PENDIDIKAN JUDUL KEGIATAN BELAJAR (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan 2. Karakteristik Peserta Didik 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN 1 Daftar peta konsep (istilah dan definisi) di modul ini. KB 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan 1. Makhluk monopluralis berarti manusia itu mempunyai banyak unsur kodrat (plural) yaitu jiwa dan raga, namun merupakan satu kesatuan (mono), manusia juga sebagai makhluk monodualis yaitu makhluk yang terdiri dari dua sifat yaitu sebagai makhluk pribadi dan sosial (dualis), tetapi juga merupakan kesatuan yang utuh (mono) 2. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya 3. Ilmu pendidikan adalah sistem pengetahuan tentang fenomena pendidikan yang dihasilkan melalui penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. 4. Guru yang kompeten adalah guru yang menguasai softskill atau pandai berteori saja, melainkan juga kecakapan hardskill (kemampuan praktik) 5. Landasan ilmu pendidikan merupakan sebagai titik tolak atau acuan bagi para pendidik professional dalam melaksanakan praktik pendidikan. 6. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan. 7. Esensialisme merupakan mahzab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklekti. 8. Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kenikmatan yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa 9. Progresivisme yaitu perubahan untuk maju 10. Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progesif dalam pendidikan. 11. Behaviorisme, memiliki beberapa akar atau sumber ideologi atau filsafat yaitu realisme dan positivisme, memandang perilaku siswa ditentukan oleh stimulus dan respon. 12. Humanisme merupakan kelanjutan dari prinsip progresivisme karena telah menganut banyak prinsip dari aliran tersebut seperti pendidikan yang berpusat pada siswa, guru tidak otoriter fokus terhadap aktivitas dan partisipasi siswa. 13. Ontologi diartikan sebagai suatu cabang filsafat atau ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau berwujud berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh akal manusia yang bersifat rasional dapat difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya 14. Aksiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tujuan ilmu pengetahuan atau hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan. 15. Epistemologi merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. 16. Landasan epistimologi pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari cabang filsafat epistimologi yang disebut juga teori mengetahui dan pengetahuan. 17. Pengetahuan faktual, yang meliputi elemen-elemen dasar yang harus diketahui siswa ketika akan mempelajari disiplin ilmu atau menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu tersebut. 18. Pengetahuan konseptual, mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi dan hubungan antar dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata. Meliputi skema, model mental, atau teori yang implisit atau eksplisit dalam beragam model psikologi kognitif. 19. Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan yang meliputi bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode-metode penelitian, dan kriteriakriteria untuk menggunakan ketrampilan, algoritma, teknik dan metode, bergulat dengan pertanyaan “bagaimana”. 20. Pengetahuan metakognitif yai tu pengetahuan yang meliputi tentang kognisi secara umum dan kesadaran dan pengeahuan tentang kognisi diri sendiri. 21. Pengetahuan strategis merupakan pengetahuan perihal strategi-strategi belajar dan berpikir serta pemecahan masalah dan mencakup strategi-strategi umum umum untuk menyelesaikan masalah (problem solving) dan berpikir. 22. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek- aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan. 23. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan yang ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan, yang pemanfaatannya untuk kepentingan individu atau manusia baik disadari ataupun tidak, yang diperoleh melalui langkah-langkah ilmiah tertentu serta mempelajari penerapan dasar-dasar atau prinsip-prinsip, metode, teknik, dan pendekatan psikologis untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah dalam pendidikan. 24. Landasan psikologi dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari studi ilmiah tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. 25. Landasan sosiologis merupakan landasan yang bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma- norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat. 26. Kawasan kognitif adalah segala upaya yang mencakup aktivitas otak, terdapat tingkatan ranah belajar yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. 27. Kawasan afektif, mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi misalnya perasaan, nilai, penghargaan, semangat, motivasi dan sikap, yang behubungan dengan respons emosional terhadap tugas yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup. 28. Kawasan psikomotor, gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik, yang berkaitan dengan keterampilan jasmani terdiri dari ranah persepsi, kesiapan, gerakan yang terbimbing gerakan yang terbiasa, gerakan yang komplek, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. 29. Sekolah sebagai institusi sosial merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara formal atau disebut juga dengan pendidikan formal. 30. Landasan historis merupakan dasar pendidikan yang berlatar belakang sejarah, pendidikan nasional di Indonesa tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia itu sendiri. 31. Pendidikan tradisional yaitu penyelenggaraan pendidikan di 33 nusantara yang dipengaruhi oleh agama- agama besar di dunia seperti Hindu, Budha, Nasrani dan Nasrani. 32. Pendidikan kolonial barat yaitu penyelenggaraan pendidikan di nusantara yang dipengaruhi oleh pemerintah kolonial barat terutama kolonial belanda. 33. Pendidikan kolonial jepang yaitu penyelenggaraan pendidikan dinusantara yang dipengaruhi oleh pemerintah kolonial jepang pada masa perang dunia. 34. Pendidikan zaman reformasi yaitu penyelenggaraan pendidikan dengan sistem pendidikan desentralisasi. 35. Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan 36. Manusia adalah subjek yang memiliki kesadaran (consciousness) dan penyadaran diri (self-awarness)
KB 2. Karakteristik Peserta Didik
1. Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti ciri, tabiat, watak, dan kebiasaan yang dimiliki oleh seseorang yang sifatnya relatif tetap. 2. Karakteristik peserta didik dapat diartikan keseluruhan pola kelakukan atau kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan, sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya 3. Etnik : suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. 4. Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. 5. Perasaan senang, seseorang peserta didik yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap mata pelajaran tertentu akan memperlihatkan tindakan yang bersemangat terhadap hal tersebut. 6. Ketertarikan peserta didik, ini berkaitan dengan daya gerak yang mendorong peserta didik untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, dapat berupa pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 7. Perhatian dalam belajar, perhatian atau konsentrasi dapat diartikan terpusatnya mental seseorang terhadap suatu objek. 8. Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik gambar, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk. 9. Perkembangan Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. 10. Akomodasi adalah langkah yang ditempuh untuk mengatasi konflik atau masalah antar dua pihak. 11. Kemampuan awal atau entry behavior menurut merupakan keadaan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru. 12. Gaya belajar didefinisikan sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. 13. Peserta didik visual yaitu peserta didik yang belajarnya akan mudah dan baik jika melalui visual/penglihatan. Atau dengan perkataan lain modalitas penglihatan menjadi modal utama. 14. Peserta didik auditori, yaitu mereka yang mempelajari sesuatu akan mudah dan sukses melalui pendengaran. 15. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, adalah peserta didik yang melakukan aktivitas belajarnya secara fisik dengan cara bergerak, menyentuh/meraba, dan melakukan atau menggunakan fisik lebih banyak dari pada melihat dan mendengarkan. 16. Motivasi yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. 17. Emosi adalah sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan- perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung berdebar. Dengan emosi peserta didik dapat merasakan senang/gembira, aman, semangat, bahkan sebaliknya peserta didik merasakan sedih, takut, dan sejenisnya. 18. Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain 19. Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot anak. 20. Asimilasi adalah penyesuaian atau peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. 21. Kultural : Budaya yang ada di masyarakat 22. Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. 23. pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning) 24. Kemampuan awal atau entry behavior 25. Gaya belajar menurut Masganti (2012: 49) didefinisikan sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut 26. Motivasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski (dalam Suciati, 1994:41) yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut 27. Emosi telah banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya Kartono dalam Sugihartono (2013: 20) mendefinisikan emosi sebagai tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, dan jantung berdebar 28. Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. 29. Tahap Preconventional (6 - 10 th), yang meliputi aspek obedience and paunisment orientatation, orientasi anak/peserta didik masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan benar-salahnya yaitu hukuman dan kepatuhan atau anak menilai baik – buruk berdasarkan akibat perbuatan; dan aspek naively egoistic orientation; orientasi anak/peserta didik pada instrumen relatif. 30. Tahap Conventional, (10 – 17 th) yang meliputi aspek good boy orientation, orientasi perbuatan yang baik adalah yang menyenangkan, membantu, atau disepakati oleh orang lain. Anak patuh pada karakter tertentu yang dianggap alami, menjadi anak baik, saling berhubungan dan peduli terhadap orang lain atau orang menilai baik-buruk berdasarkan persetujuan orang lain. 31. Tahap post conventional (17 – 28 th), tahap pasca konvensional ini meliputi contractual legalistic orientation, orientasi orang pada legalitas kontrak sosial. Orang mulai peduli pada hak individu, dan yang baik adalah yang disepakati oleh mayoritas masyarakat 32. Tahap pasca konvensional yaitu tahap conscience or principle orientation, pada tahap ini orientasi orang adalah pada prinsip-prinsip etika yang bersifat universal. Baik-buruk harus disesuaikan dengan tuntutan prinsip-prinsip etika intisari dari prinsip yang sifatnya universal atau orang menilai baik-buruk berdasarkan hati nurani. 33. Kecerdasan spiritual menurut Zohar dan Marshal (dalam Mustafa-Alif) meliputi kemampuan untuk menghayati nilai dan makna, memiliki kesadaran diri, fleksibel dan 72 adaftif, cenderung memandang sesuatu holistik, dan cenderung mencari jawaban-jawaban fundamental atas situasi- situasi hidupnya. 34. Metode keteladanan, pendidik memberi contoh langsung/menjadi percontohan kepada peserta didiknya, baik dalam berbicara, berperilaku, maupun lainnya. Melalui percontohan/keteladanan akan lebih berkesan pada peserta didik dibandingkan hanya dengan kata-kata. 35. Metode pembiasaan, metode ini berarti peserta didik diharapkan melakukan perulangan untuk hal-hal yang sifatnya baik, seperti berdoa sebelum melakukan kegiatan belajar, membaca buku, 36. Metode nasehat, pendidik diharapkan memberikan nasihat tentang kebenaran kepada peserta didiknya secara konsisten. 37. Pembinaan akhlak, pendidik diharapkan dapat selalu membina akhlak atau budi pekeri yang mulia peserta didiknya, seperti sikap rendah hati, hormat pada orang yang lebih tua dan sabar. 38. Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi. 39. Motorik kasar; gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. 40. Motorik halus: gerakan yang menggunakan otot halus, atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Perkembangan motorik halus anak usia 3 tahun missal bermain puzzle sederhana, tapi kadang tidak disangka dapat membangun menara tinggi dengan menggunakan balok.
KB 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam
Pembelajaran 1. Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. 2. Ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement 3. Teori belajar Thorndike disebut sebagai aliran Koneksionisme (Connectionism), belajar dapat dilakukan dengan mencoba- coba (trial and error), dimana proses mencoba-coba dilakukan bila seseorang tidak tau bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu karena kemungkinan akan ditemukan respon yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapi. 4. Teori conditioning berkesimpulan bahwa perilaku individu dapat dikondisikan. Ia percaya dengan memberikan kondisi tertentu dalam proses pembelajaran maka akan dapat membuat peserta didik memiliki sifat-sifat tertentu. 5. Teori Skinner dikenal dengan “operant conditioning”, dengan enam konsepnya, yaitu: penguatan positif dan negatif, shapping, pendekatan suksetif, extinction, chaianing of respon, dan jadwal penguatan. 6. Shaping, pembentukan perilaku 7. Reinforcement atau hukuman, mementingkan faktor-faktor penguat 8. Drill, pembentukan perilaku dengan cara pembiasaan 9. Stimulus merupakan objek di lingkungan, termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh. 10. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai jawaban dari stimulus, respon mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat yang tinggi. 11. Kebiasaan/habits merupakan dasar perilaku yang ditentukan oleh 2 hukum utama yaitu kebaruan (recency) dan frequency. 12. Fungsi Mind atau pikiran adalah bentuk menjiplak struktur pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut 13. Belajar sebagai aktivitas “mimetic”, merupakan proses yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes 14. Teori kognitif merupakan ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung dan menyeluruh 15. Asimilasi adalah proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada. 16. Akomodasi adalah proses penyesuaian struktur kognitif ke dalam siatuasi yang baru. 17. Equilibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi dan akomodasi 18. Toerinya free discovery learning. Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu aturan (termasuk konsep, toeri, definisi, dan sebagainya) melalui contoh-contoh yang yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya. 19. Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur- unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual. 20. Advance orginizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik. 21. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya 22. Tahap ikonik, seseorang memahami obyek- obyek atau dunianya melalui gambar- gambar dan visualisasi verbal 23. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasangagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika 24. Advance orginizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik 25. Teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. 26. Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. 27. Orientasi, yaitu peserta didik diberik kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik dengan memberi kesempatan melakukan observasi. 28. Elitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan idenya denegan jalan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. 29. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang lain, membangun ide baru, mengevaluasi ide baru. 30. Review, yaitu dalam mengapliasikan pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah. 31. Goal-free evaluation, yaitu suatu konstruksi untuk mengatasi kelemahan evaluasi pada tujuan spesifik. 32. Teori belajar ko-kontruktinvistik atau yang sering disebut sebagai teori belajar sosiokultur merupakan teori belajar yang titik tekan utamanya adalah pada bagaimana seseorang belajar dengan bantuan orang lain dalam suatu zona keterbatasan dirinya. 33. Zona Proksimal Developmen (ZPD) atau Zona Perkembangan Proksimal dan mediasi. Di mana anak dalam perkembangannya membutuhkan orang lain untuk memahami sesuatu dan memecahkan masalah yang dihadapinya. 34. Zona Perkembangan Proksimal diartikan sebagai jarak antara level perkembangan aktual seperti yang ditentukan untuk memecahkan masalah secara individu dan level perkembangan potensial seperti yang ditentukan lewat pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau dalam kolaborasi dengan teman sebaya yang lebih mampu. 35. Interpersonal (interaksi dengan lingkungan sosial) 36. Intrapersonal (internalisasi yang terjadi dalam diri sendiri). 37. Mediasi merupakan tanda-tanda atau lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di luar pemahamannya. 38. Tema mediasi semiotik, tanda-tanda atau lambang-lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu diluar pemahamannya ini didapat dari hal yang belum ada di sekitar kita, kemudian dibuat oleh orang yang lebih faham untuk membantu mengkontruksi pemikiran kita dan akhirnya kita menjadi faham terhadap hal yang dimaksudkan; 39. Scafholding di mana tanda-tanda atau lambang-lambang yang digunakan seseorang untuk memahami sesuatu di luar pemahamannya ini didapat dari hal yang memang sudah ada di suatu lingkungan, kemudian orang yang lebih faham tentang tanda-tanda atau lambang-lambang tersebut akan membantu menjelaskan kepada orang yang belum faham sehingga menjadi faham terhadap hal yang dimaksudkan. 40. Web learning, pembelajaran dengan web. 41. Social media learning, pembelajaran melalui social media. 42. Teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri, sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian psikologi belajar. 43. Meaningful Learning, Pandangannya tentang belajar bermakna. 44. Peserta didik tipe aktivis, yaitu peserta didik yang cenderung melibatkan diri pada dan berpartisipasi aktif dengan berbagai kegiatan, dengan tujuan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. 45. Peserta didik tipe reflektor, tipe ini cenderung berhati hati mengambil langkah dan penuh pertimbangan. 46. Peserta didik tipe teoris, tipe ini biasanya sangat kritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional menggunakan penalarannya. 47. Peserta didik tipe pragmatis, tipe ini menaruh perhatian besar terhadap aspek- aspek praktis dalam segala hal, mereka tidak suka bertele-tele dalam membahas aspek toeritis-filosofis dari sesuatu. 48. Technical learning (belajar teknis), Peserta didik belajar berinteraksi dengan alam alam sekelilingnya. 49. Practical elarning (belajar praktis), Belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya dengan baik. kegiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antar sesama manusia. 50. Emancpatory learning (belajar emansipatori) Belajar emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. 51. Penerimaan (receiving), meliputi kesadaran akan adanya sesuatu, inging menerima, dan memperhatikannya. 52. Pemberian respons (responding), meliputi sikap ingin merespons, puas dalam memberi respons. 53. Pemberian nilai atau penghargaan (valuing), meliputi penerimaan terhadap suatu nilai , memililih sistem nilai yang disukai dan memberikan komitemen untuk menggunakan nilai tertentu. 54. Pengorganisasian (organization), meliputi menghubungkan nilai-nilai yang dipercayainya. 55. Karakterisasi (characterization), meluputi menjadikan nilai-nilai sebagai bagian pola hidupnya.
KB 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
1. Kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsep kurikulum yang sampai saat ini mewarnai teori-teori dan praktik pendidikan. 2. Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dimana kegiatan tersebut berada dalam tanggung jawab sekolah. Kegiatan yang dimaksud tidak hanya kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler tetapi juga mencakup kegiatan peserta didik yang dilakukan di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru. 3. Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini. 4. Peran kreatif kurikulim : menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut 5. Peran Kritis dan evaluatif : dalam hal ini fungsi kurikulum sebagai kontrol atau filter sosial. 6. Fungsi pendidikan umum (common and general education), mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat baik sebagai warga negara dan warga dunia yang baik dan bertanggung jawab. 7. Fungsi pendidikan suplementasi (suplementation), sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap peserta didik sesuai dengan perbedaan yang dimilikinya. 8. Fungsi pendidikan Eksplorasi, kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik. 9. Fungsi pendidikan keahlian, kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat peserta didik. 10. Tujuan kurikulim memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita- citakan dari suatu kurikulum. 11. Isi atau content kurikulum merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa 12. Pengembangan kurikulum (curriculum development atau curriculu planning) adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah. 13. Kurikulum actual, kurikulum yang menjadi acuan dan menjadi standar maka kurikulum yang terlaksana atau dilaksanakan di lapangan berdasarkan kurikulum standar. 14. Kurikulum yang terencana (curriculum document or written curriculum) atau kurikulum ideal, berisi ide atau gagasan itu selanjutnya dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara sistematis dan logis yang memperhatikan unsur scope dan sequence, selanjutnya dokumen tertulis 15. Prinsip relevansi merupakan prinsip agar apa yang dipelajari dapat sesuai dan sejalan dengan pengalaman belajar yang didapat. 16. Relevansi internal bisa diartikan sebagai setiap tujuan yang harus dicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi, atau metoda yang digunakan serta alat penilaan untuk melihat ketercapaian tujuan. 17. Kurikulum yang bersifat fleksibel artinya kurikulum itu harus bisa dilaksanakan dalam kondisi yang ada dan memungkinkan untuk dilaksanakan 18. Prinsip Kontinuitas, kurikulum ini harus memiliki efek kesinambungan antara jenjang satu kepada jenjang lainnya 19. Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar 20. Prinsip Efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. 21. Pola pikir tetap (Fixed Mindset) menganggap bahwa karakter, kecerdasan, dan kreativitas merupakan sebuah bawaan. 22. Growth Mindset , pola pikir yang menyatakan bahwa setiap kegagalan merupakan sebuah tantangan yang akan berfungsi untuk bertumbuh. 23. Proses aging people, dimana jumlah penduduk non produktif memiliki jumlah lebih banyak. 2 Daftar materi yang sulit dipahami di modul ini 1. Landasan filosofis dalam pendidikan 2. Penerapan berbagai landasan ilmu pendidikan dalam praktik pendidikan. 3. Perkembangan moral dan spiritual 4. Strategi dalam implementasi kurikulum dan tantangannya di masa depan 3 Daftar materi yang sering mengalami miskonsepsi 1. Konsep dasar dan rasional ilmu Pendidikan 2. Ragam Karakteristik Peserta didik 3. Tahap-tahap perkembangan moral dan spiritual 4. Teori belajar Behavioristik dan implikasinya dalam pembelajaran 5. Konsep dasar kurikulum.