Anda di halaman 1dari 659

TANTANGAN DAN KOMPETISI

USAHA FARMASI

Oleh :
Wahyu Tusi Wardani, M. Farm. Apt.
OUTLINE …

• Profil Bisnis Sediaan Farmasi


• Analisis Situasional Bisnis Farmasi Global dan
Regional
• Potret Industri Farmasi, Obat Tradisional, dan
Kosmetik Indonesia
• Tantangan & Peluang
• Penutup
BISNIS FARMASI DI DUNIA
BISNIS FARMASI GLOBAL

Source : IMS Institute (2016)


BISNIS FARMASI GLOBAL

Source : IMS Institute (2016)


BISNIS FARMASI GLOBAL
2014 RANK 2017 RANK 2020 RANK
1 UNITED STATES 1 UNITED STATES 1 UNITED STATES
2 CHINA 2 CHINA 2 CHINA
3 JAPAN 3 JAPAN 3 JAPAN
4 GERMANY 4 GERMANY 4 BRAZIL
5 FRANCE 5 BRAZIL 5 VENEZUELA
6 BRAZIL 6 FRANCE 6 GERMANY
7 ITALY 7 ITALY 7 FRANCE
8 UK 8 UK 8 UK
9 CANADA 9 VENEZUELA 9 ITALY
10 SPAIN 10 CANADA 10 INDIA
11 RUSSIAN 11 SPAIN 11 RUSSIAN
12 INDIA 12 INDIA 12 ARGENTINA
13 KOREA 13 RUSSIAN 13 CANADA
14 AUSTRALIA 14 KOREA 14 SPAIN
15 VENEZUELA 15 AUSTRALIA 15 AUSTRALIA
16 MEXICO 16 ARGENTINA 16 KOREA
17 TURKEY 17 MEXICO 17 MEXICO
18 POLAND 18 TURKEY 18 TURKEY
19 BELGIUM 19 POLAND 19 INDONESIA
20 SWITZERLAND 20 INDONESIA 20 POLAND
Source : IMS Institute (2016)
BISNIS OBAT HERBAL DUNIA

Growth 8 – 12%
BISNIS OBAT HERBAL DUNIA
BISNIS KOSMETIK GLOBAL
BISNIS KOSMETIK GLOBAL
BISNIS KOSMETIK GLOBAL
PROFIL BISNIS SEDIAAN FARMASI*
DI INDONESIA

*Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
(Undang-undang Kesehatan tahun 2009)
PROFIL INDUSTRI
FARMASI DI INDONESIA
PROFIL INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA
Data BPOM Desember 2015

BUMN PMDN PMA


4 IF 169 IF 35 IF
(7 Site/ Izin IF)

Sumber: Kemenkes (2014) Sumber: BPOM (2016)

Pasar farmasi Indonesia adalah  27% dari total pasar farmasi ASEAN dan
satu-satunya negara di ASEAN yang didominasi industri nasional (72,9%)
PROFIL INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA

• Pasar farmasi nasional tumbuh rata-rata 11,23%


per tahun (CAGR) selama 2010-2014.
Industri farmasi di Indonesia: • Industri farmasi nasional mendominasi 73%
- BUMN pangsa pasar,
- perusahaan multinasional • Pertumbuhan pasar farmasi pada tahun 2014
secara absolut turun dari tahun-tahun
- perusahaan swasta nasional sebelumnya, walaupun secara nilai naik sebesar
Indonesia Rp. 58 triliun dari tahun sebelumnya sebesar
Rp.55 triliun. Tahun 2015 berkisar sekitar Rp.
61.2 triliun.
• Berkontribusi lebih kurang 27% dari total
pangsa pasar farmasi ASEAN dan merupakan
yang terbesar
• Nilai ekspor industri farmasi Indonesia lebih
Sifat Industri Farmasi : kurang Rp 2 trilliun (2013), nilai impor lebih
• Capital Intensive kurang Rp 21 trilliun didominasi oleh impor
bahan baku obat
• Technology Intensive
• Skilled Labor
• Highly Regulated
PROFIL INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA
Menjadi 15 besar kekuatan utama TARGET PASAR FARMASI
industri farmasi pada 2025 dengan
nilai pasar Rp. 700 T INDONESIA

Kebutuhan Obat dari Rencana Kebutuhan Obat Nasional dan Formularium Nasional

Sumber: IMS Health


PROFIL INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA

Nilai Impor Farmasi Indonesia

250 T
Nilai Impor : +/- Rp. 21 T (2013), didominasi impor bahan
Import Value : +/- IDR 21 T (2013), dominated by raw material import
baku

Nilai (Rp. T)
100 T

Sumber: diadaptasi dari Kemendag dan GPFI (2015)


BAHAN BAKU OBAT
95% bahan baku farmasi di Indonesia diimpor, hal ini menunjukkan struktur industri
farmasi yang belum optimal (terbatas formulasi)

Nilai Impor Bahan Baku Farmasi 2014 (juta USD)

Eropa Cina

India
Indonesia

Sumber: Ministry of Trade

Partner utama bahan baku farmasi Indonesia adalah Cina (60%) dan India (30%)
dengan nilai +1.3 milyar USD
20
Data Impor Bahan Obat 2015-2016
• Pada 2016, Presiden Joko Widodo menerbitkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 untuk
mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya
saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam
negeri.
• Dalam inpres tersebut, Presiden memerintahkan
seluruh instansi terkait untuk memaksimalkan peran
dan kewenangannya untuk mendukung percepatan
pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
• Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
mengatakan bahwa 90 persen bahan baku obat (BBO) saat ini
masih impor. China merupakan pemasok utama yang
memenuhi 70% kebutuhan kita, diikuti India (20%), dan
sisanya Amerika Serikat dan Eropa.

• Ketergantungan yang tinggi itu membuat daya saing obat


nasional tergerus karena lemahnya posisi tawar terhadap
importir. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sebenarnya sudah
melakukan upaya produksi BBO sejak 2016 melalui anak
usahanya PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP),
meskipun masih dalam skala relatif kecil.
KENDALA DALAM PENGEMBANGAN
BAHAN BAKU FARMASI
Kurangnya
industri hulu
Kurangnya promosi Kurangnya kebijakan
dan peluang yang berpihak pada
investasi di bidang pengembangan
bahan baku bahan baku farmasi
dalam negeri
farmasi

Kurangnya
Kurangnya sinergi
pemutakhiran antar stakeholder
teknologi

Penelitian belum Belum fokusnya


berorientasi pada pengembangan yang
berorientasi pada
peningkatan nilai pengembangan bahan
tambah dan optimasi baku farmasi.
produk di industri
• Pasar dalam negeri relatif Kecil
TANTANGAN (Economic of Scale)- Profit margin
kecil – Investasi awal besar
INDUSTRI • Ketersediaan sumber daya lokal
BAHAN BAKU • Ketersediaan lokal Teknologi
pembuatan BBO
SEDIAAN
FARMASI DI
INDONESIA Tidak bisa bersaing dalam
“global price”
BAHAN BAKU YANG POTENSIAL UNTUK
DIKEMBANGKAN :
• Bahan baku obat konvensional yang banyak digunakan
di Indonesia
• Harga terjangkau dengan kualitas yang baik
• Berbasiskan Sumber Daya Alam di Indonesia
• Memiliki Added Value besar
• Produk bioteknologi
• Excipient (bahan tambahan)
Sekilas Industri Bahan Baku Obat di Indonesia
• Di awal Orde Baru (tahun 1970-an), Perusahaan Multi Nasional (PMA) di
Indonesia, setelah 5 tahun DIWAJIBKAN membuat minimal 1 bahan baku
obat
• Beberapa di antaranya pernah membuat BBO, antara lain : Merck (Vit. B1),
Roche (Diazepam), Carlo-Erba, Meiji, dsb.
• Kebijakan tidak berlanjut, semua industri BBO tsb akhirnya BUBAR
• Untuk melindungi Industri Bahan Baku Obat di Indonesia, pemerintah
memberikan perlindungan melalui tarif pajak tambahan sebesar 10%
• Industri Bahan Baku Obat yang “sempat” berproduksi dalam skala besar, antara
lain :
• PT. Sandoz Biochemie, memproduksi Amoxicilline – Ampicilline
• PT. Riasma Abadi Farma (RAF), memproduksi Parcetamol
• PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL), memproduksi bahan baku kina
(quinine).
• Akibat tidak bisa bersaing, PT. Sandoz dan RAF, berhenti produksi
• PT. Kimia Farma (KF), memproduksi Garam Farmasetis (mulai produksi tahun
2016)
IDE DASAR ROADMAP INDUSTRI FARMASI

BIOPHARMA-
CEUTICALS

VACCINE

PENGEMBANGAN PERSOALAN
UTAMA: BAHAN
OPTIMALISASI
INDUSTRI FARMASI POTENSI
BAKU OBAT

• Kedepan, biopharmaceutical dan natural


dianggap yang paling berpotensi untuk bersaing di NATURAL
pasar farmasi dunia.
• Vaccine Indonesia dianggap yang paling maju di
Asia dan sudah mendapat pengakuan dari WHO. CHEMICALS
• Perkembangan produksi obat berbahan chemicals
saat ini bersifat stagnan dan telah menjadi
komoditas, namun perlu didorong produksi untuk
chemicals tertentu yang feasible agar diperoleh
kemampuan pengembangan produk
(BBO feasible  BBO first generic  BBO baru)
Pertumbuhan Pasar
PROFIL INDUSTRI
OBAT TRADISIONAL
DI INDONESIA
PROFIL INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
DI INDONESIA
PROFIL INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
DI INDONESIA
Persentase industri OT

Kalbar Sumsel
Bali Jambi
Sulsel 2% 2%
Kalsel 3% 2% 1% NAD Jatim
1% 32%
Sumut 3%
DIY 4%
4%

DKI
13%
Jabar Jateng
15% 18%
PROFIL INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
DI JAWA TENGAH

UKOT/UMOT

IOT
TOTAL 1.047 Produk OT
TOTAL 1.303 Produk OT
Bentuk Sajian Jamu pada Industri Menengah-Besar
(20 Perusahaan, 778 Produk)

Cairan Obat Dalam 8


Cairan Obat Luar 35
Kaplet 15
Kapsul 120
Bentuk Sajian
Padat 24
Pil 134

Rajangan 17
Salep / Krim / Balsem 5
Sediaan Paket 62
Serbuk 438
Tablet 19

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500


Jumlah

Sumber : Kuisioner dan DOA (Daftar Obat Alam)

Gambar 4.72. Grafik Bentuk Sajian Pada Industri Menengah-Besar


Bentuk Sajian Jamu pada Industri Menengah-Kecil
(17 Perusahaan, 63 Produk)

Bedak 1

Bentuk Sediaan Krim 1

Rajangan 1

Pil 6

Serbuk 54

0 10 20 30 40 50 60
Jumlah

Sumber : Kuisioner pemetaan

Gambar 4.73. Grafik Bentuk Sajian Pada Industri Menengah-kecil


PERSENTASE PENDUDUK UMUR ≥ 15 TAHUN YANG
MEMPUNYAI KEBIASAAN MENGKONSUMSI JAMU
MENURUT KARAKTERISTIK, RISKESDAS 2010
50 45.17
40.71
40 % kelompok umur
(15 th keatas) yang
30
minum jamu
20
9.76
10 4.36
0
Ya, Ya, Tidak,namun Tidak
Setiap hari kadang@ Dulu pernah Pernah

60 55.16
50 43.99
40
30
20.43
20 11.58
Jenis sediaan
10
0 Decocti
Kapsul/ Racikan on Cairan
tsblet Yg disedu dgn
HASIL RISET KESEHATAN DASAR 2010 air panas
Jamu
FAKTA DAN DATA
• 10 % dari Obat kimia sintetis yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit menyebabkan efek samping (side
effect)” (Dr. Paavo USA)
• Banyak kerusakan yang serius pada individu yang
menggunakan obat sintetis (Limits to Medicine; 1926)” (Dr.
Ivan Illich)
• Pengobatan modern dengan obat sintetis bukanlah
pengobatan yang mengandung cara yang baik dalam
mengobati suatu penyakit” (Andrew Well USA)
• Tidak bisa di pungkiri bahwa obat sintetis yang digunakan
untuk menyembuhkan, dalam jangka panjang menimbulkan
kerusakan pada tubuh manusia.” (Dr. David Palmer Kanada)
PERMASALAHAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
DI INDONESIA
KASUS PELANGGARAN OBAT TRADISIONAL
YANG SERING DIJUMPAI

TERDAFTAR MENGANDUNG BKO

TDK TERDAFTAR MGD BKO

TDK TERDAFTAR TDK MGD BKO


KASUS SANKSI
BEREDAR TIDAK SESUAI YANG
OT ADMINISTRATIF
DISETUJUI HINGGA
PROSES HUKUM
TERDAFTAR TMS FARMASETIK

IKLAN TMS
OVERCLAIM
BLM PRE–REVIEW
PELUANG & TANTANGAN
BISNIS SEDIAAN FARMASI
DI INDONESIA
PELUANG & TANTANGAN

• MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015


• Penerapan JKN/BPJS – Kesehatan
• Sertifikasi “HALAL” untuk Produk – produk
Obat, Obat Tradisional dan Kosmetik
Tuntutan Global

Penetrasi
Pasar Luar
Pemenuhan Berdaya
Persyaratan Saing

Pemenuhan Produk Cost


Standar Effective

Batas antar
Terjamin Negara
Mutu Semakin
tipis
ASEAN Economic Community 2015
Harmonisasi ASEAN Single
Harmonisasi
Standart & Market on
Regulasi Farmasi
Keseragaman Pharmaceutical
ASEAN
Teknis Products
(ACTD)
(ACTR)

CPOB : 2012

ACTD = ASEAN Common Technical Dossier


ACTR = ASEAN Common Technical Requirement Tidak Ada
(c-GMP) Barrier
Regional
ASEAN Economic Community 2015
JKN – BPJS Kesehatan

Tahun 2017 : Rp. 4 Trilyun


JKN – BPJS Kesehatan
JKN – BPJS Kesehatan
Sertifikasi Halal Produk Obat
Sertifikasi Halal Sediaan Farmasi
Sertifikasi Halal Sediaan Farmasi
Sertifikasi Halal Sediaan Farmasi
Biaya Sertifikat Halal Industri Pengolahan
Biaya sertifikat untuk produk-produk makanan, minuman, obat, kosmetika dan penyembelihan hewan diluar flavor, rumah potong hewan dan restoran ditentukan
atas dasar besar kecil perusahaan dengan mempertimbangkan :

A. Golongan usaha/kapasitas produksi/omzet


B. Kerumitan pemeriksaan
C. Teknologi yang digunakan

Tabel biaya sertifikat halal industri pengolahan

Keterangan :

A. Golongan usaha/kapasitas produksi

Usaha besar
- Badan usaha berbentuk PT atau CV
- Luas pemasaran internasional

Usaha menengah
- Badan usaha berbentuk PT, CV dan UD
- Kapasitas produksi dengan luas pemasaran secara lokal atau nasional

Usaha kecil
- Badan usaha berbentuk PIRT
- Kapasitas produksi dengan luas pemasaran dibawah 3 provinsi
- Tempat produksi hanya ada satu.\

B: Kerumitan pemeriksaan
B1: Titik kritis bahan 4 atau lebih, Jumlah bahan 5 atau lebih
B2: Titik kritis bahan maksimal 3, Titik kritis tersebut tidak memerlukan pengkajian melebihi 2 langkah (turunan) sudah dapat meyakinkan, Jenis produk
sederhana. Seperti AMDK, karbon aktif dan Taurin

C: Teknologi yang digunakan


C1: Modern: Apabila proses produksi dominan menggunakan mesin
C2: Konvensional: Apabila dalam proses produksi dominan menggunakan tenaga manusia.

Secara nominal biaya sertifikat halal berkisar antara Rp.2.000.000 sampai Rp.4.500.000 per jenis produk.

Bagi perusahaan yang mempunyai jumlah merk/nama dagang atau model kemasan yang cukup banyak (di atas 5 macam), dikenakan biaya tambahan sebesar
Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) per merk atau model kemasan.

Bagi perusahaan yang mempunyai lebih dari satu pabrik, akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) per pabrik bagi perusahaan
besar, sebesar Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) per pabrik bagi perusahaan menengah.
Dr. Satibi, M.Si., Apt
jamu yang dikenal adalah jamu untuk orang
dewasa: pegal linu, jamu kuat, pelangsing dll.
Bagaimana meluncurkan jamu buyung upik?
Segmen pasar: anak usia 4- 12 th, launching
tahun 1998, position: jamunya anak pintar,
otak cemerlang dan masa depan gemilang.
Bagaimana hasilnya?
 Pertumbuhan 3 tahun terakhir; 10-15 %
 Awal produksi 50 rb unit, selang 2 tahun
melesat sampai 5 juta unit perbulan
 Market share kurang lebih 80%
Bagaimana strateginya?
- Penangkal rasa: rasa enak dengan 8 variasi
rasa: cokelat, jeruk, mangga, stroberi,
melon, jambu, durian dan anggur
- promosi: iklan radio, tv dan majalah.
Sponsor mini marathon anak “ buyung upik
3k”
- Distribusi: toko grosir, klontong,, ritel, toko
obat, apotek, toko seduhan jamu, mini/spr
market
- Jamu gendong, ibu sebagai decision maker
• BANYAK FAKTOR YANG
MEMBERIKAN KONTRIBUSI PADA
KEBERHASILAN SUATU PERUSAHAAN:
STRATEGI YANG UNGGUL, KARYAWAN
YANG LOYAL, SISTEM INFORMASI
YANG BAIK DAN IMPLEMENTASI YANG
PRIMA
• ADA KESAMAAN SUKSES
PERUSAHAAN: FOKUS YANG SANGAT
KUAT KEPADA CUSTOMER DAN
KOMITMEN YANG TINGGI KEPADA
MARKETING
• PERUSAHAAN YANG SUKSES
MEMPUNYAI DEDIKASI YANG SANGAT
KUAT DALAM MEMAHAMI DAN
MEMUASKAN KEBUTUHAN
CUSTOMERNYA DENGAN MENETAPKAN
TARGET PASAR SECARA TEPAT DAN
CERMAT
DENGAN PARADIGMA MARKETING YANG BERORIENTASI
CUSTOMER, BISNIS AKAN TERUS BERKEMBANG DAN
SUSTAINABLE KARENA FONDASINYA ADALAH KEPUASAN
CUSTOMER
ANGGAPAN KELIRU:
• MARKETING HANYA SEBATAS MENJUAL
DAN ADVERTENSI/IKLAN
• TELLING DAN SELLING

MARKETING HARUS DIMAKNAI DENGAN PARADIGMA BARU:


• SATISFYING CUSTOMER NEEDS MELALUI INTERAKSI DAN KERJA
SAMA DENGAN CUSTOMER
• MULAI DARI CUSTOMER, BERFOKUS PADA CUSTOMER DAN
BERTUJUAN UNTUK MEMUASKAN CUSTOMER
• MARKETER HARUS MEMAHAMI KEBUTUHAN CUSTOMER,
MENYEDIAKAN PRODUK DENGAN NILAI DAN KUALITAS SUPERIOR,
HARGA YANG LAYAK, KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN ELEGAN
UNTUK MENARIK MINAT DAN MENCIPTAKAN KEGAIRAHAN SERTA
KEPUASAN CUSTOMER TERHADAP PRODUK.
MARKETING FARMASI ADALAH SUB
SPESIALISASI MARKETING DIMANA
PHARMACEUTICAL CARE
DIAKTUALISASIKAN (SMITH C,
MICKEY)

PHARMACEUTICAL CARE TERDIRI DARI DUA PRODUK YAITU


LAYANAN FARMASI DAN OBAT SEBAGAI SATU KESATUAN
DEMAND OBAT R/ DITENTUKAN OLEH DOKTER BUKAN OLEH PASIEN
SEBAGAI CONSUMER MAUPUN PURCHASER. INI BERIMPLIKASI LUAS
PADA MARKETING FARMASI
OBAT DAN KEMANUSIAAN

•BERJUTA MANUSIA TERSELAMATKAN


DARI KEMATIAN AKIBAT PENYAKIT
CACAR, CAMPAK, TBC, JANTUNG DLL
•TANPA OBAT, MANUSIA AKAN SULIT
UNTUK SURVIVE DAN MEMBANGUN
PERADABAN
•RUMAH SAKIT TANPA OBAT AKAN
BERUBAH FUNGSINYA: SPA ?
WILLINGNESS

ABILITY TO PAY

• DI USA PEMILIHAN OBAT DITENTUKAN OLEH BANYAK PIHAK:


DR, FARMASIS, PASIEN DAN ASURANSI
• DI INDONESIA DOKTER PENENTU TUNGGAL PEMILIHAN OBAT Rx/
• MONOPOLI DLM PEMILIHAN OBAT MEMPUNYAI IMPLIKASI
COMPLICATED – DOKTER ADALAH “AGENT OF PATIEN?”
 Di pasar terdapat
produk dan jasa yang
mungkin dapat
memuaskan need &
wants customer.
 Bagaimana customer
mempertimbangkan?
 Pertimbangan penting
adalah customer value
 Contoh SQ
Expectation Performance Expectation Performance

8 10 10 8

If performance is lower than expectations, satisfaction is low.

If performance is higher than expectations, satisfaction is high.


1. Bagaimana pemasaran mempengaruhi nilai
pelanggan?
2. Bagaimana perencanaan strategis
dilaksanakan pada tingkat yang berbeda
dalam organisasi?
3. Apa yang termasuk rencana pemasaran?
 Inti pemasaran : memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen
 Sasaran bisnis : penghantaran nilai pelanggan
yang menghasilkan laba
 Di ekonomi yang kompetitif, kemenangan
dapat diraih dengan penghantaran nilai yang
bagus
 Pemasaran saat ini diletakkan pada awal
perencanaan
 Proses penghantaran nilai :
◦ Memilih nilai : melakukan STP
◦ Menyediakan nilai : penentuan fitur produk
◦ Mengomunikasikan nilai : mendayagunakan
sumber yang ada untuk mengumumkan dan
mempromosikan produk
 Penghantaran nilai dimulai sebelum produk
ada, berlanjut pada saat produk ada dan
dikembangkan
Sumber : P. Kotler, D.C. Jain dan S. Maesincee,
“Formulating a Marketing Renewal Strategy,”
Dalam Marketing Moves (Bagian 1), Peraga 1-1
(Boston: Harvard Business School Press, 2002)
Hal 29. Hak cipta © 2002 oleh President and
Fellow of Harvard College. Hak cipta dilindungi
Undang-undang
 Untuk dapat bersaing di masa kini, perlu
memiliki dan menjaga sumber daya dan
kompetensi yang membentuk esensi
bisnis
 Karakteristik kompetensi inti :
1. Sumber keunggulan kompetitif
2. Dapat diterapkan pada berbagai pasar
3. Sulit ditiru pesaing
 Tiga pertanyaan manajemen kunci :
1. Eksplorasi nilai : pencarian peluang baru
2. Penciptaan Nilai : Penciptaan penawaran nilai
baru yang lebih menjanjikan secara efisien
3. Penghantaran Nilai : Penggunaan kapabilitas dan
infrastruktur
Communications

Integrated Product & services


Markeing
Channels

Marketing Departement
Customer
Senior
manajemen Internal
Marketing
Holistic
marketing
Relationship
Marketing Channel
Other
Partners
departments

Ethics
Socially Environment
Responsible
Marketing Legal
Community
1. Tingkat Korporat : panduan seluruh perusahaan,
penentuan dan alokasi sumber daya divisi serta
menilai peluang pertumbuhan
2. Tingkat Divisi : alokasi dana tiap bisnis unit
3. Tingkat Unit Bisnis : rencana pemasaran strategis
4. Tingkat Produk : rencana pemasaran taktis
 Karakteristik :
1. Merupakan satu bisnis tunggal atau kumpulan
bisnis yang berhubungan ayng dapat
direncanakan terpisah dari bagian perusahaan
lain
2. Mempunyai kelompok pesaing sendiri
3. Mempunyai manajer yang bertanggungjawab atas
perencanaan strategis, kinerja laba, dan
mengendalikan sebagian besar faktor yang
mempengaruhi laba
Kesenjangan Perencanaan
Strategis

Tiga Strategi Pertumbuhan Intensif : Kisi-kisi Pasar-Produk


Ansoff
Bab 2 Perusahaan dan Strategi Pemasaran

Komponen utama dari rencana pemasaran adalah:

◦ Rangkuman eksekutif
◦ Situasi pasar saat ini
◦ Ancaman dan peluang
◦ Tujuan dan permasalahan
◦ Strategi pemasaran
◦ Program tindakan
◦ Anggaran
◦ Pengendalian

27
Bagian Tujuan
Ringkasan bagi Menyajikan pandangan singkat atas
eksekutif rencana yg diusulkan agar ditinjau dg
cepat oleh manajeman

Situasi Menyajikan data latar belakang yg


pemasaran saat relevan mengenai pasar, produk
ini persaingan dan distribusi

Analisis Mengidentifikasi ancaman dan peluang


ancaman dan utama yg mungkin mempengaruhi produk
peluang
Bagian Tujuan
 sasaran dan Menentukan sasaran perusahaan untuk
isu produk di bidang penjualan, pangsa pasar,
dan laba serta isu yg mempengaruhi sasaran
ini

Strategi
Menyajikan pendekatan pemasaran yg luas,
pemasaran yg akan digunakan untuk mencapai sasaran
dalam rencana

Program
tidakan Menspesifikasikan apa, siapa yg akan
melaksanakan dan kapan dilakukan dan brp
biayanya
Bagian Tujuan
 Anggaran Laaporan laba dan rugi yang
diproyeksikan yang meramalakan
hasil keuangan yang diharapakan
dari rencana tadi

Menunjukkan bagaimana kemajuan


Pengendalian
rencana akan dipantau
Implementasi pemasaran
Adalah proses yang mengubah strategi dan
rencana pemasaran menjadi tindakan
pemasaran untuk mencapai sasaran
pemasaran strategik.

Pengendalian pemasaran
Adalah proses mengukur dan mengevaluasi
hasil strategi dan rencana pemasaran serta
mengambil tindakan perbaikan untuk
memutuskan bahwa sasaran pemasaran
tercapai.
Menetapkan Mengukur mengevaluasi
mengambil
Sa saran kinerja kinerja tindakan

perbaikan

Apa yang harus


Apa yang ingin Mengapa hal ini
Apa yang kita lakukan meng-
Kita capai? terjadi
Terjadi? enai hal tersebut?
Salah satu alat utama pengendalian strategik
seperti ini adalah audit pemasaran.
Audit Pemasaran adalah pemeriksaan
lingkungan sasaran, strategi dan aktivitas
perusahaan secara lengkap sistematik,
independen dan periodik untuk
menentukan bidang masalah dan peluang
serta rencana tindakan untuk memperbaiki
kinerja pemasaran.
Kisi produk dan perluasan pasar
Produk yang ada Produk baru

1. Strategi 3. Strategi
Pasar ada differensiasi
penetrasi pasar

2. Strategi
(strategi diversifikasi)
Pasar baru pengembangan
pasar
Dalam kisi produk/perluasan pasar dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1. Penetrasi pasar, strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan
meningkatkan penjualan produk yang
sudah ada kepada segmen pasar yang
sudah ada tanpa mengubah produk
dengan cara apapun.
2. Pengembangan pasar, strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan
mengidentifikasi dan mengembangkan
segmen pasar baru untuk produk yang
sudah ada.
3. Pengembangan produk, strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan
menawarkan produk yang dimodifikasi atau
produk baru ke segmen pasar yang sudah
ada. Mengembangkan produk menjadi
produk fisik untuk memastikan bahwa ide
produk dapat diubah menjadi produk yang
berguna.
4. Diversifikasi, strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dengan memulai atau
mengambil alih bisnis di luar produk atau
pasar yang sudah ada.
Disampaikan oleh :
Wahyu Tusi Wardani, M. Farm. Apt.
PT. Prakasita Sekar Mataram
STIKES Surya Global
Pada acara :
Kuliah blok 21, (Inovasi dan Kewirausahaan)
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UMY
Yogyakarta, 15 September 2020
OUTLINE

1 POTENSI OBAT BAHAN DAN ISU STRATEGIS


OBAT ALAM/HERBAL INDONESIA

REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL:


2 SINERGI PENGEMBANGAN &
PENGAWASAN

PERAN STRATEGIS BADAN POM DALAM


3 PENGEMBANGAN & PENGAWASAN OBAT
BAHAN ALAM/HERBAL
POTENSI OBAT BAHAN DAN
ISU STRATEGIS OBAT
ALAM/HERBAL INDONESIA
PERAN STRATEGIS OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 1.2
DI INDONESIA

• Bukti kearifan lokal warisan • Industri padat karya  salah satu


budaya bangsa Indonesia penggerak roda ekonomi di
• Mendukung pengarusutamaan Indonesia
gender • Profil industri OT Indonesia 
99.9% adalah UMKM

SOSIAL &
EKONOMI
BUDAYA

PENTINGNYA PENGEMBANGAN OBAT HERBAL

TEKNOLOGI KESEHATAN

• Mendukung perkembangan dan • Meningkatkan taraf kesehatan


peningkatan penguasaan masyarakat
teknologi, khususnya di bidang • Paradigma jamu mudah
herbal diperoleh, murah dan minimal
menimbulkan efek samping
1.3
POTENSI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL INDONESIA

Genetic Resources Traditional Knowledge


Jumlah flora Produk
Ristoja 2015 Terdaftar
Indonesia ± 31.746
spesies, menghimpun informasi Jumlah NIE Obat
menempatkan ramuan : 10.048, Tradisional
Indonesia dalam tumbuhan obat : 19.899 Tahun 2015
urutan ke 2 NEGARA jenis tersebar pada 96 sebanyak 2.184
MEGABIODIVERSITAS etnis di 24 propinsi**

Sumber : Sumber :
Sumber :
LIPI, 2014 Laporan Tahunan BPOM 2014
Laporan Ristoja B2P2TOOT, 2015 5
KEKUATAN & PELUANG PENGEMBANGAN OBAT BAHAN 1.4
ALAM/HERBAL
Pertumbuhan Pasar OBA
Triliun Rupiah 33.33%
7.14%
Genetic Resources
•Jumlah flora Indonesia ± 31.746 spesies,
menempatkan Indonesia dalam urutan ke
2 NEGARA MEGABIODIVERSITAS
(LIPI, 2014)

Traditional Knowledge
Profil No Izin Edar
•Sekitar 3.728 spesies tanaman diketahui
3,000 2,747
berpotensi dimanfaatkan untuk tujuan
2,411
medis (PT. Eisai Indonesia) 2,500
2,184
•Pemanfaatan obat herbal untuk 2,000 1,844
pengobatan tradisional oleh etnis 1,626
Jumlah

1,500 1,309
masyarakat yang beragam
1,000

Sumber: 500
Data GP Jamu, Data Registrasi Obat Tradisional, -
Laporan Tahunan Badan POM 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2015
TANTANGAN PENGEMBANGAN OBAT BAHAN ALAM/
1.5
HERBAL

• Meningkatkan • Kemampuan memenuhi


Pengetahuan dan persyaratan teknis
Kemampuan Teknis pendaftaran Produk
• Meningkatkan Kesadaran
pelaku UMKM dalam
SDM mendaftarkan produk

• Penguasaan teknologi
PELUANG
• Meningkatkan akses PRODUK
PASAR DAN
pasar BERMUTU
TEKNOLOGI PROMOSI
& PASAR

• Akses pembiayaan untuk


perluasan usaha
MODAL/DANA • Mieningkatkan sarana dan
prasarana Produk Berdaya Saing
ISU STRATEGIS DALAM PENGAWASAN
OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 1.6

Data Industri/Usaha Obat Tradisional


Profil Sampling dan Pengujian Laboratorium Produk Berdasarkan Permenkes 006 Tahun 2012
120 Obat Tradisional (% OT TMS/MS) Tahun 2010 - 2015

100

26.19 20.57 19.8 25.75 23.26 19.22


80

60 TMS
MS
40
73.81 79.43 80.2 74.25 76.74 80.78
20

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015

 Rata-rata kasus TMS Tahun 2010-2015 sebesar 22,47%.



Terjadi penurunan persentase angka produk TMS pada
tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar
4,04%
Produk UMKM OT berkontribusi sebesar 12% dari
“ Jumlah UMKM OT yang sudah
menyesuaikan izin usahanya sesuai
Permenkes 006 Tahun 2012 baru
angka TMS
sebesar 108 unit.
 Kategori TMS: adulterasi, ilegal, TMS secara farmasetik

Sumber: Data Direktorat Inspeksi OT, Kos dan PK Tahun 2010-2015 ”


1.7
ISU STRATEGIS DALAM PENGAWASAN
PENGAWASAN
OBAT BAHAN ALAM/HERBAL

ilegal
Pelanggaran
adminis-
trasi
TMK Produksi
penandaan OT BKO
Produk Sarana &
Adulterasi,
pemalsuan produk, TMS prasarana
penambahan BKO AKK Tidak
Produksi
OT tanpa Produksi memenuhi
ALT NIE TMK
TMS aspek SH
Kadar
air farmasetik
Tidak Belum
OT BKO memenuhi menerapkan
Mikroba etanol CPOTB
patogen Waktu aspek D
hancur Keserag
aman
bobot Sarana & OT tanpa
Penga- NIE
wet
prasarana
Produksi
TMK OT
Kedaluwarsa
PELUANG PASAR MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 1.8

Hambatan perdagangan akan


cenderung berkurang bahkan menjadi
tidak ada. Peluang ekspansi ekspor

Pasar Indonesia terbesar di ASEAN,


harus jadi TUAN RUMAH di negeri sendiri

TINGKATKAN DAYA SAING PRODUK


OBAT TRADISIONAL

Jangan jadi
penonton di
negeri sendiri

Sumber : World Bank Data, 2014


PERAN SEKTOR ABCG DALAM RANGKA 1.9
PENGEMBANGAN OBAT BAHAN ALAM/HERBAL
Penelitian dasar

• pengembangan bahan baku, studi toksisitas, studi manfaat, dll

Penelitian dan pengembangan


ACADEMICS BUSINESS • untuk meningkatkan kualitas produk, menghasilkan produk
EFFICACY inovasi, dll

Implementasi standar, persyaratan teknis dan pedoman


SAFETY

Meningkatkan kompetensi dan pengetahuan


QUALITY

Ketersediaan standar, persyaratan teknis dan pedoman


COMMUNITY GOVERNMENT
Ketersediaan program yang mendukung aspek teknis
untuk industri termasuk UKM

Pengawasan berbasis risiko

Kesadaran Masyarakat dan Komunitas dalam


pemanfaatan obat herbal secara tepat dan rasional
TANTANGAN PENGEMBANGAN 1.10

OBAT BAHAN ALAM/HERBAL


BAHAN BAKU
• Standardisasi bahan baku
belum diterapkan
• Kebutuhan ≠Ketersediaan
EKSPLORASI dan
• Penanganan Awal Bahan Baku
BIOPROSPEKSI
kurang tepat (Higiene, Sanitasi)
pengetahuan dan
RISET & PENGEMBANGAN
plasma nutfah
• SDM
tumbuhan obat belum
• Teknologi
berjalan seimbang
• Modal
dengan konservasi

KOMITMEN
MANUFACTURING
INTERNASIONAL
• SDM
• Teknologi
• Akses Pasar
• Modal perjanjian-perjanjian internasional,
khususnya di bidang ekonomi yang
menghendaki adanya area perdagangan
• GLOBALISASI bebas/Free Trade Area (FTA)
• PERDAGANGAN
PEMANFAATAN PRODUK
BEBAS HERBAL
• Pemanfaatan produk herbal
belum tepat dan rasional
REGULASI OBAT BAHAN
ALAM/HERBAL:
SINERGI PENGEMBANGAN &
PENGAWASAN
KEBIJAKAN 0BAT TRADISIONAL NASIONAL
(KOTRANAS) 2007

KepMenkes No. 381/MENKES/SK/III/2007

Tujuan:
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan
tradisional secara berkelanjutan
2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia agar memiliki
daya saing
3. Tersedianya obat tradisional
4. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul
KEBIJAKAN OBAT 3.1
TRADISIONAL NASIONAL
(KOTRANAS) 2007
KEBIJAKAN
GELAR KEBANGKITAN PENGEMBANGAN JAMU
JAMU “JAMU BRAND 2008
INDONESIA” ROADMAP PENGEMBANGAN JAMU
2011-2025

VISI :
Jamu Indonesia menjamin
SAINTIFIKASI
Kualitas Hidup Dunia
2010 MISI :
JAMU
Meningkatkan keamanan, khasiat-manfaat
dan mutu Jamu
Meningkatkan kemandirian bahan baku Jamu
Mengembangkan industri Jamu berkelas
2011-2025 dunia
Memantapkan pasar lokal dan mendorong
pasar global
Meningkatkan pemanfaatan Jamu dalam
pelayanan kesehatan
Jamu sebagai brand image bangsa Indonesia
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 2.1

REGULASI UNTUK JAMINAN KEAMANAN, KUALITAS DAN MANFAAT


 Persyaratan teknis registrasi obat tradisional
• PERKABPOM No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional
• PERMENKES No. 007 Tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional
• PERKABPOM No. HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana
Pendaftaran Obat Tradisional, OHT dan Fitofarmaka

 Negative List
• PERKABPOM No. 10 Tahun 2014 tentang Larangan Memproduksi dan Mengedarkan
Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang Mengandung Coptis sp, Berberis sp,
Mahonia sp, Chelidonium Majus, Phellodendron Sp, Arcangelica flava, Tinosporae
Radix, dan Cataranthus Roseus
• PERKABPOM No. HK.03.1.23.05.12.3428 Tahun 2012 tentang Larangan Memproduksi
dan Mengedarkan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan yang Mengandung
Tumbuhan Pausinystalia yohimbe
• PERKABPOM No. HK.00.05.41.2803 Tahun 2005 tentang Larangan Obat Tradisional
yang mengandung Cinchonae Cortex atau Artemisiae Folium
• KEPKABPOM No. HK.00.05.4.02647 tentang Larangan Peredaran Obat Tradisional dan
Suplemen Makanan yang Mengandung Tanaman Kava-kava
• The Adopted Negative List of Active Ingredients (Animal or Plant) for Traditional
Medicines
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 2.2

REGULASI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN OBAT TRADISIONAL


 Penerapan CPOTB
• PERKABPOM No. HK.03.1.23.06.11.5629 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis CPOTB
 Klasifikasi Ijin Industri
• PERMENKES No. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional
 Pengelompokan Obat Bahan Alam
• KEPKABPOM No. HK. 00.05.4.2411 tahun 2004 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan
Penandaan Obat Bahan Alam
• PerKa BPOM No. HK.00.05.41.1384 tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat
Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka
 Penelitian Obat Bahan Alam
• PERKABPOM No. 9 Tahun 2014 tentang Tata Laksana Persetujuan Uji Klinik
• PERKABPOM No. 13 Tahun 2014 tentang Pedoman Uji Klinik Obat Herbal

REGULASI DALAM RANGKA LAW ENFORCEMENT


• Sanksi Administratif :
 Peringatan tertulis dan public warning obat tradisional mengandung BKO
 Penarikan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dari peredaran termasuk
penarikan iklan, sesuai PERKABPOM No. HK.03.1.23.02.12.1248 Tahun 2012 tentang Kriteria dan
Tata Cara Penarikan Obat Tradisional yang Tidak Memenuhi Persyaratan
 peringatan, peringatan keras, perintah penarikan produk dari peredaran, penghentian
sementara kegiatan; atau pencabutan izin industri atau izin usaha sesuai Permenkes No.006
Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha OT
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL

KELOMPOK OBAT
BAHAN ALAM/HERBAL

FITOFARMAKA

HERBAL TERSTANDAR
KLAIM MANFAATN
DIDUKUNG UJI
KLINIK
KLAIM MANFAAT
JAMU DIDUKUNG UJI
 Standardizsasi bahan baku dan
PREKLINIK
produk jadi
KLAIM MANFAAT  Sertifikat CPOTB
BERDASARKAN DATA  Standardizsasi bahan baku  Uji klinik
EMPIRIS  Sertifikat CPOTB  Uji mutu
 Uji preklinik(Toksisitas dan
Manfaat)
 Uji mutu
 Uji mutu
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 2.3

PERMENKES NO. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional

Industri obat Tradisional (IOT) Semua bentuk sediaan obat tradisional

Usaha skala
Industri
Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) Ekstrak (Produk Akhir)

Semua bentuk sediaan obat tradisional,


Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) kecuali tablet dan efervesen

Usaha Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) Param, tapel, pilis, cairan obat luar dan
rajangan
skala kecil
dan
menengah
Campuran sediaan jadi dan/atau sediaan
Usaha Jamu Racik (UJR)
segar obat tradisional

Bahan obat tradisional dibuat dalam bentuk


Usaha Jamu Gendong (UJG) cairan segar
PERIZINAN

ISO
Dasar 9001:2008
Hukum
Janji
Waktu
Pelayanan
Pedoman Pelayanan
Penilaian Prima
PERIZINAN Transparan

Prosedur
Pedoman
SOP yg jelas
Pelayanan
PERIZINAN
• Saat Ini 1 2

Manual
1. Izin Industri Farmasi Elektronik
(IF) 1. Izin Importir
2. Izin Pedagang Besar Produsen (IP)
Farmasi (PBF) 2. Izin Importir
3. Izin Industri Obat Terdaftar (IT)
3. Izin Eksportir
Tradisonal (IOT) Produsen (EP)
4. Izin Industri Ekstrak 4. Izin Surat
Bahan Alam (IEBA) Persetujuan Impor
5. Izin Produksi (SPI)
Kosmetika 5. Izin Surat
6. Izin Sediaan Farmasi Persetujuan Ekspor
(SPE)
Khusus (SAS)

2012 : Sertifikat ISO 9001 2008


E-LICENSING

- Pelayanan prima
- Dana dan upaya
perizinan dapat Iklim usaha Harga
E-Licensing ditekan yang kondusif terjangkau
- Efisiensi
pengurusan
perizinan

Proses :
2012  proses pengembangan
2013  penguatan SDM
2014  running
PERMENKES NOMOR : 006 TAHUN 2012
TENTANG
INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL

 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL yang selanjutnya


disebut IOT adalah industri yang membuat semua bentuk
sediaan obat tradisional

 INDUSTRI EKSTRAK BAHAN ALAM yang


selanjutnya disebut IEBA adalah industri yang khusus
membuat sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai produk
akhir
NO SARANA Produk Izin Penanggung jawab Keterangan

1. IOT Semua bentuk sediaan OT Kementerian Apoteker


Kesehatan

2 UKOT Semua bentuk sediaan OT kecuali Dinkes Tenaga Teknis Jika m’produksi sediaan
tablet dan efervesen Provinsi Kefarmasian sbg kapsul dan/atau cairan
penanggungjawab obat dalam harus
memiliki apoteker sbg
PJ penuh dan CPOTB
(ada sertifikat dr
BPOM)

3 UMOT Param, pilis, cairan obat luar, Dinkes Tidak ada kualifikasi
rajangan Kab/Kota khusus

4 UJR Depot Jamu yang melakukan - Tidak ada kualifikasi


pencampuran sediaan jadi khusus
dan/atau sediaan segar obat
tradisional
untuk dijajakan langsung kepada
konsumen.

5 UJG Menggunakan bahan OT bentuk - Tidak ada kualifikasi


cairan yg dibuat segar dengan khusus
tujuan untuk dijajakan langsung
kepada konsumen.

28
PELAYANAN PERIZINAN YANG DIBERIKAN

1. Industri Obat • Persetujuan Prinsip


Tradisional
• Izin Industri Obat Tradisional
(IOT)

2. Industri • Persetujuan Prinsip


Ekstrak Bahan • Izin Industri Ekstrak Bahan
Alam (IEBA) Alam

Masa berlaku IOT berlaku untuk seterusnya selama IOT yang bersangkutan
masih berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
JENIS PERMOHONAN IZIN
3. Perubahan izin dikarekan : pemindahan lokasi /pindah lokasi
wajib mengajukan perubahan izin dengan tembusan kepada Kepala Badan,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan Kepala Balai POM setempat. Izin
perubahan dikeluarkan setelah menerima rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Provinsi setempat dan Kepala Badan .
 IOT dan IEBA yang telah mendapat izin, yang melakukan perubahan seperti
 perubahan Apoteker Penanggung Jawab,
 perubahan alamat
 perubahan nama
wajib melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Kepala Badan dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
Perubahan dapat diberikan persetujuan dalam bentuk adendum oleh
pemberi izin.
TATA CARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN PRINSIP
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL / INDUTRI EKSTRAK BAHAN ALAM
4 12 HK

• Izin (pembayaran PNBP sesuai PP No.21th.2013)


• Ditolak

3 Surat Permohonan
PEMOHON DIRJEN

2 5
Tembusan
RIP Izin
14 HK
1 BPOM RI DINKES PROVINSI
Surat Permohonan
TATA CARA IZIN IOT / IEBA
Tembusan
1 Surat Permohonan
DINKES PROPINSI
3 Verifikasi Administratif 20 HK Rekomendasi Kelengkapan
• Izin (pembayaran PNBP sesuai PP No.21 Th.2013) 4 Administrasi
• Ditunda 10 HK
6 • Ditolak 10 HK
PEMOHON DIRJEN
1 Surat
Permohonan
Rekomendasi Teknis
2 5 pemenuhan
Persyaratan CPTOB
10 HK
20 HK
Audit CPOTB
BADAN POM
1 Tembusan
Surat Permohonan
ALUR TATA CARA PERMOHONAN IZIN UKOT
Pemohon Dinkes Provinsi Dinkes Kab/Kota Balai POM

Pemohon
Tembusan 1

Evaluasi dan
Persyaratan
Administratif

Tembusan 2

Rekomendasi
Audit Pemenuhan
Persyaratan CPOTB

Menyetujui,
Menunda atau Rekomendasi

Menolak Izin
UKOT
33
ALUR PERMOHONAN IZIN UMOT

•Ditunda
• Ditolak

4
PEMOHON DINKES KAB/KOTA
1 Surat
Permohonan

3 2
Hasil Pemeriksaan Menunjuk TIM
Kesiapan CPOTB

TIM PEMERIKSA
PELAPORAN
1. IOT, IEBA, UKOT dan UMOT wajib menyampaikan
laporan secara berkala setiap 6 (enam) bulan meliputi :
jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan serta
jenis, jumlah, dan nilai hasil produksi

2. Laporan IOT dan IEBA disampaikan kepada Direktur


Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi

3. Laporan UKOT disampaikan kepada Kepala Dinas


Kesehatan Provinsi dengan tembusan kepada Kepala
Balai setempat

4. Laporan UMOT disampaikan kepada Kepala Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada
Kepala Balai setempat
Sanksi

PERINGATAN

PERINGATAN KERAS

SANKSI PERINTAH PENARIKAN PRODUK DARI


PEREDARAN

PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN

PENCABUTAN IZIN INDUSTRI ATAU IZIN


USAHA 36
KETENTUAN PERALIHAN

Izin industri dan usaha obat tradisional yang


dikeluarkan sebelum Permenkes 006 tahun 2012
harus diperbaharui sesuai dengan persyaratan paling
lama 2 tahun sejak Permenkes ini diundangkan

Paling lambat
23 Februari 2014

37
INVENTARISASI PERMASALAHAN
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL

1. Apakah UKOT dan UMOT harus memenuhi seluruh aspek yang terdapat
pada CPOTB?
2. Pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
untuk UKOT dan UMOT ?
3. Untuk sediaan kapsul dalam OT diisi serbuk apa diperbolehkan ?
4. Banyak produk OT dalam bentuk sediaan cairan yang hendak
diregistrasikan. Bagaimana registrasinya apakah masuk PIRT atau obat
tradisional?
5. Penanggungjawab UKOT / UMOT harus bekerja secara fulltimer mengingat
waktu produksi UKOT /UMOT hanya tentative berdasarkan adanya
pesanan?
PERAN DINAS

Dinkes berkoordinasi dengan unit pelayanan


perizinan terpadu di daerah

Dinkes memberikan informasi perizinan yang


benar, lengkap dan jelas kepada pemohon

Dinkes berperan aktif dalam pembinaan sarana


produksi dan distribusi obat dan obat tradisional
PERAN STRATEGIS BADAN POM
DALAM PENGEMBANGAN &
PENGAWASAN OBAT BAHAN
ALAM/HERBAL

40
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.2
DALAM PENGEMBANGAN & PENGAWASAN
OBAT BAHAN ALAM/HERBAL

VISI
• Obat dan Makanan Aman Melindungi masyarakat dari
Meningkatkan Kesehatan produk Obat Tradisonal yang
Masyarakat dan Daya Saing Bangsa tidak memenuhi aspek
keamanan, manfaat, dan
mutu (Pengembangan
MISI SisPOM)
• Meningkatkan sistem pengawasan
Obat dan Makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat
• Mendorong kemandirian pelaku
usaha dalam memberikan jaminan Meningkatkan daya
saing Obat Tradisional
keamanan Obat dan Makanan serta Indonesia pada pasar
memperkuat kemitraan dengan lokal dan global
pemangku kepentingan
• Meningkatkan kapasitas
kelembagaan BPOM
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.3
DALAM PENGEMBANGAN & PENGAWASAN
OBAT BAHAN ALAM/HERBAL
Peningkatan kesadaran dan
pengetahuan kualitas dan cara
Konsumen
penggunaan produk yang
rasional  self awareness

 Pengawasan pre- dan post-


Pemerintah
market
 Sosialisasi, Komunikasi,
Informasi dan Edukasi

 Pemenuhan CPOTB
Produsen  Pemenuhan persyaratan mutu
dan keamanan produk

Tiga Lapis SisPOM


Perlindungan Konsumen
PRE-MARKET
CONTROL 3.4

PRODUK
REGISTRASI

INDUSTRI
PRODUK
PRODUK DENGAN NIE 2
Ex.: POM TR. 123 456 789 DISTRIBUSI

SERTIFIKASI
SARANA PRODUKSI CPOTB
PENGAWASAN
OBAT TRADISIONAL
POST-MARKET
CONTROL BPOM

INSPEKSI SARANA SAMPLING & PENGUJIAN


INSPEKSI SARANA PRODUKSI DISTRIBUSI PRODUK

KONSUMEN
PENGAWASAN IKLAN,
PROMOSI DAN
PENANDAAN
SOSIALISASI, KOMUNIKASI,
INFORMASI DAN EDUKASI
PRODUK OBAT TRADISIONAL
AMAN DAN BERMUTU
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.5
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM

PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN
REGULASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMASARAN

PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.6
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM

PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN Bimbingan teknis
SDM UMKM Higiene, Sanitasi dan Dokumentasi,
Seminar Ilmiah,Workshop, dll

Bimbingan dan bantuan teknis


PENINGKATAN KEMAMPUAN penerapan CPOTB
PEMASARAN

PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.7
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM

PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN
SDM Workshop pemasaran

Pengikutsertaan UMKM dalam


jaringan koperasi pemasaran
PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMASARAN UMKM Peningkatan akses UMKM ke pasar
regional dan internasional melalui
promosi

PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.8
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM

PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN
SDM
KEMENTERIAN
KOPERASI DAN
UKM

KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM NEGERI/ PEREMPUAN DAN
PEMASARAN PEMDA PERLINDUNGAN ANAK

KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN
PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PENGUATAN KEMITRAAN
3.9
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT

PEMETAAN UMKM
KEMENTERIAN
KOPERASI DAN MODAL & PEMBIAYAAN
UKM

KEIKUTSERTAAN UMKM PADA


KEMENTERIAN KEMENTERIAN JEJARING PEMASARAN
PEMBERDAYAAN
DALAM NEGERI/ PEREMPUAN DAN
PEMDA PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN
GENDER

KEMENTERIAN KEMENTERIAN PERALATAN & TEKNOLOGI


PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN
KEMUDAHAN AKSES EKSPOR

KEMUDAHAN IZIN USAHA

JERARING INFORMASI
PERIZINAN USAHA
TATA CARA PEMBERIAN IZIN IOT & IEBA
Pemohon & Calon APJ
Maks. 20 hari kerja Maks. 20 hari kerja
Ka Badan POM  audit
Ka Diskes Prov 
pemenuhan persyaratan
verifikasi administrasi
CPOTB
Rekomendasi pemenuhan Rekom pemenuhan syarat administrasi
persyaratan CPOTB
Maks. 10 hari kerja Maks. 10 hari kerja

Dirjen Binfar & Alkes


21 hari kerja tidak dapat tanggapan dari Kadiskes Prov dan atau Ka Badan
 pemohon Dapat membuat pernyataan siap berproduksi
Maks. 10 hari kerja setelah menerima rekom: dirjen Binfar &Alkes menerbitkan izin
Izin : diterbitkan bila syarat terpenuhi,
di tolak bila tdk sesuai izin prinsip,
di tunda bila syarat kurang  melengkapai paling lama 6 bulan
TATA CARA PERIZINAN UKOT

Pemohon & Calon PJ

Maks. 7 hari kerja Maks. 7 hari kerja

Balai POM  audit Dinkes kab/kota 


pemenuhan syarat cpotb verifikasi administrasi

Rekomendasi pemenuhan Rekom pemenuhan syarat administrasi


persyaratan CPOTB
Maks. 14 hari kerja Maks. 14 hari kerja
Dinkes prov
30 hari kerja tidak dapat tanggapan/di audit atau diverifikasi
 Pemohon Dapat membuat pernyataan siap berproduksi kepada Kadinkes Prov

Maks. 14 hari kerja setelah menerimsa rekom dari balai POM atau Kadis kab/kota.
Kadiskes Provinsi menerbitkan izin
Izin : diterbitkan bila syarat terpenuhi,
di tolak bila tdk sesuai izin prinsip,
di tunda bila syarat kurang  melengkapai paling lama 6 bulan
TATA CARA PERIZINAN UMOT
Pemohon
Tembusan: Maks 7 hari: Tim pemeriksa :
1. Kadis Prov Setuju, tunda, administrasi dan
2. Ka BPOM tolak Maks 7 hari teknis
 TIM
Maks 7 hari

Kadiskes Kab/kota
30 hari kerja tdk dilakukan Izin ditunda: diberi kesempatan melengkapi
pemeriksaan, pemohon dpt Persyaratan paling lama 6 bulan
membuat surat pernyataan
siap berproduksi
Disampaikan oleh :
Apt. Wahyu Tusi Wardani, M. Farm.
PT. Prakasita Sekar Mataram
STIKES Surya Global
Pada acara :
Kuliah blok 21, (Inovasi dan Kewirausahaan)
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UMY
Yogyakarta, 15 September 2020
Pengembangan Industri Farmasi
 Permenkes No 87 Tahun 2013 tentang Peta Jalan
Pengembangan Bahan Baku Obat;
 Permenkes No 88 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional;

Inpres No. 6 Tahun 2016 tentang


Percepatan Pengembangan Industri
farmasi dan Alkes

instruksi untuk Kementerian Kesehatan dan 12 K/L


lain untuk melakukan dan mendukung percepatan
pengembangan industri farmasi
PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR
1799/MENKES/PER/XII/2010
TENTANG

INDUSTRI FARMASI
Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Bahan obat adalah bahan baik yang
berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan
standar dan mutu sebagai bahan baku
farmasi.
Industri Farmasi adalah badan usaha
yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan
untuk melakukan kegiatan pembuatan
obat atau bahan obat.
Pembuatan obat adalah seluruh tahapan
kegiatan dalam menghasilkan obat, yang
meliputi pengadaan bahan awal dan bahan
pengemas, produksi, pengemasan,
pengawasan mutu, dan pemastian mutu
sampai diperoleh obat untuk
didistribusikan.
Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang
selanjutnya disingkat CPOB adalah cara
pembuatan obat yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
tujuan penggunaannya
Farmakovigilans adalah seluruh
kegiatan tentang pendeteksian,
penilaian (assessment), pemahaman,
dan pencegahan efek samping atau
masalah lainnya terkait dengan
penggunaan obat.
Peluang dan Tantangan Industri
1 Kosmetika dalam Rangka
Harmonisasi ASEAN

2 Perizinan Kosmetika

3 PENUTUP
• Globalisasi merupakan proses keterbukaan dunia
untuk mengakses informasi maupun hal-hal real
lain melalui perdagangan maupun kemudahan
mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat
lain.
• Untuk dapat melakukan perdagangan di tingkat
global perlu adanya harmonisasi standar yang
dapat diterima oleh dunia internasional.
• ASEAN dalam rangka memperkuat diri di posisi
global juga mengharmonisasi standar ASEAN agar
produk-produknya berdaya saing di tingkat global
• ASEAN memegang peranan penting dalam
perdagangan global, apapun produk
katagorinya. Dengan pasar > 500 juta orang jika
dibandingkan Uni Eropa yang hanya > 300 juta.
• Infrastruktur harus dipersiapkan dengan baik
agar pasar Indonesia tidak menjadi target
“dumping”, serta industri terutama UKM siap
dan tidak tereliminasi di pasar lokal, regional
dan global.
1
Untuk meningkatkan kerjasama antar negara-negara
anggota ASEAN dalam rangka menjamin mutu,
keamanan dan klaim manfaat dari semua kosmetika
yang dipasarkan di ASEAN.

2
Menghapus hambatan perdagangan kosmetika melalui
harmonisasi persyaratan teknis serta memberlakukan
satu standar.

3
Meningkatkan daya saing produk-produk ASEAN.
• Semua Negara ASEAN bisa memasarkan produk
kosmetikanya di Indonesia dengan mudah. Dan
Indonesia adalah pasar terbesar di ASEAN.
• Perusahaan kosmetika dituntut untuk
meningkatkan efisiensinya agar bisa terus
bersaing.
• Untuk itu maka perusahaan kosmetika yang ada
mau tidak mau harus menerapkan ASEAN
Cosmetic Directive (ACD) dan Cara Pembuatan
Kosmetika yang Baik (CPKB)
• Karena standar yang sama, maka
produk kosmetika Indonesia bisa
dipasarkan di seluruh negara – negara
ASEAN.
• Bagi toll manufacturing, bisa
menerima order dari seluruh negara –
negara ASEAN.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 1175/MENKES/PERNIII/2010
TENTANG
IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
2005;
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Kedudukan dan Organisasi Kementerian Negara;
11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per
/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 439/Menkes/PerNI/2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
1. Kosmetika:
Bahan atau sediaan yg dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi
dan membran mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau
memperbaiki bau badan atau melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik.

12
2. Izin produksi adalah izin yang harus dimiliki oleh
pabrik kosmetika untuk melakukan kegiatan
pembuatan kosmetika.
3. Industri kosmetika adalah industri yang
memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin
usaha industri atau tanda daftar industri sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
4. Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, yang
selanjutnya disingkat CPKB adalah seluruh aspek
kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan untuk
menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
5. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada
Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
7. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat dan
makanan.
8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
9. Kepala Balai adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Badan yang tugas dan tanggung jawabnya
di bidang pengawasan obat dan makanan.
1) Kosmetika yang beredar harus memenuhi
persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan.
2) Persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan Kodeks Kosmetika Indonesia dan
persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
• Pembuatan kosmetika hanya dapat dilakukan
oleh industri kosmetika.
• Industri kosmetika yang akan membuat
kosmetika harus memiliki izin produksi.
• Izin produksi sebagaimana dimaksud diberikan
oleh Direktur Jenderal.
• Izin produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang selama memenuhi ketentuan
yang berlaku.
• Izin produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan
jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat.
• Izin produksi sebagaimana dimaksud dibedakan atas 2
(dua) golongan sebagai berikut :
– Golongan A yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang
dapat membuat semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika;
– Golongan B yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang
dapat membuat bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu
dengan menggunakan teknologi sederhana.
• Bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu
sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala Badan.
• Industri kosmetika dalam membuat kosmetika
wajib menerapkan CPKB.
• CPKB sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh
Menteri.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
penerapan CPKB ditetapkan oleh Kepala Badan.
PERSYARATAN
Izin Produksi Berdasarkan Golongan :

Uraian Golongan A Golongan B

Penanggung Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian


jawab (S1 Farmasi, D3 Farmasi,
Asisten Apoteker, Analis
Farmasi)
Jenis produk Memproduksi semua Produk tertentu dengan
jenis produk peralatan sederhana
Fasilitas » Sesuai Produk » Sesuai Produk
» Ada Laboratorium » Tidak Harus Ada Lab
Persyaratan CPKB Hygiene, Sanitasi dan
Dokumentasi

19
TATA CARA MEMPEROLEH IZIN PRODUKSI(1)
Kelengkapan:
a. surat permohonan
b. fc izin usaha industri/ tanda daftar industri
c. nama direktur/pengurus
d. fc KTP direksi perusahaan
e. susunan direksi/pengurus
Permohonan
f. surat pernyataan direksi/pngurs tdk terlibat
Izin produksi
dlm pelanggran peraturan perundang2an
Industri Kosmetika
bidang farmasi
Gol A
g. fc akta notaris pendirian perusahaan
h. fc NPWP
i. denah bangunan disahkan Ka BPOM
j. bentuk & jenis sediaan kosmetika yg dibuat
k. daftar peralatan yg tersedia
l. surat pernyataan kesediaan bekerja sbg
apoteker PJ
m. fc ijazah & STRA PJ yg dilegalisir
n. PNBP
TATA CARA MEMPEROLEH IZIN PRODUKSI(2)

Kelengkapan:
a. surat permohonan
b. fc izin usaha industri/ tanda daftar industri
c. nama direktur/pengurus
d. fc KTP direksi perusahaan
Permohonan e. susunan direksi/pengurus
Izin produksi f. surat pernyataan direksi/pngurs tdk terlibat
Industri Kosmetika dlm pelanggaran peraturan perundang2an
Gol B bidang farmasi
g. fc akta notaris pendirian perusahaan
h. fc NPWP
i. denah bangunan disahkan Ka BPOM
j. bentuk & jenis sediaan kosmetika yg dibuat
k. daftar peralatan yg tersedia
l. surat pernyataan kesediaan sbg PJ
m. fc ijazah & STR PJ yg dilegalisir
n. PNBP
Alur Tata Cara Memperoleh Izin Produksi
Pemohon Dirjen Ka BPOM Ka Dinkes Ka Balai
Prov POM

Permohonan
Tembusan 1
Tembusan 2
7 HK
Evaluasi thd
persyaratan
adminstratif
Tembusan 3

14 HK 7 HK
Rekomendasi Pemeriksaan
Tembusan kesiapan/
pemenuhan
7 HK CPKB utk Gol A,
Rekomendasi & kesiapan
pemenuhan
higiene sanitasi/
Menyetujui, Terima hasil & dok utk Gol B
Menunda, atau analisis
14 HK Tembusan
Menolak
Izin produksi 14 HK Analisis hsl
kosmetika pemeriksaan
Tembusan
PERUBAHAN IZIN PRODUKSI

 Harus dilakukan perubahan izin produksi:


• Perubahan golongan,
• penambahan bentuk & jenis sediaan,
• pindah alamat/lokasi,
• perubahan nama direktur/pengurus,
penanggung jawab, alamat di lokasi yg sama
atau nama industri *)
 Permohonan perubahan izin produksi sesuai
alur Tata Cara Memperoleh Izin Produksi,
kecuali *) tdk dilakukan proses terkait CPKB (Adendum)

23
PENCABUTAN IZIN PRODUKSI

Izin produksi dicabut :


a. Atas permohonan sendiri
b. Izin usaha industri atau tanda daftar industri
habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang
c. Izin produksi habis masa berlakunya dan tidak
diperpanjang
d. Tidak berproduksi dalam jangka waktu 2 (dua)
tahun berturut-turut
e. Tidak memenuhi standar dan persyaratan
untuk memproduksi kosmetika

24
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

• Pembinaan terhadap pabrik kosmetika dilakukan secara


berjenjang oleh Kepala Dinas dan Direktur Jenderal.
• Pengawasan terhadap produk dan penerapan CPKB
dilakukan oleh Kepala Badan.
• Setiap orang yang bertanggung jawab atas tempat
dilakukannya pemeriksaan oleh tenaga pengawas
mempunyai hak untuk menolak pemeriksaan apabila
tenaga pengawas yang bersangkutan tidak dilengkapi
dengantanda pengenal dan surat perintah pemeriksaan.
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat peraturan ini mulai berlaku:
a. Permohonan izin produksi yg sedang dalam
proses diselesaikan berdasarkan
Permenkes No. 236/Menkes/Per/X/1977
ttg Perijinan Produksi Kosmetika dan Alat
Kesehatan
b. Pabrik kosmetika yang telah memiliki izin
produksi wajib melakukan penyesuaian
selambat-lambatnya 2 tahun sejak
peraturan ini diundangkan.
c. Peraturan ini ditetapkan tgl 20 Agustus
2010
26
TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI

Mengeluarkan Rekomendasi Izin Produksi Kosmetika.


Tahapan:
I. 1. Berkas diterima dari pemohon
2. Lakukan pengecekan terhadap kelengkapan berkas
3. Berkas tidak lengkap ditolak

II. 1. Lakukan peninjauan ke sarana produksi kosmetika oleh tim


penilai
2. Buat berita acara administrasi hasil peninjauan lapangan
3. Buat Rekomendasi izin produksi kosmetika dari Ka.Dinkes
Provinsi yang ditujukan ke Dirjen Bina Kefarmasian dan Alkes.

27
Pilot project Peningkatan Daya
Saing Industri Kosmetika
Nasional
DIT. BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
KEFARMASIAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2013
Tujuan PP
 Mendapatkan Pola Pembinaan yang Tepat
 Mendapatkan pola pengembangan industri
kosmetika yang tepat
 Menggali potensi bahan alam Indonesia
menjadi produk unggulan

Meningkatnya Daya Saing Industri


Kosmetika Nasional
Pelaksanaan Pilot
Project

INDUSTRI INTERVENSI INDUSTRI


SEBELUM SETELAH
INTERVENSI INTERVENSI

COACHING
TRAINING
FASILITASI (PAMERAN, SERTIFIKASI BAHAN BAKU,
PEMBERIAN REFERENSI
KEMENKES

ASOSIASI BPOM

Intervensi
KUMKM Perindustrian
INDUSTRI
INDIKATOR KEBERHASILAN PP

1. Adanya Peningkatan Pemenuhan CPKB


2. Dapat melakukan notifikasi sendiri lengkap
dengan penyusunan DIP
3. Semua produk ternotifikasi
4. Penambahan jenis sediaan
5. Perluasan jangkauan pemasaran
6. Peningkatan uji laboratorium terhadap produk
7. Kenaikan Omset
• Tantangan harmonisasi kosmetika ASEAN harus bisa kita
jadikan peluang.
• Pembuatan kosmetika hanya dapat dilakukan oleh
industri kosmetika, yang memiliki izin produksi dan wajib
menerapkan Cara Pembuatan Kosmetika Yang Baik.
• Kosmetika yang beredar harus memenuhi persyaratan
mutu, keamanan dan kemanfaatan.
• Penggunaan bahan berbahaya/bahan yang dilarang
dalam kosmetika sangat membahayakan kesehatan dan
bahkan mengakibatkan kematian, dan merupakan
tindakan pidana.
L/O/G/O

TERIMA KASIH
MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI DAN
PRODUKTIVITAS
Outline

1. Apa itu Manajemen Operasi?


2. Pengorganisasian untuk Menghasilkan Barang dan
Jasa
3. Mengapa Belajar MPO?
4. Apa yang Dilakukan oleh Manajer
Produksi/Operasi?
5. Perbedaan Barang dan Jasa
6. Trend dalam MPO
7. Produktivitas 2
1. Apa itu Manajemen Operasi ?

Produksi : proses pembuatan barang dan jasa

Manajemen Operasional
Sekumpulan aktifitas yang dapat memberikan
nilai dalam pembuatan barang dan jasa melalui
transformasi input menjadi output

3
Fungsi Produksi
INPUT TRANSFORMASI OUTPUT
Faktor Produksi :
Proses:
 Bahan baku Produk:
 Kontinue
 Tenaga kerja  Barang
 Intermitten
 Modal  Jasa
 Special Project
 Lahan

INFORMASI &
SISTEM
KONTROL

PEMBUAT
KEPUTUSAN 4
2. Pengorganisasian untuk menghasilkan barang
dan jasa
Fungsi Esensial dalam organisasi :
 Pemasaran – menghasilkan permintaan
 Produksi/operasi – menghasilkan produk
 Keuangan/akuntansi– mengawasi sehat atau tidaknya
organisasi, membayar tagihan dan mengumpulkan
uang
 SDM – pengelolaan SDM
 Sistem Informasi – database, keterkaitan internal dan
eksternal

5
3. Mengapa Belajar MPO?
 Salah satu fungsi utama organisasi
 Bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya
 Hampir > 50% perusahaan ditangani oleh bagian
produksi
 Mayoritas asset (pabrik, perlatan dan
persediaan di bawah penanganan manajer
produksi
 Kepuasan konsumen : kualitas & on time
delivery berasal dari produksi
 Apa yang dikerjakan oleh manajer operasi

6
4. Apa yang Dilakukan oleh Manajer
Produksi/Operasi?

Fungsi Manajeman Dasar


1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Leading
5. Controlling

7
Ruang Lingkup Manajer Produksi/Operasi

 Teknologi/ Metode
 Fasilitas pabrik/ utilisasi ruangan
 Kajian strategis
 Waktu merespons
 Pengembangan karyawan/team
 Pelayanan konsumen
 Kualitas
 Pengurangan biaya
 Pengurangan persediaan
 Peningkatan produktivitas
8
5. Sejarah MPO

Figure 1.3

9
Disiplin Ilmu Lain yang Berperan dalam MPO

 Sumber Daya Manusia


 Teknik Industri
 Management science
 Ilmu Biologi
 Ilmu Fisika
 Ilmu Komputer

10
6. Perbedaan Barang dan Jasa

Karakteristik barang

 Produk kasat mata (tangible product)


 Definisi produk konsisten
 Produksi seringkali terpisah dari konsumsi
 Dapat disimpan
 Interaksi dengan konsumen rendah

11
Karakteristik jasa

 Produk tidak terlihat (Intangible


product)
 Diproduksi dan dikonsumsi pada saat
bersamaan
 Seringkali unik
 Interaksi dengan konsumen tinggi
 Definisi produk tidak konsisten
 Berbasis pengetahuan &
keterampilan
 Menyebar 12
Barang vs Jasa

Atribut Barang Atribut jasa


(Tangible Product) (Intangible Product)

• Dapat dijual kembali • Reselling tidak biasa dilakukan


• Dapat dijadikan persediaan • Tidak dapat disimpan
• Beberapa aspek kualitas dapat • Banyak aspek kualitas tidak dapat
diukur diukur
Penjualan merupakan bagian dari
• Penjualan berbeda dari produksi
jasa
• Dapat dipindahkan Penyedia jasa,bukan jasanya,
• Lokasi fasilitas sangat dapat dipindahkan
mempengaruhi biaya • Lokasi fasilitas penting untuk
• Mudah dibuat secara otomatis hubungan dengan pelanggan
• Penghasilan diperoleh dari • Jasa serngkali sulit dibuat
tangible product otomatis
• Penghasilan diperoleh dari
intangible service
Table 1.313
7. Trend MPO
Dari Menjadi
 Fokus lokal & nasional  Fokus global
 Batch shipments  Just-in-time
 Pembelian dalam jumlah  Partner dengan rantai pasok
sedikit  Pengembangan produk
cepat, aliansi
 Waktu Pengembangan produk  Mass customization
lama
 Pemberdayaan karyawan
 Produk standar dan pengembangan tim

 Spesialisasi kerja

14
10 keputusan penting dalam MPO
1. Desain barang dan jasa.
Keputusan ini menyangkut sebagian besar proses transformasi yang akan
dilakukan, dengan kata lain keputusan operasional berikutnya tergantung pada
keputusan desain barang dan jasa.

2. Manajemen Kualitas.
Kualitas yang diinginkan konsumen harus ditetapkan, sehingga aturan maupun
prosedur untuk mengenali dan memenuhi kualitas tersebut dapat dibakukan.

3. Desain proses dan kapasitas.


Menentukan proses yang akan digunakan dalam kegiatan operasional dan
kapasitas yang akan digunakan merupakan hal penting dalam manajemen
operasional karena berkaitan dengan berbagai hal.

4. Strategi lokasi.
Lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan baik yang
bergerak di sector barang maupun jasa akan sangat menentukan prestasi
perusahaan.

5. Strategi layout. Layout atau tata letak akan berdampak pada efisiensi dan
efektifitas kegiatan oprasional.

15
6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan. Karena tenaga
kerja merupakan bagian integral dan paling penting dari seluruh input
yang digunakan dalam perusahaan maka keputusan yang berkaitan
dengan hal ini adalah sesuatu yang paling penting.
7. Manajemen Rantai Pasokan. (Supply Chain Management).
Keputusan ini menjelaskan akan pentingnya integrasi antara
perusahaan dengan pihak supplier maupun distributor karena adanya
interdependensi.
8. Manajemen Persediaan. Keputusan ini penting untuk dipahami
karena persediaan yang tepat akan menentukan efisiensi dan
efektifitas perusahaan.
9. Penjadwalan. Keputusan tentang jadwal operasional merupakan hal
kritis yang harus benar-benar dimengerti karena sangat menentukan
sekali bagi perusahaan.
10.Pemeliharaan. Keputusan yang dibuat harus dengan system yang
handal dan stabil.

16
Bidang kegiatan apa saja yang memerlukan
keahlian Manajemen Operasional ?
1. Manajer Pabrik (Plant Manager) : manajemen pabrik termasuk keahlian di
bidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen
persediaan, termasuk pengelolaan karyawan di bagian operasional maupun
pengelolalaan sumber daya lainnya yang dipergunakan di pabrik.

2. Direktur Pembelian (Director of Purchashing) : mengenai fungsi


pembelian, kemampuan menelaah program penjualan, mengintegrasikan
atau membuat keterkaitan dari supplier sampai distributor, mengkoordinasi
aktifitas operasi.

3. Manajer Mutu (Quality Manager) : mengenai konsep statistic untuk dapat


melakukan pengawasan semua aspek operasional karena kualitas
merupakan tanggung jawab secara bersama diantara semua pihak yang
terlibat dalam perusahaan terutama fungsi operasional.

4. Konsultan Perbaikan Proses (Process Improvement Consultants) :


berkaitan dengan desain proses sehingga dapat memberikan berbagai
konsultasi mengenai perbaikan proses untuk operasi perusahaan.

5. Manajer dan Perencana Rantai Pasokan (Supply Chain Manager and


Planner) bertanggung jawab mengenai negosiasi kontrak jangka panjang
antara perusahaan dengan supplier maupun distributor sehingga harus
mempunyai keahlian tentang Material Requirement Planning, Supply Chain
Management, Teknologi komunikasi canggih dalam dunia bisnis, konsep
penjadwalan dan persediaan.
17
CONTOH KEGIATAN MANAJEMEN OPERASIONAL DI SEKTOR
BARANG DAN JASA.

1. Produk barang
• Manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan,
berbagai pabrik pembuatan produk barang,
pertambangan, industri berat maupun ringan,
konstruksi, otomotif, perumahan.

2. Produk jasa
• Jasa professional, pendidikan, hukum, kesehatan,
perdagangan, layanan masyarakat, transportasi,
perbankan, asuransi, hiburan, administrasi, real estate,
jasa perbaikan.

Sumber: Heizer (2004; 12)

18
Kecenderungan terbaru yang menarik dalam Manajemen Operasional
Tabel . Tantangan Dinamis dalam manajemen operasional

DAHULU PENYEBAB SEKARANG


Fokus local atau Biaya rendah, komunikasi Fokus global
nasional global, transportasi lancar
Jumlah pengiriman Siklus produk singkat, Pengiriman JIT
besar perlunya modal untuk (Just in Time)
mengurangi persediaan
Pembelian dengan Penekanan mutu butuh Kemitraan rantai pasokan,
tawaran terendah pemasok yang terlibat Perencanaan sumber daya
peningkatan produksi perusahaan, e-commerce.
Pengembangan produk Siklus hidup produk lebih Pengembangan produk
lambat pendek, penggunaan cepat, aliansi, desain
teknologi computer untuk kerjasama
komunikasi maupun
operasional
Produk yang Pasar global yang Customization masal
standarisasi berlimpah, proses produksi dengan penekanan pada
semakin fleksibel kualitas
Spesialisasi pekerjaan Kondisi sosial budaya Pemberdayaan sumber
Tantangan Produktifitas
Tabel 2.1 Perbedaan Barang dan Jasa

Karakteristik Barang Karakteristik Jasa


- Dapat dijual lagi Tidak bisa dijual lagi
- Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
- Kualitas dapat diukur Kualitas sulit diukur
- Penjualan terpisah dengan Penjualan sebagai bagian jasa
produksi
- Dapat dipindahkan Pemindahan pada tenaganya
- Lokasi sangat mempengaruhi Lokasi penting untuk interaksi dengan
biaya konsumen
- Mudah diotomatisasi Sulit diotomatisasi
- Pendapatan dari produk nyata Pendapatan dari pelayanan
8. Produktivitas

Produktifitas dapat diartikan sebagai


perbandingan antara output (barang
dan jasa yang dihasilkan) dengan input
(sumber daya yang digunakan untuk
menghasilkan output).
Out put
Produktifitas = -----------
input
Bila input yang digunakan untuk menghitung
produktifitas :
salah satu sumber daya saja, disebut single
factor productivity,
• semua sumber daya yang digunakan, disebut multiple factor productivity.

Out put
• Single factor productivity = -------------
input
Out put
• Multiple factor productivity = --------------------------------------------------------
Labor + Material Cost + Overhead Cost
Contoh perhitungan produktifitas

• Diketahui data-data sebagai berikut :


Output yang dihasilkan = 6000 vial injeksi/minggu
Jumlah Pekerja 3 orang masing-masing bekerja selama 8 jam kerja perhari
dan 5 hari per minggu.
6000
• Maka Produktifitas tenaga kerja = ------------- = 50 vial injeksi/jam
3x8x5

• Jika upah pekerja sebesar Rp 5.000,- /jam


• Material yang diperlukan seharga Rp 500.000,-
• Biaya overhead sebesar Rp 900.000,-
• Output tersebut dapat dijual dengan harga Rp 10.000,-/unit

6000 x Rp 10.000
• Multifaktor produktifitas = --------------------------------------------------------- = 30
(3 x 8 x 5 x Rp 5000)+Rp500.000 + Rp 900.000

23
• Jika output yang dihasilkan meningkat sebesar 50 % dengan
kenaikan semua biaya dan harga masing-masing sebesar 25 % ,
maka Kondisi yang baru menjadi:

6000 x 1,5
• Produktifitas tenaga kerja = ------------- = 75 unit/jam
(3 x 8 x 5) berarti ada peningkatan

• Produktifitas tenaga kerja sebesar 50 % dari sebelumnya.


6000 x 1,5 x 1,25 x Rp 10.000
• Multifaktor produktifitas = ----------------------------------------------- = 45
(600.000+500.000+900.000) x1,25

• Berarti ada peningkatan multifaktor produktifitas sebesar 50 %


(30 menjadi 45)

24
OPERASI SEBAGAI SUATU SISTEM PRODUKTIF

Gambar 2.1. Operasi sebagai suatu system produktif

Manajemen Operasional
INPUT OUTPUT
• Enerji
• Tenaga kerja PROSES Barang
• Modal TRANSFORMASI atau
• Material Jasa
• Informasi
• Manajemen

• Sumber: Schroeder (1993;14)

25
Tabel 2.1.Contoh Sistem Produktif
Operasional Input Output

Bank Teller, staff, komputer, fasilitas, Jasa keuangan (kredit, deposito,


enerji tabungan dll)
Restoran Koki, pelayan, bahan masakan, Makanan, Hiburan, suasana
fasilitas, enerji
Rumah Sakit Dokter, perawat, staff, peralatan Jasa kesahatan, pasien sehat
medis, obat, enerji, fasilitas
Universitas Dosen, staff, peralatan, fasilitas, Alumni, riset, pengabdian masyarakat
pengetahuan, enerji
Pabrik Tenaga kerja, peralatan, material, Produk akhir
enerji
Penerbangan Pesawat, pilot, staff, fasilitas, Transportasi udara antar lokasi
tenaga kerja, enerji

----------------------------------------
Sumber : Schroeder (1993;15)

26
VARIABEL PRODUKTIFITAS

• 1) Tenaga Kerja (Labor) yang berari kuantitas dan kualitas


tenaga kerja yang dipekerjakan di organisasi tersebut.
Peningkatan kemampuan tenaga kerja dapat dilakukan
dengan melalui pendidikan, perbaikan fasilitas kerja
(transportasi, sanitasi), ketersediaan tenaga kerja yang
memadai.

• 2) Modal (Capital) yang digunakan oleh organisasi untuk


membiayai kegiatan operasionalnya, yang mana sangat
dipengaruhi oleh inflasi dan pajak yang berlaku.

• 3) Manajemen (Management) yang bertanggung jawab


untuk memastikan pengelolaan semua sumber daya yang
digunakan perusahaan secara efektif dan efisien

27
PRODUKTIFITAS DAN STANDAR HIDUP

• Perbaikan proses pembayaran berhubungan secara langsung


dengan balas jasa yang diterima setiap individu, tim kerja dan juga
kondisi ekonomi keseluruhan suatu negara.
• Pada tingkat nasional, produktifitas diukur sebagai “dollar value of
output per unit labor”.
• Sedangkan ukuran unit tergantung kualitas output (barang dan jasa
yang dihasilkan) dari suatu negara dan juga efisiensi produksi.
• Oleh karena itu produktifitas sebagai penentu utama dari standar
hidup suatu negara, karena jika nilai output per jam kerja meningkat
maka manfaat bagi negara akan semakin besar karena tingkat
pendapatan tinggi dan pada akhirnya akan meningkatkan standar
hidup. Dan juga produktifitas sumber daya akan menentukan upah
yang diterima para pekerja.
• Demikian pula sebaliknya terjadinya inflasi yang tidak dibarengi
dengan peningkatan produktifitas akan menekan standar hidup
secara realistis.

28
TANTANGAN PADA TANGGUNG JAWAB SOSIAL

• Perubahan situasi dan kondisi yang ada menjadikan para


manajer operasional untuk selalu menghadapi perubahan dan
tantangan yang terus menerus.

• Perubahan tersebut bisa disebabkan berubahnya konsumen,


investor, pekerja, supplier, lingkungan, pemerintah, organisasi
lain, (stake holder).

• Perubahan tersebut mengandung konsekuensi logis bahwa


manajemen operasional yang dilakukan oleh manajernya harus
bertanggung jawab terhadap kondisi sosial yang terjadi.

29
BERBAGAI HAL MENGENAI PRODUKTIFITAS DI SEKTOR JASA

1. Pertumbuhan Jasa
Di dalam masyarakat maju, sektor ekonomi yang terbesar adalah dari
disektor jasa, seperti terlihat pada ilustrasi berikut ini

Gambar 2.3 . Perkembangan sektor ekonomi


Jasa sebagai % GDP
• Amerika Serikat ---VV---------------------------------0----------------0
• Kanada ---VV----------------------------------0-------------0
• Perancis ---VV--------------------0-------- --------------0
• Italia ---VV----------------------0- -------------------0
• Inggis ---VV-------------------------0--------------0
• Jepang ---VV-----------------------0---------------0
• Jerman Barat ---VV-----------0------------------------0
0 1970 ‘-----------‘-----------‘-----------‘------------‘
0 2000 40 50 60 70 80
persen
• Sumber: Statistical Abstract States, 2001
• Dari tabel diatas hingga tahun 2000 di beberapa Negara maju terlihat bahwa
pertumbuhan jasa cukup pesat hampir lebih dari 60 % GNP disumbang oleh
sektor jasa.
30
2. Produktifitas di sektor jasa
Produktifitas di sektor jasa sulit untuk ditingkatkan karena :
• Kebutuhan akan jumlah tenaga kerja yang banyak , seperti contohnya
untuk bidang pengajaran maupun konsultasi.

• Proses operasional seringkali bersifat individual seperti pada


konsultasi obat pada apoteker.

• Otomatisasi di apotek?

31
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
• Semakin spesifik jasa yang diberikan akan semakin sulit mencapai
peningkatan produktifitas , akan tetapi kesulitan peningkatan
produktifitas dibarengi dengan berbagai upaya perbaikan yang telah
dilakukan diantaranya dengan penggunaan fasilitas yang lebih
memadai atau canggih juga keahlian personil yang lebih trampil
maupun cara pengelolaan yang lebih professional .

contohnya :
• di Rumah Sakit peralatan kesehatan banyak yang komputerisas,
kegiatan administrasi lazim menggunakan computer.

l“

32
THANKS!
33
TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
MANAJEMEN KUALITAS TERPADU
Setiap pelaku bisnis dalam dunia industri akan
memberikan perhatian penuh kepada kualitas. Hal ini
akan berdampak positif kepada bisnis melalui dua
cara, yaitu:

1.Dampak terhadap biaya produksi


2.Dampak terhadap pendapatan

Dari hasil studi ini maka lahirlah apa yang disebut


sebagai: Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality
Mangement)
PENGERTIAN DASAR DARI KUALITAS

Definisi kualitas memiliki banyak definisi yang


berbeda dan bervariasi :
a. Definisi konvensional, biasanya
menggambarkan karakteristik langsung dari
suatu produk.
b. Definisi strategik, menyatakan bahwa kualitas
adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi
keinginan atau kebutuhan pelanggan.
Keunggulan produk dapat diukur melalui tingkat
kepuasan pelanggan.
PENGERTIAN DASAR DARI KUALITAS

Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), kualitas didefinisikan sebagai:


Totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang diterapkan.
Kualitas seringkali diartikan sebagai:
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau konformansi terhadap
kebutuhan atau persyaratan (conformance to the requirement)
Terdapat tiga kategori produk yang dapat di identifikasikan:
■ Barang (goods)
■ Perangkat lunak (software)
■ Jasa (services)
DEFINISI MANAJEMEN KUALITAS

Manajemen kualitas (Quality Management) atau


Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality
Management) didefinisikan sebagai :

Suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus pada


setiap level operasi atau proses, dalam setiap era fungsional dari
suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya
manusia dan modal yang tersedia.
Faktor pendukung
kepuasan pelanggan

■ Dimensi produk,
■ Dimensi harga,
■ Dimensi kualitas (mutu) layanan ( service quality )
■ Dimensi emosional
■ Dimensi kemudahan
Dimensi Mutu Produk
 Performance
 Reliability
 Feature
 Durability
 Consistency
 Design
Dimensi Mutu

 Reliability
 Responsiveness
 Assurance
 Emphaty
Dimensi Emosional

■ Estetika
■ Self Expressive Value
■ Brand Personality
Jenis pelanggan
■ Pelanggan Internal ( Internal Customers)
■ Pelanggan antara ( Intermediate custumer )
■ Pelanggan eksternal ( eksternal customer )
Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi
dan ekspektasi pelanggan

Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan


hal hal yang dirasakan pelanggan.
Pengalaman masa lalu ( terdahulu ) ketika
mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesaing pesaingnya.
Pengalaman dari teman teman, di mana mereka
akan menceriterakan mutu produk yang akan dibeli
oleh pelanggan itu.
 Komunikasi melalui iklan dan pemasaran
Proses Mengetahui Ekspektasi Pelanggan

■ Karakteristik Produk yang diinginkan pelanggan


■ Tingkat performansi yang dibutuhkan untuk memenuhi
ekspektasi pelanggan
■ Kepentingan relatif ( urutan prioritas ) dari setiap
karakteristik
■ Kepuasan pelanggan berdasarkan performansi sekarang.
ALAT ALAT TQM
1. Benchmark
2. Balanced Scorecard
3. Six Sigma
4. ISO
Benchmark

■ Definisi:
proses membandingkan kinerja proses bisnis dan metrik
termasuk biaya, siklus waktu, produktivitas, atau kualitas
yang lain secara luas dianggap sebagai tolak ukur standar
industri atau praktik terbaik.
Metodologi

• Mengidentifikasi area permasalahan.


• Identifikasi industri lain yang memiliki proses yang serupa.
• Identifikasi organisasi yang menjadi pemimpin di wilayah.
• Survei perusahaan untuk mengukur dan praktek.
• Kunjungi "praktek terbaik" untuk mengidentifikasi
perusahaan-perusahaan terdepan.
• Melaksanakan praktek bisnis yang baru dan lebih baik.
Biaya

■ Biaya Kunjungan.
■ Biaya Waktu.
■ Biaya Benchmark Database.
Jenis-Jenis Benchmark

• Process benchmarking.
• Financial benchmarking.
• Benchmarking from an investor perspective.
• Performance benchmarking.
• Product benchmarking.
• Strategic benchmarking.
• Functional benchmarking.
• Best-in-class benchmarking.
• Operational benchmarking.
Balanced Score Card

• Definisi:
sebuah alat manajemen kinerja strategis – berupa laporan
semi-standar yang terstruktur dan didukung oleh metode
desain yang teruji beserta alat-alat otomatisasi yang dapat
digunakan oleh para manajer untuk memantau pelaksanaan
kegiatan oleh staf di dalam kendali mereka dan memonitor
konsekuensi yang timbul dari tindakan ini.
Proses desain Balanced
Scorecard
■ Menerjemahkan visi ke dalam tujuan operasional;
■ Mengkomunikasikan visi dan menghubungkannya dengan
kinerja perorangan;
■ Perencanaan bisnis; indeks pengaturan;
■ Umpan balik dan pembelajaran, dan menyesuaikan strategi
yang sesuai.
Perspektif Metode Desain

■ Finansial/ Keuangan
■ Pelanggan
■ Bisnis internal
■ Inovasi dan pembelajaran
SIX SIGMA

• Six Sigma adalah strategi manajemen bisnis awalnya


dikembangkan oleh Motorola. Pada 2009 diaplikasikan
secara luas di berbagai sektor industri.
• Six Sigma bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses
output dengan mengidentifikasi dan menghapus penyebab
cacat (kesalahan) dan meminimalkan variabilitas di bidang
manufaktur dan proses bisnis. Diwujudkan dengan
menggunakan seperangkat metode manajemen mutu,
termasuk metode-metode statistik, dan menciptakan
infrastruktur khusus.
Doktrin

• Upaya berkelanjutan untuk mencapai hasil proses yang stabil.


• Manufaktur dan proses bisnis memiliki karakteristik yang
dapat diukur, dianalisis, diperbaiki dan dikendalikan.
• Mencapai peningkatan kualitas yang berkelanjutan
memerlukan komitmen dari seluruh organisasi, terutama dari
manajemen tingkat atas.
ISO

• Adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari


wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara.
• Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-
standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan
lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk
membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional
untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain
standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM
Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam
menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang
wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite
Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Penerapan ISO di suatu
perusahaan berguna untuk:
• Meningkatkan citra perusahaan
• Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
• Meningkatkan efisiensi kegiatan
• Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan,
pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
• Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
• Mengurangi risiko usaha
• Meningkatkan daya saing
• Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai
pihak yang berkepentingan
• Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal.
Pengukuran Performansi Kualitas

Aspek-Aspek Yang Perlu Diukur Dalam Program Pengukuran Kualitas


 Aspek Internal
 Aspek Eksternal

Prinsip Dasar Riset Kepuasan Pelanggan :


1. Riset harus berfokus pada harapan pelanggan
2. Riset harus berfokus pada kualitas dari produk
3. Seluruh karyawan harus dilibatkan
4. Data kualitatif dan kuantitatif harus dikumpulkan
5. Pertanyaan-pertanyaan dalam survai atau wawancara harus spesifik
6. Instrumen riset harus dirancang
7. Penghargaan atas sistem intensif
Atribut-atribut Yg Dipertimbangkan Dalam Pengukuran
Kualitas :

■ Kualitas produk
■ Dukungan purna jual
■ Interaksi antara karyawan (pekerja) dan pelanggan

Pengukuran Performansi Kualitas dalam 4 Dimensi :


■ Pelanggan
■ Pemegang Saham
■ Pekerja
■ Masyarakat
Tujuh sumber pemborosan (waste) :
 Pemborosan dari kelebihan produksi
 Pemborosan dari waktu menunggu
 Pemborosan dari transportasi dalam pabrik
 Pemborosan dari inventori
 Pemborosan dari pergerakan (motion)
 Pemborosan dari pembuatan produk cacat
 Pemborosan dari proses itu sendiri

Kategori Biaya Kualitas :


 Biaya Kegagalan Internal
 Biaya Kegagalan Eksternal
 Biaya Penilaian
 Biaya Pencegahan
Konsep Aplikasi Total Quality Marketing

■ Komitmen eksekutif (executive


Commitment)
■ Mendengarkan pelanggan (listening to
Customer)
■ Pendekatan Tim Kerja sama (Use of Teams)
■ Berfokus pada Proses (Focus on Process)
■ Organisasi Terbuka (Open Organization)
Aplikasi konsep-konsep TQM dalam bisnis IBM

■ berdasarkan pada tiga nilai utama, yaitu :


– respect for the individual
– customer service
– excellence in all that is done
■ Proses TQM dari IBM disebut sebagai market driven quality
(MDQ). Fungsi-fungsi pemasaran dalam IBM bertanggung
jawab untuk mengumpulkan data pasar, melakukan
analisa kompetitif, memilih pasar, mengidentifikasikan dan
menilai kapabilitas dan mengembangkan strategi-strategi
untuk menawarkan produk (barang dan atau jasa
Konsep dan Aplikasi Total Quality Human Resource
Management (TQHRM)

 pemberdayaan karyawan (employee empowerment)


 Employee Involvement (EI) ,tim kerja sama untuk bertindak
sebagai kekuatan pendorong dari proses implementasi.
 Pelatihan dan pengembangan
Konsep dan Aplikasi Total Quality Accounting

Program reduksi biaya terus-menerus (continuous


cost reduction program)

Biaya kualitas:
 Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
 Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost)
 Biaya penilaian (Apraisal Cost)
 Biaya pencegahan (prevention Cost)
MENGELOLA SUMBER DAYA
MANUSIA
Manajemen Sumber Daya
Manusia

MSDM bisa menjadi sumber keunggulan yang


kompetitif bagi perusahaan >> Studi Human Capita
Index

MSDM menjadi bagian penting dari suatu organisasi


>> Southwest Airlines

MSDM dapat mempengaruhi kinerja perusahaan


Proses MSDM
Identifikasi dan
Perencanaan
Rekrutmen Seleksi seleksi karyawan
MSDM
yang kompeten

Penolakan

Memberikan karyawan ketrampilan


Orientasi Pelatihan dan pengethahuan terkini

Mempertahankan
Kompens Pengemb
Manajemen karyawan yang
asi dan angan
Kinerja kompeten dan
Manfaat karir
berkinerja tinggi
Faktor Eksternal yang
Mempengaruhi Proses MSDM

Ex : Perancis, Ex : Kasus Ex : Angkatan


Amerika, AS Walmart yang kerja tua >
dengan jumlah harus muda di Inggris
keikutsertaan membayar Raya pada
pada SP yang $33.5 juta tahun 2014
rendah dalam perkara
lembur

• Serikat • Peraturan • Trend


Pekerja Pemerintah demografis
Mengidentifikasi dan Menyeleksi Karyawan
Kompeten

Perencanaan SDM

Proses untuk memastikan organisasi memiliki


jumlah dan jenis orang-orang yang tepat,
ditempat dan waktu yang tepat.
Perencanaan SDM mencakup dua langkah :
1. Menilai SDM yang ada sekarang
2. Memenuhi kebutuhan SDM dimasa datang
Perencanaan SDM
Penilaian Saat Ini Memenuhi SDM dimasa
datang

Inventarisasi karyawan
yang ada.
>> Mencakup informasi
tentang karyawan seperti
nama, pendidikan, Kebutuhan SDM dimasa
pelatihan, pekerjaan, datang ditentukan oleh
bahasa, keahlian dsb. misi, tujuan dan strategi
organisasi
Ex: penerapan tehnologi
People Match oleh
Schlumberger
REKRUTMEN DAN DEKRTUMEN
Rekrutmen :
Mencari, mengidentifikasi dan menarik
pelamar kerja yang kompeten.
Ex : Southwest Airlines >> Kantong
muntah berslogan
Google Games >> Google games
REKRUTMEN
Cara –cara dalam melakukan rekrutmen
Sumber Keunggulan Kelemahan
Internet Jangkauan luas dan Kandidat kurang
umpan balik secara berkualitas
langsung
Rujukan karyawan Dapat memperoleh Tidak menambah
kandidat yang potensial keragaman dan bauran
karyawan
Website perusahaan Distribusi luas dan Kandidat kurang
tertarget berkualitas
Kampus Kandidat terpusat disa Terbatas pada posisi
tu lokasi atau jenjang karir awal

Organisasi rekrutmen SDM memenuhi Sedikitnya komitmen


tantangan dan pada organisasi
kebutuhan industri
DEKRTUMEN
Dekrutmen :
Pengurangan karyawan atau tenaga
kerja dalam suatu organisasi
DEKRTUMEN
Opsi-opsi dekrutmen
Opsi Deskripsi
Pemecatan Pemberhentian permanen secara
tidak rela
PHK Pemberhentian temporer secara
tidak rela
Atrisi Tidak memenuhi lowongan yang
kosong akibat pengunduran diri/
pensiun
Transfer Memindahkan karyawan secara
lateral ke bawah
Pengurangan jam kerja Mengurangi jumlah jam kerja
karyawan
Pensiun dini Pensiun sebelum waktu yang
seharusnya
Berbagi tugas Karyawan berbagi posisi secara
purna waktu
SELEKSI
Seleksi :
Menyaring para pelamar kerja untuk
mendapatkan kandidat yang paling
qualified dalam posisi tersebut
SELEKSI
Jenis-jenis alat seleksi :
Formulir Aplikasi

Tes Tertulis

Tes Simulasi kinerja

Wawancara

Investigasi latar belakang

Pemeriksaan fisik
ORIENTASI
Orientasi :
Pendidikan yang memperkenalkan
karyawan baru pada pekerjaan dan
organisasinya.
Ada dua jenis orientasi :
1. Orientasi unit kerja
2. Orientasi organisasi
PELATIHAN KARYAWAN
Jenis Pelatihan :
Umum Khusus

• Ketrampilan • Ketrampilan
komunikasi pekerjaan
• Program dan • Kreativitas
aplikasi • Pendidikan
komputer konsumen
• Layanan • Kesadaran
pelanggan budaya
• Penjualan • Kepemimpinan
• dll • dll
PELATIHAN KARYAWAN
Ex :
Pelatihan yang dilakukan oleh Ruth’s Chris Steak House

Menerapkan strategi pelatihan karyawan dalam bentuk kartu


berukuran 4 x 8.5 inch.

Dalam kartu tersebut tersimpan berbagai informasi baik


tentang resep, perilaku konsumen dll.

Turn over karyawan menurun


PELATIHAN
Metode Pelatihan :
Berbasis
Tradisional
Tehnologi

On the job Rekaman Video

Video
Rotasi kerja
Conference

Mentoring dan
E-learning
coaching

Latihan
pengalaman

Buku kerja

Kelas
pelatihan
MANAJEMEN KINERJA
KARYAWAN
Metode penilaian kinerja :
1. Menulis esai >> menuliskan deskripsi tentang kekurangan,
riwayat kerja, potensi
2. Peristiwa penting
3. Skala penilaian grafis >> skala inkremental
4. BARS >> paduan antara peristiwa penting & skala penilaian
grafis
5. Perbandingan multikaryawan >> membandingkan dengan
karyawan lain
6. MBO >> dievaluasi sebaik apa mereka menyelesaikan
sasaran tertentu
7. Penilaian 360 derajat >> mendayagunakan umpan balik dr
supervisor, karywan dan rekan kerja
SISTEM KOMPENSASI
Menurut Robbin & Coutler

1. Sistem Gaji 2. Sistem Gaji


Berbasis kemampuan Variabel
• Sistem penggajian • Kompensasi individu
yang memberikan bergantung pada
imbalan kepada kinerjanya.
karyawan atas
kemampuan kerja
dan kompetensi
yang mereka
tunjukkan
FAKTOR PENENTU GAJI DAN
MANFAAT

Jabatan dan
Ukuran
Kinerja
Pekerjaan
Karyawan
Jenis
Profitabilitas
Pekerjaan
Perusahaan

Tingkat Kompensasi dan


Lokasi Manfaat Jenis Bisnis
Geografis

Padat modal
atau padat Serika Pekerja
Filosofi Perusahaan
karya
ISU TERKAIT DENGAN SDM

Perampingan perusahaan (downsizing)

Keanekaragaman angkatan kerja


( terkait dengan Rekrutmen, seleksi,
orientasi dan pelatihan )

Pelecehan Seksual

Keseimbangan antara kehidupan


pribadi dan pekerjaan
Manajemen Strategik Farmasi
Definisi Manajemen Strategik
Manajemen Strategik:
Seperangkat keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan performa
perusahaan dalam jangka panjang
(Wheelan & Hunger: 2001)
Tahap Perkembangan Perencanaan Strategis
1. Perencanaan Keuangan Dasar
2. Perencanaan Berbasis Peramalan
3. Perencanaan Strategis (Perencanaan
berorientasi keluar)
4. Manajemen Strategik
Manfaat Manajemen Strategik
 Visi strategi yang lebih jelas
 Fokus yang lebih tajam atas faktor yang
penting secara strategis
 Meningkatkan pemahaman mengenai
perubahan lingkungan yang sangat cepat
Tiga Kunci-Pertanyaan Strategis
 Dimana posisi perusahaan sekarang?
 Jika tidak terdapat perubahan, dimana posisi
perusahaan dalam satu, dua, lima atau sepuluh
tahun kedepan? Dan apakah jawaban tersebut
dapat diterima?
 Jika jawaban tidak dapat diterima, apa tindakan
secara spesifik yang harus diambil oleh
manajemen? Apa resiko dan hasil yang terkait?
Learning Organization
Sebuah organisasi yang memiliki keahlian dan
kompetensi dalam menciptakan,
memperoleh, mentransfer pengetahuan dan
memodifikasi perilakunya agar
mencerminkan pengetahuan baru
Komposisi Manajemen Strategik
 Scanning Lingkungan
 Memformulasikan Strategi
 Mengimplementasikan Strategi
 Evaluasi dan Pengendalian
Unsur Dasar Dalam Proses
Manajemen Strategik

Scanning formulasi
Lingkungan Strategi

Implementasi
Evaluasi
Strategi
Model Manajemen Strategik
Scanning Formulasi Implementasi Evaluasi
Lingkungan
Eksternal Misi
Lingkungan
Tujuan
Sosial
Strategi
Lingkungan
Industri
Kebijakan
Internal
Program
Struktur
Wewenang Budget
Budaya
Sumber Daya Prosedur
Kompetensi
Asset, dll
Performa
V
a Lingkungan
r Sosial
i
a Dorongan Industri Dorongan
Socioculture Ekonomi
b
e Shareholders Supplier
l
Lingk.
Internal Karyawan
Pemerintah
L
Struktur,
i Pihak Istimewa
Budaya
n Konsumen Kompetitor
k
Kreditur Asosiasi Dagang
u Dorongan Dorongan
n Masyarakat
Legal - Politik Teknologi
g
a
n
Scanning Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Sosial
(Ekonomi, sosial budaya, teknologi & politik)

Analisis
Pasar
Analisis Analisis
Komunitas Pesaing

Analisis
Pemilihan
Supplier
Faktor2 Strategis
Analisis •Peluang Analisis
Interest Group •Ancaman Pemerintahan
Pendorong Kompetisi di Industri
Potential
Entrants

Other Pesaing Daya


Stakeholder Tawar
Pembeli
Supplier Persaingan
Daya Antar Perush.
Tawar
Sumber:
Porter (1980)
Substitute
Lingkungan
Lingkungan Sosial
 Terdiri dari kekuatan-kekuatan umum di lingkungan

Lingkungan Tugas / Industri


Terdiri dari:
 Kelompok dalam lingkungan yang secara langsung
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh operasi perusahaan
 Sering disebut Industri
Faktor Internal
 Struktur : Cara sebuah perusahaan diorganisasikan
dalam bentuk komunikasi, kewenangan dan alur kerja
 Budaya : Seperangkat kepercayaan, harapan dan nilai-
nilai yang dipelajari dan dibagi oleh para anggota
organisasi dan di turunkan dari satu generasi karyawan ke
generasi lain
 Sumber Daya : Sebuah Aset, kompetensi, proses,
keahlian, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh
perusahaan
Definisi Formulasi Strategi
Proses pengembangan rencana jangka panjang untuk
menangani secara efektif kesempatan dan
ancaman dari lingkungan berdasarkan kekuatan
dan kelemahan perusahaan, terdiri dari:
 Misi
 Tujuan
 Strategi
 Kebijakan
Definisi dari Misi
Tujuan atau Alasan sebuah perusahaan
didirikan, misi mungkin dalam lingkup
yang sempit atau luas

Sempit Luas
Obat sakit kepala Obat umum
Asuransi Kesehatan Jasa Keuangan
Definisi dari Tujuan
 Hasil akhir dari sebuah aktivitas yang
direncanakan. Tujuan akan menyatakan apa
yang harus dicapai dan kapan. Tujuan harus
dapat dikuantifikasikan, jika mungkin
Area-Area Yang Menjadi Tujuan
• Profitabilitas
• Efisiensi
• Growth
• Shareholder’s wealth
• Penggunaan Sumber Daya
• Reputasi
• Kontribusi ke Karyawan
• Kontribusi ke Masyarakat
• Market Leadership
• Technological Leadership
• Bertahan Hidup
• Kebutuhan Personal Management
Definisi dari Strategi
Definisi Strategi : Master plan yang menyeluruh yang
memaparkan bagaimana suatu perusahaan akan mencapai
misi dan tujuannya
Definisi Strategi Korporasi (Corporate Strategi) : Arah
perusahaan secara keseluruhan dan manajemen usahanya
Definisi Strategi Bisnis (Business Strategy) : menekankan
pada perbaikan posisi kompetitif dari produk perusahaan
atau unitnya
Definisi Strategi Fungsional (Functional Strategy) :
memaksimalkan produktifitas sumber daya yang dimiliki
Hirarki Strategi

Corporate Strategy

Business (Division Level)


Strategy

Functional
Strategy
Definisi Kebijakan
Pedoman secara garis besar untuk
pengambilan keputusan
Definisi Implementasi Strategi
Proses untuk menempatkan strategi dan kebijakan ke
dalam aktivitas melalui pengembangan dari :
 Program : Pernyataan aktivitas atau langkah-langkah
yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah rencana
 Budget : Pernyataan tentang program-program
perusahaan dalam bentuk uang / rupiah
 Prosedur : Sistem yang terdiri dari langkah-langkah
atau teknik-teknik yang berkesinambungan yang
menjabarkan secara detail bagaimana pelaksanaan
suatu tugas tertentu
Definisi Evaluasi dan Kontrol

Proses monitoring atas aktivitas perusahaan


dan hasil suatu performa sehingga
performa aktual dapat dibandingkan
dengan performa yang diinginkan
Kejadian yang dapat menimbulkan
Perubahan Strategi
 Chief Executive Officer Baru
 Intervensi Eksternal
 Ancaman pergantian kepemilikan
 Gap dalam performa
Karakteristik Keputusan Strategis:
 Langka
 Berkelanjutan
 Mengarahkan
Bentuk-Bentuk Formulasi Strategi
 Entrepreneurial
 Adaptive
 Planning
 Logical Incrementalism
Proses Pengambilan Keputusan Strategis

Scan Analisis
Lingk. Faktor
Eksternal Eksternal

Review
Terapkan
Evaluasi Misi & Pilihdan Evaluasi
Review Strategi:
Evaluasi misi, tujuan, Tujuan + Rekomd.
Performa strategi &
Corporate SWOT Evaluasi Alternatif
Program dan
Governance Budget Kontrol
Kebijakan Alternatif Terbaik
Prosedur
Strategi

Scan Analisis
Lingk. Faktor
Internal Internal

Penerapan
Formulasi Strategi Strategi
Contoh Kasus
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Visi:
 Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada
perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi
terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Misi:
 Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan
harga terjangkau untuk
 Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang
inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita
penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
 Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan
kewirausahaan yang tinggi.
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Tujuan :
 Memberikan mutu obat – obatan yang berkualitas bagi
masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau.
 Mengembangkan produk yang inovatiif khusus obat di
penyakit prevalensi tinggi.
 Serta memaksimalkan pengembangan kompetensi SDM.
Sasaran Produk
 Indofarma yang dulunya berfokus pada peralatan medis kini
telah berubah fungsi mejadi perusahaan farmasi milik Negara.
 PT Indofarma akan menargetkan penjualan akan mencapai
Rp2,11 triliun di 2017. Maka dengan target penjualan tersebut,
laba bersih perseroan akan mencapai Rp30,482 miliar. Mereka
berfokus penjualan akan dihasilkan dari penjualan obat dan
bahan baku obat herbal.
 Melakukan analisa: SMART (Simple, Measurable, Applicable,
Reliable, dan Timeable).
Daya Saing
 Resources
 Tangible (obat generik, distributor sendiri, obat spesialis, inovasi
kemasan, SDM spesialis, CPOB, BUMN)
 Intangible (etos, market trust, rencana keuntungan).
 Ability
 Mampu membuat obat generic yang berkalitas CPOB
 Mampu Membangun etos kerja karyawan yang baik
 Terfokus spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
Membangun Jaringan distribusi yang luas
 Inovasi yang terus di lakukan untuk produk yang praktis
 Core Ability
 Obat generic yang berkualitas CPOB
 Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
 Perusahaan BUMN
 Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan
 Obat generic yang berkalitas CPOB
 Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
SWOT ANALYSIS
STRENGTH (KEKUATAN)
 Memiliki pangsa pasar tersendiri sebagai BUMN
 Memiliki kualitas obat generik yang murah dan berkualitas CPOB
 Distribusi yang sudah menyeluruh ke penjuru Indonesia
 Promosi yang sudah mencapai keluar negeri
 Spesialis obat prevelensi
 Memliki karyawan khusus di bidangnya
 Struktur kerja yang baik dan jelas

WEAKNESS (KELEMAHAN)
 Jenis obat kurang bervariasi
 Kesulitan bahan baku
 Kemasan produk dengan disain baru masih belum menyeluruh ke
seluruh produknya
OPPORTUNITIES (PELUANG)
 Dengan menjadi perusahaan farmasi BUMN, membuat ruang lingkup
pemasaran serta pendistribusian produk menjadi lebih luas
 kepercayaan produk yang baik di kalangan masyarakat berkat
banyaknnya sosialisasi produk mereka.
 Produksi sudah dengan pedoman CPOB meningkatkan nilai produk
THREATS (ANCAMAN)
 Banyaknya competitor yang kini telah memproduksi obat baru seperti
obat herbal
 Bahan baku tertentu sulit didapatkan
VALUE CHAIN ANALYSIS
IFAS EFAS ANALYSIS
Berdasarkan nilai bobot dan rating setiap unsur matrik di atas, maka diketahui
bahwa posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran I, yaitu kuadran expansion
atau growth yang terletak pada titik koordinat (0,8;0.1)
ETIKA BISNIS USAHA FARMASI

FARMASI UMY, 15 September 2020


apt. Wahyu Tusi Wardani, S.Si, M.Farm.
KODE ETIK USAHA FARMASI INDONESIA

Disahkan dalam Rapat Pleno 1


Dewan Penasehat, Majelis Pembina Kode Etik
dan Pengurus Pusat GP Farmasi Indonesia
Tanggal 19 Desember 2016 di Jakarta
KODE ETIK PEMASARAN USAHA FARMASI INDONESIA
BAB I. TUJUAN
Tujuan Kode Etik ini adalah
• untuk menetapkan standar tinggi yang harus ditaati oleh industri
farmasi dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya,
• serta menetapkan proses pendisiplinan-diri yang terbaik dalam
upaya melayani kepentingan umum
guna peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta
meningkatkan cara penggunaan obat yang rasional.
PASAL 1.
PELAKSANAAN KODE ETIK
1. RUANG LINGKUP
• Ruang lingkup kode etik ini, adalah mencakup pemasaran produk-
produk farmasi atau biologi yang digunakan dalam diagnosa,
pengobatan/pencegahan penyakit pada manusia, atau untuk
mempengaruhi fungsi dan struktur tubuh manusia, dan yang
digunakan dengan petunjuk atau di bawah pengawasan profesi
kesehatan.
• Kegiatan periklanan untuk keperluan distribusi (misalnya: daftar
harga dan katalog), promosi obat bebas dan obat bebas terbatas,
nutrisi bayi dan balita. Tes diagnostik in-vitro, peralatan bedah
serta alat kedokteran, tidak tercakup di dalam Kode Etik ini.
PASAL 2.
INFORMASI DAN KLAIM/NARASI
1. KRITERIA UMUM

•Informasi dan klaim/narasi mengenai suatu produk farmasi


harus jujur, obyektif, akurat, lengkap dan menyajikan bukti-
bukti yang berimbang. Informasi dan klaim juga harus
disajikan memenuhi standar etika yang tinggi, sesuai dengan
informasi produk yang disetujui terakhir oleh Badan POM,
dan disajikan sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan
atau memiliki arti ganda.
2. BUKTI ILMIAH
• Informasi yang diberikan harus berdasarkan data evaluasi mutakhir
dengan ditunjang bukti-bukti yang sah secara ilmiah, akurat, jelas dan
disajikan sedemikian rupa sehingga tidak menyesatkan.
• Data ilmiah harus dilengkapi dengan daftar rujukan dan dapat ditelusuri.
• Data dari uji in-vitro dan uji pada binatang harus ditandai dengan
keterangan secara jelas, sehingga tidak memberikan kesan yang salah atau
menyesatkan.
• Kriteria ini berlaku baik untuk produk yang dipromosikan maupun untuk
produk lain yang dikutip sebagai referensi atau untuk tujuan perbandingan.
3. PERMINTAAN INFORMASI
• Perusahaan hendaknya melayani permintaan informasi dari
profesi kesehatan dengan obyektivitas dan itikad baik, memberikan
data secara akurat dan relevan. Jawaban terhadap informasi yang
diminta untuk menunjang suatu klaim promosi harus dapat
dilengkapi dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah tanggal permintaan.
4. DATA KEAMANAN
• Informasi tentang keamanan produk, serta kontra-indikasi,
peringatan dan efek samping harus sesuai dengan yang disetujui
oleh Badan POM.
• Kata “aman” tidak boleh digunakan tanpa batasan atau penjelasan.
• Semua perusahaan diwajibkan melaporkan efek samping obat yang
serius dan tidak diharapkan berkaitan dengan produknya sesuai
dengan peraturan yang berlaku kepada Badan POM dan/atau
lembaga terkait.
5. KLAIM/DATA YANG SALAH DAN MENYESATKAN
• Informasi, klaim/narasi promosi, data penunjang, penyajian grafis
atau visual lainnya dari suatu produk,tidak boleh menyesatkan baik
secara langsung maupun tidak langsung melalui penghilangan
bagian-bagian tertentu atau distorsi dari bukti-bukti dan opini ahli.
• Informasi harus berdasarkan bukti-bukti yang sah secara ilmiah,
dan sesuai dengan informasi produk yang disetujui Badan POM.


Beberapa contoh yang tidak diperkenankan
dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik ini:
1. Mengutip suatu kesimpulan yang tidak jelas dari suatu bukti atau
pengalaman klinis secara umum yang tidak dapat divalidasi. Oleh
karena itu disarankan untuk mengutip hasil suatu studi spesifik yang
telah dipublikasi.
2. Mengutip atau menggunakan data dari suatu studi yang tidak relevan
terhadap klaim yang dibuat. Menyajikan data untuk menunjang suatu
klaim tanpa referensi terhadap studi yang dipublikasi.
3. Klaim-klaim berdasarkan data yang tidak dapat dipakai lagi, misalnya
yang telah terbukti tidak sah, atau telah digantikan dengan penelitian-
penelitian yang lebih mutakhir. .
4. Rekomendasi dosis atau klaim indikasi yang tidak sesuai dengan
informasi produk yang disetujui Badan POM.
5. Menggunakan data in-vitro atau data dari studi pada binatang tanpa
disebutkan dengan jelas atau disajikan sedemikian rupa sehingga
menyesatkan atau memberikan kesan seakan-akan data yang dipakai adalah
data in-vivo atau data studi pada manusia.
6. Penyajian atau lay-out yang memberi penafsiran yang salah atau
menyesatkan misalnya:
• menyajikan data penting dan relevan, namun tidak menunjang klaim
promosi, dengan cetakan huruf sangat kecil; manipulasi ukuran skala pada
grafik/bagan dan sebagainya untuk
• mendistorsikan perbandingan dengan produk pesaing.
5.7 Pernyataan-pernyataan negatif tentang suatu produk pesaing tanpa
dasar ilmiah atau yang dapat disangkal berdasarkan bukti mutakhir atau
yang tidak memiliki relevansi dengan produk yang sedang dipromosikan.
5.8 Klaim-klaim yang memberikan kesan obat efektif untuk suatu indikasi
tertentu, tetapi mengabaikan informasi peringatan yang berlaku untuk
penggunaan pada kondisi tersebut.
5.9 Klaim-klaim yang menggunakan bukti-bukti dan kutipan sebagai berikut:
- yang disajikan secara selektif untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan dengan cara
menyesatkan,
- yang disajikan atau dikutip melampaui atau di luar dari konteks yang sebenarnya,
- yang dikutip atau disajikan sedemikian rupa sehingga mengubah arti atau maksud
penulis yang sebenarnya.
10. Klaim-klaim non medis atau non-ilmiah yang tidak memiliki bukti.
11. Klaim-klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat atau klaim-klaim
perbandingan yang sepihak
12. Perbandingan dengan produk pesaing yang tidak didasarkan pada
bukti yang sah secara ilmiah, atau yang mendistorsikan bukti-bukti yang
ada, atau yang tidak obyektif dan tidak wajar
6. KLAIM SUPERLATIF YANG TIDAK MEMENUHI
SYARAT DAN KLAIM PERBANDINGAN YANG SEPIHAK
1. Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan,
misalnya:
• “Produk X merupakan pengobatan terbaik untuk kondisi Y”.
• “Produk X merupakan pengobatan tercepat untuk kondisi Y”.
• “Produk X merupakan pengobatan terkuat/termanjur untuk kondisi Y”.
• “Produk X merupakan pengobatan yang teraman untuk kondisi Y”.
Apabila superlative dipergunakan, maka klaim harus dapat dibuktikan
dengan bukti-bukti ilmiah yang sah.
2 Klaim perbandingan yang sepihak tidak diperbolehkan, misalnya:
“Produk X lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman untuk
kondisi Y”.
Suatu klaim perbandingan harus mencantumkan pernyataan yang
menunjukkan bahwa produk tersebut lebih baik atau lebih kuat atau
lebih cepat atau lebih aman dibandingkan dengan suatu pembanding
yang tertentu.
Klaim keunggulan harus didukung oleh bukti ilmiah yang sah dan
masih berlaku
7. PERBANDINGAN
7.1 Perbandingan antar produk harus jujur, berdasarkan fakta-fakta yang
dapat dibuktikan secara ilmiah. Dalam penyajian tidak boleh ada upaya
curang dengan cara distorsi, penekanan-penekanan yang tidak tepat atau
cara-cara lain. Perbandingan dengan gaya kurang sopan atau yang
melecehkan pesaing atau produk mereka, harus dihindarkan.

7.2 Perbandingan khasiat dan keamanan tidak boleh berdasarkan data


yang tidak mencermnkan publikasi literatur saat ini, atau yang berasal
dari data-base berbeda yang tidak membandingkan hal sejenis.
7. PERBANDINGAN
7.3 Perbandingan khasiat dan keamanan harus mempertimbangkan
semua aspek khasiat dan keamanan. Bila suatu perbandingan hanya
dibuat terhadap satu parameter saja, maka harus dinyatakan secara
jelas.
7.4 Data yang digunakan untuk menunjang klaim perbandingan harus
sesuai dengan persyaratan signifikansi statistik. Apabila data tidak
memenuhi persyaratan tersebut, maka harus ditandai dengan jelas, dan
tidak boleh dipergunakan untuk menyamaratakan atau menunjang klaim-
klaim persamaan atau superioritas dibandingkan dengan produk lain.
MENIRU ATAU MENJIPLAK MATERI
DARI PERUSAHAAN LAIN

Suatu perusahaan tidak diperkenankan dengan sengaja


menjiplak materi pemasaran/promosi/iklan dari
perusahaan lain hingga dapat menyesatkan atau
membingungkan.
PROFESI KESEHATAN DALAM MATERI PROMOSI

• Nama atau foto dari profesi kesehatan atau institusi tidak boleh
digunakan dalam materi promosi/iklan dengan cara yang tidak
sesuai dengan kode etik kedokteran.

• Nama dan foto mereka boleh digunakan dalam produk prosiding


pertemuan ilmiah (bila profesi kesehatan tersebut menyajikan
persentasi), tetapi tidak boleh digunakan dalam brosur promosi,
iklan dalam jurnal dan sejenisnya.
PROMOSI/IKLAN TERSELUBUNG

Materi promosi seperti surat selebaran dan iklan dalam jurnal


kedokteran harus diberi tanda yang jelas sehingga sifat yang
sebenarnya tidak terselubungi. Misalnya, iklan dalam jurnal yang
merupakan bagian dari editorial harus diberi tanda “IKLAN
PROMOSI” atau “ADVERTORIAL” dalam huruf besar dengan ukuran
sesuai huruf terbesar dalam badan naskah iklan tersebut.
KOMUNIKASI PRA-REGISTRASI

Suatu produk tidak boleh dipromosikan sebelum


memperolah izin edar dari Badan POM.
PROSEDUR PERUSAHAAN
1. Semua komunikasi promosi harus melalui proses persetujuan
medical clearance (yaitu disetujui oleh seorang yang memiliki
kualifikasi medis), atau, dalam keadaan tertentu, disetujui oleh orang
yang bertanggung jawab untuk itu.

2. Perusahaan harus menyusun dan melaksanakan prosedur yang


sesuai untuk menjamin kepatuhan sepenuhnya pada Kode Etik ini, dan
untuk mengevaluasi kembaliserta memonitor semua aktivitas dan
materi promosi yang ada.
Pasal 3
MEDICAL REPRESENTATIVE
1. Perusahaan bertanggungjawab sepenuhnya atas kualitas dan
perilaku para medical representatif.
2. Medical representatif harus mempunyai latar belakang pendidikan
yang sesuai dan perusahaan bertanggungjawab untuk memberikan
latihan pengetahuan teknis tentang kewajibannya. Medical
representatif sebaiknya harus diakreditasi, sistem akreditasi dapat
ditetapkan oleh GP Farmasi dengan bekerjasama dengan organisasi
profesi maupun instansi pemerintah yang terkait.
3. Medical representatif harus dapat memberikan keterangan teknis
yang berimbang, akurat, dan etis kepada para anggota organisasi
profesi kesehatan.
4. Para medical representatif hendaknya dilarang memberikan
imbalan atau janji untuk memberikan imbalan kepada anggota
profesi kesehatan dalam bentuk material
5. Dalam menjalankan tugasnya para medical representatif
hendaknya mentaati Etika Promosi Bidang Farmasi yang disahkan
oleh GP Farmasi Indonesia dan mengikuti tata krama kunjungan ke
anggota profesi kesehatan.
6. Pengaturan Medical representatif dari waktu ke waktu akan
disesuaikan dengan peraturan/undang-undang yang dikeluarkan
oleh instansi yang terkait dengan industri farmasi maupun pedagang
besar farmasi atau perusahaan yang sejenis.
Pasal 4

SIMPOSIUM, KONGRES DAN


PENDIDIKAN KEDOKTERAN
BERKELANJUTAN
•Perusahaan Farmasi tidak diperbolehkan menawarkan
induksi, hadiah/penghargaan, insentif, donasi,
finansial, dan bentuk lain yang sejenis kepada profesi
kesehatan yang dikaitkan dengan produk-produk yang
dipasarkan.
SPONSOR UNTUK PROFESI KESEHATAN
• Tidak dibenarkan membayar biaya perjalanan pendamping atau penggembira,
suami /istri atau keluarga dari dokter peserta.
• Dilarang memberikan honorarium atau kompensasi kepada profesi kesehatan
untuk menghadiri pertemuan ilmiah.
• Honorarium diperbolehkan untuk pembicara/moderator pada suatu
pertemuan.
• Honorarium Pembicara / Moderator Pembayaran honorarium dan
pengeluaran pribadi secara wajar, termasuk biaya perjalanan untuk
pembicara/moderator merupakan hal yang lazim dan wajar.
• Honorarium untuk pembicara / moderator lokal pada pertemuan lokal tidak
boleh melebihi Rp 10.000.000,- .
PASAL 5

PEMBERIAN DAN DONASI KEPADA


PROFESI KESEHATAN
PRINSIP UMUM

• Tidak diperbolehkan menawarkan hadiah/penghargaan, insentif,


donasi, finansial dan bentuk lain yang sejenis kepada profesi
kesehatan yang dikaitkan dengan penulisan resep atau anjuran
penggunaan obat/produk perusahaan yang bersangkutan.
HADIAH
2.1 Pemberian hadiah hanya diperbolehkan untuk diberikan kepada
institusi, tidak kepada profesi kesehatan.

2.2 Hadiah seperti yang dimaksud diatas harus bermanfaat bagi


pasien dan/atau pekerjaan atau pendidikan profesi kesehatan di
institusi tersebut.

2.3 Pemberian hadiah tidak boleh dihubungkan baik dengan


standarisasi produk maupun dengan pembelian, penulisan resep atau
penggunaan obat/produk perusahaan di institusi tersebut.
Manajemen Strategik Farmasi
Definisi Manajemen Strategik
Manajemen Strategik:
Seperangkat keputusan dan tindakan
manajerial yang menentukan performa
perusahaan dalam jangka panjang
(Wheelan & Hunger: 2001)
Tahap Perkembangan Perencanaan Strategis
1. Perencanaan Keuangan Dasar
2. Perencanaan Berbasis Peramalan
3. Perencanaan Strategis (Perencanaan
berorientasi keluar)
4. Manajemen Strategik
Manfaat Manajemen Strategik
 Visi strategi yang lebih jelas
 Fokus yang lebih tajam atas faktor yang
penting secara strategis
 Meningkatkan pemahaman mengenai
perubahan lingkungan yang sangat cepat
Tiga Kunci-Pertanyaan Strategis
 Dimana posisi perusahaan sekarang?
 Jika tidak terdapat perubahan, dimana posisi
perusahaan dalam satu, dua, lima atau sepuluh
tahun kedepan? Dan apakah jawaban tersebut
dapat diterima?
 Jika jawaban tidak dapat diterima, apa tindakan
secara spesifik yang harus diambil oleh
manajemen? Apa resiko dan hasil yang terkait?
Learning Organization
Sebuah organisasi yang memiliki keahlian dan
kompetensi dalam menciptakan,
memperoleh, mentransfer pengetahuan dan
memodifikasi perilakunya agar
mencerminkan pengetahuan baru
Komposisi Manajemen Strategik
 Scanning Lingkungan
 Memformulasikan Strategi
 Mengimplementasikan Strategi
 Evaluasi dan Pengendalian
Unsur Dasar Dalam Proses
Manajemen Strategik

Scanning formulasi
Lingkungan Strategi

Implementasi
Evaluasi
Strategi
Model Manajemen Strategik
Scanning Formulasi Implementasi Evaluasi
Lingkungan
Eksternal Misi
Lingkungan
Tujuan
Sosial
Strategi
Lingkungan
Industri
Kebijakan
Internal
Program
Struktur
Wewenang Budget
Budaya
Sumber Daya Prosedur
Kompetensi
Asset, dll
Performa
V
a Lingkungan
r Sosial
i
a Dorongan Industri Dorongan
Socioculture Ekonomi
b
e Shareholders Supplier
l
Lingk.
Internal Karyawan
Pemerintah
L
Struktur,
i Pihak Istimewa
Budaya
n Konsumen Kompetitor
k
Kreditur Asosiasi Dagang
u Dorongan Dorongan
n Masyarakat
Legal - Politik Teknologi
g
a
n
Scanning Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Sosial
(Ekonomi, sosial budaya, teknologi & politik)

Analisis
Pasar
Analisis Analisis
Komunitas Pesaing

Analisis
Pemilihan
Supplier
Faktor2 Strategis
Analisis •Peluang Analisis
Interest Group •Ancaman Pemerintahan
Pendorong Kompetisi di Industri
Potential
Entrants

Other Pesaing Daya


Stakeholder Tawar
Pembeli
Supplier Persaingan
Daya Antar Perush.
Tawar
Sumber:
Porter (1980)
Substitute
Lingkungan
Lingkungan Sosial
 Terdiri dari kekuatan-kekuatan umum di lingkungan

Lingkungan Tugas / Industri


Terdiri dari:
 Kelompok dalam lingkungan yang secara langsung
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh operasi perusahaan
 Sering disebut Industri
Faktor Internal
 Struktur : Cara sebuah perusahaan diorganisasikan
dalam bentuk komunikasi, kewenangan dan alur kerja
 Budaya : Seperangkat kepercayaan, harapan dan nilai-
nilai yang dipelajari dan dibagi oleh para anggota
organisasi dan di turunkan dari satu generasi karyawan ke
generasi lain
 Sumber Daya : Sebuah Aset, kompetensi, proses,
keahlian, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh
perusahaan
Definisi Formulasi Strategi
Proses pengembangan rencana jangka panjang untuk
menangani secara efektif kesempatan dan
ancaman dari lingkungan berdasarkan kekuatan
dan kelemahan perusahaan, terdiri dari:
 Misi
 Tujuan
 Strategi
 Kebijakan
Definisi dari Misi
Tujuan atau Alasan sebuah perusahaan
didirikan, misi mungkin dalam lingkup
yang sempit atau luas

Sempit Luas
Obat sakit kepala Obat umum
Asuransi Kesehatan Jasa Keuangan
Definisi dari Tujuan
 Hasil akhir dari sebuah aktivitas yang
direncanakan. Tujuan akan menyatakan apa
yang harus dicapai dan kapan. Tujuan harus
dapat dikuantifikasikan, jika mungkin
Area-Area Yang Menjadi Tujuan
• Profitabilitas
• Efisiensi
• Growth
• Shareholder’s wealth
• Penggunaan Sumber Daya
• Reputasi
• Kontribusi ke Karyawan
• Kontribusi ke Masyarakat
• Market Leadership
• Technological Leadership
• Bertahan Hidup
• Kebutuhan Personal Management
Definisi dari Strategi
Definisi Strategi : Master plan yang menyeluruh yang
memaparkan bagaimana suatu perusahaan akan mencapai
misi dan tujuannya
Definisi Strategi Korporasi (Corporate Strategi) : Arah
perusahaan secara keseluruhan dan manajemen usahanya
Definisi Strategi Bisnis (Business Strategy) : menekankan
pada perbaikan posisi kompetitif dari produk perusahaan
atau unitnya
Definisi Strategi Fungsional (Functional Strategy) :
memaksimalkan produktifitas sumber daya yang dimiliki
Hirarki Strategi

Corporate Strategy

Business (Division Level)


Strategy

Functional
Strategy
Definisi Kebijakan
Pedoman secara garis besar untuk
pengambilan keputusan
Definisi Implementasi Strategi
Proses untuk menempatkan strategi dan kebijakan ke
dalam aktivitas melalui pengembangan dari :
 Program : Pernyataan aktivitas atau langkah-langkah
yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah rencana
 Budget : Pernyataan tentang program-program
perusahaan dalam bentuk uang / rupiah
 Prosedur : Sistem yang terdiri dari langkah-langkah
atau teknik-teknik yang berkesinambungan yang
menjabarkan secara detail bagaimana pelaksanaan
suatu tugas tertentu
Definisi Evaluasi dan Kontrol

Proses monitoring atas aktivitas perusahaan


dan hasil suatu performa sehingga
performa aktual dapat dibandingkan
dengan performa yang diinginkan
Kejadian yang dapat menimbulkan
Perubahan Strategi
 Chief Executive Officer Baru
 Intervensi Eksternal
 Ancaman pergantian kepemilikan
 Gap dalam performa
Karakteristik Keputusan Strategis:
 Langka
 Berkelanjutan
 Mengarahkan
Bentuk-Bentuk Formulasi Strategi
 Entrepreneurial
 Adaptive
 Planning
 Logical Incrementalism
Proses Pengambilan Keputusan Strategis

Scan Analisis
Lingk. Faktor
Eksternal Eksternal

Review
Terapkan
Evaluasi Misi & Pilihdan Evaluasi
Review Strategi:
Evaluasi misi, tujuan, Tujuan + Rekomd.
Performa strategi &
Corporate SWOT Evaluasi Alternatif
Program dan
Governance Budget Kontrol
Kebijakan Alternatif Terbaik
Prosedur
Strategi

Scan Analisis
Lingk. Faktor
Internal Internal

Penerapan
Formulasi Strategi Strategi
Contoh Kasus
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Visi:
 Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada
perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi
terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Misi:
 Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan
harga terjangkau untuk
 Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang
inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita
penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
 Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan
kewirausahaan yang tinggi.
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Tujuan :
 Memberikan mutu obat – obatan yang berkualitas bagi
masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau.
 Mengembangkan produk yang inovatiif khusus obat di
penyakit prevalensi tinggi.
 Serta memaksimalkan pengembangan kompetensi SDM.
Sasaran Produk
 Indofarma yang dulunya berfokus pada peralatan medis kini
telah berubah fungsi mejadi perusahaan farmasi milik Negara.
 PT Indofarma akan menargetkan penjualan akan mencapai
Rp2,11 triliun di 2017. Maka dengan target penjualan tersebut,
laba bersih perseroan akan mencapai Rp30,482 miliar. Mereka
berfokus penjualan akan dihasilkan dari penjualan obat dan
bahan baku obat herbal.
 Melakukan analisa: SMART (Simple, Measurable, Applicable,
Reliable, dan Timeable).
Daya Saing
 Resources
 Tangible (obat generik, distributor sendiri, obat spesialis, inovasi
kemasan, SDM spesialis, CPOB, BUMN)
 Intangible (etos, market trust, rencana keuntungan).
 Ability
 Mampu membuat obat generic yang berkalitas CPOB
 Mampu Membangun etos kerja karyawan yang baik
 Terfokus spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
Membangun Jaringan distribusi yang luas
 Inovasi yang terus di lakukan untuk produk yang praktis
 Core Ability
 Obat generic yang berkualitas CPOB
 Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
 Perusahaan BUMN
 Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan
 Obat generic yang berkalitas CPOB
 Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
SWOT ANALYSIS
STRENGTH (KEKUATAN)
 Memiliki pangsa pasar tersendiri sebagai BUMN
 Memiliki kualitas obat generik yang murah dan berkualitas CPOB
 Distribusi yang sudah menyeluruh ke penjuru Indonesia
 Promosi yang sudah mencapai keluar negeri
 Spesialis obat prevelensi
 Memliki karyawan khusus di bidangnya
 Struktur kerja yang baik dan jelas

WEAKNESS (KELEMAHAN)
 Jenis obat kurang bervariasi
 Kesulitan bahan baku
 Kemasan produk dengan disain baru masih belum menyeluruh ke
seluruh produknya
OPPORTUNITIES (PELUANG)
 Dengan menjadi perusahaan farmasi BUMN, membuat ruang lingkup
pemasaran serta pendistribusian produk menjadi lebih luas
 kepercayaan produk yang baik di kalangan masyarakat berkat
banyaknnya sosialisasi produk mereka.
 Produksi sudah dengan pedoman CPOB meningkatkan nilai produk
THREATS (ANCAMAN)
 Banyaknya competitor yang kini telah memproduksi obat baru seperti
obat herbal
 Bahan baku tertentu sulit didapatkan
VALUE CHAIN ANALYSIS
IFAS EFAS ANALYSIS
Berdasarkan nilai bobot dan rating setiap unsur matrik di atas, maka diketahui
bahwa posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran I, yaitu kuadran expansion
atau growth yang terletak pada titik koordinat (0,8;0.1)
MANAJEMEN OPERASIONAL:
INVENTORY CONTROL MANAGEMENT

Prof. Dr. Satibi, M.Si., Apt


Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada
Inventory Control ?
• Pengawasan terhadap persediaan yang dikenal juga
sebagai inventory control adalah bagaimana fungsi
tersebut dapat dilaksanakan secara efektif.

• Mengapa pengendalian persediaan sangat penting ?


• * Karena begitu besar jumlah yang diinvestasikan dalam
persediaan. Pengendalian persediaan yang tepat memiliki
pengaruh yang kuat dan langsung terhadap perolehan
kembali atas investasi.
• * Pengendalian persediaan juga penting dalam
menentukan stok yang benar
• Inventory dapat berupa :
• * barang mentah (raw material)
• * barang setengah jadi (work in process)
• * barang jadi (finished goods)
• * barang pengemas (packaging materials)
Pengendalian Persediaan yang Efektif ?
• Pengendalian persediaan yang efektif adalah
mengoptimalkan dua tujuan :
• 1. Memperkecil total investasi pada persediaan
• 2. Menjual/menyediakan berbagai produk yang benar untuk
memenuhi permintaan konsumen.

• Hal ini dapat dicapai apabila dapat menentukan :


• 1. Berapa banyak suatu item barang akan dipesan pada
suatu waktu.
• 2. Kapan dilakukan pemesanan ulang terhadap item
tersebut.
• 3. Yang mana dari item-item tersebut perlu dilakukan
pengawasan.
Masalah Pengendalian Persediaan

• Masalah klasik dari pengendalian persediaan adalah bagaimana cara


menyeimbangkan antara pengaturan persediaan dengan biaya-biaya
yang ditimbulkannya.
Pertimbangan Biaya variabel :
1. Biaya penyimpanan
 Biaya-biaya variabel yang berhubungan langsung dengan jumlah persediaan,
seperti: biaya resiko kerusakan, kecurian, penerangan, keusangan, dll.

2. Biaya pemesanan


 Biaya yang setiap kali harus ditanggung dalam pemesanan suatu bahan/barang,
seperti: biaya telepon, pemrosesan pesanan, pemeriksaan penerimaan,
pengiriman ke gudang.

3. Biaya penyiapan


 Biaya yang harus ditanggung oleh RS dalam memproduksi suatu komponen
apabila bahan-bahan tersebut tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri, seperti Biaya
mesin-mesin tidak terpakai, persiapan tenaga kerja langsung, penjadwalan,
ekspedisi.
4. Biaya kehabisan/kekurangan bahan
Biaya ini terjadi apabila persediaan tidak
mencukupi terhadap permintaan atas bahan
tersebut, seperti: adanya biaya karena pemesanan
khusus, biaya kegiatan administrasi, kehilangan
pelanggan, dll.

Dalam hal ini, perlu dilakukan pengendalian jumlah


persediaan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara
yang paling ekonomis dan meminimalkan total biaya
persediaan.
Tujuan Inventory Control
• Tujuan dari persediaan yang paling penting :
 Melindungi dari kerugian.
Persediaan dapat melindungi dari berbagai fluktuasi
dari permintaan dan penawaran. Jika distribusi obat
dari supplier terlambat atau permintaan tiba-tiba
meningkat seperti pada kasus penyakit epidemik
tertentu, maka sistem persediaan yang baik dapat
melindungi persediaan dari stok kosong.
 Membuat sistem pengadaan/ manufaktur.
Harga unit-unit dari obat dengan sistem manufaktur
biasanya lebih rendah, dan hal tersebut dihasilkan
dari sistem persediaan yang baik.
Tujuan Inventory Control (cont’n)
 Meminimalkan waktu tunggu.
Sistem persediaan dapat meningkatkan
ketersediaan obat secara optimal, sehingga
pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan.
 Meningkatkan efisiensi transportasi.
Biaya transportasi akan meningkat jika tidak ada
sistem persediaan atau stok.
 Mengantisipasi fluktuasi.
Fluktuasi akan permintaan sulit untuk diprediksi.
Sistem inventori dapat mengantisipasi kenaikan
permintaan yang tidak menentu.
Model-Model Pengendalian Persediaan

• Ada beberapa model sistem pengendalian persediaan yaitu :


• 1. Model ABC
• 2. minimum dan maximum stock level
• 3. Consumption-based Reordering formula
• 4. Model EOQ
• 5. Model VEN
• 6. Model JIT
Model ABC (Always Better Control)
• Pengendalian perusahaan berhubungan dengan aktivitas
pengaturan persediaan bahan-bahan agar dapat menjamin
persediaan dan pelayanannya kepada pasien. Salah satu
pengendalian persediaan adalah dengan model ABC atau
analisis pareto. Analisi ABC ini menekankan kepada persediaan
yang mempunyai nilai penggunaan yang relatif tinggi atau
mahal, seperti pada bagan berikut ini :

• Kel Jumlah item Jumlah nilai

• A 20% 75%
• B 30% 20%
• C 50% 5%
• 100% 100%

ANALISA ABC

80

75 Klas A

60

% 50
Biaya
40
Pema
kaian 30
Klas B
20

10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% item persediaan
Sistem analisis ABC ini berguna dalam sistem
pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan
frekuensi pemesanan dan menentukan
prioritas pemesanan berdasarkan nilai atau
harga obat.

Latihan Analisis ABC


ANALISA ABC
Digunakan untuk:
1. Mengurangi persediaan (inventory) dan biaya dg
mengatur pembelian yg lebih sering dan
pengiriman dlm jumlah lebih sedikit untuk
obat kelas A
2. Mencari penurunan harga yg besar untuk obat
klas A dan penyimpanan harus diperhatikan
3. Kontrol yg ketat oleh staf, dan adanya
pengertian bahwa order yg besar untuk klas A
harus dicatat secara ketat
Standar Pemesanan
Dasar pemesanan kembali:
1. Minimum and maximum stock levels
2. Consumption-based reordering formula
Minimum and maximum stock levels
Dalam inventory control, dasar reorder dengan parameter:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procurement period, time until the next order will be place (PP)
4. Stock on hand in inventory (S1)
5. Stock now on order from supplier but not yet received (S0)
6. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
Rumus mathemetic Smin
dan Smax
Safety Stock (SS)
SS = (LT x CA)
Smin (Stok minimum)
Smin = (LT x CA) + SS
= 2 SS
Smax (stok maksimum)
Smax = Smin + (PP x CA)
An example of minimum –maximum level
calculations is a case in which in the lead
time for tetracyclin capsules is two months,
the average monthly consumption is 1,000
capsules, and additional safety stock
allocated is 2,000 capsules. For a
procurement period of six months, the
Smin & Smax quantity would be set:
Smin = (2 x 1,000) + 2,000 = 4,000 capsules
Smax = 4,000 + (6 x 1,000) = 10,000 capsules
Jika kondisi stok dibawah stok level minimum,
maka perhitungan order quantity
dirumuskan:
Qo = (Smax + SB)-(S1+So)
Sebagai contoh diatas, tetracyclin yang
tersedia di stok 3,000 dan pesanan yg
belum datang 2,000, dan tidak ada
permintaan dari pelayanan, maka
Qo = (10,000 + 0) – (3,000 + 2,000)
Qo = 5,000
Consumption-based Reordering formula
Variabel yang dipertimbangkan:
1. Average monthly consumption (CA)
2. Suplier lead time (LT)
3. Procrement periode, time untilthe next order will be place (PP)
4. Safety stock (SS)
5. Stock in inventory (S1)
6. Stock now on order from supplier but not yet received (S0)
7. Quantity of stock back-ordered to lower levels (SB)
Rumus mathematic:

Qo = CA x (LT + PP) + SS – (S1+So)

Jika terjadi outstanding back orders (SB),


maka rumusnya:

Qo = CA x (LT+PP)+SS+SB-(S1+S0)
Contoh: tetracyclin tidak ada stok, ada
permintaan di pelayanan 2000, sebelumnya
telah pesan 3000. Lead time 2 bulan, rata-
rata penggunaan sebulan 1000, safety stock
2000 capsul, dan periode pengadaan tiap 6
bulan. Jumlah yang diorder:

Qo = 1000 x (2+6)+2000+2000-(0+3000)
= 9000 capsul
ECONOMIC ORDER QUANTITY
(EOQ)
Gambar. Economic Order Quantity
Model EOQ (Economic Order Quantity)
• Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya
fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya
pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain pihak biaya pemesanan
dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya
optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun
persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan.
• Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam rumus
Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity / EOQ)
• EOQ = √ 2 Co S EOI = √ 2 Co
• Cm . U Cm . U S

• Dimana Co : Cost per Order (sekali Pesan)
• Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun
• S : Jumlah permintaan setahun
• U : Cost per unit
Mencari Rumus EOQ
TIC = TCC + TOC
TCC = (C).(P).(A)
C = the percentage carrying cost, P= price perunit, A = average number of unit
TOC = (F)(N)
F= fixed cost perorder, N = number of orders placed per year
A = (S/N)/2
TOC = F (S/(2A))
TIC = TCC +TOC
TIC = (C) (P) (A) + F (S/(2A))
A = Q/2

TIC = (C) (P) (Q/2) + F (S/Q)


Differensiasi rumus EOQ

D(TIC) = (C)(P) - (F)(S) =0


D(Q) 2 Q2

( C )(P) = (F)(S)
2 Q2

Q2 = 2 (F)(S)
(C) (P)

Q= EOQ = √ 2(F)(S)/(C)(P)
EOQ
• Teknik pengendalian persediaan tertua
dan paling terkenal, mudah digunakan
• Ada beberapa asumsi:

1. Tingkat permintaan diketahui & bersifat


konstan
2. Lead time, waktu antara pemesanan &
penerimaan pesanan, diketahui dan
bersifat konstan
EOQ
3. Persediaan diterima dengan segera  persediaan yg dipesan tiba
dalam bentuk kumpulan produk, pada satu waktu
4. Tidak mungkin diberikan diskon
5. Biaya variabel yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan persediaan sepanjang waktu
6. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan
dilakukan pada waktu yg tepat.
Gambar Penggunaan persediaan sepanjang waktu

Jumlah yg Q
dipesan
(persediaan
maksimal)

Persediaanmini 0
mum
Reorder Point Formula
DAYS
WEEKS LEAD TIME
MONTHS

ROP = d x L
DAILY
WEEKLY DEMAND
MONTHLY

THE ORIGINAL 1912 FORMULA


Reorder Point
Saat pemesanan dilakukan, yg dinyatakan dalam jumlah barang

ROP = d x L
D
d=
Jumlah hari kerja per tahun
d : Kebutuhan per hari
L : Waktu tunggu (Lead time)
D : Kebutuhan tahunan
The Inventory Cycle Chart

Graphically depicts the relationship between:

Q* / EOQ
ROP
d Cycle charts
enhance

L understanding
of the basic
inventory
concepts
The Inventory Cycle Chart
INVENTORY
LEVEL

Q* Q* Q*
CYCLE CYCLE CYCLE
1 2 3

d d d

ROP ROP ROP

0
L L L
UNITS
The Inventory Cycle Chart
INVENTORY
LEVEL

Q* = 100 Q* = 100 Q* = 100


CYCLE CYCLE CYCLE
1 2 3

d d d

ROP = 17 ROP = 17 ROP = 17

0
L L L
UNITS
Biaya Pemesanan
Mencakup:
Biaya pasokan
Formulir
Pemrosesan pesanan
Tenaga para pekerja
dsb
Biaya Penyimpanan
• Biaya penyimpanan: sewa bangunan, penuyusutan,
biaya operasi, pajak,
asuransi = 6%
• Biaya penanganan: peralatan, sewa,
listrik, biaya operasi = 3%
• Biaya tng kerja: penanganan tambahan= 3%
• Biaya investasi: biaya pinjaman, pajak,
asuransi persediaan = 11%
• Pencurian, kelalaian = 3%
TOTAL = 26%
• Contoh :

• Instalasi farmasi rumah sakit ABC menggunakan


Halothane 250 cc sejumlah 1200 botol per tahun.
Harga perbotolnya RP. 900.000,- Rumah sakit
memperkirakan Carryng Cost Interest Rate = 20% dan
biaya pemesanan = Rp.50.000,-/order. Kepala
instalasi Farmasi ingin mengetahui berapa banyak
Halothane yang harus dipesan setiap kali pemesanan.
Buat Fixed period system jika diketahui lead time nya
2 hari!
• Jawab :
• EOQ = √ 2 x 50.000 x 1200
• 0.2 x 900.000

• = √ 120.000.000
• 180.000

• = √ 666.67

• = 25.8 ≈ 26 botol
• Ini berarti bahwa persediaan yang harus dibangun adalah 26
botol.
Economic Order Interval
• EOI = √ 2 x 50.000
0.2 x 900.000 x 1200
= 0,0215 tahun
= 0,258 bulan
= 7,746 hari
Jadi harus beli tiap 7-8 hari sekali atau sebulan 4 kali pesan
EOF = penggunaan setahun
EOQ
Re order point
• ROP = d x l, jika lead time 2 hari,maka
• ROP = (1200/365) x 2
• ROP = 6,57 botol ≈ 7 botol

• Jika membangun Safety stock


• ROP = 2 x (d x l)
• ROP = 14 botol
Hasil penelitian intervensi EOQ-ROP
No. Indikator Hasil

Sebelum Sesudah
intervensi intervensi
1 Service level 91,95% 99,40%

2 ITOR (perbulan) 0,57 x 1,62 x

3 Nilai persediaan (obat A) 131.318.103,00 27.108.203,00


Model VEN (Vital Essential Non-essential)

Sistem VEN ini adalah suatu system dalam suatu pengelolaan obat yang berdasarkan
pada dampak masing-masing obat terhadap kesehatan pasien. VEN ini terdiri dari 3
kategori, yaitu :
V : Vital, obat-obatan yang harus ada dan penting untuk kelangsungan hidup.
E : Essential, obat-obat penting yang dapat melawan penyakit tapi tidak vital.
N : Non Essential yaitu obat-obat yang kurang penting, dan diadakan hanya sebagai
penunjang kelengkapan saja.
Characteristic of drug or Vital Essensial Non Esensial
target condition
Occurance of target condition:
- Persons affected (% of
population) 0ver 5 % 1-5 % Less than 1%
-Person treated (number perday at Over 5 Les than 1
average health center 1-5
Severity of target condition
- life threatening Yes Occasionally Rarely
- Disabiling Yes Occasionally Rarely

Therapeutic effect of Drug


- Prevent serious disease Yes No No
- Cures serious disease Yes Yes No
- Treats minor, self limited, No Possibly Yes
simtoms and conditions
- Has proven efficacy Always Ussually May or May not
- Has unproven efficacy Never Rarrely May or may not
PUT (Prioritas, Utama, Tambahan)
• Prioritas: harus diadakan tanpa memperdulikan sumber anggaran. Pada
analisis ABC dan VEN termasuk dalam kelompok AV, BV dan CV
• Utama: Dialokasikan pengadaannya dari sumber dana tertentu. Pada
analisis ABC dan VEN termasuk dlm kelompok AE, BE, CE
• Tambahan: dialokasikan pengadaannya setelah obat prioritas dan utama
terpenuhi. Pada analisis ABC-VEN dlm kelompok AN, BN dan CN
Model JIT (Just In Time)
• Just In Time (JIT) merupakan perwujudan kemitraan usaha antara
perusahaan yang dalam hal ini adalah industri farmasi, rumah sakit
atau apotik dengan para pemasok. Dalam JIT, perusahaan
memberikan kepercayaan kepada pemasok untuk memasok bahan
hanya pada saat perusahaan memerlukannya dalam jumlah yang
diperlukan.
• Dengan system inventori just in time, order dilakukan apabila
persediaan hampir atau sudah habis. Kelemahan system ini adalah
jika tidak didukung dengan keteraturan defecta, perhitungan stok
pengamanan, maka akan mengakibatkan terganggunya system
pengelolaan obat.
• JIT memerlukan persyaratan sebagai berikut yaitu :
• 1. Pengurangan lead time
• 2. Penurunan persediaan ke tingkat minimum
• 3. Keandalan Equipment
• 4. Arus produksi yang berimbang
• 5. Kinerja keseluruhan system yang dapat diprediksi.


TOR : Turn Over Ratio

Cost of goods sold (Harga pokok penjualan)


TOR =
Inventory value (Nilai persediaan)
TOR

Indikator:
TOR rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual
Akan menghambat aliran kas
Berpengaruh terhadap keuntungan
TOR semakin tinggi, pengelolaan persediaan barang semakin
efisien
social entrepreneurship
social entrepreneurship

BUSINESS PLAN
and Capital Budgeting

Prof. Dr. Satibi, MSI., Apt


Fakultas Farmasi UGM
Tujuan Pembelajaran
• Mampu membuat suatu Rencana Bisnis dengan menuangkan
ide bisnis dalam bentuk dokumen sederhana yang tertulis
• Membuat capital budgeting dalam rencana bisnis
Pertimbangan Pembuatan
Rencana Bisnis

• Resiko bisnis
• Kerumitan proses produksi dan
transaksi bisnis
• Pembaca rencana bisnis
• Langkah awal menjadi wirausaha
• Alat bantu dalam mensistemasikan
logika bisnis
Risiko bisnis: Identifikasi ancaman dan peluang

❑ Bisnis yang ideal : memiliki peluang yang besar dan


ancaman utama kecil

❑ Bisnis spekulatif : peluang dan ancaman utama besar

❑ Bisnis yang matang : peluang dan ancaman utama


kecil

❑ Bisnis yang bermasalah : peluang kecil dan memiliki


ancaman yang besar
Rencana Bisnis vs.
Perencanaan Bisnis
RENCANA BISNIS PERENCANAAN BISNIS
DIMENSI
(BUSINESS PLAN) (BUSINESS PLANNING)

Pembentukkan organisasi Pengembangan organisasi,


Waktu baru (organisasi, produk, produk, ataupun jasa yang
ataupun jasa) dimiliki

Komplek- Sangat kompleks


Sederhana
sitas dan holistik

Menyeluruh, mencakup
Fokus pada 3 hal utama:
pengembangan semua
Struktur ide bisnis, pemasaran dan
struktur dan fungsi
keuangan (sumber modal)
organisasi
Perencanaan strategis
Jangka Perencanaan jangka jangka panjang
Waktu pendek (3-7 tahun)
(lebih dari 10 tahun)
Memulai Bisnis
• Pengertian bisnis:
• Means “things to do..”
– eq. It’s not your business.. It is my business, etc
• Means “ Transaction..”
– eq. Let’s do business..
• Means
– “An organization that provides goods and services to earn profits.” (Griffin:2002)
– “Activity and enterprise that provides goods and services that a society needs”
(Bovee et.al : 2004)
Apa Itu Rencana Bisnis

• Business Plan → DOKUMEN TERTULIS yang merinci


seluk-beluk usaha/bisnis
• Mencakup informasi STATUS SAAT INI, KEBUTUHAN
MENDATANG, dan HASIL YANG DIHARAPKAN dari
usaha/bisnis baru tersebut

MASA DEPAN

SAAT INI ?
Proses Kewirausahaan
(Timmon’s Model)
Sumber
Peluang
Daya

Business plan

Fits and gaps

Tim

Pendiri Perusahaan

Sustainability : untuk lingkungan, komunitas, dan masyarakat


Rencana Bisnis = Situasional

Rencana bisnis akan


cepat menjadi usang

Entrepreneur harus bisa bertindak cepat,


tetapi juga harus sabar & ulet
Rencana Bisnis Yang Baik
• Singkat dan padat
• Terorganisir rapi dengan penampilan menarik
• Rencana yang menjanjikan
• Hindari melebih-lebihkan proyeksi
• Kemukakan risiko-risiko bisnis yang signifikan
• Tim terpercaya dan efektif
• Fokus
• Target pasar
• Realistis
• Spesifik
Hal Mendasar
• Awali dengan ide bisnis
• Ide bisnis sebagai jawaban
• Anda adalah orang yang tepat
• Cara menghasilkan keuntungan
• Siapa pembeli produk anda
• Dana untuk memulai bisnis
KUNCI SUKSES MEMULAI BISNIS
• SKILL
• LOKASI
• MODAL
• PROMOSI
• BRAND
• MEMBANGUN SISTEM
• KARYAWAN

10/19/2021 12
Bagian Utama Rencana Bisnis

1) Konsep Bisnis
bidang industri, struktur bisnis, penawaran
produk/jasa, cara mensukseskan bisnis,
misal indutri obat alam, apotek dll
2) Pasar (Market)
konsumen potensial, alasan pembelian,
kondisi persaingan, posisi dalam persaingan

3) Rencana Keuangan
estimasi pendapatan, analisis break even
KATEGORI BISNIS

10/19/2021 14
Komponen Rencana Bisnis
1. Ringkasan Eksekutif
2. Deskripsi Bisnis
3. Strategi Pemasaran
4. Analisis Persaingan
5. Rencana Desain dan Pengembangan
6. Rencana Operasi dan Manajemen
7. Analisis Rencana Keuangan
1. Ringkasan Eksekutif
• Konsep bisnis
• Visi-Misi perusahaan
• Produk/jasa
• Persaingan
• Target dan ukuran pasar
• Strategi pemasaran
• Tim manajemen
• Keuangan
2. Gambaran Perusahaan
• Identitas perusahaan: nama, lokasi, badan hukum
• Visi dan misi perusahaan
• Gambaran sekilas tentang produk/jasa
• Perkembangan sampai saat ini
• Status hukum dan kepemilikan
3. Strategi Pemasaran
• Tren dan pertumbuhan industri
• Gambaran pasar
• Ukuran dan tren pasar
• Peluang strategis
• Target pasar
• Karakteristik pasar
4. Analisis Persaingan
• Pesaing
• Posisi dalam persaingan
• Distribusi pangsa pasar
• Kelebihan dibanding pesaing
5. RENCANA DESAIN & PENGEMBANGAN

• Tujuan usaha jangka panjang


• Strategi: level corporate, UBS, Fungsional
• Sasaran-sasaran dan jadwal pencapaian (milestones)
• Evaluasi risiko
• Exit Plan (manajemen Risiko)
6. Rencana Operasi & Manajemen

• Fasilitas
• Proses produksi
• Pengendalian persediaan
• Pasokan dan Distribusi
• R&D/Pengembangan produk
• Kontrol keuangan
• Tim manajemen
• Konsultan
• Lain-lain
7. Analisis Rencana Keuangan

• Proyeksi pendapatan
• Proyeksi aliran kas
• Neraca
• Sumber modal & penggunaan
• Asumsi yang digunakan
• Analisis Break-Even, Payback Period, IRR, NPV
Fixed Cost vs Variable Cost

Rp
Variable cost

Fixed cost

Jumlah Unit
Break Even Point

Sales
Rp

Profit Total cost

BEP

Loss

Jumlah Unit
CAPITAL BUDGETING
PENDAHULUAN

• Salah satu bentuk keputusan bisnis adalah keputusan


penganggaran modal (capital budgeting). Keputusan ini
terkait dengan bagaimana menentukan pilihan investasi
terbaik dan menguntungkan diantara berbagai alternatif
investasi yang ada.
• Outline pembahasan capital budgeting akan meliputi:
1. Arti penting keputusan penganggaran modal
2. Metoda-metoda penilaian investasi
3. Estimasi aliran kas

26
ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL

• Capital budgeting terdiri dua kata kunci yaitu:


1. capital yang artinya aset-aset jangka panjang yang
digunakan dalam investasi (produksi),
2. budget yang berarti suatu rencana yang berisi rincian
aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash
outflow).

• Capital budgeting bisa diartikan sebagai keseluruhan proses


analisis proyek-proyek dan pemilihan proyek yang akan
dijadikan pilihan investasi, yang berbasis pada analisis aliran
kas masuk dan kas keluar proyek.
27
ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL
• Mengapa Capital budgeting penting?:
1. Melibatkan jumlah dana investasi yang biasanya cukup
besar dan jangka waktu yang cukup panjang.
2. Keputusan penganggaran modal yang tidak tepat bisa
membawa konsekuensi yang sangat serius. Jika
terlalu tinggi, akan memunculkan kapasitas investasi
(produksi) yang menganggur (iddle capacity). Jika
terlalu kecil, mungkin kehilangan pangsa pasar atau kapasitas
yang tidak penuh.
3. Keputusan penganggaran modal mengandung muatan
keputusan stratejik (misal: keputusan pembuatan produk
baru atau keputusan untuk memasuki pasar baru, termasuk
keputusan mendirikan apotek baru).
28
JENIS PROYEK
◼ Ada dua sifat proyek yang perlu diperhatikan dalam
capital budgeting:
1. Proyek yang saling meniadakan (mutually
exclusive projects), berarti bahwa jika suatu proyek
sudah terpilih, maka alternatif proyek yang
lainnya akan ditolak.
2. Proyek yang independen (independent projects),
proyek-proyek yang aliran kasnya tidak
terpengaruh oleh keputusan diterima atau
ditolaknya suatu proyek yang lain.

29
metoda PENILAIAN INVESTASI

• Pada umumnya ada lima metoda yang biasa


dipertimbangkan dalam penilaian investasi, yaitu:
1. payback period
2. Discounted payback period.
3. Net Present Value (NPV)
4. Internal Rate of Return (IRR)
5. Modified internal rate of return (MIRR).

30
PAYBACK PERIOD

• Merupakan metoda formal tertua dibanding metoda penilaian


investasi lainnya. Kriteria yang dipakai adalah seberapa cepat
suatu investasi bisa kembali. Jika waktu pengembalian (payback
period) proyek tersebut lebih pendek daripada umur proyek,
maka proyek akan diterima, dan sebaliknya.
• Masalah utama yang dihadapi oleh metoda ini adalah:
1. Tidak adanya suatu standar yang dapat digunakan untuk
menentukan payback period maksimum yang disyaratkan
sebagai angka pembanding.
2. Diabaikannya nilai waktu uang (time value of money) dan
tidak mempertimbangkan penerimaan kas setelah periode
payback.

31
Kebaikan Payback Method

➢ Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang


diperlukan untuk pengembalian investasi dengan
resiko yang besar dan sulit.
➢ Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi
yang mempunyai rate of return dan resiko yang
sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka
waktu pengembaliannya cepat.
➢ Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
CONTOH ALIRAN KAS

Proyek A (jutaan rupiah)

-1.000 500 400 300 100

Proyek B (jutaan rupiah)

-1.000 100 300 400 600

33
PAYBACK PERIOD

• Contoh: Berdasarkan tabel data di atas, maka PP proyek ABC:


PPA = tahun sebelum full recovery + Kekurangan cashflow untuk full recoovery
Aliran kas pada tahun bersangkutan

= 2 tahun + Rp100/Rp300
= 2,33 tahun.

PPB = 3 tahun + Rp200/Rp600


= 3,33 tahun

34
DISCOUNTED PAYBACK
PERIOD
Proyek A (jutaan rupiah)

-1.000 500 400 300 100


-1.000 455 331 225 68

Proyek B (jutaan rupiah)

-1.000 100 300 400 600


-1.000 91 248 301 410

35
DISCOUNTED PAYBACK
PERIOD

• Contoh: Berdasarkan data di atas, maka PP proyek A:


Kekurangan cashflow untuk full recoovery
DPPA = tahun sebelum full recovery +
Aliran kas pada tahun bersangkutan

= 2 tahun + Rp214/Rp225
= 2,95 tahun.

PPB = 3 + Rp360/Rp410
= 3,88 tahun

36
NET PRESENT VALUE
• Kiteria yang dipergunakan adalah membandingkan nilai
sekarang investasi (initial investment) dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operational dan
terminal cash flow).
• Apabila Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol (positif)
maka proyek tersebut akan diterima, dan jika NPV lebih kecil
dari nol (negatif) maka proyek tersebut ditolak. Untuk
menghitung nilai sekarang (present value), kita perlu
menentukan tingkat bunga (discount factor) yang dianggap
relevan.

37
NPV: Sum of the PVs of inflows and
outflows.
n
CFt
NPV =  .
t =0 (1 + r )
t

Cost often is CF0 and is negative.


n
CFt
NPV =  − CF0 .
t =1 (1 + r )
t
The Big Picture:
The Net Present Value of a Project

Project’s Cash Flows


(CFt)

CF1 CF2 CFN


NPV = + + ··· + − Initial cost
(1 + r )1 (1 + r)2 (1 + r)N

Market Project’s
interest rates debt/equity capacity
Project’s risk-adjusted
cost of capital
(r)
Market Project’s
risk aversion business risk
NET PRESENT VALUE
• Dengan menggunakan data yang sama dan menganggap
biaya modal 10%, maka besarnya NPV adalah sebagai
berikut:
500 400 300 100
NPV = -1.000 + + + +
(1 + 0,10) (1 + 0,10) 2 (1 + 0,10)3 (1 + 0,10) 4

= -1.000 + 454,5 + 330,58 + 225,39 + 68,3

NPV =Rp78,82 (diterima, karena NPV positif).

40
INTERNAL RATE OF RETURN

• Dasar keputusan yang dipergunakan adalah membandingkan


hasil perhitungan tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang investasi (present value of initial investment)
dengan nilai sekarang penerimaan-peneriamaan kas bersih di
waktu yang akan datang.
• Suatu usulan proyek akan diterima apabila tingkat bunga hasil
perhitungan IRR lebih besar daripada tingkat bunga relevan
(keuntungan yang disyaratkan). metoda ini walaupun sudah
mempertimbangkan nilai waktu uang, namum dalam
aplikasinya masih terdapat beberapa kelemahan jika
dibandingkan dengan metoda NPV.

41
INTERNAL RATE OF RETURN

• Berdasarkan data-data proyek diatas, maka besarnya IRR


adalah:
500 400 300 100
0 = -Rp1.000+ + + +
(1 + IRR) (1 + IRR) 2 (1 + IRR)3 (1 + IRR) 4

IRR = 14,5%, diterima karena lebih besar dari


biaya modal 10%.

42
metoda MODIFIED INTERNAL RATE OF
RETURN (MIRR)
• Dari pembandingan kedua metoda NPV dan IRR, metoda NPV secara
teoritis terbukti sebagai metoda yang lebih baik dibanding metoda IRR.
Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak praktisi yang lebih senang
menggunakan metoda IRR dalam pemilihan proyek, meskipun metoda ini
secara teoritis tidak lebih baik dibanding metoda NPV. Untuk itulah
kemudian dikembangkan metoda yang merupakan modifikasi atas
metoda IRR, yang disebut sebagai metoda Modified Internal Rate of
Return (MIRR).
• Rumus untuk menghitung MIRR adalah:
PV Cost = PV Terminal Value

PV Cost = (1.8a)
n

PV Cost =  CIFt (1 + k)n − t (1.8b)


t =1
(1 + MIRR) n
43
MIRR: Contoh
• Contoh: Misalkan suatu proyek ABC dengan investasi awal 1.000 juta, dan
aliran kas seperti dalam tabel dibawah ini. Hitunglah berapa MIRR proyek
ABC tersebut?
0 1 2 3 4
Proyek ABC - 1.000 500 400 300 k = 10%
100
k = 10% 330
k = 10%
484
665,5
Terminal Value (TV) = 1.579,50
MIRR= 12,1%
PV of TV 1000
NPV 0

44
Rekomen-
Kontrak Foto-foto
dasi

Rincian
Resume
keuangan

LAMPIRAN
Rencana Bisnis Yang Baik
• Penampilan rapi dan menarik
• Panjang halaman 10-20 hlm
• Halaman muka dan judul
• Ringkasan
• Daftar isi
Mukadimah

Oleh :
Ariyadi Yunianto, S.Farm., Apt
Cendani SPA

Lulus Pendidikan Profesi


Hendak Kemana?

! Industri
! Rumah Sakit
! Instansi
! Apotek

Adakah Alternatif Lain?

! Menjadi pengusaha
Yang Menarik Menjadi
Pengusaha

! Tidak
terikat oleh orang lain dan jam kerja
! Kebahagiaan “menggaji”, bukan “digaji”

Hambatan
Berwirausaha

! Orang tua lebih


suka anaknya
“berseragam”
! Keterbatasan
modal
! Bingung mau
memulainya
darimana?

Bisnis Herbal Skin Care

! Potensi SDA yang melimpah & murah


! Teknologi sederhana
! Cost produksi murah
! Nilai jual yang tinggi
! Pasar masih terbuka lebar

Produk Herbal
Skin Care
! Aneka Scrub
! Aneka Masker
! Massage Oil
! Mandi Rempah
! Ratus
! dll

Pemasaran
! Media Online
! Salon & SPA
! End User

Millionaire Mindset

Ariyadi Yunianto, S. Farm., Apt


● Anda mau ngapain setelah lulus
kuliah

● Andamau jadi seperti apa 5 tahun


kedepan

● Andamau gaji besar atau


penghasilan besar?
?

● You dream of who you would like to


“BE
● You dream of things you would like
to “DO
● You dream of what you would like to
“HAVE
● You dream of places you would like
to “GO”

● Magic thinking : the key to succes


● What you think about, you bring about
s

What does your mind look like?


● Conscious Mind
10

● SubConscious
Mind 90%
%

The Conscious
Mind

● Perceptio
● Imaginatio
● Willpowe
● Intuitio
● Memor
● Reason
n

The Subconscious Mind


● This part of you is
certainly the most
magnificent
● It is your power center.
Every thought your
conscious mind chooses
to accept, this part must
willingly accept
● It has no ability to reject
it.
.

The Body
● Thispart of you is by far the smallest
part of who you really are.
Identify your beliefs about money
CASH FLOW QUADRANT

Dari quadrant yang mana and


memperoleh Penghasilan anda?

CASH FLOW
QUADRANT
By Robert T Kiyosaki

3 B
1 E Business Owner
Employee

2 S 4 I
Investor
Self Employee

PILIHAN KERJA
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN

E B
S I
Alasan :
E = EMPLOYEE
Saya mencari pekerjaan yang aman tidak berisiko rugi
Dimana saya mendapatkan gaji tetap ( penghasilan tetap )
1. Pendidikan
2. Waktu terbatas ( Rutinitas )
3. Tidak bisa memerintah diri sendiri
4. Resiko Umur ( Zona aman semu )
5. Finansial :
KEBUTUHAN >>>> PENGHASILAN
Note : Situasi Zona aman ini selalu di Inginkan oleh
hampir seluruh masyarakat Indonesia (Orang Tua)
SEKOLAH -------------------------! BEKERJA ( GAJI )
DOKTRIN SOSIAL

E B
S I S = SELF EMPLOYEE
Alasan :
Saya melakukan pekerjaan yang saya senangi dengan
Kemampuan yang saya miliki, saya menggaji diri sendiri
1. Pendidikan tinggi ( Mempunyai skill yang tinggi )
2. Waktu terbatas ( kerja keras )
3. Boss untuk diri sendiri
4. Resiko Umur ( Zona aman semu )
5. Modal
6. Finansial :
KEBUTUHAN <<<<< PENGHASILAN
Note : Usaha anda tergantung diri anda sendiri , dimana
pada saat anda sakit semua penghasilan anda berhenti
Dokter, Pengacara , Pengusaha kecil , Petani dll

E B
S I
B = BUSINESS OWNER
Alasan :
Saya menciptakan lapangan kerja dan memperkerjakan
Orang – orang proffesional di bisnis saya
dan saya bisa mekakukan hal hal yang saya sukai
1. Pendidikan
2. Waktu bebas
3. Boss untuk diri sendiri
4. Tidak ada resiko Umur
5. Modal besar dan resiko tinggi ???
6. Finansial :
KEBUTUHAN <<<<< PENGHASILAN
Note : Setiap umat manusia menginginkan menjadi
seorang pengusaha besar akan tetapi masalah terbesar
adalah modal yang besar
Profit Rp 100 Jt/bln ------- Modal minimal Rp 2 milliar

E B
S I
Alasan :
I = INVESTOR
Saya tidak mau memiliki perusahaan , saya hanya
Mau menanamkan uang. Uang yang saya miliki menjadi
suatu investasi , dimana uang saya yang akan bekerja

1. Pendidikan
2. Waktu bebas
3. Boss untuk diri sendiri
4. Tidak ada resiko Umur
5. Modal besar dan tidak ada resiko
6. Finansial :
KEBUTUHAN <<<<< PENGHASILAN
Note : Investor adalah kuadran paling aman dimana
“uang yang bekerja untuk anda”
Investor adalah target Impian

CASH FLOW QUADRANT


Yang sebenarnya hanya memaparkan perbedaan tentang cara
memperoleh penghasilan, entah sebaga
● E (pegawai
● S (pekerja lepas
● B (pemilik usaha
● I (penanam modal)
)

CASHFLOW QUADRANT

E
EMPLOYEE
Bekerja untuk atasan
B
BUSINESS OWNER
Memiliki sistem &
kita orang bekerja untuk anda

S
SELF EMPLOYED
Bekerja untuk diri
I INVESTOR
Uang bekerja untuk
sendiri kita
WAKTU TUKAR UANG MEMBANGUN ASET

ALASan memilih pekerjaan : Faktor


KEAMANAN & KEBEBASAN

Karena menu- B
E
rut mereka, ji- Mereka
ALAS -AN
me-
l i ki bisnis
ka setiap bu-lan e m i
Anda m tem, orang KEBE-
milih kebe-
menerima dng sis ntuk anda basan.BABebas
SAN
u
penghasilan a- ekerja bekerja berusaha un-
Anda b g lain tuk menda-
kan aman.. ran
untuk o

I
padahal kalau patkan peng-
di PHK hasilan sebe-
ALASatau
-AN
sakitK?EPengha
AM-
silan hilang
ANAN
seketika…..!!
S
n d a p emilik
eke
si
Investa rja
Uang b nda
rapa yg me-
reka ingin-
kan…!!
A an untuk A
pekerja
APA PERBEDAAN ANTARA

1. KEAMANAN PEKERJAA
2. KEAMANAN FINANSIAL
3. KEBEBASAN FINANSIAL

KEAMANAN PEKERJAAN
Sekolah

B
E
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 1

B
E
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 2

E B
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 3

E B
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 4

E B
I
S
KEBEBASAN FINANSIAL

E B
I
S
● Pengalaman dan Pendidika
● Cash Flow

Belajarlah yang rajin, biar dapat nilai baik


dan ranking. Kuliahlah diperguruan tinggi
terbaik, dan dapatkan pekerjaan yang baik
di perusahaan besar yang bonafide, agar
kamu sejahtera. Daftarlah sebagai pegawai
pemerintah, kamu akan hidup tenang dan
terjamin sampai tua. Gak usah bisnis segala
macam, nanti kamu ditipu orang. Cepat cari
kerja, jangan bisnis-bisnisan yang nggak
menghasilkan.
Berbisnilah, jangan cari kerja kalau ingin jadi
kaya. Selain belajar rajin disekolah, belajarlah
untuk menghasilkan uang sejak masih muda.
Kumpulkan uangmu, kemudian dibelikan aset
sedikit demi sedikit. Buatlah anggaran keuangan
bulanan dan catatlah yang baik nak. Mulailah
membangun bisnis, jangan takut mengambil
resiko, kalau gagal bangunlah bisnismu yang
lain. Berinvestasilah sedini mungkin. Jangan
boros, tabunglah uangmu. Hematlah, belanja
seperlunya.
Thank You
Kewirausahaan

Ariyadi Yunianto, S.Farm., Apt


How to start your business?
• Self Improvement
• Business Model
• Financial Planning
• Action
• Evaluasi

Self Improvement
• Dream Board
• Visi & Misi
• Business Skill
– HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesi)
– Kadin
– TDA (Tangan Di Atas)
– dll

Business Model

• Metode penyederhanaan model bisnis dan


sebagai guideline pengembangan bisnis
Financial Planning
• Membuat proyeksi arus kas
• Menyipakan pembukuan sederhana yang
terdiri dari :
– Laporan Laba / Rugi
– Neraca
– Cashflow

Badan Usaha
• UD
– Usaha Dagang
• CV
– Comanditaire Venootschap
• PT
– Perseroan Terbatas

Perbedaan Modal
• UD
– Modal ditanggung sendiri
• CV
– Modal tenaga (direktur)
– Modal uang (komisaris)
• PT
– Modal ditanggung bersama-sama

Kelebihan / Kekurangan
• UD
– Untung dinikmati sendiri, rugi ditanggung sendiri
– Keputusan diambil sendiri
• CV
– Untung dinikmati bersama, rugi ditanggung pemegang modal
– Keputusan general diambil pemegang modal
• PT
– Untung dinikmati bersama, terutama pemegang modal, rugi
pun ditanggung pemegang modal, yang kerja mendapat gaji
– Keputusan diambil pemegang saham mayoritas

Cara Pendirian UD
• Datang ke Notaris (Fc. KTP) – membuat akta
(tidak mutlak) – di syahkan di pengadilan
negeri
• Datang ke Kantor Pajak – membuat NPWP atas
nama pribadi
• Kelurahan + Kecamatan – Izin Domisili
Perusahaan
• Dinas Perijinan Kota – SIUP + TDP (tidak
mutlak)

Cara Pendirian CV
• Datang ke Notaris (Fc. KTP) – minimal 2 orang -
membuat akta – pengesahan pengadilan
negeri
• Datang ke Kantor Pajak – membuat NPWP atas
nama perusahaan – syarat NPWP direktur
• Dinas Perijinan Kota – SIUP + TDP + HO

Cara Pendirian PT
• Memiliki 2 pemegang saham, minimal 50jt dan
minimal 25% di setor di awal
• Datang ke notaris – membuat akta –
pengesahan MenteriHukum dan HAM
• Datang ke Kantor Pajak – membuat NPWP atas
nama perusahaan
• Dinas Perijinan Kota – SIUP + TDP + HO

Izin Edar Makanan Minuman


• Setiap makanan dan minuman yang dikemas
wajib diberi tanda / label yag berisi :
– Nama Produk
– Daftar bahan yang digunakan
– Berat bersih / netto
– Nama dan alamat pihak yang memproduksi /
memasukkan produk ke wilayah Indonesia
– Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa

Jenis Izin Edar Makanan Minuman


• SPP-IRT
– Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga / P-IRT
– Biasanya untuk industri skala kecil
– Dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
• MD
– Makanan Dalam : diproduksi di dalam negeri
– Dikeluarkan oleh BPOM
• ML
– Makanan Luar : diproduksi di luar negeri
– Dikeluarkan oleh BPOM

Pengecualian P-IRT
• Produk pangan yang tidak boleh izin SPP-IRT
atau harus berizin POM MD :
– produk susu
– produk daging (kornet)
– ikan (sarden)
– bahan Tambahan Pangan/BTP (pengawet, pewarna,
pemanis, flavour, pengempal dll)
– produk pangan yang memerlukan penyimpanan
khusus pada suhu rendah seperti nugget, es-krim, dll

Sertifikat Halal

• Dikeluarkan oleh LPPOM MUI


• Berlaku untuk 2 tahun

4 Jenis Investasi yang Perlu Diketahui


• Kas / Tunai
– Bentuk tabungan, deposito, reksadana pasar uang
– Keuntungan < 6% / tahun, minim resiko
• Pendapatan Tetap
– Obligasi atau Surat Hutang, Reksadana Pendapatan Tetap
– Keuntugan < 10% / tahun, resiko kecil
• Saham
– Bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat saham tertutup
(waralaba) atau terbuka (perusahaan besar)
– Keuntungan besar, resiko tinggi
• Aset Fisik
– Emas, Batu Mulia, dan Property
– Keuntungan bervariasi

Community Social Enterprise


• Kewirausahaan berbasis komunitas
• Biasanya berbentuk Paguyuban atau Koperasi
• Bersama-sama mensejahterakan anggota /
lingkungannya

PENGEMBANGAN
IDE BISNIS
MENANGKAP PELUANG
MELALUI INSPIRASI DAN
KREATIVITAS

“Tidak ada bisnis yang
salah, suatu bisnis gagal
karena ternyata ide bisnis
tidak sesuai dengan pasar
atau pribadi yang
menjalankan”
TIGA KONSEP UTAMA IDE BISNIS BERORIENTASI
KARAKTER :
(HENDRO & CHANDRA, 2006)

⦿ Ketidak
sempurnaa
n

⦿ Prinsip
⦿ Insting dasar
& Berpiki
Intuisi r
Kreatif

TEORI KETIDAKSEMPURNAAN
Sumber ide kreatif :
⦿ Ilham
⦿ Proses belajar : diskusi
⦿ Proses pberlatih
⦿ Pengalaman
⦿ Keterpaksaan dan kondisi krisis yang
menekan

TEORI KETIDAKSEMPURNAAN
Peluang bisnis dan krisis bagaikan dua sisi keping
logam
➔ Cara seseorang dapat menentukan apakah
sebuah krisis dapat berubah menjadi sebuah
peluang
➔ Rata-rata orang melihat krisis sebagai masalah
➔ Namun seorang pebisnis ulung akan mampu
melampaui cara berpikir ini dan membaca
bayang-bayang kesulitan sebagai suatu peluang

TEORI KETIDAKSEMPURNAAN
➔ Tidak puas pada hal-hal yang telah
mapan
shg mendorong mencoba ide baru
➔ Tidak pernah ada kata sempurna
➔ Kesempurnaan identik dengan rasa
puas
➔ Rasa puas akan menghentikan proses
perubahan, pertumbuhan &
perkembangan


PRINSIP BERPIKIR KREATIF


Berpikir beda
⦿ Mulai dari posisi berbeda
⦿ Jangan pernah mengikuti pola pikir orang
banyak atau kebiasaan
⦿ Hindari jebakan logika

➔ orang kreatif tidak menyukai rutinitas


Teori Inovasi
⦿ Menjadikan hal-hal yang tidak mungkin
menjadi mungkin

PRINSIP BERPIKIR KREATIF


Think more detail
⦿ Ubah pola kebiasaan
⦿ Lihat dari awal hingga akhir seluruh proses
⦿ Lihat sisi produksinya, komposisi dan
pengerjaannya
⦿ Kunjungi toko, pameran, dan even-even
promo untuk mengamati produk, peluang
pasar, harga produk, persaingan antar unit
bisnis, dan aspek menarik lainnya

PRINSIP BERPIKIR KREATIF


Have a perfect result
➔ akan mendorong untuk bekerja keras dan
tidak
mudah puas
Pastikan ada solusi
➔ mengganti kata “tetapi “ dengan “dan”
➔ amati kesulitan, kemudian tempatkan diri
Anda sebagai penonton




PRINSIP BERPIKIR KREATIF


Kesulitan dan Inspirasi lekat satu sama lain :
⦿ Selalu bertanya mengapa
⦿ Selalu berpikir tidak ada yang tidak mungkin
⦿ Membalik cara berpikir : tdk sebagai subyek
namun sebagai obyek

Knowledge 1 %, Imagination 99%


⦿ Buat sketsa masalah, merenungkan,
berimajinasi
⦿ Apa impian Anda selama ini ?

INSPIRASI
ANTARA INSTING & INTUISI
Insting :
kepekaan menganalisis suatu kejadian yang
pernah dialami seseorang untuk memprediksi
kejadian yang akan datang
➔ biasanya digunakan untuk menghindar,
bertahan atau survive
Intuisi :
kepekaan untuk memprediksi hal-hal yan g
akan terjadi berdasarkan indera keenam
➔ biasanya digunakan untuk maju dan
tumbuh





KEGAGAGALAN SEBUAH PELUANG


⦿ Tidak segera ambil keputusan
⦿ Waktu sudak lewat dan tidak efektif lagi
⦿ Survei yang dilakukan tidak akurat
⦿ Peluang diambil orang lain
⦿ Tidak memiliki kejelasan konsep & strategi

Business Model Canvas


Ariyadi Yunianto, S.Farm., Apt
Goals
• Simple, but not oversimplifying
• Relevant
• Intuitively understandable

http://www.businessmodelgeneration.com/canvas
Customer Segments
• For whom are we creating value?
• Who are our most important customers?

Value Propositions
• What value do we deliver to the customer?
• Which one of our customer’s problems are
we helping to solve?
• Which customer needs are we satisfying?
• What bundles of products and services are
we offering to each Customer Segment?

Channels
● Through which Channels do our Customer
Segments want to be reached?
● How are we reaching them now?
● How are our Channels integrated?
● Which ones work best?
● Which ones are most cost-efficient?
● How are we integrating them with customer
routines?

Customer Relationships
• What type of relationship does each of our
Customer Segments expect us to establish
and maintain with them?
• Which ones have we established?
• How costly are they?
• How are they integrated with the rest of our
business model?

Revenue Streams
• For what value are our customers really
willing to pay?
• For what do they currently pay?
• How are they currently paying?
• How would they prefer to pay?
• How much does each Revenue Stream
contribute to overall revenues?

Key Resources
• What Key Resources do our Value
Propositions require?
• Our Distribution Channels?
• Customer Relationships?
• Revenue Streams?

Key Activities
• What Key Activities do our Value
Propositions require? Our Distribution
Channels? Customer Relationships? Revenue
Streams?
Key Partnerships
• Who are our Key Partners?
• Who are our key suppliers?
• Which Key Resources are we acquiring from
partners?
• Which Key Activities do partners perform?

Cost Structure
• What are the most important costs inherent
in our business model?
• Which Key Resources are most expensive?
• Which Key Activities are most expensive?

Example
Skype

Payment providers
Software
development Web Users Globally
Distribution partners Free Internet & Mass Customized
Video Calling
People who
Telco partners
Cheap Calls want to call phones
to Phones
(Skype Out)

Software
developers Skype.com
Software Headset
partnerships

Free
Software development
Skypeout pre-paid or subscription
Complaint management
hardware sales

Gillette

Marketing
Manufacturers R&D Built-in
Razor Handle “Lock-in”
Retailers Logistics Customers

Blades

Brand patents
Retail

Marketing
1 x handle purchase
Manufacturing
Frequent blade replacement
Logistics, R&D

Amazon
Fulfillment

IT Infra

Logistic partners Software development Customized online


Relatively low value profiles &
Maintenance Global consumer
Affiliates items Recommendation
market

Online retail shop

Amazon.com
IT Infra & Software
(& overseas sites)

Global fulfillment infra Affiliates

Marketing technology & Content fulfillment Sales margin

Peluang dan
Optimalisasi Digital
dalam Dunia Bisnis
Farmasi

Ariyadi Yunianto, S.Farm., Apt


PERHATIKAN KOTAK MERAH
KATA KUNCI

HASIL PENCARIAN
TIDAK TERVERIFIKASI
TIDAK TERVERIFIKASI
REVIEW
PELUANG

DI DUNIA BISNIS FARMASI?


PELUANG DARI YOUTUBE UNTUK APOTEKER
• Adsense
• Affiliasi
• Menjual produk sendiri
• Menjual jasa
• Merchandise
• Sponsor

OPTIMASI YOUTUBE
• Membuat Channel
• Tingkatkan jumlah subscriber
• Membuat content yang bermanfaat
• Rajin update video
• Jalin interaksi degan subscriber
• Mengikuti Youtube Partner Program

PENDAPATAN 10 – 163 JT / BULAN


PELUANG DARI WA UNTUK APOTEKER
• Promosi
• Menjalin komunikasi dengan pelanggan
• Menjual produk sendiri
• Menjual jasa

OPTIMASI WHATSAPP
• Menggunakan Whatsapp Business
• Database nomor handphone pelanggan
• Grab nomor potensial baru
• Blasting setiap hari

Untuk harga yang ditawarkan


Target operator + lokasi, 1000
contact, text only : 200.000
Target operator + lokasi, 1000
contact, text + image atau text +
contact :350.000

Target minat + lokasi, 1000


contact, text only : 500.000

Target minat + lokasi, 1000


contact, text + image atau text +
contact: 700.000






CARANYA???
PELUANG IG UNTUK APOTEKER
• Menjual produk
• Menjual jasa
• Menjadi buzzer
• Jastip
• Jualan foto
• Endorser
• Jual Akun

OPTIMASI
• Menggunakan Instagram Business
• IG Ads
• Rajin upload minimal 3x sehari
• Optimasi hastag

TOOLS RISET HASTAG

1. Keywordtool.Io
2. All Hashtag
3. Seekmetrics
4. Webstagram
5. Displaypurposes.Com

PELUANG FB UNTUK APOTEKER


• Menjual produk
• Menjual jasa
• Menjadi buzzer
• Jastip
• Jualan foto
• Endorser
• Jual Akun
• Ads Break

OPTIMASI
• Membuat fanspage
• FB Ads
• Rajin posting content creative / bermanfaat
• Menambah LIKER page

TERIMA KASIH
Developing An Effective
Business Plan
INGENIDA HADNING
Hindari Kesalahan Dalam
Perencanaan
1: Tidak ada tujuan realistis
2: Kegagalan untuk mengantisipasi rintangan
3: Tidak ada komitmen atau dedikasi
4: Kurangnya menunjukkan pengalaman (bisnis atau
teknis)
5: Tidak ada segmen pasar
What is a Business Plan?
 Sebuah rencana bisnis adalah dokumen tertulis yang merinci usaha yang diusulkan.
 Harus menggambarkan status saat ini, kebutuhan yang diharapkan, dan hasil
proyeksi bisnis baru.
 Setiap aspek dari usaha mencakup : proyek, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, manufaktur, manajemen, risiko kritis, pembiayaan, dan
penjadwalan.
 Penjelasan mengenai semua aspek dari usaha yang diusulkan perlu untuk
menunjukkan gambaran yang jelas tentang usaha tersebut yang meliputi
bagaimana pengembangan usaha tsb diproyeksikan dan bagaimana pengusaha
merencanakan tahapan-tahapan sehingga bisnis akan sampai pada proyeksi tsb.
 Rencana bisnis adalah roadmap pengusaha untuk sebuah perusahaan yang sukses.
 Rencana bisnis mengkuantifikasi tujuan, memberikan tolok ukur terukur untuk
membandingkan perkiraan dengan hasil aktual.
Benefits of a Business Plan

Untuk pengusaha:
 Waktu, tenaga, penelitian, dan disiplin yang diperlukan
untuk menyusun kekuatan rencana bisnis formal untuk
melihat usaha secara kritis dan obyektif.
 Analisis kompetitif, ekonomi, dan keuangan menjadi
pertimbangan bagi pengusaha sebagai dasar asumsi
tentang keberhasilan usaha ini.
Benefits of a Business Plan, cont.

Khusus untuk sumber keuangan:


 Rincian dari potensi pasar dan rencana untuk
mengamankan pangsa pasar tersebut.
 Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang atau
memberikan pengembalian yang memadai atas
ekuitas.
 Mengidentifikasi resiko kritis dan hal-hal penting.
 Yang jelas, dokumen singkat yang berisi informasi yang
diperlukan untuk bisnis menyeluruh dan evaluasi
keuangan.
Developing a Well Conceived
Business Plan
The Five-Minute Reading
Langkah 1: Tentukan karakteristik usaha dan industri
Langkah 2: Tentukan rencana struktur keuangan (jumlah utang atau
investasi ekuitas yang dibutuhkan)
Langkah 3: Baca lembar terbaru keseimbangan neraca keuangan
(untuk menentukan likuiditas, kekayaan bersih, dan utang /
ekuitas)
Langkah 4: Menentukan kualitas pengusaha dalam usaha
Langkah 5: Menetapkan fitur unik dalam usaha ini (mencari tahu
apa yang berbeda)
Langkah 6: Baca keseluruhan rencana dengan lebih mudah (melalui
tampilan pada grafik, diagram, gambar, dan komponen lainnya)
Putting the Package Together

 Penampilan
 Panjangnya
 Sampul dan halaman judul
 The executive summary
 Daftar isi
Guidelines to Remember
 Keep the Plan Respectably Short
 Organize and Package the Plan Appropriately
 Orient the Plan Toward the Future
 Avoid Exaggeration
 Highlight Critical Risks
 Give Evidence of an Effective Entrepreneurial Team
 Do Not Overdiversify
 Identify the Target Market
 Keep the Plan Written in the Third Person
 Capture the Reader’s Interest
Elements of a
Business Plan
Complete Outline of a Business Plan

Section I: Executive Summary


Section II: Business Description
A. General description of business
B. Industry background
C. Goals and potential of the business
and milestones (if any)
D. Uniqueness of product or service
Complete Outline of a Business Plan, cont.
Section III: Marketing
A. Research and analysis
1. Target market (customers) identified
2. Market size and trends
3. Competition
4. Estimated market share
B. Marketing plan
1. Market strategy – sales and distribution
2. Pricing
3. Advertising and promotions
Complete Outline of a Business Plan, cont.
Section IV: Operations
A. Identify location
1. Advantages
2. Zoning
3. Taxes
B. Proximity to supplies
C. Access to transportation
Complete Outline of a Business Plan, cont.
Section V: Management
A. Management team – key personnel
B. Legal structure – stock agreements,
employment agreements, ownership
C. Board of directors, advisors,
consultants
Complete Outline of a Business Plan, cont.
Section VI: Financial
A. Financial forecast
1. Profit and loss
2. Cash flow
3. Break-even analysis
4. Cost controls
5. Budgeting plans
Complete Outline of a Business Plan, cont.
Section VII: Critical Risks
A. Potential Problems
B. Obstacles and risks
C. Alternative courses of action
Section VIII: Harvest Strategy
A. Transfer of asset
B. Continuity of business strategy
C. Identify successor
Complete Outline of a Business Plan, cont.
Section IX: Milestone Schedule
A. Timing and objectives
B. Deadlines and milestones
C. Relationship of events
Section X: Appendix or Bibliography
Presentation of the Business Plan

Know the outline thoroughly


Rehearse the presentation
Be familiar with any equipment
Business Plan Assessment:
Complete Evaluation of
Each Component
What To Do When a Venture Capitalist Turns You
Down: Ten Points
1. Confirm the decision
2. Sell for the future
3. Find out why you were rejected
4. Ask for advice
5. Ask for suggestions
6. Get the name
7. Find out why
8. Work on an introduction
9. Develop a reasonable excuse
10. Know your referral
Business Concept

 Summarize the key product, service, technology,


concept, or strategy on which your business is based.
“ Clearly state your
company’s long term
mission.


Market Summary

 Summarize your market in the past, present, and future.


 Review those changes in market share, leadership,
players, market shifts, costs, pricing, or competition
that provide the opportunity for your company’s
success.
Opportunities

 Identify problems and opportunities.


 State consumer problems and define the nature of
product/service opportunities that are created by
those problems.
Competition

 Summarize the competition.


 Outline your company’s competitive advantage.
Goals and Objectives

 List five-year goals


 State specific, measurable objectives for achieving your
five-year goals.
 List market-share objectives.
 List revenue/profitability objectives.
The Team

 List CEO and key management by name.


 Include previous accomplishments to show that these are people
with a record of success.
 Summarize number of years of experience in this field.
The Team

[Full Name]
President,
CEO

[Full Name] [Full Name]


Vice Vice
President President

[Full Name] [Full Name] [Full Name] [Full Name]


Manager Manager Manager Manager
Resource Requirements

 List requirements for the following resources:


 Personnel
 Technology
 Finances
 Distribution
 Promotion
 Products
 Services
Financial Plan

 Outline a high-level financial plan that defines your financial model


and pricing assumptions.
 This plan should include expected annual sales and profits for the next
three years.
 Use several slides to cover this material appropriately.
Risks and Rewards

 Summarize the risks of the proposed project and how


they will be addressed.
 Estimate expected rewards, particularly if you are
seeking funding.
Key Issues

 Near term
 Identifykey decisions and issues that need immediate
or near-term resolution.
 State consequences of decision postponement.
 Long term
 Identify issues needing long-term resolution.
 State consequences of decision postponement.
 If you are seeking funding, be specific about any issues
that require financial resources for resolution.
Appendix

 Reference supplementary materials and resources

Anda mungkin juga menyukai