Anda di halaman 1dari 5

Maria Sumaryati, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny”M” Dengan Hipertensi Di Kelurahan Barombong

Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Available Online at https://akper-sandikarsa.e-journal.id

Jurnal Ilmiah Kesehatan


Sandi Husada

ISSN 2654-4563
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Vol.6,Issue 2, pp. 1379-1383, Desember 2018

Research Article
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELUARGA NY”M”
DENGAN HIPERTENSI DIKELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE
KOTA MAKASSAR

Maria Sumaryati

Prodi DIII Keperawatan Sandi Karsa Makassar

ARTICLE INFO ABSTRACT


Latar belakang;pembangunan kesehatan merupakan upaya memenuhi salah
Article History: satu hak dasar masyarakat, yaitu hak memperoleh pelayanan kesehatan
Received September 2018 sesuai dengan UndangUndang Dasar 1945 pasal 29 H ayat 1 dan Undang-
Desember, 2018 Published Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Penelitian ini bertujuan
online untuk mengetahui gambaran secara umum tentang Studi Kasus pada Ny.M
Key Words: dengan hipertensi di Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota
Keperawatan Keluarga, Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus
Gerontik, Hipertensi adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah keperawatan dengan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan
berbagai sumber informasi. Hasil penelitian setelah di lakukan pengkajian
terhadap Ny.M di dapatkan bahwa kurangnya pengetahuan terhadap
penyakit Hipertensi dan minimnya informasi tentang salah satu penyakit
yang selalu terjadi pada lansia. Setelah di lakukan Tindakan Asuhan
Keperawatan Gerontik kelurga Ny.M dapat memahami pentingnya cara
mengatasi masalah Hipertensi dengan menggunakan obat herbal atau
mengunjungi pusat pelayanan masyakarat yang tersedia, Healt Education
menjadi faktor penting dalam penerapan Asuhan Keperawatan Gerrontik
bagi Keluarga Ny.M

Pendahuluan penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan


Pembangunan kesehatan merupakan upaya mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta
memenuhi salah satu hak dasar masyarakat, yaitu hak mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan seseorang.Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai
UndangUndang Dasar 1945 pasal 29 H ayat 1 dan hipertensi primer atau hipertensi esensial yang
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang merupakan 95 % dari seluruh pasien hipertensi dan
kesehatan. Pembangunan kesehatan haruslah di hipertensi sekunder (Yolanda 2017).
pandang sebagai suatu investasi untuk meningkatkan Sugiharto (2007) dalam Masriadi (2016),
kualitas sumber daya manusia yang antara lain suatu mengemukakan bahwa hipertensi sekunder
komponen utama untuk pendidikan dan ekonomi merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat
serta kesehatan yang juga memiliki peran dalam diketahui, sering berhubungan dengan beberapa
penanggulangan kemiskinan (Santosa, 2011 dalam penyakit misalnya ginjal, jantung koroner dan
nurhikmah 2016). diabetes, kelainan sistem saraf pusat.Sedangkan
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan menurut Brunner & Suddart, (2015), Penyebab
sistemik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik hipertensi primer adalah gangguan emosi, obesitas,
diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth (2005) dalam konsumsi alcohol yang berlebihan, kopi, obat–
Wijaya & putri (2013). Hipertensi juga salah satu obatan, faktor keturunan.Umumnya gejala baru
1379 Page
Maria Sumaryati, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny”M” Dengan Hipertensi Di Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate Kota Makassar

terlihat setelah terjadinya komplikasi. Komplikasi 1. Usia lanjut (elderly) antara usia 60-74 tahun.
yang terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak diobati 2. Usia tua (old) :75-90 tahun.
dan ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan 3. Usia sangat tua (very old) adalah usia > 90
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai tahun.
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. b. Depkes RI (2005) menjelaskan bahwa batasan
Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ lansia dibagi menjadi tiga katagori, yaitu:
jantung, otak, ginjal dan mata, sehingga dapat 1. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-
mengakibatkan gagal jantung, resiko stroke, 59 tahun
kerusakan pada ginjal dan kebutaan (Yolanda, 2017). 2. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas.
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas
telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap atau usia 60 tahun ke atas dengan masalah
tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka kesehatan
memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk Pengertian Hipertensi
yang membesar. Pada 2025 mendatang, Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan
diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
hipertensi.Presentase penderita hipertensi saat ini 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
paling banyak terdapat di negara berkembang. Data Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung,
Global Status Report on Noncommunicable Disesases gagal ginjal. Disebut sebagai “pembunuh diam-diam“
2010 dari WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi karena orang dengan hipertensi sering ridak
berkembang memiliki penderita hipertensi, menampakkan gejala (Brunner & Suddart, 2015).
sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika Sedangkan menurut Sheps (2005) dalam
memegang posisi puncak penderita hipertensi Masriadi (2016), hipertensi adalah penyakit dengan
sebanyak 46 %. Sementara kawasan Amerika tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik
menempati posisi buncit dengan 35 %.Untuk maupun diastolik yang naik diatas tekana darah
kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta normal.Tekanan darah sistolik adalah tekana puncak
orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari yang tercapai
tiga orang menderita tekanan darah tinggi ketika jantung berkontraksi dan memompakan darah
(Kompas.com, 2017 dalam Yolanda 2017). keluar melalui arteri.Tekanan darah diastolik diambil
tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan
Kajian Teori tentang Asuhan keperawatan gerontik mengisi darah kembali (Yolanda,2017).
Proses pengakajian ditandai dengan Hipertensi adalah suatu keadaan dimana
pengumpulan informasi terus menerus dan keputusan seseorang mengalami peningkatan darah di atas
professional yang mengandung arti terhadap normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian
informasi yang dikumpulkan. Pengumpulan data atas) dan angka diastolic (bagian bawah) pada
keluarga berasal dari berbagai sumber: wawancara, pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur
observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga. (Sphygomanometer) ataupun alat digital lainnya (
Irwan,2016).
Pengertian gerontik atau lansia
Gerontik adalah ilmu yang mempelajari Metode Penelitian
tentang proses penuaan yang terjadi pada manusia Penelitian studi kasus adalah studi yang
pada umur 60 tahun (Sofia, 2014). mengeksplorasi suatu masalah keperawatan dengan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 terperinci, memiliki pengambilan data yang
tahun ke atas. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi mendalam dan menyertakan berbagai sumber
merupakan proses yang berangsur-angsur informasi. Penelitian studi kasus di batasi oleh waktu
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
proses menurunnya daya tahan tubuh dalam peristiwa, aktivitas atau individu
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Metode dalam penyusunan studi kasus ini
Banyak diantara lanjut usia yang masih adalah deskriptif yang merupakan suatu bentuk studi
produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan kasus dalam melaksanakan asuhan keperawatan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Upaya dalam suatu kasus dengan menggunakan pendekatan
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada proses keperawatan serta menjabarkan tindakan
hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga
keagamaan dan budaya bangsa (Siti Nur dengan lansia hipertensi dimulai dari pengkajian,
Khalifah,2016). diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi (Nursalam, 2015).
Batasan lansia
a. WHO (1999) menjelaskan batasan lansia adalah Hasil dan Pembahasan
sebagai berikut : Pengkajian
1380 Page
Maria Sumaryati, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny”M” Dengan Hipertensi Di Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Ny.M mengatakan masih sering mengosumsi standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu
garam yang berlebihan, mengosumsi ikan asin dan dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja
tidak pernah mengikuti senam hipertensi dan (Friedman, 2010).
berolahraga, dan menyatakan bahwa penyebab Selanjutnya merawat anggota keluarga dengan
hipertensi sesuai dengan menurut (Brunner & cara mendemonstrasikan teknik relaksasi (nafas
Suddart, 2015) yaitu gangguan emosi, obesitas, dalam). Selanjutnya melakukan konseling dan
konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat-obatan, memotivasi keluargauntuk dapat memodifikasi
faktor keturunan, penyempitan arteri renalis, penyakit lingkungan yang nyaman dan Memanfaatkan
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah
tumor dan kehamilan. Lain halnya menurut (Black & hipertensi. Intervensi diagnosa ketiga Resiko tinggi
Hawks, 2014) faktor-faktor resiko hipertensi yang terjadinya komplikasi b/d ketidakmampuan keluarga
tidak dapat diubah yaitu riwayat keluarga, usia, jenis dalam merawat keluarga yang sakit Sesuai dengan
kelamin dan etnis. Sedangkan faktor-faktor resiko tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu
yang tidak dapat diubah yaitu diabetes mellitus, mengenal masalah dengan cara mengakaji
stress, obesitas, Nutrisi (mengosumsi garam yang pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari
belebihan) dan penyalahgunaan obat. hipertnsi, dan mendiskusikan akibat lanjut dari
hipertensi. Selanjutnya mengambil keputusan dengan
Diagnosa mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika
Diagnosa pertama ini terdapat kesenjangan terjadi masalah dalam keluarga. Selanjutnya merawat
antara teori dimana dalam teori menyebutkan anggota keluarga dengan cara mendemonstrasikan
penanggulangan secara nonfarmakologi dari obat tradisional (parutan sari mentimun). Selanjutnya
hipertensi menurut (Brunner & Suddart, 2015) yaitu melakukan konseling dan memotivasi untuk dapat
dengan cara menurunkan berat badan, pembatasan memodifikasi lingkungan yang nyaman dan
alkohol, naitrium dan tembakau, latihan dan relaksasi Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi
merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan masalah Hipertensi
pada setiap anti hipertensi. (Ridnamirudin, (2007)
dalam Wijaya & Putri, (2013) juga mengatakan Implementasi keperawatan
bahwa penanggulangan nonfarmakologi terdiri dari Implementasi dari diagnosa pertama sesuai
berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk dengan teori menurut Ridwanamiridin (2007) dalam
menurunkan hipertensi. Wijaya & Putri (2013) dimana dalam
Diagnosa kedua yaitu Nyeri Akut b/d penatalaksanaan non farmakologi terdiri dari berbagai
ketidakmampuan keluarga dalam merawata keluarga macam cara modifikasi gaya hidup yang sangat
yang sakit data ini didukung oleh yaitu Ny.M penting dalam mencegah peningkatan tekanan darah
mengatakan kepala terasa sakit, pusing, nyeri pada tinggi yaitu Diet yang mengandung kalim dan
leher dan terasa berat, Skala nyeri 5-6, Ny.M kalsium, kurangi asupan natrium, penurunan stress,
mengatakan nyeri hilang timbul. Sedangkan data menghindari merokok. Di dukung oleh penelitian
objektif yang mendukung yaitu: TD : 160/90 mmHg, Situmorang (2015).
Nadi 88 x/menit, Ny.M tampak meringis. Implementasi diagnosa kedua Nyeri Akut b/d
Diagnosa ketiga sesuai dengan teori dimana ketidakmampuan keluarga dalam merawata keluarga
obesitas, gangguan emosi. Konsumsi alkohol yang yang saki tpada Ny.M mengenal masalah dilakukan
belebihan, kopi obat-obatan dan faktor keturunan, dengan cara mengakaji pengetahuan keluarg tentang
mengurangi asupan natrium, gejala baru terlihat nyeri dan mendiskusikan penyebab nyeri yang
setelah terjadinya komplikasi. Komplikasi yang dirasakan, selanjutnya memutuskan tidakan yang
terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak diobati dan akan dilakukan, implementasi elanjutnya selanjutnya
ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan mendemonstrasikan teknik relaksasi (nafas dalam).
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai Dilanjutkan dengan memodifikasi lingkungan yang
organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. nyaman dan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ Implementasi diagnosa ketiga Resiko tinggi
jantung, otak, ginjal dan mata, sehingga dapat terjadinya komplikasi b/d ketidakmampuan keluarga
mengakibatkan gagal jantung, resiko stroke, dalam merawata keluarga yang sakit Pada Ny.M
kerusakan pada ginjal dan kebutaan. (Brunner & menngenal masalah dilakukan dengan mengkaji
Suddart, 2015). pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari
hipertensi dan mendiskusikan akibat lanjut dari
Intervensi Keperawatan hipertensi, selanjutnya memutuskan tindakan yang
Intervensi keperawatan keluarga dibuat akan dilakukan, implementasi selanjutnya melakukan
berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, demonstrasi obat tradisional parutan sari mentimun.
pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, Dilanjutkan dengan memodifikasi lingkungan yang
dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi nyaman dan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
intervensi alternative dan sumber, serta menentukan Implementasi diagnosa ketiga sesuai dengan teori
prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau dimana Tujuan tiap program penanganan bagi setiap
1381 Page
Maria Sumaryati, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny”M” Dengan Hipertensi Di Kelurahan Barombong
Kecamatan Tamalate Kota Makassar

pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas dan bahwa kurangnya pengetahuan terhadap penyakit
mortalitas penyerta dengan mencapai dan Hipertensi dan minimnya informasi tentang salah satu
mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90 penyakit yang selalu terjadi pada lansia, Setelah di
mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh lakukan Tindakan Asuhan Keperawatan Gerontik
derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan dan kelurga Ny.M dapat memahami pentingnya cara
kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner & mengatasi masalah Hipertensi dengan menggunakan
Suddart, 2015). obat herbal atau mengunjungi pusat pelayanan
Evaluasi Keperawatan masyakarat yang tersedia, Healt Education menjadi
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses faktor penting dalam penerapan Asuhan Keperawatan
untuk menilai keberhasilan keluarga dalam Gerrontik bagi Keluarga Ny.M.
melaksanakan tugas kesehatannya sehinga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan
setiap anggota keluarga. Sebagai komponen kelima
dalam proses keperawatan, evaluasi adalah tahap
yang menetukan apakah tujuan yang telah ditetapkan
akan menentukan mudah atau sulitnya dalam
melaksanakan evaluasi (Sugiharto,2012).

Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan
Keperawatan langsung pada Ny. M dengan
Hipertensi Di Kelurahan, Barombong Kecamatan
Tamalate Kota Makassar maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut; setelah di
lakukan pengkajian terhadap Ny.M di dapatkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC


2. Irwan, 2016. Epidemiologi penyakit tidak menular. Yogyakarta : Budi Utama
3. Nurhikmah, 2016. Hubungan Lama Merokok Dengan Derajat Hipertensi Di Desa Rannaloe Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa
4. Nursalam, 2015. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika
5. Profil kemenkes.2013. profil kesehatan Provinsi Sulawesi selatan
6. Sitasi tanggal 24 mei 2018. Jam 22.00 wit
7. Sofia Rhosma, 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Budi Utama
8. Sunaryo, 2015. Asuhan Keperawatn Gerontik. Yogyakarta : Andi
9. Suprajitno, 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
10. Vitahealth, 2014. Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
11. Yolanda, 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Pada Lansia Tahap Awal di Wilayah
Kerja Puskesmas Andalang Padang

How to cite this article:


https://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH/article/view/53/29

******

1382 Page
Maria Sumaryati, Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Keluarga Ny”M” Dengan Hipertensi Di
Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar

1383 Page

Anda mungkin juga menyukai