Anda di halaman 1dari 225

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA

MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK FOUR-TIER


DIGITAL TEST (4TDT) BERBASIS WEBSITE PADA
KONSEP SUHU DAN KALOR

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
EVI SEPTIYANI
NIM. 11140163000035

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
iv

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI


v

ABSTRAK

Evi Septiyani, 11140163000035, “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan


Tes Diagnostik Four Tier Digital Test (4TDT) Berbasis Website pada Konsep Suhu
dan Kalor”. Skripsi, Program Studi Tadris Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa
dalam konsep suhu dan kalor menggunakan tes diagnostik Four Tier Digital Test
(4TDT) Berbasis Website. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Depok.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada 19 November 2018. Subjek penelitian
ini adalah kelas XI MIPA SMA Negeri 5 Depok tahun ajaran 2018/2019 dengan
jumlah sampel sebanyak 50 siswa yang diambil dari enam kelas menggunakan teknik
Disproportionate Stratified Random Sampling. Instrumen yang digunakan merupakan
instrumen tes berupa tes diagnostik empat tingkat (Four-Tier Test) yang disusun
berdasarkan indikator pembelajaran kurikulum 2013 dan instrumen non tes berupa
kuisioner siswa terhadap pengalamannya menggunakan website. Data penelitian
diperoleh berdasarkan pola jawaban siswa pada soal Four Tier Digital Test (4TDT)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi miskonsepsi secara keseluruhan sebesar
11,08%, paham konsep sebesar 45,69%, paham sebagian sebesar 33,54%, serta tidak
paham konsep sebesar 8,54%.
Kata kunci: Miskonsepsi, Suhu dan Kalor, Four-Tier Test, Digital, Website
vi

ABSTRACT

Evi Septiyani, 11140163000035, “Identification of Students’ Misconception Using


Four Tier Digital Diagnostic Test (4TDT) Website-Based in Heat And
Temperature”, BA Thesis, Physics Education Study Program, Department of
Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teacher’s Sciences, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to identify misconceptions that occur in students in the concept of
Heat and Temperatur using a Website-based Four Tier Digital Test (4TDT)
diagnostik test. This research was conducted at SMAN 5 Depok. The research method
used in this study is descriptive. The research was conducted on November 19, 2018.
The subject of this study was class XI MIPA SMAN 5 Depok 2018/2019 with a total
sample of 50 students taken from six classes using the Disproportionate Stratified
Random Sampling technique. The instrumen used is a test instrumen in the form of a
four-level diagnostik test (Four-Tier Test) which is compiled based on indikators of
the 2013 curriculum learning and non-test instrumens in the form of student
questionnaires on their experience using the website. The research data was obtained
based on the pattern of students 'answers to the Four Tier Digital Test (4TDT). The
results showed that overall misconception was 11,08%, understanding concepts was
45,69%, understanding some concepts was 33,54%, and not understanding concepts
was 8,54%.
Keywords: Misconception, Temperature and Heat, Four-Tier Test, Digital, Website
vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil „alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
menciptakan alam semesta dengan segala kesempurnaannya. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW,
kepada keluarganya, para sahabat, serta para pengikutnya yang senantiasa berada
dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.
Atas Ridho-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dalam
bentuk skripsi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Tes
Diagnostik Four Tier Digital Test (4TDT) Berbasis Website pada Konsep Suhu dan
Kalor”. Penulis sangat menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan banyak pihak. Secara khusus, apresiasi dan ucapan terima kasih
disampaikan kepada:

1. Keluarga tercinta Ayahanda Subeki dan Ibunda Hj. Nurhasanah, yang tak henti-
hentinya mendoakan dan memberikan dukungannya, baik moril maupun material
kepada penulis. Adikku Nanda Sephia Dwi Putri yang telah memberikan doa dan
dukungannya lahir dan bathin selama penulis menempuh Pendidikan. Serta
seluruh keluarga yang selalu mendoakan dan telah memberikan penulis kekuatan
untuk tetap semangat menyelesaikan pendidikan.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK)
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dwi Nanto, Ph. D., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
viii

5. Bapak Dwi Nanto, Ph. D., selaku dosen pembimbing dengan kesabaran dan
perhatian telah banyak memberikan waktu, bimbingan dan motivasi yang besar
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen, atas ilmu dan bimbingannya selama penulis mengikuti
perkuliahan di Jurusan Pendidikan IPA dan di Program Studi Pendidikan Fisika.
7. Kepala SMA Negeri 5 Depok Bapak Achmad Zarkasih, S. Pd., yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk penelitian skripsi ini, Ibu Novia Dyah
Kusuma Dewi, S. Pd., guru fisika SMA Negeri 5 Depok, serta siswa kelas XI
MIPA SMA Negeri 5 Depok atas bantuan serta kerjasamanya dalam pelaksanaan
penelitian ini.
8. Kepala SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan Bapak Suhermin, S. Pd.,M.Si.,
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanaan penelitian
validasi instrumen soal, Bapak Priono, S. Pd., guru fisika SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan, serta siswa kelas XII MIPA 1 SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan atas bantuan serta kerjasamanya dalam pelaksanaan
penelitian ini.
9. Kakak-kakak Pendidikan Fisika angkatan 2013 di bimbingan Pak Dwi, Kak
Dini, Kak Latif, Kak Rahmat, yang sudah banyak membantu penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan kekuatan, semangat dan motivasi, semoga kita
tetap menjadi keluarga.
11. Sahabat kelas B terbaik Dwi Kartika, Kaka Intan, Lisah, Fazria, Nofa, dan
Hafizh yang selalu hadir membantu dan memberi banyak dukungan bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Para sahabat tercinta geng SOON, Nadya, Aida, Lutfi, Puspita, Fitri, Fauziah,
dan Devita yang tak henti-hentinya memberikan doa, semangat dan dukungan
serta bantuan dalam banyak hal bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ix

13. Para sahabat tercinta geng Pemuda Cileungsi, Sinta, Dyah, Ghina dan Egih yang
selalu ada disaat penulis merasa lemah dan selalu memberikan semangat,
dorongan, doa serta bantuannya. Semoga Allah melanggengkan persahabatan
kita.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis secara terbuka menerima
setiap kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak dan menambah khasanah keilmuwan dalam dunia
Pendidikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Jakarta, Januari 2019

Peneliti
x

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH ...........................................iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .........................................................................iv
ABSTRAK ................................................................................................................................ v
ABSTRACT..............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................................... 5
C. Batasan Masalah............................................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 7
A. Kajian Teori ..................................................................................................................... 7
1. Konsep dan Pemahaman Konsep .................................................................................. 7
2. Miskonsepsi .................................................................................................................. 9
a) Pengertian Miskonsepsi ............................................................................................ 9
b) Penyebab Miskonsepsi............................................................................................ 10
c) Identifikasi Miskonsepsi ......................................................................................... 12
3. Instrumen Tes Diagnostik Four Tier Test ................................................................... 13
a) Penyusunan Instrumen Tes Diagnostik Four Tier Test ........................................... 15
b) Kelebihan Dan Kekurangan Instrumen Four Tier Test........................................... 16
4. Four Tier Test Digital Berbasis Web .......................................................................... 16
5. Konsep Suhu dan Kalor .............................................................................................. 19
xi

a) Peta Konsep ............................................................................................................ 19


b) Suhu dan Termometer............................................................................................. 20
c) Pemuaian................................................................................................................. 21
d) Kalor ....................................................................................................................... 23
e) Perubahan Wujud .................................................................................................... 24
f) Perpindahan Kalor ................................................................................................... 26
B. Penelitian Relevan .......................................................................................................... 27
C. Kerangka Pikir................................................................................................................ 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 32
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................................................... 32
B. Metode Dan Alur Penelitian ........................................................................................... 32
1. Metode Penelitian ....................................................................................................... 32
2. Alur Penelitian ............................................................................................................ 32
C. Populasi Dan Sampel ..................................................................................................... 36
D. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................................ 37
1. Tes Diagnostik Four Tier Test .................................................................................... 37
2. Kuisioner Respon Siswa ............................................................................................. 41
E. Kalibrasi Instrumen ........................................................................................................ 42
1. Uji Validasi ................................................................................................................. 42
2. Reliabilitas .................................................................................................................. 43
3. Daya Pembeda ............................................................................................................ 44
4. Taraf Kesukaran .......................................................................................................... 45
F. Teknik Analisis Data ...................................................................................................... 46
1. Instrumen Tes.............................................................................................................. 46
2. Instrumen Non Tes ...................................................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 49
A. Hasil Penelitian .............................................................................................................. 49
1. Data Persentase Tiap Kategori Tingkat Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan ....... 49
2. Data Persentase Miskonsepsi Siswa pada Subkonsep-Subkonsep Suhu Dan Kalor ... 50
3. Data Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan pada Tingkat Kognitif .................. 51
xii

4. Data Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Kelompok Tinggi, Kelompok Sedang,
dan Kelompok Rendah ............................................................................................... 52
B. Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................................................... 53
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 71
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 72
xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengelompokkan Tingkat Pemahaman Konsep ........................................................ 8


Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi Siswa ................................................................................. 10
Tabel 3.1 Kisi Kisi Instrumen Tes Diagnostik Four Tier Test ................................................ 37
Tabel 3.2 Lembar Kuisioner Computer Usability Quistionnaire J.R Lewis ........................... 41
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes ......................................................................... 44
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ...................................................................................... 45
Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Butir Soal .................................................................................. 46
Tabel 3.6 Klasifikasi Jawaban Siswa pada 4TMC .................................................................. 46
Tabel 3.7 Kriteria Miskonsepsi Berdasarkan Persentasenya .................................................. 48
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Kuisioner Respon Siswa .............................................................. 48
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor............................................................................... 19


Gambar 2.2 Macam-macam Skala Termometer ..................................................................... 20
Gambar 2.3 Skema Perubahan Wujud Zat .............................................................................. 24
Gambar 2.4 Kerangka Pikir .................................................................................................... 31
Gambar 3.1 Alur Penelitian .................................................................................................... 34
Gambar 4.1 Persentase Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan ............................................ 50
Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Pada Subkonsep ............................ 51
Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan pada Tingkat Kognitif ................... 52
Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan pada Kelompok Siswa .................. 53
Gambar 4.5 Soal No. 1 ............................................................................................................ 55
Gambar 4.6 Soal No. 2 ............................................................................................................ 56
Gambar 4.7 Soal No. 6 ............................................................................................................ 59
Gambar 4.8 Soal No. 11 .......................................................................................................... 61
Gambar 4.9 Soal No. 12 .......................................................................................................... 62
Gambar 4.10 Soal No. 16 ........................................................................................................ 65
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Klinikal Siswa ................................................................... 76


Lampiran 2 Hasil Wawancara Klinikal Siswa ........................................................................ 77
Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru.................................................................................... 91
Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Four-Tier Test ...................................................................... 97
Lampiran 5 Hasil Validasi Instrument Two-Tier Test dengan Anates ................................. 140
Lampiran 6 Kisi-Kisi Tes Yang Digunakan Dalam Penelitian ............................................. 142
Lampiran 7 Naskah Soal Penelitian ...................................................................................... 145
Lampiran 8 Pemetaan Jawaban Siswa pada Instrumen Four Tier Test ................................ 161
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Jawaban Siswa Berdasarkan Kategori Pemahaman ............ 165
Lampiran 10 Perhitungan Persentase untuk Setiap Kategori Pemahaman ........................... 169
Lampiran 11 Rekapitulasi Miskonsepsi pada Indikator Soal Suhu dan Kalor ...................... 170
Lampiran 12 Rekapitulasi Miskonsepsi pada Tingkat Kognitif ........................................... 171
Lampiran 13 Rekapitulasi Miskonsepsi pada Setiap Kelompok Siswa ................................ 172
Lampiran 14 Perhitungan Batas Kelompok dan Teknik Sampling ....................................... 174
Lampiran 15 Absensi Siswa.................................................................................................. 184
Lampiran 16 Angket Respon Siswa ...................................................................................... 186
Lampiran 17 Perhitungan Persentase Hasil Kuisioner Website Usability ............................ 188
Lampiran 18 Lembar Validasi Ahli Media ........................................................................... 192
Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Validasi SMAN 4 Tangsel ........................................ 194
Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 195
Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian SMAN 5 Depok ....................................... 196
Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 197
Lampiran 23 Lembar Uji Referensi ...................................................................................... 198
Lampiran 24 Print Screen Interface Four Tier Digital Test (4TDT) ..................................... 207
Lampiran 25 Biodata Peneliti ............................................................................................... 210
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika berasal dari bahasa Yunani fysikos (alamiah) dan fysis (alam)
merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda di alam, gejala-
gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam tersebut.1
Tujuan utama semua sains termasuk fisika merupakan upaya untuk mencari
keteraturan dalam pengamatan manusia pada alam sekitarnya. Pengamatan yang
cermat membutuhkan kemampuan memahami yang baik dan perlu dimiliki oleh
siswa agar bisa mempelajari konsep-konsep fisika dengan tepat. Fisika yang
dipelajari di tingkat sekolah menengah atas dan sederajat pada umumnya memiliki
tiga karakteristik kesulitan yang berbeda dimulai dari tingkat yang mudah, sedang,
dan sulit. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa.
Konsep dianggap sulit karena kemampuan memahami siswa kurang, sehingga terjadi
kesalahan penafsiran terhadap konsep tersebut. Kesalahan atau ketidaksempurnaan
dalam menafsirkan konsep menimbulkan miskonsepsi.
Selama proses belajar, masing-masing siswa memiliki perbedaan dalam
mengonstruksi pengetahuan serta pemahaman konsep yang bermacam-macam
terhadap sesuatu yang ia lihat. Hal ini menimbulkan perbedaan makna terhadap
stimulus atau peristiwa yang sama. Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada
suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang para
pakar dalam bidang itu.2 Penelitian yang paling menonjol dan dipelajari secara luas
dalam pendidikan fisika yaitu miskonsepsi karena dianggap sebagai faktor penting
dalam mengatasi masalah belajar siswa dalam memahami konsep. Beberapa studi

1
Ganijati Aby Sarojo, 2002, Seri Fisika Dasar Mekanika Edisi Pertama, (Jakarta: Salemba
Teknika), h. xii
2
Paul Suparno, Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, (Jakarta:
Grasindo, 2005), h. 4
2

dalam literatur yang membahas miskonsepsi siswa difokuskan pada konsep mekanik,
listrik, suhu dan kalor dalam fisika.3
Kalor sangat erat kaitannya dengan kehidupan. Kita menggunakan istilah
kalor dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan kita tahu apa yang dimaksud secara
tepat. Penting bagi kita untuk mendefinisikan kalor secara jelas agar bisa
mengkaitkan setiap fenomena dan konsep yang berhubungan dengan kalor.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada September 2018 yaitu
wawancara kepada guru bidang studi fisika di SMA Negeri 5 Depok. Beliau
menyatakan kesetujuannya bahwa konsep suhu dan kalor mencakup konsep-konsep
yang erat kaitannya dengan kehidupan dan selalu menimbulkan miskonsepsi karena
memuat konsep-konsep yang bersifat abstrak. Selanjutnya alasan mengapa suhu dan
kalor banyak dijadikan sebagai topik utama penelitian dalam pendidikan sains adalah
karena suhu dan kalor merupakan kata yang familiar yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pemahaman siswa terkait konsep ini menjadi salah satu kunci
untuk memahami berbagai macam konsep sains lainnya.4 Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu tes diagnostik agar guru tidak salah menafsirkan miskonsepsi pada siswa. Tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.5
Berbagai jenis instrumen telah digunakan dalam pendidikan sains untuk
mengidentifikasi miskonsepsi di antaranya wawancara, pertanyaan terbuka, peta
konsep, dan tes pilihan ganda, yang semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan
dalam penggunaannya.6 Sebagai contoh, wawancara yang banyak digunakan

3
Derya Kaltakci Gurel, Development And Application Of A Four-Tier Test To Assess Pre-
Service Physics Teachers‟ Misconceptions About Geometrical Optics, (A Thesis Of Middle East
Technical University, 2012), h. 16
4
Mustafa Sozbilir, A Review Of Selected Literature On Students‟ Misconceptions Of Heqt
And Temperature, (A journal of Ataturk University, 2015), h. 25
5
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h. 34
6
Gurel, Eryilmaz, dan McDermott., A Review And Comparison Of Diagnostik Instrumens
To Identify Students‟ Misconceptions In Science, (Eurasia Journal Of Mathematic, Science &
Technology Education, 11(5), 989-1008, 2015), h. 995
3

memberi kesempatan pada peneliti untuk menyelidiki secara mendalam dan fleksibel,
tetapi memerlukan waktu dan upaya untuk mencapai sampel besar dan menganalisis
hasilnya. Tes pilihan ganda mengatasi masalah yang disebutkan di atas dalam
wawancara, tetapi tidak dapat menyelidiki kesalahpahaman secara mendalam dan
untuk mendeteksi jawaban menebak secara efektif.7 Keterbatasan yang terjadi pada
bentuk Multiple-choice tests mendorong para peneliti untuk menciptakan tes yang
lebih efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang bertujuan untuk mengimbangi
keterbatasan-keterbatasan dari Multiple-choice tests, yaitu tes two-tier, three-tier, atau
four-tier.8
Tes diagnostik dua tingkat dan tiga tingkat mengatasi masalah pendeteksian
dibandingkan tes pilihan ganda biasa. Namun, pada perkembangannya instrumen two
tier test masih memiliki kekurangan yaitu tidak bisa memastikan penyebab siswa
yang benar-benar mengalami miskonsepsi.9 Two tier test memiliki hasil yang terlalu
tinggi (overstimate) dalam mengidentifikasi miskonsepsi, karena semua jawaban
yang salah dianggap miskonsepsi.10 Kelemahan-kelemahan dalam instrumen tes two
tier kemudian diperbaiki dengan hadirnya instrumen tes diagnostik bentuk three tier
test. Three tier test hadir dengan menambahkan tingkat keyakinan yang diletakkan
setelah dua tingkat pertama guna memastikan keyakinan siswa dalam menjawab
pertanyaan dalam dua tingkat sebelumnya.11 Walaupun three tier test berguna untuk
mengukur miskonsepsi bebas dari eror dan LK (lack of knowledge) secara valid,
ternyata masih memiliki keterbatasan terkait tingkat keyakinan untuk tier 1 & 2.
Tingkat keyakinan berada setelah dua tingkat pertama, ketika siswa mengisi pada
salah satu tingkat merasa tidak yakin atas jawaban yang dia pilih tetapi mau tidak
mau harus memilih yakin karena hanya ada satu tingkat keyakinan pada soal. Dengan

7
Kaltakci, Ibid., h. 17
8
Gurel, Eryilmaz, dan McDermott., Loc. Cit.
9
Ibid.
10
Yasin Kutluay, Diagnosis Of Eleventh Grade Students‟ Misconcepctions About Geometric
Optic By Three Tier Test, (A Thesis Master from Univ. Middle East Technical, 2005), h. 11
11
Gurel, Eryilmaz, dan McDermott, Op. Cit., h. 996
4

alasan ini, four tier test hadir menambahkan dua tingkat keyakinan yang terletak
untuk tier pertanyaan dan tier alasan resmi diperkenalkan. Instrumen tes diagnostik
miskonsepsi berbentuk four tier dinyatakan lebih mengetahui kondisi pemahaman
siswa.12
Instrumen tes diagnostik four tier test yang banyak dikembangkan umumnya
masih berbentuk paper based test. Tes diagnostik yang masih menggunakan kertas
tentunya kurang praktis dalam penggunaan. Masih banyak kendala yang terjadi pada
saat pelaksanaannya, diantaranya bentuk instrumen tes diagnostik terdiri dari banyak
butir soal dan kondisi ini membutuhkan cukup banyak kertas dalam hal ini dianggap
kurang ekonomis dan tidak ramah lingkungan karena tidak mendukung program go
green. Selain itu, alokasi waktu untuk mengerjakan soal sulit dikontrol saat memulai
ataupun selesainya, waktu banyak terbuang dalam pendistribusian soal dan lembar
jawaban, serta pada saat mengerjakan soal melingkari atau menghapus jawaban yang
dianggap salah akan memakan waktu yang lumayan.13 Kelemahan lainnya dalam
penggunaan sistem paper based test yaitu pengoreksian secara manual rentan terjadi
kesalahan. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut, dengan memanfaatkan teknologi yang saat ini sedang berkembang, yaitu
mengganti ujian berbasis kertas (paper) ke bentuk ujian non kertas (paperless)
berbasis web. Tentunya penerapan ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya
menambah efisiensi penilaian, fleksibel di beberapa waktu dan tempat, memberikan
feedback langsung, dan mengurangi kesalahan dalam proses penilaian.14
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dibuat tes diagnostik four tier digital test
berbasis situs web yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa
pada konsep suhu dan kalor. Oleh karena itu, peneliti mengajukan penelitian dengan

12
Kaltakci, Op. Cit., h. 201
13
Iwan Permana S, Mengembangkan Instrumen Ujian Komprehensif Di Program Studi
Pendidikan Fisika Melalui Computer Based Test (CBT), (Jurnal FITK, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta), h. 5
14
Huseyin Oz, Tuba Ozturan, Computer-Based And Paper-Based Testing: Does The Test
Administration Mode Influence The Reliability And Validity Of Achievment Tests, Journal Of
Language And Lingustic Studies, 14(1), 2018, h. 67-85
5

judul “Tes Diagnostik Four-Tier Digital Test (4TDT) Berbasis Website Untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Suhu Dan Kalor”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Konsep suhu dan kalor termasuk dalam materi pelajaran yang dianggap sulit
untuk dipahami sehingga terjadi miskonsepsi.
2. Pendeteksian evaluasi pemahaman siswa menggunakan instrumen yang tepat
masih belum banyak dilakukan.
3. Tes diagnostik yang banyak dikembangkan masih menggunakan kertas (paper
based test).
C. Batasan Masalah
Agar penulisan ini dapat memenuhi sasaran dan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan yang hendak dicapai, maka peneliti membatasi pokok permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Identifikasi miskonsepsi siswa pada materi suhu dan kalor mengacu pada
kurikulum 2013. Aspek kognitif yang digunakan yaitu C1 sampai C4
berdasarkan taksonomi Bloom Revisi Anderson, meliputi aspek (mengingat,
memahami, menerapkan, menganalisis).
2. Pengukuran miskonsepsi menggunakan instrumen tes diagnostik Four Tier
Digital Test (4TDT) berbasis website dengan mengadaptasi alur penelitian
Caleon & Subramaniam, dan hasil modifikasi oleh Ismiara Indah Ismail.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Berapa persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep suhu dan
kalor menggunakan Four Tier Digital Test (4TDT) berbasis website?
6

2. Bagaimana keadaan miskonsepsi pada tingkat pemahaman siswa yang terjadi


pada tiap subkonsep suhu dan kalor yang teridentifikasi menggunakan Four
Tier Digital Test (4TDT) berbasis website?
3. Bagaimana keadaan miskonsepsi pada tingkat pemahaman siswa yang terjadi
pada tiap tingkat kognitif suhu dan kalor yang teridentifikasi menggunakan
Four Tier Digital Test (4TDT) berbasis website?
4. Bagaimana keadaan miskonsepsi pada tingkat pemahaman siswa yang terjadi
pada tiap kelompok siswa suhu dan kalor yang teridentifikasi menggunakan
Four Tier Digital Test (4TDT) berbasis website?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui besar persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep
Suhu dan Kalor secara keseluruhan.
2. Mengetahui miskonsepsi siswa yang terjadi pada tiap subkonsep Suhu dan Kalor
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagi siswa, setelah teridentifikasinya miskonsepsi dapat memperbaiki
miskonsepsi yang terjadi pada dirinya sehingga diharapkan hasil belajarnya
meningkat.
2. Bagi guru, sebagai alat ukur alternatif yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa sehingga dapat menentukan tindak lanjut
yang dianggap tepat untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
referensi sumber data untuk melakukan peneltian mengenai miskonsepsi dalam
Suhu dan Kalor lebih lanjut.
7

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Konsep dan Pemahaman Konsep
Konsep adalah penyajian internal sekelompok stimulus, yang tidak dapat
diamati karena harus disimpulkan dengan perilaku.1 Konsep adalah cara
mengelompokkan dan mengkategorikan secara mental berbagai objek atau peristiwa
yang mirip dalam hal tertentu2. Konsep adalah pendapat yang meningkatkan
pemikiran seseorang dalam beberapa cara sehingga membantu mengurangi
kompleksitas dunia ketika mengklasifikasikan objek agar lebih mudah.3 Definisi lain
menyebutkan bahwa konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek,
kejadian, kegiatan, atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. 4 Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu
gambaran secara umum yang memiliki makna, ciri khas, atau kemiripan tertentu yang
dikelompokkan sehingga dapat mempresentasikan suatu objek atau peristiwa agar
bisa dipahami.
Pemahaman konsep merupakan pengetahuan yang dipelajari siswa secara
bermakna dan terintegrasi baik mengenai suatu topik, termasuk membentuk banyak
hubungan logis di antara berbagai konsep dan gagasan spesifik.5 Belajar konsep
merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan dasar bagi proses mental
yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip dan generalisasi.6 Sejalan dengan hal ini
maka setelah siswa melakukan proses pembelajaran, ia akan mendapatkan
pemahaman konsep yang lebih mendalam. Namun masih sering ditemui konsep yang
siswa pahami ini kadang tidak sesuai dengan pemahaman yang telah dikonstruk para
1
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 62
2
Jeanne Elllis Omrod, Psikologi Pendidikan Membantu Sisa Tumbuh dan Berkembang
Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 327
3
Ibid.
4
Dahar, Op. Cit., h. 63
5
Ormrod, Op. Cit., h. 343-344
6
Dahar, Op. Cit., h. 62
8

ahli sebelumnya. Terdapat enam tingkatan pemahaman untuk menguraikan


bagaimana respon seorang siswa terhadap suatu informasi ketika informasi diterima
sebagai sebuah stimulus. Lihat tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Pengelompokkan Tingkat Pemahaman Konsep7

Tingkat
No. Kriteria Penilaian
Pemahaman
Tidak ada jawaban/ kosong
Tidak memberikan
1. Menjawab “saya tidak tahu”
respon
Menjawab “saya tidak mengerti”
Mengulang pertanyaan
2. Menjawab tapi tidak berhubungan Tidak memahami
dengan pertanyaan atau tidak jelas
Menjawab dengan penjelasan tidak
3. Miskonsepsi
logis
Jawaban menunjukkan ada konsep
yang dipahami, tetapi juga membuat Memahami sebagian
4.
pernyataan yang menunjukkan dengan miskonsepsi
kesalahpahaman
Jawaban menunjukkan hanya sebagian
5. Memahami sebagian
konsep dikuasai tanpa ada miskonsepsi
Jawaban menunjukkan konsep
6. dipahami dengan semua penjelasan Memahami konsep
benar

7
Michel R. Abraham, Eileen B. Grzybowski, et al, Understanding and Misunderstanding of
Eight Grades of Five Chemistry Concept in Text Book, Journal of Research in Science
Teaching. 29 (12), 1992, h.112
9

2. Miskonsepsi
a) Pengertian Miskonsepsi
Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai
dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang itu. 8
Miskonsepsi dianggap sebagai suatu interpretasi konsep-konsep dalam suatu
pernyataan yang tidak dapat diterima.9 Dalam pengertian lain miskonsepsi adalah
kepercayaan yang tidak sesuai dengan penjelasan yang diterima umum dan memang
sudah terbukti sahih tentang suatu fenomena atau peristiwa.10 Disebutkan pula dari
sumber lain miskonsepsi sebagai struktur kognitif (pemahaman) yang berbeda dari
pemahaman yang telah ada dan diterima di lapangan, dan struktur kognitif ini dapat
mengganggu penerimaan ilmu pengetahuan yang baru.11
Bila dalam suatu kelas disajian satu percobaan yang sama, masing-masing
anak memiliki jawabannya sendiri. Setiap anak melihat dan menginterpretasikan
percobaan tersebut berdasarkan caranya sendiri. Kerap kali terlihat bahwa gagasan
anak yang berbeda dengan gagasan ilmiah ini tetap dipertahankan anak, walaupun
guru sudah berusaha memberikan suatu kenyataan yang berlawanan.12 Dari beberapa
pengertian miskonsepsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa miskonsepsi merupakan
kekeliruan seseorang dalam memahami suatu konsep yang terbukti tidak benar dan
cenderung bertentangan dengan teori-teori atau konsep-konsep yang telah
disampaikan oleh para ahli dalam sebuah konsep pengetahuan. Karakteristik
miskonsepsi pada umumnya yaitu:13 (1) melekat kuat dan merupakan struktur
kognitif yang stabil; (2) konsepsi yang ada berbeda dengan konsepsi para ahli; (3)
mempengaruhi siswa dalam memahami fenomena alam dan eksplanasi santifik; (4)
8
Suparno, Loc. Cit.
9
Ibid.
10
Ormrod, Op. Cit., h. 338
11
Saleem Hasan, et.al, Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI) , Journal
of Phys. Educ, Vol. 5, 1999, h. 294.
12
Dahar, Op. Cit., h. 154.
13
Arif Widiyatmoko, Kinya Shimizu, Literature Review Of Factors Contributing To
Students‟ Misconceptions In Light And Optical Instruments, International Journal Of Environmental
& Science Education, Vol. 13 No. 10, 2018, h. 853
10

konsepsi tersebut harus diatasi, dihindari, atau dihilangkan untuk mencapai


pemahaman yang baik
b) Penyebab Miskonsepsi
Sebelum siswa mempelajari suatu konsep di kelas, mereka telah memiliki
konsep yang dibawa dan dikembangkan sendiri yang tidak selalu sama dengan
konsep yang akan diajarkan di kelas. Sehingga miskonsepsi dapat terjadi ketika siswa
mendapatkan konsep baru di dalam kelas dan berusaha menyelarasksn konsep yang
dimilikinya dengan konsep yang baru. Dalam proses pembelajaran, banyak faktor
yang dapat menyebabkan siswa mengalami miskonsepsi. Secara garis besar,
penyebab miskonsepsi dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu siswa,
guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Secara rinci penyebab miskonsepsi
dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut: 14
Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi Siswa
Sebab Utama Sebab Khusus
Siswa a. prakonsepsi
b. pemikiran asosiatif
c. pemikiran humanistic
d. reasoning yang tidak lengkap/ salah
e. intuisi yang salah
f. tahap perkembangan kognitif siswa
g. kemampuan siswa
h. minat belajar siswa
Guru/ pengajar a. tidak menguasai bahan, tidak kompeten
b. bukan lulusan dari bidang ilmu
Pendidikan fisika
c. tidak membiarkan siswa mengungkapkan
gagasan/ ide
d. relasi guru-siswa tidak baik

14
Suparno, Op. Cit.,. h. 53
11

Sebab Utama Sebab Khusus


Buku Teks a. penjelasan keliru
b. salah tulis, terutama dalam rumus
c. tingkat kesulitan penulisan buku terlalu
tinggi bagi siswa
d. siswa tidka tahu membaca buku teks
e. buku fiksi sains kadang-kadang
konsepnya menyimpang demi menarik
pembaca
f. kartun sering memuat miskonsepsi
Konteks a. pengalaman siswa
b. bahsa sehari-hari berbeda
c. teman diskusi yang salah
d. keyakinan dan agama
e. penjelasan orangtua/ orang lain yang
keliru
f. konteks hidup siswa (TV, radio, film
yang keliru)
g. perasaan senang/ tidak senang, bebas atau
tertekan
Cara Mengajar a. hanya berisi ceramah dan menulis
b. langsung ke dalam bentuk matematika
c. tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa
d. tidak mengoreksi PR yang salah
e. model analogi
f. model praktikum
g. model diskusi
h. model demonstrasi
i. non-multiple intelligences
12

Terbentuknya miskonsepsi pada tingkat primer sebagai berikut:15


Terbentuknya miskonsepsi disebabkan siswa cenderung mendasarkan berpikirnya
pada hal-hal yang tampak dalam suatu masalah. Dalam banyak kasus, siswa itu hanya
memperhatikan aspek-aspek tertentu dalam suatu situasi. Hal ini disebabkan karena
siswa lebih cenderung menginterpretasikan suatu fenomena dari segi sifat absolut
benda-benda bukan dari segi interaksi antara unsur-unsur suatu sistem. siswa lebih
cenderung memperhatikan perubahan daripada situasi diam. Bila siswa-siswa
menerangkan perubahan, cara berpikir mereka cenderung mengikuti urutan kausal
linier. Gagasan yang dimiliki siswa mempunyai berbagai konotasi, gagasan siswa
lebih inklusif dan global. Siswa kerap kali menggunakan gagasan yang berbeda untuk
menginterpretasikan situasi-situasi yang oleh para ilmuan digunakan cara yang sama.
c) Identifikasi Miskonsepsi
Adalah penting bagi guru untuk mengambil langkah awal dalam mengatasi
miskonsepsi yaitu dengan adanya langkah mengidentifikasinya. Selain bertugas
membantu siswa dalam mengonstruksi pemahaman yang akurat, guru juga bertugas
untuk mendorong siswa melepaskan setiap konsepsi yang keliru yang telah mereka
konstruk sebelumnya. Identifikasi miskonsepsi bertujuan untuk mengetahui
terjadinya miskonsepsi pada siswa dan menanganinya lebih awal agar tidak
menghambat pemahaman siswa pada pembelajaran selanjutnya.16
Untuk mengindentifikasi miskonsepsi siswa, berbagai jenis instrumen telah
digunakan dalam pendidikan sains di antaranya peta konsep, wawancara, pertanyaan
terbuka, dan tes pilihan ganda, yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaannya.17 Selain instrumen identifikasi yang telah
disebutkan sebelumnya, Paul Suparno menyatakan bahwa masih terdapat cara
lainnya, yaitu melalui tes multiple choice dengan reasoning terbuka dan melalui

15
Dahar, Op. Cit., h. 154-155.
16
H. Ozmen, Some Student Misconceptions In Chemistry: A Literature Review Of Chemical
Bonging. Journal Of Science Education And Technology Vol. 13 No. 2, June 2004, H. 147-159
17
Gurel, D. K., Eryılmaz, A., dan McDermott, Op. Cit. h. 994
13

praktikum dengan tanya jawab.18 Namun, untuk pemilihan instrumen identifikasi


miskonsepsi tergantung pada konsep yang akan diselidiki, karakteristik mata
pelajaran yang dipilih untuk diselidiki, dan kemampuan serta sumber daya dari
peneliti atau guru.19
Keterbatasan yang terjadi pada bentuk Multiple-choice tests mendorong para
peneliti untuk menciptakan tes yang lebih efektif untuk mengidentifikasi miskonsepsi
yang bertujuan untuk mengimbangi keterbatasan-keterbatasan dari Multiple-choice
tests, yaitu tes two-tier, three-tier, atau four-tier.20 Tes diagnostik two-tier terdiri dari
soal pilihan ganda pada tingkat pertama dan tingkat kedua berisi alasan memilih
tingkat pertama. Tes diagnostik three-tier terdiri dari pilihan ganda pada tingkat
pertama, tingkat kedua berisi alasan memilih tingkat pertama dan tingkat ketiga
keyakinan memilih jawaban pada tingkat pertama dan kedua. Sedangkan four-tier
berisi pilihan ganda pada tingkat pertama berfungsi untuk menilai pemahaman siswa
pada suatu konsep, tingkatan kedua berisi pertanyaan keyakinan akan jawaban yang
dipilih pada tingkatan pertama, dan tingkatan ketiga berisi pertanyaan alasan dalam
memilih pada pertanyaan tingkat pertama, serta tingkat keempat berisi pertanyaan
keyakinan dalam menjawab pertanyaan pada tingkatan ketiga.

3. Instrumen Tes Diagnostik Four Tier Test


Treagust mempublikasikan seminar pengembangan instrumen tes untuk
mendiagnostik miskonsepsi yang dikenal dengan two tier test. Banyak peneliti mulai
menerapkan dan mengembangkan bentuk tes seperti dalam bidang biologi, kimia, dan
fisika. Griffard & Wandersee menguji keefektifan instrumen milik Halsam &
Treagust namun hasilnya tidak dapat membedakan antara siswa yang mengalami
miskonsepsi murni dan siswa yang tidak tahu konsep. Three tier test hadir dengan
menambahkan tingkat keyakinan yang diletakkan didua tingkat pertama guna

18
Suparno, Op. Cit., h. 123
19
Gurel, Eryilmaz, dan McDermott, Loc. Cit.
20
Ibid., h. 995
14

memastikan keyakinan dalam menjawab dua tingkat sebelumnya.21 Pada three tier
test, siswa dikatakan mengalami miskonsepsi apabila tingkat 1 dan 2 menjawab salah
dengan tingkat keyakinan tinggi. Three tier test dikatakan lebih akurat dalam
menunjukkan miskonsepsi siswa semenjak mereka dapat medeteksi persentase LK
(lack of knowledge) menggunakan tingkat keyakinan. Walaupun three tier test
berguna untuk mengukur miskonsepsi bebas dari eror dan LK (lack of knowledge)
secara valid, ternyata masih memiliki keterbatasan terkait tingkat keyakinan untuk
tier 1 & 2. Ini memunculkan dua masalah baru yaitu meremehkan proporsi LK (lack
of knowledge) dan melebihkan nilai siswa.22 Tingkat keyakinan berada setelah dua
tingkat pertama, ketika siswa mengisi pada salah satu tingkat merasa tidak yakin atas
jawaban yang dia pilih tetapi terpaksa harus isi yakin karena hanya ada satu tingkat
keyakinan pada soal. Dengan alasan ini, four tier test yang menambahkan dua tingkat
keyakinan yang terletak untuk tier konten dan tier alasan resmi diperkenalkan.
Four tier test merupakan tes diagnostik dengan empat tingkat pilihan. Four
tier test ini merupakan pengembangan dari tes diagnostik pilihan ganda tiga tingkat,
yaitu dengan menambahkan tingkat keyakinan pada masing-masing jawaban dan
alasan.23 Penambahan tingkat keyakinan pada masing-masing jawaban dan alasan
dapat mengukur perbedaan tingkat pengetahuan siswa sehingga akan membantu
dalam mendeteksi tingkat miskonsepsi siswa.24 Tingkat pertama dari tes diagnostik
pilihan ganda empat tingkat adalah soal pilihan ganda dengan lima pengecoh dan satu
kunci jawaban yang harus dipilih siswa, tingkat ke dua merupakan tingkat keyakinan
siswa dalam memilih jawaban, tingkat ke tiga merupakan alasan siswa menjawab

21
Gurel, Eryilmaz dan McDermott, Op. Cit., h. 997
22
Ibid., h. 998
23
Imelda S. Caleon dan R. Subramaniam, Do Student Know What They Know and What
They Don‟t Know? Using a Four Tier Diagnostik Test to Assess the Nature of Students‟ Alternative
Conception, Research Science Education, Vol. 40, 2010, h. 313.
24
Qisti Fitriyani, Ani Rusilowati dan Sugianto, Pengembangan Four Tier Diagnostik Test
untuk Mengungkap Miskonsepsi Fisika Siswa SMA Kelas X, Journal of Innovative Science
Education, Vol. 4, No. 2, 2015, h. 42
15

pertanyaan, dan tingkat ke empat merupakan tingkat keyakinan siswa dalam memilih
alasan.
a) Penyusunan Instrumen Tes Diagnostik Four Tier Test
Tahapan penyusunan instrumen diagnostik four tier test diawali dengan
menyusun two-tier test dimana tahapan penyusunan two-tier test mengacu pada
tahapan yang dilakukan oleh Treagust, yang juga telah banyak digunakan oleh para
peneliti dalam mengembangkan tes daignostik miskonsepsi. Tahapan dibagi ke dalam
3 tahap, yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan penentuan isi materi, atau melakukan
analisis konsep. Dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi miskonsepsi siswa.
Informasi ini diperoleh dari telaah literatur merujuk dari penelitian-penelitian yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya baik penelitian dalam negeri maupun luar negeri.
Setelah telaah literatur tersebut, dibuatlah indikator soal yang sesuai dengan
kompetensi inti dan kompetensi dasar dari konsep suhu dan kalor, serta menyusun
kisi-kisi pertanyaan wawancara klinikal siswa.
b. Tahap Pembuatan Instrumen Tingkat Pertama (Tier I)
Tahapan selanjutnya dilakukan wawancara klinikal menggunakan pertanyaan
yang telah dibuat pada tahap persiapan. Wawancara klinikal digunakan sebagai acuan
pembentuk tier pertama. Hasil wawancara kemudian dianalisis dan dipertimbangkan
untuk dipilih sebagai pertanyaan tingkat pertama (tier I) dalam soal Four Tier Test.
c. Tahap Pembuatan Instrumen Tier Alasan
Dalam tahapan ini dibuat 40 pertanyaan dengan 5 pilihan pengecoh serta
dibubuhkan kolom alasan untuk siswa isi sesuai jawaban mereka yang dihasilkan dari
tahap pembuatan instrumen tingkat pertama. Tes ini serupa dengan tes pilihan ganda
alasan terbuka. Alasan bebas dari siswa kemudian dianalisis oleh peneliti serta
dikembangkan berdasarkan hasil jawaban siswa dan studi kepustakaan. Kemudian
16

instrumen dua tingkat dikembangkan dengan menyisipkan 2 tingkat keyakinan yang


terletak setelah soal pilihan ganda dan setelah soal alasan.
b) Kelebihan Dan Kekurangan Instrumen Four Tier Test
Tes diagnostik pilihan ganda empat tingkat memiliki kelebihan dibanding tes
diagnostik pilihan ganda yang telah ada sebelumnya. Melalui tes diagnostik pilihan
ganda empat tingkat guru dapat:25
a. Membedakan tingkat keyakinan jawaban dan tingkat keyakinan alasan yang
dipilih siswa sehingga dapat menggali lebih dalam tentang kekuatan pemahaman
siswa,
b. Mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa lebih dalam,
c. Menentukan bagian-bagian materi yang memerlukan penekanan lebih, dan,
d. Merencanakan pembelajaran yang lebih baik untuk membantu mengurangi
miskonsepsi siswa.
Adapun kelemahan dari instrumen four tier test seperti yang telah dirangkum
oleh Gurel dkk yakni memerlukan waktu tes yang cukup lama, tidak dianjurkan
digunakan dalam tujuan hasil belajar, serta kemungkinan jawaban siswa pada tier
pertama akan memengaruhi pilihan jawaban mereka pada tier alasan.26

4. Four Tier Test Digital Berbasis Web


Internet pada generasi pertamanya masih berbasis teks yang mana ketika user
mengakses masih menggunakan suatu terminal yang tidak user friendly. Seiring
dengan berjalannya waktu, maka orang mulai berpikir untuk membuat bagaimana
agar tampilan internet menjadi semakin baik, sampai akhirnya ditemukanlah standar
baru yang disebut HTTP dan HTML.27 PHP adalah suatu bahasa pemrograman
scripting (scripting language) yang ditempelkan (embedded) di dalam kode HTML

25
Ibid.
26
Gurel, Eryilmaz, dan McDermott, Op. Cit., h. 998
27
Eko Prasetyo, Pemrograman Web PHP & MySQL untuk Sistem Informasi Perpustakaan
Edisi Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 2
17

ketika digunakan dalam halaman web. Software PHP bekerja bersama dengan web
server. Web server adalah perangkat lunak (software) yang mengirim halaman web
kepada dunia.28
Cara kerja web yaitu dengan menampilkan file-file HTML yang berasal dari
server web di komputer client menggunakan program-program khusus, yakni
browser. Ketika user mengirimkan permintaan (request) dari web browser, program
yang ditulis dengan PHP akan di-parsing di dalam web server oleh interpreter PHP,
kemudian server web menjawab dengan cara mengirimkan file-file dalam format
HTML, instruksi-instruksi ini diterjemahkan oleh browser, yang selanjutnya akan
ditampilkan kembali secara visual di computer pengguna (users).29
HTML dikenal sebagai standar bahasa yang digunakan untuk menampilkan
dokumen web. Berikut ini merupakan manfaat HTML:30
a) Mengontrol tampilan dari web page dan kontennya.
b) Mempublikasi dokumen secara online sehingga bisa di akses dari seluruh dunia.
c) Membuat online form yang bisa digunakan untuk menangani pendaftaran,
transaksi secara online.
d) Menambahkan obyek-obyek seperti gambar, suara, video, dan juga java applet
dalam dokumen HTML.
Sebagian besar aplikasi web yang dikembangkan saat ini membutuhkan
teknologi database untuk menyimpan dan mengelola data-data yang digunakan di
dalamnya. PHP memberikan dukungan terhadap banyak jenis database, baik yang
bersifat komersial maupun yang tidak. MySQL dipilih sebagai database server yang
digunakan untuk mengembangkan aplikasi.31 MySQL merupakan sistem database
yang banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi web. MySQL cepat, mudah
untuk digunakan (easy to use), dan dapat berjalan pada beberapa sistem operasi
28
Janner Simarmata, Aplikasi Mobile Commerce Menggunakan PHP dan MySQL Edisi I,
(Yogyakarta: ANDI OFFSET), h. 32
29
Prasetyo, Loc. Cit.
30
Ibid., h. 3
31
Budi Raharjo, Modul Pemrograman WEB (HTML, PHP, &MySQL, (Bandung: Modula,
2014), h. 211
18

seperti Windows, Linux, Mac OS, dan pada beberapa variasi Unix. Kecepatan adalah
fokus utama pada pengembangan awal MySQL. Instalasi dan penggunaannya juga
lebih mudah dibanding pesaing komersilnya. Di dalam harga, MySQL benar-benar
murah. MySQL versi gratis tersedia via GNU GPL (General Public License). Dan
yang terpenting keamanan terjamin.32
Keuntungan yang didapatkan jika MySQL dan PHP dipasangkan dalam
pengembangan web, yaitu sebagai berikut:33
a) Bersifat gratis (free).
b) Keduanya berorientasi web (web-oriented), keduanya dirancang secara khusus
dan memiliki sekumpulan fitur yang berguna untuk pengembangan website
dinamis.
c) Mudah digunakan (easy to use).
d) Cepat.
e) Keduanya berkomunikasi dengan baik satu sama lain. PHP mempunyai fitur-fitur
yang built-in untuk komunikasi dengan MySQL.
f) Dukungan yang luas tersedia.
g) Keduanya customizable. Keduanya open source, sehingga mengijinkan
pemrogram untuk memodifikasi software PHP dan MySQL sesuai dengan
kebutuhan.
Four tier test diagnostik berbasis web kemudian dibuat menggunakan bahasa
pemrograman Hypertext Prepocessor (PHP), dengan database My Structure Query
Languange (MySQL).

32
Simarmata, Op. Cit., h. 26
33
Ibid., h. 33
19

5. Konsep Suhu dan Kalor


a) Peta Konsep

Perubahan sifat
Memiliki Zat termal disebabkan

Suhu Kalor
Perubahannya
Diukur dengan menyebabkan
Perubahannya Berpindah secara
bergantung
pada
Termometer Pemuaian
Terbagi atas
Terdiri dari Konveksi Konduksi Radiasi
Celcius
Muai Muai Muai
Fahrenheit Panjang Luas Volume

Reamur

Kelvin Kalor Jenis Kapasitas Kalor

Gambar 2.1 Peta Konsep Suhu dan Kalor


20

b) Suhu dan Termometer


Suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul-
molekul benda. Suhu menggambarkan keadaan bagaimana gerakan tumbukan antara
molekul benda.1 Definisi lain menyatakan bahwa suhu merupakan derajat panas atau
dinginnya sebuah benda.2 Alat yang dibuat untuk mengukur suhu disebut termometer.
Cara kerja termometer secara umum bergantung pada pemuaian materi terhadap
naiknya temperatur.3 Terdapat empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu,
yaitu skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin.4 Pada masing-masing skala
memiliki titik didih dan titik beku yang berbeda. Perbedaan termometer skala
Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Macam-macam Skala Termometer


(Sumber: https://www.berpendidikan.com/2015/12/pengertian-dan-rumus-menghitung-
konversi-satuan-suhu-celsius-reamur-kelvin-fahtenheit.html)

1
C. R Nave Hyperphysics Georgia State University, diakses dari http://hyperphysics.phy-
astr.gsu.edu pada tanggal 2 November 2018 pukul 00.07 WIB
2
Ketut Kamajaya, Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Fisika 2, (Bandung: Grafindo Media
Pratama, 2016), h. 97
3
Giancoli, Op. Cit., h. 449
4
Setya Nurachmandani, Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009). h. 152
21

c) Pemuaian
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan
benda itu mendapat tambahan energi beruba kalor yang menyebabkan molekul-
molekul pada benda tersebut bergerak lebih cepat.5
(1) Pemuaian Zat Padat
Pemuaian zat pada dasarnya ke segala arah. Besar pemuaian yang dialami
suatu benda tergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda, karakteristik bahan,
dan bear perubahan suhu benda.6
(a) Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang ini biasanya dibatasi pada benda-benda yang ukuran
panjangnya jauh lebih besar dari tebal atau lebarnya, seperti pada rel kereta api atau
sebuah pipa panjang.7 Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula l1,
koefisien muai panjang (a), suhu mula-mula T1, lalu dipanaskan sehingga panjangnya
menjadi l2 dan suhunya menjadi T2, maka akan berlaku persamaan, sebagai berikut.8
( ) (2.1)
Dengan:
= Panjang mula-mula (m)
= Panjang batang setekah dipanaskan (m)
= Koefisien muai panjang ( )
= Suhu batang mula-mula ( )
= Suhu batang setelah dipanaskan ( )
= Selisih suhu ( )

5
Joko Sumarsono, Buku Fisika SMA Kelas X, (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 137
6
Nurachmandani, Op. Cit., h. 162
7
Kamajaya, Op. Cit., h. 107
8
Nurachmandani, Op. Cit., h. 154
22

(b) Pemuaian Luas


Pemuaian luas terjadi pada benda-benda yang berbentuk lempengan plat, dan
dalam arah panjang dan lebar. Pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan
sebagai berikut.9
( ) (2.2)
Diketahui , maka persamaannya menjadi,
( ) (2.3)
Keterangan:
: luas bidang mula-mula (m2)
: luas bidang setelah dipanaskan (m2)
: koefisien muai luas (/ )

(c) Pemuaian Volume


Zat padat yang mempunyai bentuk tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi),
seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume. Karena muai
volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung
dari jenis zat.10 Secara matematis pertambahan volume benda akibat pemuaian dapat
dituliskan sebagai berikut.
( ) (2.4)
Karena , maka persamaannya menjadi seperti berikut.
( ) (2.5)
Dengan :
: volume benda mula-mula (m2)
: volume benda setelah dipanaskan (m2)
: koefisien muai ruang (/ )
: selisih suhu ( )

9
Ibid.
10
Nurachmandani, Op. Cit., h. 155
23

d) Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi.11 Pada dasarnya kalor adalah
perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah.12 Oleh karena kalor merupakan salah satu bentuk energi, satuan
kalor sama dengan satuan energi, yaitu Joule (J). Sebelum diketahui bahwa kalor
merupakan salah satu bentuk energi, orang sudah membuat satuan dari kalor, yaitu
kalori. Secara umum, 1 kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius.13
(1) Hubungan Kalor Dengan Suhu Benda
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat ini dipengaruhi oleh massa
benda , kenaikan suhu dan jenis zat. Jenis zat diukur dengan besaran yang
dinamakan kalor jenis dan disimbolkan . Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
diserap zat bermassa 1 untuk menaikkan suhu sebesar 1 . Hubungan besaran-
besaran ini dapat dituliskan sebagai berikut.
(2.6)
Dengan : = Kalor yang diserap benda (kal)
= massa benda (gr)
= kalor jenis (kal/gr )
= kenaikkan suhu ( )
Perkalian massa dan kalor jenisnya disebut kapasitas kalor C dan dirumuskan sebagai
berikut.14
(2.7)
Dengan : C = kapasitas kalor (kal/ )
m = massa benda (gr)
c = kalor jenis (kal/gr )

11
Kamajaya, Op. Cit., h. 97
12
Nurachmandani, Op. Cit., h. 157
13
Giancoli, Op. Cit., h. 489
14
Sri handayani, Fisika 1 : Untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 145
24

(2) Kapasitas Kalor


Kapasitas kalor (C) dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang
diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu sebesar 1°C Hubungan antara banyaknya
kalor yang diserap oleh suatu benda dan kapasitas kalor benda serta kenaikan suhu
benda dituliskan dalam bentuk persamaan:15
atau (2.8)

Dengan: kalor (kalori atau joule);


kapasitas kalor (kal C-1 atau J C-1);
perubahan suhu ( C).
e) Perubahan Wujud
Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu wujud padat, cair, dan gas. Akibat
pengaruh suhu yang dimiliki zat, zat dapat berada dalam ketiga wujud tersebut. Pada
saat terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau sebaliknya, dan
dari cair menjadi gas atau sebaliknya, selalu disertai dengan pelepasan atau
penyerapan kalor. Akan tetapi, perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan
suhu. Jadi, saat terjadi perubahan wujud, suhu zat tersebut tetap.16 Gambar 2.3 berikut
menyajikan skema proses perubahan wujud suatu zat.

Gambar 2.3 Skema Perubahan Wujud Zat


(Sumber: http://fisikazone.com/perubahan-wujud-zat/skema-perubahan-wujud-zat/)

15
Kamajaya , Op. Cit., h. 98
16
Ibid., h. 99
25

(1) Kalor Lebur dan Kalor Didih


Kalor yang diserap benda digunakan untuk dua kemungkinan, yaitu untuk
menaikkan suhu atau untuk mengubah wujud benda. Kalor laten merupakan kalor
yang dibutuhkan 1 kg zat untuk berubah wujud. Kalor laten ada dua macam, yaitu
kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat
untuk melebur. 17 Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

atau (2.9)

Keterangan: Q = kalor yang diperlukan (J)


m = massa zat (kg)
= kalor lebur zat (J/kg)
Sama halnya kalor lebur, kalor didih merupakan kalor yang dibutuhkan 1 kg zat
untuk mendidih/ menjadi uap. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
(2.10)
Keterangan: Q = kalor yang diperlukan (J)
m = massa zat (kg)
= kalor didih/uap zat (J/kg)

(2) Asas Black


Setiap dua benda atau lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda
yang bersuhu lebih tinggi akan melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu
lebih rendah akan menyerap kalor hingga mencapai kesetimbangan yaitu suhunya
sama. Kalor yang dilepaskan sama denga kalor yang diserap sehingga berlaku hukum
konservasi energi. Pada sistem tertutup, konservasi energi panas (kalor) ini dapat
dituliskan sebagai berikut.18
(2.11)

17
Nurachmandani, Op. Cit., h. 161
18
Handayani, Op. Cit., h. 150
26

f) Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke yang lainnya dengan tiga cara:
dengan konduksi, konveksi, dan radiasi.19

(1) Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya.
Perpindahan energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat, sehingga
didefinisikan juga konduksi adalah perpindahan kalor pada zat padat. Besarnya kalor
yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu sebanding dengan luas
penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan Panjang
mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya. Dari penjelasan ini dapat
diperoleh perumusan sebagai berikut.20
(2.12)

Dengan : = kalor yang pindah tiap 1 detik (watt)


= koefisien konduktifitas bahan
= luas penampang (m2)
= Panjang bahan (m)
= perubahan suhu (K)
(2) Konveksi
Zat cair dan gas umumnya bukan penghantar kalor yang sangat baik.
meskipun demikian keduanya dapat mentransfer kalor cukup cepat dengan konveksi.
Konveksi atau aliran kalor adalah proses dimana kalor ditransfer dengan pergerakan
molekul dari satu tempat ke tempat yang lain.21 Besarnya energi (kalor) yang
dipindahkan memenuhi persamaan berikut.
(2.13)

Dengan : Q/t = kalor yang dipindahkan tiap detik (joule)

19
Giancoli, OP. Cit., h. 501
20
Handayani, Op. Cit., h. 153
21
Sumarsono, Op. Cit., h. 156
27

h = koefisien konveksi
A = luas penampang (m2)
= perubahan suhu (K)

(3) Radiasi
Energi yang dihasilkan oleh matahari dapat sampai ke bumi karena radiasi.
Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada
radiasi, kalor atau energi merambat tanpa membutuhklan zat perantara, berbeda
halnya dengan konduksi dan konveksi. Radiasi dapat berlangsung dalam ruang
hampa.22 Laju pancaran kalor per satuan luas yang dipancarkan oleh sebuah benda
memiliki suhu T Kelvin memenuhi persamaan:23
(2.14)

Dengan:

P = laju rambatan kalor per satuan luas (Js-1m-2) atau daya per satuan luas
(wattm-2)
= koefisien emisivitas (pancaran) benda (tidak bersatuan)
= tetapan Stefan-Boltzmann ( = 5,672 10-8 wattm-2K-4)
= suhu mutlak permukaan benda (Kelvin)

B. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang telah dilaksanakan
sebelumnya telah banya diteliti oleh para peneliti lainnya, di antaranya:
1. Caleon & Subramaniam dalam penelitiannya yang berjudul “Do Students
Know What They Know and What They Don’t Know? Using A Four-Tier Diagnostic
Test to Assess The Nature of Students’ Alternative Conceptions” menyatakan bahwa
instrumen tes diagnostik dalam bentuk four-tier test mampu mengidentifikasi

22
Kamajaya, Op. Cit., h. 117
23
Ibid, h. 118
28

miskonsepsi dengan lebih baik dibandingkan dengan bentuk tes pendahulunya yaitu
two tier dan three tier dan efektif digunakan dalam mendeteksi variasi miskonsepsi
yang dialami siswa.
2. Derya Kaltakci Gurel dalam tesisnya yang berjudul “Development and
Application of A Four-Tier to Assess Pre-Service Physics Teachers’ Misconceptions
About Geometrical Optics” mengembangkan dan mengaplikasikan instrumen tes
diagnostik four-tier test dan dinyatakan efektif untuk mendeteksi miskonsepsi pada
materi optic geometri yang dialami guru-guru fisika dan adanya perlu mendalami
kembali materi ajar sebelum mengajar di kelas dan demi mengurangi timbulnya
miskonsepsi baru kepada siswa.
3. Derya Kaltakci Gurel, Ali Eryilmaz, & Lilian C. McDermott dalam
penelitiannya dengan judul “A Review and Comparison of Diagnostic Instruments to
Identify Students’ Misconceptions In Science” membandingkan identifikasi
miskonsepsi siswa menggunakan instrumen tes diagnostik two-tier, three tier, dan
four-tier. Mereka menyimpulkan bahwa identifikasi miskonsepsi menggunakan
instrumen tes four-tier memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bentuk
instrumen tes terdahulunya yaitu two-tier dan three-tier.
4. Qisthi Fariyani, Ani Rusilowati, dan Sugianto dalam jurnalnya yang
berjudul “Four-Tier Diagnostic Test To Identify Misconceptions In Geometrical
Optics”. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa miskonsepsi terjadi di
hampir semua subbab Optik Geometri. Persentase terbesar miskonsepsi terdapat pada
subbab lensa positif. Siswa tidak mampu membedakan antara lensa bikonveks
sebagai lensa negatif yang melebar dan begitu sebaliknya. Siswa dibagi ke beberapa
kategori mengerti, tidak mengerti, dan miskonsepsi. Setiap kategori dibagi kembali
menjadi kategori tinggi, sedang, dan rendah. Persentase siswa yang mengalami
miskonsepsi kategori rendah sebesar 31,37%, kategori sedang sebesar 52,94%, dan
kategori tinggi sebesar 15,69% dari semua tes.
5. Asni Furoidah, Indrawati, dan Rayendra Wahyu B dalam prosiding
seminar nasional yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Konsep Dinamika Rotasi
29

dengan Metode Four-Tier pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 3 Jember”. Hasil
penelitian ini memberikan informasi bahwa instrumen tes diagnostik four tier ini
lebih mengetahui kondisi pengetahuan siswa. Dengan persentase miskonsepsi
terendah yang dialami siswa pada konsep momen gaya sebesar 45,86% dengan
kategori miskonsepsi sangat rendah, sedangkan miskonsepsi tertinggi yang dialami
siswa pada konsep kecepatan linier pusat massa sebesar 80,25%
6. Fitri Nurul Sholihat, Achmad Samsudin, dan Muhamad Gina Nugraha
dalam jurnalnya “Identifikasi Miskonsepsi Dan Penyebab Miskonsepsi Siswa
Menggunakan Four-Tier Diagnostik Test pada Sub-Materi Fluida Dinamik: Azas
Kontinuitas” menyatakan bahwa siswa mengalami miskonsepsi pada sub-materi Azas
Kontinuitas sebesar 28%, siswa yang paham sebagian 35%, siswa yang paham
konsep hanya 6%, dan siswa yang tidak paham konsep sebesar 30%. Berdasarkan
hasil observasi dalam pembelajaran dan anlisis pada jawaban tier ketiga dan keempat,
miskonsepsi yang terjadi umumnya disebabkan logika siswa yang kurang tepat yaitu
siswa beranggapan bahwa fluida yang memiliki kelajuan besar memiliki tekanan
fluida yang besar, begitupun sebaliknya.
7. Dini Islami dalam skripsinya yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa
pada Konsep Ikatan Kimia Menggunakan Tes Four-Tier Multiple-Choice (4TMC) di
SMA Negeri 1 Karawang” menyatakan bahwa tes diagnostik four-tier test mampu
mendeteksi siswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep Ikatan Kimia yang
secara keseluruhan sebesar 30,31%. Miskonsepsi yang teridentifikasi sebanyak 11
miskonsepsi yang tersebar pada 8 dari 13 subkonsep Ikatan Kimia yang diteliti.
8. Vidya Matarani Salma dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan E-
Diagnostic Test untuk Mengidentifikasi Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA pada
Pokok Bahasan Fluida Statis” menyatakan bahwa e-diagnostic test dikategorikan
sangat layak yang memiliki rata-rata perolehan skor > 80% dan hasil uji korelasi
antara nilai ulangan harian dan nilai e-diagnostic test berkorelasi secara positif
sebesar 0,86 dengan kriteria sangat kuat sehingga e-diagnostic test dikategorikan
efektif dan layak untuk digunakan.
30

C. Kerangka Pikir
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling mendasar
serta menjelaskan secara rinci tentang berbagai jenis fenomena-fenomena alam yang
terjadi di sekitar kita. Oleh karena itu, fisika menjadi satu dari banyaknya khasanah
ilmu pengetahuan yang syarat akan teori-teori serta konsep-konsep ilmiah. Kalor
sangat erat kaitannya dengan kehidupan. Penting bagi kita untuk mendefinisikan
kalor dengan tepat, karena pemahaman pada konsep ini menjadi salah satu kunci
untuk memahami berbagai macam konsep sains lainnya.
Kemampuan pemahaman yang baik sangat dibutuhkan untuk memahami
berbagai macam teori-teori tersebut yang sebaiknya dimiliki oleh siswa agar bisa
mempelajari konsep-konsep dengan tepat. Konsep yang sulit terjadi karena
kurangnya kemampuan memahami dan memungkinkan terjadinya kesalahan
penafsiran terhadap konsep tersebut. Kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam
menafsirkan konsep inilah yang akan menimbulkan miskonsepsi.
Diperlukan suatu alat evaluasi yang dapat mengukur pemahaman siswa
sehingga mampu mengidentifikasi secara rinci terkait di mana letak miskonsepsi yang
dialami pada masing-masing siswa. Tentunya kita lihat juga fakta yang masih banyak
terjadi di lapangan bahwa masih kurangnya alat pendeteksian miskonsepsi yang
memadai dan dianggap baik untuk bisa digunakan. Four tier test merupakan salah
satu bentuk tes diagnostik yang sudah banyak dikembangkan serta diterapkan
langsung dalam dunia pendidikan.
Tes diagnostik yang banyak dikembangkan sebagian besar masih berbentuk
paper pencil test, sehingga pemetaan profil kelemahan siswa dan pemberian feedback
yang sesusi dengan kelemahan siswa tidak dapat dilakukan dengan cepat. Tes yang
masih berbasis kertas memiliki banyak kelemahan, salah satunya memerlukan waktu
pengolahan yang cukup lama dan juga tidak tersedianya peralatan yang memadai
untuk memindai jawaban dianggap cukup rentan terjadi ketidaktelitian dalam
mengoreksi.
31

Ujian berbasis digital dapat menjadi salah satu alternative untuk mengatasi
masalah ini. Tes online berbasis web memiliki kemampuan mendiagnosis
miskonsepsi siswa dengan cepat dan tepat. Tes semacam ini tentunya lebih
memudahkan guru dalam persiapan, pengolahan, serta pengambilan keputusan
lanjutan untuk melakukan pembelajaran remediasi atau alternatif lain. Berdasarkan
uraian di atas, kerangka pikir dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini
Fisika menjadi salah satu cabang ilmu yang membutuhkan kemampuan
pemahaman yang baik yang harus dimiliki oleh siswa

Konsep suhu dan kalor erat kaitannya dengan kehidupan, sehingga


pemahaman pada konsep ini menjadi salah satu kunci untuk memahami
konsep sains lainnya

Keberagaman tingkat pemahaman yang dimiliki oleh siswa menimbulkan


miskonsepsi

Diperlukan alat evaluasi untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada


siswa

Alat evaluasi yang dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa adalah tes


diagnostik four tier test

Tes diagnostik Four-Tier Digital Test berbasis web memperkecil kemungkinan


kesalahan dalam pengoreksian

Gambar 2.4 Kerangka Pikir


32

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan setelah siswa menerima materi pelajaran Suhu dan
Kalor, dan pengambilan data tanggal 19 November 2018 pada Semester Ganjil Tahun
Ajaran 2018/2019. Adapun tempat penelitian dilakukan di SMA Negeri 5 Depok
yang beralamat di Perum. Bukit Rivaria Sektor IV Bedahan Sawangan Depok.
B. Metode Dan Alur Penelitian
1. Metode Penelitian
Sejalan dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya
miskonsepsi siswa dan bagaimana kondisi miskonsepsi tersebut dengan menunjukkan
persentasenya pada konsep suhu dan kalor, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah salah satu jenis
penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,
kegiatan dan lain-lain secara lengkap.1 Maka penelitian deskriptif ini dilakukan
untuk mengetahui gambaran sebenarnya tanpa melakukan perlakuan terhadap
pemahaman konsep siswa pada materi suhu dan kalor. Pada penelitian ini data
dikumpulkan berdasarkan dari tes diagnostik Four Tier Digital Test (4TDT) berbasis
website yang diberikan kepada siswa yang kemudian data-data ini dideskripsikan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Alur Penelitian
Alur penelitian ini terdiri dari tujuh tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pembuatan instrumen tingkat pertama, tahap pembuatan instrumen tingkat kedua,
tahap uji coba instrumen four tier test, tahap pembuatan four-tier test digital berbasis
website, tahap pelaksanaan penelitian, serta tahap pengolahan dan analisis data.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Peneltiian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 3
33

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan alur penelitian yang diadaptasi dari Caleon
yang dapat dilihat pada skema Gambar 3.1 berikut ini:

Studi Kepustakaan Penyusunan indikator pembelajaran,


Tahap indikator soal, kisi-kisi wawancara,
Persiapan dan kisi-kisi pertanyaan wawancara
Judgement instrumen
oleh dosen pembimbing
Revisi

Melakukan Penyusunan soal tingkat pertama


Tahap
wawancara klinikal berdasarkan acuan hasil wawancara
Pembuatan
Instrumen klinikal siswa
Tingkat Pertama Judgement
(Tier 1) instrumen oleh
dosen pembimbing Revisi

Melakukan tes pilihan Pembuatan soal four-tier test tingkat


Tahap ganda beralasan terbuka kedua dikembangkan dari hasil tes
Pembuatan pilihan ganda beralasan terbuka serta
Instrumen menambahkan 2 tingkat keyakinan
Tingkat Alasan Validasi konten
(Tier 2) instrumen oleh dosen
pembimbing Revisi

Uji coba instrumen four- Perhitungan nilai reliabilitas, daya


tier test ke sejumlah pembeda, serta tingkat kesukaran
Tahap Uji Coba siswa non sampel butir soal four-tier test
Instrumen Tes menggunakan software ANATES
Diagnostik
Revisi instrumen oleh
dosen pembimbing Revisi

Membuat four-tier test


Tahap Pembuatan digital berbasis Persetujuan (judgement) oleh dosen
Four-tier test website pembimbing
digital berbasis
website Validasi Media website
oleh dosen ahli Revisi
34

Tahap
Melakukan pengambilan data dengan menggunakan four
Pelaksanaan
tier digital test (4TDT) berbantuan website
Penelitian

Tahap Pengolahan & analisis data dari hasil tes four tier
Pengolahan Data digital test (4TDT) berbantuan website
& Analisis Data
Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Alur Penelitian


Tahap pembuatan instrumen tes diagnostik four tier digital test (4TDT) berbasis
website dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan studi kepustakaan mengenai tes diagnostik,
tes diagnostik four tier test, miskonsepsi, serta konsep suhu dan kalor. Studi
kepustakaan tentang four tier test melihat dari penelitian-penelitian yang sudah
pernah dilakukan sebelumnya baik penelitian dalam negeri maupun luar negeri
sebagai dasar pembuatan instrumen tes diagnostik. Setelah studi kepustakaan
tersebut, dibuatlah indikator soal yang sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar dari konsep suhu dan kalor. Dari indikator soal dibentuk kisi-kisi
pertanyaan wawancara. Setelah itu dilakukan persetujuan (judgement) instrumen
soal oleh dosen pembimbing.
b. Tahap Pembuatan Instrumen Tingkat Pertama (Tier I)
Tahapan selanjutnya dilakukan wawancara klinikal menggunakan pertanyaan
yang telah dibuat pada tahap persiapan. Wawancara klinikal digunakan sebagai
acuan pembentuk tier pertama. Wawancara klinikal dilakukan kepada 9 siswa dari
kelas XII MIA 1 di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran
2018/2019 yang dipilih tiga orang dari kelompok tinggi, tiga orang dari kelompok
sedang, dan tiga orang dari kelompok rendah. Siswa tersebut dipilih karena mereka
telah mempelejari konsep suhu dan kalor dalam proses pembelajaran di kelas XI.
35

Hasil wawancara kemudian dianalisis dan dipertimbangkan untuk dipilih sebagai


pertanyaan tingkat pertama (tier I) dalam soal Four Tier Test.
c. Tahap Pembuatan Instrumen Tier Alasan
Dalam tahapan ini dibuat 40 pertanyaan dengan 5 pilihan pengecoh serta
dibubuhkan kolom alasan untuk siswa isi sesuai jawaban mereka yang dihasilkan
dari tahap pembuatan isntrumen tingkat pertama. Tes ini serupa dengan tes pilihan
ganda alasan terbuka. Alasan bebas dari siswa kemudian dianalisis oleh peneliti
serta dikembangkan berdasarkan hasil jawaban siswa dan studi kepustakaan.
Kemudian isntrumen dua tingkat dikembangkan dengan menyisipkan 2 tingkat
keyakinan yang terletak setelah soal formatif dan setelah soal alasan. Selanjutnya
instrumen didiskusikan dan disetujui (judgement) oleh dosen pembimbing
didapatkan 38 soal pilihan ganda empat tingkat (four tier test) yang dianggap baik
dan dapat digunakan.
d. Tahap Uji Coba/ Validasi Instrumen Four Tier Test
Soal Four Tier Test kemudian diujikan kepada 33 siswa dari kelas XII IPA 1 di
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2018/2019. Yang
kemudian hasil tes tersebut dikalkulasi dan dianalisis dengan bantuan software
ANATES untuk mendapatkan skor reliabilitas, daya pembeda serta taraf kesukaran
butir soal. Pada tahap ini dari 38 soal yang diujikan didapatkan 26 soal dengan
reliabilitas baik dan daya pembeda tinggi lalu hasil ini dilaporkan kepada dosen
pembimbing dan disetujui sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data.
e. Tahap Membuat Four Tier Test Website
Soal yang valid dan reliabel kemudian diubah ke dalam bentuk digital dengan
memasukkan soal ke dalam website yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman
PHP (Hypertext Preprocessor), dengan database yang digunakan adalah MySQL
(My Structure Query Languange) serta agar tampilan interfacenya lebih dinamis
(bisa desktop view maupun mobile view) digunakanlah front-end framework
Bootstrap. Selanjutnya dilakukan persetujuan (judgement) oleh dosen pembimbing
dan mendapatkan beberapa poin perbaikan. Setelah melakukan revisi, dilanjutkan
36

dengan validasi media ke dosen ahli. Setelah disetujui, media website dinyatakan
layak dan dapat digunakan untuk mengambil data penelitian.
f. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Soal Four-tier test website kemudian diberikan kepada 50 siswa pada kelas XI
MIPA di ruang laboraturium komputer SMAN 5 Depok Tahun Pelajaran 2018/2019.
Tahap ini merupakan tahap terpenting dalam penelitian guna memperoleh data yang
telah paham konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep.
g. Tahap Pengolahan & Analisis Data
Merupakan tahap terakhir dari serangkaian penelitian yang akan menghasilkan
informasi terkait miskonsepsi yang dialami pada siswa. Hasil four tier digital test
(4TDT) berbasis website kemudian dikalkulasi hingga mendapatkan persentase
miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor serta dianalisis secara lebih spesifik
dari masing-masing indikator pembelajaran untuk dapat dideskripsikan sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Berdasarkan pengolahan data tersebut, dapat diambil
kesimpulan dari penelitian yang dilaksanakan.

C. Populasi Dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 5
Depok pada tahun ajaran 2018/2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik
Disproportionate Stratified Random Sampling, yaitu teknik yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel dari populasi yang berstrata tetapi tidak proporsional dari
masing-masing strata tersebut.2
Adapun strata yang dimaksud disini yaitu populasi yang berjumlah 226 siswa
dikelompokkan ke dalam kelompok tinggi, sedang, dan rendah dari nilai yang
diperoleh siswa pada nilai UTS mata pelajaran Fisika di semester pertama. Setelah
dilakukan pengelompokkan jumlah setiap kelompok tinggi sedang, dan rendah tidak
proporsional sehingga digunakan teknik pengambilan sampel Disproportionate

2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 121
37

Stratified Random Sampling. Penentuan jumlah sampel menggunakan Nomogram


Harry King yang tujuannya untuk menentukan jumlah sampel dari populasi yang
jumlahnya sampai 2000.3 Dari populasi yang berjumlah 226 siswa dengan
menggunakan Nomogram Harry King didapat jumlah sampel sebanyak 50 siswa.

D. Instrumen Pengumpulan Data


1. Tes Diagnostik Four Tier Test
Penelitian ini menggunakan soal pilihan ganda yang memiliki empat tingkatan
atau disebut juga sebagai four-tier test yang dibuat dengan memodifikasi dari bentuk
two-tier test dengan tambahan dua tingkat kepercayaan diri dalam menjawab soal
yang diletakkan secara terpisah setelah tier jawaban sebagai tier kedua dan setelah
tier alasan sebagai tier keempat. Instrumen ini disusun berdasarkan tahapan
pembuatan dalam penelitian yang dilakukan Caleon & Subramaniam.
Instrumen soal disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen yang merujuk pada
KI, KD, indikator pembelajaran serta materi terkait konsep suhu dan kalor dari
beberapa buku sekolah maupun buku universitas. Soal didapatkan melalui tahapan
pada Gambar 3.1 dan kisi-kisi soal four-tier test tahap ujicoba instrumen dapat dilihat
pada Lampiran 5 serta kisi-kisi instrumen tahap pengambilan data dapat dilihat pada
Lampiran 7.

Tabel 3.1 Kisi Kisi Instrumen Tes Diagnostik Four Tier Test
Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
Mengungkapkan
kembali definisi 1*
Memahami suhu
konsep suhu, sifat Mengetahui sifat
termometrik pada 2 4 10.53
termometrik zat,
dan alat ukurnya suatu benda
Membandingkan
suhu benda 3*
tertentu

3
Ibid., h. 127
38

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
Menyebutkan
satuan besaran 4*
pokok suhu
Menentukan titik
5*
didih air
Menuliskan besar
suhu skala 6*
Celcius ke Kelvin
Menerapkan
Menerapkan hubungan antara
7*
pengukuran suhu skala Celcius ke
4 10.53
dengan berbagai Fahrenheit
macam skala Menggunakan
persamaan
kalibrasi
termometer pada 8*
skala Celcius
dengan skala
sembarang
Mengidentifikasi
pemuaian zat 9*
padat
Mengidentifikasi
pemuaian zat
Menganalisis padat pada 10
perbedaan yang kehidupan sehari-
terjadi pada zat hari
padat, cair, dan Menganalisis 4 10.53
gas serta faktor- faktor penyebab
faktor yang terjadinya 11
mempengaruhinya pemuaian pada
suatu benda
Menganalisis
koefisien muai
12*
panjang berbagai
jenis logam
Menganalisis Mendefinisikan
13*
konsep kalor, kalor
kalor jenis, dan Menyebutkan ciri
kapasitas kalor proses perubahan 14*
kalor
Membandingkan 10 26.32
suhu benda yang 15*
menerima kalor
Mengidentifikasi
kejadian akibat 16*
pengaruh kalor
39

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
Mengidentifikasi
proses menyerap 17*
kalor
Menggunakan
persamaan kalor
untuk mengetahui
besar kalor yang 18
dibutuhkan dalam
menaikkan suhu
benda
Menunjukkan
faktor yang
mempengaruhi 19
nilai kapasitas
kalor suatu zat
Membandingkan
kalor jenis suatu 20
benda
Membandingkan
kenaikan suhu
21*
sesuai kalor jenis
zat
Menghitung kalor
22
jenis suatu zat
Mengidentifikasi
perubahan wujud
23*
zat menguap dan
Menganalisis mendidih
pengaruh kalor Menguraikan
terhadap proses perubahan 24*
perubahan wujud wujud zat
4 10.53
zat serta Memberi contoh
penerapannya proses perubahan
25*
dalam kehidupan wujud yang
sehari-hari melepas kalor
Menghitung kalor
dari peristiwa 26*
perubahan zat
Menggunakan
persamaan kalor
Menerapkan untuk
27
persamaan kalor mnengetahui suhu
dan Asas Black mula-mula suatu 4 10.53
dalam kehidupan zat
sehari-hari Menggunakan
persamaan kalor 28*
untuk mengetahui
40

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
suhu akhir
campuran suatu
zat
Mengidentifikasi
kalor akibat
perubahan suhu 29
ketika benda
bersentuhan
Mengidentifikasi
kalor akibat
perubahan suhu 30*
ketika benda
bersentuhan
Membedakan
perpindahan kalor
secara konduksi, 31*
konveksi, dan
radiasi
Menyelidiki
perpindahan kalor
secara konduksi 32*
pada kehidupan
sehari-hari
Menentukan
ilustrasi contoh 33
konveksi
Mengidentifikasi
Menyelidiki perpindahan kalor
perpindahan kalor secara konveksi 34*
secara konduksi, pada kehidupan 8 21.05
konveksi, dan sehari-hari
radiasi Mengidentifikasi
perpindahan kalor
35*
secara konveksi
alami
Mengidentifikasi
perpindahan kalor 36*
secara radiasi
Mengidentifikasi
perpindahan kalor
secara radiasi 37
pada kehidupan
sehari-hari
Menentukan
ilustrasi contoh 38
peristiwa radiasi
Jumlah 4 24 7 3 38 100.00
41

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
Persentase 10.5% 63.2% 18.4% 7.89% 100
Keterangan :
(*) : Lulus uji reliabilitas dan daya pembeda (26 soal)

2. Kuisioner Respon Siswa


Kuisioner atau yang sering kita kenal sebagai angket merupakan sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dengan kuisioner ini responden dapat
diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau
pendapatnya, dan lain-lain.4 Penelitian ini menggunakan lembar kuisioner untuk
mengetahui pengalaman penggunaan website four tier test diagnostic di dalam proses
pengambilan data penelitian. Lembar kuisioner yang digunakan berdasarkan
pengembangan dari Computer Usability Satisfaction Questionnairres oleh J.R. Lewis
yang disesuaikan sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun contoh lembar kuisioner
dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut dan dapat dilihat pula lengkapnya pada
Lampiran 15.
Tabel 3.2 Lembar Kuisioner Computer Usability Quistionnaire J.R Lewis
Jawaban
No. Pernyataan
SS S RG TS STS
1. Secara keseluruhan, saya merasa puas
dengan kemudahan penggunaan website ini.
2. Cara penggunaan website ini sangat simple.
3. Saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan
efektif ketika menggunakan website ini
4. Saya dapat dengan cepat menyelesaikan
pekerjaan saya menggunakan website ini
5. Saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan
efisien ketika menggunakan website ini
6. Saya merasa nyaman menggunakan website
ini
7. Website ini sangat mudah dipelajari
8. Saya yakin saya akan lebih produktif ketika
menggunakan website ini
9. Jika terjadi error, website ini memberikan

4
Suharsimi Arikunto, 2006, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), h. 28
42

Jawaban
No. Pernyataan
SS S RG TS STS
pesan pemberitahuan tentang langkah yang
saya lakukan untuk mengatasi masalah
10. Kapanpun saya melakukan kesalahan, saya
dapat kembali dan pulih dengan cepat
11. Informasi yang disediakan website ini sangat
jelas
12. Mudah untuk menemukan informasi yang
saya butuhkan
13. Informasi yang diberikan oleh website ini
sangat mudah dipahami
14. Informasi yang diberikan sangat efektif
dalam membantu menyelesaikan pekerjaan
saya
15. Tata letak informasi yang terdapat di layer
monitor sangat jelas
16. Tampilan website sangat memudahkan
17. Saya suka menggunakan tampilan website
semacam ini
18. Website ini memberikan semua fungsi dan
kapabilitas yang saya perlukan
19. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan
kinerja website ini

E. Kalibrasi Instrumen
Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu dilakukan kalibrasi untuk
menguji kelayakan instrumen yang meliputi validitas, analisis butir soal, reliabilitas,
praktibilitas, kualitas instrumen four tier, dan respon siswa.
1. Uji Validasi
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen, sehingga mampu mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat.5 Tes diujicoba kepada sejumlah siswa yang bukan subjek
dalam penelitian dan digunakan untuk menguji validitas butir soal dari instrumen
yang telah dibuat sebelumnya.
Validitas ini menggunakan rumus koefisien korelasi poin biserial. Teknik
korelasi poin biserial (Point Biserial Correlation) adalah salah satu Teknik Analisis

5
Arikunto, Op. Cit., h. 211
43

Bivariat yang biasa dipergunakan untuk mencari korelasi antara dua variabel: variabel
I berbentuk variabel kontinum, sedangkan variabel II berbentuk variabel diskrit
murni.6 Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut:7

Keterangan : = koefisien korelasi biserial


= rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validitasnya
= rerata skor total
= standar deviasi dari skor total proporsi
= proporsi siswa yang menjawab benar
= proporsi siswa yang menjawab salah
Perhitungan validitas dalam penelitian ini dibantu dengan software ANATES.
2. Reliabilitas
Suatu instrumen tes harus bersifat reliabel yang mana dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.8
Uji reliabilitas yang digunakan untuk tes yang menggunakan soal dua pilihan dengan
salah satu jawaban benar yaitu menggunakan Teknik Kuder-Richardson atau K-R
20.9

( )( )

Keterangan :
= reliabilitas tes secara keseluruhan
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( )

6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 257
7
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), Ed.
2 Cet. 4, h. 93
8
Ibid., h. 100
9
Ibid., h. 115
44

= jumlah hasil perkalian antara p dan q


= banyaknya item tes
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar dari varians)
Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini dibantu dengan software ANATES.
Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Instrumen Tes10
Rentang Kriteria
0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
< 0,20 Tidak reliabel

Tes dianggap reliabel jika hasil uji reliabilitas memiliki kriteria tinggi.
Berdasarkan pengolahan data, tes yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
reliabilitas 0,89 (reliabilitas dengan kriteria tinggi).
3. Daya Pembeda
Uji daya pembeda butir soal dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu
soal dalam membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan
rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D.11 Daya pembeda butir soal dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:12

Keterangan:
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 75
11
Ibid., h. 226
12
Ibid., h. 228
45

JA = Jumlah peserta kelompok atas


JB = Jumlah peserta kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar (P
merupakan indeks kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
Perhitungan daya pembeda soal dibantu menggunakan software ANATES.
Klasifikasi daya pembeda soal didasarkan pada ketentuan Tabel 3.4 berikut ini:13
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Nilai Kriteria


0,00 – 0,20 Jelek
0,20 – 0,40 Cukup
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali

Berdasarkan prosedur penelitian yang dilakukan oleh Caleon &


Subramaniam, maka soal yang dapat dipergunakan untuk penelitian adalah soal
dengan kategori cukup. Hasil perhitungan daya pembeda pada 38 soal 4TMC, maka
diperoleh 26 butir soal dengan kategori cukup.
4. Taraf Kesukaran
Uji tingkat kesukaran butir soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang
sesuai dengan kriteria perangkat soal yang baik yaitu soal yang tidak terlalu mudah
atau tiak terlalu sukar.14 Rumus mencari P (indeks kesukaran) yaitu sebagai berikut:15

Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

13
Ibid., h. 232
14
Ibid., h. 222
15
Ibid., h. 223
46

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes


Perhitungan tarak kesukaran soal dibantu menggunakan software ANATES.
Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan terdapat pada tabel 3.5 berikut ini:16

Tabel 3.5 Indeks Kesukaran Butir Soal


Indeks Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah

F. Teknik Analisis Data


1. Instrumen Tes
Teknik analisis data yang digunakan dalam peneiltian ini adalah analisis
deskriptif serta interpretasi miskonsepsi data dari hasil four-tier test. Hasil four tier
digital test (4TDT) berbasis website diidentifikasi berdasarkan jawaban yang dipilih
siswa disetiap pilihan jawaban, baik untuk tingkat pertama, tingkat kedua, tingkat
ketiga, serta pada tingkat keempat sehingga menghasilkan poin-poin miskonsepsi
pada konsep suhu dan kalor. Berikut analisis data yang dilakukan pada hasil four tier
test.
1. Menentukan kriteria jawaban siswa
2. Data hasil jawaban siswa dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian bentuk
four tier test.
Tabel 3.6 Klasifikasi Jawaban Siswa pada 4TMC17
Kombinasi jawaban
Tingkat
Tingkat
No. Kategori Pilihan yakin Alasan
yakin kedua
(tier I) pertama (tier (tier III)
(tier IV)
II)
Paham
1. Benar Yakin Benar Yakin
Konsep

16
Ibid., h. 225
17
Kaltakci, Op. Cit., h. 61
47

Kombinasi jawaban
Tingkat
Tingkat
No. Kategori Pilihan yakin Alasan
yakin kedua
(tier I) pertama (tier (tier III)
(tier IV)
II)
Benar Yakin Benar Tidak yakin
Benar Tidak Yakin Benar Yakin
Benar Tidak yakin Benar Tidak Yakin
Benar Yakin Salah Yakin
Benar Yakin Salah Tidak yakin
Paham
2. Benar Tidak Yakin Salah Yakin
Sebagian
Benar Tidak Yakin Salah Tidak Yakin
Salah Yakin Benar Yakin
Salah Yakin Benar Tidak yakin
Salah Tidak yakin Benar Yakin
Salah Tidak yakin Benar Tidak yakin

3. Miskonsepsi Salah Yakin Salah Yakin

Tidak Salah Yakin Salah Tidak Yakin


4. Paham Salah Tidak yakin Salah Yakin
Konsep Salah Tidak Yakin Salah Tidak Yakin

3. Persentase siswa dikelompokkan menjadi kategori paham konsep, tidak paham


konsep, dan miskonsepsi yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :
p = angka persentase (per kelompok)
f = jumlah siswa tiap kelompok dari setiap soal
N = jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian
4. Membuat tabel tabulasi persentase dari tiap-tiap jawaban siswa guna melihat
tingkat pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor.
5. Mengkategorikan persentase berdasarkan indikator soal konsep suhu dan kalor
dan berdasarkan persentase siswa. Hasil perhitungan ini kemudian
dikelompokkan sebagai berikut.18

18
Suwarna, Op. Cit., h. 4
48

Tabel 3.7 Kriteria Miskonsepsi Berdasarkan Persentasenya


Kriteria Persentase
Tinggi 61% - 100%
Sedang 31% - 60%
Rendah 0% - 30%
6. Menyimpulkan data.
2. Instrumen Non Tes
Penelitian ini mengambil data dari siswa menggunakan lembar kuisioner
website usability. Data yang dihasilkan dari kuisioner tersebut merupakan gambaran
pendapat atau pengalaman dalam menggunakan media website. Data yang dihasilkan
dari kuisioner ini merupakan data kuantitatif yang kemudian dapat dikonversikan ke
dalam data kualitatif dalam bentuk interval menggunakan Skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.19 Adapun kriteria
penskoran kuisioner dibagi ke dalam lima tingkat yaitu 5 untuk jawaban sangat
setuju, 4 untuk jawaban setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk jawaban tidak
setuju, serta 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Data hasil kuisioner memenuhi
kualifikasi dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Kuisioner Respon Siswa
Persentase Kriteria
75% - 100% Sangat Tinggi

50% - 74,99% Tinggi

25% - 49,99% Sedang

0% - 24,99% Rendah

Cara menghitung persentase kuisioner tersebut adalah sebagai berikut:

19
Sugiyono, Op. Cit., h. 134
49

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai gambaran umum
dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dijabarkan diperoleh dari hasil tes
diagnostik menggunakan four tier digial test (4TDT) berbasis website sebanyak 26
butir soal dengan mencakup 5 subkonsep dalam konsep Suhu dan Kalor, yaitu: Suhu
dan Sifat Termometrik Zat, Kalor dan Perubahan Suhu Zat, Kalor dan Perubahan
Wujud Zat, Asas Black, dan Perpindahan Kalor.
Hasil penelitian kemudian diolah dan didapatkan beberapa data hasil
penelitian, yaitu: 1) Data persentase tiap kategori tingkat pemahaman siswa secara
keseluruhan; 2) Data persentase miskonsepsi siswa pada subkonsep suhu dan kalor;
3) Data persentase miskonsepsi siswa berdasarkan pada tingkat kognitif; 4) Data
persentase miskonsepsi siswa pada tiap kelompok tinggi, sedang, dan rendah.

1. Data Persentase Tiap Kategori Tingkat Pemahaman Siswa Secara


Keseluruhan
Jawaban siswa dikelompokkan dalam kategori tingkat pemahaman
berdasarkan pola jawaban, yaitu paham konsep, miskonsepsi, tidak paham konsep,
dan kesalahan. Setelah dilakukan pengolahan data dari tes tersebut, didapatkan
persentase berdasarkan kategori pemahaman siswa secara keseluruhan. Berikut
disajikan data tersebut dalam bentuk grafik pada Gambar 4.1.
50

Grafik Persentase Miskonsepsi


Siswa Secara Keseluruhan
Tidak
Paham
Konsep
9%
Paham
Sebagian
34%

Paham
Konsep
46%

Miskonsep
si
11%

Gambar 4.1 Persentase Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan


Berdasarkan Gambar 4.1 di atas terlihat grafik persentase pemahaman siswa
secara keseluruhan dari tiap-tiap butir soal dan kategori paham konsep menempati
posisi tertinggi dengan perolehan persentase sebesar 46%. Persentase kategori
miskonsepsi berada di posisi selanjutnya yaitu sebesar 11%, persentase kategori
paham sebagian didapatkan sebesar 34%, serta yang terendah merupakan data tidak
paham konsep sebesar 9%.
2. Data Persentase Miskonsepsi Siswa pada Subkonsep-Subkonsep Suhu
Dan Kalor
Selanjutnya data diolah berdasarkan pada tiap-tiap subkonsep suhu dan kalor.
Persentase dari keempat kategori tingkat pemahaman siswa pada tiap-tiap subkonsep
suhu dan kalor disajikan pada Gambar 4.2
51

Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Pada


Subkonsep
Perpindahan Kalor
10%
Asas Black
7%

Kalor & Perubahan Suhu


Wujud Zat 45%
12%

Kalor & Perubahan


Suhu
26%

Gambar 4.2 Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Pada Subkonsep


Berdasarkan pada gambar 4.2 dapat dilihat sub konsep yang memiliki
persentase miskonsepsi tertinggi yaitu sub konsep suhu sebesar 45%, sedangkan yang
terendah yaitu sub konsep Asas Black sebesar 7%. Persentase terbesar siswa banyak
mengalami miskonsepsi yang terjadi pada sub konsep suhu yaitu pada indikator
mengungkapkan kembali definisi suhu sebesar 76%, sedangkan persentase terbesar
siswa banyak mengalami miskonsepsi yang terjadi pada sub konsep Asas Black yaitu
pada indikator mengidentifikasi kalor akibat perubahan suhu ketika bersentuhan
sebesar 16%.

3. Data Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan pada Tingkat Kognitif


Kategori jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi kemudian dijabarkan
kembali berdasarkan pada tingkat kognitif Taksonomi Bloom-Anderson yaitu pada
tingkat kognitif C1 – C4 yang dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini
52

Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa


Berdasarkan pada Tingkat Kognitif
8
7
6
5
4
3
2
1
0
C1 C2 C3 C4

C1 C2 C3 C4

Gambar 4.3 Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan pada Tingkat Kognitif


Berdasarkan gambar 4.3 bisa kita lihat grafik persentase rata-rata miskonsepsi
yang dialami berdasarkan pada tingkat kognitif. Didapatkan data soal tingkat kognitif
yang paling banyak mengalami miskonsepsi yaitu pada soal tingkat kognitif C2
dengan rata-rata persentase miskonsepsi sebesar 7,24%, diposisi selanjutnya memiliki
persentase yang sama yaitu pada soal tingkat kognitif C1 dan C3 masing-masing
sebesar 1,7% dan yang terakhir yaitu pada soal tingkat kognitif C4 sebesar 0,4%.

4. Data Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Kelompok Tinggi,


Kelompok Sedang, dan Kelompok Rendah
Selanjutnya data diolah untuk mendapatkan data miskonsepsi yang dialami
siswa berdasarkan kelompok prestasi belajar Fisika siswa di sekolah, yaitu kelompok
tinggi, sedang, dan kelompok rendah. Pengelompokkan ini berdasarkan nilai UTS
siswa pada mata pelajaran Fisika di semester ganjil. Persentase miskonsepsi siswa
pada tiap kelompok tinggi, sedang, dan kelompok rendah disajikan pada Gambar 4.4
berikut ini.
53

12.5
12.02
12

11.5

Persentase
10.97
11 Tinggi
10.58
Sedang
10.5
Rendah
10

9.5
Tinggi Sedang Rendah
Kelompok Siswa

Gambar 4.4 Persentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan pada Kelompok Siswa


Berdasarkan gambar 4.4 bisa kita lihat grafik persentase rata-rata miskonsepsi
yang dialami setiap kelompok siswa. Didapatkan data kelompok yang paling banyak
mengalami miskonsepsi yaitu kelompok rendah dengan rata-rata persentase
miskonsepsi sebesar 12,02%, diposisi kedua dari kelompok sedang sebesar 10,97%
dan yang paling sedikit mengalami miskonsepsi yaitu kelompok tinggi sebesar
10,58% dan tidak terlalu jauh selisihnya dengan kelompok sedang.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil yang diperoleh dari instrumen tes diagnostik miskonsepsi menggunakan
four tier digital test (4TDT) berbasis website sangat bervariasi antara persentase
banyak siswa yang mengalami miskonsepsi, paham konsep, tidak paham konsep,
serta error dalam setiap butir soal. Persentase miskonsepsi secara keseluruhan terjadi
sebesar 28,23%, persentase paham konsep menempati posisi persentase tertinggi
yaitu sebesar 45,67% , dan persentase tidak paham konsep terjadi sebesar 21,54%,
serta jawaban eror/kesalahan terjadi sebesar 4,54%. Persentase miskonsepsi secara
keseluruhan mencakup konsep suhu dan kalor termasuk ke dalam tingkat miskonsepsi
kategori rendah.
54

Sebanyak 26 butir soal dikalikan dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang


siswa yakni 1.300 butir soal yang telah dijawab, siswa mengalami miskonsepsi
tertinggi pada indikator soal nomor 1 tentang pengertian suhu dengan persentase
miskonsepsi sebesar 76%. Miskonsepsi terendah terjadi pada indikator soal nomor 9
yaitu menganalisis koefisien muai panjang sebesar 4%. Pada kategori paham konsep,
persentase tertinggi terdapat pada indikator soal nomor 14 yaitu mengidentifikasi
proses menyerap kalor sebesar 80%., sedangkan persentase terendah terdapat pada
indikator soal nomor 2 yaitu mendefinisikan pengertian suhu sebesar 2%. Pada
kategori tidak paham konsep, persentase tertinggi terdapat pada indikator soal nomor
19 yaitu menentukan kalor dari peristiwa perubahan zat sebesar 42%, sedangkan
persentase terendah terdapat pada indikator soal nomor 6 yaitu menuliskan besar suhu
dalam skala Celcius ke Kelvin sebesar 6%.
Hampir dari setiap subkonsep suhu dan kalor terdapat siswa yang mengalami
miskonsepsi yang beragam. Rincian kategori jawaban siswa dan miskonsepsi yang
terjadi per subkonsep yang diujikan dilihat pada pembahasan di bawah ini.
1. Subkonsep suhu
Subkonsep suhu pada instrumen 4TMC ini terdiri dari 9 butir soal. Dari
kesembilan butir soal tersebut siswa mengalami miskonsepsi terbesar pada nomor 1
yang dapat dilihat pada gambar 4.5 untuk soal nomor 1 berikut ini.
1.1 Definisi dari temperature adalah…
a. ukuran temperatur (panas atau dingin) yang dapat dirasakan oleh panca indera
(kulit)
b. panas atau tingginya suatu derajat
c. ukuran energi kinetic rata-rata partikel dalam suatu benda
d. ukuran panas atau kalor
e. Nilai yang dipakai untuk menentukan harga suatu sifat lingkungan (keadaan
lingkungan)
1.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
55

b. Tidak yakin
1.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Temperature adalah ukuran besar dan kecilnya suatu derajat
b. Temperature adalah ukuran panas atau kalor
c. Temperature adalah ukuran suatu sifat lingkungan
d. Temperature adalah ukuran energi kinetik yang terkandung dari tumbukan antar
partikel dalam suatu benda
e. Temperature adalah ukuran yang dapat dirasakan oleh panca indera
1.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Gambar 4.5 Soal No. 1
Indikator soal nomor 1 yaitu: Mendefinisikan pengertian temperatur. Pada
soal ini teridentifikasi miskonsepsi, yaitu temperatur merupakan ukuran panas atau
kalor. Ini merupakan miskonsepsi yang paling banyak dialami oleh siswa yaitu
sebesar 76% dari total sampel. Hal ini sesuai dengan yang telah teridentifikasi
sebelumnya oleh Kesidou dan Duit menyatakan bahwa rata-rata siswa berumur antara
15-16 tahun menganggap bahwa suhu/ temperatur merupakan jumlah dari banyaknya
panas1, dengan kata lain suhu dianggap suatu ukuran banyaknya panas.
Kalor yang kita kenal bukanlah merupakan energi yang dimiliki suatu benda,
melainkan mengacu pada jumlah energi yang ditransfer dari satu benda ke benda
lainnya pada temperatur yang berbeda.2 Dengan menggunakan teori kinetik, kita
dapat mendefinisikan bahwa temperatur (dalam Kelvin) merupakan pengukuran dari
energi kinetik rata-rata dari molekul secara individu.3
Indikator soal nomor 2 yaitu: Membandingkan suhu pada benda tertentu. Pada
soal ini hampir setengah dari total sampel mengalami paham sebagian, mereka

1
Mustafa Sozbilir, 2003, A Review of Selected Literature on Students’ Misconceptions of
Heat and Temperatur, Vol. 20 (1), Ataturk University, h. 29
2
Giancoli, Op.Cit., h. 491
3
Ibid.
56

menganggap bahwa perubahan suhu suatu benda tidak bergantung pada lingkungan.
Pada soal tingkat pertama, sebagian besar siswa telah paham bahwa ketika suatu zat
cair (dalam soal ini contohnya air panas) dibagi menjadi beberapa bagian, suhunya
tetap sama, tetapi alasan yang diberikan tidak tepat, mereka menganggap bahwa
perubahan suhu tidak bergantung pada lingkungan. Gambar 4.6 menampilkan soal
nomor 2 berikut ini
2.1 Air panas di gelas X diambil seperempatnya kemudian dituangkan ke dalam gelas A.
Jika pengaruh lingkungan diabaikan selama 3 menit. Kondisi temperature air di gelas
X dibandingkan air di gelas A adalah…
a. TA > Tx
b. TA < Tx
c. TA = Tx
d. TA Tx
e. TA Tx
2.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin
2.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Perubahan suhu suatu benda bergantung pada ukuran suatu benda
b. Perubahan suhu suatu benda bergantung pada perubahan wujud zat
c. Perubahan suhu suatu benda tidak bergantung pada lingkungan
d. Perubahan suhu suatu benda tidak bergantung pada bentuk maupun ukuran suatu
benda
e. Perubahan suhu suatu benda tidak bergantung pada kalor
2.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Gambar 4.6 Soal No. 2
Pada soal tertulis keterangan “jika pengaruh lingkungan diabaikan”, namun
jawaban yang tepat bukanlah demikian, melainkan perubahan suhu suatu benda tidak
57

bergantung pada bentuk maupun ukuran suatu benda. Disini siswa langsung memilih
jawaban sesuai dengan keterangan soal tanpa menganalisis peristiwanya terlebih
dahulu.
Indikator soal nomor 3 yaitu: Menyebutkan satuan besaran pokok suhu.
Sebanyak 62% siswa dari total sampel telah paham. Pada soal ini sebanyak 38%
sampel keliru dan siswa meyakini alasan mengapa satuan Kelvin dijadikan sebagai
satuan besaran pokok untuk suhu dalam SI yaitu karena satuan Kelvin dianggap
sebagai satuan derajat suhu yang mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Jika kita tinjau kembali, pemakaian satuan suhu yang popular dan
umumnya kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah satuan Celcius, namun
alasannya bukanlah demikian. Satuan Kelvin dijadikan sebagai satuan besaran pokok
suhu karena merupakan satuan derajat suhu yang lebih stabil dibandingkan dengan
derajat suhu yang lainnya. Skala Kelvin merupakan skala suhu yang memberikan
suatu definisi suhu yang kontinu dan baik untuk seluruh daerah suhu serta tidak
bergantung pada sifat zat tertentu.4
Indikator soal nomor 4 yaitu: Menentukan titik didih air. Sebanyak 84% siswa
benar bahwa titik didih air pada tekanan 1 atm adalah sebesar 100 dalam artian
siswa benar menjawab soal pada tingkat pertama, namun sekitar 74% siswa tidak
tepat dalam memberikan alasannya pada soal tingkat ketiga. Mereka masih
menganggap bahwa pada suhu 100 , air sudah mulai mendidih, padahal jawaban
yang tepat bukan ini. Skala Celcius menetapkan titik tetap bawah dari suhu es leleh
murni adalah sebesar 0 , dan titik tetap atas dari suhu uap di atas air mendidih pada
tekanan atmosfir normal adalah sebesar 100 5

Indikator soal nomor 5 yaitu: Menuliskan besar suhu skala Celcius ke Kelvin.
Pada soal ini sebanyak 90% siswa benar dalam menjawab soal pada tingkat pertama
bahwa untuk mengkonversikan suhu pada skala Celcius ke Kelvin menggunakan

4
Fathiah Alatas, Ai Nurlaela, Termodinamika 1, Cet. 1, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 35
5
Tom Duncan, CAMBRIDGE IGCSE Physics Thrid Edition, (Hodder Education, an Hachette
UK Company, 2014), h. 85
58

rumus t + 273 K. Namun, sekitar 22% di antaranya siswa keliru dan tidak tepat
dalam memilih alasan, yaitu menuliskan satuan Kelvin yang dibubuhkan oleh simbol
derajat ( ). Kata derajat dengan simbol “ ”, dihilangkan dari satuan suhu sistem SI
(Satuan Internasional) dinyatakan dalam satuan kelvin atau K, bukan derajat Kelvin
atau K.6
Indikator soal nomor 6 yaitu: Menerapkan hubungan antara skala Celcius ke
skala Fahrenheit. Pada soal ini hampir setengah dari total sampel mengalami
miskonsepsi. Hal ini terjadi dikarenakan siswa tidak tepat dalam memberikan
jawaban pada soal tingkat pertama dan ketiga serta merasa yakin dengan jawaban
mereka. Gambar 4.7 menampilkan soal nomor 6 berikut ini
6.1 Skala Celcius dan Fahrenheit menunjukkan hasil yang sama pada…
a. -50º d. -20º
b. -40º e. -10º
c. -30º
6.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin
6.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Karena untuk mencari suhu yang sama pada skala celcius dan fahrenheit
menggunakan rumus C = 9/5 F – 32
b. Karena untuk mencari suhu yang sama pada skala celcius dan fahrenheit
menggunakan rumus C = 5/9 F + 32
c. Karena untuk mencari suhu yang sama pada skala celcius dan fahrenheit
menggunakan rumus C = 5/9 (F – 32)
d. Karena untuk mencari suhu yang sama pada skala celcius dan fahrenheit
menggunakan rumus C = 9/5 (F + 32)
e. Karena untuk mencari suhu yang sama pada skala celcius dan fahrenheit
menggunakan rumus C = 9/5 F + 32

6
Alatas, Op. Cit., h. 11
59

6.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Gambar 4.7 Soal No. 6
Sebagian besar siswa masih keliru dalam penggunaan rumus. Setiap
temperatur pada skala Celcius berhubungan dengan suatu temperatur tertentu pada
skala Fahrenheit. Bahwa 0 sama dengan 32 dan jangkauan 100 pada skala
Celcius dama dengan jangkauan 180 pada skala Fahrenheit. Dengan demikian, satu
derajat Fahrenheit (1 ) sama dengan 100/180 = 5/9 derajat Celcius (1 ), yaitu 1 =
5/9 . Konversi antara kedua skala temperatur ini dapat dituliskan7 ( )

( ) atau ( ) ( )

Indikator soal nomor 7 yaitu: Menggunakan persamaan kalibrasi termometer


pada skala Celcius dengan skala sembarang. Pada soal ini setengah dari total sampel
paham dan memiliki jawaban benar serta mampu menggunakan rumus konversi dari
satu skala ke skala lain yang berbeda. Namun, sebagian siswa masih merasa tidak
yakin atas jawaban yang ia pilih padahal jawabannya benar. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa siswa termasuk ke dalam kelompok yang tidak paham
konsep.
Indikator soal nomor 8 yaitu: Mengidentifikasi pemuaian pada zat padat. Pada
soal ini tidak terlalu banyak siswa yang mengalami miskonsepsi serta sebagian besar
siswa sudah paham ketika sebatang logam dipanaskan maka perubahan yang terjadi
adalah mengalami perubahan panjang. Sebagian besar zat memuai ketika dipanaskan
dan menyusut ketika didinginkan, dan besarnya pemuaian dan penyusutan bervariasi
bergantung pada materi itu sendiri.8
Indikator soal nomor 9 yaitu: Menganalisis koefisien muai panjang berbagai
jenis logam. Sebanyak 62% siswa paham dan mampu menjawab soal dengan dan

7
Giancoli, Op. Cit., h. 452
8
Ibid., h. 454
60

yakin atas jawaban yang ia pilih. Siswa mampu menganalisis berdasarkan tabel yang
diberikan dan mampu menemukan jawaban yang tepat. Jika siswa tahu konsepnya
bahwa koefisien muai panjang sangat berpengaruh terhadap perubahan panjang saat
diberi pemanasan tertentu, maka tidak perlu siswa menghitung menggunakan rumus.
Hanya sedikit siswa yang mengalami miskonsepsi dalam soal ini dan sebagian
lainnya teridentifikasi siswa yang paham sebagian, kesalahan dikarenakan siswa
menjawab benar pada soal tingkat pertama dan ketiga, namun tidak meyakini
jawaban mereka saat menjawab soal tingkat pertama.
2. Subkonsep kalor dengan perubahan suhu zat
Subkonsep hubungan kalor dengan perubahan suhu zat diwakili oleh 5 butir
soal yaitu pada butir soal nomor 10, 11, 12, 13, dan nomor 14. Indikator soal nomor
10 yaitu: Mendefinisikan pengertian kalor. Pada soal ini tidak banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi dan sebagian besar siswa sudah paham definisi dari kalor
yaitu merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda lainnya karena
adanya perbedaan temperatur. Hal ini terjadi karena pada soal ini siswa hanya sekedar
mengingat pengertian dari istilah-istilah suhu dan kalor (tingkat kognitif C1).
Indikator soal nomor 11 yaitu: Menyebutkan ciri proses perubahan kalor.
Sebanyak 94% siswa telah paham jika suatu benda menerima atau melepaskan kalor
maka perubahan signifikan yang terjadi yaitu terdapat perubahan suhu. Gambar 4.8
menampilkan soal nomor 11 berikut ini
11.1 Ciri-ciri yang dialami suatu benda saat menerima/melepaskan kalor adalah…
a. beratnya berkurang
b. terdapat perubahan suhu
c. massanya bertambah
d. volumenya tetap
e. terdapat gelembung-gelembung udara
11.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin
61

11.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Karena kalor = panas = suhu
b. Karena benda yang suhunya lebih dominan (banyak) akan mengubah suhu benda
yang lain
c. Kalor merupakan energi panas yang dapat mempengaruhi suhu suatu benda
d. Karena suhunya berpindah ke benda lain
e. Karena kalor semakin banyak maka suhu semakin tinggi
11.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Gambar 4.8 Soal No. 11
Namun, 74% siswa keliru dalam memberikan alasannya. Mereka menganggap
bahwa perubahan suhu terjadi karena suhunya berpindah dari satu benda ke benda
lainnya. Tentunya pemahaman seperti ini adalah salah. Adanya perubahan suhu yang
terjadi akibat kalor yang diterima atau dilepas adalah karena kalor merupakan energi
panas yang mana dapat memengaruhi suhu benda tersebut.
Indikator soal nomor 12 yaitu: Membandingkan suatu benda yang menerima.
Sebanyak 80% siswa telah paham jika ada 2 buah benda yang dipanaskan selama
beberapa saat dan memiliki ukuran berbeda, maka kalor yang dimiliki benda yang
besar akan lebih tinggi. Namun, sebanyak 46% siswa keliru dalam memilih alasan.
Gambar 4.9 menampilkan soal nomor 12 berikut ini
12.1 Dua buah bola besi dimasukan ke dalam wadah yang berisi air yang terus mendidih
selama beberapa saat. Jika bola A lebih besar dari pada bola B. Bola yang kalornya
lebih tinggi adalah…
a. QA > QB
b. QA < QB
c. QA = QB
d. QA QB
e. QA QB
62

12.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin
12.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. sehingga kalor yang diserap bola B lebih tinggi
b. sehingga kalor yang diserap bola A lebih rendah
c. sehingga kalor yang diserap kedua bola sama
d. sehingga kalor yang diserap bola B lebih tinggi
e. sehingga kalor yang diserap bola B lebih rendah
12.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Gambar 4.9 Soal No. 12
Kesalahan sebagian besar terjadi akibat kurang teliti dalam membaca butir
jawaban pada soal tingkat ketiga. Untuk siswa yang mengalami tidak paham konsep,
dikarenakan pada soal tingkat pertama dan ketiga berhasil menjawab benar tetapi
tidak meyakini jawaban mereka.
Indikator soal nomor 13 yaitu: Mengidentifikasi kejadian akibat pengaruh
kalor. Pada soal ini, sebagian besar siswa telah paham dan memiliki jawaban benar
bahwa faktor yang tidak berubah ketika zat cair dipanaskan mencapai suhu 100
adalah massa jenis. Massa jenis sebuah benda didefinisikan sebagai massa per satuan
volume. Massa jenis merupakan sifat khas dari suatu zat murni.9 Suatu zat pada
keadaan tertentu baik massa, volume, suhu, dan wujud zat bisa berubah-ubah jika
dikenai sejumlah kalor, baik dalam keadaan menerima atau melepas kalor. Sedangkan
massa jenis akan bernilai tetap baik dalam keadaan tidak menerima kalor maupun
menerima kalor. Massa jenis berbanding lurus dengan tekanan, maka jika tekanan
suatu zat berubah, massa jenis akan ikut berubah. Untuk siswa yang mengalami
miskonsepsi, dikarenakan jawaban untuk soal tingkat pertama serta tingkat ketiga

9
Ibid., h. 325
63

tidak tepat dan meyakini jawaban mereka. Volume dianggap sebagai faktor yang
tidak berubah ketika zat cair dipanaskan mencapai suhu tertentu.
Indikator soal nomor 14 yaitu: Mengidentifikasi proses menyerap kalor. Pada
soal ini tidak banyak persentase miskonsepsi yang terdeteksi karena sebagian besar
siswa telah paham bahwa ketika suatu sistem menyerap kalor, keadaan yang
memungkinkan terkait suhunya yaitu suhu sistem tersebut akan bertambah tinggi dari
sebelumnya, dan alasannya pun tepat. Miskonsepsi yang terjadi pun ditandai dengan
tidak tepat dalam menjawab soal tingkat pertama dan ketiga serta membubuhkan
tingkat keyakinan yakin pada kedua soal. Mereka menganggap bahwa ketika sebuah
sistem menyerap kalor maka suhunya sebesar 100 padahal jawaban yang demikian
adalah salah. Suhu 100 merupakan titik didih air saat mendidih, di sini
pertanyaannya adalah suatu sistem bukan menyatakan air, tentu jawaban ini adalah
tidak tepat.
Indikator soal nomor 15 yaitu: Membandingkan kenaikan suhu sesuai dengan
kalor jenis zat. Pada soal ini teridentifikasi miskonsepsi sebanyak 88% siswa sudah
benar dalam menjawab soal tingkat pertama, yaitu ketika dua buah benda yang
memiliki kalor jenis berbeda dipanaskan dengan massa dan pemanas yang sama
secara bersamaan, ternyata memiliki perbedaan pada peristiwa kenaikan suhunya.
Suhu benda yang memiliki kalor jenis lebih kecil yang kenaikan suhunya lebih cepat.
Hal ini bisa terjadi karena kalor jenis memengaruhi kenaikan suhu benda, semakin
besar kalor jenisnya maka akan semakin besar kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhunya dan tentu akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk
siswa yang mengalami paham sebagian persentasenya sebesar 58% yakni rata-rata
siswa salah menjawab pada soal tingkat pertama dan tingkat ketiga serta
membubuhkan ketidakyakinan pada kedua soal mengidentifikasikan bahwa siswa
benar-benar tidak mengetahui penyelesaian berikut alasan konsep tersebut.
3. Subkonsep kalor dengan perubahan wujud zat
64

Subkonsep hubungan kalor dengan perubahan wujud zat diwakili oleh 4 butir
soal yaitu pada butir soal nomor 16, 17, 18, dan nomor 19. Indikator soal nomor 16
yaitu: Mengidentifikasi perubahan wujud zat menguap dan mendidih. Sebanyak 82%
sampel mengetahui bahwa ketika air yang sudah mendidih lalu dipanaskan secara
terus-menerus maka keadaan suhu air tetap, tetapi alasan yang diberikan kurang tepat
yaitu menganggap titik didih tertinggi yang dimiliki oleh air adalah sebesar 100 .
Gambar 4.10 menampilkan soal nomor 16 berikut ini
16.1 Perhatikan gambar dibawah ini!

Hal yang akan terjadi jika air yang sudah mendidih dipanaskan terus-menerus
adalah…
a. suhu air naik
b. suhu air tetap
c. suhu air turun
d. suhu berubah-ubah
e. suhu naik terus menerus
16.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin
16.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Kalor yang diterima air tidak untuk menaikan suhu tetapi digunakan untuk
mengubah wujud zat cair menjadi uap.
b. Kalor yang diterima air untuk menaikan suhu dan digunakan untuk mengubah
wujud zat.
c. Kalor yang diterima air untuk menaikan suhu sehingga zat cair menjadi uap.
d. Karena titik didih tertinggi air adalah 100oC
e. Kalor yang diterima air untuk menaikan suhu benda
65

16.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Gambar 4.10 Soal No. 16
Ketika 100 telah dicapai, temperatur kembali tetap konstan sementara kalor
yang ditambahkan merubah air cair menjadi uap.10 Jika siswa paham konsepnya
mengapa air yang sudah mendidih jika dipanaskan maka suhunya akan tetap, karena
kalor yang diterima air tidak untuk menaikkan suhu tetapi digunakan untuk
mengubah wujud zat cair menjadi uap. Untuk siswa yang mengalami paham sebagian
persentasenya sebesar 44% yakni rata-rata siswa salah menjawab pada soal tingkat
pertama dan tingkat ketiga serta membubuhkan ketidakyakinan pada kedua soal
mengidentifikasikan bahwa siswa benar-benar tidak mengetahui penyelesaian berikut
alasan konsep tersebut.
Indikator soal nomor 17 yaitu: Menguraikan proses perubahan wujud zat.
Pada soal ini hampir seluruhnya dari total sampel paham dan mampu menjawab
dengan benar, mampu memahami masing-masing peristiwa perubahan wujud yang
terjadi melalui gambar. Ini mengidentifikasikan siswa tidak hanya ingat teori (tingkat
kognitif C1 mengingat) namun mampu memahami konsep perubahan wujud zat
melalui gambar. Hanya sedikit miskonsepsi yang ditemukan dalam soal ini, serta
persentase yang mengalami tidak paham konsep hanya sedikit, hal ini ditandai
dengan siswa hanya mampu menjawab benar dari kedua soal pada tingkat pertama
dan ketiga dan memberikan jawaban tidak yakin untuk kedua soal.
Indikator soal nomor 18 yaitu: Memberi contoh proses perubahan wujud yang
melepas kalor. Pada soal ini setengah dari total siswa paham dan mampu menjawab
soal dengan benar bahwa perubahan wujud zat yang membebaskan kalor yaitu ada
pada peristiwa membeku dan mengembun karena pada prinsipnya ketika suatu zat
melepaskan kalor maka suhu sistem akan menurun. Tidak terlalu banyak miskonsepsi

10
Ibid., h. 497
66

yang ditemukan, hanya saja masih ada sebagian lainnya yang mengalami paham
sebagian. Hal ini ditandai dengan siswa hanya mampu menjawab benar dari kedua
soal pada tingkat pertama dan ketiga dan memberikan jawaban tidak yakin untuk
kedua soal.
Indikator soal nomor 19 yaitu: Menghitung kalor dari peristiwa perubahan zat.
Pada soal ini hanya 16% siswa dari total sampel yang berhasil menjawab dengan
benar, dan sisanya 2% mengalami miskonsepsi serta 74% siswa masuk ke dalam
paham sebagian. Sebagian besar siswa menjawab benar pada soal tingkat pertama
serta merasa yakin padahal sebenarnya mereka mengalami miskonsepsi, karena
memilih alasan yang tidak tepat dan yakin pada soal tingkat ketiga. Untuk siswa yang
mengalami tidak paham konsep, rata-rata terjadi menjawab salah pada tingkat 1 dan
tingkat 3 serta membubuhkan ketidakyakinan dikedua tingkat. Ketika suatu materi
berubah fase dari padat ke cair, atau dari air ke gas, sejumlah energi tertentu terlibat
pada perubahan fase ini.11 Dan untuk menghitung berapa banyak energi yang
dibutuhkan untuk mengubah suatu zat, maka dengan menjumlahkan semua energi
yang ada.
4. Subkonsep Asas Black
Subkonsep Asas Black diwakili oleh 2 butir soal yaitu pada butir soal nomor
20 dan nomor 21. Indikator soal nomor 20 yaitu: Menggunakan persamaan kalor
untuk mengetahui suhu akhir campuran. Pada soal ini sebanyak 56% siswa paham
dan dapat menjawab dengan tepat bahwa untuk mencari nilai suhu akhir suatu
campuran menggunakan rumus Asas Black yaitu . Hanya 6%
siswa yang mengalami miskonsepsi dikarenakan siswa mampu menjawab soal tingkat
pertama dengan benar dan yakin, namun tidak tepat dalam menjawab soal alasan pada
tingkat ketiga. Untuk siswa yang mengalami paham sebagian persentasenya sebesar
32% yakni rata-rata siswa salah menjawab pada soal tingkat pertama dan tingkat
ketiga serta membubuhkan ketidakyakinan pada kedua soal mengidentifikasikan

11
Ibid.
67

bahwa siswa benar-benar tidak mengetahui penyelesaian berikut alasan konsep


tersebut.
Indikator soal nomor 21 yaitu: Mengidentifikasi kalor akibat perubahan suhu
ketika benda bersentuhan. Sebanyak 16% siswa mengalami miskonsepsi karena
sebagian siswa menjawab benar dan yakin pada soal tingkat pertama dan kedua,
namun salah dalam menjawab soal pada tingkat ketiga dan yakin pada soal tingkat
keempat. Mereka keliru dalam alasan bahwa kalor akan mengalir seketika dari yang
panas ke yang dingin, padahal titik beratnya berada di adanya perbedaan temperatur.
Syarat kalor dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya hanya terjadi jika ada
perbedaan temperatur. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di
tempat itu bergerak lebih cepat dan mengakibatkan bertumbukan dengan molekul
tetangga yang bergerak lebih lambat. Mereka kemudian menstransfer sebagian energi
gerakan termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda.12

5. Subkonsep Perpindahan Kalor


Subkonsep perpindahan kalor ini terdiri dari 5 butir soal yang tersebar di
nomor 22, 23, 24, 25, dan 26. Indikator soal nomor 22 yaitu: Membedakan
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada soal ini teridentifikasi
miskonsepsi sebesar 0% dari total sampel atau dengan kata lain tidak terjadi
miskonsepsi. Siswa merasa dirinya telah dan paham dalam mengisi soal ini padahal
siswa mengalami miskonsepsi dengan keliru dalam memilih alasan untuk jawaban
tingkat pertama. Siswa salah memberi deskripsi singkat dari contoh di masing-masing
proses perpindahan kalor, seperti proses memasak air menggunakan ketel di atas api
merupakan contoh penerapan dari konduksi yang mana pengertian dari konduksi
sendiri yaitu perpindahan kalor yang membutuhkan zat perantara tanpa diikuti zat itu
sendiri. Namun, masih ada siswa yang keliru dalam memahami macam-macam
proses perpindahan kalor.

12
Ibid., h. 501
68

Indikator soal nomor 23 yaitu: Menyelidiki perpindahan kalor secara


konduksi. Sebanyak 50% siswa mengalami miskonsepsi dengan menjawab tidak tepat
pada soal tingkat pertama dan menjawab benar pada soal tingkat ketiga. Peristiwa
penyolderan dianggap sebagai contoh perpindahan kalor secara konveksi. Padahal ini
merupakan contoh penerapan perpindahan kalor secara konduksi. Solder listrik akan
menerima panas dari konversi energi listrik. Panas dari energi listrik ini akan
diteruskan ke ujung logam pada solder yang disentuhkan ke timah yang diposisikan
di kaki-kaki komponen elektronika yang akan dilekatkan. Untuk siswa yang
mengalami tidak paham konsep persentasenya sebesar 34% yakni rata-rata siswa
salah menjawab pada soal tingkat pertama dan tingkat ketiga serta membubuhkan
ketidakyakinan pada kedua soal mengidentifikasikan bahwa siswa benar-benar tidak
mengetahui penyelesaian berikut alasan konsep tersebut.
Indikator soal nomor 24 yaitu: Menyelidiki perpindahan kalor secara
konveksi. Hampir sama dengan hasil sebelumnya pada soal perpindahan kalor secara
konduksi, umumnya siswa mampu membedakan mana contoh penerapan dari
penerapan konduksi dan konveksi, ditunjukan dengan data sebesar 48% siswa paham
dan mampu menjawab soal dengan baik. Namun, angka persentase siswa yang masih
belum tuntas memahami konsep ini sebesar 36%, maka teridentifikasi miskonsepsi
yaitu konveksi yang terjadi di dalam ruangan ber-AC udara terasa sejuk walau daerah
tertentu dari ruangan tersebut tidak terkena AC secara langsung, dikarenakan suhu
yang sejuk membutuhkan perantara untuk memenuhi ruangan tetapi tidak diikuti
dengan perpindahan partikel. Hal ini jelas tidak sesuai dengan pengertian dari
konveksi itu sendiri.
Untuk soal nomor 25 sebagian besar telah paham dan mampu menjawab soal
dengan benar. Terjadinya angin darat merupakan contoh penerapan dari konveksi
alami. Satu contoh konveksi alami yang banyak dikenal adalah bahwa udara panas
akan naik.13 Pada siang hari, suhu di daratan meningkat lebih cepat daripada suhu laut

13
Ibid., h. 505
69

(karena kapasitas panas spesifik tanah jauh lebih kecil). Udara panas di atas tanah
naik dan digantikan oleh udara yang lebih dingin dari laut. Di malam hari
kebalikannya terjadi. Laut kehilangan lebih banyak panas dan mendingin lebih
lambat. Udara di atas laut lebih hangat dibandingkan di atas daratan dan angin sepoi-
sepoi berhembus dari darat.14
Indikator soal nomor 26 yaitu: Menyelidiki aplikasi perpindahan kalor secara
radiasi dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 70% siswa dari total sampel memiliki
jawaban benar dan mereka telah paham bahwa warna putih merupakan warna yang
baik digunakan sebagai cat rumah. Hal ini berdasarkan pada persamaan Stefan-
Boltzmann. Faktor , disebut emisivitas, merupakan bilangan antara 0 dan 1 yang
menunjukkan karakteristik suatu materi. Permukaan yang sangat hitam seperti arang,
mempunyai emisivitas yang mendekati 1, sementara permukaan yang mengkilat
mempunyai e yang mendekati nol dan dengan demikian memancarkan radiasi yang
lebih kecil.15 Itulah mengapa warna yang lebih terang/ muda biasanya lebih disukai
dari yang gelap pada siang hari yang hangat karena penerapan ini berdasarkan pada
konsep suhu dan kalor.
Data miskonsepsi selanjutnya diolah juga untuk mendapatkan persentase
miskonsepsi pada tiap kelompok siswa yaitu kelompok tinggi, sedang dan kelompok
rendah. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok tinggi dengan persentase rata-rata
miskonsepsi sebesar 10,58%. Kelompok tingi mengalami miskonsepsi dengan
kategori rendah. Begitu juga dengan kelompok sedang dan rendah mengalami
miskonsepsi kategori rendah, dengan persentase rata-rata miskonsepsi pada kelompok
sedang sebesar 10,97% dan pada kelompok rendah mengalami sebesar 12,02%.
Miskonsepsi dalam bidang fisika paling banyak berasal dari diri siswa sendiri.
Miskonsepsi yang berasal dari siswa dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara
lain: prakonsepsi atau konsep awal siswa, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik,
reasioning yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif

14
Tom Duncan, Op. Cit., h. 100
15
Giancoli, Op. Cit., h. 507
70

siswa, kemampuan siswa, dan minat belajar siswa.16 Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Fakhruddin, dkk. Menyatakan bahwa pada
umumnya siswa mengalami miskonsepsi dalam pelajaran fisika disebabkan oleh
pemikiran asosiatif rata-rata berkontribusi sebesar 80%, pemikiran humanistik
sebesar 83%, alasan yang tidak lengkap sebesar 12%, intuisi yang salah sebesar 86%,
tahap perkembangan kognitif sebesar 85%, serta kemampuan siswa sebesar 70%,
sedangkan minat belajar siswa tidak memberikan konstribusi pemicu terjadinya
miskonsepsi siswa.17
Miskonsepsi yang terungkap menggunakan instrumen four tier digital test
(4TDT) ini dapat menjadi catatan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
khususnya pada konsep suhu dan kalor. Mengetahui letak miskonsepsi siswa akan
mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran remediasi (perbaikan).18
Dengan hadirnya tes diagnostik miskonsepsi seperti ini, guru dapat dengan segera
memberikan perbaikan untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Hal ini sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Nana Sukmadinata dan Thomas tentang kegiatan
perbaikan yang dapat dilakukan dengan berbagai metode dan perlakuan yang berbeda
tergantung dari analisis kesulitan dan perkembangan belajar siswa, antara lain
pengajaran konsep ulang, penyederhanaan konsep, studi kasus, atau aplikasi ke
tingkat yang lebih tinggi baik dengan cara diskusi kelompok, pemberian PR, atau
pemanfaatan media pengajaran lainnya.19

16
Suparno, Op. Cit., h. 34.
17
Fakhruddin, Azizahwati dan Yelfi Rahmi, Analisis Penyebab Miskonsepsi Siswa pada
Pelajaran Fisika di Kelas XII SMA/MA Kota Duri, Jurnal Pendidikan Matematika volume 3 nomor 1,
2012, hal. 87.
18
David F. Treagust, Development and Use of Diagnostik Test to Evaluate Students’s
Misconceptions in Science, Journal Science Education, Vol. 10, 1988, h. 167
19
Karunia P. dan Rinaningsih, Pengembangan Tes Diagnostik Materi Teori Mekanika
Kuantum dan Ikatan Kimia, Unesa Journal of Chemical Education Vol.2 Nomor 2, 2013, pp. 171.
71

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh dari tes diagnostik
four-tier digital test (4TDT) terhadap siswa kelas X MIPA SMA Negeri 5 Depok,
dapat disimpulkan:
1. Miskonsepsi yang teridentifikasi pada konsep Suhu dan Kalor secara keseluruhan
sebesar 11,08%, paham konsep sebesar 45,69%, paham sebagian sebesar
33,54%, serta tidak paham konsep sebesar 8,54% dan termasuk ke dalam
miskonsepsi kategori rendah.
2. Subkonsep yang mengalami miskonsepsi pada suhu dan kalor terdapat pada
subkonsep suhu sebesar 45,14%, subkonsep kalor & perubahan suhu sebesar
25,69%, subkonsep kalor & perubahan wujud zat sebesar 11,81%, subkonsep
asas black sebesar 7,64%, dan subkonsep perpindahan kalor sebesar 9,72%
3. Miskonsepsi siswa yang terjadi pada tiap tingkat kognitif suhu dan kalor yang
teridentifikasi menggunakan Four Tier Digital Test (4TDT) berbasis website
sebesar 15,38% pada C1, 65,4% pada C2, 15,4% pada C3, dan 3,85% pada C4.
4. Miskonsepsi siswa yang terjadi pada tiap kelompok siswa suhu dan kalor yang
teridentifikasi menggunakan Four Tier Digital Test (4TDT) berbasis website
sebesar 10,58% pada siswa kelompok tinggi, 10,97% pada siswa kelompok
sedang, dan 12,02% pada siswa kelompok rendah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
untuk penelitian lanjutan antara lain:
1. Sampel sebaiknya diambil per-wilayah, tidak hanya ditingkat sekolah karena
website bisa diakses dimana-mana.
72

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, M. R., Grzybowski, E. B., & al, e. (1992). Understanding and Misunderstanding of
Eight Graders of Five Chemistry Concept Found in Textbooks . Journal of Research
in Science Teaching Vol. 29 No. 2, 105-120.

Alatas, F., & Nurlaela, A. (2015). TERMODINAMIKA 1. Jakarta: UIN Press.

Amin, N., Wiendartun, & Samsudin, A. (2016). Analisis Intrumen Tes Diagnostik Dynamic-
Fluid Conceptual Change Inventory (DFCCI) Bentuk Four-Tier Test pada Beberapa
SMA di Bandung Raya. Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains (hal.
570-574). Bandung: ResearchGate.

Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Caleon, I. S., & Subramaniam, R. (2009). Do Students Know What They Know and What
They Don‟t Know? Using a Four-Tier Diagnostic Test to Assess the Nature of
Students‟ Alternative Conceptions. Springer Science, 313-337.

Caleon, I., & Subramaniam, R. (2009). Development and Application of a Three‐Tier


Diagnostic Test to Assess Secondary Students‟ Understanding of Waves.
International Journal of Science Education, 939-961.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Duncan, T., & Kennet, H. (2014). CAMBRIDGE IGCSE Physics Third Edition. London:
Hachette UK Company.

Fakhruddin, Azizahwati, & Rahmi, Y. (2012). Analisis Penyebab Miskonsepsi Siswa pada
Pelajaran Fisika di Kelas XII SMA/MA Kota Duri. Fakhruddin, Azizahwati dan Yelfi
Rahmi, Analisis Penyebab Miskonsepsi SiswaJurnal Pendidikan Matematika volume
3 nomor 1, 87.

Fariyani, Q., Rusilowati, A., & Sugianto. (2015). PENGEMBANGAN FOUR-TIER


DIAGNOSTIC TEST UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA
SMA KELAS X. Journal of Innovative Science Education, 41-49.
73

Furoidah, A., Indrawati, & B, R. W. (2017). IDENTIFIKASI MISKONSEPSI KONSEP


DINAMIKA ROTASI DENGAN METODE FOUR TIER PADA SISWA KELAS
XI SMA NEGERI 3 JEMBER. Seminar Nasional Pendidikan Fisika (hal. 1-7).
Jember: FKIP Universitas Jember.

Giancoli, D. C. (2001). FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Gurel, D. K., Eryilmaz, A., & McDermott, L. C. (2015). A Review and Comparison of
Diagnostic Instruments to Identify Students' Misconceptions in Science. Eurasia
Journal of Mathematics, Sciences & Technology Education, 989-1008.

Handayani, S., & Damari, A. (2009). Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Hermita, N., Suhandi, A., & Syaodih, E. (2017). Constructing and Implementing a Four Tier
Test about Static Electricity to Diagnose Pre-service Elementary School Teacher‟
Misconceptions. Journal of Physics Conference Series, 1-5.

Ismail, I. I., Samsudin, A., Suhendi, E., & Kaniawati, I. (2015). Diagnostik Miskonsepsi
Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test. Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains (hal. 381-384). Bandung: ResearchGate.

Kaltakci, D. (2012). development and application of four-tier test to assess pre-service


physics teachers' misconceptions about geometrical optics. Middle East Technical
University: Secondary Science and Mathematics Education Departement.

Kamajaya, K., & Purnama, W. (2016). Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Fisika 2 untuk
SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam. Bandung: Grafindo
Media Pratama.

Kamilah, D. S., & Suwarna, I. P. (2016). Pengembangan Three-Tier Test Digital untuk
Mengidentifikasi Miskonsepsi pada Konsep Fluida Statis. Edusains, 212-220.

Lewis, J. R. (1993). IBM Computer Usability Satisfaction Questionnaires: Psychometric


Evaluation and Instructions for Use. Boca Raton: IBM Corporation.

Nurachmandani, S. (2009). Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Oz, H., & Ozturan, T. (2018). Computer-Based And Paper-Based Testing: Does The Test
Administration Mode Influence The Reliability And Validity Of Achievment Tests.
Huseyin Oz, Tuba Ozturan, Computer-Based And Paper-Based Testing: Does The
Test Administration Mode Influence TJournal Of Language And Lingustic Studies,
14(1), 67-85.
74

P, K., & Rinaningsih. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Materi Teori Mekanika
Kuantum dan Ikatan Kimia. Unesa Journal of Chemical Education Vol. 2 Nomor 2,
171.

PISA, O. (2016). Result in Focus OECD: Better Policies for Better Lives. OECD PISA 2015.

Prasetyo, E. (2008). Pemrograman Web PHP & MySQL untuk Sistem Informasi
Perpustakaan Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Raharjo, B., Heryanto, I., & K, E. R. (2014). Modul Pemrograman WEB (HTML, PHP, &
MySQL) Revisi Kedua. Bandung: Modula.

Sarojo, G. A. (2002). Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta: Salemba Teknika.

Sheftyawan, W. B., Prihandono, T., & Lesmono, A. D. (2018). Identifikasi Miskonsepsi


Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Materi Optik Geometri.
Jember: Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember.

Sholihat, F. N., Samsudin, A., & Nugraha, M. G. (2017). Identifikasi Miskonsepsi dan
Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test pada Sub-
Materi Fluida Dinamik: Asas Kontinuitas. Jurnal Penelitian & Pengembangan
Pendidikan Fisika, 175-180.

Simarmata, J. (2006). Aplikasi Mobile Commerce Menggunakan PHP dan MySQL.


Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Sozbilir, M. (2003). A Review of Selected Literature on Students' Misconceptions of Heat


and Temperature. ResearchGate, 26-41.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: ALFABETA.

Sumarsono, J. (2009). Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Suparno, P. (2005). Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta:
Gramedia Widiasrama Indonesia.

Suwarna, I. P. (2013). Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Mata Pelajaran Fisika
Melalui CRI (Certainty of Response Index) Termodifikasi. Jakarta: FITK UIN
Jakarta.
75

Suwarna, I. P. (2016). Mengembangkan instrumen Ujian Komprehensif di Program Studi


Pendidikan Fisika Melalui Computer Based Test (CBT). Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Suwarto. (2013). Pengembangan Tes Diagnostic dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Tayubi, Y. R. (2005). Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan


Certainty of Response Index (CRI). Jurnal Mimbar Pendidikan, 4-9.

Treagust, D. F. (1988). Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students‟s


Misconceptions in Science. Journal Science Education, Vol. 10, 167.

Treagust, D. F. (2007). Development and Use of Diagnostic Tests to Evaluate Students'


Misconceptions in Science. International Journal of Science Education, 159-169.

University, G. S. (2016, November 2). Hyperphysics Concept. Diambil kembali dari


Hyperphysics Georgia State University: http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu

Widiyatmoko, A., & Shimizu, K. (2018). Literature Review Of Factors Contributing To


Students‟ Misconceptions In Light And Optical Instruments. Arif Widiyatmoko,
Kinya Shimizu, Literature Review Of Factors Contributing To Students’
Misconceptions InInternational Journal Of Environmental & Science Education, Vol.
13 No. 10, 853--863.
76

Lampiran 1 Kisi-kisi Wawancara Klinikal Siswa

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Klinikal Sebagai Acuan Pembentuk Tier Pertama

Jenjang sekolah : SMA


Mata pelajaran : Fisika
Jumlah pertanyaan : 10 Pertanyaan
Bentuk wawancara : Klinikal
Kompetensi inti : 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis pengaruh kalor dan perpindahan kalor pada kehidupan sehari-hari.

No. Indikator Pertanyaan Wawancara Klinikal Nomor


Apa yang dimaksud dengan temperatur? Apakah alat pengukur temperatur? dan apa satuan
1
Memahami pengertian suhu suhu dalam sistem internasional?
1.
dan skala termometer Pada termometer skala Celcius menunjukan angka 53 derajat, berapa kenaikan suhu air pada
2
termometer skala Kelvin?
Faktor apa yang menyebabkan sebuah batang bimetal jika dipanaskan akan melengkung ke
Menganalisis pemuaian zat
2. salah satu sisi dan jika di lakukan pendinginan maka akan melengkung ke arah sisi yang 3
padat, zat cair, dan gas
lainnya?
Apa yang dimaksud dengan kalor? Apakah yang menjadi ciri dalam suatu benda
Menganalisis hubungan kalor menerima /melepas kalor? Hal apa yang terjadi jika air yang sudah mendidih dipanaskan 4
3. dengan suhu benda dan terus-menerus suhunya naik atau tetap 100oC?
wujudnya
Apa yang kalian ketahui tentang kapasitas kalor dan kalor jenis? 5
77

No. Indikator Pertanyaan Wawancara Klinikal Nomor


Apakah suhu es dapat lebih rendah dari 0 oC? Sebuah besi dengan massa 10 gram dan suatu
Menganalisis adanya alumunium dengan massa 10 kg. besi dipanaskan sampai 100 oC, alumunium dipanaskan 6
perubahan wujud zat dan sampai 10 oC. Mana yang membutuhkan kalor yang lebih besar besi atau alumunium?
4. Gambarkan proses perubahan wujud dari zat padat, cair dan gas. Dan jelaskan proses
penerapannya dalam 7
kehidupan sehari-hari perubahannya.
Proses perubahan wujud zat yang membebaskan kalor adalah? 8
Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa 200 gram pada suhu 20 oC dicampurkan dengan
Menyelidiki azas Black
5. air panas bermassa 100 gram pada suhu 80oC. Jika gelas dianggap tidak menerima kalor 9
dengan eksperimen
berapakah suhu campuran dari air panas dan air dingin?
Menyelidiki perpindahan kalor
Sebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari proses perpindahan kalor secara konduksi,
6. secara konduksi, konveksi dan 10
konveksi dan radiasi?
radiasi

Lampiran 2 Hasil Wawancara Klinikal Siswa

Hasil Wawancara Klinikal Siswa/Siswi SMAN 4 Tangerang Selatan


Pertanyaan nomor 1:
Apa yang dimaksud dengan temperatur? Apakah alat pengukur temperatur? dan apa satuan suhu dalam sistem internasional?
Jawaban konsep yang benar:
Temperatur merupakan derajat panas atau dingin dari suatu benda. Alat pengukur temperature yaitu Termometer dan satuan suhu
dalam sistem internasional adalah Kelvin.

Nama
No Jawaban hasil wawancara klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
Siswa/siswi
78

Nama
No Jawaban hasil wawancara klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
Siswa/siswi
Nilai Atas
Suhu merupakan tekanan panas
Suhu merupakan tekanan panas dan ada perpindahan panas. Alat pengukur suhu
1. Rafif menganggap bahwa suhu dan kalor itu
yaitu termometer. dan satuan internasional suhu adalah Kelvin.
sama.
Suhu adalah ukuran panas/dingin. Alat pengukur suhu yaitu termometer. dan
2. Wisnu Paham konsep
Satuan Internasional suhu adalah Kelvin.
Suhu adalah Derajat panas/dingin suatu benda. Alat pengukur suhu yaitu
3. Dimas B Paham konsep
termometer. dan satuan internasional suhu adalah Kelvin.
Nilai Tengah
Panas dan dingin. Alat pengukur suhu yaitu termometer. dan satuan internasional Satuan internasional suhu adalah
4. Azzahra
suhu adalah Celcius. Celcius.
Suhu adalah sesuatu yang dapat diukur yang mempunyai panas dan dingin. Alat
5. Laila Paham konsep
pengukur suhu yaitu termometer. dan satuan internasional suhu adalah Kelvin.
Menganggap bahwa suhu dan kalor itu
Suhu adalah suatu tolak ukur banyaknya kalor dalam suatu zat. Alat pengukur
6. Bani sama. dan satuan dari Kelvin
suhu yaitu termometer. dan satuan internasional suhu adalah oK
menggunakan lambang derajat (o)
Nilai Bawah
Menganggap bahwa suhu dan kalor itu
Cara menunjukan tingkat panas suatu benda. Alat pengukur suhu yaitu
7. Alfatan sama. Dan satuan internasional suhu
termometer. dan satuan internasional suhu adalah oC
adalah oC
Suhu adalah ukuran panas /dingin dari suatu tempat atau ruang. Alat pengukur Pengertian suhu ditinjau hanya dari
8. Pandu
suhu yaitu termometer. dan satuan internasional suhu adalah Kelvin. keadaan suatu tempat atau ruang.
Suhu adalah sesuatu yang dapat kita rasakan baik itu dingin ataupun panas. Alat Anggota tubuh dianggap sebagai acuan
9. Atar
pengukur suhu yaitu termometer. dan satuan internasional suhu adalah Kelvin. perasa perubahan suhu

Pertanyaan nomor 2:
Pada termometer skala celcius menunjukan angka 53 derajat, berapa kenaikan suhu air pada termometer skala Kelvin?
79

Jawaban konsep yang benar:


53 + 273= 326 K (tanpa menulis derajat)
Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Nilai Atas
Satuan dari Kelvin menggunakan
1. Rafif 53 + 273= 326 oK
lambang derajat (o)
2. Wisnu 53 + 273= 326 K Paham konsep
3. Dimas B 53 + 273= 326 K Paham konsep
Nilai Tengah
o Satuan dari Kelvin menggunakan
4. Azzahra 53 + 273= 326 K
lambang derajat (o)
Satuan dari Kelvin menggunakan
5. Laila 53 + 273= 326 oK
lambang derajat (o)
Satuan dari Kelvin menggunakan
6. Bani 53 + 273= 326 oK
lambang derajat (o)
Nilai Bawah
Satuan dari Kelvin menggunakan
7. Alfatan 53 + 273= 326 oK
lambang derajat (o)
Satuan dari Kelvin menggunakan
8. Pandu 53 + 273= 326 oK
lambang derajat (o)
9. Atar 53 + 273= 326 K Paham konsep

Pertanyaan nomor 3:
faktor apa yang menyebabkan sebuah batang bimetal jika dipanaskan akan melengkung ke salah satu sisi dan jika setelah itu
dilakukan pendinginan maka akan kembali melengkung tetapi ke arah sisi yang lainnya?
80

Jawaban konsep yang benar:


Sebuah keping bimetal memiliki 2 (dua) jenis logam yang berbeda dalam kesatuan sebuah keping bimetal, karena terdiri dari 2 (dua)
jenis logam maka koefisien muai panjang kedua jenis logamnya pun berbeda sehingga ketika dipanaskan akan melengkung ke arah
logam yang memiliki koefisien muai panjang yang lebih kecil. Sedangkan ketika didinginkan, keping bimetal akan melengkung ke
arah logam yang sebaliknya yaitu logam yang memiliki koefisien muai panjang yang lebih besar.

Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa


No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Nilai Atas
Logam memiliki koefisien muai
Bila suhunya tinggi logam bimetal memuai. Dan bila suhu rendah logam bimetal
1. Rafif panjang yang berbeda-beda jadi tidak
menyusut.
hanya bergantung pada suhu.
2. Wisnu Tidak tahu Tidak paham konsep
Karena pada batang bimetal mengalami pemuaian dan logam mempunyai
3. Dimas B Paham konsep
koefisien muai yang berbeda-beda
Nilai Tengah
4. Azzahra Tidak tahu Tidak paham konsep
Hanya perubahan suhu yang dilihat
5. Laila Pemuaian dan suhu yang berbeda tidak menganggap bahwa koefisien
muai panjang ikut berpengaruh
Hanya perubahan suhu yang dilihat
6. Bani Pemuaian dan kenaikan suhu tidak menganggap bahwa koefisien
muai panjang ikut berpengaruh
Nilai Bawah
7. Alfatan Faktor pemuaian dan logam punya koefisien muai yang berbeda. Paham konsep
8. Pandu Pemuaian dan penyusutan Menganggap bahwa logam menyusut.
9. Atar Pemuaian dan menyusut Menganggap bahwa logam menyusut.
81

Pertanyaan nomor 4:
Apa yang dimaksud dengan kalor? Apakah yang menjadi ciri dalam suatu benda menerima /melepas kalor? hal apa yang terjadi jika
air sudah mendidih dipanaskan terus-menerus, suhunya naik atau tetap 100oC?
Jawaban konsep yang benar:
Energi yang ditransfer dari satu benda ke benda yang lain karena adanya perbedaan temperatur. Yang menjadi ciri dalam suatu benda
menerima /melepas kalor adalah Terdapat perubahan suhu. Kalor merupakan energi panas yang dapat mempengaruhi suhu suatu
benda, sehingga jika suatu benda menerima kalor maka suhunya akan naik tetapi jika benda tersebut melepaskan kalor maka suhunya
akan turun. Suhu air tetap karena kalor yang diterima air tidak untuk menaikan suhu tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat cair
menjadi uap.
Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Nilai Atas
Kalor merupakan perpindahan panas. yang menjadi ciri dalam suatu benda
Menganggap kalor sebagai peristiwa
1. Rafif menerima /melepas kalor mengalami perubahan wujud. jika air sudah mendidih
perpindahan panas.
dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena titik didih air 100oC.
Kalor merupakan ukuran banyaknya panas. yang menjadi ciri dalam suatu benda
Menganggap kalor sebagai ukuran
2. Wisnu menerima /melepas kalor mengalami perubahan wujud. jika air sudah mendidih
banyaknya panas.
dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap.
Kalor merupakan perubahan energy dari suhu tinggi ke suhu rendah. yang Ciri dalam suatu benda menerima
menjadi ciri dalam suatu benda menerima /melepas kalor akibat perubahan dari /melepas kalor akibat perubahan dari
3. Dimas B
partikel sempit ke partikel yang renggang atau sebaliknya. jika air sudah mendidih partikel sempit ke partikel yang
dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena titik didih air 100oC. renggang
Nilai Tengah
82

Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa


No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Kalor merupakan ukuran banyaknya panas. yang menjadi ciri dalam suatu benda
menerima /melepas kalor mengalami perubahan bentuk dan perubahan suhu. jika Menganggap kalor sebagai ukuran
4. Azzahra
air sudah mendidih dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena lama banyaknya panas.
dipanaskan tidak mempengaruhi titik didih air.
Kalor merupakan perpindahan panas. yang menjadi ciri dalam suatu benda
Menganggp kalor sebagai peristiwa
5. Laila menerima /melepas kalor mengalami perubahan suhu. jika air sudah mendidih
perpindahan panas.
dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena titik didih air 100oC.
Kalor merupakan perpindahan panas. yang menjadi ciri dalam suatu benda
Menganggp kalor sebagai peristiwa
6. Bani menerima /melepas kalor mengalami perubahan wujud. jika air sudah mendidih
perpindahan panas.
dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena titik didih air 100oC.
Nilai Bawah
Kalor merupakan gambaran jumlah panas dalam suatu benda. yang menjadi ciri
dalam suatu benda menerima /melepas kalor mengalami perubahan suhu. jika air Menganggap kalor sebagai ukuran
7. Alfatan
sudah mendidih dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena titik didih air banyaknya panas.
100oC.
Kalor merupakan zat yang berupa panas yang dapat berpindah-pindah. yang
menjadi ciri dalam suatu benda menerima /melepas kalor mengalami perubahan
8. Pandu Kalor merupakan zat panas.
suhu,perubahan wujud. jika air sudah mendidih dipanaskan terus-menerus,
suhunya tetap karena titik didih air 100oC.
Kalor merupakan panas rendah atau panas tinggi dari suatu benda. yang menjadi
ciri dalam suatu benda menerima /melepas kalor mengalami perubahan wujud.
9. Atar Menganggap suhu dan kalor itu sama.
jika air sudah mendidih dipanaskan terus-menerus, suhunya tetap karena titik
didih tersebut mempunyai batasnya.

Pertanyaan nomor 5:
83

Apakah suhu es dapat lebih rendah dari 0oC? Sebuah besi dengan massa 10 gram dan suatu alumunium dengan massa 10 kg. besi
dipanaskan sampai 100oC, alumunium dipanaskan sampai 10 . Mana yang membutuhkan kalor lebih besar besi atau alumunium?
Jawaban konsep yang benar:
Air membeku pada suhu 32 , 0 , dan 273 K. Namun itu semua tidak selalu terjadi. Para ilmuwan telah menemukan air cair
sedingin -40 di awan dan bahkan mendinginkan air hingga -42 di laboraturium. Jadi, suhu es dapat lebih rendah dari 0 . Alumunium
yang membutuhkan kalor lebih besar karena meninjau dari nilai kalor jenis ( c ) pada masing-masing zat. Alumunium memiliki nilai
kalor jenis zat sebesar 900 J/kg sedangkan besi sebesar 450 J/kg . Semakin besar kalor jenis benda, maka akan semakin lama
panas benda tersebut, dan berlaku sebaliknya. Kalor jenis alumunium lebih besar dari kalor jenis besi sehingga besi lebih cepat panas
dan tidak membutuhkan kalor banyak dibandingkan alumunium.
Nama Miskonsepsi yang terjadi pada
No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi siswa
Nilai Atas
Menganggap bahwa suhu es bisa lebih
Bisa, asal didalamnya terdapat larutan lain seperti glukosa. Alumunium, karena
1. Rafif rendah jika ada tambahan zat terlarut
massanya lebih besar
lain.
2. Wisnu Bisa. Alumunium. Paham konsep
Menganggap tidak ada suhu lebih
3. Dimas B Tidak bisa, karena titik beku dari air hanyalah 0
rendah dari 0
Nilai Tengah
Menanggap bahwa massa yang
Bisa. Air biasa titik bekunya 0 , tergantung pada titik bekunya. Alumunium,
4. Azzahra berpengaruh pada sedikit banyaknya
karena massanya lebih besar
kalor yang dibutuhkan suatu benda
Menganggap titik beku es 0 sebagai
5. Laila Bisa, karena titik beku es maksimal 0 titik acuan maksimal zat cair
membeku
84

Nama Miskonsepsi yang terjadi pada


No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi siswa
Menganggap 0 sebagai titik tetap
6. Bani Suhu es tidak dapat lebih rendah dari 0 karena titik terendah air adalah 0
beku
Nilai Bawah
Menganggap 0 sebagai titik tetap
7. Alfatan Tetap 0 . Alumunium.
beku
Menagnggap 0 sebagai titik tetap
8. Pandu Tidak. Karena titik beku dari air 0
beku
9. Atar Bisa, karena setiap es memiliki suhu rendahnya masing-masing. Paham konsep

Pertanyaan nomor 6:
Gambarkan proses perubahan wujud dari zat padat, cair dan gas. Dan jelaskan proses perubahannya.
Jawaban konsep yang benar:

1) Mencair/melebur merupakan perubahan wujud dari benda padat menjadi cair


2) Menguap merupakan perubahan wujud dari benda cair menjadi gas
3) Membeku adalah perubahan wujud dari benda cair menjadi padat
85

4) Mengkristal adalah perubahan wujud dari benda gas menjadi padat


5) Menyublim adalah perubahan wujud dari benda padat menjadi gas
6) Mengembun adalah perubahan wujud dari benda gas menjadi cair
Nama
No Jawaban hasil wawancara klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
Siswa/siswi
Nilai Atas

Perubahan wujud zat gas ke zat padat


1. Rafif dianggap menyublim. (tertukar dengan
mengkristal)

2. Wisnu Paham konsep


86

Nama
No Jawaban hasil wawancara klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
Siswa/siswi

3. Dimas B Paham konsep

Nilai Tengah

4. Azzahra Paham konsep

Perubahan wujud zat cair ke zat gas


5. Laila dianggap menyublim dan tidak ada
perubahan wujud zat menguap

6. Bani Paham konsep

Nilai Bawah
87

Nama
No Jawaban hasil wawancara klinikal Miskonsepsi yang terjadi pada siswa
Siswa/siswi

7. Alfatan Paham konsep

8. Pandu Paham konsep

9. Atar Paham konsep

Pertanyaan nomor 7:
Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa 200 gram pada suhu 20oC dicampurkan dengan air panas bermassa 100 gram pada suhu
80 . Jika gelas dianggap tidak menerima kalor, berapakah suhu campuran dari air panas dan air dingin?
Jawaban konsep yang benar:
88

mair dingin = 200 gram


Tair dingin = 20ºC
mair panas = 100 gram
Tair panas = 80ºC
cair panas = cair dingin = 1 kal/gr c
Dit: Suhu Campuran (Tc) = ... ?
Jawab :

( ) ( )
( ) ( )
( )
89

Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa


No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Nilai Atas
1. Rafif Paham konsep
2. Wisnu Paham konsep
3. Dimas B Paham konsep
Nilai Tengah
4. Azzahra Paham konsep
5. Laila Paham konsep
6. Bani Lupa rumus
Nilai Bawah
7. Alfatan Paham konsep
8. Pandu Paham konsep
9. Atar Lupa rumus

Pertanyaan nomor 8:
Sebutkan contoh dalam kehidupan sehari-hari proses perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi?
Jawaban konsep yang benar:

Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa


No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Nilai Atas
Konduksi = besi dipanaskan
1. Rafif Konveksi = AC dihidupkan Paham konsep
Radiasi = jam 12 di tengah lapangan kena sinar matahari
Konduksi = Menyolder komponen elektronika
2. Wisnu Paham konsep
Konveksi = angin laut
90

Nama Miskonsepsi yang terjadi pada siswa


No Jawaban hasil wawancara klinikal
Siswa/siswi
Radiasi = panas matahari
Konduksi = Ketika kita memasak air dan mengaduk dengan sendok otomatis
sendik kita akan ikut panas
Fenomena konveksi digambarkan
3. Dimas B Konveksi = ketika tangan kita didekatkan ke api unggun maka tangan kita akan
seperti pada fenomena radiasi
panas
Radiasi = penyinaran matahari yang masuk ke dalam rumah
Nilai Tengah
Konduksi = rebus air sendok ikut panas
Tidak paham contoh penerapan
4. Azzahra Konveksi = tidak tahu
peristiwa konveksi
Radiasi = matahari
Konduksi = perubahan angin laut
Pemahaman konsep tentang konduksi
5. Laila Konveksi = memanaskan air
tertukar dengan konveksi
Radiasi = menjemur baju, mengeringkan ikan asin
Konduksi = spatula menjadi panas karena logam adalah konduktor
6. Bani Konveksi = kita merasakan panas api unggun dari kejauhan melalui media udara Paham konsep
Radiasi = panas matahari
Nilai Bawah
Konduksi = ujung sendok panas
7. Alfatan Konveksi = air dipanaskan mendidih merambat melalui air Paham konsep
Radiasi = cahaya matahari
Konduksi = spatula menjadi panas karena logam adalah konduktor
8. Pandu Konveksi = kita merasakan panas api unggun dari kejauhan melalui media udara Paham konsep
Radiasi = panas matahari
Konduksi = ujung sendok panas
9. Atar Konveksi = sedang di api unggun terus kita merasa panas Paham konsep
Radiasi = terkena sinar matahari
91

Lampiran 3 Lembar Wawancara Guru

LEMBAR WAWANCARA GURU


I. Identitas Sekolah
A. Sekolah : SMA Negeri 5 Depok
B. Alamat : Perum Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan - Depok
II. Identitas Guru
A. Nama : Novia Dyah Kusuma Dewi, S. Pd
B. Jabatan : Guru Fisika
C. Lama Mengajar : 2011 - Sekarang
III. Pertanyaan Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
Kurikulum
Kurikulum apakah yang Kurikulum 2013
digunakan ketika Ibu
1.
mengajarkan konsep suhu dan
kalor?
Menurut bapak/ibu apakah Belum sepenuhnya
kurikulum tersebut diterapkan
sepenuhnya dalam proses
2. pembelajaran? Misalnya dalam
metode pembelajaran,
kompetensi dasar yang harus
dicapai, dsb.
Berapakah nilai minimal standar 75 dan untuk semua mata pelajaran
3. kelulusan (KKM) fisika di kelas
XI?
Ceramah dan tanya jawab
Metode yang digunakan dalam
4.
pembelajaran fisika

LKS dan buku paket


Sumber bahan ajar (buku) yang
5. digunakan dalam pembelajaran
fisika

Konten
Range : sekitar 40% tuntas (rata-
Bagaimana hasil ulangan fisika rata) dan tergantung materi
6.
siswa di kelas XI?
92

No. Pertanyaan Jawaban


Range antara: 25% siswa pintar,
Suhu dan kalor merupakan 50% siswa sedang, dan 25% siswa
konsep yang dipelajari di kelas rendah
7.
XI. Apakah konsep tersebut sulit
diajarkan kepada siswa?
Pelajaran bawaan dari SMP
Sebelum mempelajari suhu dan
8. kalor, pengetahuan apa yang
harus dimiliki siswa?

Perhitungan skala
Subkonsep apa saja yang sering
9.
dimiskonsepsikan oleh siswa?
Penguasaan konsep kurang
Faktor penyebab miskonsepsi
10.
yang dialami siswa

Upaya dalam mengatasi Dijelaskan kembali bagian yang


11. miskonsepsi yang terjadi pada masih salah
siswa
Media Pembelajaran
Apakah ibu sering menggunakan PPT dan LCD, laptop
media pada saat proses
12.
pembelajaran materi suhu dan
kalor?
Apakah dengan menggunakan Lebih responsif dan interaktif
media tersebut, siswa berperan
13. aktif dalam berlangsungnya
proses pengajaran materi suhu
dan kalor?
Apakah dalam pemberian tugas, Diberikan LKS
14. ibu menggunakan LKS atau
modul?
Evaluasi
Bagaimana cara ibu dalam Tertulis, lisan dan praktik
15. memberikan evaluasi kepada
siswa?
Jenis evaluasi apa yang Evaluasi formatif, pilihan ganda
16.
digunakan oleh ibu dalam materi
93

No. Pertanyaan Jawaban


suhu dan kalor?
Apakah evaluasi pemahaman Belum pernah ada penilaian
siswa menggunakan tes miskonsepsi siswa
18.
diagnostic miskonsepsi siswa
pernah dilakukan?
Penghambat :
- Waktu terbatas (mepet)
- Penggunaan media
praktikum terbatas (siswa
Apakah factor penghambat dan yang duduk di depan saja
pendukung dalam pelaksanaan yang paham)
19.
pengajaran materi suhu dan - Minat anat (prioritas)
kalor, menurut Ibu? Pendukung :
- LCD & speaker ditiap kelas
- Adanya laptop
- Sarana terdukung

Depok, 5 September 2018


Narasumber,
Guru Fisika SMAN 5 Depok

Novia Dyah Kusuma Dewi, S. Pd

NIP. 198911142015032004
94

LEMBAR WAWANCARA GURU


I. Identitas Sekolah
A. Sekolah : SMA Negeri 4 Tangerang Selatan
B. Alamat : Jl. WR. Supratman Komp. PERTAMINA Pondok
Ranji – Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan
II. Identitas Guru
D. Nama : Priono, S. Pd
E. Jabatan : Guru Fisika
F. Lama Mengajar : 2006 - Sekarang
III. Pertanyaan Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
Kurikulum
Kurikulum apakah yang Kurikulum 2013, baru tahun ini
digunakan ketika Bapak (2018)
1.
mengajarkan konsep suhu dan
kalor?
Menurut Bapak apakah Masih campur, ada K-13 dan ada
kurikulum tersebut diterapkan KTSP
sepenuhnya dalam proses
2. pembelajaran? Misalnya dalam
metode pembelajaran,
kompetensi dasar yang harus
dicapai, dsb.
Berapakah nilai minimal standar 75
3. kelulusan (KKM) fisika di kelas
XI?
Masih dominan metode ceramah
Metode yang digunakan dalam
4.
pembelajaran fisika

Ditentukan dari sekolah. Buku paket


Sumber bahan ajar (buku) yang Grafindo; LKS tidak ada
5. digunakan dalam pembelajaran
fisika

Konten
Sekitar 50% tuntas
Bagaimana hasil ulangan fisika
6.
siswa di kelas XI?
95

No. Pertanyaan Jawaban


Relatif mudah = banyak yang
Suhu dan kalor merupakan mengerti
konsep yang dipelajari di kelas
7.
XI. Apakah konsep tersebut sulit
diajarkan kepada siswa?
Materi tetap sebelumnya dari SMP
Sebelum mempelajari suhu dan dan banyak dari kehidupan sehari-
8. kalor, pengetahuan apa yang hari
harus dimiliki siswa?

Pemuaian gas
Subkonsep apa saja yang sering
9.
dimiskonsepsikan oleh siswa?
Pengetahuan dasar siswa yang
Faktor penyebab miskonsepsi dilihat langsung dari kehidupan
10. sehari-hari
yang dialami siswa

Upaya dalam mengatasi Dijelaskan kembali bagian yang


11. miskonsepsi yang terjadi pada salah
siswa
Media Pembelajaran
Apakah Bapak sering - PPT, LCD digunakan untuk
menggunakan media pada saat pembelajaran
12.
proses pembelajaran materi suhu - Internet untuk tugas
dan kalor?
Apakah dengan menggunakan Siswa lebih interaktif karena
media tersebut, siswa berperan menarik
13. aktif dalam berlangsungnya
proses pengajaran materi suhu
dan kalor?
Apakah dalam pemberian tugas, Tidak memakai LKS hanya buku
14. Bapak menggunakan LKS atau paket saja
modul?
Evaluasi
Bagaimana cara Bapak dalam Tertulis
15. memberikan evaluasi kepada
siswa?
Jenis evaluasi apa yang Tertulis, pilihan ganda
16.
digunakan oleh ibu dalam materi
96

No. Pertanyaan Jawaban


suhu dan kalor?
Apakah evaluasi pemahaman Belum pernah ada penelitian tentnag
siswa menggunakan tes miskonsepsi
18.
diagnostic miskonsepsi siswa
pernah dilakukan?
- Lab fisika tidak dipakai sesuai
dengan peruntukannya karena
dijadikan ruang kelas
Apakah factor penghambat dan - Prakteik hanya di dalam kelas
pendukung dalam pelaksanaan
19.
pengajaran materi suhu dan
kalor, menurut Bapak?

Depok, 5 September 2018


Narasumber,
Guru Fisika SMAN 5 Depok

Novia Dyah Kusuma Dewi, S. Pd

NIP. 198911142015032004
97

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Four-Tier Test

Lembar Validasi Instrumen Tes Diagnostik Four-Tier Test


Petunjuk :
1. Bapak/Ibu diminta untuk memberikan penilaian (validasi) terhadap tes diagnostic four-tier test pada konsep suhu dan kalor
2. Pengisian lembar validasi ini dilakukan dengan memberikan paraf pada kolom validasi

KISI-KISI INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK FOUR-TIER TEST


SUHU DAN KALOR

Jenjang Pendidikan : SMA/MA


Mata Pelajaran : Fisika
Kurikulum : Kurikulum 2013
Kelas : XI
Jumlah Soal : 38
Bentuk Soal : Pilihan Ganda (PG)
Kompetensi Inti : 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan factual, konseptual, procedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 4.1 Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat
4.2 Menganalisis cara perpindahan kalor

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
Memahami Mengungka Mengungkap 1 1.1 Definisi dari temperatur adalah… C-A-D-A C1
konsep suhu, pkan kan kembali a. ukuran temperatur (panas atau dingin)
sifat kembali definisi suhu yang dapat dirasakan oleh panca indera
termometrik (kulit) Alasannya:
zat, dan alat b. panas atau tingginya suatu derajat Karena temperature merupakan ukuran
ukurnya c. ukuran energi kinetic rata-rata partikel energi kinetik yang terkandung dari
dalam suatu benda tumbukan antar molekul yang terjadi
d. ukuran panas atau kalor dalam suatu benda, sehingga rata-rata
e. nilai yang dipakai untuk menentukan energi kinetic tinggi akan berpindah ke
harga suatu sifat lingkungan (keadaan rata-rata energi kinetic rendah dan suhu
lingkungan) berpindah.
98

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
Karena arah perpindahan energi panas
1.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:selalu dari benda yang lebih panas ke
a. Yakin benda yang lebih dingin. Maka dari itu
b. Tidak yakin besaran yang menyatakan panas atau
dinginnya suatu benda terhadap suatu
1.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : ukuran standar dinamakan suhu atau
a. Temperatur adalah ukuran besar dan temperatur
kecilnya suatu derajat
b. Temperatur adalah ukuran panas atau
kalor
c. Temperatur adalah ukuran suatu sifat
lingkungan
d. Temperatur adalah ukuran energi kinetik
yang terkandung dari tumbukan antar
partikel dalam suatu benda
e. Temperatur adalah ukuran yang dapat
dirasakan oleh panca indera

1.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 2 A-A-E-A C2
fikasi kasi sifat Es (-10oC) Es Es
termometrik
pada suatu 2.1 Jika sebuah balok es suhunya −10 Alasannya:
benda dipotong menjadi dua bagian, maka suhu Menurut hukum termodinamika 0 jika
masing-masing dari potongannya adalah... benda A suhunya sama dengan benda B
a. suhunya sama dan benda B suhunya sama dengan
b. suhunya sebesar -5 benda C maka benda A suhunya sama
c. suhunya sebesar 10 dengan benda C. artinya ketika benda
d. suhunya berubah dipotong menjadi beberapa bagian
e. tak ada suhu bagaimanapun suhunya tetap sama.
99

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
2.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

2.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Suatu benda mengalami perubahan suhu
bergantung pada perubahan wujud zat
b. Menurut hukum termodinamika nol Suatu
benda yang dipotong menjadi beberapa
bagian dengan ukuran yang berbeda maka
suhunya akan berbeda.
c. Menurut hukum termodinamika nol Suatu
benda mengalami perubahan suhu
bergantung pada bentuk zat
d. Suatu benda mengalami perubahan suhu
tidak bergantung pada kalor
e. Menurut hukum termodinamika nol jika
suhu A = B dan suhu B = C maka suhu
benda A = C. artinya ketika benda
dipotong menjadi beberapa bagian
bagaimanapun suhunya tetap sama.

2.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Membandi Membanding 3 3.1 Air panas di gelas X diambil seperempatnya C-A-D-A C2
ngkan kan suhu kemudian dituangkan ke dalam gelas A. Jika
benda pengaruh lingkungan diabaikan selama 3
tertentu menit, maka kondisi temperature air di gelas X Alasan:
dibandingkan air di gelas A adalah… Pada persitiwa suatu benda yang dibagi
a. TA > Tx menjadi beberapa bagian (bagaimanapun
b. TA < Tx ukurannya, suhu masing-masing bagian
c. TA = Tx adalah sama.
100

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
d. TA Tx
e. TA Tx

3.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

3.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Perubahan suhu suatu benda bergantung
pada ukuran suatu benda
b. Perubahan suhu suatu benda bergantung
pada perubahan wujud zat
c. Perubahan suhu suatu benda tidak
bergantung pada lingkungan
d. Perubahan suhu suatu benda tidak
bergantung pada bentuk maupun ukuran
suatu benda
e. Perubahan suhu suatu benda tidak
bergantung pada kalor

3.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menerapkan Menyebutk Menyebutka 4 4.1 Satuan besaran pokok suhu dalam Sistem A-A-E-A C1
pengukuran an n satuan Internasional adalah…
suhu dengan besaran a. Kelvin
berbagai pokok suhu b. Celcius Alasannya:
macam skala c. Fahrenheit Skala Kelvin (K) adalah skala suhu di
d. Reamur mana nol absolut didefinisikan sebagai 0
e. Celcius & Kelvin K. Nol kelvin adalah nol absolut (ketika
gerakan molekuler berhenti), dan satu
4.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: kelvin adalah pecahan 1/273,16 dari
a. Yakin suhu termodinamik triple point air
101

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
b. Tidak yakin (0,01ºC). Skala suhu celcius kini
didefinisikan berdasarkan kelvin.
4.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Sistem Internasional menggunakan
satuan derajat suhu yang popular dalam
kegiatan sehari-hari
b. Sistem Intenasional menggunakan
satuan derajat suhu yang lebih mudah
mempersepsikan suhu dalam suhu tubuh
manusia
c. Sistem Internasional menggunakan
satuan derajat suhu yang mudah
dipahami dan digunakan dalam
pengunaan sehari-hari
d. Sistem Internasional menggunakan
satuan derajat suhu yang lebih sulit
digunakan dalam perhitungan matematis
e. Sistem Internasional menggunakan
satuan derajat suhu yang lebih stabil
dibandingkan derajat suhu yang lain

4.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menentuka Menentukan 5 5.1 Titik didih air pada tekanan 1 atm dalam skala D-A-D-A C1
n titik didih air adalah…
a. 0 oC
b. 20 oC Alasannya:
c. 40 oC Titik didih normal air 100ºC jika
d. 100 oC tekanan udara sebesar 1 atmosfer atau
e. 120 oC 76 cmHg. Jika tekanan udara lebih besar
dari 1 atmosfer maka titik didih zat cair
5.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: menjadi lebih besar dan sebaliknya.
102

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
a. Yakin
b. Tidak yakin

5.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Karena pada suhu tersebut air sudah
mulai mendidih
b. Karena pada suhu tersebut air hanya
menguap
c. Karena pada suhu tersebut air hanya
panas
d. Karena pada suhu tersebut air dalam
keadaan tekanan atmosfir standar/
normal
e. Karena pada suhu tersebut air dalam
keadaan dingin

5.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menuliskan Menuliskan 6 6.1 Jika kenaikan suhu air pada termometer C-A-B-A C2
besar suhu skala Celcius adalah 53 derajat. Kenaikan
skala Celcius suhu air pada termometer skala Kelvin
ke Kelvin adalah… Alasannya:
a. 236 K 53 + 273 = 326 K tanpa menulis derajat
b. 326ºK
c. 326 K
d. 362ºK
e. 362 K

6.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin
103

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
6.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Karena untuk mencari suhu pada skala
Kelvin menggunakan rumus t + 273 K
b. Karena untuk mencari suhu pada skala
Kelvin menggunakan rumus t + 273K
c. Karena untuk mencari suhu pada skala
Kelvin menggunakan rumus t + 373 K
d. Karena untuk mencari suhu pada skala
Kelvin menggunakan rumus t + 373K
e. Karena untuk mencari suhu pada skala
Kelvin menggunakan rumus 273K – t

6.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menerapka Menerapkan 7 7.1 Skala Celcius dan Fahrenheit menunjukkan B-A-C-A C3
n hubungan hasil yang sama pada…
antara skala a. -50º d. -20º
Celcius dan b. -40º e. -10º Alasannya :
skala c. -30º Jangkauan skala termometer Celcius
Fahrenheit sebesar 100 (0 C – 100 C), sedangkan
7.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: jangkauan skala termometer Fahrenheit
a. Yakin sebesar 180 (32 F – 212 F). Sehingga,
b. Tidak yakin perbandingan Celcius : Fahrenheit = 100
– 180 = 5 : 9
7.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Karena untuk mencari suhu yang sama Jika skala Celcius dan Fahrenheit
pada skala Celcius dan Fahrenheit menunjukkan angka yang sama, maka:
menggunakan rumus C = 9/5 F – 32
b. Karena untuk mencari suhu yang sama
pada skala Celcius dan Fahrenheit
menggunakan rumus C = 5/9 F + 32
c. Karena untuk mencari suhu yang sama
104

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
pada skala Celcius dan Fahrenheit
menggunakan rumus C = 5/9 (F – 32)
d. Karena untuk mencari suhu yang sama
pada skala Celcius dan Fahrenheit Dan termometer Fahrenheit
menggunakan rumus C = 9/5 (F + 32) menunjukkan:
e. Karena untuk mencari suhu yang sama
pada skala Celcius dan Fahrenheit ( )
menggunakan rumus C = 9/5 F + 32

7.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menggunak Menggunaka 8 8.1 Termometer X dirancang dapat mengukur air C-A-C-A C3
an n persamaan membeku pada skala -20 dan air mendidih
kalibrasi pada skala 140. Jika suatu benda diukur
termometer dengan termometer Celcius menunjukkan Pembahasan :
pada skala nilai 45°C, maka tentukan nilai yang
Celcius ditunjuk saat diukur dengan termometer X…
dengan skala a. -52 ( )
sembarang b. -92 ( )
c. 52
d. 72
e. 92 ( ) ( )

8.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

8.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a.
b.
105

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
c.
d.
e.

8.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menganalisi Mengidenti Mengidentifi 9 9.1 Perubahan yang terjadi jika sebatang logam B-A-D-A C2
s perbedaan fikasi kasi dipanaskan adalah…
yang terjadi pemuaian zat a. mencair dan sebagaian kecil menguap
pada zat padat b. mengalami perubahan panjang Alasannya:
padat, zat c. mengalami perubahan suhu Muai panjang adalah bertambahnya
cair, dan zat d. akan mencair ukuran panjang suatu benda karena
gas serta e. terbakar dan meleleh menerima kalor.
faktor-faktor 9.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
yang a. Yakin
memengaruh b. Tidak yakin
inya
9.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Sebatang logam ketika dipanaskan maka
akan mencair
b. Sebatang logam ketika dipanaskan maka
akan menguap
c. Sebatang logam ketika dipanaskan maka
akan meleleh
d. Sebatang logam ketika dipanaskan maka
akan memuai
e. Sebatang logam ketika dipanaskan maka
akan terbakar

9.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


106

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 10 10.1 Rumah yang beratapkan seng pada siang hari E-A-B-A C2
fikasi kasi terkena sinar matahari. Maka, lembaran seng
pemuaian zat mengalami proses pemuaian…
padat pada a. panjang Alasannya:
kehidupan b. ruang Jika benda padat yang dipanaskan tidak
sehari-hari c. volume berbentuk batang, tetapi berbentuk
d. ruas bidang maka yang dipehatikan adalah
e. luas muai luasnya. Karena lembaran seng
merupakan berbentuk bidang.
10.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

10.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Jika benda padat berbentuk bidang
dipanaskan yang diperhatikan adalah
muai ruangnya
b. Jika benda padat berbentuk bidang
dipanaskan yang diperhatikan adalah
muai luasnya
c. Jika benda padat berbentuk bidang
dipanaskan yang diperhatikan adalah
muai ruasnya
d. Jika benda padat berbentuk bidang
dipanaskan yang diperhatikan adalah
muai volumenya
e. Jika benda padat berbentuk bidang
dipanaskan yang diperhatikan adalah
muai panjangnya
107

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
10.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Menganalis Menganalisis 11 E-A-E-A C4
is faktor
penyebab
terjadinya Alasannya:
pemuaian Sebuah keping bimetal memiliki 2 (dua)
pada suatu jenis logam yang berbeda dalam
benda Keterangan : kesatuan sebuah keping bimetal, karena
I = Keadaan awal terdiri dari 2 (dua) jenis logam maka
II = Setelah dipanaskan koefisien muai panjang kedua jenis
III = Setelah didinginkan logamnya pun berbeda sehingga ketika
dipanaskan akan melengkung ke arah
11.1 Dari gambar di atas, faktor yang logam yang memiliki koefisien muai
menyebabkan sebuah batang bimetal jika panjang yang lebih kecil. Sedangkan
dipanaskan akan melengkung ke salah satu ketika didinginkan, keping bimetal akan
sisi adalah… melengkung ke arah logam yang
a. perbedaan panjang awal antara kedua sebaliknya yaitu logam yang memiliki
sisi koefisien muai panjang yang lebih besar.
b. perbedaan perubahan suhu yang dialami
kedua sisi
c. perbedaan massa logam kedua sisi
d. perbedaan massa jenis logam kedua sisi
e. perbedaan koefisien muai panjang
logam kedua sisi

11.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

11.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


108

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
a. Keping bimetal ketika dipanaskan akan
melengkung kearah logam yang
memiliki massa yang lebih kecil
b. Keping bimetal ketika dipanaskan akan
melengkung kearah logam yang
memiliki panjang yang lebih kecil
c. Keping bimetal ketika dipanaskan akan
melengkung kearah logam yang
memiliki suhu yang lebih kecil
d. Keping bimetal ketika dipanaskan akan
melengkung kearah logam yang
memiliki koefisien muai panjang yang
lebih kecil
e. Keping bimetal ketika dipanaskan akan
melengkung kearah logam yang
memiliki massa jenis yang lebih kecil

11.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menganalis Menganalisis 12 12.1 Perhatikan tabel panjang (l) dan koefisien E-A-A-A C4
is koefisien muai panjang ( ) dari berbagai jenis logam
muai panjang berikut :
dari berbagai Jenis Alasannya :
jenis logam (cm) ( ) ( )
logam Dengan menggunakan rumus
Baja 10 1,1 10-4 20 Maka nilai logam yang terpanjang
Besi 100 1,2 10-4 30 setelah dipanaskan adalah jenis logam
Tembaga 100 1,6 10-4 40 ke-5 Alumunium
Kuningan 100 1,9 10-4 50
Alumuniu
100 2,5 10-4 60
m
Dari data pada tabel di atas, logam yang
109

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
terpanjang setelah dipanaskan adalah jenis
logam…
a. baja
b. besi
c. tembaga
d. kuningan
e. alumunium

12.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

12.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. ( )
b. ( )
c. ( )
d. ( )
e. ( )

12.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menganalisi Menyebutk Menyebutka 13 13.1 Definisi dari kalor adalah… A-A-C-A C1
s konsep an kembali n kembali a. energi yang ditransfer dari satu benda ke
kalor, kalor definisikalor benda yang lain karena adanya perbedaan
jenis, dan temperatur Alasannya:
kapasitas b. derajat panas atau dinginnya suatu benda Kalor dapat menaikkan atau
kalor c. satuan energi panas suatu benda menurunkan suhu. Semakin besar
d. nilai yang menyatakan keadaan kenaikan suhu maka kalor yang diterima
lingkungan semakin banyak. Semakin kecil
e. besaran yang dapat diukur dengan kenaikan suhu maka kalor yang diterima
termometer semakin sedikit.
110

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
13.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

13.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Kalor dapat mengalir karena adanya
perbedaan tekanan
b. Kalor dapat mengalir karena adanya
perbedaan volume
c. Kalor dapat mengalir karena adanya
perbedaan suhu
d. Kalor dapat mengalir karena adanya
perbedaan jumlah zat
e. Kalor dapat mengalir karena adanya
perbedaan jumlah mol

13.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 14 1.5 Ciri-ciri yang dialami suatu benda saat B-A-C-A C2
fikasi kasi ciri menerima/melepaskan kalor adalah…
proses a. beratnya berkurang
perubahan b. terdapat perubahan suhu Alasannya:
kalor c. massanya bertambah Kalor merupakan energi panas yang
d. volumenya tetap dapat mempengaruhi suhu suatu benda,
e. terdapat gelembung-gelembung udara sehingga jika suatu benda menerima
kalor maka suhunya akan naik tetapi jika
1.6 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: benda tersebut melepaskan kalor maka
a. Yakin suhunya akan turun.
b. Tidak yakin

1.7 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Karena kalor = panas = suhu
111

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
b. Karena benda yang suhunya lebih
dominan (banyak) akan mengubah suhu
benda yang lain
c. Kalor merupakan energi panas yang
dapat mempengaruhi suhu suatu benda
d. Karena suhunya berpindah ke benda
lain
e. Karena kalor semakin banyak maka
suhu semakin tinggi
1.8 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Membandi Membanding 15 15.1 Dua buah bola besi dimasukan ke dalam A-A-E-A C2
ngkan kan suatu wadah yang berisi air yang terus mendidih
benda yang selama beberapa saat. Jika bola A lebih besar
menerima dari pada bola B. Bola yang kalornya lebih
kalor tinggi adalah… Alasan:
a. QA > QB Besar kalor yang dibutuhkan untuk
b. QA < QB merubah temperatur zat tertentu
c. QA = QB sebanding dengan massa m zat tersebut
d. QA QB dan dengan perubahan temperatur .
e. QA QB Semakin besar diameter maka semakin
besar volume.
15.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

15.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. sehingga kalor yang diserap
bola B lebih tinggi
b. sehingga kalor yang diserap
bola A lebih rendah
c. sehingga kalor yang diserap
112

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
kedua bola sama
d. sehingga kalor yang diserap
bola B lebih tinggi
e. sehingga kalor yang diserap
bola B lebih rendah

15.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 16 Perhatikan pernyataan berikut ini. A-A-B-A C2
fikasi kasi kejadian (1) massa jenis, (3) suhu, (5)
akibar volume,
pengaruh (2) massa, (4) wujud, Alasan:
kalor Karena massa jenis benda akan bernilai
16.1 Jika zat cair di panaskan mencapai suhu tetap, baik dalam keadaan tidak
100oC, faktor yang tidak berubah adalah… menerima kalor maupun menerima
a. massa jenis kalor. Sedangkan suhu, massa, wujud
b. massa dan beratnya akan berubah ketika benda
c. suhu tersebut menerima kalor.
d. wujud
e. volume

16.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

16.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Massa benda akan bernilai tetap, baik
dalam keadaan tidak menerima kalor
maupun menerima kalor
b. Massa jenis akan bernilai tetap, baik
dalam keadaan tidak menerima kalor
maupun menerima kalor
113

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
c. Volume akan bernilai tetap, baik dalam
keadaan tidak menerima kalor maupun
menerima kalor
d. Suhu akan bernilai tetap, baik dalam
keadaan tidak menerima kalor maupun
menerima kalor
e. Wujud zat akan bernilai tetap, baik dalam
keadaan tidak menerima kalor maupun
menerima kalor

16.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 17 17.1 Jika suatu sistem menyerap kalor, yang akan E-A-D-A C2
fikasi kasi proses terjadi pada suhu sistem tersebut adalah…
menyerap a. suhunya 100
kalor b. suhunya tetap
c. suhunya tidak stabil Alasannya:
d. suhunya akan berkurang Karena saat menyerap kalor, benda
e. suhunya akan bertambah tinggi tersebut akan mengalami perubahan
suhu menjadi lebih tinggi dari
17.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: sebelumnya.
a. Yakin
b. Tidak yakin

17.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Karena saat menyerap kalor, suhu benda
tersebut akan stabil atau tetap
b. Karena saat menyerap kalor, benda
tersebut akan mengalami perubahan suhu
menjadi tidak stabil
c. Karena saat menyerap kalor,benda
tersebut akan mengalami perubahan suhu
114

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
menjadi lebih rendah dari sebelumnya.
d. Karena saat menyerap kalor, benda
tersebut akan mengalami perubahan suhu
menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
e. Karena saat menyerap kalor, benda
tersebut akan mengalami perubahan suhu
menjadi 100 ºC

17.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menggunak Menggunaka 18 18.1 Suatu benda dipanaskan sehingga mengalami E-A-C-A C3
an n persamaan kenaikan suhu. Apabila massa benda
kalor untuk ditambah sehingga menjadi tiga kali massa
mengetahui semua. Kemudian dipanaskan sehingga Alasannya:
besar kalor kenaikan suhunya sebesar dua kali semula. Karena berdasarkan rumus tersebut Q =
yang Kalor yang diperlukan sebesar … kali semua. m.c.ΔT, perubahan suhu berbanding
dibutuhkan a. 2 d. 5 lurus dengan besar kalor yaang
dalam b. 3 e. 6 diperlukan
menaikkan c. 4
suhu benda
18.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

18.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Berdasarkan rumus ,
perubahan suhu dan massa berbanding
lurus dengan besar kalor yang diperlukan
b. Berdasarkan rumus ,
perubahan massa berbanding terbalik
dengan besar kalor yang diperlukan
c. Berdasarkan rumus tersebut
115

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
, perubahan suhu berbanding
lurus dengan besar kalor yang diperlukan
d. Berdasarkan rumus tersebut
, perubahan suhu dan berbanding
terbalik dengan besar kalor yang
diperlukan
e. Berdasarkan rumus tersebut
, kalor yang diperlukan sesuai
dengan kalor yang keluar

18.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menunjuka Menunjukka 19 19.1 Perhatikan besaran di bawah ini: B-A-C-A C4
n bukti n factor yang (1) massa jenis (3) kalor jenis
mempengaru (2) perubahan suhu (4) kalor laten
hi nilai Suatu benda memiliki nilai kapasitas kalornya Alasannya:
kapasitas masing-masing. Berdasarkan besaran di atas, Berdasarkan rumus mencari nilai
kalor suatu maka faktor yang mempengaruhi nilai kapasitas kalor suatu benda yaitu:
zat kapasitas kalor suatu benda adalah…
a. (1) dan (2)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
d. (1), (2), dan (3)
e. (1), (2), (3), dan (4)

19.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin ۞ Ingat ۞
b. Tidak yakin 
19.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Pada rumus , C bisa dicari Dapat disimpulkan bahwa faktor yang
dengan mengalikan ΔT dengan m besarnya nilai kapasitas kalor suatu
116

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
b. Pada rumus Q = m.c.ΔT, C bisa dicari benda yaitu massa jenis, volume, dan
dengan mengalikan ΔT dengan c kalor jenis.
c. Pada rumus Q = m.c.ΔT, C bisa dicari
dengan mengalikan Δm dengan c
d. Pada rumus Q = m.c.ΔT, C bisa dicari
dengan mengalikan ΔT dengan c
e. Pada rumus Q = m.c.ΔT, C bisa dicari
dengan mengalikan m, ΔT dan c

19.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Membandi Membanding 20 20.1 Ada dua benda X dan Y yang massanya B-A-A-A C2
ngkan kan kalor sama. Bila kedua benda dipanaskan dengan
jenis suatu sumber yang sama dan dalam waktu yang
benda sama, ternyata benda X lebih cepat panas dari
benda Y. Benda manakah yang mempunyai Alasannya:
kalor jenis lebih besar… Kalor jenis mempengaruhi kenaikan
a. benda X suhu benda, semakin besar kalor
b. benda Y jenisnya semakin besar kalor yang
c. benda X dan Y sama diperlukan untuk menaikkan suhunya.
d. benda X kalor jenisnya lebih besar dari Jadi benda Y lebih lambat panasnya dari
benda Y benda X.
e. benda X kalor jenisnya lebih kecil dari
benda Y

20.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

20.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Kalor jenis mempengaruhi kenaikan suhu
benda, semakin besar kalor jenisnya
117

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
semakin besar kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhunya
b. Kalor jenis lebih kecil maka akan
menerima kalor lebih banyak
c. Kalor jenis tidak mempengaruhi
kenaikan suhu benda, yang
mempengaruhi kenaikan suhu adalah
kalor
d. Kalor jenis semakin besar maka suhu
akan semakin rendah dikarenakan kalor
yang diperlukan semakin besar
e. Kalor jenis membuat suhu benda susah
untuk naik

20.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Membandi Membanding 21 21.1 Benda A memiliki kalor jenis sebesar 0,22 A-A-A-A C2
ngkan kan kenaikan kkal/kg. dan benda B sebesar 0,11
suhu sesuai kkal/kg. . Jika kedua benda memiliki massa
kalor jenis yang sama lalu dipanaskan dengan pemanas
zat yang sama secara bersamaan, maka kenaikan Alasannya:
suhunya menjadi… Kalor jenis mempengaruhi kenaikan
a. suhu benda A naik lebih lambat daripada suhu benda, semakin besar kalor
suhu benda B jenisnya semakin besar kalor yang
b. suhu benda A naik lebih cepat daripada diperlukan untuk menaikkan suhunya
suhu benda B
c. suhu benda A dan benda B sama-sama
naik lebih cepat
d. suhu benda A dan benda B sama-sama
naik lebih lambat
e. suhu benda A dan benda B tidak
mengalami perubahan
118

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
21.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

21.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Kalor jenis mempengaruhi kenaikan suhu
benda, semakin besar kalor jenisnya
semakin besar kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhunya
b. Kalor jenis lebih kecil maka akan
menerima kalor lebih banyak
c. Kalor jenis tidak mempengaruhi kenaikan
suhu benda,yang mempengaruhi kenaikan
suhu adalah kalor
d. Kalor jenis semakin besar maka suhu
akan semakin rendah dikarenakan kalor
yang diperlukan semakin besar
e. Kalor jenis membuat suhu benda susah
untuk naik

21.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menghitun Menghitung 22 22.1 Zat cair yang massanya 5 kg dipanaskan dari B-A-C-A C3
g kalor jenis suhu 20ºC hingga 70ºC. Panas yang
suatu zat dibutuhkan pada pemanasan tersebut adalah 2
x 105 J. Kalor jenis zat tersebut adalah… Alasannya:
a. 123 J kg-1 K-1 Dik : Q = 10,5 x 103 J
b. 140 J kg-1 K-1 m = 1,5 kg
c. 321 J kg-1 K-1 To = 20oC = 20 + 273 = 293 K
d. 500 J kg-1 K-1 Ta = 70oC = 70 + 273 = 343 K
e. 500 kJ kg-1 K-1 ΔT = Ta – To = 343 - 293 = 50 K
119

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
Dit : c = ... ?
22.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: Jawab:
a. Yakin Q = m.c.ΔT
b. Tidak yakin 10,5 x 103 J = (1,5 kg)(c)(50 K)
c=
22.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : -1 -1
a. Untuk mencari kalor jenis menggunakan c = 140 J kg K
rumus Qlepas=Qterima
b. Untuk mencari kalor jenis menggunakan
rumus Q = m.c
c. Untuk mencari kalor jenis menggunakan
rumus Q = m.c.ΔT
d. Untuk mencari kalor jenis menggunakan
rumus Q = m.L
e. Untuk mencari kalor jenis menggunakan
rumus ΔT = T2 – T1

22.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menganalisi Mengidenti Mengidentifi 23 B-A-A-A C2
s pengaruh fikasi kasi
kalor perubahan
terhadap wujud zat Alasannya:
perubahan menguap dan 23.1 Hal yang akan terjadi jika air yang sudah Kalor yang diterima air tidak untuk
wujud zat mendidih mendidih dipanaskan terus-menerus adalah… menaikan suhu tetapi digunakan untuk
serta a. suhu air naik mengubah wujud zat cair menjadi uap.
penerapanny b. suhu air tetap
a dalam c. suhu air turun
kehidupan d. suhu berubah-ubah
sehari-hari e. suhu naik terus menerus

23.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


120

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
a. Yakin
b. Tidak yakin

23.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Kalor yang diterima air tidak untuk
menaikan suhu tetapi digunakan untuk
mengubah wujud zat cair menjadi uap.
b. Kalor yang diterima air untuk menaikan
suhu dan digunakan untuk mengubah
wujud zat.
c. Kalor yang diterima air untuk menaikan
suhu sehingga zat cair menjadi uap.
d. Karena titik didih tertinggi air adalah
100oC
e. Kalor yang diterima air untuk menaikan
suhu benda

23.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menguraik Menguraikan 24 24.1 Proses perubahan wujud apa yang terjadi B-A-A-A C2
an proses pada angka 1, 2, dan 3 segitiga berikut…
perubahan
wujud zat Alasannya:
- Mencair/melebur merupakan
perubahan wujud dari benda padat
menjadi cair
- Menguap merupakan perubahan wujud
dari benda cair menjadi gas
- Membeku adalah perubahan wujud
dari benda cair menjadi padat
- Mengkristal adalah perubahan wujud
dari benda gas menjadi padat
121

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
- Menyublim adalah perubahan wujud
dari benda padat menjadi gas
- Mengembun adalah perubahan wujud
dari benda gas menjadi cair

a. menguap, membeku dan mengembun


b. menyublim, mengembun dan mengkristal
c. menyublim, mengkristal dan mengembun
d. menguap, mengembun dan menyublim
e. melebur, menyublim dan mengkristal

24.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

24.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Menyublim adalah perubahan wujud dari
benda padat menjadi gas, Mengembun
adalah perubahan wujud dari benda gas
menjadi cair, Mengkristal adalah
perubahan wujud dari benda gas menjadi
padat
b. Menyublim adalah perubahan wujud dari
benda gas menjadi padat, Mengembun
122

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
adalah perubahan wujud dari benda gas
menjadi cair, Mengkristal adalah
perubahan wujud dari benda padat
menjadi gas
c. Menyublim adalah perubahan wujud dari
benda padat menjadi gas, Mengembun
adalah perubahan wujud dari benda cair
menjadi gas, Mengkristal adalah
perubahan wujud dari benda gas menjadi
padat
d. Menyublim adalah perubahan wujud dari
benda padat menjadi gas, Mengembun
adalah perubahan wujud dari benda cair
menjadi gas, Mengkristal adalah
perubahan wujud dari benda padat
menjadi gas
e. Menyublim adalah perubahan wujud zat
cair ke gas. Mengembun adalah
perubahan wujud zat padat ke cair.
Mengkristal adalah perubahan wujud cair
ke padat

24.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Memberi Memberi 25 25.1 Proses perubahan wujud zat yang B-A-B-A C2
contoh contoh membebaskan kalor yaitu…
proses a. melebur dan menguap
perubahan b. membeku dan mengembun Alasannya:
wujud yang c. menguap dan mendidih Ketika zat melepaskan kalor (mengalami
melepas d. melebur dan membeku pendinginan) maka zat cair akan
kalor e. membeku dan menguap berubah wujud menjadi padat
(membeku) dan zat gas akan berubah
123

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
25.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: menjadi zat cair (mengembun). Itulah
a. Yakin sebabnya mengapa pada pagi hari
b. Tidak yakin terdapat embun yang merupakan
perubahan wujud dari uap air di udara
25.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : menjadi air karena suhu udara yang
a. Ketika zat melepaskan kalor (mengalami dingin saat malam hari
pemanasan)
b. Ketika zat melepaskan kalor maka suhu
sistem akan menurun
c. Ketika zat melepaskan kalor maka suhu
sistem akan naik
d. Ketika zat melepaskan kalor maka suhu
lingkungan akan menurun
e. Ketika zat melepaskan kalor maka suhu
lingkungan akan naik

25.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menghitun Menghitung 26 26.1 Berapa banyak energi yang harus dikeluarkan A-A-A-A C3
g kalor dari lemari es dari 1,5 kg air pada 20oC untuk
peristiwa membuat es pada -12 ….(c air = 4186
perubahan J/kg. , c es = 2100 J/kg.
zat Alasannya:
)
Dik : m = 1,5 kg
a. 660 kJ ( )= 20ºC - 0 = 20ºC
b. 560 kJ ( )= (0 –(-12oC )= 12ºC
c. 460 kJ c air = 4186 J/kg.
d. 360 kJ c es = 2100 J/kg.
e. 260 kJ

26.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: Dit: Qtotal?


a. Yakin Jawab :
124

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
b. Tidak yakin ( )
( )
26.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : ( )(4186 J/kg. )(
a. Kalor harus keluar untuk memperkecil air 20ºC)+ ( )(
dan merubahnya menjadi es jadi ) ( ) (2100
menjumlahkan semua energi yang ada J/kg. ) (12ºC)
b. Kalor harus keluar untuk memperkecil air
dan merubahnya menjadi es jadi
mengurangi semua energi yang ada
c. Kalor harus keluar untuk memperkecil air
dan merubahnya menjadi es jadi membagi
semua energi yang ada
d. Kalor harus keluar untuk memperkecil air
dan merubahnya menjadi es jadi
mengalikan semua energi yang ada
e. Kalor harus keluar untuk memperkecil air
dan merubahnya menjadi es jadi menarik
akar kuadrat semua energi yang ada

26.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menerapkan Menggunak Menggunaka 27 27.1 Tiga kilogram batang besi dengan kalor jenis B-A-A-A C3
persamaan an n persamaan 450 J.kg-1 C-1 bersuhu 80oC dicelupkan ke
kalor dan kalor untuk dalam 10 kg air dengan kalor jenis 4.200 J.kg-
1
Asas Black mnengetahui C-1. Setelah terjadi kesetimbangan termal,
dalam suhu mula- suhu akhir campuran 20oC. Suhu air mula- Alasannya:
kehidupan mula suatu mula adalah… Dik : mbesi = 3 kg
sehari-hari zat a. 14oC cbesi = 450 J.kg-1 C-1
o
b. 18 C Tbesi = 80oC
o
c. 23 C mair = 10 kg
d. 28oC cair = 4200 J.kg-1 C-1
o
e. 35 C
125

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
Suhu kesetimbangan termal (T) =
27.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: 20 oC
a. Yakin Dit : Suhu air mula-mula (Tair) = ...?
b. Tidak yakin Jawab:
Qlepas = Qterima
27.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : Qbesi = Qair
a. Karena untuk mencari suhu awal mbesi cbesi ΔT = mair cair ΔT
menggunakan rumus (3)(450)(80-20) = (10)(4.200)(20-T)
(1.350)(60) = (42.000)(20-T)
b. Karena untuk mencari suhu awal 81.000 = 840.000 – 42.000T
menggunakan rumus 42.000T = 840.000– 81.000
c. Karena untuk mencari suhu awal 42.000T = 759.000
menggunakan rumus T = 759.000 / 42.000
d. Karena untuk mencari suhu awal T = 18 oC
menggunakan rumus ( )
e. Karena untuk mencari suhu awal
menggunakan rumus –

27.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menggunak Menggunaka 28 28.1 Sebuah gelas berisi air dingin dengan massa B-A-A-A C3
an n persamaan 200 gram pada suhu 20ºC dicampurkan
kalor untuk dengan air panas bermassa 100 gram pada
mengetahui 80ºC. Jika gelas dianggap tidak menerima
suhu akhir kalor, maka suhu campuran dari air panas Alasan :
campuran dan air dingin sebesar… Dik : mair dingin = 200 gram
suatu zat a. 50ºC Tair dingin = 20ºC
b. 40ºC mair panas = 100 gram
c. 30ºC Tair panas = 80ºC
d. 20ºC cair panas = cair dingin = 1 kal/gr C-1
e. 10ºC Dit: Suhu Campuran (Tc) = ... ?
126

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
Jawab :
28.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin ( ) ( )
( ) ( )
28.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : ( )
a. Karena untuk mencari suhu campuran
menggunakan rumus

b. Karena untuk mencari suhu campuran


menggunakan rumus
c. Karena untuk mencari suhu campuran
menggunakan rumus
d. Karena untuk mencari suhu campuran
menggunakan rumus ( )
e. Karena untuk mencari suhu campuran
menggunakan rumus –
28.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 29 C-A-D-A C2
fikasi kasi kalor A B
akibat
perubahan
suhu ketika Alasan:
benda A B Ketika dua benda yang temperaturnya
beraentuhan berbeda diletakkan saling bersentuhan,
kalor akan mengalir seketika dari yang
29.1 Ada dua buah benda A dan B yang massanya panas ke yang dingin. Aliran kalor
sama. Suhu A lebih tinggi dari pada B. seketika ini selalu dalam arah yang
Kedua benda bersentuhan. maka akan terjadi cenderung menyamakan temperatur.
aliran/perpindahan…
127

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
a. suhu panas
b. kalor panas
c. kalor
d. partikel
e. massa

29.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

29.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Suhu A akan turun dan suhu B akan naik
sehingga suhu menjadi setimbang
b. Suhu A akan naik dan suhu B akan turun
sehingga suhu menjadi setimbang
c. Karena kalor berpindah melalui zat
perantara
d. Kalor akan mengalir seketika dari yang
panas ke yang dingin. Aliran kalor
seketika ini selalu dalam arah yang
cenderung menyamakan temperatur.
e. Partikel akan berpindah akibat dari
perbedaan suhu

29.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
128

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
Mengidenti Mengidentifi 30 C-A-B-A C2
fikasi kasi kalor
akibat
perubahan
suhu ketika
benda Alasan:
beraentuhan Kalor dialirkan dari ujung yang panas ke
ujung yang lainnya. Konduksi kalor
30.1 Ujung dari batang logam di panaskan, hanya terjadi jika ada perbedaan
sedangkan ujung lainnya di pegang akan temperatur. Dan memang ditemukan
terasa panas. Hal ini terjadi karena adanya pada percobaan bahwa kecepatan aliran
aliran/ pepindahan… kalor melalui benda sebanding dengan
a. suhu panas perbedaan temperature antar ujung-
b. kalor panas ujungnya.
c. kalor
d. partikel
e. massa

30.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

30.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Karena pada ujung kiri logam kelebihan
kalor, maka kalor berpindah ke ujung
lainnya dan menyebabkan tangan
merasakan panas
b. Konduksi kalor hanya terjadi jika ada
perbedaan temperature
c. Karena kalor berpindah melalui zat
perantara
d. Kalor akan mengalir seketika dari yang
panas ke yang dingin
129

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
e. Suhu pada ujung kiri logam naik,
sedangkan pada ujung lainnya turun

30.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Menyelidiki Membedak Membedakan 31 31.1 Terjadinya angin laut, pancaran sinar B-A-C-A C2
perpindahan an perpindahan matahari dan proses memasak air
kalor secara kalor secara menggunakan ketel di atas api. Ketiga
konduksi, konduksi, peristiwa di atas berturut-turut merupakan
konveksi, konveksi, proses perpindahan kalor secara… Alasannya:
dan radiasi dan radiasi a. konveksi, radiator, konduksi Konduksi : energi ditransfer dari
b. konveksi, radiasi, konduksi molekul dengan EK yang lebih tinggi ke
c. radiasi, konveksi, konduktor tetangganya yang mempunyai EK yang
d. radiasi, konveksi, konduksi lebih rendah ketika bertumbukan.
e. konvektor, radiator, konduktor Konveksi : transfer energi dengan cara
perpindahan massa menempuh jarak
31.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: yang cukup jauh.
a. Yakin Radiasi : transfer energi oleh
b. Tidak yakin gelombang elektromagnetik, seperti dari
31.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : matahari. Yang tidak membutuhkan
a. Peristiwa angin laut, pancaran sinar adanya materi.
matahari dan proses memasak air
menggunakan ketel diatas api adalah
peristiwa perpindahan kalor.
b. Peristiwa angin laut kalor berpindah
beserta zatnya, pada pancaran sinar
matahari kalor berpindah tanpa zat
perantara dan proses memasak air
menggunakan ketel diatas api bukan
peristiwa perpindahan kalor.
c. Peristiwa angin laut kalor berpindah
beserta zatnya, pada pancaran sinar
130

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
matahari kalor berpindah tanpa zat
perantara dan proses memasak air
menggunakan ketel diatas api
perpindahan kalor menggunakan zat
perantara
d. Peristiwa angin laut, pancaran sinar
matahari dan proses memasak air
menggunakan ketel diatas api berpindah
tanpa zat perantaranya
e. Peristiwa angin laut kalor berpindah
beserta zatnya, pada pancaran sinar
matahari kalor berpindah tanpa zat
perantara dan proses memasak air
menggunakan ketel diatas api
perpindahan kalor menggunakan zat
perantara beserta zat perantaranya

31.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 32 32.1 Penyolderan komponen elektronika C-A-D-A C2
fikasi kasi menggunakan timah merupakan salah satu
perpindahan contoh perpindahan kalor secara…
kalor secara a. konveksi
konduksi b. radiasi Alasannya:
pada c. konduksi Solder listrik akan menerima panas dari
kehidupan d. merambat konversi energi listrik. Panas dari energi
sehari-hari e. konduktor listrik ini akan diteruskan ke ujung
logam pada solder yang disentuhkan ke
32.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: timah yang diposisikan di kaki-kaki
a. Yakin komponen elektronika yang akan
b. Tidak yakin dilekatkan.
131

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
32.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Solder listrik akan menerima panas dari
konversi energi listrik. Panas dari energi
listrik ini tidak akan diteruskan ke ujung
logam pada solder yang disentuhkan ke
timah
b. Karena perpindahan kalor secara
konduksi merupakan transfer energi
dengan cara perpindahan massa
menempuh jarak yang cukup jauh
c. Karena perpindahan kalor secara
konduksi merupakan transfer energi oleh
gelombang elektromagnetik yang tidak
membutuhkan adanya materi.
d. Solder listrik akan menerima panas dari
konversi energi listrik. Panas dari energi
listrik ini akan diteruskan ke ujung logam
pada solder yang disentuhkan ke timah
e. Solder listrik memancarkan panas tanpa
membutuhkan zat perantara untuk
merambat

32.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Memberi Memberi 33 33.1 Di bawah ini adalah contoh perpindahan D-A-A-A C2
contoh contoh kalor secara konveksi…
ilustrasi
peristiwa
konveksi Alasan:
Yang merupakan contoh perpindahan
kalor secara konveksi adalah peristiwa
a. angina laut yaitu pada gambar D.
132

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
gambar A dan C merupakan contoh
perpindahan kalor secara radiasi,
sementara gambar B dan E adalah
contoh perpindahan kalor secara
konduksi.

b.

c.

d.

e.
133

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
33.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
a. Yakin
b. Tidak yakin

33.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Contoh perpindahan kalor secara
konveksi adalah peristiwa angin laut
dimana konveksi merupakan transfer
energi dengan cara perpindahan massa
menempuh jarak yang cukup jauh.
b. Contoh perpindahan kalor secara
konveksi adalah peristiwa pancaran sinar
matahari ke bumi dimana konveksi
merupakan transfer energi dengan cara
perpindahan massa menempuh jarak yang
cukup jauh
c. Contoh perpindahan kalor secara
konveksi adalah peristiwa angin laut
dimana konveksi merupakan transfer
energi oleh gelombang elektromagnetik.
Yang tidak membutuhkan adanya materi.
d. Contoh perpindahan kalor secara
konveksi adalah peristiwa api unggun
dimana konveksi merupakan transfer
energi oleh gelombang elektromagnetik.
Yang tidak membutuhkan adanya materi
e. Contoh perpindahan kalor secaara
konveksi adalah peristiwa menyolder besi
karena transfer energi yang terjadi
membutuhkan perantara langsung

33.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
134

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 34 34.1 Udara di dalam ruangan yang ber-AC dapat E-A-B-A C2
fikasi kasi terasa sejuk di setiap sudut ruangan walau
perpindahan tidak terkena AC secara langsung. Hal
kalor secara tersebut terjadi secara…
konveksi a. konduksi Alasannya:
pada b. konduktor Karena konveksi merupakan peristiwa
kehidupan c. radiasi perpindahan kalor dalam suatu medium
sehari-hari d. konvektor yang disertai dengan perpindahan
e. konveksi partikel mediumnya. Konveksi biasa
terjadi pada medium berupa zat cair dan
34.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: gas
a. Yakin
b. Tidak yakin

34.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Karena suhu yang sejuk memacar ke
segala penjuru ruangan
b. Karena suhu yang sejuk mengalir melalui
udara yang bergerak memenuhi ruangan
c. Karena suhu yang sejuk memenuhi
ruangan tanpa media perantara
d. Karena peristiwa tersebut contoh dari
konvektor
e. Karena suhu yang sejuk membutuhkan
perantara untuk memenuhi ruangan tapi
tidak diikuti dengan perpindahan partikel

34.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Memberi Memberi 35 35.1 Contoh perpindahan kalor secara konveksi E-A-B-A C2
contoh contoh alami adalah…
135

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
perpindahan a. efek rumah kaca
kalor secara b. pendingin mesin mobil Alasannya:
konveksi c. pengering rambut Pembentukan angin di darat atau laut
alami d. lemari pendingin adalah contoh dari konveksi alami yang
e. terjadinya angin darat terjadi tanpa paksaan. Tanah di dekat
laut lebih hangat di sore hari daripada di
35.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: malam hari. Udara hangat ini naik oleh
a. Yakin prinsip konveksi, dan digantikan oleh
b. Tidak yakin udara dingin. Demikian pula, pada
malam hari, udara di dekat laut lebih
35.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : hangat daripada di pantai . itu karena
a. Karena peristiwa mengalirnya udara udara hangat naik dan digantikan oleh
panas pada pengering rambut terjadi udara dingin.
secara alami tanpa paksaan dan
merupakan contoh dari konveksi
b. Karena peristiwa terjadinya angin darat
atau laut terjadi secara alami dan
merupakan contoh dari konveksi
c. Karena efek rumah kaca terjadi secara
konveksi dan tanpa paksaan
d. Karena sistem kerja lemari es terjadi
tanpa adanya perpindahan partikel
e. Karena pendingin mobil terjadi secara
konveksi tanpa ada paksaan

35.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 36 36.1 Warna yang baik digunakan sebagai cat B-A-A-A C2
fikasi kasi rumah jika ditinjau pada konsep suhu dan
perpindahan kalor adalah…
kalor secara a. biru
radiasi b. putih
136

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
c. krem
d. hijau Alasannya:
e. kuning 1) Warna putih merupakan pemantulan
yang baik sehingga membuat rumah
36.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban: tetap dingin pada siang hari
a. Yakin 2) Warna putih meradiasikan sedikit
b. Tidak yakin kalor sehingga membuat rumah
hangat pada malam hari
36.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : 3) Warna putih tahan lama karena tidak
a. Warna putih merupakan pemantulan menyerap cahaya, penyerapan
yang baik sehingga membuat rumah cahaya dapat menghancurkan cat
tetap dingin pada siang hari dan warna dan kayu di bawahnya
putih meradiasikan sedikit kalor
sehingga membuat rumah hangat pada
malam hari
b. Warna hitam karena warna-warna cerah
membuat tembok rumah cepat kotor
c. Warna hijau membuat rumah terlihat
sejuk
d. Warna hitam karena merupakan
penyerap dan pemancar kalor radiasi
yang baik.
e. Warna kuning membuat rumah terlihat
terang dan mampu memancarkan kalor
radiasi yang baik

36.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Mengidenti Mengidentifi 37 37.1 Jika kita menjemur 2 baju yang berwarna B-A-C-A C2
fikasi kasi hitam dan putih dibawah terik matahari. Baju
perpindahan yang akan cepat kering adalah warna…
kalor secara a. putih
137

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
radiasi pada b. hitam Alasan:
kehidupan c. hitam dan putih kering bersamaan Karena benda hitam sempurna
sehari-hari d. abu-abu merupakan penyerap dan pemancar
e. krem kalor radiasi yang baik.

37.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

37.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Warna putih merupakan pemantulan yang
baik
b. Warna putih meradiasikan sedikit kalor
c. Warna hitam karena benda hitam
sempurna merupakan penyerap dan
pemancar kalor radiasi yang baik.
d. Warna hitam karena benda hitam
sempurna merupakan penyerap dan
bukan pemancar kalor radiasi yang baik.
e. Warna hitam dan putih merupakan
penyerap dan pemancar kalor radiasi yang
baik

37.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin
Memberi Memberi 38 38.1 Perhatikan gambar gambar berikut! C-A-B-A C2
contoh contoh
ilustrasi
peristiwa
radiasi Alasan:
I. Karena perpindahan kalor seara radiasi
kedua benda tidak harus bersentuhan
138

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
karena kalor berpindah tanpa melalui zat
perantara, transfer energi oleh
gelombang elektromagnetik, seperti dari
matahari. Yang tidak membutuhkan
II. adanya materi.

III.

IV.
Perpindahan kalor secara radiasi ditunjukkan oleh
gambar…
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan III
d. II dan IV
e. III dan IV

38.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:


a. Yakin
b. Tidak yakin

38.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :


a. Perpindahan kalor secara radiasi kedua
139

Indikator No. Tingkat


Indikator KKO Soal Jawaban
Soal Soal Kognitif
benda tidak harus bersentuhan karena
kalor berpindah melalui zat perantara.
b. Perpindahan kalor secara radiasi kedua
benda tidak harus bersentuhan karena
kalor berpindah tanpa melalui zat
perantara, transfer energi oleh gelombang
elektromagnetik, seperti dari matahari.
Yang tidak membutuhkan adanya materi.
c. Perpindahan kalor secara radiasi kedua
benda harus bersentuhan karena kalor
berpindah melalui zat perantara
d. Perpindahan kalor secara radiasi kedua
benda tidak harus bersentuhan energi
ditransfer dari molekul dengan EK yang
lebih tinggi ke tetangganya yang
mempunyai EK yang lebih rendah ketika
bertumbukan.
e. Perpindahan kalor secara radiasi kedua
benda tidak harus bersentuhan, transfer
energi dengan cara perpindahan massa
menempuh jarak yang cukup jauh.

38.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan


a. Yakin
b. Tidak yakin
Validator

Dwi Nanto, Ph. D


NIP. 19790319 2009011 009
140

Lampiran 5 Hasil Validasi Instrument Two-Tier Test dengan Anates


141
142

Lampiran 6 Kisi-Kisi Tes Yang Digunakan Dalam Penelitian

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
Mengungkapkan
1*
kembali definisi suhu
Memahami Mengetahui sifat
konsep suhu, termometrik pada 2
sifat suatu benda 4 10.53
termometrik zat, Membandingkan
3*
dan alat ukurnya suhu benda tertentu
Menyebutkan satuan
4*
besaran pokok suhu
Menentukan titik
5*
didih air
Menuliskan besar
suhu skala Celcius ke 6*
Kelvin
Menerapkan
Menerapkan
pengukuran
hubungan antara
suhu dengan 7* 4 10.53
skala Celcius ke
berbagai macam
Fahrenheit
skala
Menggunakan
persamaan kalibrasi
termometer pada 8*
skala Celcius dengan
skala sembarang
Mengidentifikasi
9*
pemuaian zat padat
Mengidentifikasi
Menganalisis pemuaian zat padat
10
perbedaan yang pada kehidupan
terjadi pada zat sehari-hari
padat, cair, dan Menganalisis faktor
4 10.53
gas serta faktor- penyebab terjadinya
11
faktor yang pemuaian pada suatu
mempengaruhin benda
ya Menganalisis
koefisien muai
12*
panjang berbagai
jenis logam
Mendefinisikan kalor 13*
Menyebutkan ciri
proses perubahan 14*
kalor
Menganalisis Membandingkan
konsep kalor, suhu benda yang 15*
10 26.32
kalor jenis, dan menerima kalor
kapasitas kalor Mengidentifikasi
kejadian akibat 16*
pengaruh kalor
Mengidentifikasi
17*
proses menyerap
143

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
kalor
Menggunakan
persamaan kalor
untuk mengetahui
besar kalor yang 18
dibutuhkan dalam
menaikkan suhu
benda
Menunjukkan faktor
yang mempengaruhi
19
nilai kapasitas kalor
suatu zat
Membandingkan
kalor jenis suatu 20
benda
Membandingkan
kenaikan suhu sesuai 21*
kalor jenis zat
Menghitung kalor
22
jenis suatu zat
Mengidentifikasi
perubahan wujud zat
23*
Menganalisis menguap dan
pengaruh kalor mendidih
terhadap Menguraikan proses
24*
perubahan perubahan wujud zat
wujud zat serta Memberi contoh 4 10.53
penerapannya proses perubahan
25*
dalam wujud yang melepas
kehidupan kalor
sehari-hari Menghitung kalor
dari peristiwa 26*
perubahan zat
Menggunakan
persamaan kalor
untuk mnengetahui 27
suhu mula-mula
suatu zat
Menggunakan
persamaan kalor
Menerapkan
untuk mengetahui 28*
persamaan kalor
suhu akhir campuran
dan Asas Black
suatu zat 4 10.53
dalam
Mengidentifikasi
kehidupan
kalor akibat
sehari-hari
perubahan suhu 29
ketika benda
bersentuhan
Mengidentifikasi
kalor akibat
30*
perubahan suhu
ketika benda
144

Persentase
Tingkat Kognitif Jumlah
Indikator Indikator Soal (%)
C1 C2 C3 C4
bersentuhan
Membedakan
perpindahan kalor
31*
secara konduksi,
konveksi, dan radiasi
Menyelidiki
perpindahan kalor
32*
secara konduksi pada
kehidupan sehari-hari
Menentukan ilustrasi
33
contoh konveksi
Mengidentifikasi
Menyelidiki perpindahan kalor
34*
perpindahan secara konveksi pada
kalor secara kehidupan sehari-hari
8 21.05
konduksi, Mengidentifikasi
konveksi, dan perpindahan kalor
35*
radiasi secara konveksi
alami
Mengidentifikasi
perpindahan kalor 36*
secara radiasi
Mengidentifikasi
perpindahan kalor
37
secara radiasi pada
kehidupan sehari-hari
Menentukan ilustrasi
contoh peristiwa 38
radiasi
Jumlah 4 24 7 3 38 100.00
10. 63.2 18.4 7.89
100
Persentase 5% % % %

(*) : lulus uji reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran software anates
(26 soal)
145

Lampiran 7 Naskah Soal Penelitian

Lembar Soal
SUHU DAN KALOR

PETUNJUK UMUM !
1. Tuliskan nama, kelas, dan nama sekolah pada lembar soal.
2. Jumlah soal sebanyak 26 butir pilihan ganda beralasan tertutup.
3. Setiap nomor soal terdiri dari 4 buah pertanyaan. Pertanyaan pertama berupa
pertanyaan soal. Pertanyaan kedua berupa pertanyaan tingkat keyakinan terhadap
pilihan jawaban. Pertanyaan ketiga berupa pertanyaan alasan yang mendukung
jawaban untuk pertanyaan pertama. Pertanyaan keempat berupa pertanyaan
tingkat keyakinan terhadap plihan alasan.
4. Isi soal dengan membubuhkan tanda silang (X).
5. Kerjakanlah soal dengan jujur dan teliti.

Nama :
Kelas :
Sekolah :

1.1 Definisi dari temperature adalah… a. Temperature adalah ukuran


a. ukuran temperatur (panas atau besar dan kecilnya suatu derajat
dingin) yang dapat dirasakan b. Temperature adalah ukuran
oleh panca indera (kulit) panas atau kalor
b. panas atau tingginya suatu c. Temperature adalah ukuran
derajat suatu sifat lingkungan
c. ukuran energi kinetic rata-rata d. Temperature adalah ukuran
partikel dalam suatu benda energi kinetik yang terkandung
d. ukuran panas atau kalor dari tumbukan antar partikel
e. Nilai yang dipakai untuk dalam suatu benda
menentukan harga suatu sifat e. Temperature adalah ukuran
lingkungan (keadaan yang dapat dirasakan oleh panca
lingkungan) indera
1.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan 1.4 Tingkat keyakinan terhadap
jawaban: pilihan alasan :
a. Yakin a. Yakin
b. Tidak yakin b. Tidak yakin
1.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
146

2.1 Air panas di gelas X diambil 2.4 Tingkat keyakinan terhadap


seperempatnya kemudian pilihan alasan :
dituangkan ke dalam gelas A. Jika a. Yakin
pengaruh lingkungan diabaikan b. Tidak yakin
selama 3 menit. Kondisi
temperature air di gelas X 3.1 Satuan besaran pokok suhu dalam
dibandingkan air di gelas A Sistem Internasional adalah…
adalah… a. Kelvin
a. TA > Tx b. Celcius
b. TA < Tx c. Farenheit
c. TA = Tx d. Reamur
d. TA Tx e. Celcius & Kelvin
e. TA Tx 3.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
2.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban:
jawaban: a. Yakin
a. Yakin b. Tidak yakin
b. Tidak yakin 3.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Sistem Internasional
2.3 Alasan terhadap pilihan jawaban menggunakan satuan derajat
: suhu yang popular dalam
a. Perubahan suhu suatu benda kegiatan sehari-hari
bergantung pada ukuran suatu b. Sistem Intenasional
benda menggunakan satuan derajat
b. Perubahan suhu suatu benda suhu yang lebih mudah
bergantung pada perubahan mempersepsikan suhu dalam
wujud zat suhu tubuh manusia
c. Perubahan suhu suatu benda c. Sistem internasional
tidak bergantung pada menggunakan satuan derajat
lingkungan suhu yang mudah dipahami dan
d. Perubahan suhu suatu benda digunakan dalam pengunaan
tidak bergantung pada bentuk sehari-hari
maupun ukuran suatu benda d. Sistem internasional
e. Perubahan suhu suatu benda menggunakan satuan derajat
tidak bergantung pada kalor
147

suhu yang lebih sulit digunakan e. Karena pada suhu tersebut air
dalam perhitungan matematis dalam keadaan dingin
e. Sistem Internasional 4.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
menggunakan satuan derajat alasan :
suhu yang lebih stabil a. Yakin
dibandingkan derajat suhu yang b. Tidak yakin
lain
3.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan 5.1 Jika kenaikan suhu air pada
alasan : termometer skala Celcius adalah 53
a. Yakin derajat. Kenaikan suhu air pada
b. Tidak yakin termometer skala Kelvin adalah…
a. 236 K
4.1 Titik didih air pada tekanan 1 atm b. 326ºK
dalam skala oC adalah… c. 326 K
a. 0 oC d. 362ºK
o
b. 20 C e. 362 K
o
c. 40 C 5.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
d. 100 oC jawaban:
o
e. 120 C a. Yakin
4.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan b. Tidak yakin
jawaban: 5.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Yakin a. Karena untuk mencari suhu
b. Tidak yakin pada skala Kelvin menggunakan
4.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : rumus t + 273 K
a. Karena pada suhu tersebut air b. Karena untuk mencari suhu
sudah mulai mendidih pada skala Kelvin menggunakan
b. Karena pada suhu tersebut air rumus t + 273K
hanya menguap c. Karena untuk mencari suhu
c. Karena pada suhu tersebut air pada skala Kelvin menggunakan
hanya panas rumus t + 373 K
d. Karena pada suhu tersebut air d. Karena untuk mencari suhu
dalam keadaan normal suhu pada skala Kelvin menggunakan
ruang rumus t + 373K
148

e. Karena untuk mencari suhu dan fahrenheit menggunakan


pada skala Kelvin menggunakan rumus C = 9/5 (F + 32)
rumus 273K – t e. Karena untuk mencari suhu
5.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan yang sama pada skala celcius
alasan : dan fahrenheit menggunakan
a. Yakin rumus C = 9/5 F + 32
b. Tidak yakin 6.4 Tingkat keyakinan terhadap
pilihan alasan :
6.1 Skala Celcius dan Fahrenheit a. Yakin
menunjukkan hasil yang sama b. Tidak yakin
pada…
a. -50º d. -20º 7.1 Termometer X dirancang dapat
b. -40º e. -10º mengukur air membeku pada skala -
c. -30º 20 dan air mendidih pada skala 140.
6.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan Jika suatu benda diukur dengan
jawaban: termometer Celcius menunjukkan
a. Yakin nilai 45°C, maka tentukan nilai yang
b. Tidak yakin ditunjuk saat diukur dengan
6.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : termometer X…
a. Karena untuk mencari suhu a. -52
yang sama pada skala celcius b. -92
dan fahrenheit menggunakan c. 52
rumus C = 9/5 F – 32 d. 72
b. Karena untuk mencari suhu e. 92
yang sama pada skala celcius 7.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
dan fahrenheit menggunakan jawaban:
rumus C = 5/9 F + 32 a. Yakin
c. Karena untuk mencari suhu b. Tidak yakin
yang sama pada skala celcius 7.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
dan fahrenheit menggunakan a.
rumus C = 5/9 (F – 32)
b.
d. Karena untuk mencari suhu
yang sama pada skala celcius c.
149

d. b. Tidak yakin

e.
9.1 Perhatikan tabel panjang awal (l0)
7.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan dan koefisien muai panjang ( ) dari
alasan : berbagai jenis logam berikut :
a. Yakin l0
Jenis logam ( )
b. Tidak yakin (cm) ( )
1,1 10-
Baja 10 4 20
-
8.1 Perubahan yang terjadi jika sebatang 1,2 10
Besi 100 4 30
logam dipanaskan adalah…
1,6 10-
Tembaga 100 4 40
a. mencair dan sebagaian kecil
-
menguap 1,9 10
Kuningan 100 4 50
b. mengalami perubahan panjang 2,5 10-
Alumunium 100 4 60
c. mengalami perubahan suhu
Dari data pada tabel, logam yang
d. akan mencair
terpanjang setelah dipanaskan adalah
e. terbakar dan meleleh
jenis logam…
8.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
a. baja
jawaban:
b. besi
a. Yakin
c. tembaga
b. Tidak yakin
d. kuningan
8.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
e. alumunium
a. Sebatang logam ketika
9.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
dipanaskan maka akan mencair
jawaban:
b. Sebatang logam ketika
a. Yakin
dipanaskan maka akan menguap
b. Tidak yakin
c. Sebatang logam ketika
9.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
dipanaskan maka akan meleleh
a. ( )
d. Sebatang logam ketika
b. ( )
dipanaskan maka akan memuai
c. ( )
e. Sebatang logam ketika
d. ( )
dipanaskan maka akan terbakar
e. ( )
8.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
9.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
alasan :
alasan :
a. Yakin
150

a. Yakin b. Tidak yakin


b. Tidak yakin
11.1 Ciri-ciri yang dialami suatu benda
10.1 Pengertian dari kalor adalah… saat menerima/melepaskan kalor
a. Energi yang ditransfer dari satu adalah…
benda ke benda yang lain a. beratnya berkurang
karena adanya perbedaan b. terdapat perubahan suhu
temperatur c. massanya bertambah
b. Derajat panas atau dinginnya d. volumenya tetap
suatu benda e. terdapat gelembung-gelembung
c. Satuan energi panas suatu udara
benda 11.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
d. Nilai yang menyatakan jawaban:
keadaan lingkungan a. Yakin
e. Besaran yang dapat diukur b. Tidak yakin
dengan termometer 11.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
10.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan a. Karena kalor = panas = suhu
jawaban: b. Karena benda yang suhunya
a. Yakin lebih dominan (banyak) akan
b. Tidak yakin mengubah suhu benda yang
10.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : lain
a. Kalor dapat mengalir karena c. Kalor merupakan energi panas
adanya perbedaan tekanan yang dapat mempengaruhi
b. Kalor dapat mengalir karena suhu suatu benda
adanya perbedaan volume d. Karena suhunya berpindah ke
c. Kalor dapat mengalir karena benda lain
adanya perbedaan suhu e. Karena kalor semakin banyak
d. Kalor dapat mengalir karena maka suhu semakin tinggi
adanya perbedaan jumlah zat 11.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
e. Kalor dapat mengalir karena alasan :
adanya perbedaan jumlah mol a. Yakin
10.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan b. Tidak yakin
alasan :
a. Yakin
151

12.1 Dua buah bola besi dimasukan ke (2) massa, (4) wujud,
dalam wadah yang berisi air yang Jika zat cair di panaskan mencapai
terus mendidih selama beberapa suhu 100oC, faktor yang tidak
saat. Jika bola A lebih besar dari berubah adalah…
pada bola B. Bola yang kalornya a. massa jenis
lebih tinggi adalah… b. massa
a. QA > QB c. suhu
b. QA < QB d. wujud
c. QA = QB e. volume
d. QA QB 13.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
e. QA QB jawaban:
12.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan a. Yakin
jawaban: b. Tidak yakin
a. Yakin 13.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
b. Tidak yakin a. Massa benda akan bernilai tetap,
12.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : baik dalam keadaan tidak
a. sehingga kalor yang menerima kalor maupun
diserap bola B lebih tinggi menerima kalor
b. sehingga kalor yang b. Massa jenis akan bernilai tetap,
diserap bola A lebih rendah baik dalam keadaan tidak
c. sehingga kalor yang menerima kalor maupun
diserap kedua bola sama menerima kalor
d. sehingga kalor yang c. Volume akan bernilai tetap, baik
diserap bola B lebih tinggi dalam keadaan tidak menerima
e. sehingga kalor yang kalor maupun menerima kalor
diserap bola B lebih rendah d. Suhu akan bernilai tetap, baik
12.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan dalam keadaan tidak menerima
alasan : kalor maupun menerima kalor
a. Yakin e. Wujud zat akan bernilai tetap,
b. Tidak yakin baik dalam keadaan tidak
menerima kalor maupun
13.1 Perhatikan pernyataan berikut ini! menerima kalor
(1) massa jenis, (3) suhu, 13.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
(5) volume, alasan :
152

a. Yakin e. Karena saat menyerap kalor,


b. Tidak yakin benda tersebut akan mengalami
perubahan suhu menjadi 100 ºC
14.1 Jika suatu sistem menyerap kalor, 14.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
yang akan terjadi pada suhu sistem alasan :
tersebut adalah… a. Yakin
a. suhunya 100ºc b. Tidak yakin
b. suhunya tetap
c. suhunya tidak stabil 15.1 Benda A memiliki kalor jenis
d. suhunya akan berkurang sebesar 0,22 kkal/kg.Co dan benda
e. suhunya akan bertambah tinggi B sebesar 0,11 kkal/kg.Co. Jika
14.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan kedua benda memiliki massa yang
jawaban: sama lalu dipanaskan dengan
a. Yakin pemanas yang sama secara
b. Tidak yakin bersamaan, maka kenaikan suhunya
14.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : menjadi…
a. Karena saat menyerap kalor, a. suhu benda a naik lebih lambat
suhu benda tersebut akan stabil daripada suhu benda b
atau tetap b. suhu benda a naik lebih cepat
b. Karena saat menyerap kalor, daripada suhu benda b
benda tersebut akan mengalami c. suhu benda a dan benda b sama-
perubahan suhu menjadi tidak sama naik lebih cepat
stabil d. suhu benda a dan benda b sama-
c. Karena saat menyerap sama naik lebih lambat
kalor,benda tersebut akan e. suhu benda A dan benda B tidak
mengalami perubahan suhu mengalami perubahan
menjadi lebih rendah dari 15.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
sebelumnya. jawaban:
d. Karena saat menyerap kalor, a. Yakin
benda tersebut akan mengalami b. Tidak yakin
perubahan suhu menjadi lebih 15.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
tinggi dari sebelumnya. a. Kalor jenis mempengaruhi
kenaikan suhu benda, semakin
besar kalor jenisnya semakin
153

besar kalor yang diperlukan 16.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan


untuk menaikkan suhunya jawaban:
b. Kalor jenis lebih kecil maka a. Yakin
akan menerima kalor lebih b. Tidak yakin
banyak 16.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
c. Kalor jenis tidak mempengaruhi a. Kalor yang diterima air tidak untuk
kenaikan suhu benda,yang menaikan suhu tetapi digunakan
mempengaruhi kenaikan suhu untuk mengubah wujud zat cair
adalah kalor menjadi uap.
d. Kalor jenis semakin besar maka b. Kalor yang diterima air untuk
suhu akan semakin rendah menaikan suhu dan digunakan
dikarenakan kalor yang untuk mengubah wujud zat.
diperlukan semakin besar c. Kalor yang diterima air untuk

e. Kalor jenis membuat suhu menaikan suhu sehingga zat cair

benda susah untuk naik menjadi uap.

15.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan d. Karena titik didih tertinggi air

alasan : adalah 100oC

a. Yakin e. Kalor yang diterima air untuk

b. Tidak yakin menaikan suhu benda


16.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan

16.1 Perhatikan gambar dibawah ini! alasan :


a. Yakin
b. Tidak yakin

17.1 Proses perubahan wujud apa yang


terjadi pada angka 1, 2, dan 3 segitiga
Hal yang akan terjadi jika air yang
berikut…
sudah mendidih dipanaskan terus-
menerus adalah…
a. suhu air naik
b. suhu air tetap
c. suhu air turun
d. suhu berubah-ubah
e. suhu naik terus menerus
154

a. Menguap, membeku dan perubahan wujud dari benda gas


mengembun menjadi padat
b. Menyublim, mengembun dan d. Menyublim adalah perubahan
mengkristal wujud dari benda padat menjadi
c. Menyublim, mengkristal dan gas, Mengembun adalah
mengembun perubahan wujud dari benda cair
d. Menguap, mengembun dan menjadi gas, Mengkristal adalah
menyublim perubahan wujud dari benda
e. Melebur, menyublim dan padat menjadi gas
mengkristal e. Menyublim adalah perubahan
17.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan wujud cair ke gas. Mengembun
jawaban: adalah perubahan wujud zat
a. Yakin padat ke cair. Mengkristal
b. Tidak yakin perubahan wujud benda cair ke
17.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : padat
a. Menyublim adalah perubahan
17.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
wujud dari benda padat menjadi
alasan :
gas, Mengembun adalah
a. Yakin
perubahan wujud dari benda gas
b. Tidak yakin
menjadi cair, Mengkristal
adalah perubahan wujud dari
18.1 Proses perubahan wujud zat yang
benda gas menjadi padat
membebaskan kalor yaitu…
b. Menyublim adalah perubahan
a. melebur dan menguap
wujud dari benda gas menjadi
b. membeku dan mengembun
padat, Mengembun adalah
c. menguap dan mendidih
perubahan wujud dari benda gas
d. melebur dan membeku
menjadi cair, Mengkristal
e. membeku dan menguap
adalah perubahan wujud dari
18.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
benda padat menjadi gas
jawaban:
c. Menyublim adalah perubahan
a. Yakin
wujud dari benda padat menjadi
b. Tidak yakin
gas, Mengembun adalah
18.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
perubahan wujud dari benda cair
menjadi gas, Mengkristal adalah
155

a. Ketika zat melepaskan kalor a. Kalor harus keluar untuk


(mengalami pemanasan) memperkecil air dan
b. Ketika zat melepaskan kalor merubahnya menjadi es jadi
maka suhu sistem akan menjumlahkan semua energi
menurun yang ada
c. Ketika zat melepaskan kalor b. Kalor harus keluar untuk
maka suhu sistem akan naik memperkecil air dan
d. Ketika zat melepaskan kalor merubahnya menjadi es jadi
maka suhu lingkungan akan mengurangi semua energi yang
menurun ada
e. Ketika zat melepaskan kalor c. Kalor harus keluar untuk
maka suhu lingkungan akan memperkecil air dan
menurun merubahnya menjadi es jadi
18.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan membagi semua energi yang ada
alasan : d. Kalor harus keluar untuk
a. Yakin memperkecil air dan
b. Tidak yakin merubahnya menjadi es jadi
mengalikan semua energi yang
19.1 Berapa banyak energi yang harus ada
dikeluarkan lemari es dari 1,5 kg air e. Kalor harus keluar untuk
pada 20oC untuk membuat es pada - memperkecil air dan
12 oC….(c air = 4186 J/kg.Co , c es = merubahnya menjadi es jadi

2100 J/kg.Co ) menarik akar kuadrat semua


energi yang ada
a. 660 kJ
19.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
b. 560 kJ
alasan :
c. 460 kJ
a. Yakin
d. 360 kJ
b. Tidak yakin
e. 260 kJ
19.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
20.1 Sebuah gelas berisi air dingin
jawaban:
dengan massa 200 gram pada suhu
a. Yakin
20ºC dicampurkan dengan air panas
b. Tidak yakin
bermassa 100 gram pada 80ºC. Jika
19.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
gelas dianggap tidak menerima
156

kalor, maka suhu campuran dari air 21.1 Perhatikan gambar berikut ini!
panas dan air dingin tersebut
sebesar…
a. 50ºC Ujung dari batang logam di
b. 40ºC panaskan, sedangkan ujung lainnya
c. 30ºC di pegang akan terasa panas. Hal ini
d. 20ºC terjadi karena adanya aliran/
e. 10ºC pepindahan…
20.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan a. suhu panas
jawaban: b. kalor panas
a. Yakin c. kalor
b. Tidak yakin d. partikel
20.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : e. massa
a. Karena untuk mencari suhu 21.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
campuran menggunakan rumus jawaban:
a. Yakin
b. Karena untuk mencari suhu b. Tidak yakin
campuran menggunakan rumus 21.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
a. Karena pada ujung kiri logam
c. Karena untuk mencari suhu kelebihan kalor, maka kalor
campuran menggunakan rumus berpindah ke ujung lainnya dan
menyebabkan tangan merasakan
d. Karena untuk mencari suhu panas
campuran menggunakan rumus b. Konduksi kalor hanya terjadi
( ) jika ada perbedaan temperature
e. Karena untuk mencari suhu c. Karena kalor berpindah melalui
campuran menggunakan rumus zat perantara

– d. Kalor akan mengalir seketika

20.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan dari yang panas ke yang dingin

alasan : e. Suhu pada ujung kiri logam

a. Yakin naik, sedangkan pada ujung

b. Tidak yakin lainnya turun


21.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
alasan :
157

a. Yakin pancaran sinar matahari kalor


b. Tidak yakin berpindah tanpa zat perantara
dan proses memasak air
22.1 Terjadinya angin laut, pancaran menggunakan ketel diatas api
sinar matahari dan proses memasak perpindahan kalor
air menggunakan ketel di atas api. menggunakan zat perantara
Ketiga peristiwa di atas berturut- d. Peristiwa angin laut, pancaran
turut merupakan proses sinar matahari dan proses
perpindahan kalor secara… memasak air menggunakan
a. konveksi, radiator, konduksi ketel diatas api berpindah
b. konveksi, radiasi, konduksi tanpa zat perantaranya
c. radiasi, konveksi, konduktor e. Peristiwa angin laut kalor
d. radiasi, konveksi, konduksi berpindah beserta zatnya, pada
e. konvektor, radiator, konduktor pancaran sinar matahari kalor
22.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan berpindah tanpa zat perantara
jawaban: dan proses memasak air
a. Yakin menggunakan ketel diatas api
b. Tidak yakin perpindahan kalor
22.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : menggunakan zat perantara
a. Peristiwa angin laut, pancaran beserta zat perantaranya
sinar matahari dan proses 22.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
memasak air menggunakan alasan :
ketel diatas api adalah a. Yakin
peristiwa perpindahan kalor. b. Tidak yakin
b. Peristiwa angin laut kalor
berpindah beserta zatnya, pada 23.1 Penyolderan komponen elektronika
pancaran sinar matahari kalor menggunakan timah merupakan
berpindah tanpa zat perantara salah satu contoh perpindahan kalor
dan proses memasak air secara…
menggunakan ketel diatas api a. konveksi
bukan peristiwa perpindahan b. radiasi
kalor. c. konduksi
c. Peristiwa angin laut kalor d. merambat
berpindah beserta zatnya, pada e. konduktor
158

23.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan


jawaban: 24.1 Udara di dalam ruangan yang ber-
a. Yakin AC dapat terasa sejuk di setiap
b. Tidak yakin sudut ruangan walau tidak terkena
23.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : AC secara langsung. Hal tersebut
a. Solder listrik akan menerima terjadi secara…
panas dari konversi energi a. konduksi
listrik. Panas dari energi listrik b. konduktor
ini tidak akan diteruskan ke c. radiasi
ujung logam pada solder yang d. konvektor
disentuhkan ke timah e. konveksi
b. Karena perpindahan kalor 24.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
secara konduksi merupakan jawaban:
transfer energi dengan cara a. Yakin
perpindahan massa menempuh b. Tidak yakin
jarak yang cukup jauh 24.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
c. Karena perpindahan kalor a. Karena suhu yang sejuk
secara konduksi merupakan memacar ke segala penjuru
transfer energi oleh gelombang ruangan
elektromagnetik yang tidak b. Karena suhu yang sejuk
membutuhkan adanya materi. mengalir melalui udara yang
d. Solder listrik akan menerima bergerak memenuhi ruangan
panas dari konversi energi c. Karena suhu yang sejuk
listrik. Panas dari energi listrik memenuhi ruangan tanpa media
ini akan diteruskan ke ujung perantara
logam pada solder yang d. Karena peristiwa tersebut
disentuhkan ke timah contoh dari konvektor
e. Solder listrik memancarkan e. Karena suhu yang sejuk
panas tanpa membutuhkan zat membutuhkan perantara untuk
perantara untuk merambat memenuhi ruangan tapi tidak
23.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan diikuti dengan perpindahan
alasan : partikel
a. Yakin 24.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
b. Tidak yakin alasan :
159

a. Yakin 25.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan


b. Tidak yakin alasan :
a. Yakin
25.1 Contoh perpindahan kalor secara b. Tidak yakin
konveksi alami adalah…
a. efek rumah kaca 26.1 Warna yang baik digunakan
b. pendingin mesin mobil sebagai cat rumah jika ditinjau pada
c. pengering rambut konsep suhu dan kalor adalah…
d. lemari pendingin a. biru
e. terjadinya angin darat b. putih
25.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan c. krem
jawaban: d. hujau
a. Yakin e. kuning
b. Tidak yakin 26.2 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
25.3 Alasan terhadap pilihan jawaban : jawaban:
a. Karena peristiwa mengalirnya a. Yakin
udara panas pada pengering b. Tidak yakin
rambut terjadi secara alami 26.3 Alasan terhadap pilihan jawaban :
tanpa paksaan dan merupakan a. Warna putih merupakan
contoh dari konveksi pemantulan yang baik sehingga
b. Karena peristiwa terjadinya membuat rumah tetap dingin
angin darat atau laut terjadi pada siang hari dan warna putih
secara alami dan merupakan meradiasikan sedikit kalor
contoh dari konveksi sehingga membuat rumah
c. Karena efek rumah kaca terjadi hangat pada malam hari
secara konveksi dan tanpa b. Warna hitam karena warna-
paksaan warna cerah membuat tembok
d. Karena sistem kerja lemari es rumah cepat kotor
terjadi tanpa adanya c. Warna hijau membuat rumah
perpindahan partikel terlihat sejuk
e. Karena pendingin mobil terjadi d. Warna hitam karena merupakan
secara konveksi tanpa ada penyerap dan pemancar kalor
paksaan radiasi yang baik.
160

e. Warna kuning membuat rumah


terlihat terang dan mampu
memancarkan kalor radiasi yang
baik
26.4 Tingkat keyakinan terhadap pilihan
alasan :
a. Yakin
b. Tidak yakin
161

Lampiran 8 Pemetaan Jawaban Siswa pada Instrumen Four Tier Test

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Siswa
1 A 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
2 B 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
3 C 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,0 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,0,1 0,1,0,1
4 D 0,1,0,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
5 E 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
6 F 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
7 G 0,1,0,1 0,0,0,1 1,1,1,0 0,0,0,0 1,1,1,1 0,0,0,1 0,0,0,1 1,1,1,1 0,0,1,1 1,1,1,1 0,1,0,0 0,1,0,1 0,1,0,1
8 H 0,1,0,1 0,0,0,0 1,1,1,0 0,0,0,1 0,0,1,0 0,0,0,0 1,0,0,0 1,0,1,0 1,1,1,1 0,1,1,1 1,0,0,0 0,1,0,1 1,1,1,0
9 I 0,0,0,0 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,0,0 1,0,0,1 1,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
10 J 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1
11 K 0,1,0,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,0,0 0,1,0,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1
12 L 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1
13 M 0,0,0,0 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 0,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,1 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 0,0,0,0 1,1,1,1
14 N 0,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1
15 O 0,1,0,0 0,0,0,1 1,1,0,0 0,0,0,0 0,1,0,1 0,0,0,0 0,0,0,0 0,1,0,1 0,0,0,0 0,1,0,1 0,0,0,0 0,1,0,1 1,0,0,0
16 P 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,0 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1
17 Q 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 0,1,0,1
18 R 0,1,0,1 0,0,0,1 0,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,0 1,1,1,1 0,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,0,1
19 S 0,0,0,0 0,1,1,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,0,0 1,0,1,1 1,0,1,0 0,1,1,0 1,1,1,0 0,0,0,0 1,1,1,1
20 T 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1
162

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Siswa
21 U 0,1,0,1 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,0,0 1,1,1,1 1,0,1,0 0,1,1,1 1,1,1,0 0,1,0,1 1,1,1,1
22 V 0,1,0,1 1,1,1,1 1,0,0,1 1,0,0,0 0,1,0,1 1,1,0,0 1,0,1,1 0,1,0,1 1,0,1,0 1,1,0,1 1,1,0,1 1,0,1,0 0,0,0,0
23 W 0,1,0,1 1,0,1,0 1,1,1,0 0,1,0,0 1,1,0,1 0,1,1,1 1,0,0,0 0,0,0,0 0,0,1,0 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,0,0 0,1,0,1
24 X 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1
25 Y 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,0 0,0,0,0 1,1,1,1 1,0,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,1 0,1,0,1
26 Z 0,1,0,0 0,1,0,1 1,1,1,0 0,1,0,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,0,0,0 0,1,0,0 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 0,1,0,1
27 AA 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
28 AB 0,1,0,1 0,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,0 0,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,1,1 0,1,0,1
29 AC 0,1,0,0 1,0,1,0 1,1,1,1 1,0,0,0 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,0,1,0 1,1,1,1 0,0,0,0
30 AD 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,0,0 0,1,1,1 1,0,1,1 0,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,0 0,0,0,0
31 AE 0,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 0,1,1,1
32 AF 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
33 AG 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
34 AH 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1
35 AI 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1
36 AJ 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1
37 AK 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1
38 AL 0,1,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
39 AM 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,0,0 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1
40 AN 0,1,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1
41 AO 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
42 AP 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
43 AQ 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,0 0,0,0,0 0,1,0,1 1,1,0,1 1,0,0,1 0,1,0,0 0,0,0,0 1,0,0,0 1,1,0,1 1,0,0,0 0,0,0,0
44 AR 0,1,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
45 AS 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 0,1,0,1
163

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Siswa
46 AT 0,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
47 AU 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1
48 AV 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 0,1,0,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
49 AW 0,1,0,1 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,1 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,0,0 1,1,1,1
50 AX 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,0 0,1,0,0 0,0,0,1 0,0,0,0 0,1,0,1 0,0,0,1 0,1,0,1 0,1,0,0 0,0,0,0 1,0,0,0 0,1,1,1

Nama
No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
1 A 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
2 B 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1
3 C 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,1,1 0,1,1,1 1,1,0,1 0,1,1,1 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
4 D 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
5 E 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
6 F 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
7 G 0,0,0,1 0,0,0,1 0,1,0,1 0,0,0,1 0,0,1,0 0,0,1,1 0,0,1,0 1,1,0,1 1,1,0,1 1,0,0,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
8 H 0,1,0,1 0,1,0,0 0,1,0,0 1,1,1,0 0,1,0,1 0,0,0,0 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,0
9 I 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,1,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
10 J 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,0 0,1,0,1 0,1,0,0 1,1,0,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
11 K 1,1,1,1 0,0,1,0 1,1,0,1 1,1,0,0 0,0,0,0 1,0,0,1 1,1,1,1 0,0,0,1 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
12 L 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
13 M 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,0,0 1,1,0,0 1,1,1,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,0,0,1 1,1,0,1
14 N 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1
15 O 1,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0 1,0,0,0 1,0,0,0 0,0,0,0 1,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0 0,0,0,0
16 P 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,0,0,0 1,1,1,0 1,0,1,0 1,1,1,0 1,1,1,0 1,1,0,0 1,0,1,0 1,0,1,1
17 Q 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,0,0 0,1,1,1 1,1,1,1 1,0,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
164

Nama
No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
18 R 0,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,0,0,0 1,1,1,0 1,0,0,0 1,0,1,0 0,0,0,0 1,1,0,1 1,0,0,1 1,0,1,1
19 S 1,1,1,1 0,1,1,1 0,0,0,0 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,1,0 1,0,0,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
20 T 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1
21 U 1,1,1,1 0,1,1,1 0,0,0,0 1,1,1,1 0,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,0,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
22 V 1,1,1,1 0,0,1,0 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,0,1,1 1,1,0,1 1,0,1,0 1,0,0,0 1,1,0,1 0,1,0,0 0,1,0,0 0,1,0,1
23 W 1,0,1,0 1,1,1,0 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,1,0 1,1,1,1 0,1,0,0 1,1,1,0 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1
24 X 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1 0,0,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1
25 Y 1,1,1,1 1,1,1,0 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 1,0,0,0 1,0,1,0 1,0,1,0 1,1,1,0 1,1,1,0 1,1,1,1 1,0,1,0 1,0,1,1
26 Z 1,0,1,0 0,1,1,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,1,0 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,1,0 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
27 AA 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
28 AB 1,1,1,1 0,0,0,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 0,0,0,0 1,1,0,1 0,1,0,1 0,1,0,0 1,1,1,1 1,0,1,0
29 AC 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,1,1 0,0,1,0 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1
30 AD 1,1,1,1 1,1,1,0 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 1,0,0,0 1,0,1,0 1,0,1,0 1,1,1,0 1,1,1,0 1,1,0,0 1,0,1,0 1,0,1,1
31 AE 1,1,1,0 1,1,1,1 0,1,1,1 0,1,0,0 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,0 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1
32 AF 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
33 AG 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
34 AH 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1
35 AI 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
36 AJ 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 0,0,0,1 0,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
37 AK 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
38 AL 1,1,1,1 1,1,0,0 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
39 AM 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,0 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
40 AN 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
41 AO 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1
42 AP 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
43 AQ 1,1,1,1 0,0,0,0 0,0,1,0 1,1,1,1 0,1,0,1 0,0,0,0 0,0,0,0 1,0,0,0 1,1,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,0 0,0,0,1
165

Nama
No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
44 AR 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
45 AS 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,1,1 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,0,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,0,0,0 1,1,1,1
46 AT 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 0,1,0,1 1,1,0,0 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1
47 AU 1,1,1,1 1,1,0,1 0,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,0,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1
48 AV 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1 0,0,1,1 1,0,0,1 0,1,0,1 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,1,1 0,1,0,1 1,1,1,1
49 AW 1,1,1,1 0,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,1,1 1,1,0,0 1,1,0,0 1,1,0,0 1,1,0,1 1,1,1,1 1,1,0,1 1,1,1,1
50 AX 0,0,1,1 0,1,0,1 0,0,0,0 0,0,1,0 1,0,0,0 0,0,1,1 0,0,1,0 1,1,0,0 1,0,0,0 0,1,0,0 0,0,0,0 0,0,1,1 0,0,0,1

Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Jawaban Siswa Berdasarkan Kategori Pemahaman

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
1 A P PS PS P P PS P P P P PS P P
M PS P PS P M P P P P PS P P
2 B P P PS P P P P M P PS P P PS
M PS P PS PS PS P P P P P P P
3 C P PS PS PS PS PS M PS P PS M P P
M PS PS TP P P P P P P PS PS M
4 D P PS PS P P PS P P P P PS P P
TP PS P PS P TP P P P P PS M P
5 E P P P P P PS P P P P P P P
M PS P PS P P PS P P P PS M P
6 F P PS PS P P PS P PS P P PS P P
M PS P P P M P P P P PS P P
7 G TP TP M TP PS PS PS PS PS PS PS P P
M TP PS TP P TP TP P PS P TP M M
8 H M TP TP PS M TP TP P PS TP M P PS
M TP PS TP PS TP PS PS P PS PS M PS
166

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
9 I P P P P P PS P PS P PS P P P
TP PS P PS P TP PS P PS P P P P
10 J P PS P P M PS PS M TP PS M P P
P M P PS M PS P PS P PS P M P
11 K P PS PS PS TP PS P TP P PS P P P
TP PS P PS TP M PS P P P P M P
12 L P P TP P P PS P P PS P P P P
M PS PS P P TP P P PS P PS P PS
13 M P PS P P P PS PS PS PS PS P PS PS
TP TP P PS PS PS PS P TP P PS TP P
14 N P P PS P P M P PS P P PS M P
M M P PS P P P P P P PS P M

15 O PS TP TP TP PS PS TP PS TP TP TP TP TP
TP TP PS TP M TP TP M TP M TP M PS
16 P PS P M P PS PS PS PS PS PS PS PS PS
TP P PS PS P PS TP P P PS P P M
17 Q P P PS PS P PS PS P PS PS P P P
M P P PS P P P P P P PS PS M
18 R M P M P PS PS PS PS PS TP PS PS PS
M TP PS PS TP P TP TP TP P PS M PS
19 S P PS TP P PS P P PS PS PS M P P
TP PS P PS P P TP PS PS PS PS TP P
20 T P PS M P P PS P M P P PS P P
M P PS PS P M P P P P P M P
21 U P PS TP P PS PS P PS PS PS M P P
M TP P PS P P PS P PS PS PS M P
22 V P PS PS P M PS PS PS PS PS TP TP M
M P PS PS M PS PS M PS PS PS PS TP
23 W PS PS PS P P PS P TP PS PS P P M
M PS PS TP PS PS PS TP PS P PS TP M
24 X P PS PS P PS PS P M PS PS P P PS
M PS PS PS M P P P P P PS P P
167

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
25 Y P PS TP P PS PS PS PS PS PS P PS PS
TP P PS PS P PS TP P PS M P PS M
26 Z PS PS PS P P PS P PS PS PS P P P
TP M PS TP PS P PS TP TP P PS M M
27 AA P PS PS P P PS P P P P PS P P
M PS P PS P M P P P P PS P P
28 AB P TP M P P PS M TP PS M TP P PS
M PS PS PS P M PS PS P P PS P M
29 AC P PS PS P PS PS PS P P PS PS P P
TP PS P PS M PS P P P PS PS P TP
30 AD P PS TP P PS PS PS PS PS PS PS PS PS
TP P PS PS P PS TP PS PS PS PS TP TP
31 AE PS P PS TP PS P PS PS PS P P M P
M M P PS P PS P M P P PS M PS
32 AF P P PS P P PS P P P P P P P
M PS P PS P PS PS P P P PS M P
33 AG P PS TP P P PS P P PS P PS P P
M PS PS PS P PS P P P P PS P P

34 AH M P PS P M PS P P P PS P P PS
M PS P PS P TP PS P PS P PS P P
35 AI P PS PS P PS P P P P P PS P P
M PS P PS P PS P P P P PS P M
36 AJ P PS P P PS TP PS M P PS P P P
M PS P PS P P P P P P PS PS P
37 AK P PS PS P PS PS P PS P P PS P P
M PS P PS P TP P P P P P PS P
38 AL P PS M P P TP P P PS P P P P
M PS P P P P P P P P PS M P
39 AM P PS PS PS P PS P PS PS P P P P
M PS P PS P TP PS P P P PS P M
40 AN P PS P P P PS P PS P PS M P P
M PS P PS P PS PS P P P PS P P
168

Nama
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Siswa
41 AO P P P P P P PS M P PS PS P P
M PS P PS P P P P P P PS M P
42 AP P PS M P P P P M P P P P P
M P PS PS P M P P P P PS M P
43 AQ P TP PS P M TP TP PS PS PS P PS TP
M P PS TP M PS PS TP TP PS PS PS TP
44 AR P PS M P P PS P P PS P P P P
M PS P P P P P P PS P PS M P
45 AS P P PS P P PS M PS PS PS M PS P
M PS P PS P P P P P PS P M M
46 AT P P M M PS P P PS P P P M P
M M P PS P PS P M P P PS M P
47 AU P PS M P P PS P P PS P P P P
M PS P P P TP P P PS P PS PS P
48 AV P P P PS P PS PS M PS P P M P
M PS P PS M M PS P P P P P P
49 AW P PS P P P P PS PS PS PS P PS P
M TP P PS M PS PS P TP P PS TP P
50 AX PS M TP PS PS PS PS PS PS TP TP PS TP
M P PS TP TP TP M TP M TP TP PS PS

Keterangan :
P = Paham Konsep; PS = Paham Sebagian; M = Miskonsepsi; TP = Tidak Paham Konsep
169

Lampiran 10 Perhitungan Persentase untuk Setiap Kategori Pemahaman

Persamaan yang digunakan adalah:

Persentase (%) Kategori Pemahaman Siswa =

Keterangan :
= jumlah jawaban yang termasuk ke dalam kategori pemahaman
= jumlah keseluruhan soal yang dijawab

Kategori
Tidak
Butir Paham Skor total
Paham Konsep Miskonsepsi Paham
Soal Sebagian
Konsep
50
1 1 2 38 76 0 0 11 22 50
2 9 18 5 10 29 58 7 14 50
3 31 62 0 0 19 38 0 0 50
4 5 10 0 0 37 74 8 16 50
5 34 68 8 16 5 10 3 6 50
6 14 28 8 16 17 34 11 22 50
7 25 50 1 2 17 34 7 14 50
8 36 72 4 8 5 10 5 10 50
9 31 62 1 2 12 24 6 12 50
10 37 74 2 4 10 20 1 2 50
11 10 20 0 0 37 74 3 6 50
12 17 34 19 38 9 18 5 10 50
13 28 56 12 24 6 12 4 8 50
14 40 80 3 6 6 12 1 2 50
15 15 30 1 2 29 58 5 10 50
16 9 18 10 20 22 44 9 18 50
17 39 78 1 2 7 14 3 6 50
18 27 54 5 10 17 34 1 2 50
19 8 16 1 2 37 74 4 8 50
20 28 56 3 6 16 32 3 6 50
21 15 30 8 16 24 48 3 6 50
22 21 42 0 0 27 54 2 4 50
23 20 40 1 2 25 50 4 8 50
24 24 48 7 14 15 30 4 8 50
25 35 70 4 8 9 18 2 4 50
26 35 70 2 4 10 20 3 6 50

Persamaan yang digunakan adalah :

Persentase (%) Kategori pemahaman siswa =


170

Keterangan :
= jumlah keseluruhan siswa yang termasuk ke dalam kategori pemahaman
= nilai maksimum, yaitu frekuensi seluruh siswa dikali dengan banyaknya soal, maka

Kategori
Jumlah Paham Tidak Paham
Paham Konsep Miskonsepsi
Soal Sebagian Konsep

26 594 45,69 144 11,08 447 33,54 115 8,54

Lampiran 11 Rekapitulasi Miskonsepsi pada Indikator Soal Suhu dan Kalor

Kategori Jawaban (%)


Nomor Tidak
No Indikator Soal Paham
Soal Paham Miskonsepsi Paham
Sebagian
Konsep
Mengungkapkan kembali
1 1 2.00 76.00 0.00 22.00
definisi suhu
Membandingkan suhu benda
2 2 18.00 10.00 58.00 14.00
tertentu
Menyebutkan satuan besaran
3 3 62.00 0.00 38.00 0.00
pokok suhu
4 Menentukan titik didih air 4 10.00 0.00 74.00 16.00
Menuliskan besar suhu skala
5 5 68.00 16.00 10.00 6.00
Celcius ke Kelvin
Menerapkan hubungan antara
6 skala Celcius ke skala 6 28.00 16.00 34.00 22.00
Fahrenheit
Menggunakan persamaan
kalibrasi termometer pada
7 7 50.00 2.00 34.00 14.00
skala Celcius dengan skala
sembarang
Mengidentifikasi pemuaian
8 8 72.00 8.00 10.00 10.00
zat padat
Menganalisis koefisien muai
9 9 62.00 2.00 24.00 12.00
panjang berbagai jenis logam
10 Mendefinisikan kalor 10 74.00 4.00 20.00 2.00
Menyebutkan ciri proses
11 11 20.00 0.00 74.00 6.00
perubahan kalor
Membandingkan suatu benda
12 12 34.00 38.00 18.00 10.00
yang menerima kalor
Mengidentifikasi kejadian
13 13 56.00 24.00 12.00 8.00
akibat pengaruh kalor
Mengidentifikasi proses
14 14 80.00 6.00 12.00 2.00
menyerap kalor
Membandingkan kenaikan
15 15 30.00 2.00 58.00 10.00
suhu sesuai kalor jenis zat
171

Kategori Jawaban (%)


Nomor Tidak
No Indikator Soal Paham
Soal Paham Miskonsepsi Paham
Sebagian
Konsep
Mengidentifikasi perubahan
16 wujud zat menguap dan 16 18.00 20.00 44.00 18.00
mendidih
Menguraikan proses
17 17 78.00 2.00 14.00 6.00
perubahan wujud zat
Memberi contoh proes
18 perubahan wujud yang 18 54.00 10.00 34.00 2.00
melepas kalor
Menghitung kalor dari
19 19 16.00 2.00 74.00 8.00
peristiwa perubahan zat
Menggunakan persamaan
20 kalor untuk mengetahui suhu 20 56.00 6.00 32.00 6.00
akhir campuran
Mengidentifikasi kalor akibat
21 perubahan suhu ketika 21 30.00 16.00 48.00 6.00
bersentuhan
Membedakan perpindahan
22 kalor secara konduksi, 22 42.00 0.00 54.00 4.00
konveksi, dan radiasi
Mengidentifikasi perpindahan
23 23 40.00 2.00 50.00 8.00
kalor secara konduksi
Mengidentifikasi perpindahan
24 kalor secara konveksi pada 24 48.00 14.00 8.00 0.00
kehidupan sehari-hari
Mengidentifikasi perpindahan
25 25 70.00 8.00 18.00 4.00
kalor secara konveksi alami
Mengidentifikasi perpindahan
26 26 70.00 4.00 20.00 6.00
kalor secara radiasi
Jumlah 1188.00 288.00 872.00 222.00
Rata-rata 45.69 11.08 33.54 8.54

Lampiran 12 Rekapitulasi Miskonsepsi pada Tingkat Kognitif

Tingkat Kognitif Tingkat


No. Indikator Miskonsepsi
C1 C2 C3 C4 (%)
1  76
Memahami konsep suhu, sifat
2  10
termometrik zat, dan alat ukurnya
3  0
4  0
5 Menerapkan pengukuran suhu  16
6 dengan berbagai macam skala  16
7  2
172

Tingkat Kognitif Tingkat


No. Indikator Miskonsepsi
C1 C2 C3 C4 (%)
Menganalisis perbedaan yang
8  8
terjadi pada zat padat, zat cair, dan
zat gas serta faktor-faktor yang
9
memengaruhinya  2
10  4
11  0
12 Menganalisis konsep kalor, kalor  38
13 jenis, dan kapasitas kalor  24
14  6
15  2
16 Menganalisis pengaruh kalor  20
17 terhadap perubahan wujud zat serta  2
18 penerapannya dalam kehidupan  10
19 sehari-hari  2
20 Menerapkan persamaan kalor dan  6
Asas Black dalam kehidupan
21 sehari-hari  16
22  0
23 Menyelidiki perpindahan kalor  2
24 secara konduksi, konveksi, dan  14
25 radiasi  8
26  4
JUMLAH 15.38 65.4 15.4 3.85
RATA-RATA 1.389 5.9 1.39 0.35 11.07692308
PERSENTASE (%) 1.704 7.24 1.7 0.43 11.07692308

Lampiran 13 Rekapitulasi Miskonsepsi pada Setiap Kelompok Siswa

Persamaan yang digunakan adalah :

Persentase (%) Miskonsepsi kelompok = ∑

Keterangan :
= jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada kelompok (tertentu)
Contoh perhitungan pada butir soal nomor 1:

% Kel. Tinggi =

% Kel. Sedang =
173

% Kel. Rendah =

Kelompok Kelompok Kelompok


Tinggi Sedang Rendah
(%) (%) (%)
Jumlah
Butir Dari Dari Dari
Siswa
Soal jumlah jumlah jumlah
Miskonsepsi f f f
K. K. K.
Tinggi Sedang Rendah
(8) (34) (8)
1 38 7 87.50 26 76.47 5 62.50
2 5 1 12.50 3 8.82 1 12.50
3 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00
4 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00
5 8 0 0.00 7 20.59 1 12.50
6 8 2 25.00 6 17.65 0 0.00
7 1 0 0.00 0 0.00 1 12.50

8 4 0 0.00 3 8.82 1 12.50

9 1 0 0.00 0 0.00 1 12.50


10 2 0 0.00 1 2.94 1 12.50
11 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00
12 19 3 37.50 12 35.29 4 50.00
13 12 1 12.50 8 23.53 3 37.50
14 3 0 0.00 1 2.94 2 25.00
15 1 0 0.00 0 0.00 1 12.50
16 10 3 37.50 6 17.65 1 12.50

17 1 0 0.00 1 2.94 0 0.00

18 5 0 0.00 4 11.76 1 12.50

19 1 1 12.50 0 0.00 0 0.00

20 3 0 0.00 3 8.82 0 0.00

21 8 2 25.00 6 17.65 0 0.00


22 0 0 0.00 0 0.00 0 0.00
23 1 0 0.00 1 2.94 0 0.00
174

Kelompok Kelompok Kelompok


Tinggi Sedang Rendah
(%) (%) (%)
Jumlah
Butir Dari Dari Dari
Siswa
Soal jumlah jumlah jumlah
Miskonsepsi f f f
K. K. K.
Tinggi Sedang Rendah
(8) (34) (8)
24 7 1 12.50 5 14.71 1 12.50
25 4 1 12.50 3 8.82 0 0.00
26 2 0 0.00 1 2.94 1 12.50
JUMLAH 22 275.00 97 285.29 25 312.50
RATA-RATA 0.85 10.58 3.73 10.97 0.96 12.02

Lampiran 14 Perhitungan Batas Kelompok dan Teknik Sampling

No. Nilai (x) f f.x x^2 f.x^2


1. 10,00 2 20 100 200
2. 20,00 2 40 400 800
3. 23,33 3 69.99 544.2889 1632.867
4. 26,67 2 53.34 711.2889 1422.578
5. 30,00 4 120 900 3600
6. 33,33 6 199.98 1110.889 6665.333
7. 36,67 7 256.69 1344.689 9412.822
8. 40,00 13 520 1600 20800
9. 43,33 9 389.97 1877.489 16897.4
10. 46,67 11 513.26 2177.156 23948.71
11. 50,00 15 750 2500 37500
12. 53,33 15 799.95 2844.089 42661.33
13. 56,67 13 736.71 3211.489 41749.36
14. 60,00 10 600 3600 36000
15. 63,33 16 1013.28 4010.689 64171.02
16. 66,67 5 333.35 4444.889 22224.44
17. 70,00 19 1330 4900 93100
18. 73,33 14 1026.62 5377.289 75282.04
19. 76,67 20 1533.4 5878.289 117565.8
20 80,00 11 880 6400 70400
21. 83,33 7 583.31 6943.889 48607.22
22. 86,67 9 780.03 7511.689 67605.2
23. 90,00 6 540 8100 48600
24. 93,33 3 279.99 8710.489 26131.47
25. 96,67 2 193.34 9345.089 18690.18
Jumlah 224 13563.21 94543.69 895667.8


Mean =
175

SD =

√∑ (

) √ ( )

√ √
= 18,22659783
Batas kelompok rendah – sedang adalah : 60,55004464 – 18,22659783 = 42,32344682
Batas kelompok tinggi – sedang adalah : 60,55004464 + 18,22659783 = 78,77664247
Penentuan jumlah sampel menggunakan Nomogram Harry King dengan taraf kesalahan
10%,

Ditemukan angka 22%, maka:


Sampel = 22% x populasi = 22% x 226 = 49,72 = 50 orang
176

1. Kelompok tinggi ( )

Kelas Nama Siswa Nilai Kelas Nama Siswa Nilai


XI MIPA 1 Fitri Dian Jannah 80 XI MIPA 5 Airlangga Parikesit 83,33
Herodya Lajunee Fesmia 80 Decintya Jaya Maysha 96,67
Hiras Jeremie Timothy 80 Fatih Albari 86,67
Javier Noval Athallah 86,67 Fellia Rizar Syahnur 80
Chikita Aditama Nugraha 90 Muhammad Syaibani Al
90
Hakim
XI MIPA 2 Fadly Ghilman Zaki 80 Nasywa Haniifa Hestiadi 80
Guntur Eka Putra 80 Putri Andayani 86,67
Immanuel Giri Lathan Silas 86,67 Rasya Nadhira Radhiyya
Joyada Eliezer Hasian 90
93,33
Gultom Resisca Anastasya 93,33
XI MIPA 3 Delphia Hermada Marchia 83,33 Siti Afifah Humaira 80
Dhea Tri Adiningsih 83,33 XI MIPA 6 Ayu Risky Puspita Dewi 86,67
Kezie Prajna 93,33
Filar Abdullah 96,67 Marcellino Rayhan Irwandi 80
Hafifah Ayunda 83,33 Muhammad Aqmal Nuril
Hayfa Annisa 90 83,33
Shifa Karim
Rizky Juniastiar 86,67 Rayhan Purwakusumah 83,33
Syafrina Atika Putri Reyhan Maulana
83,33
Nasution Hidayatullah 80
Zabrina Rizky Yudana 80
XI MIPA 4 Fachri Abrar 86,67 Syabrina Adiguna 86,67
Octaria Bulan Kusuma Putri 90 Viandra Fajar Effendy 86,67
Jumlah Siswa 38
Tiranika Lintangnicita 90
177

Pemilihan kelompok tinggi : 16,96% x 50 sampel = 8,14 = 8 siswa

No. Nama siswa Kelas No. Nama siswa Kelas


1. Chikita Aditama Nugraha XI MIPA 1 5. Decintya Jaya Maysha XI MIPA 5
2. Joyada Eliezer Hasian Gultom XI MIPA 2 6. Muhammad Syaibani Al Hakim XI MIPA 5
3. Hayfa Annisa XI MIPA 3 7. Resisca Anastasya XI MIPA 5
4. Tiranika Lintangnicita XI MIPA 4 8. Ayu Rizky Puspita Dewi XI MIPA 6

2. Kelompok sedang (

Kelas Nama Siswa Nilai Kelas Nama Siswa Nilai


XI MIPA 1 Abdan Syakuro 70 Mutiara Salsabilah 53,33
Adinda Nurhalisyah Nurul Batrisia Mutiara 76,67
70
Lubis Putri Azahra Sumitra 73,33
Ahmad Ghifari Prasetia 50 Reynaldi Faisal Amri 53,33
Anisya Aulia Fajri 73,33 Rio Tamyiz Maulana 56,67
Aprilya Siti Wulandari 76,67 Salma Ulayya 76,67
Aulia Mumtazzah 76,67 Siti Indarayani 60
Azrashafira Menako Suci Ramadhani Putri
43,33 53,33
Mangkunegara Marasabessy
Danys Anargya Dyda Thahirah Putri Syafithri 56,67
70
Kiswara Zahra Timur Eda 43,33
Diva Pramesti Islami 50 Abigail Priskila Anna
XI MIPA 2 66,67
Haliza Azzahra 70 Pratiwi
Maryam Shiddiqah 63,33 Adinda Zahra Salsabila 56,67
Muarrif Daffa Farissadid 46,67 Alamanda Ardana 50
Muhammad Antar Al Amalia Putri 60
63,33
Rifqi Ammara Salma Nadira
66,67
Muhamad Fatih Aufa Z 43,33 Laras
178

Kelas Nama Siswa Nilai Kelas Nama Siswa Nilai


Atikah Salsabila 53,33 Aldrean Bayu Pramaditya 63,33
Aulia Rahimah 50 Alyfia Rahma Putri 50
Budyawan Prakasiwi 63,33 Amirah Dzatul Himmah 70
Cinantya Nadhifa Putri 46,67 Ananda Salwa
50
Davina Tesalonika Ramadhani
56,67
Karamoy Annisa Salsabila Azhari 63,33
Detya Fitriani 76,67 Attar Giras Farrelviando 50
Hanan Fatanaja Abrar 76,67 Danis Zahra Noviana 63,33
Khairani Shabrina Zulfa 60 Iqbal Al Fakhri 70
Lani Audiya Putri 46,67 Khansa Azahra Putri 66,67
Luthfi Sharfan Raditya 56,67 Mohammed Uriel Reizo
50
Muhamad Raihan Putranto
46,67
Maulidan Muhammad Alif Badrian 60
Muhammad Mutiara Fitriani 43,33
70
Fadhlurrahman Nisrina Zahrani 76,67
Muhammad Hafizh Prima Amanazky. Ismiz 50
76,67
Armianto Siti Ashira Salvina Day 76,67
Nasha Aisyah Pranata 73,33 Sopi Maulidia 53,33
Nurul Widianty Sukmana 53,33 Kesha Mufthiy Java
73,33
Rafi Biodiansyah 63,33 Tanaya
Ratu Aliah Maharani 43,33 Afifah Ayu
XI MIPA 4 50
Rifqi Adrian Praditya 53,33 Astutiningtyas
Rizki Putri Ramadhani 53,33 Ahmad Ardra Damarjati 73,33
Rizky Amelia 63,33 Alfitra Putri Aryansyah 43,33
Salwa Aisyah Adhani 76,67 Anadiya Rahma Moully 76,67
Sofi Nur Syahidah 60 Anysa Salshabila 60
Suci Salsanabilla 53,33 Aulia Dwi Adiyani 53,33
Yongky Samuel Siahaan 56,67 Azalia Sahla Al Khansa 63,33
XI MIPA 3 Adya Raja Pradipta 46,67 Dellia Asdinisa Army 70
179

Kelas Nama Siswa Nilai Kelas Nama Siswa Nilai


Syahrani Annisa Dhiya Fayzah 76,67
Dian Eka pratiwi 43,33 Aria Putra Yudha 43,33
Faris Adam 56,67 Aurelya Bewin
73,33
Futia Latifatunnisa Astuti 53,33 Chairunisa
Haniyah Dwi Salmaa 46,67 Deva Syafiyo Analin 70
Iqbal Fadli 53,33 Dianty Puspita Kusuma
63,33
Koos Savira Prameswari 56,67 Dewi
Laily Khalia Hafid 63,33 Divasthi Kirana Alyani 76,67
Mu ' Adz Ubaidillah 46,67 Farah Kamila 76,67
Muhammad Gibran Haidar Alfianur Hakim 46,67
60
Airlangga Haura Nasywa Azzahra 76,67
Muhammad Rayhan Kun Muhtadi Abadan 76,67
76,67
Denel Muhamad Khairul Fadjar 50
Nadia Cahyani Putri 53,33 Nada Utari Rusmanda 73,33
Raden Althaaf Raidan Malik Sandra 56,67
76,67
Ulwandaffa Dhaneswara Rifa Aqilah Mahedinar 63,33
Renny Apriani Dwika Salma Nur Aisyah 63,33
70
Saputri Santika Fatrecia
56,67
Reza Aulia Hadi 56,67 Simatupang
Sadida Pebriyani Putri 43,33 Siti Sarah Farhattain 50
Salwa Nabilah Putri 60 Trevin Reviansyah
70
Syabicka Ammany Dermawan
70
Maskur Vina Fitria Happy 43,33
Vika Putri Amalia 60 XI MIPA 6 Adinda Puspita Dewi 50
XI MIPA 5 Abu Bakar 73,33 Ahmad Abdul Bari 70
Afiq Fauzan 76,67 Ajeng Pramesthi Rinjani 73,33
Alfian Ananda Putra 53,33 Alfin Hidayat 73,33
Alfiyyah Nisriina Zain 76,67 Alif Nashif Ramadhan 70
Alya Raihana Luthfiyah 66,67 Ammar Widhianta 73,33
180

Kelas Nama Siswa Nilai Kelas Nama Siswa Nilai


Ansikha Nayla Abdullah 73,33 Laela Isnaeny Rizqi Noor
56,67
Arifa Ainaya Azlyani 63,33 Baiti
Athira Nisrina Fiska 70 Muhammad Ihsanuddin
70
Berliana Malau 46,67 Romdloni
Delia Epana 50 Nadhifah Nur Annisa
56,67
Devia Nursa'adah 50 Reska
Diassyifa Naqwa Nafisah 73,33 Naya Diaz Azzura 53,33
Emery Tricahya 70 Qorri Ainan Salsabila 46,67
Farah Noor Aina 66,67 Raihan Surya
Fatih Muhammad Izzah Sequoiadenron 70
63,33 Giganteum
Ar-russi
Fikri Aziz Widyanto 46,67 Salsabila Putri Maharani 60
Haniifah Salmaa Sayyidah Fauziah
73,33 63,33
Soedewo Muthmainah
Indah Febryana Putri 70 Jumlah siswa 148

Pemilihan kelompok sedang : 66,07% x 50 sampel = 34 siswa

No. Nama siswa Kelas No. Nama siswa Kelas


1. Abdan Syakuro XI MIPA 1 11. Suci Salsanabilla XI MIPA 2
2. Adinda Nurhalisyah Lubis XI MIPA 1 12. Danis Zahra Noviana XI MIPA 3
3. Ahmad Ghifari Prasetia XI MIPA 1 13. Khansa Azahra Putri XI MIPA 3
4. Muhammad Antar Al Rifqi XI MIPA 1 14. Sopi Maulidia XI MIPA 3
5. Danys Anargya Dyda Kiswara XI MIPA 1 15. Siti Ashira Salvina Day XI MIPA 3
6. Muarrif Daffa Farissadid XI MIPA 1 16. Muhammad Alif Badrian XI MIPA 3
7. Abigail Priskila Anna Pratiwi XI MIPA 2 17. Adya Raja Pradipta XI MIPA 3
8. Adinda Zahra Salsabila XI MIPA 2 18. Ahmad Ardra Damarjati XI MIPA 4
9. Alamanda Ardana XI MIPA 2 19. Faris Adam XI MIPA 4
10. Budyawan Prakasiwi XI MIPA 2 20. Futia Latifatunnisa Astuti XI MIPA 4
181

No. Nama siswa Kelas No. Nama siswa Kelas


21. Nadia Cahyani Putri XI MIPA 4 28. Nada Utari Rusmanda XI MIPA 5
22. Syabicka Ammany Maskur XI MIPA 4 29. Siti Sarah Farhattain XI MIPA 5
23. Haniyah Dwi Salmaa XI MIPA 4 30. Arifa Ainaya Azlyani XI MIPA 6
24. Afiq Fauzan XI MIPA 5 31. Ahmad Abdul Bari XI MIPA 6
25. Alfiyyah Nisriinaa Zain XI MIPA 5 32. Ajeng Pramesthi Rinjani XI MIPA 6
26. Aurelya Bewin Chairunisa XI MIPA 5 33. Delia Epana XI MIPA 6
27. Haidar Alfianur Hakim XI MIPA 5 34. Qorri Ainan Salsabila XI MIPA 6

3. Kelompok rendah ( )
182

Kelas Nama Siswa Nilai


XI MIPA 1 Abdullah Ommar Bahr 33,33
Adilla Aisyah Rossa 20
Khairunnisa Nabila Salma 40
Kurniawan Yusuf 40
Lovelnina L. Ellyona Panggabean 10
Najla Nadilia 40
Rakyan Abhiseka Bhairawa
20
Anoraga
Tiara A'idah Wahyudin 26,67
XI MIPA 2 Annisa Rosa Auliya 40
Mikail Muhammad Atmo 10
Pascalia Lucecita 33,33
Zahran Hanif 40
XI MIPA 3 Aurelia Salwa Naratya Putri 30
Candrika Wahyuriani Putri 40
Lola Ananda 33,33
Mahesa Catur Antariksa 40
Muhammad Fairus Taqiyuddien 36,67
Nabila Cahya Ningrum 40
Nadila Nuraini Janah 30
Raihan Ali 40
Reyhan Ikawidya Putra 23,33
Riki Ariawan 40
Zaydan Ramadhan 33,33
XI MIPA 4 Abriel Rizki Putera Rachman 23,33
Akbar Gibrani Aliffianto 26,67
Ammar Muhammad Irfansyah 33,33
Aracely Raymma 23,33
Bintang Akbar 36,67
183

Kelas Nama Siswa Nilai


Fazri Muhyiddin Hasugian 30
Nada Andini Rahmah 36,67
Raka Ahmad Valiandra 36,67
XI MIPA 5 Barrymore Marshanda 36,67
Beno Ismail 40
Jennifer Hesky Melania Sinaga 36,67
Madeline Stephania Sitio 36,67
Muhammad Hanzholah Ar-
33,33
Ramadhani
XI MIPA 6 Nabilah Endah Lestari 40
Riri Anggraini 30
Jumlah Siswa 38

Pemilihan kelompok rendah : 16,96% x 50 sampel = 8,14 = 8 siswa

No. Nama siswa Kelas


1. Tiara A'idah Wahyudin XI MIPA 1
Lovelnina L. Ellyona
2. XI MIPA 1
Panggabean
3. Mikail Muhammad Atmo XI MIPA 2
4. Reyhan Ikawidya Putra XI MIPA 3
5. Aurelia Salwa Naratya Putri XI MIPA 3
6. Abriel Rizki Putera Rachman XI MIPA 4
Muhammad Hanzholah Ar-
7. XI MIPA 5
ramadhani
8. Riris Anggraini XI MIPA 6
184

Lampiran 15 Absensi Siswa


185
186

Lampiran 16 Angket Respon Siswa

ANGKET RESPON SISWA


TERHADAP MEDIA WEBSITE KONSEP SUHU DAN KALOR
Hari/Tanggal :
Jenis Kelamin : P/L

Petunjuk Pengisian :
1. Angket ini terdiri dari 19 butir pertanyaan yang dikembangkan dari Computer
Usability Satisfaction Questionnairres (Lewis, 1993). Perhatikan baik-baik setiap
butir pernyataan dalam kaitannya dengan tes diagnostik four tier test berbantuan
website
2. Berilah tanda checklist (√) pada kolom sesuai dengan pendapat Anda sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya
3. Penilaian menggunakan Likert Rating dengan rentang:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
4. Alamat media web yang ditinjau : http://fourtierdiagnostic.co.nf
5. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk
mengisi dengan benar.
Computer usability satisfaction questionnaires J.R Lewis
Jawaban
No. Pertanyaan
SS S RG TS STS
1. Secara keseluruhan, saya merasa puas dengan
kemudahan penggunaan website ini.
2. Cara penggunaan website ini sangat simple.
3. Saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan
efektif ketika menggunakan website ini
4. Saya dapat dengan cepat menyelesaikan
pekerjaan saya menggunakan website ini
5. Saya dapat menyelesaikan tugas saya dengan
efisien ketika menggunakan website ini
6. Saya merasa nyaman menggunakan website
ini
7. Website ini sangat mudah dipelajari
8. Saya yakin saya akan lebih produktif ketika
menggunakan website ini
9. Jika terjadi error, website ini memberikan
pesan pemberitahuan tentang langkah yang
saya lakukan untuk mengatasi masalah
10. Kapanpun saya melakukan kesalahan, saya
dapat kembali dan pulih dengan cepat
11. Informasi yang disediakan website ini sangat
jelas
12. Mudah untuk menemukan informasi yang saya
butuhkan
13. Informasi yang diberikan oleh website ini
187

Jawaban
No. Pertanyaan
SS S RG TS STS
sangat mudah dipahami
14. Infromasi yang diberikan sangat efektif dalam
membantu menyelesaikan pekerjaan saya
15. Tata letak informasi yang terdapat di layer
monitor sangat jelas
16. Tampilan website sangat memudahkan
17. Saya suka menggunakan tampilan website
semacam ini
18. Website ini memberikan semua fungsi dan
kapabilitas yang saya perlukan
19. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan
kinerja website ini

Atas perhatian dan kerja sama dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Depok,

Nama Siswa/i

…………………………………

NIS.
188

Lampiran 17 Perhitungan Persentase Hasil Kuisioner Website Usability

Skala Alternatif
No, Pernyataan F F(N) %
(N) Jawaban

5 sangat setuju 15 75 36,41


Secara keseluruhan,
saya merasa puas 4 setuju 28 112 54,37
1 dengan kemudahan 3 ragu-ragu 5 15 7,28
penggunaan website 2 tidak setuju 2 4 1,94
ini,
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 206 100,00
5 sangat setuju 13 65 31,25
Cara penggunaan 4 setuju 32 128 61,54
2 website ini sangat 3 ragu-ragu 5 15 7,21
simple, 2 tidak setuju 0 0 0
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 208 100
5 sangat setuju 9 45 23,68
Saya dapat
menyelesaikan tugas 4 setuju 26 104 54,74
3 saya dengan efektif 3 ragu-ragu 11 33 17,37
ketika menggunakan 2 tidak setuju 4 8 4,21
website ini
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 190 100
5 sangat setuju 9 45 23,56
Saya dapat dengan
cepat menyelesaikan 4 setuju 29 116 60,73
4 pekerjaan saya 3 ragu-ragu 9 27 14,14
menggunakan 2 tidak setuju 0 0 0
website ini
1 sangat tidak setuju 3 3 1,57
jumlah 50 191 100
5 sangat setuju 9 45 23,32
Saya dapat
menyelesaikan tugas 4 setuju 25 100 51,81
5 saya dengan efisien 3 ragu-ragu 16 48 24,87
ketika menggunakan 2 tidak setuju 0 0 0
website ini
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 193 100
5 sangat setuju 12 60 30
4 setuju 26 104 52
Saya merasa
nyaman 3 ragu-ragu 12 36 18
6
menggunakan 2 tidak setuju 0 0 0
website ini
1 sangat tidak setuju 0 0 0
189

Skala Alternatif
No, Pernyataan F F(N) %
(N) Jawaban

jumlah 50 200 100


5 sangat setuju 14 70 33,82
4 setuju 29 116 56,04
Website ini sangat
7 3 ragu-ragu 7 21 10,14
mudah dipelajari
2 tidak setuju 0 0 0
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 207 100
5 sangat setuju 7 35 18,72
Saya yakin saya 4 setuju 26 104 55,61
akan lebih produktif
8 3 ragu-ragu 14 42 22,46
ketika menggunakan
website ini 2 tidak setuju 3 6 3,21
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 187 100
Jika terjadi error, 5 sangat setuju 6 30 17,44
website ini
4 setuju 21 84 48,84
memberikan pesan
pemberitahuan 3 ragu-ragu 12 36 20,93
9
tentang langkah 2 tidak setuju 11 22 12,79
yang saya lakukan
untuk mengatasi 1 sangat tidak setuju 0 0 0
masalah
jumlah 50 172 100
5 sangat setuju 6 30 19,35
Kapanpun saya
melakukan 4 setuju 10 40 25,81
10 kesalahan, saya 3 ragu-ragu 21 63 40,65
dapat kembali dan 2 tidak setuju 9 18 11,61
pulih dengan cepat
1 sangat tidak setuju 4 4 2,58
jumlah 50 155 100
5 sangat setuju 11 55 27,92
Informasi yang 4 setuju 28 112 56,85
11 disediakan website 3 ragu-ragu 8 24 12,18
ini sangat jelas 2 tidak setuju 3 6 3,05
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 197 100
5 sangat setuju 5 25 13,37
Mudah untuk 4 setuju 30 120 64,17
menemukan
12 3 ragu-ragu 12 36 19,25
informasi yang saya
butuhkan 3 6 3,21
2 tidak setuju

1 Sangat tidak setuju 0 0 0


190

Skala Alternatif
No, Pernyataan F F(N) %
(N) Jawaban

jumlah 50 187 100


5 sangat setuju 10 50 25,25
Informasi yang 4 setuju 30 120 60,61
diberikan oleh
13 3 ragu-ragu 8 24 12,12
website ini sangat
mudah dipahami 2 tidak setuju 2 4 2,02
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 198 100
Informasi yang 5 sangat setuju 9 45 23,20
diberikan sangat 4 setuju 27 108 55,67
efektif dalam
14 3 ragu-ragu 13 39 20,10
membantu
menyelesaikan 2 tidak setuju 1 2 1,03
pekerjaan saya 1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 194 100
5 sangat setuju 12 60 29,27
Tata letak informasi 4 setuju 31 124 60,49
yang terdapat di
15 3 ragu-ragu 7 21 10,24
layer monitor sangat
jelas 2 tidak setuju 0 0 0
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 205 100
5 sangat setuju 11 55 26,83
4 setuju 33 132 64,39
Tampilan website
16 3 ragu-ragu 6 18 8,78
sangat memudahkan
2 tidak setuju 0 0 0
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 205 100
5 sangat setuju 10 50 25,38
Saya suka 4 setuju 30 120 60,91
menggunakan
17 3 ragu-ragu 7 21 10,66
tampilan website
semacam ini 2 tidak setuju 3 6 3,05
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 197 100
5 sangat setuju 9 45 23,68
Website ini
memberikan semua 4 setuju 26 104 54,74
18 fungsi dan 3 ragu-ragu 11 33 17,37
kapabilitas yang 2 tidak setuju 4 8 4,21
saya perlukan
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 190 100
19 Secara keseluruhan, 5 sangat setuju 8 40 20
191

Skala Alternatif
No, Pernyataan F F(N) %
(N) Jawaban

saya sangat puas 4 setuju 34 136 68


dengan kinerja
3 ragu-ragu 8 24 12
website ini
2 tidak setuju 0 0 0
1 sangat tidak setuju 0 0 0
jumlah 50 200 100

Jumlah responden yang mengisi kuisioner sebanyak 50 orang siswa


dengan 19 butir pernyataan diperoleh skor sebesar 3682 dari skor total sebesar
4750 didapatkan persentase sebesar 77,51%. Berdasarkan kualifikasi analisis
kriteria kuisioner respon pada tabel 3.8, termasuk ke dalam kategori “sangat
tinggi”. Hal ini menunjukan bahwa respon siswa posistif terhadap four tier digital
test (4TDT) website.
192

Lampiran 18 Lembar Validasi Ahli Media


193
194

Lampiran 19 Surat Permohonan Izin Validasi SMAN 4 Tangsel


195

Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


196

Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian SMAN 5 Depok


197

Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


207

Lampiran 24 Print Screen Interface Four Tier Digital Test (4TDT)

No. Keterangan Tampilan


1. Interface halaman
depan untuk
pengunjung

2. Interface untuk
login admin atau
siswa

Interface untuk admin


3. Mengelola data
soal
208

No. Keterangan Tampilan


4. Mengelola data
siswa

5. Mengelola
tampilan web

Interface untuk siswa


6. Mendaftarkan akun

7. Masuk ke akun
209

No. Keterangan Tampilan


8. Mengerjakan tes
diagnostik online

9. Selesai
mengerjakan tes
210

Lampiran 25 Biodata Peneliti

Evi Septiyani, lahir 15 September 1996 di Jakarta.


Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara
dari pasangan Subeki dan Nurhasanah. Penulis
menempuh Pendidikan formal di SD Negeri 02
Ciangsana, SMPN 1 Cileungsi, dan SMAN 1
Cileungsi. Penulis melanjutkan Pendidikan S1 pada
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2014. Pada semester akhir tahun 2018, penulis menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Tes
Diagnostik Four-Tier Digital Test (4tdt) Berbasis Website Pada Konsep Suhu Dan
Kalor”

Nama : Evi Septiyani


Alamat : Komplek TNI-AL Blok E 18 No. 3 Kelurahan Ciangsana, Kecamatan
Gunung Putri, Kabupaten Bogor
Telepon : +6281286141989
Email : eviseptyn@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai