USAHA FARMASI
Oleh :
Wahyu Tusi Wardani, M. Farm. Apt.
OUTLINE …
Growth 8 – 12%
BISNIS OBAT HERBAL DUNIA
BISNIS KOSMETIK GLOBAL
BISNIS KOSMETIK GLOBAL
BISNIS KOSMETIK GLOBAL
PROFIL BISNIS SEDIAAN FARMASI*
DI INDONESIA
*Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika
(Undang-undang Kesehatan tahun 2009)
PROFIL INDUSTRI
FARMASI DI INDONESIA
PROFIL INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA
Data BPOM Desember 2015
Pasar farmasi Indonesia adalah 27% dari total pasar farmasi ASEAN dan
satu-satunya negara di ASEAN yang didominasi industri nasional (72,9%)
PROFIL INDUSTRI FARMASI DI INDONESIA
Kebutuhan Obat dari Rencana Kebutuhan Obat Nasional dan Formularium Nasional
250 T
Nilai Impor : +/- Rp. 21 T (2013), didominasi impor bahan
Import Value : +/- IDR 21 T (2013), dominated by raw material import
baku
Nilai (Rp. T)
100 T
Eropa Cina
India
Indonesia
Partner utama bahan baku farmasi Indonesia adalah Cina (60%) dan India (30%)
dengan nilai +1.3 milyar USD
20
Data Impor Bahan Obat 2015-2016
• Pada 2016, Presiden Joko Widodo menerbitkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 untuk
mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya
saing industri farmasi dan alat kesehatan dalam
negeri.
• Dalam inpres tersebut, Presiden memerintahkan
seluruh instansi terkait untuk memaksimalkan peran
dan kewenangannya untuk mendukung percepatan
pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.
• Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir
mengatakan bahwa 90 persen bahan baku obat (BBO) saat ini
masih impor. China merupakan pemasok utama yang
memenuhi 70% kebutuhan kita, diikuti India (20%), dan
sisanya Amerika Serikat dan Eropa.
Kurangnya
Kurangnya sinergi
pemutakhiran antar stakeholder
teknologi
BIOPHARMA-
CEUTICALS
VACCINE
PENGEMBANGAN PERSOALAN
UTAMA: BAHAN
OPTIMALISASI
INDUSTRI FARMASI POTENSI
BAKU OBAT
Kalbar Sumsel
Bali Jambi
Sulsel 2% 2%
Kalsel 3% 2% 1% NAD Jatim
1% 32%
Sumut 3%
DIY 4%
4%
DKI
13%
Jabar Jateng
15% 18%
PROFIL INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
DI JAWA TENGAH
UKOT/UMOT
IOT
TOTAL 1.047 Produk OT
TOTAL 1.303 Produk OT
Bentuk Sajian Jamu pada Industri Menengah-Besar
(20 Perusahaan, 778 Produk)
Rajangan 17
Salep / Krim / Balsem 5
Sediaan Paket 62
Serbuk 438
Tablet 19
Bedak 1
Rajangan 1
Pil 6
Serbuk 54
0 10 20 30 40 50 60
Jumlah
60 55.16
50 43.99
40
30
20.43
20 11.58
Jenis sediaan
10
0 Decocti
Kapsul/ Racikan on Cairan
tsblet Yg disedu dgn
HASIL RISET KESEHATAN DASAR 2010 air panas
Jamu
FAKTA DAN DATA
• 10 % dari Obat kimia sintetis yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit menyebabkan efek samping (side
effect)” (Dr. Paavo USA)
• Banyak kerusakan yang serius pada individu yang
menggunakan obat sintetis (Limits to Medicine; 1926)” (Dr.
Ivan Illich)
• Pengobatan modern dengan obat sintetis bukanlah
pengobatan yang mengandung cara yang baik dalam
mengobati suatu penyakit” (Andrew Well USA)
• Tidak bisa di pungkiri bahwa obat sintetis yang digunakan
untuk menyembuhkan, dalam jangka panjang menimbulkan
kerusakan pada tubuh manusia.” (Dr. David Palmer Kanada)
PERMASALAHAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
DI INDONESIA
KASUS PELANGGARAN OBAT TRADISIONAL
YANG SERING DIJUMPAI
IKLAN TMS
OVERCLAIM
BLM PRE–REVIEW
PELUANG & TANTANGAN
BISNIS SEDIAAN FARMASI
DI INDONESIA
PELUANG & TANTANGAN
Penetrasi
Pasar Luar
Pemenuhan Berdaya
Persyaratan Saing
Batas antar
Terjamin Negara
Mutu Semakin
tipis
ASEAN Economic Community 2015
Harmonisasi ASEAN Single
Harmonisasi
Standart & Market on
Regulasi Farmasi
Keseragaman Pharmaceutical
ASEAN
Teknis Products
(ACTD)
(ACTR)
CPOB : 2012
Keterangan :
Usaha besar
- Badan usaha berbentuk PT atau CV
- Luas pemasaran internasional
Usaha menengah
- Badan usaha berbentuk PT, CV dan UD
- Kapasitas produksi dengan luas pemasaran secara lokal atau nasional
Usaha kecil
- Badan usaha berbentuk PIRT
- Kapasitas produksi dengan luas pemasaran dibawah 3 provinsi
- Tempat produksi hanya ada satu.\
B: Kerumitan pemeriksaan
B1: Titik kritis bahan 4 atau lebih, Jumlah bahan 5 atau lebih
B2: Titik kritis bahan maksimal 3, Titik kritis tersebut tidak memerlukan pengkajian melebihi 2 langkah (turunan) sudah dapat meyakinkan, Jenis produk
sederhana. Seperti AMDK, karbon aktif dan Taurin
Secara nominal biaya sertifikat halal berkisar antara Rp.2.000.000 sampai Rp.4.500.000 per jenis produk.
Bagi perusahaan yang mempunyai jumlah merk/nama dagang atau model kemasan yang cukup banyak (di atas 5 macam), dikenakan biaya tambahan sebesar
Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah) per merk atau model kemasan.
Bagi perusahaan yang mempunyai lebih dari satu pabrik, akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) per pabrik bagi perusahaan
besar, sebesar Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) per pabrik bagi perusahaan menengah.
Dr. Satibi, M.Si., Apt
jamu yang dikenal adalah jamu untuk orang
dewasa: pegal linu, jamu kuat, pelangsing dll.
Bagaimana meluncurkan jamu buyung upik?
Segmen pasar: anak usia 4- 12 th, launching
tahun 1998, position: jamunya anak pintar,
otak cemerlang dan masa depan gemilang.
Bagaimana hasilnya?
Pertumbuhan 3 tahun terakhir; 10-15 %
Awal produksi 50 rb unit, selang 2 tahun
melesat sampai 5 juta unit perbulan
Market share kurang lebih 80%
Bagaimana strateginya?
- Penangkal rasa: rasa enak dengan 8 variasi
rasa: cokelat, jeruk, mangga, stroberi,
melon, jambu, durian dan anggur
- promosi: iklan radio, tv dan majalah.
Sponsor mini marathon anak “ buyung upik
3k”
- Distribusi: toko grosir, klontong,, ritel, toko
obat, apotek, toko seduhan jamu, mini/spr
market
- Jamu gendong, ibu sebagai decision maker
• BANYAK FAKTOR YANG
MEMBERIKAN KONTRIBUSI PADA
KEBERHASILAN SUATU PERUSAHAAN:
STRATEGI YANG UNGGUL, KARYAWAN
YANG LOYAL, SISTEM INFORMASI
YANG BAIK DAN IMPLEMENTASI YANG
PRIMA
• ADA KESAMAAN SUKSES
PERUSAHAAN: FOKUS YANG SANGAT
KUAT KEPADA CUSTOMER DAN
KOMITMEN YANG TINGGI KEPADA
MARKETING
• PERUSAHAAN YANG SUKSES
MEMPUNYAI DEDIKASI YANG SANGAT
KUAT DALAM MEMAHAMI DAN
MEMUASKAN KEBUTUHAN
CUSTOMERNYA DENGAN MENETAPKAN
TARGET PASAR SECARA TEPAT DAN
CERMAT
DENGAN PARADIGMA MARKETING YANG BERORIENTASI
CUSTOMER, BISNIS AKAN TERUS BERKEMBANG DAN
SUSTAINABLE KARENA FONDASINYA ADALAH KEPUASAN
CUSTOMER
ANGGAPAN KELIRU:
• MARKETING HANYA SEBATAS MENJUAL
DAN ADVERTENSI/IKLAN
• TELLING DAN SELLING
ABILITY TO PAY
8 10 10 8
Marketing Departement
Customer
Senior
manajemen Internal
Marketing
Holistic
marketing
Relationship
Marketing Channel
Other
Partners
departments
Ethics
Socially Environment
Responsible
Marketing Legal
Community
1. Tingkat Korporat : panduan seluruh perusahaan,
penentuan dan alokasi sumber daya divisi serta
menilai peluang pertumbuhan
2. Tingkat Divisi : alokasi dana tiap bisnis unit
3. Tingkat Unit Bisnis : rencana pemasaran strategis
4. Tingkat Produk : rencana pemasaran taktis
Karakteristik :
1. Merupakan satu bisnis tunggal atau kumpulan
bisnis yang berhubungan ayng dapat
direncanakan terpisah dari bagian perusahaan
lain
2. Mempunyai kelompok pesaing sendiri
3. Mempunyai manajer yang bertanggungjawab atas
perencanaan strategis, kinerja laba, dan
mengendalikan sebagian besar faktor yang
mempengaruhi laba
Kesenjangan Perencanaan
Strategis
◦ Rangkuman eksekutif
◦ Situasi pasar saat ini
◦ Ancaman dan peluang
◦ Tujuan dan permasalahan
◦ Strategi pemasaran
◦ Program tindakan
◦ Anggaran
◦ Pengendalian
27
Bagian Tujuan
Ringkasan bagi Menyajikan pandangan singkat atas
eksekutif rencana yg diusulkan agar ditinjau dg
cepat oleh manajeman
Strategi
Menyajikan pendekatan pemasaran yg luas,
pemasaran yg akan digunakan untuk mencapai sasaran
dalam rencana
Program
tidakan Menspesifikasikan apa, siapa yg akan
melaksanakan dan kapan dilakukan dan brp
biayanya
Bagian Tujuan
Anggaran Laaporan laba dan rugi yang
diproyeksikan yang meramalakan
hasil keuangan yang diharapakan
dari rencana tadi
Pengendalian pemasaran
Adalah proses mengukur dan mengevaluasi
hasil strategi dan rencana pemasaran serta
mengambil tindakan perbaikan untuk
memutuskan bahwa sasaran pemasaran
tercapai.
Menetapkan Mengukur mengevaluasi
mengambil
Sa saran kinerja kinerja tindakan
perbaikan
1. Strategi 3. Strategi
Pasar ada differensiasi
penetrasi pasar
2. Strategi
(strategi diversifikasi)
Pasar baru pengembangan
pasar
Dalam kisi produk/perluasan pasar dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1. Penetrasi pasar, strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan
meningkatkan penjualan produk yang
sudah ada kepada segmen pasar yang
sudah ada tanpa mengubah produk
dengan cara apapun.
2. Pengembangan pasar, strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan
mengidentifikasi dan mengembangkan
segmen pasar baru untuk produk yang
sudah ada.
3. Pengembangan produk, strategi untuk
pertumbuhan perusahaan dengan
menawarkan produk yang dimodifikasi atau
produk baru ke segmen pasar yang sudah
ada. Mengembangkan produk menjadi
produk fisik untuk memastikan bahwa ide
produk dapat diubah menjadi produk yang
berguna.
4. Diversifikasi, strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dengan memulai atau
mengambil alih bisnis di luar produk atau
pasar yang sudah ada.
Disampaikan oleh :
Wahyu Tusi Wardani, M. Farm. Apt.
PT. Prakasita Sekar Mataram
STIKES Surya Global
Pada acara :
Kuliah blok 21, (Inovasi dan Kewirausahaan)
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UMY
Yogyakarta, 15 September 2020
OUTLINE
SOSIAL &
EKONOMI
BUDAYA
TEKNOLOGI KESEHATAN
Sumber : Sumber :
Sumber :
LIPI, 2014 Laporan Tahunan BPOM 2014
Laporan Ristoja B2P2TOOT, 2015 5
KEKUATAN & PELUANG PENGEMBANGAN OBAT BAHAN 1.4
ALAM/HERBAL
Pertumbuhan Pasar OBA
Triliun Rupiah 33.33%
7.14%
Genetic Resources
•Jumlah flora Indonesia ± 31.746 spesies,
menempatkan Indonesia dalam urutan ke
2 NEGARA MEGABIODIVERSITAS
(LIPI, 2014)
Traditional Knowledge
Profil No Izin Edar
•Sekitar 3.728 spesies tanaman diketahui
3,000 2,747
berpotensi dimanfaatkan untuk tujuan
2,411
medis (PT. Eisai Indonesia) 2,500
2,184
•Pemanfaatan obat herbal untuk 2,000 1,844
pengobatan tradisional oleh etnis 1,626
Jumlah
1,500 1,309
masyarakat yang beragam
1,000
Sumber: 500
Data GP Jamu, Data Registrasi Obat Tradisional, -
Laporan Tahunan Badan POM 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2015
TANTANGAN PENGEMBANGAN OBAT BAHAN ALAM/
1.5
HERBAL
• Penguasaan teknologi
PELUANG
• Meningkatkan akses PRODUK
PASAR DAN
pasar BERMUTU
TEKNOLOGI PROMOSI
& PASAR
100
60 TMS
MS
40
73.81 79.43 80.2 74.25 76.74 80.78
20
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Terjadi penurunan persentase angka produk TMS pada
tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar
4,04%
Produk UMKM OT berkontribusi sebesar 12% dari
“ Jumlah UMKM OT yang sudah
menyesuaikan izin usahanya sesuai
Permenkes 006 Tahun 2012 baru
angka TMS
sebesar 108 unit.
Kategori TMS: adulterasi, ilegal, TMS secara farmasetik
ilegal
Pelanggaran
adminis-
trasi
TMK Produksi
penandaan OT BKO
Produk Sarana &
Adulterasi,
pemalsuan produk, TMS prasarana
penambahan BKO AKK Tidak
Produksi
OT tanpa Produksi memenuhi
ALT NIE TMK
TMS aspek SH
Kadar
air farmasetik
Tidak Belum
OT BKO memenuhi menerapkan
Mikroba etanol CPOTB
patogen Waktu aspek D
hancur Keserag
aman
bobot Sarana & OT tanpa
Penga- NIE
wet
prasarana
Produksi
TMK OT
Kedaluwarsa
PELUANG PASAR MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 1.8
Jangan jadi
penonton di
negeri sendiri
KOMITMEN
MANUFACTURING
INTERNASIONAL
• SDM
• Teknologi
• Akses Pasar
• Modal perjanjian-perjanjian internasional,
khususnya di bidang ekonomi yang
menghendaki adanya area perdagangan
• GLOBALISASI bebas/Free Trade Area (FTA)
• PERDAGANGAN
PEMANFAATAN PRODUK
BEBAS HERBAL
• Pemanfaatan produk herbal
belum tepat dan rasional
REGULASI OBAT BAHAN
ALAM/HERBAL:
SINERGI PENGEMBANGAN &
PENGAWASAN
KEBIJAKAN 0BAT TRADISIONAL NASIONAL
(KOTRANAS) 2007
Tujuan:
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan
tradisional secara berkelanjutan
2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia agar memiliki
daya saing
3. Tersedianya obat tradisional
4. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul
KEBIJAKAN OBAT 3.1
TRADISIONAL NASIONAL
(KOTRANAS) 2007
KEBIJAKAN
GELAR KEBANGKITAN PENGEMBANGAN JAMU
JAMU “JAMU BRAND 2008
INDONESIA” ROADMAP PENGEMBANGAN JAMU
2011-2025
VISI :
Jamu Indonesia menjamin
SAINTIFIKASI
Kualitas Hidup Dunia
2010 MISI :
JAMU
Meningkatkan keamanan, khasiat-manfaat
dan mutu Jamu
Meningkatkan kemandirian bahan baku Jamu
Mengembangkan industri Jamu berkelas
2011-2025 dunia
Memantapkan pasar lokal dan mendorong
pasar global
Meningkatkan pemanfaatan Jamu dalam
pelayanan kesehatan
Jamu sebagai brand image bangsa Indonesia
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 2.1
Negative List
• PERKABPOM No. 10 Tahun 2014 tentang Larangan Memproduksi dan Mengedarkan
Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan yang Mengandung Coptis sp, Berberis sp,
Mahonia sp, Chelidonium Majus, Phellodendron Sp, Arcangelica flava, Tinosporae
Radix, dan Cataranthus Roseus
• PERKABPOM No. HK.03.1.23.05.12.3428 Tahun 2012 tentang Larangan Memproduksi
dan Mengedarkan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan yang Mengandung
Tumbuhan Pausinystalia yohimbe
• PERKABPOM No. HK.00.05.41.2803 Tahun 2005 tentang Larangan Obat Tradisional
yang mengandung Cinchonae Cortex atau Artemisiae Folium
• KEPKABPOM No. HK.00.05.4.02647 tentang Larangan Peredaran Obat Tradisional dan
Suplemen Makanan yang Mengandung Tanaman Kava-kava
• The Adopted Negative List of Active Ingredients (Animal or Plant) for Traditional
Medicines
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 2.2
KELOMPOK OBAT
BAHAN ALAM/HERBAL
FITOFARMAKA
HERBAL TERSTANDAR
KLAIM MANFAATN
DIDUKUNG UJI
KLINIK
KLAIM MANFAAT
JAMU DIDUKUNG UJI
Standardizsasi bahan baku dan
PREKLINIK
produk jadi
KLAIM MANFAAT Sertifikat CPOTB
BERDASARKAN DATA Standardizsasi bahan baku Uji klinik
EMPIRIS Sertifikat CPOTB Uji mutu
Uji preklinik(Toksisitas dan
Manfaat)
Uji mutu
Uji mutu
REGULASI OBAT BAHAN ALAM/HERBAL 2.3
PERMENKES NO. 006 Tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional
Usaha skala
Industri
Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) Ekstrak (Produk Akhir)
Usaha Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT) Param, tapel, pilis, cairan obat luar dan
rajangan
skala kecil
dan
menengah
Campuran sediaan jadi dan/atau sediaan
Usaha Jamu Racik (UJR)
segar obat tradisional
ISO
Dasar 9001:2008
Hukum
Janji
Waktu
Pelayanan
Pedoman Pelayanan
Penilaian Prima
PERIZINAN Transparan
Prosedur
Pedoman
SOP yg jelas
Pelayanan
PERIZINAN
• Saat Ini 1 2
Manual
1. Izin Industri Farmasi Elektronik
(IF) 1. Izin Importir
2. Izin Pedagang Besar Produsen (IP)
Farmasi (PBF) 2. Izin Importir
3. Izin Industri Obat Terdaftar (IT)
3. Izin Eksportir
Tradisonal (IOT) Produsen (EP)
4. Izin Industri Ekstrak 4. Izin Surat
Bahan Alam (IEBA) Persetujuan Impor
5. Izin Produksi (SPI)
Kosmetika 5. Izin Surat
6. Izin Sediaan Farmasi Persetujuan Ekspor
(SPE)
Khusus (SAS)
- Pelayanan prima
- Dana dan upaya
perizinan dapat Iklim usaha Harga
E-Licensing ditekan yang kondusif terjangkau
- Efisiensi
pengurusan
perizinan
Proses :
2012 proses pengembangan
2013 penguatan SDM
2014 running
PERMENKES NOMOR : 006 TAHUN 2012
TENTANG
INDUSTRI DAN USAHA OBAT TRADISIONAL
2 UKOT Semua bentuk sediaan OT kecuali Dinkes Tenaga Teknis Jika m’produksi sediaan
tablet dan efervesen Provinsi Kefarmasian sbg kapsul dan/atau cairan
penanggungjawab obat dalam harus
memiliki apoteker sbg
PJ penuh dan CPOTB
(ada sertifikat dr
BPOM)
3 UMOT Param, pilis, cairan obat luar, Dinkes Tidak ada kualifikasi
rajangan Kab/Kota khusus
28
PELAYANAN PERIZINAN YANG DIBERIKAN
Masa berlaku IOT berlaku untuk seterusnya selama IOT yang bersangkutan
masih berproduksi dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
JENIS PERMOHONAN IZIN
3. Perubahan izin dikarekan : pemindahan lokasi /pindah lokasi
wajib mengajukan perubahan izin dengan tembusan kepada Kepala Badan,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat dan Kepala Balai POM setempat. Izin
perubahan dikeluarkan setelah menerima rekomendasi dari Dinas Kesehatan
Provinsi setempat dan Kepala Badan .
IOT dan IEBA yang telah mendapat izin, yang melakukan perubahan seperti
perubahan Apoteker Penanggung Jawab,
perubahan alamat
perubahan nama
wajib melaporkan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Kepala Badan dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
Perubahan dapat diberikan persetujuan dalam bentuk adendum oleh
pemberi izin.
TATA CARA MEMPEROLEH PERSETUJUAN PRINSIP
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL / INDUTRI EKSTRAK BAHAN ALAM
4 12 HK
3 Surat Permohonan
PEMOHON DIRJEN
2 5
Tembusan
RIP Izin
14 HK
1 BPOM RI DINKES PROVINSI
Surat Permohonan
TATA CARA IZIN IOT / IEBA
Tembusan
1 Surat Permohonan
DINKES PROPINSI
3 Verifikasi Administratif 20 HK Rekomendasi Kelengkapan
• Izin (pembayaran PNBP sesuai PP No.21 Th.2013) 4 Administrasi
• Ditunda 10 HK
6 • Ditolak 10 HK
PEMOHON DIRJEN
1 Surat
Permohonan
Rekomendasi Teknis
2 5 pemenuhan
Persyaratan CPTOB
10 HK
20 HK
Audit CPOTB
BADAN POM
1 Tembusan
Surat Permohonan
ALUR TATA CARA PERMOHONAN IZIN UKOT
Pemohon Dinkes Provinsi Dinkes Kab/Kota Balai POM
Pemohon
Tembusan 1
Evaluasi dan
Persyaratan
Administratif
Tembusan 2
Rekomendasi
Audit Pemenuhan
Persyaratan CPOTB
Menyetujui,
Menunda atau Rekomendasi
Menolak Izin
UKOT
33
ALUR PERMOHONAN IZIN UMOT
•Ditunda
• Ditolak
4
PEMOHON DINKES KAB/KOTA
1 Surat
Permohonan
3 2
Hasil Pemeriksaan Menunjuk TIM
Kesiapan CPOTB
TIM PEMERIKSA
PELAPORAN
1. IOT, IEBA, UKOT dan UMOT wajib menyampaikan
laporan secara berkala setiap 6 (enam) bulan meliputi :
jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan serta
jenis, jumlah, dan nilai hasil produksi
PERINGATAN
PERINGATAN KERAS
Paling lambat
23 Februari 2014
37
INVENTARISASI PERMASALAHAN
INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
1. Apakah UKOT dan UMOT harus memenuhi seluruh aspek yang terdapat
pada CPOTB?
2. Pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
untuk UKOT dan UMOT ?
3. Untuk sediaan kapsul dalam OT diisi serbuk apa diperbolehkan ?
4. Banyak produk OT dalam bentuk sediaan cairan yang hendak
diregistrasikan. Bagaimana registrasinya apakah masuk PIRT atau obat
tradisional?
5. Penanggungjawab UKOT / UMOT harus bekerja secara fulltimer mengingat
waktu produksi UKOT /UMOT hanya tentative berdasarkan adanya
pesanan?
PERAN DINAS
40
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.2
DALAM PENGEMBANGAN & PENGAWASAN
OBAT BAHAN ALAM/HERBAL
VISI
• Obat dan Makanan Aman Melindungi masyarakat dari
Meningkatkan Kesehatan produk Obat Tradisonal yang
Masyarakat dan Daya Saing Bangsa tidak memenuhi aspek
keamanan, manfaat, dan
mutu (Pengembangan
MISI SisPOM)
• Meningkatkan sistem pengawasan
Obat dan Makanan berbasis risiko
untuk melindungi masyarakat
• Mendorong kemandirian pelaku
usaha dalam memberikan jaminan Meningkatkan daya
saing Obat Tradisional
keamanan Obat dan Makanan serta Indonesia pada pasar
memperkuat kemitraan dengan lokal dan global
pemangku kepentingan
• Meningkatkan kapasitas
kelembagaan BPOM
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.3
DALAM PENGEMBANGAN & PENGAWASAN
OBAT BAHAN ALAM/HERBAL
Peningkatan kesadaran dan
pengetahuan kualitas dan cara
Konsumen
penggunaan produk yang
rasional self awareness
Pemenuhan CPOTB
Produsen Pemenuhan persyaratan mutu
dan keamanan produk
PRODUK
REGISTRASI
INDUSTRI
PRODUK
PRODUK DENGAN NIE 2
Ex.: POM TR. 123 456 789 DISTRIBUSI
SERTIFIKASI
SARANA PRODUKSI CPOTB
PENGAWASAN
OBAT TRADISIONAL
POST-MARKET
CONTROL BPOM
KONSUMEN
PENGAWASAN IKLAN,
PROMOSI DAN
PENANDAAN
SOSIALISASI, KOMUNIKASI,
INFORMASI DAN EDUKASI
PRODUK OBAT TRADISIONAL
AMAN DAN BERMUTU
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.5
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM
PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN
REGULASI
PENINGKATAN KEMAMPUAN
PEMASARAN
PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.6
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM
PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN Bimbingan teknis
SDM UMKM Higiene, Sanitasi dan Dokumentasi,
Seminar Ilmiah,Workshop, dll
PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.7
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM
PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN
SDM Workshop pemasaran
PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PERAN STRATEGIS BADAN POM 3.8
DALAM PENINGKATAN DAYA SAING UMKM
PENINGKATAN KEMAMPUAN
TEKNIS DAN PEMAHAMAN
SDM
KEMENTERIAN
KOPERASI DAN
UKM
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PEMBERDAYAAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN DALAM NEGERI/ PEREMPUAN DAN
PEMASARAN PEMDA PERLINDUNGAN ANAK
KEMENTERIAN KEMENTERIAN
PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN
PENGUATAN KEMITRAAN
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PENGUATAN KEMITRAAN
3.9
DENGAN KEMENTERIAN /
LEMBAGA TERKAIT
PEMETAAN UMKM
KEMENTERIAN
KOPERASI DAN MODAL & PEMBIAYAAN
UKM
JERARING INFORMASI
PERIZINAN USAHA
TATA CARA PEMBERIAN IZIN IOT & IEBA
Pemohon & Calon APJ
Maks. 20 hari kerja Maks. 20 hari kerja
Ka Badan POM audit
Ka Diskes Prov
pemenuhan persyaratan
verifikasi administrasi
CPOTB
Rekomendasi pemenuhan Rekom pemenuhan syarat administrasi
persyaratan CPOTB
Maks. 10 hari kerja Maks. 10 hari kerja
Maks. 14 hari kerja setelah menerimsa rekom dari balai POM atau Kadis kab/kota.
Kadiskes Provinsi menerbitkan izin
Izin : diterbitkan bila syarat terpenuhi,
di tolak bila tdk sesuai izin prinsip,
di tunda bila syarat kurang melengkapai paling lama 6 bulan
TATA CARA PERIZINAN UMOT
Pemohon
Tembusan: Maks 7 hari: Tim pemeriksa :
1. Kadis Prov Setuju, tunda, administrasi dan
2. Ka BPOM tolak Maks 7 hari teknis
TIM
Maks 7 hari
Kadiskes Kab/kota
30 hari kerja tdk dilakukan Izin ditunda: diberi kesempatan melengkapi
pemeriksaan, pemohon dpt Persyaratan paling lama 6 bulan
membuat surat pernyataan
siap berproduksi
Disampaikan oleh :
Apt. Wahyu Tusi Wardani, M. Farm.
PT. Prakasita Sekar Mataram
STIKES Surya Global
Pada acara :
Kuliah blok 21, (Inovasi dan Kewirausahaan)
Prodi Farmasi, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UMY
Yogyakarta, 15 September 2020
Pengembangan Industri Farmasi
Permenkes No 87 Tahun 2013 tentang Peta Jalan
Pengembangan Bahan Baku Obat;
Permenkes No 88 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pengembangan Bahan Baku Obat Tradisional;
INDUSTRI FARMASI
Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Bahan obat adalah bahan baik yang
berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang
digunakan dalam pengolahan obat dengan
standar dan mutu sebagai bahan baku
farmasi.
Industri Farmasi adalah badan usaha
yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan
untuk melakukan kegiatan pembuatan
obat atau bahan obat.
Pembuatan obat adalah seluruh tahapan
kegiatan dalam menghasilkan obat, yang
meliputi pengadaan bahan awal dan bahan
pengemas, produksi, pengemasan,
pengawasan mutu, dan pemastian mutu
sampai diperoleh obat untuk
didistribusikan.
Cara Pembuatan Obat yang Baik, yang
selanjutnya disingkat CPOB adalah cara
pembuatan obat yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
tujuan penggunaannya
Farmakovigilans adalah seluruh
kegiatan tentang pendeteksian,
penilaian (assessment), pemahaman,
dan pencegahan efek samping atau
masalah lainnya terkait dengan
penggunaan obat.
Peluang dan Tantangan Industri
1 Kosmetika dalam Rangka
Harmonisasi ASEAN
2 Perizinan Kosmetika
3 PENUTUP
• Globalisasi merupakan proses keterbukaan dunia
untuk mengakses informasi maupun hal-hal real
lain melalui perdagangan maupun kemudahan
mobilisasi manusia dari satu tempat ke tempat
lain.
• Untuk dapat melakukan perdagangan di tingkat
global perlu adanya harmonisasi standar yang
dapat diterima oleh dunia internasional.
• ASEAN dalam rangka memperkuat diri di posisi
global juga mengharmonisasi standar ASEAN agar
produk-produknya berdaya saing di tingkat global
• ASEAN memegang peranan penting dalam
perdagangan global, apapun produk
katagorinya. Dengan pasar > 500 juta orang jika
dibandingkan Uni Eropa yang hanya > 300 juta.
• Infrastruktur harus dipersiapkan dengan baik
agar pasar Indonesia tidak menjadi target
“dumping”, serta industri terutama UKM siap
dan tidak tereliminasi di pasar lokal, regional
dan global.
1
Untuk meningkatkan kerjasama antar negara-negara
anggota ASEAN dalam rangka menjamin mutu,
keamanan dan klaim manfaat dari semua kosmetika
yang dipasarkan di ASEAN.
2
Menghapus hambatan perdagangan kosmetika melalui
harmonisasi persyaratan teknis serta memberlakukan
satu standar.
3
Meningkatkan daya saing produk-produk ASEAN.
• Semua Negara ASEAN bisa memasarkan produk
kosmetikanya di Indonesia dengan mudah. Dan
Indonesia adalah pasar terbesar di ASEAN.
• Perusahaan kosmetika dituntut untuk
meningkatkan efisiensinya agar bisa terus
bersaing.
• Untuk itu maka perusahaan kosmetika yang ada
mau tidak mau harus menerapkan ASEAN
Cosmetic Directive (ACD) dan Cara Pembuatan
Kosmetika yang Baik (CPKB)
• Karena standar yang sama, maka
produk kosmetika Indonesia bisa
dipasarkan di seluruh negara – negara
ASEAN.
• Bagi toll manufacturing, bisa
menerima order dari seluruh negara –
negara ASEAN.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI
NOMOR : 1175/MENKES/PERNIII/2010
TENTANG
IZIN PRODUKSI KOSMETIKA
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang
Perindustrian;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
9. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun
2005;
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Kedudukan dan Organisasi Kementerian Negara;
11. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per
/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 439/Menkes/PerNI/2009 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
1. Kosmetika:
Bahan atau sediaan yg dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
dan organ genital bagian luar) atau gigi
dan membran mukosa mulut terutama
untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau
memperbaiki bau badan atau melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
12
2. Izin produksi adalah izin yang harus dimiliki oleh
pabrik kosmetika untuk melakukan kegiatan
pembuatan kosmetika.
3. Industri kosmetika adalah industri yang
memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin
usaha industri atau tanda daftar industri sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
4. Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik, yang
selanjutnya disingkat CPKB adalah seluruh aspek
kegiatan pembuatan kosmetika yang bertujuan untuk
menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
5. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada
Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang kefarmasian dan alat kesehatan.
7. Kepala Badan adalah Kepala Badan yang tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pengawasan obat dan
makanan.
8. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
9. Kepala Balai adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis di
lingkungan Badan yang tugas dan tanggung jawabnya
di bidang pengawasan obat dan makanan.
1) Kosmetika yang beredar harus memenuhi
persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan.
2) Persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan Kodeks Kosmetika Indonesia dan
persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri.
• Pembuatan kosmetika hanya dapat dilakukan
oleh industri kosmetika.
• Industri kosmetika yang akan membuat
kosmetika harus memiliki izin produksi.
• Izin produksi sebagaimana dimaksud diberikan
oleh Direktur Jenderal.
• Izin produksi berlaku selama 5 (lima) tahun dan
dapat diperpanjang selama memenuhi ketentuan
yang berlaku.
• Izin produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan
jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat.
• Izin produksi sebagaimana dimaksud dibedakan atas 2
(dua) golongan sebagai berikut :
– Golongan A yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang
dapat membuat semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika;
– Golongan B yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang
dapat membuat bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu
dengan menggunakan teknologi sederhana.
• Bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu
sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Kepala Badan.
• Industri kosmetika dalam membuat kosmetika
wajib menerapkan CPKB.
• CPKB sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh
Menteri.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman
penerapan CPKB ditetapkan oleh Kepala Badan.
PERSYARATAN
Izin Produksi Berdasarkan Golongan :
19
TATA CARA MEMPEROLEH IZIN PRODUKSI(1)
Kelengkapan:
a. surat permohonan
b. fc izin usaha industri/ tanda daftar industri
c. nama direktur/pengurus
d. fc KTP direksi perusahaan
e. susunan direksi/pengurus
Permohonan
f. surat pernyataan direksi/pngurs tdk terlibat
Izin produksi
dlm pelanggran peraturan perundang2an
Industri Kosmetika
bidang farmasi
Gol A
g. fc akta notaris pendirian perusahaan
h. fc NPWP
i. denah bangunan disahkan Ka BPOM
j. bentuk & jenis sediaan kosmetika yg dibuat
k. daftar peralatan yg tersedia
l. surat pernyataan kesediaan bekerja sbg
apoteker PJ
m. fc ijazah & STRA PJ yg dilegalisir
n. PNBP
TATA CARA MEMPEROLEH IZIN PRODUKSI(2)
Kelengkapan:
a. surat permohonan
b. fc izin usaha industri/ tanda daftar industri
c. nama direktur/pengurus
d. fc KTP direksi perusahaan
Permohonan e. susunan direksi/pengurus
Izin produksi f. surat pernyataan direksi/pngurs tdk terlibat
Industri Kosmetika dlm pelanggaran peraturan perundang2an
Gol B bidang farmasi
g. fc akta notaris pendirian perusahaan
h. fc NPWP
i. denah bangunan disahkan Ka BPOM
j. bentuk & jenis sediaan kosmetika yg dibuat
k. daftar peralatan yg tersedia
l. surat pernyataan kesediaan sbg PJ
m. fc ijazah & STR PJ yg dilegalisir
n. PNBP
Alur Tata Cara Memperoleh Izin Produksi
Pemohon Dirjen Ka BPOM Ka Dinkes Ka Balai
Prov POM
Permohonan
Tembusan 1
Tembusan 2
7 HK
Evaluasi thd
persyaratan
adminstratif
Tembusan 3
14 HK 7 HK
Rekomendasi Pemeriksaan
Tembusan kesiapan/
pemenuhan
7 HK CPKB utk Gol A,
Rekomendasi & kesiapan
pemenuhan
higiene sanitasi/
Menyetujui, Terima hasil & dok utk Gol B
Menunda, atau analisis
14 HK Tembusan
Menolak
Izin produksi 14 HK Analisis hsl
kosmetika pemeriksaan
Tembusan
PERUBAHAN IZIN PRODUKSI
23
PENCABUTAN IZIN PRODUKSI
24
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
27
Pilot project Peningkatan Daya
Saing Industri Kosmetika
Nasional
DIT. BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
KEFARMASIAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2013
Tujuan PP
Mendapatkan Pola Pembinaan yang Tepat
Mendapatkan pola pengembangan industri
kosmetika yang tepat
Menggali potensi bahan alam Indonesia
menjadi produk unggulan
COACHING
TRAINING
FASILITASI (PAMERAN, SERTIFIKASI BAHAN BAKU,
PEMBERIAN REFERENSI
KEMENKES
ASOSIASI BPOM
Intervensi
KUMKM Perindustrian
INDUSTRI
INDIKATOR KEBERHASILAN PP
TERIMA KASIH
MANAJEMEN PRODUKSI/OPERASI DAN
PRODUKTIVITAS
Outline
Manajemen Operasional
Sekumpulan aktifitas yang dapat memberikan
nilai dalam pembuatan barang dan jasa melalui
transformasi input menjadi output
3
Fungsi Produksi
INPUT TRANSFORMASI OUTPUT
Faktor Produksi :
Proses:
Bahan baku Produk:
Kontinue
Tenaga kerja Barang
Intermitten
Modal Jasa
Special Project
Lahan
INFORMASI &
SISTEM
KONTROL
PEMBUAT
KEPUTUSAN 4
2. Pengorganisasian untuk menghasilkan barang
dan jasa
Fungsi Esensial dalam organisasi :
Pemasaran – menghasilkan permintaan
Produksi/operasi – menghasilkan produk
Keuangan/akuntansi– mengawasi sehat atau tidaknya
organisasi, membayar tagihan dan mengumpulkan
uang
SDM – pengelolaan SDM
Sistem Informasi – database, keterkaitan internal dan
eksternal
5
3. Mengapa Belajar MPO?
Salah satu fungsi utama organisasi
Bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya
Hampir > 50% perusahaan ditangani oleh bagian
produksi
Mayoritas asset (pabrik, perlatan dan
persediaan di bawah penanganan manajer
produksi
Kepuasan konsumen : kualitas & on time
delivery berasal dari produksi
Apa yang dikerjakan oleh manajer operasi
6
4. Apa yang Dilakukan oleh Manajer
Produksi/Operasi?
7
Ruang Lingkup Manajer Produksi/Operasi
Teknologi/ Metode
Fasilitas pabrik/ utilisasi ruangan
Kajian strategis
Waktu merespons
Pengembangan karyawan/team
Pelayanan konsumen
Kualitas
Pengurangan biaya
Pengurangan persediaan
Peningkatan produktivitas
8
5. Sejarah MPO
Figure 1.3
9
Disiplin Ilmu Lain yang Berperan dalam MPO
10
6. Perbedaan Barang dan Jasa
Karakteristik barang
11
Karakteristik jasa
Spesialisasi kerja
14
10 keputusan penting dalam MPO
1. Desain barang dan jasa.
Keputusan ini menyangkut sebagian besar proses transformasi yang akan
dilakukan, dengan kata lain keputusan operasional berikutnya tergantung pada
keputusan desain barang dan jasa.
2. Manajemen Kualitas.
Kualitas yang diinginkan konsumen harus ditetapkan, sehingga aturan maupun
prosedur untuk mengenali dan memenuhi kualitas tersebut dapat dibakukan.
4. Strategi lokasi.
Lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan baik yang
bergerak di sector barang maupun jasa akan sangat menentukan prestasi
perusahaan.
5. Strategi layout. Layout atau tata letak akan berdampak pada efisiensi dan
efektifitas kegiatan oprasional.
15
6. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan. Karena tenaga
kerja merupakan bagian integral dan paling penting dari seluruh input
yang digunakan dalam perusahaan maka keputusan yang berkaitan
dengan hal ini adalah sesuatu yang paling penting.
7. Manajemen Rantai Pasokan. (Supply Chain Management).
Keputusan ini menjelaskan akan pentingnya integrasi antara
perusahaan dengan pihak supplier maupun distributor karena adanya
interdependensi.
8. Manajemen Persediaan. Keputusan ini penting untuk dipahami
karena persediaan yang tepat akan menentukan efisiensi dan
efektifitas perusahaan.
9. Penjadwalan. Keputusan tentang jadwal operasional merupakan hal
kritis yang harus benar-benar dimengerti karena sangat menentukan
sekali bagi perusahaan.
10.Pemeliharaan. Keputusan yang dibuat harus dengan system yang
handal dan stabil.
16
Bidang kegiatan apa saja yang memerlukan
keahlian Manajemen Operasional ?
1. Manajer Pabrik (Plant Manager) : manajemen pabrik termasuk keahlian di
bidang perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen
persediaan, termasuk pengelolaan karyawan di bagian operasional maupun
pengelolalaan sumber daya lainnya yang dipergunakan di pabrik.
1. Produk barang
• Manufaktur, pertanian, perkebunan, perikanan,
berbagai pabrik pembuatan produk barang,
pertambangan, industri berat maupun ringan,
konstruksi, otomotif, perumahan.
2. Produk jasa
• Jasa professional, pendidikan, hukum, kesehatan,
perdagangan, layanan masyarakat, transportasi,
perbankan, asuransi, hiburan, administrasi, real estate,
jasa perbaikan.
18
Kecenderungan terbaru yang menarik dalam Manajemen Operasional
Tabel . Tantangan Dinamis dalam manajemen operasional
Out put
• Single factor productivity = -------------
input
Out put
• Multiple factor productivity = --------------------------------------------------------
Labor + Material Cost + Overhead Cost
Contoh perhitungan produktifitas
6000 x Rp 10.000
• Multifaktor produktifitas = --------------------------------------------------------- = 30
(3 x 8 x 5 x Rp 5000)+Rp500.000 + Rp 900.000
23
• Jika output yang dihasilkan meningkat sebesar 50 % dengan
kenaikan semua biaya dan harga masing-masing sebesar 25 % ,
maka Kondisi yang baru menjadi:
6000 x 1,5
• Produktifitas tenaga kerja = ------------- = 75 unit/jam
(3 x 8 x 5) berarti ada peningkatan
24
OPERASI SEBAGAI SUATU SISTEM PRODUKTIF
Manajemen Operasional
INPUT OUTPUT
• Enerji
• Tenaga kerja PROSES Barang
• Modal TRANSFORMASI atau
• Material Jasa
• Informasi
• Manajemen
25
Tabel 2.1.Contoh Sistem Produktif
Operasional Input Output
----------------------------------------
Sumber : Schroeder (1993;15)
26
VARIABEL PRODUKTIFITAS
27
PRODUKTIFITAS DAN STANDAR HIDUP
28
TANTANGAN PADA TANGGUNG JAWAB SOSIAL
29
BERBAGAI HAL MENGENAI PRODUKTIFITAS DI SEKTOR JASA
1. Pertumbuhan Jasa
Di dalam masyarakat maju, sektor ekonomi yang terbesar adalah dari
disektor jasa, seperti terlihat pada ilustrasi berikut ini
• Otomatisasi di apotek?
31
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
• Semakin spesifik jasa yang diberikan akan semakin sulit mencapai
peningkatan produktifitas , akan tetapi kesulitan peningkatan
produktifitas dibarengi dengan berbagai upaya perbaikan yang telah
dilakukan diantaranya dengan penggunaan fasilitas yang lebih
memadai atau canggih juga keahlian personil yang lebih trampil
maupun cara pengelolaan yang lebih professional .
contohnya :
• di Rumah Sakit peralatan kesehatan banyak yang komputerisas,
kegiatan administrasi lazim menggunakan computer.
l“
32
THANKS!
33
TOTAL QUALITY
MANAGEMENT
MANAJEMEN KUALITAS TERPADU
Setiap pelaku bisnis dalam dunia industri akan
memberikan perhatian penuh kepada kualitas. Hal ini
akan berdampak positif kepada bisnis melalui dua
cara, yaitu:
■ Dimensi produk,
■ Dimensi harga,
■ Dimensi kualitas (mutu) layanan ( service quality )
■ Dimensi emosional
■ Dimensi kemudahan
Dimensi Mutu Produk
Performance
Reliability
Feature
Durability
Consistency
Design
Dimensi Mutu
Reliability
Responsiveness
Assurance
Emphaty
Dimensi Emosional
■ Estetika
■ Self Expressive Value
■ Brand Personality
Jenis pelanggan
■ Pelanggan Internal ( Internal Customers)
■ Pelanggan antara ( Intermediate custumer )
■ Pelanggan eksternal ( eksternal customer )
Faktor faktor yang mempengaruhi persepsi
dan ekspektasi pelanggan
■ Definisi:
proses membandingkan kinerja proses bisnis dan metrik
termasuk biaya, siklus waktu, produktivitas, atau kualitas
yang lain secara luas dianggap sebagai tolak ukur standar
industri atau praktik terbaik.
Metodologi
■ Biaya Kunjungan.
■ Biaya Waktu.
■ Biaya Benchmark Database.
Jenis-Jenis Benchmark
• Process benchmarking.
• Financial benchmarking.
• Benchmarking from an investor perspective.
• Performance benchmarking.
• Product benchmarking.
• Strategic benchmarking.
• Functional benchmarking.
• Best-in-class benchmarking.
• Operational benchmarking.
Balanced Score Card
• Definisi:
sebuah alat manajemen kinerja strategis – berupa laporan
semi-standar yang terstruktur dan didukung oleh metode
desain yang teruji beserta alat-alat otomatisasi yang dapat
digunakan oleh para manajer untuk memantau pelaksanaan
kegiatan oleh staf di dalam kendali mereka dan memonitor
konsekuensi yang timbul dari tindakan ini.
Proses desain Balanced
Scorecard
■ Menerjemahkan visi ke dalam tujuan operasional;
■ Mengkomunikasikan visi dan menghubungkannya dengan
kinerja perorangan;
■ Perencanaan bisnis; indeks pengaturan;
■ Umpan balik dan pembelajaran, dan menyesuaikan strategi
yang sesuai.
Perspektif Metode Desain
■ Finansial/ Keuangan
■ Pelanggan
■ Bisnis internal
■ Inovasi dan pembelajaran
SIX SIGMA
■ Kualitas produk
■ Dukungan purna jual
■ Interaksi antara karyawan (pekerja) dan pelanggan
Biaya kualitas:
Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost)
Biaya penilaian (Apraisal Cost)
Biaya pencegahan (prevention Cost)
MENGELOLA SUMBER DAYA
MANUSIA
Manajemen Sumber Daya
Manusia
Penolakan
Mempertahankan
Kompens Pengemb
Manajemen karyawan yang
asi dan angan
Kinerja kompeten dan
Manfaat karir
berkinerja tinggi
Faktor Eksternal yang
Mempengaruhi Proses MSDM
Perencanaan SDM
Inventarisasi karyawan
yang ada.
>> Mencakup informasi
tentang karyawan seperti
nama, pendidikan, Kebutuhan SDM dimasa
pelatihan, pekerjaan, datang ditentukan oleh
bahasa, keahlian dsb. misi, tujuan dan strategi
organisasi
Ex: penerapan tehnologi
People Match oleh
Schlumberger
REKRUTMEN DAN DEKRTUMEN
Rekrutmen :
Mencari, mengidentifikasi dan menarik
pelamar kerja yang kompeten.
Ex : Southwest Airlines >> Kantong
muntah berslogan
Google Games >> Google games
REKRUTMEN
Cara –cara dalam melakukan rekrutmen
Sumber Keunggulan Kelemahan
Internet Jangkauan luas dan Kandidat kurang
umpan balik secara berkualitas
langsung
Rujukan karyawan Dapat memperoleh Tidak menambah
kandidat yang potensial keragaman dan bauran
karyawan
Website perusahaan Distribusi luas dan Kandidat kurang
tertarget berkualitas
Kampus Kandidat terpusat disa Terbatas pada posisi
tu lokasi atau jenjang karir awal
Tes Tertulis
Wawancara
Pemeriksaan fisik
ORIENTASI
Orientasi :
Pendidikan yang memperkenalkan
karyawan baru pada pekerjaan dan
organisasinya.
Ada dua jenis orientasi :
1. Orientasi unit kerja
2. Orientasi organisasi
PELATIHAN KARYAWAN
Jenis Pelatihan :
Umum Khusus
• Ketrampilan • Ketrampilan
komunikasi pekerjaan
• Program dan • Kreativitas
aplikasi • Pendidikan
komputer konsumen
• Layanan • Kesadaran
pelanggan budaya
• Penjualan • Kepemimpinan
• dll • dll
PELATIHAN KARYAWAN
Ex :
Pelatihan yang dilakukan oleh Ruth’s Chris Steak House
Video
Rotasi kerja
Conference
Mentoring dan
E-learning
coaching
Latihan
pengalaman
Buku kerja
Kelas
pelatihan
MANAJEMEN KINERJA
KARYAWAN
Metode penilaian kinerja :
1. Menulis esai >> menuliskan deskripsi tentang kekurangan,
riwayat kerja, potensi
2. Peristiwa penting
3. Skala penilaian grafis >> skala inkremental
4. BARS >> paduan antara peristiwa penting & skala penilaian
grafis
5. Perbandingan multikaryawan >> membandingkan dengan
karyawan lain
6. MBO >> dievaluasi sebaik apa mereka menyelesaikan
sasaran tertentu
7. Penilaian 360 derajat >> mendayagunakan umpan balik dr
supervisor, karywan dan rekan kerja
SISTEM KOMPENSASI
Menurut Robbin & Coutler
Jabatan dan
Ukuran
Kinerja
Pekerjaan
Karyawan
Jenis
Profitabilitas
Pekerjaan
Perusahaan
Padat modal
atau padat Serika Pekerja
Filosofi Perusahaan
karya
ISU TERKAIT DENGAN SDM
Pelecehan Seksual
Scanning formulasi
Lingkungan Strategi
Implementasi
Evaluasi
Strategi
Model Manajemen Strategik
Scanning Formulasi Implementasi Evaluasi
Lingkungan
Eksternal Misi
Lingkungan
Tujuan
Sosial
Strategi
Lingkungan
Industri
Kebijakan
Internal
Program
Struktur
Wewenang Budget
Budaya
Sumber Daya Prosedur
Kompetensi
Asset, dll
Performa
V
a Lingkungan
r Sosial
i
a Dorongan Industri Dorongan
Socioculture Ekonomi
b
e Shareholders Supplier
l
Lingk.
Internal Karyawan
Pemerintah
L
Struktur,
i Pihak Istimewa
Budaya
n Konsumen Kompetitor
k
Kreditur Asosiasi Dagang
u Dorongan Dorongan
n Masyarakat
Legal - Politik Teknologi
g
a
n
Scanning Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Sosial
(Ekonomi, sosial budaya, teknologi & politik)
Analisis
Pasar
Analisis Analisis
Komunitas Pesaing
Analisis
Pemilihan
Supplier
Faktor2 Strategis
Analisis •Peluang Analisis
Interest Group •Ancaman Pemerintahan
Pendorong Kompetisi di Industri
Potential
Entrants
Sempit Luas
Obat sakit kepala Obat umum
Asuransi Kesehatan Jasa Keuangan
Definisi dari Tujuan
Hasil akhir dari sebuah aktivitas yang
direncanakan. Tujuan akan menyatakan apa
yang harus dicapai dan kapan. Tujuan harus
dapat dikuantifikasikan, jika mungkin
Area-Area Yang Menjadi Tujuan
• Profitabilitas
• Efisiensi
• Growth
• Shareholder’s wealth
• Penggunaan Sumber Daya
• Reputasi
• Kontribusi ke Karyawan
• Kontribusi ke Masyarakat
• Market Leadership
• Technological Leadership
• Bertahan Hidup
• Kebutuhan Personal Management
Definisi dari Strategi
Definisi Strategi : Master plan yang menyeluruh yang
memaparkan bagaimana suatu perusahaan akan mencapai
misi dan tujuannya
Definisi Strategi Korporasi (Corporate Strategi) : Arah
perusahaan secara keseluruhan dan manajemen usahanya
Definisi Strategi Bisnis (Business Strategy) : menekankan
pada perbaikan posisi kompetitif dari produk perusahaan
atau unitnya
Definisi Strategi Fungsional (Functional Strategy) :
memaksimalkan produktifitas sumber daya yang dimiliki
Hirarki Strategi
Corporate Strategy
Functional
Strategy
Definisi Kebijakan
Pedoman secara garis besar untuk
pengambilan keputusan
Definisi Implementasi Strategi
Proses untuk menempatkan strategi dan kebijakan ke
dalam aktivitas melalui pengembangan dari :
Program : Pernyataan aktivitas atau langkah-langkah
yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah rencana
Budget : Pernyataan tentang program-program
perusahaan dalam bentuk uang / rupiah
Prosedur : Sistem yang terdiri dari langkah-langkah
atau teknik-teknik yang berkesinambungan yang
menjabarkan secara detail bagaimana pelaksanaan
suatu tugas tertentu
Definisi Evaluasi dan Kontrol
Scan Analisis
Lingk. Faktor
Eksternal Eksternal
Review
Terapkan
Evaluasi Misi & Pilihdan Evaluasi
Review Strategi:
Evaluasi misi, tujuan, Tujuan + Rekomd.
Performa strategi &
Corporate SWOT Evaluasi Alternatif
Program dan
Governance Budget Kontrol
Kebijakan Alternatif Terbaik
Prosedur
Strategi
Scan Analisis
Lingk. Faktor
Internal Internal
Penerapan
Formulasi Strategi Strategi
Contoh Kasus
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Visi:
Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada
perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi
terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Misi:
Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan
harga terjangkau untuk
Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang
inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita
penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan
kewirausahaan yang tinggi.
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Tujuan :
Memberikan mutu obat – obatan yang berkualitas bagi
masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau.
Mengembangkan produk yang inovatiif khusus obat di
penyakit prevalensi tinggi.
Serta memaksimalkan pengembangan kompetensi SDM.
Sasaran Produk
Indofarma yang dulunya berfokus pada peralatan medis kini
telah berubah fungsi mejadi perusahaan farmasi milik Negara.
PT Indofarma akan menargetkan penjualan akan mencapai
Rp2,11 triliun di 2017. Maka dengan target penjualan tersebut,
laba bersih perseroan akan mencapai Rp30,482 miliar. Mereka
berfokus penjualan akan dihasilkan dari penjualan obat dan
bahan baku obat herbal.
Melakukan analisa: SMART (Simple, Measurable, Applicable,
Reliable, dan Timeable).
Daya Saing
Resources
Tangible (obat generik, distributor sendiri, obat spesialis, inovasi
kemasan, SDM spesialis, CPOB, BUMN)
Intangible (etos, market trust, rencana keuntungan).
Ability
Mampu membuat obat generic yang berkalitas CPOB
Mampu Membangun etos kerja karyawan yang baik
Terfokus spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
Membangun Jaringan distribusi yang luas
Inovasi yang terus di lakukan untuk produk yang praktis
Core Ability
Obat generic yang berkualitas CPOB
Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
Perusahaan BUMN
Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan
Obat generic yang berkalitas CPOB
Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
SWOT ANALYSIS
STRENGTH (KEKUATAN)
Memiliki pangsa pasar tersendiri sebagai BUMN
Memiliki kualitas obat generik yang murah dan berkualitas CPOB
Distribusi yang sudah menyeluruh ke penjuru Indonesia
Promosi yang sudah mencapai keluar negeri
Spesialis obat prevelensi
Memliki karyawan khusus di bidangnya
Struktur kerja yang baik dan jelas
WEAKNESS (KELEMAHAN)
Jenis obat kurang bervariasi
Kesulitan bahan baku
Kemasan produk dengan disain baru masih belum menyeluruh ke
seluruh produknya
OPPORTUNITIES (PELUANG)
Dengan menjadi perusahaan farmasi BUMN, membuat ruang lingkup
pemasaran serta pendistribusian produk menjadi lebih luas
kepercayaan produk yang baik di kalangan masyarakat berkat
banyaknnya sosialisasi produk mereka.
Produksi sudah dengan pedoman CPOB meningkatkan nilai produk
THREATS (ANCAMAN)
Banyaknya competitor yang kini telah memproduksi obat baru seperti
obat herbal
Bahan baku tertentu sulit didapatkan
VALUE CHAIN ANALYSIS
IFAS EFAS ANALYSIS
Berdasarkan nilai bobot dan rating setiap unsur matrik di atas, maka diketahui
bahwa posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran I, yaitu kuadran expansion
atau growth yang terletak pada titik koordinat (0,8;0.1)
ETIKA BISNIS USAHA FARMASI
•
Beberapa contoh yang tidak diperkenankan
dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap Kode Etik ini:
1. Mengutip suatu kesimpulan yang tidak jelas dari suatu bukti atau
pengalaman klinis secara umum yang tidak dapat divalidasi. Oleh
karena itu disarankan untuk mengutip hasil suatu studi spesifik yang
telah dipublikasi.
2. Mengutip atau menggunakan data dari suatu studi yang tidak relevan
terhadap klaim yang dibuat. Menyajikan data untuk menunjang suatu
klaim tanpa referensi terhadap studi yang dipublikasi.
3. Klaim-klaim berdasarkan data yang tidak dapat dipakai lagi, misalnya
yang telah terbukti tidak sah, atau telah digantikan dengan penelitian-
penelitian yang lebih mutakhir. .
4. Rekomendasi dosis atau klaim indikasi yang tidak sesuai dengan
informasi produk yang disetujui Badan POM.
5. Menggunakan data in-vitro atau data dari studi pada binatang tanpa
disebutkan dengan jelas atau disajikan sedemikian rupa sehingga
menyesatkan atau memberikan kesan seakan-akan data yang dipakai adalah
data in-vivo atau data studi pada manusia.
6. Penyajian atau lay-out yang memberi penafsiran yang salah atau
menyesatkan misalnya:
• menyajikan data penting dan relevan, namun tidak menunjang klaim
promosi, dengan cetakan huruf sangat kecil; manipulasi ukuran skala pada
grafik/bagan dan sebagainya untuk
• mendistorsikan perbandingan dengan produk pesaing.
5.7 Pernyataan-pernyataan negatif tentang suatu produk pesaing tanpa
dasar ilmiah atau yang dapat disangkal berdasarkan bukti mutakhir atau
yang tidak memiliki relevansi dengan produk yang sedang dipromosikan.
5.8 Klaim-klaim yang memberikan kesan obat efektif untuk suatu indikasi
tertentu, tetapi mengabaikan informasi peringatan yang berlaku untuk
penggunaan pada kondisi tersebut.
5.9 Klaim-klaim yang menggunakan bukti-bukti dan kutipan sebagai berikut:
- yang disajikan secara selektif untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan dengan cara
menyesatkan,
- yang disajikan atau dikutip melampaui atau di luar dari konteks yang sebenarnya,
- yang dikutip atau disajikan sedemikian rupa sehingga mengubah arti atau maksud
penulis yang sebenarnya.
10. Klaim-klaim non medis atau non-ilmiah yang tidak memiliki bukti.
11. Klaim-klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat atau klaim-klaim
perbandingan yang sepihak
12. Perbandingan dengan produk pesaing yang tidak didasarkan pada
bukti yang sah secara ilmiah, atau yang mendistorsikan bukti-bukti yang
ada, atau yang tidak obyektif dan tidak wajar
6. KLAIM SUPERLATIF YANG TIDAK MEMENUHI
SYARAT DAN KLAIM PERBANDINGAN YANG SEPIHAK
1. Klaim superlatif yang tidak memenuhi syarat tidak diperbolehkan,
misalnya:
• “Produk X merupakan pengobatan terbaik untuk kondisi Y”.
• “Produk X merupakan pengobatan tercepat untuk kondisi Y”.
• “Produk X merupakan pengobatan terkuat/termanjur untuk kondisi Y”.
• “Produk X merupakan pengobatan yang teraman untuk kondisi Y”.
Apabila superlative dipergunakan, maka klaim harus dapat dibuktikan
dengan bukti-bukti ilmiah yang sah.
2 Klaim perbandingan yang sepihak tidak diperbolehkan, misalnya:
“Produk X lebih baik/lebih kuat/lebih cepat/lebih aman untuk
kondisi Y”.
Suatu klaim perbandingan harus mencantumkan pernyataan yang
menunjukkan bahwa produk tersebut lebih baik atau lebih kuat atau
lebih cepat atau lebih aman dibandingkan dengan suatu pembanding
yang tertentu.
Klaim keunggulan harus didukung oleh bukti ilmiah yang sah dan
masih berlaku
7. PERBANDINGAN
7.1 Perbandingan antar produk harus jujur, berdasarkan fakta-fakta yang
dapat dibuktikan secara ilmiah. Dalam penyajian tidak boleh ada upaya
curang dengan cara distorsi, penekanan-penekanan yang tidak tepat atau
cara-cara lain. Perbandingan dengan gaya kurang sopan atau yang
melecehkan pesaing atau produk mereka, harus dihindarkan.
• Nama atau foto dari profesi kesehatan atau institusi tidak boleh
digunakan dalam materi promosi/iklan dengan cara yang tidak
sesuai dengan kode etik kedokteran.
Scanning formulasi
Lingkungan Strategi
Implementasi
Evaluasi
Strategi
Model Manajemen Strategik
Scanning Formulasi Implementasi Evaluasi
Lingkungan
Eksternal Misi
Lingkungan
Tujuan
Sosial
Strategi
Lingkungan
Industri
Kebijakan
Internal
Program
Struktur
Wewenang Budget
Budaya
Sumber Daya Prosedur
Kompetensi
Asset, dll
Performa
V
a Lingkungan
r Sosial
i
a Dorongan Industri Dorongan
Socioculture Ekonomi
b
e Shareholders Supplier
l
Lingk.
Internal Karyawan
Pemerintah
L
Struktur,
i Pihak Istimewa
Budaya
n Konsumen Kompetitor
k
Kreditur Asosiasi Dagang
u Dorongan Dorongan
n Masyarakat
Legal - Politik Teknologi
g
a
n
Scanning Lingkungan Eksternal
Analisis Lingkungan Sosial
(Ekonomi, sosial budaya, teknologi & politik)
Analisis
Pasar
Analisis Analisis
Komunitas Pesaing
Analisis
Pemilihan
Supplier
Faktor2 Strategis
Analisis •Peluang Analisis
Interest Group •Ancaman Pemerintahan
Pendorong Kompetisi di Industri
Potential
Entrants
Sempit Luas
Obat sakit kepala Obat umum
Asuransi Kesehatan Jasa Keuangan
Definisi dari Tujuan
Hasil akhir dari sebuah aktivitas yang
direncanakan. Tujuan akan menyatakan apa
yang harus dicapai dan kapan. Tujuan harus
dapat dikuantifikasikan, jika mungkin
Area-Area Yang Menjadi Tujuan
• Profitabilitas
• Efisiensi
• Growth
• Shareholder’s wealth
• Penggunaan Sumber Daya
• Reputasi
• Kontribusi ke Karyawan
• Kontribusi ke Masyarakat
• Market Leadership
• Technological Leadership
• Bertahan Hidup
• Kebutuhan Personal Management
Definisi dari Strategi
Definisi Strategi : Master plan yang menyeluruh yang
memaparkan bagaimana suatu perusahaan akan mencapai
misi dan tujuannya
Definisi Strategi Korporasi (Corporate Strategi) : Arah
perusahaan secara keseluruhan dan manajemen usahanya
Definisi Strategi Bisnis (Business Strategy) : menekankan
pada perbaikan posisi kompetitif dari produk perusahaan
atau unitnya
Definisi Strategi Fungsional (Functional Strategy) :
memaksimalkan produktifitas sumber daya yang dimiliki
Hirarki Strategi
Corporate Strategy
Functional
Strategy
Definisi Kebijakan
Pedoman secara garis besar untuk
pengambilan keputusan
Definisi Implementasi Strategi
Proses untuk menempatkan strategi dan kebijakan ke
dalam aktivitas melalui pengembangan dari :
Program : Pernyataan aktivitas atau langkah-langkah
yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah rencana
Budget : Pernyataan tentang program-program
perusahaan dalam bentuk uang / rupiah
Prosedur : Sistem yang terdiri dari langkah-langkah
atau teknik-teknik yang berkesinambungan yang
menjabarkan secara detail bagaimana pelaksanaan
suatu tugas tertentu
Definisi Evaluasi dan Kontrol
Scan Analisis
Lingk. Faktor
Eksternal Eksternal
Review
Terapkan
Evaluasi Misi & Pilihdan Evaluasi
Review Strategi:
Evaluasi misi, tujuan, Tujuan + Rekomd.
Performa strategi &
Corporate SWOT Evaluasi Alternatif
Program dan
Governance Budget Kontrol
Kebijakan Alternatif Terbaik
Prosedur
Strategi
Scan Analisis
Lingk. Faktor
Internal Internal
Penerapan
Formulasi Strategi Strategi
Contoh Kasus
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Visi:
Menjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada
perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi
terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
Misi:
Menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan
harga terjangkau untuk
Melakukan penelitian dan pengembangan produk yang
inovatif dengan prioritas untuk mengobati penderita
penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi.
Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia
sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan
kewirausahaan yang tinggi.
Proses Manajemen Strategik di IndoFarma Tbk.
Tujuan :
Memberikan mutu obat – obatan yang berkualitas bagi
masyarakat Indonesia dengan harga terjangkau.
Mengembangkan produk yang inovatiif khusus obat di
penyakit prevalensi tinggi.
Serta memaksimalkan pengembangan kompetensi SDM.
Sasaran Produk
Indofarma yang dulunya berfokus pada peralatan medis kini
telah berubah fungsi mejadi perusahaan farmasi milik Negara.
PT Indofarma akan menargetkan penjualan akan mencapai
Rp2,11 triliun di 2017. Maka dengan target penjualan tersebut,
laba bersih perseroan akan mencapai Rp30,482 miliar. Mereka
berfokus penjualan akan dihasilkan dari penjualan obat dan
bahan baku obat herbal.
Melakukan analisa: SMART (Simple, Measurable, Applicable,
Reliable, dan Timeable).
Daya Saing
Resources
Tangible (obat generik, distributor sendiri, obat spesialis, inovasi
kemasan, SDM spesialis, CPOB, BUMN)
Intangible (etos, market trust, rencana keuntungan).
Ability
Mampu membuat obat generic yang berkalitas CPOB
Mampu Membangun etos kerja karyawan yang baik
Terfokus spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
Membangun Jaringan distribusi yang luas
Inovasi yang terus di lakukan untuk produk yang praktis
Core Ability
Obat generic yang berkualitas CPOB
Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
Perusahaan BUMN
Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan
Obat generic yang berkalitas CPOB
Spesialis obat untuk penyakit prevelensi tinggi
SWOT ANALYSIS
STRENGTH (KEKUATAN)
Memiliki pangsa pasar tersendiri sebagai BUMN
Memiliki kualitas obat generik yang murah dan berkualitas CPOB
Distribusi yang sudah menyeluruh ke penjuru Indonesia
Promosi yang sudah mencapai keluar negeri
Spesialis obat prevelensi
Memliki karyawan khusus di bidangnya
Struktur kerja yang baik dan jelas
WEAKNESS (KELEMAHAN)
Jenis obat kurang bervariasi
Kesulitan bahan baku
Kemasan produk dengan disain baru masih belum menyeluruh ke
seluruh produknya
OPPORTUNITIES (PELUANG)
Dengan menjadi perusahaan farmasi BUMN, membuat ruang lingkup
pemasaran serta pendistribusian produk menjadi lebih luas
kepercayaan produk yang baik di kalangan masyarakat berkat
banyaknnya sosialisasi produk mereka.
Produksi sudah dengan pedoman CPOB meningkatkan nilai produk
THREATS (ANCAMAN)
Banyaknya competitor yang kini telah memproduksi obat baru seperti
obat herbal
Bahan baku tertentu sulit didapatkan
VALUE CHAIN ANALYSIS
IFAS EFAS ANALYSIS
Berdasarkan nilai bobot dan rating setiap unsur matrik di atas, maka diketahui
bahwa posisi perusahaan saat ini berada pada kuadran I, yaitu kuadran expansion
atau growth yang terletak pada titik koordinat (0,8;0.1)
MANAJEMEN OPERASIONAL:
INVENTORY CONTROL MANAGEMENT
80
75 Klas A
60
% 50
Biaya
40
Pema
kaian 30
Klas B
20
10
Klas C
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
% item persediaan
Sistem analisis ABC ini berguna dalam sistem
pengelolaan obat, yaitu dapat menimbulkan
frekuensi pemesanan dan menentukan
prioritas pemesanan berdasarkan nilai atau
harga obat.
Qo = CA x (LT+PP)+SS+SB-(S1+S0)
Contoh: tetracyclin tidak ada stok, ada
permintaan di pelayanan 2000, sebelumnya
telah pesan 3000. Lead time 2 bulan, rata-
rata penggunaan sebulan 1000, safety stock
2000 capsul, dan periode pengadaan tiap 6
bulan. Jumlah yang diorder:
Qo = 1000 x (2+6)+2000+2000-(0+3000)
= 9000 capsul
ECONOMIC ORDER QUANTITY
(EOQ)
Gambar. Economic Order Quantity
Model EOQ (Economic Order Quantity)
• Makin besar persediaan berarti resiko penyimpanan serta besarnya
fasilitas yang harus dibangun, sehingga membutuhkan biaya
pemeliharaan yang lebih besar, namun dilain pihak biaya pemesanan
dan biaya distribusi menjadi lebih kecil. Ini berarti perlu adanya
optimalisasi agar tercapai kesetimbangan antara membangun
persediaan serta biaya distribusi dan pemesanan.
• Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan dalam rumus
Jumlah pesanan yang ekonomis (Economic Order Quantity / EOQ)
• EOQ = √ 2 Co S EOI = √ 2 Co
• Cm . U Cm . U S
•
• Dimana Co : Cost per Order (sekali Pesan)
• Cm : Cost of maintenance dari persediaan dalam setahun
• S : Jumlah permintaan setahun
• U : Cost per unit
Mencari Rumus EOQ
TIC = TCC + TOC
TCC = (C).(P).(A)
C = the percentage carrying cost, P= price perunit, A = average number of unit
TOC = (F)(N)
F= fixed cost perorder, N = number of orders placed per year
A = (S/N)/2
TOC = F (S/(2A))
TIC = TCC +TOC
TIC = (C) (P) (A) + F (S/(2A))
A = Q/2
( C )(P) = (F)(S)
2 Q2
Q2 = 2 (F)(S)
(C) (P)
Q= EOQ = √ 2(F)(S)/(C)(P)
EOQ
• Teknik pengendalian persediaan tertua
dan paling terkenal, mudah digunakan
• Ada beberapa asumsi:
Jumlah yg Q
dipesan
(persediaan
maksimal)
Persediaanmini 0
mum
Reorder Point Formula
DAYS
WEEKS LEAD TIME
MONTHS
ROP = d x L
DAILY
WEEKLY DEMAND
MONTHLY
ROP = d x L
D
d=
Jumlah hari kerja per tahun
d : Kebutuhan per hari
L : Waktu tunggu (Lead time)
D : Kebutuhan tahunan
The Inventory Cycle Chart
Q* / EOQ
ROP
d Cycle charts
enhance
L understanding
of the basic
inventory
concepts
The Inventory Cycle Chart
INVENTORY
LEVEL
Q* Q* Q*
CYCLE CYCLE CYCLE
1 2 3
d d d
0
L L L
UNITS
The Inventory Cycle Chart
INVENTORY
LEVEL
d d d
0
L L L
UNITS
Biaya Pemesanan
Mencakup:
Biaya pasokan
Formulir
Pemrosesan pesanan
Tenaga para pekerja
dsb
Biaya Penyimpanan
• Biaya penyimpanan: sewa bangunan, penuyusutan,
biaya operasi, pajak,
asuransi = 6%
• Biaya penanganan: peralatan, sewa,
listrik, biaya operasi = 3%
• Biaya tng kerja: penanganan tambahan= 3%
• Biaya investasi: biaya pinjaman, pajak,
asuransi persediaan = 11%
• Pencurian, kelalaian = 3%
TOTAL = 26%
• Contoh :
Sebelum Sesudah
intervensi intervensi
1 Service level 91,95% 99,40%
Sistem VEN ini adalah suatu system dalam suatu pengelolaan obat yang berdasarkan
pada dampak masing-masing obat terhadap kesehatan pasien. VEN ini terdiri dari 3
kategori, yaitu :
V : Vital, obat-obatan yang harus ada dan penting untuk kelangsungan hidup.
E : Essential, obat-obat penting yang dapat melawan penyakit tapi tidak vital.
N : Non Essential yaitu obat-obat yang kurang penting, dan diadakan hanya sebagai
penunjang kelengkapan saja.
Characteristic of drug or Vital Essensial Non Esensial
target condition
Occurance of target condition:
- Persons affected (% of
population) 0ver 5 % 1-5 % Less than 1%
-Person treated (number perday at Over 5 Les than 1
average health center 1-5
Severity of target condition
- life threatening Yes Occasionally Rarely
- Disabiling Yes Occasionally Rarely
Indikator:
TOR rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual
Akan menghambat aliran kas
Berpengaruh terhadap keuntungan
TOR semakin tinggi, pengelolaan persediaan barang semakin
efisien
social entrepreneurship
social entrepreneurship
BUSINESS PLAN
and Capital Budgeting
• Resiko bisnis
• Kerumitan proses produksi dan
transaksi bisnis
• Pembaca rencana bisnis
• Langkah awal menjadi wirausaha
• Alat bantu dalam mensistemasikan
logika bisnis
Risiko bisnis: Identifikasi ancaman dan peluang
Menyeluruh, mencakup
Fokus pada 3 hal utama:
pengembangan semua
Struktur ide bisnis, pemasaran dan
struktur dan fungsi
keuangan (sumber modal)
organisasi
Perencanaan strategis
Jangka Perencanaan jangka jangka panjang
Waktu pendek (3-7 tahun)
(lebih dari 10 tahun)
Memulai Bisnis
• Pengertian bisnis:
• Means “things to do..”
– eq. It’s not your business.. It is my business, etc
• Means “ Transaction..”
– eq. Let’s do business..
• Means
– “An organization that provides goods and services to earn profits.” (Griffin:2002)
– “Activity and enterprise that provides goods and services that a society needs”
(Bovee et.al : 2004)
Apa Itu Rencana Bisnis
MASA DEPAN
SAAT INI ?
Proses Kewirausahaan
(Timmon’s Model)
Sumber
Peluang
Daya
Business plan
Tim
Pendiri Perusahaan
10/19/2021 12
Bagian Utama Rencana Bisnis
1) Konsep Bisnis
bidang industri, struktur bisnis, penawaran
produk/jasa, cara mensukseskan bisnis,
misal indutri obat alam, apotek dll
2) Pasar (Market)
konsumen potensial, alasan pembelian,
kondisi persaingan, posisi dalam persaingan
3) Rencana Keuangan
estimasi pendapatan, analisis break even
KATEGORI BISNIS
10/19/2021 14
Komponen Rencana Bisnis
1. Ringkasan Eksekutif
2. Deskripsi Bisnis
3. Strategi Pemasaran
4. Analisis Persaingan
5. Rencana Desain dan Pengembangan
6. Rencana Operasi dan Manajemen
7. Analisis Rencana Keuangan
1. Ringkasan Eksekutif
• Konsep bisnis
• Visi-Misi perusahaan
• Produk/jasa
• Persaingan
• Target dan ukuran pasar
• Strategi pemasaran
• Tim manajemen
• Keuangan
2. Gambaran Perusahaan
• Identitas perusahaan: nama, lokasi, badan hukum
• Visi dan misi perusahaan
• Gambaran sekilas tentang produk/jasa
• Perkembangan sampai saat ini
• Status hukum dan kepemilikan
3. Strategi Pemasaran
• Tren dan pertumbuhan industri
• Gambaran pasar
• Ukuran dan tren pasar
• Peluang strategis
• Target pasar
• Karakteristik pasar
4. Analisis Persaingan
• Pesaing
• Posisi dalam persaingan
• Distribusi pangsa pasar
• Kelebihan dibanding pesaing
5. RENCANA DESAIN & PENGEMBANGAN
• Fasilitas
• Proses produksi
• Pengendalian persediaan
• Pasokan dan Distribusi
• R&D/Pengembangan produk
• Kontrol keuangan
• Tim manajemen
• Konsultan
• Lain-lain
7. Analisis Rencana Keuangan
• Proyeksi pendapatan
• Proyeksi aliran kas
• Neraca
• Sumber modal & penggunaan
• Asumsi yang digunakan
• Analisis Break-Even, Payback Period, IRR, NPV
Fixed Cost vs Variable Cost
Rp
Variable cost
Fixed cost
Jumlah Unit
Break Even Point
Sales
Rp
BEP
Loss
Jumlah Unit
CAPITAL BUDGETING
PENDAHULUAN
26
ARTI PENTING KEPUTUSAN
PENGANGGARAN MODAL
29
metoda PENILAIAN INVESTASI
30
PAYBACK PERIOD
31
Kebaikan Payback Method
33
PAYBACK PERIOD
= 2 tahun + Rp100/Rp300
= 2,33 tahun.
34
DISCOUNTED PAYBACK
PERIOD
Proyek A (jutaan rupiah)
35
DISCOUNTED PAYBACK
PERIOD
= 2 tahun + Rp214/Rp225
= 2,95 tahun.
PPB = 3 + Rp360/Rp410
= 3,88 tahun
36
NET PRESENT VALUE
• Kiteria yang dipergunakan adalah membandingkan nilai
sekarang investasi (initial investment) dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih (operational dan
terminal cash flow).
• Apabila Net Present Value (NPV) lebih besar dari nol (positif)
maka proyek tersebut akan diterima, dan jika NPV lebih kecil
dari nol (negatif) maka proyek tersebut ditolak. Untuk
menghitung nilai sekarang (present value), kita perlu
menentukan tingkat bunga (discount factor) yang dianggap
relevan.
37
NPV: Sum of the PVs of inflows and
outflows.
n
CFt
NPV = .
t =0 (1 + r )
t
Market Project’s
interest rates debt/equity capacity
Project’s risk-adjusted
cost of capital
(r)
Market Project’s
risk aversion business risk
NET PRESENT VALUE
• Dengan menggunakan data yang sama dan menganggap
biaya modal 10%, maka besarnya NPV adalah sebagai
berikut:
500 400 300 100
NPV = -1.000 + + + +
(1 + 0,10) (1 + 0,10) 2 (1 + 0,10)3 (1 + 0,10) 4
40
INTERNAL RATE OF RETURN
41
INTERNAL RATE OF RETURN
42
metoda MODIFIED INTERNAL RATE OF
RETURN (MIRR)
• Dari pembandingan kedua metoda NPV dan IRR, metoda NPV secara
teoritis terbukti sebagai metoda yang lebih baik dibanding metoda IRR.
Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak praktisi yang lebih senang
menggunakan metoda IRR dalam pemilihan proyek, meskipun metoda ini
secara teoritis tidak lebih baik dibanding metoda NPV. Untuk itulah
kemudian dikembangkan metoda yang merupakan modifikasi atas
metoda IRR, yang disebut sebagai metoda Modified Internal Rate of
Return (MIRR).
• Rumus untuk menghitung MIRR adalah:
PV Cost = PV Terminal Value
PV Cost = (1.8a)
n
44
Rekomen-
Kontrak Foto-foto
dasi
Rincian
Resume
keuangan
LAMPIRAN
Rencana Bisnis Yang Baik
• Penampilan rapi dan menarik
• Panjang halaman 10-20 hlm
• Halaman muka dan judul
• Ringkasan
• Daftar isi
Mukadimah
Oleh :
Ariyadi Yunianto, S.Farm., Apt
Cendani SPA
! Industri
! Rumah Sakit
! Instansi
! Apotek
! Menjadi pengusaha
Yang Menarik Menjadi
Pengusaha
! Tidak
terikat oleh orang lain dan jam kerja
! Kebahagiaan “menggaji”, bukan “digaji”
Hambatan
Berwirausaha
Produk Herbal
Skin Care
! Aneka Scrub
! Aneka Masker
! Massage Oil
! Mandi Rempah
! Ratus
! dll
Pemasaran
! Media Online
! Salon & SPA
! End User
Millionaire Mindset
● SubConscious
Mind 90%
%
The Conscious
Mind
● Perceptio
● Imaginatio
● Willpowe
● Intuitio
● Memor
● Reason
n
The Body
● Thispart of you is by far the smallest
part of who you really are.
Identify your beliefs about money
CASH FLOW QUADRANT
CASH FLOW
QUADRANT
By Robert T Kiyosaki
3 B
1 E Business Owner
Employee
2 S 4 I
Investor
Self Employee
PILIHAN KERJA
UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN
E B
S I
Alasan :
E = EMPLOYEE
Saya mencari pekerjaan yang aman tidak berisiko rugi
Dimana saya mendapatkan gaji tetap ( penghasilan tetap )
1. Pendidikan
2. Waktu terbatas ( Rutinitas )
3. Tidak bisa memerintah diri sendiri
4. Resiko Umur ( Zona aman semu )
5. Finansial :
KEBUTUHAN >>>> PENGHASILAN
Note : Situasi Zona aman ini selalu di Inginkan oleh
hampir seluruh masyarakat Indonesia (Orang Tua)
SEKOLAH -------------------------! BEKERJA ( GAJI )
DOKTRIN SOSIAL
E B
S I S = SELF EMPLOYEE
Alasan :
Saya melakukan pekerjaan yang saya senangi dengan
Kemampuan yang saya miliki, saya menggaji diri sendiri
1. Pendidikan tinggi ( Mempunyai skill yang tinggi )
2. Waktu terbatas ( kerja keras )
3. Boss untuk diri sendiri
4. Resiko Umur ( Zona aman semu )
5. Modal
6. Finansial :
KEBUTUHAN <<<<< PENGHASILAN
Note : Usaha anda tergantung diri anda sendiri , dimana
pada saat anda sakit semua penghasilan anda berhenti
Dokter, Pengacara , Pengusaha kecil , Petani dll
E B
S I
B = BUSINESS OWNER
Alasan :
Saya menciptakan lapangan kerja dan memperkerjakan
Orang – orang proffesional di bisnis saya
dan saya bisa mekakukan hal hal yang saya sukai
1. Pendidikan
2. Waktu bebas
3. Boss untuk diri sendiri
4. Tidak ada resiko Umur
5. Modal besar dan resiko tinggi ???
6. Finansial :
KEBUTUHAN <<<<< PENGHASILAN
Note : Setiap umat manusia menginginkan menjadi
seorang pengusaha besar akan tetapi masalah terbesar
adalah modal yang besar
Profit Rp 100 Jt/bln ------- Modal minimal Rp 2 milliar
E B
S I
Alasan :
I = INVESTOR
Saya tidak mau memiliki perusahaan , saya hanya
Mau menanamkan uang. Uang yang saya miliki menjadi
suatu investasi , dimana uang saya yang akan bekerja
1. Pendidikan
2. Waktu bebas
3. Boss untuk diri sendiri
4. Tidak ada resiko Umur
5. Modal besar dan tidak ada resiko
6. Finansial :
KEBUTUHAN <<<<< PENGHASILAN
Note : Investor adalah kuadran paling aman dimana
“uang yang bekerja untuk anda”
Investor adalah target Impian
CASHFLOW QUADRANT
E
EMPLOYEE
Bekerja untuk atasan
B
BUSINESS OWNER
Memiliki sistem &
kita orang bekerja untuk anda
S
SELF EMPLOYED
Bekerja untuk diri
I INVESTOR
Uang bekerja untuk
sendiri kita
WAKTU TUKAR UANG MEMBANGUN ASET
Karena menu- B
E
rut mereka, ji- Mereka
ALAS -AN
me-
l i ki bisnis
ka setiap bu-lan e m i
Anda m tem, orang KEBE-
milih kebe-
menerima dng sis ntuk anda basan.BABebas
SAN
u
penghasilan a- ekerja bekerja berusaha un-
Anda b g lain tuk menda-
kan aman.. ran
untuk o
I
padahal kalau patkan peng-
di PHK hasilan sebe-
ALASatau
-AN
sakitK?EPengha
AM-
silan hilang
ANAN
seketika…..!!
S
n d a p emilik
eke
si
Investa rja
Uang b nda
rapa yg me-
reka ingin-
kan…!!
A an untuk A
pekerja
APA PERBEDAAN ANTARA
1. KEAMANAN PEKERJAA
2. KEAMANAN FINANSIAL
3. KEBEBASAN FINANSIAL
KEAMANAN PEKERJAAN
Sekolah
B
E
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 1
B
E
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 2
E B
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 3
E B
I
S
KEAMANAN FINANSIAL 4
E B
I
S
KEBEBASAN FINANSIAL
E B
I
S
● Pengalaman dan Pendidika
● Cash Flow
Self Improvement
• Dream Board
• Visi & Misi
• Business Skill
– HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesi)
– Kadin
– TDA (Tangan Di Atas)
– dll
Business Model
Badan Usaha
• UD
– Usaha Dagang
• CV
– Comanditaire Venootschap
• PT
– Perseroan Terbatas
Perbedaan Modal
• UD
– Modal ditanggung sendiri
• CV
– Modal tenaga (direktur)
– Modal uang (komisaris)
• PT
– Modal ditanggung bersama-sama
Kelebihan / Kekurangan
• UD
– Untung dinikmati sendiri, rugi ditanggung sendiri
– Keputusan diambil sendiri
• CV
– Untung dinikmati bersama, rugi ditanggung pemegang modal
– Keputusan general diambil pemegang modal
• PT
– Untung dinikmati bersama, terutama pemegang modal, rugi
pun ditanggung pemegang modal, yang kerja mendapat gaji
– Keputusan diambil pemegang saham mayoritas
Cara Pendirian UD
• Datang ke Notaris (Fc. KTP) – membuat akta
(tidak mutlak) – di syahkan di pengadilan
negeri
• Datang ke Kantor Pajak – membuat NPWP atas
nama pribadi
• Kelurahan + Kecamatan – Izin Domisili
Perusahaan
• Dinas Perijinan Kota – SIUP + TDP (tidak
mutlak)
Cara Pendirian CV
• Datang ke Notaris (Fc. KTP) – minimal 2 orang -
membuat akta – pengesahan pengadilan
negeri
• Datang ke Kantor Pajak – membuat NPWP atas
nama perusahaan – syarat NPWP direktur
• Dinas Perijinan Kota – SIUP + TDP + HO
Cara Pendirian PT
• Memiliki 2 pemegang saham, minimal 50jt dan
minimal 25% di setor di awal
• Datang ke notaris – membuat akta –
pengesahan MenteriHukum dan HAM
• Datang ke Kantor Pajak – membuat NPWP atas
nama perusahaan
• Dinas Perijinan Kota – SIUP + TDP + HO
Pengecualian P-IRT
• Produk pangan yang tidak boleh izin SPP-IRT
atau harus berizin POM MD :
– produk susu
– produk daging (kornet)
– ikan (sarden)
– bahan Tambahan Pangan/BTP (pengawet, pewarna,
pemanis, flavour, pengempal dll)
– produk pangan yang memerlukan penyimpanan
khusus pada suhu rendah seperti nugget, es-krim, dll
Sertifikat Halal
PENGEMBANGAN
IDE BISNIS
MENANGKAP PELUANG
MELALUI INSPIRASI DAN
KREATIVITAS
“Tidak ada bisnis yang
salah, suatu bisnis gagal
karena ternyata ide bisnis
tidak sesuai dengan pasar
atau pribadi yang
menjalankan”
TIGA KONSEP UTAMA IDE BISNIS BERORIENTASI
KARAKTER :
(HENDRO & CHANDRA, 2006)
⦿ Ketidak
sempurnaa
n
⦿ Prinsip
⦿ Insting dasar
& Berpiki
Intuisi r
Kreatif
TEORI KETIDAKSEMPURNAAN
Sumber ide kreatif :
⦿ Ilham
⦿ Proses belajar : diskusi
⦿ Proses pberlatih
⦿ Pengalaman
⦿ Keterpaksaan dan kondisi krisis yang
menekan
TEORI KETIDAKSEMPURNAAN
Peluang bisnis dan krisis bagaikan dua sisi keping
logam
➔ Cara seseorang dapat menentukan apakah
sebuah krisis dapat berubah menjadi sebuah
peluang
➔ Rata-rata orang melihat krisis sebagai masalah
➔ Namun seorang pebisnis ulung akan mampu
melampaui cara berpikir ini dan membaca
bayang-bayang kesulitan sebagai suatu peluang
TEORI KETIDAKSEMPURNAAN
➔ Tidak puas pada hal-hal yang telah
mapan
shg mendorong mencoba ide baru
➔ Tidak pernah ada kata sempurna
➔ Kesempurnaan identik dengan rasa
puas
➔ Rasa puas akan menghentikan proses
perubahan, pertumbuhan &
perkembangan
INSPIRASI
ANTARA INSTING & INTUISI
Insting :
kepekaan menganalisis suatu kejadian yang
pernah dialami seseorang untuk memprediksi
kejadian yang akan datang
➔ biasanya digunakan untuk menghindar,
bertahan atau survive
Intuisi :
kepekaan untuk memprediksi hal-hal yan g
akan terjadi berdasarkan indera keenam
➔ biasanya digunakan untuk maju dan
tumbuh
http://www.businessmodelgeneration.com/canvas
Customer Segments
• For whom are we creating value?
• Who are our most important customers?
Value Propositions
• What value do we deliver to the customer?
• Which one of our customer’s problems are
we helping to solve?
• Which customer needs are we satisfying?
• What bundles of products and services are
we offering to each Customer Segment?
Channels
● Through which Channels do our Customer
Segments want to be reached?
● How are we reaching them now?
● How are our Channels integrated?
● Which ones work best?
● Which ones are most cost-efficient?
● How are we integrating them with customer
routines?
Customer Relationships
• What type of relationship does each of our
Customer Segments expect us to establish
and maintain with them?
• Which ones have we established?
• How costly are they?
• How are they integrated with the rest of our
business model?
Revenue Streams
• For what value are our customers really
willing to pay?
• For what do they currently pay?
• How are they currently paying?
• How would they prefer to pay?
• How much does each Revenue Stream
contribute to overall revenues?
Key Resources
• What Key Resources do our Value
Propositions require?
• Our Distribution Channels?
• Customer Relationships?
• Revenue Streams?
Key Activities
• What Key Activities do our Value
Propositions require? Our Distribution
Channels? Customer Relationships? Revenue
Streams?
Key Partnerships
• Who are our Key Partners?
• Who are our key suppliers?
• Which Key Resources are we acquiring from
partners?
• Which Key Activities do partners perform?
Cost Structure
• What are the most important costs inherent
in our business model?
• Which Key Resources are most expensive?
• Which Key Activities are most expensive?
Example
Skype
Payment providers
Software
development Web Users Globally
Distribution partners Free Internet & Mass Customized
Video Calling
People who
Telco partners
Cheap Calls want to call phones
to Phones
(Skype Out)
Software
developers Skype.com
Software Headset
partnerships
Free
Software development
Skypeout pre-paid or subscription
Complaint management
hardware sales
Gillette
Marketing
Manufacturers R&D Built-in
Razor Handle “Lock-in”
Retailers Logistics Customers
Blades
Brand patents
Retail
Marketing
1 x handle purchase
Manufacturing
Frequent blade replacement
Logistics, R&D
Amazon
Fulfillment
IT Infra
Amazon.com
IT Infra & Software
(& overseas sites)
Peluang dan
Optimalisasi Digital
dalam Dunia Bisnis
Farmasi
HASIL PENCARIAN
TIDAK TERVERIFIKASI
TIDAK TERVERIFIKASI
REVIEW
PELUANG
OPTIMASI YOUTUBE
• Membuat Channel
• Tingkatkan jumlah subscriber
• Membuat content yang bermanfaat
• Rajin update video
• Jalin interaksi degan subscriber
• Mengikuti Youtube Partner Program
OPTIMASI WHATSAPP
• Menggunakan Whatsapp Business
• Database nomor handphone pelanggan
• Grab nomor potensial baru
• Blasting setiap hari
OPTIMASI
• Menggunakan Instagram Business
• IG Ads
• Rajin upload minimal 3x sehari
• Optimasi hastag
1. Keywordtool.Io
2. All Hashtag
3. Seekmetrics
4. Webstagram
5. Displaypurposes.Com
OPTIMASI
• Membuat fanspage
• FB Ads
• Rajin posting content creative / bermanfaat
• Menambah LIKER page
TERIMA KASIH
Developing An Effective
Business Plan
INGENIDA HADNING
Hindari Kesalahan Dalam
Perencanaan
1: Tidak ada tujuan realistis
2: Kegagalan untuk mengantisipasi rintangan
3: Tidak ada komitmen atau dedikasi
4: Kurangnya menunjukkan pengalaman (bisnis atau
teknis)
5: Tidak ada segmen pasar
What is a Business Plan?
Sebuah rencana bisnis adalah dokumen tertulis yang merinci usaha yang diusulkan.
Harus menggambarkan status saat ini, kebutuhan yang diharapkan, dan hasil
proyeksi bisnis baru.
Setiap aspek dari usaha mencakup : proyek, pemasaran, penelitian dan
pengembangan, manufaktur, manajemen, risiko kritis, pembiayaan, dan
penjadwalan.
Penjelasan mengenai semua aspek dari usaha yang diusulkan perlu untuk
menunjukkan gambaran yang jelas tentang usaha tersebut yang meliputi
bagaimana pengembangan usaha tsb diproyeksikan dan bagaimana pengusaha
merencanakan tahapan-tahapan sehingga bisnis akan sampai pada proyeksi tsb.
Rencana bisnis adalah roadmap pengusaha untuk sebuah perusahaan yang sukses.
Rencana bisnis mengkuantifikasi tujuan, memberikan tolok ukur terukur untuk
membandingkan perkiraan dengan hasil aktual.
Benefits of a Business Plan
Untuk pengusaha:
Waktu, tenaga, penelitian, dan disiplin yang diperlukan
untuk menyusun kekuatan rencana bisnis formal untuk
melihat usaha secara kritis dan obyektif.
Analisis kompetitif, ekonomi, dan keuangan menjadi
pertimbangan bagi pengusaha sebagai dasar asumsi
tentang keberhasilan usaha ini.
Benefits of a Business Plan, cont.
Penampilan
Panjangnya
Sampul dan halaman judul
The executive summary
Daftar isi
Guidelines to Remember
Keep the Plan Respectably Short
Organize and Package the Plan Appropriately
Orient the Plan Toward the Future
Avoid Exaggeration
Highlight Critical Risks
Give Evidence of an Effective Entrepreneurial Team
Do Not Overdiversify
Identify the Target Market
Keep the Plan Written in the Third Person
Capture the Reader’s Interest
Elements of a
Business Plan
Complete Outline of a Business Plan
”
Market Summary
[Full Name]
President,
CEO
Near term
Identifykey decisions and issues that need immediate
or near-term resolution.
State consequences of decision postponement.
Long term
Identify issues needing long-term resolution.
State consequences of decision postponement.
If you are seeking funding, be specific about any issues
that require financial resources for resolution.
Appendix