Nim : 194820103031
Prodi:S1 Farmasi
Tugas:2
Soal:
1. Kapan waktu panen yg tepat untuk bagian tanaman yg akan digunakan sebagai bahan baku
obat, agar kualitasnya baik…
2. Ada berapa macam metode pengeringan untuk simplisia? Pada suhu dan brp lama pengeringan
yg diperbolehkan dari masing-masing metode, sehingga simplisia memenuhi persyaratan mutu?
Simplisia yg bagaimana dikatakan simplisia tersebut sdh kering…
3. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyimpan simplisia agar tidak mudah
rusak…
Jawab:
1. Waktu panen erat hubungannya dengan pembent kan senyawa aktif dalam bagian tanaman
yang dipanen. Tanaman obat dipanen pada saattanaman memiliki kandungan senyawa aktif
dalam kadar optimal yang diperoleh pada umur, bagian tanaman dan waktu tertentu,
misalnya :
- Tanaman yang mengandung minyak atsiri dipanen pada pagi hari karena molekul minyak
atsiri masih stabil sebelum diproses fotosintesis berlangsung.
- Daun salam yang masih muda memiliki kandungan senyawa aktif hipoglikemik lebih
tinggi dibandingkan daun tua .
- Rimpang dipanen pada akhir masa vegetatif atau saat daun mulai menguning (musim
kemarau) .
- Akar dipanen pada tanaman yang sudah tua pada akhir masa vegetatif.
- Kulit batang dipanen saat aktivitas kambium maksimal, sel-sel parenkim belum
mengalami diferensiasi, umumnya pada musim penghujan.
Kemenkes. 2011. Pedoman Umum Panen & Pascapanen Tanaman Obat. (https://text-
id.123dok.com/document/nzw7j6lq-pedoman-umum-panen-pascapanen-tanaman-
obat.html). Diakses pada tanggal 25 September 2021.
2. pengeringan dengan sinar matahari langsung, pengeringan dengan oven, dan kering
angin. Pengeringan dengan matahari langsung merupakan proses pengeringan yang
paling ekonomis dan paling mudah dilakukan, akan tetapi dari segi kualitas alat
pengering buatan (oven) akan memberikan produk yang lebih baik. Sinar ultra
violet dari matahari juga menimbulkan kerusakan pada kandungan kimia bahan yang
dikeringkan Pengeringan dengan oven dianggap lebih menguntungkan karena akan
terjadi pengurangan kadar air dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat akan
tetapi penggunaan suhu yang terlampau tinggi dapat meningkatkan biaya produksi
selain itu terjadi perubahan biokimia sehingga mengurangi kualitas produk yang
dihasilkan sedang metode kering angin dianggap murah akan tetapi kurang efisien
waktu dalam pengeringan simplisia
pada contoh penelitian simplisia dengan menggunakan sampel lempuyang wangi.
Simplisia dengan berat kering paling banyak adalah simplisia yang dikeringkan
dengan kering angin .
Berat kering simplisia yang dikeringkan dengan sinar matahari langsung dan kering
angin tidak mengalami beda nyata. Hal tersebut dikarenakan suhu lingkungan saat
dilakukan pengeringan langsung dan kering angin hampir sama yaitu berkisar antara 30
– 35C. Berat kering konstan lebih cepat diperoleh pada pengeringan menggunakan
oven, hal tersebut menunjukkan semakin tinggi suhu yang digunakan semakin tinggi
pula proses transpirasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeringan menggunakan oven pada suhu
50C memiliki kadar air paling rendah jika dibandingkan dengan pengeringan sinar
matahari langsung dan kering angin. Suhu pengeringan yang digunakan
mempengaruhi lama pengeringan, semakin tinggi suhu pengeringan semakin cepat
proses transpirasi
lempuyang wangi sudah kering getas dan kadar airnya dibawah 10 %. Simplisia
yang
dikeringkan dilakukan penimbangan dan pengukuran kadar air secara berkala
sampai
beratnya konstan dan kadar air dibawah 10%.