Anda di halaman 1dari 17

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN

INDUSTRI JAMU DAN OBAT HERBAL


TERSTANDARISASI INDONESIA

Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi


Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil
Solo, 31 Juli 2019
OUTLINE
I. PENDAHULUAN

II. OVERVIEW INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DAN OHT

III. PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DAN


OHT
I. PENDAHULUAN
BANGUN INDUSTRI NASIONAL & PENGEMBANGAN INDUSTRI PRIORITAS

Produk herbal/natural termasuk didalam pengembangan industri prioritas (industri farmasi, kosmetik
dan alkes).
Jenis Industri dalam Tahapan Pembangunan Industri Farmasi dan
Kosmetik (RIPIN 2015-2035)
Jenis Industri
2015-2019 2020-2024 2025-2035
1. Sediaan herbal 1. Lanzoprazole Peningkatan kapasitas berorientasi
2. Garam farmasi 2. Vitamin C ekspor:
3. Golongan Cefalosporin 3. Atorvastatin 1.Sediaan herbal
4. Amlodipine 4. Beta-caroten 2.Garam industri dan farmasi
5. Glucose pharmaceutical 5. Stevioside 3.Golongan Cefalosporin (tercampur)
grade (for infusion) 6. Simvastatine 4.Amlodipine
6. Amoxicillin 7. Produk biologik 5.Glucose pharmaceutical grade (for
7. Glimepiride/ Metformine 8. Vaksin infusion)
8. Parasetamol 9. Produk herbal/natural 6.Amoxicillin
9. Produk biologik 10. Bahan baku tambahan 7.Glimepiride/ Metformine
10. Vaksin pembuatan obat 8.Parasetamol
11. Produk herbal/natural (excipient) 9.Lanzoprazole
12. Bahan baku tambahan 10.Vitamin C
pembuatan obat (excipient) 11.Atorvastatin
12.Beta-caroten
13.Stevioside
14.Produk biologik
15.Vaksin
16.Produk herbal/natural
17.Talk Osmanthus
18.Bahan baku tambahan pembuatan
obat (excipient)
Program Pengembangan Industri Farmasi dan Kosmetik
(RIPIN 2015-2035)

2015-2019 2020-2035
1. Meningkatkan penguasaan teknologi proses dan rekayasa 1. Mengembangkan teknologi nasional
produk industri farmasi dan kosmetik melalui penelitian dan untuk memproduksi bahan dasar farmasi
pengembangan yang terintegrasi dan kosmetik
2. Memfasilitasi pengembangan dan pembangunan industri 2. Memfasilitasi pengembangan dan
bahan baku farmasi dan kosmetik untuk substitusi impor pembangunan industri farmasi dan
3. Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri, kosmetik skala besar dengan orientasi
termasuk meningkatkan keterkaitan antara industri besar ekspor
dan IKM 3. Membangun laboratorium uji
4. Memperkuat infrastruktur dalam rangka penerapan Standar terakreditasi
Farmakope Indonesia bagi industri farmasi dan kosmetik 4. Meningkatkan penguasaan alih teknologi
5. Mengembangkan sektor petrokimia hulu untuk mengurangi terkini untuk setiap jenis sediaan farmasi
ketergantungan bahan baku impor dan bahan baku obat
6. Mengembangkan riset dan manufaktur produk bioteknologi
dan herbal yang terstandar dan terintegrasi
7. Membangun kompetensi dan kapabilitas riset farmasi untuk
produk bioteknologi dan herbal
8. Melakukan penguasaan teknologi dan membangun
kemampuan manufaktur berstandar internasional
9. Meningkatkan kemampuan uji klinik
Dasar Pengembangan Industri Obat Tradisional dan Kosmetik

Rencana Aksi
Pengembangan Industri
Inpres No.6 Farmasi dan Obat
Tahun 2016 Tradisional
Rencana Induk
Pengembangan
Industri Nasional
(RIPIN)

UU Perindustrian
No.3 Tahun 2014
II. OVERVIEW INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DAN OBAT
HERBAL TERSTANDAR
GAMBARAN UMUM
INDUSTRI OBAT
TRADISIONAL
PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL

Obat Tradisional
Jamu Obat Herbal Terstandar Fitofarmaka
bahan atau ramuan bahan yang berupa sediaan obat bahan alam yang telah sediaan obat bahan alam yang
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan dibuktikan keamanan dan khasiatnya telah dibuktikan keamanan dan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau secara ilmiah dengan uji praklinik dan khasiatnya secara ilmiah dengan
campuran dari bahan tersebut, yang bahan bakunya telah di standarisasi. uji praklinik dan uji klinik, bahan
secara turun-temurun telah digunakan baku dan produk jadinya telah
untuk pengobatan berdasarkan distandarisasi.
pengalaman.

Di Indonesia terdapat ± 986 industri, terdiri dari 112 industri Industri Obat
Tradisional (IOT) dan 874 Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)
(Data GP Jamu)

Industri produk jamu atau Obat Tradisional (OT) mempunyai kode KBLI 21022, mencakup usaha
pengolahan macam-macam produk jamu atau obat tradisional yang bahannya berasal dari tumbuh-
tumbuhan, hewan, atau mineral misalnya yang berbentuk pil, kapsul, bubuk, dan bentuk cair.
Berdasarkan kode HS untuk produk herbal masuk kedalam HS 3004.90.98 yaitu kelompok produk
farmasi.
Industri Farmasi, Produk Obat
Kimia dan Obat Tradisional

15.94

PERTUMBUHAN 11.33
SEKTOR 7.50
8.12
INDUSTRI 7.19 6.85
4.46
FARMASI,
PRODUK OBAT
KIMIA DAN 2014 2015 2016 2017 2018 TW1 2018 TW1 2019

OBAT
TRADISIONAL
Industri farmasi, produk obat kimia dan obat
tradisional tumbuh melambat pada tahun
2018, dibandingkan tahun 2017.
Sebaran Industri Obat Tradisional

• Dari semua produksi obat tradisional yang beredar di


Indonesia wajib memiliki izin edar/terintergrasi di
Badan POM.
• Produk jamu yang terdaftar di Badan POM tercatat
lebih dari 10.000 produk, diantaranya 32 produk obat
herbal terstandar dan 5 produk fitofarmaka
EKSPOR IMPOR OBAT TRADISIONAL DAN OHT

Nilai (Juta US$)

160 146,06
151,16
135,57 135,78
140 126,21
122,29
120
100
80
Ekspor

60 50,97
Impor
33,15 36,82
40
18,42
20 8,89
5,21
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018

Tahun
ANALISIS SWOT INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DAN OHT

KEKUATAN KELEMAHAN
 Kuatnya tradisi kebudayaan bangsa Indonesia atas  Belum optimalnya pengetahuan dan keterampilan SDM
penggunaan Jamu sebagai warisan budaya Indonesia  Belum adanya jaminan kualitas, kuantitas dan kontinuitas
 Keanekaragaman hayati yang tinggi membuat bahan baku bahan baku jamu
berlimpah dan mudah ditemui (contoh minyak atsiri, rimpang dll)  Lebih dari 90% bahan baku kosmetik masih diimpor terutama
 Iklim yang sesuai untuk pengembangan bahan baku fragrances
 Tersedianya sumber daya manusia yang mendukung  Belum sinkronnya arah penelitian dan pengembangan antar
pengembangan Jamu. lembaga
 Keterbatasan kebijakan dan regulasi yang mendukung
 Belum tertatanya Rantai Pasokan Pasar “Supply Chain
Management”
 Belum adanya database/sistem informasi
 Masih banyak industri yang belum memiliki sertifikat CPOTB
dan CPKB

PELUANG TANTANGAN
• Perubahan pola hidup “back to nature” sehingga meningkatkan • Banyaknya produk herbal impor
tren penggunaan jamu atau kosmetik berbahan baku natural • Maraknya jamu ilegal dan jamu yang mengandung bahan kimia
• Besarnya potensi pasar lokal dan global obat (BKO)
• Banyak potensi di setiap daerah yang bisa dioptimalkan untuk • Masih sulitnya pengembangan obat herbal menjadi fitofarmaka
pengembangan industri obat tradisional
• Target produk kosmetik tidak saja untuk wanita tetapi mulai
berinovasi pada produk kosmetik untuk pria dan anak-anak.
III. PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI OBAT
TRADISIONAL DAN OBAT HERBAL TERSTANDAR
PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI OBAT
TRADISIONAL DAN OHT
Peningkatan kualitas SDM Industri Obat Tradisional

• Bimbingan teknis mengenai branding


• Pendampingan dan bimtek Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)

Pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri

• Memfasilitasi laboratorium uji untuk produk obat tradisional


• Bantuan alat untuk proses produksi produk obat tradisional
• Link & Match Litbang Kemenperin dengan Pelaku Industri Obat Tradisional

Insentif non-fiskal
• Pameran produk dalam negeri dan luar negeri
• Workshop pendampingan ekspor ekstrak natural ingredients ke Eropa

Insentif Fiskal

• Tax Allowance
• Superdeductible Tax
• Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) Kosmetik
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai