Anda di halaman 1dari 2

Narasi :

Nama saya Anna Agustina Pangesti dengan NIM 202310101113. Saya akan memperagakan bagaimana
saya melakukan Emosional Katarsis terhadap klien di rumah sakit. Disini diceritakan bahwa saya adalah
seorang perawat yang akan menjenguk klien saya yang mengalami patah tulang pada kaki kanan nya
akibat jatuh dari tangga.

A : Selamat pagi mbak Cindy Siagian

C : (lesu) Oh, selamat pagi sus

A : Saya Anna Agustina sedang sift pagi sekarang, disini saya akan mengecek kondisi Anda. Bagaimana
kabarnya hari ini?

C : (tidak bersemangat) Baik

A : hasil CT Scan nya sudah keluar mbak, dan hasilnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Apabila
pada pemeriksaan selanjutnya hasilnya juga bagus, mungkin lusa sudah boleh pulang mbak.

C : (menghela napas, tampak sedih sprti saat tau aku mau pergi)

A : Apa ada masalah mbak?

C : (geleng2 tp murung)

A : Kenapa mbak kelihatan murung? Tidak lama lagi sudah boleh pulang ke rumah..

C : Saya takut pulang ke rumah..

A : Mbak takut pulang ke rumah?

C : (mengangguk pelan)

A : Kenapa?

C : Kalau saya pulang ke rumah, berarti sudah harus sekolah. Ngga mau

A : Kenapa mbak gamau ke sekolah?

C : Ngga punya teman di sekolah

A : Kenapa bisa?

C : Saya dijauhin teman2 di kelas karena ranking 1 dan tidak mau memberi contekan

A : Lalu apakah mbak sudah mencoba menjelaskan pada mereka kalau itu adalah hal yang tidak
seharusnya mereka lakukan?

C : Saya ga tau cara menjelaskan nya. Mereka bahkan gamau berbicara apalagi bergaul dengan saya.

A : Apa yang mbak lakukan tidak salah, mencontek memang bukan hal yang benar. Bila saya jadi mbak,
saya pasti sakit hati dengan tindakan mereka. Apakah ada hal lain yang mereka lakukan pada mbak?

C : Saya juga dibully.


A : Dibully bagaimana mbak?

C : Saat jam pelajaran olahraga, baju olahraga saya disembunyikan, jadi saya dihukum oleh pak guru
karena ga pake baju olahraga. Dan mereka juga membicarakan hal hal buruk tentang saya di sosial
media. Kalau misal yang dibicarakan itu benar, mungkin saya bakal biasa aja. Tapi apa yg mereka
bicarakan itu sama sekali tidak benar. Bahkan sampai membawa bawa nama orang tua saya.

A : Mereka bertindak sejauh itu hanya karena tidak diberi contekan?

C : (mengangguk sedih)

A : Jika saya ada di posisi mbak saya akan sangat terpukul. Mungkin saya akan langsung melaporkan
tindakan mereka pada guru BP. Dengan begitu, mereka yg awalnya tidak mau saya ajak bicara, mungkin
jadi mau karena ada guru yang menengahi. Mungkin mbak bisa coba untuk melaporkannya pada guru
BP.

C : (mulai tidak sedih lagi) Hmm, mungkin akan lebih baik seperti itu. Mungkin memang harus ada orang
dewasa yang membantu menyelesaikan permasalahan ini.

A : Yang harus mbak ingat, menurut saya apa yang mbak lakukan itu sudah benar dengan tidak memberi
contekan pada siapapun, jadi jangan terlalu menyalahkan diri sendiri ya

C : (senyum cerah) Iya sus, makasih banyak ya

A : Dengan senang hati  Mbak jangan lupa makan siangnya dihabiskan, supaya penyembuhannya bisa
lebih cepat. Pola tidurnya juga dijaga

C : (senyum) Iya sus

A : Saya akan kembali lagi setelah satu jam untuk mengecek kondisi mbak

C : Baik sus, terimakasih

A : Dengan senang hati mbak

Anda mungkin juga menyukai