E E e é
F F ef èf
G G ge gé
H H ha ha
I I i i
J J je jé
K K ka ka
L L el èl
M M em èm
N N en èn
O O o o
P P pe pé
Q Q ki ki
R R er èr
S S es ès
T T te té
U U u u
V V ve vé
46
Kapital Nonkapital Nama Pengucapan
W W we wé
X X eks èks
Y Y ye yé
Z Z zet zèt
47
Huruf
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Konsonan
H hari saham tuah
J jalan manja mikraj
K kami paksa politik
L lekas alas akal
M maka kami diam
N nama tanah daun
P pasang apa siap
q* qariah iqra -
R raih bara putar
S sampai asli tangkas
T tali mata rapat
V variasi lava molotov
W wanita hawa takraw
x* xenon - -
Y yakin payung -
Z zeni lazim juz
Keterangan:
* Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan
keperluan ilmu. Huruf x pada posisi awal kata
diucapkan [s].
Catatan
1. PUEBI 2015 menghilangkan keterangan "Huruf k
melambangkan bunyi hamzah" dengan contoh "rakyat" dan
"bapak".
48
2. Empat konsonan (c, q, x, dan y) tidak digunakan di posisi
akhir kata dasar bahasa Indonesia. Konsonan y bisa terletak di
akhir, tetapi dalam bentuk gabungan huruf konsonan sy,
misalnya pada arasy.
3. Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang
dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Huruf Diftong Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Ai - balairung pandai
Au autodidak taufik harimau
ei* eigendom geiser survei
Oi - boikot amboi
49
Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan
langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
50
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.
51
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi.
Misalnya:
Jakarta
Asia Tenggara
Kelurahan Rawamangun
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
52
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam
nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk.
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia
53
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan. Dendi
bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
2. Penulisan Kata
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Kantor pajak penuh sesak..
Misalnya:
sukuisme
Misalnya:
non-Indonesia
anti-PKI
59
(2) Pemenggalan kata bersisipan dilakukan seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
ge-lem-bung
Jika sebuah kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan
salah satu unsurnya itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya dilakukan di antara unsur-unsur
itu. Tiap unsur gabungan itu dipenggal seperti pada
kata dasar.
Misalnya:
biografi, bio-grafi, bi-o-gra-fi
biodata, bio-data, bi-o-da-ta
Nama orang yang terdiri atas dua unsur atau lebih pada
akhir baris dipenggal di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
Lagu "Indonesia Raya" digubah oleh Wage Rudolf
Supratman.
60
Singkatan nama diri dan gelar yang terdiri atas dua
huruf atau lebih tidak dipenggal.
Misalnya:
Ia bekerja di DLLAJR. Pujangga terakhir Keraton
Surakarta bergelar R.Ng. Rangga Warsita.
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
61
Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai'
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
62
Misalnya:
hlm. = halaman
dll. = dan lain-lain
63
Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf
awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis
dengan huruf kecil.
Misalnya:
iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
64
Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis
sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Dia mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.
72
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Misalnya:
Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi,
meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang
kemerdekaan: hidup atau mati.
73
Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor
dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c)
judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama
kota dan penerbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata
yang terpenggal oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama, diterapkan juga cara baru ….
74
b. ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka dengan –an (tahun 1950-an);
d. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa
huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas
rahmat-Mu);
f. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang
berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-
ku).
Misalnya:
P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)
75
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan
tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai
jika kita mau berusaha keras.
76
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau
emosi yang kuat.
Misalnya:
Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam
suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang
dihilangkan.
Misalnya:
Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
77
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
"Tetikus" komputer ini sudah tidak berfungsi.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan
yang terdapat dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
78
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata
yang keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan
atau dihilangkan.
Misalnya:
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus)
Transjakarta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota)
Padang.
79
Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor
pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
Nomor: 7/PK/II/2013
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, serta setiap.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi = 'mahasiswa dan mahasiswi'
80
BAB MENULIS KARYA ILMIAH
81
skripsi merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis oleh
mahasiswa strata satu (S1) untuk memperoleh gelar sarjana;
tesis ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) untuk memperoleh
gelar magister; dan disertasi ditulis oleh mahasiswa strata tiga
(S3) untuk memperoleh gelar doktor.
1. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan
suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah disusun
melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Dilihat dari
bentuknya, makalah mempunyai bentuk yang paling
sederhana diantara karya tulis ilmiah yang lain (skripsi,
tesis, dan disertasi). Makalah ilmiah yang tidak terlalu
panjang, menggunakan bahasa yang lugas dan lebih
sederhana dikenal juga dengan istilah artikel ilmiah
populer. Makalah ada yang terdokumentasikan ada pula
yang tidak. Terdokumentasikan melalui: majalah,
jurnal/prosiding, surat kabar, dan lain sebaginya. Tidak
terdokumentasikan, biasanya hanya dipresentasikan
melalui seminar, lokakarya, atau konsorsium.
2. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan
pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain yang
didukung oleh data dan fakta empiris-objektif (dari studi
lapangan atau studi kepustakaan). Ditulis untuk
melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana dari
suatu perguruan tinggi.
3. Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih
mendalam daripada skripsi. Tesis membahas suatu
pernyataan atau teori yang didukung oleh sejumlah
82
argumen yang dapat dipertanggungjawabkan. Tesis ditulis
untuk melengkapi ujian program strata dua (magister).
4. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang
mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan
analisis yang terinci. Unsur orisinal dari temuan penulis
sangat ditonjolkan. Disertasi ditulis untuk melengkapi
ujian program strata tiga (doktor).
84
berisikan judul, tulisan “Karya Tulis lmiah”, logo
institusi, nama mahasiswa dan NPM, nama
institusi, nama program studi, serta nama kota dan
tahun penerbitan KTI Sampul dalam berisi judul,
tulisan “Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan Program Studi S-1 F armasi. . .”,
nama mahasiswa dan NPM, nama institusi, nama
program studi, nama kota, serta tahun penerbitan
(contoh lihat lampiran I dan lampiran 2) Judul
sebaiknya singkat, jelas dan tepat, agar
mencerminkan secara jelas isi KTI tersebut.
2.2 Lembar pengesahan KTI Berisikan pernyataan
bahwa KTI telah diujikan, nama mahasiswa dan
NPM. Pada bagian tengah halamannya
dicantumkan tanda tangan pengesahan dari para
penguji, yang ditulis berurutan. Pada bagian
bawah dicantumkan tandatangan ketua prodi dan
tandatangan ketua institusi (contoh lihat lampiran
3). Untuk pengesahan proposal dapat dilihat pada
lampiran 5.
2.3 Lembar persetujuan pembimbing Berisikan
pernyataan bahwa KTI disetujui pembimbing
untuk diujikan, nama mahasiswa dan NPM, serta
nama dan tandatangan para pembimbing. Pada
bagian bawah dicantumkan tandatangan ketua
program studi masing-masing (contoh lihat
lampiran 5).
2.4. Penelitian Terkait Berisikan tentang karya tulis
lain yang serupa dengan KTI yang dibuat oleh
mahasiswa yang bersangkutan, juga uraian tentang
persamaan dan perbedaannya.
85
2.5 Abstrak Berisikan latar belakang penelitian, tujuan
penelitian, metode penelitian, hasil penelitian,
kesimpulan dan saran penelitian, kata kunci, serta
jumlah daftar rujukan. Jumlah kata dalam sebuah
abstrak tidak melebihi 200 kata, dihitung dari kata
awal sampai kata terakhir dalam lembaran abstrak
(contoh lihat lampiran 6).
2.6 Kata Pengantar Berisikan uraian kata-kata maupun
ucapan terima kasih yang ditujukan pada individu
atau sekelompok orang yang dianggap telah
mendukung atau berjasa bagi penulis dalam
pembuatan KTI ini. Tulisan ucapan rasa terima
kasih dengan menyebutkan nama-nama dan
dengan kalimat yang cukup formal. Pada sebelah
kanan bawah dituliskan kota tempat institusi,
bulan dan tahun penerbitan, dan pada bagian
bawahnya lagi dituliskan kata ” penulis”.
2.7 Daftar Isi Daftar isi memuat garis besar mengenai
keseluruhan isi yang terdapat di dalam KTI.
Urutan penyusunannya terdiri dari bab, subbab
serta seluruh lampiran yang ada, dengan nomor
halaman masing-masing.
2.8 Daftar Tabel (jika ada) Jika di dalam naskah KTI
dipergunakan banyak tabel, maka tabel tersebut di
daftar secara berurutan dengan nomor yang sesuai
denganjudul tabel di dalam naskah KTI. Jika
naskah KTI hanya memuat 1 (satu) tabel, tidak
perlu dibuatkan daftarnya (contoh lihat lampiran
8). 3.2.9 Daftar Gambar (grafik, diagram, bagan,
peta, dan lain-lain)
86
2.9 Daftar Gambar (grafik, diagram, bagan, peta, dan
lain-lain)
Semua gambar, grafik, dan sebagainya yang
terdapat dalam uraian dan tidak merupakan
lampiran, harus dibuatkan daftar yang memuat
nomor urut, judul tabel/gambar dan nomor
halaman tempat tabel/ gambar tercantum.
2.10 Daftar Lampiran
Lampiran adalah bahan yang bersifat melengkapi
(elementer) serta menjelaskan (eksplamatoris) dan
tidak perlu dimasukkan teks. Lampiran ini dapat
berupa contoh-contoh peraturan formulir isian,
angket yang dipakai dan lain-lain. Hal-hal yang
menjadi lampiran dalam KTI harus dibuat dalam
Daftar Lampiran.
2.11 Latar Belakang
Mengungkapkan dasar pemikiran atau alasan yang
menjadikan ide/topik KTI. Dimulai dari hal-hal
yang bersifat umum menuju hal khusus yang
berhubungan dengan topik yang dibahas, terutama
berkaitan dengan variabel yang ingin diteliti.
Mengutarakan juga aspek yang menunjukkan
adanya perbedaan antara kenyataan yang ada
(yang ditunjukkan adalah data sekunder) dengan
harapan yang diinginkan. Dari perbedaan ini
timbul masalah, dengan adanya masalah ini maka
dilakukanlah penelitian.
2.12 Rumusan masalah
Memuat tentang masalah dan membatasi masalah
tersebut agar lebih spesifik dan terfokus.
87
2.13 Tujuan Menjelaskan hal-hal yang spesifik yang
ingin dicapai dalam penelitian. Biasanya tujuan
dari penelitian adalah untuk mencari jawaban atas
masalah yang telah dikemukakan.
2.14 Manfaat
Manfaat adalah keuntungan yang diharapkan jika
penelitian itu telah dilaksanakan.
2.15 Kesimpulan
Merupakan rangkuman dari hasil KTI, yang
didasarkan pada tujuan yang dibuat.
2.16 Saran Saran ditujukan kepada pihak-pihak yang
terkait dengan hasil KTI. Saran sebaiknya bersifat
operasional, ditulis dengan simpel dan mudah
dipahami.
2.17 Daftar Rujukan
Daftar rujukan berisi semua sumber-sumber
referensi yang dikutip dalam naskah KTI. Apabila
peneliti hanya menggunakan sumber referensi
sebagai bahan bacaan saja namun tidak dikutip
dalam naskah, maka tidak perlu dicantumkan
dalam daftar rujukan.
2.18 Lampiran
Lampiran memuat semua hal yang perlu
dimasukkan sebagai tambahan, antara lain surat
ijin, surat bimbingan, lembar konsultasi, lembar
kuesioner, lembar observasi, rekapitulasi data
responden, SOP (Standar Operasional Prosedur),
dll.
92
h. Teks di dalam tabel menggunakan spasi
1, termasuk juga spasi untuk keterangan
tabel/gambar/grafik
i. Spasi antarkata dalam kalimat teks tidak
boleh terlalu renggang (maksimal sama
dengan ukuran satu huruf), agar spasi
antarkata cukup rapat, kata yang terletak
di pinggir jika perlu diputus menurut
suku katanya sesuai kaidah bahasa
Indonesia yang baku
93
2.4 Nomor halaman
2.4.1 Peletakan nomor halaman pada setiap awal
bab adalah tepat di bagian tengah bawah
halaman, berjarak 1,5 cm dari tepi bawah
kertas. Nomor halaman selanjutnya
diletakkan pada pojok kanan atas pada
setiap halaman dengan jarak 1,5 cm dari tepi
atas kertas
2.4.2 Huruf untuk nomor halaman pada bagian
awal naskah adalah berupa angka romawi
kecil (i, ii, iii, dst), sedangkan nomor
halaman pada bagian isi dan bagian penutup
naskah ditulis dengan menggunakan angka
latin (1, 2, 3, dst
94
(bold) digunakan untuk menuliskan judul
bab dan subbab
2.6 Penulisan pada tabel (contoh lihat lampiran 6)
2.6.l Judul tabel diletakkan diatas tabel, ditulis rata
tengah ' (aligment center) didahului dengan
kata tabel. Judul tabel diberi nomor
berurutan, menggunakan huruf kecil
(contoh: Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dst),
namun jika tabel terdapat dalam setiap bab
maka nomor tabel harus didahului nomor
kode bab (contoh: Tabel 1.1, Tabel 1.2,
Tabel 2.1, dst)
2.6.2 Badan tabel tidak boleh dipenggal kecuali
sangat terpaksa, misalnya tidak muat pada
satu halaman penuh
2.6.3 Badan tabel diletakkan rata di tengah
halaman
2.6.4 Penulisan sumber rujukan dari tabel
diletakkan di bawah tabel, dengan jarak 1
spasi dari tabelnya
2.6.5 Penulisan keterangan tabel juga diletakkan di
bawah tabel, letaknya setelah sumber
rujukan tabel
2.6.6 Spasi antara tabel dengan teks di luar tabel
(teks di atasnya atau teks di bawahnya)
adalah 2 kali 1,5 spasi
2.6.7 Spasi antara judul tabel dengan tabelnya
adalah 1,5 spasi
2.6.8 Teks di dalam tabel menggunakan ukuran
spasi 1 dan diperbolehkan menggunakan
huruf ukuran 10-12
95
2.7 Gambar/grafik
2.7 .1 Judul gambar/ grafik diletakkan simetris di
bawah gambar/ grafik didahului dengan kata
gambar/ grafik. Judul gambar/ grafik diberi
nomor berurutan, menggunakan huruf kecil
(contoh: l, 2, 3, dst)
2.7.2 Gambar/ grafik tidak boleh dipenggal
2.7.3 Letak gambar/ grafik rata di tengah halaman
2.7.4 Penulisan sumber rujukan dari gambar/ grafik
diletakkan di bawah gambar/ grafik setelah
judul gambar/ grafik, dengan jarak 1 spasi
dari judulnya
96
1.1 Kutipan langsung atau kuotasi Kutipan langsung
(kuotasi) adalah mengutip suatu sumber dengan
kata-kata dan kalimat yang sama dengan aslinya.
Pengutipan langsung yang diberlakukan untuk KTI
ini tidak lebih dari 4 baris ketikan. Cara penulisan
kutipan langsung:
Harus mencantumkan tahun dan nomor
halaman dari sumber kutipan
Diberi tanda kutip dua (“. . …”) pada awal dan
akhir kutipan Contoh: Banner (2011, hal.23)
mengemukakan bahwa, ” ntuisi tidak sama
dengan asumsi, oleh karena itu …”
97
Contoh 3: Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa (Ibrahim, 2011)
98
2.5.1 Bila tulisan-tulisan itu diterbitkan pada tahun
yang sama : ditambahkan huruf abjad kecil
(a, b, c, ...) sebagai tanda Contoh: Beberapa
penelitian ... (Ibrahim, 2011a,b)
2.5.2 Bila diterbitkan pada tahun yang berbeda:
cantumkan tahun terbitnya secara berurutan
Contoh l: Ibrahim (2010, 2011) menemukan
Contoh 2: Beberapa penelitian (Ibrahim,
2010, 2011)
99
2.9 Referensi sekunder: hanya diijinkan bila sumber
aslinya tidak dapat ditemukan.
Contoh 1: Penelitian oleh Smith (1960, disitasi
oleh Jones, 2011) menemukan bahwa
Contoh 2: White, seperti yang disitasi
Black (2011), berpendapat bahwa
100
Kemudian di dalam daftar rujukan dicantumkan
nama situs dan tangga diakses
Contoh:
Di dalam naskah ditulis: karena itulah daya ingat
cenderung menurun (Brown, 2011)
101
majalah, ataupun yang belum terbit seperti kertas kerj
a, tesis dan disertasi. Biblografl dapat membantu
pembaca mengetahui sumber-sumber yang digunakan
dalam karya ilmiah.
Mahasiswa diwajibkan menggunakan minimal 5 buah
referensi keperawatan dalam Daftar Rujukan, yaitu
terdiri dari minimal 3 buah referensi keperawatan
berbahasa Indonesia dan minimal 2 buah referensi
keperawatan berbahasa inggris.
Referensi yang digunakan untuk KTI: untuk buku
adalah terbitan 10 tahun terakhir, untuk
jurnal/penelitian adalah 5 tahun terakhir, dan untuk
angka prevalensi adalah 3 tahun terakhir.
103
Secara terperinci, format penulisan daftar rujukan adalah
sebagai berikut: 5.5.1 Bersumber dari buku dengan satu
penulis:
Contoh:
Mansjoer, A. (2011). Kapita Selekta Kedokteran.
Edisi 3. Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
104
BAB IX PLAGIASI DAN SURAT
A. Plagiasi
1. Pentingnya Orisinalitas Tulisan
Istilah orisinalitas tulisan mengemuka di sekitar
tahun 1500-an di Inggris. Saat itu istilah orisinalitas
mengacu pada pengertian bahwa hasil tulisan yang
dibuat seseorang tidak pernah dibuat sebelumnya oleh
orang lain secara tertulis. Isu orisinalitas ini
mengemuka hingga mendorong munculnya kesadaran
akan pentingya melindungi orisinalitas pemikiran atau
tulisan seseorang secara hukum di akhir tahun 1790-an
(Sutherland-Smith, 2008, hlm. 43).
Orisinalitas merupakan kriteria utama dan kata
kunci dari hasil karya akademik terutama pada tingkat
doktoral (Murray, 2002, hlm. 52-53). Karya ilmiah,
khususnya skripsi, tesis, atau disertasi semaksimal
mungkin harus memperlihatan sisi orisinalitasnya.
Sebuah skripsi, tesis, atau disertasi bisa dikatakan
orisinal apabila memenuhi beberapa kriteria seperti
yang diajukan oleh Murray (2002, hlm. 53, lihat juga
Phillips & Pugh, 1994, hlm. 61-62) sebagai berikut:
a) Penulis mengatakan sesuatu yang belum pernah
dikatakan oleh orang lain;
105
b) penulis melakukan karya empiris yang belum
dilakukan sebelumnya;
c) penulis menyintesis hal yang belum pernah
disintesis sebelumnya;
d) penulis membuat interpretasi baru dari gagasan
atau hasil karya orang lain;
e) penulis melakukan sesuatu yang baru dilakukan di
negara lain, tetapi di belum dilakukan di
negaranya;
f) penulis mengambil teknik yang ada untuk
mengaplikasikannya dalam bidang atau area yang
baru;
g) penulis melakukan penelitian dalam berbagai
displin ilmu dengan menggunakan berbagai
metodologi;
h) penulis meneliti topik yang belum diteliti oleh
orang dalam bidang ilmu yang ditekuninya;
i) penulis menguji pengetahuan yang ada dengan
cara orisinal;
j) penulis menambah pengetahuan dengan cara yang
belum dilakukan sebelumnya;
k) penulis menulis informasi baru untuk pertama kali;
l) penulis memberi eksposisi terhadap gagasan orang
lain;
m) penulis melanjutkan hasil sebuah karya yang
orisinal.
2. Pengertian Plagiarisme
Kata plagiarisme sesungguhnya berasal dari
sebuah kata dari bahasa Latin plagiarius, yang artinya
seseorang yang menculik anak atau budak orang lain.
106
Istilah ini kemudian mulai mengemuka dan umum
dipakai untuk menggambarkan apa yang kadang-
kadang disebut sebagai “pencurian karya sastra” sekitar
tahun 1600-an (lihat Weber-Wulff, 2014).
Pemerintah Indonesia sendiri melalui
Permendiknas No. 17 tahun 2010, mendefinisikan
plagiat sebagai perbuatan secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya,
tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
(hlm. 2)
Di berbagai universitas di belahan bumi ini, isu
plagiarisme mulai mendapatkan perhatian yang serius.
Istilah plagiarisme kerap dimaknai sebagai academic
cheating atau kecurangan akademik, dengan berbagai
asosiasi makna seperti kebohongan, pencurian,
ketidakjujuran, dan penipuan (lihat Sutherland-Smith,
2008).
Pada mulanya, plagiarisme memang tidak
dianggap sebagai masalah serius pada masa lalu.
Mengambil ide hasil pemikiran orang lain dan
menuliskannya kembali dalam tulisan baru menjadi hal
yang didorong sebagai bentuk realisasi konsep mimesis
(imitasi) oleh para penulis terdahulu. Pandangan yang
mengemuka saat itu adalah bahwa pengetahuan atau
pemikiran mengenai kondisi manusia harus dibagikan
oleh semua orang, bukan untuk mereka miliki sendiri
(lihat Williams, 2008). Namun demikian, dalam
konteks dunia akademik sekarang ini tindakan tersebut
107
perlu dihindari karena dapat membawa masalah serius
bagi para pelakunya.
108
mengubah beberapa kata atau frasa dan menghapus
sebagian lainnya tanpa mengubah sisa dan
konstruksi teks lainnya.
d) Shake & paste collections. Tindakan ini mengacu
pada pengumpulan beragam sumber tulisan untuk
kemudian mengambil darinya ide dalam level
paragraf bahkan kalimat untuk menggabungkannya
menjadi satu. Sering kali hasil teks dari
penggabungan ini tidak tersusun secara logis dan
menjadi tidak koheren secara makna.
e) Clause quilts. Tindakan ini adalah mencampurkan
kata-kata yang dibuat dengan potongan tulisan dari
sumber-sumber yang berbeda. Potongan teks dari
berbagai sumber digabungkan dan tak jarang
sebagian merupakan kalimat yang belum tuntas
digabung dengan potongan lain untuk
melengkapinya. Beberapa ahli menamakannya
mosaic plagiarism.
f) Plagiat struktural. Jenis tindakat plagiat ini adalah
terkait peniruan pola struktur tulisan, dari mulai
struktur retorika, sumber rujukan, metodologi,
bahkan sampai tujuan penelitian.
g) Pawn sacrifice. Tindakan ini merupakan upaya
mengaburkan berapa banyak bagian dari teks yang
memang digunakan walaupun penulis menuliskan
sumber kutipannya. Sering kali bagian teks dari
sumber lain yang dikutip dan diberi pengakuan
hanya sebagian kecil saja, padahal bagian yang
diambil lebih dari itu.
h) Cut & slide. Pada dasarnya mirip dengan pawn
sacrifice dengan sedikit perbedaan. Plagiator
109
biasanya mengambil satu porsi teks dari sumber
lain. Sebagian teks tersebut dikutip dan diberi
pengakuan dengan cara yang benar dengan kutipan
langsung, sementara sebagian lain yang jelas-jelas
diambil langsung tanpa modifikasi dibiarkan begitu
saja masuk dalam tulisannya.
i) Self-plagiarism. Jenis tindakan ini adalah
menggunakan ide dari tulisan-tulisan sendiri yang
telah dibuat sebelumnya namun menggunakannya
dalam tulisan baru tanpa kutipan dan pengakuan
yang tepat. Walaupun penulis merasa bahwa ide
tersebut adalah miliknya dalam tulisan sebelumnya
dan dapat menggunakannya secara bebas sesuai
keinginannya, hal ini dianggap sebagai praktik
akademik yang tidak baik.
j) Other dimensions. Jenis-jenis tindakan plagiat
lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Plagiator dapat menjiplak dari satu sumber atau
lebih, atau menggabungkan dua atau lebih bentuk
plagiat yang disebutkan di atas dalam tulisan yang
dia buat. Yang pasti, tindakan plagiat masih
memungkinkan untuk berkembang dengan
modifikasi dimensi dari tindakannya.
B. Surat
Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa
tulisan di atas lembaran kertas yang sangat erat hubungannya
dengan kehidupan manusia. Sejak zaman dahulu hingga di
zaman serba modern ini, manusia tidak dapat melepaskan dirinya
dari kepentingan manusia lainnya baik yang berada di sekitarnya
maupun di tempat yang berjauhan.
Zaman dahulu bentuk surat sangat sederhana. Penulisan,
bahan atau cara mengirimkannya pun juga sangat sederhana. Dan
112
kini zaman sudah maju dengan pesat. Sedikit demi sedikit cara
lama mulai ditinggalkan. Keberadaan surat itu sendiri kini
dihubungkan dengan adanya alat canggih yang bernama
komputer.
Akan tetapi, walaupun kemajuan surat menyurat telah
banyak dicapai dewasa ini maka ciri khas surat sebagai alat
komunikasi dibanding dengan alat komunikasi lainnya tetap ada.
Yakni, surat tetap merupakan alat komunikasi yang
mempergunakan bahasa tulisan dan kertas sebagai medianya.
Di era modern ini penulisan surat sebagian besar beralih
menggunakan komputer karena dianggap penggunaannya lebih
praktis, lebih cepat, dan memiliki kelebihan dalam menyimpan
arsip secara otomatis. Barangkali hanya sebagian kecil saja orang
yang masih menggunakan mesin ketik biasa dan tulisan
tangan, bergantung dari kebutuhan dan tujuan dari surat itu
sendiri
Di samping sebagai saran komunikasi, surat juga
mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai wakil penulis untuk
berhadapan dengan lawan bicaranya. Fungsi-fungsi surat sebagai
berikut:
1. Sebagai bukti tertulis karena surat merupakan sarana
komunikasi secara tertulis yang dapat dijadikan bukti yang
mempunyai kekuatan hukum.
2. Sebagai wakil lembaga atau pribadi dari pembuat surat
yang membawa pesan, misi atau informasi yang hendak
disampaikan kepada penerima.
3. Sebagai pegangan untuk bertindak dan titik tolak untuk
kegiatan
4. Sebagai catatan/dokumentasi historis dan bahan pengingat
seseorang dalam kegiatan atau aktifitasnya dimasa lalu
113
yang bisa dipergunakannya untuk melakukan kegiatan
selanjutnya.
114
disesuaikan dengan syarat khusus yang diberikan
oleh perusahaan.
Tulislah surat lamaran kerja semenarik mungkin
agar perusahaan yang membuka lowongan tertarik
dan ingin mengetahui diri Anda lebih dalam.
Surat harus ditulis dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD
yang berlaku. Gunakan susunan kalimat yang baik,
singkat, padat dan mudah dimengerti. Tidak
menguasai EYD Anda bisa mengecek tulisan
Anda di KKBI.
Tulislah skill yang Anda miliki sehingga bisa
menarik hati perusahaan yang merekrut karyawan.
Selain itu masukan juga prestasi-prestasi yang
Anda raih.
115
Khusus untuk nomor kontak jangan sampai lupa
untuk mencantumkan di surat yang Anda buat, karena
bila perusahaan itu menerima surat yang Anda kirim
maka Anda akan langsung dihubungi lewat nomor yang
Anda cantumkan. Bila Anda tidak memiliki nomor
telepon, bisa menggunakan nomor tetangga, saudara
atau siapa saja yang dekat dengan Anda.
Pendidikan
Tulislah rekam jejak pendidikan yang pernah
Anda jalani. Baik itu pendidikan secara formal atau
pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah
pendidikan yang dijalani mulai dari sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan
juga perguruan tinggi. Sedangkan untuk pendidikan
non formal seperti kursus, pelatihan atau hal apapun
yang menunjang kemampuan Anda.
Pengalaman Bekerja
Bila Anda pernah bekerja di perusahaan lain maka
tulislah pengalaman bekerja Anda. Berapa lama Anda
bekerja, posisi apa saja yang pernah dijabat dan jenis
pekerjaan apa saja yang pernah Anda lakukan. Tetapi
bila Anda belum pernah bekerja sebelumnya, Anda bisa
melewatkan bagian ini.
116
pertimbangan bagi pihak perusahaan atau instansi yang
menawarkan pekerjaan. Lampiran tersebut meliputi:
1. Daftar Riwayat Hidup atau CV (Curriculum Vitae)
atau Resume
2. Foto copy Ijazah terakhir
3. Foto copy sertifikat kursus/pelatihan
4. Pas Foto terbaru
5. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (tidak wajib,
namun bila ada, lebih baik)
6. Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter (tidak
wajib, namun bila ada, lebih baik)
119
120
BIODATA PENULIS
Muhammad Yunus
Penulis lahir di Negara Hulu Sungai Selatan 1
Januari 1989. Menempuh Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia dan Daerah Universitas
Lambung Mangkurat dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun 2014, penulis
menyelesaikan pendidikan pascasarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Lambung Mangkurat. Saat ini Penulis tercatat
sebagai dosen tetap Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin Pengampu mata kuliah Linguistik Umum dan
Fonologi Bahasa Indonesia.
121