Anda di halaman 1dari 12

NOTULENSI KB 4 KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Pertanyaan
1. SITI SARAH
Mohon tanggapannya Bapak dan Ibu,
Mengenai penerapan kurikulim tersembunyi atau tidak tertulis, batasannya sampai
seberapa jauh ya? bagaimana efeknya jika tidak teradministrasi dengan baik?
Terima kasih
Tanggapan :
MADE ARYA NINGTYAS
Saya coba jawab bu sarah, setelah saya membaca kurikulum tersembunyi iyu mungkin
seperti bagaimana kebisaan adat istiadat kita, seperti kalau disekolah kami itu
menerapkan Senyum Salam Sapa Sompan Santun (5S), jadi itu tidak perlu secara tertulis
di kurikulum, merupakan jati diri yang melekat pada sekolah kami. maaf kalau jawaban
saya kurang tepat
VANIA SAYORA YUHAR VANIA
Kurikulum tersembunyi, yang sy tangkap adalah nilai2 yg dapat kita masukkan
dalampembelajaran. dan biasanya di sekolah kami harus ikut dicantumkan di dalam
administrasi pembelajaran (RPP).
DI yayasan kami, ada tema besar, Nilai (karakter) yang harus ditanamkan di setiap
sekolah, lalu para guru menjabarkannya pada setiap RPP yg dibuat, minimal 1 karakter
di 1 RPP yg akan di buat misal, di KD 1 ditambahkan nilai karakter
KD 1. + Kejujuran (Honesty)
KD 2 + Tanggung Jawab (Responsibility)
KD 3 + Kepedulian Sosial (Share with society), dst
WAWAT
Izin menanggapi bu Sarah, maksud dari kurikulum tersembunyi bagaimna ya bu. soalnya
setau saya semuanya terekam di dalam DAPODIK
IRMA BUDI ASTUTI
Kurikulum tersembunyi menurut saya adalah sebagai upaya sekolah untuk memberikan
ciri khusus atau identitas suatu sekolah di bandingkan dengan sekolah lain, pastinya
dalam hal yang positif, sehingga batasannya hanya dari sekolah masing-masing Efek jika
tidak teradministrasi dengan baik adalah tujuan yang ingin dicapai jadi tidak jelas,
terimakasih
SANNY LENIAWATI
Kenapa sampe ada kurikulum tersembunyi??? alangkah lebih baiknya kl segala sesuatu
teradministrasi dengan baik, kalo misalnya tahun ajaran ini masih tersembunyi, knp gak
tahun ajaran berikutnya ditambahkan menjadi kekhasan kurikulum sekolah.(#masih
ambigujuga kurikulum tersembunyi itu yang seperti apa)
AI WEN
Menurut saya batasan itu dikembalikan ke masing-masing guru bu Sitti samapai dimana
mau menggunakan kurikulum tersembunyi tersebut. Menurut saya perlulah
diadministrasi, misalnya dalam agenda masing-masing guru. Jika tidak sebenarnya tidak
apa-apa. Menurut saya batasannya tergantung dari guru masing-masing mapel untuk
menerapkan ini.
ENGKUS KUSNANDAR
Saya justru belum paham bu kurikulum tersembunyi itu seperti apa bu? Kalau menurut
saya apabila ada materi yang tidak tercantum dalam spektrum kurikulum, tetapi apabila
ada materi yang dapat meningkatkan kompetensi dan memperkaya wawasan siswa itu
boleh saja disampaikan. Asal jangan sampai terlalu menambah beban siswa dalam jam
pembelajaran.

2. YANI SURYANI
Bapak/ibu mohon masukannya untuk mapel yang saya ampu yaitu Farmakognosi kelas
12
Di struktur kurikulumnya untuk mapel farmakognosi terdapat KD tentang simplisia
sebanyak 11 KD, dan sisanya sebanyak 8 KD yaitu sediaan galenik, ekstrak, tingtur,
infusa-aqua aromatika, sediaan sirup-olea pinguia-olea volatil, obat tradisional,
fitofarmaka, evaluasi sediaan tradisional. untuk pembagiannya kami membagi
KD tentang simplisia diberikan di kelas 11 dan sisanya yang 8 KD diberikan di kelas 12
dengan pertimbangan karena materi ini merupakan pengembangan dari materi simplisia.
Menurut bapak/ibu apakah pembagian KD tersebut sudah tepat? mohon masukannya.
Terima kasih
Tanggapan :
IBU MAWARDAH
Simplisia bukannya sebagian masuk kelas 10 ya bu? Apa tdk disesuaikan kurikulum?
Klo tempat saya simplisia, budidaya, rhizoma, radix cortex herba, bulbus msuk kls 10.
Kls 11 folium, flos, amylum, semen, air aromatik. Kls 12 materix simplisia mycophyta,
phycophyta, simplisia nabati, minyak mineral, simplisia hewani.
IBU WAWAT
Izin menyampaikan masukan ibu Yani, Pertimbangannya karena di kelas XII ada ujian
akhir dan Ujikomptensi sehingga jumlah KD nya lebih sedikit barang kali seperti itu ya
bu.
PAK ENGKUS
Kalau Menurut saya sekolah mempunyai kebebasan untuk menentukan pengembangan
kurikulumnya, apalagi untuk kelas 12, waktu efektif belajarnya juga banyak berkurang
dengan padatnya jadwal ujian, ada UN, USK dan lain-lain. kalau terlalu banyak materi
nanti tidak tercapai. belum lagi kalau ada sekolah yang PKLnya di semester 5. jadi
pengembangan kurikulum sekolah lah yang lebih tahu mana yang sesuai dengan
kebutuhannya. karena masing-masing sekolah pasti punya pengembangan kurikulum
yang berbeda
IBU SITTI SARAH
Izin menanggapi,
Materi farmakognosi tidak diberikan di kelas X, Bu? Sebagai perbandingan. Materi KD
Simplisia diberikan di kelas X, ekstrak sampai dengan sirup-olea pingua di kelas XI, dan
OT sd. evaluasi di kelas XII menurut saya perlu untuk disampaikan di kelas X karena
pengenalan dengan siswa kelas X, lalu beban pelajaran di kelas XII tidak terlalu berat
mengingat mereka akan menghadapi Uji KOmpetensi.
Demikian tanggapan saya bu, Terima kasih
IBU AI WEN
KD farmakognosi tuh ada yang kami berikan di kelas 11 bu karena, kelas 12 tuh waktu
pembelajaran semakin sempit
Ibu Fauziah
Bagaimana dengan jam pelajaran yang disediakan, jika pembagian nya tidak merata
seperti itu. 11 KD di kelas 11 apakah bisa tersampaikan semua dalam satu tahun ajaran?
apakah tidak terburu-buru dengan waktu yang disediakan. Jika waktu yang tersedia
memang merata antara kls 11 dan 12, menurut saya baik nya di bagi rata saja.
Ibu Ike Mayang
Bisa bu. Yang penting KD di kelas XI lebih banyak daripada KD di kelas XII, karena
pertimbangan waktu yang lebih pendek bagi kelas XII, terpotong dengan ujian-ujian
Pak Deden
Klo misalkan sesuai kurikulum seperti itu. berarti sudah sesuai bu.
Ibu Santi Sri Mulyani
Saya sama mengampu mata pelajaran Farmakognosi, kalau saya melihat materi yang ada
pada buku sumber yang dipakai. jadi mengacu ke sana dimana yang simplisia dibagi juga
dikelas 12 yang ekstrak sampai olea dikelas 11 dan sisanya dikelas 12. begitu bu kalo
pembagian KD yang saya bagi.
IBU PUJI FIRMANTI
Jika ibu sudah menemukan solusi untuk mencegah kejenuhan siswa mempelajari 11 KD
tentang simplisia mnrut saya tidak apa-apa bu. sisanya 8KD tentang sediaan galenika
dikelas XII. tetapi untuk menghindari kejenuhan mungkin bisa dibagi 8 KD simplisia +
4KD sediaan galenik di kelas XI. sisanya di kelas XII.

3. MADE ARYA
Selamat siang bapak/ibu saya ada sedikit permasalahan pada kurikulum k13 mata
pelajaran pelayanan Farmasi, beberapa KD itu tumpang tindih diantaranya KD 3.11 yaitu
penerapan pelayanan farmasi yang disana sudah memuat tentang pelyayanan farmasi di
apotek puskesmas dan rumah sakit ini menurut saya tumpang tinndih dengan KD 3.16
menerapkan pengelolaaan perbekalan farmasi di IFRS dan 3.17 meerapkan pengelolaan
perbakalan farmasi di puskemas. Menurut bapak/ibu bagaimana menyikapi hal ini?
Tanggapan :
AI WEN
Kalo saya KD itu saya lewatkan karena sudah masuk ke KD 3.16 dan 3.17 bu. Kan
materinya sama.
PUTU AYU PRADNYA PUSPITA
Mungkin untuk KD 3.11 Lebih menekankan terkait pelayanan kefarmasiannya, jadi
untuk diapotek rumah sakit kan kegiatannya ada 2 yaitu pelayanan farmasi klinik dan
pengelolaan sediaan farmasi. Sehingga agar tidak tumpang tindih untuk ke 3 KD itu, bisa
pada KD 3.11 lebih membahas mengenai pelayanan farmasi klinik, sedangkan untuk KD
3.16 dan 3.17 lebih kepada pengelolaan perbekalan farmasi
SANNY LENIAWATI
Kalo menurut saya, bagaimana kalo di KD 3.11 mengenai pengelolaan perbekalan
farmasi di IFRS dan di puskesmas disampaikan lebih detailnya nanti di KD 3.16 dan KD
3.17, jadi ketika menyampaikan di KD 3.11 hanya selintas aja....
VANIA SAYORA YUHAR VANIA
Bantu jawab bu., mungkin bisa dibagi seperti ini:
untuk KD 3.11 Pokok bahasan Tentang Pelayanan kefarmasian: standar pelayanan
kefarmasian di apotek, RS dan Puskesmas (sesuai Permenkes tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian) untuk KD 3.16 Pokok bahasan tentang Pengelolaan Obat di Gudang
Farmasi (mulai dari: Perencanaan, Pengadaan, DIstribusi, LPLPO, Pencatatan &
Pelaporan, Penggunaan Obat, Penghapusan Obat, LAporan Mutasi Obat
MAWARDAH
Mohon maaf bu, sy sndiri sbnerx tdk mengajar farmakologi. Kalau mnrt sy ikuti saja
kurikulum yg ada bu barangkli ad kekurangan dlm suatu KD dan dilengkapi d KD lain
itung2 sbg bahan pengulangan kpd siswa.
IRMA BUDI ASTUTI
Menurut saya, kita pilah pilih materi, apabila sudah di sampaikan pada KD sebelumnya,
tidak perlu di sampaikan lagi
WIWIT AFYANTI, S.FARM.APT - Wednesday, 28 July 2021, 1:56 PM
sepertinya bu untuk kd 3.11 itu kan penerapan pelayanan farmasi ya jadi cakupannya
lebih luas
kalau untuk kd 3.16 dan 3.17 lebih sempit dan lebih terfokus ke pengelolaannya saja .
seperinya tidak tumpang tindih bu, pada saat pemberian materi ajar ibu bisa memiih dan
mengkondisikannnya lagi.
IKE MAYANG ARUM
Menurut saya bu, tetap dijalankan saja semua KD tersebut, tidak apa-apa berulang, akan
tetapi materi nya yang dibuat sedikit berbeda dari KD yang satu dengan KD yang lainnya.
Karena dalam setiap KD materinya banyak, jadi dibuat berbeda saja tapi intinya sama ke
arah sana
RETNO NUR SANTI SANTI
Baik, saya mencoba menaggapi menurut saya kita sampaiakn semua sesuai KD yang ada.
kemudian melalui kegiatan PKL maka siswa akan lebih paham dengan materinya, karena
bisa membandingkan antara teori dengan di lapangan
HENNY SARI MULYANI
mencoba untuk menjawab ya bu made, kalau yang di KD 11 penerapan pelayan farmasi
biasanya saya menjelaskan secara luas nya apa itu itu pelayanan farmasi, PIO dan KIE
juga, sedangkan untuk di KD 3.16 lebih di fokuskan di IFRS nya, begitu juga di KD 3.17
di titik beratkan di Puskesmasnya. begitu juga bu utk KD 3.14 menganalisa perhitungan
biaya obat yang dibuat menurut permintaan, hampir sama dg KD 3.18 menghitung nilai
persediaan barang dan biaya obat dalam resep, kadang saya gabung kaja untuk 2 KD
tersebut karena sama2 menghitung harga obat dalam resep
INDAH APRIYANTI
izin menjawab Bu.
kalau menurut saya, memang terlihat KD nya tumpang tindih.
bila anak sudah menguasai KD yg lengkap yaitu 3.11. maka untuk kD yang lainnya 3.16
kita bisa lebih mereview bagian tentang IFRS nya dan 3,17 mereview tentang
Pengelolaan farmasi di Puskesmas. atau bisa dengan menyederhanakan KD, bila sudah
sama maka bisa tdk dibahas kembali. sehingga goal atau tujuan pembelajaran tetap
tercapai.

4. HAPRIYANTO
Seiring terjadi perubahan kurikulum atau revisi kurikulum dari tahun 1947 sampai tahun
2013, menurut saya proses pembelajaran yang kita lakukan ke peserta didik sama saja
tetap Guru sebagai pusat utama atau aktor utama di dalam kelas, apakah bapak dan ibu
setuju dengan pendapat saya ataukah ada pendapat lain? terima kasih.
Tanggapan :
1. Mnrt sy kurikulum sblm 2013 memang byk titik berat ke guru pak byk metode
ceramah. Klo kurikulum 2013 sudah student centered learning. Cth saja pada anak sd.
Bukunya tdk diberilan materi full. Tp sudah dibuat "tema" dan banyak nya materi
dimana siswa mencari sendiri hal2 yg tdk tertera dlm buku jd siswa usaha sndiri. Dan
dituntut berpikir kritis. (ibu mawardah)
2. Perubahan tterjadi tentunya dengan pertimbangan yang matang, karena situasi, dan
kebutuhan juga berubah., walaupun adakalanya perubahan itu tidak tepat waktu dan
sasarannya., kalau menurut saya sebenarnya dari dahulu juga sama proses belajar itu
titik sentralnya ada di siswa, karena yang belajar adalah siswa, guru adalah fasilitator
yang menggerakkan siswanya harus bagaimana dan kemana arah pembelajarannya.
Karena kalau guru yang jadi sentral harusnya produk yang dihasilkan sama, tetapi
karena siswa yang jadi sentral (subjek) maka keberhasilan pembelajaran prosentase
terbesar ada di siswa. (pak engkus kusnandar)
3. Benar pak hapri kurikulum selalu direvisi namun implementasi dilapangan tidak
significant, apakah metode metode yang ada memberatkan pendidik ya untuk
implementasi ke peserta didik dan jangan lupa latar belakang kita awalnya juga dibina
oleh guru sebagai pusat utama dan untuk mengubah paradigma itu memang sulit. (ibu
rayuanika)
4. Mencoba jawab pak hapriyanto, apabila ada didalam kelas bahkan di sekolah, pasti
murid2 akan beranggapan kita sebagai guru adalah aktor utamanya, tapi
sesuangguhnya murid pun bisa menjadi aktor utama apabila sebelumnya kita
mengarahkan/menggiring siswa ke suatu masalah tentang pembelajaran dan diminta
mgg berikutnya menyajikan materi yang disampaikan, sehingga akan muncul aktor
figuran ( sebelum jd utama ya pak) yang bisa memberikan penalaran atau penjelasan
mengenai masalah yang sdh disampaikan sblnya.
5. Yaaa, pd akhirnya guru tetap akan jd aktor utama sih. (ibu henny sari mulyani)
6. Menurut pendapat saya klo sekarang siswa lebih bisa aktif bukan hanya mengandalkan
informasi dari guru saja,,karena di era digital sekarang akses informasi sudah sangat
cepat.jadi guru tidak bisa dikatakan lagi sebagai aktor utama dalam kelas. Terimakasih
(pak deden hidayat).
7. Ijin sharing pendapat juga pak hapri., kalau menurut pendapat saya untuk kurikulum
2013 sudah student center. Jadi siswa yang lebih aktif dibandingkan guru. Guru hanya
sebagai fasilitator. Namun sekarang tergantung masing-masing guru dalam
menerapkan masing-masing kurikulum dalam pembelajaran. Terkadang memang
siswa/guru lebih nyaman dalam pembelajaran metode konvensional, hanya saja kita
mungkin sebaiknya mulai menerapakan sistem pengajaran lebih berorientasi kepada
siswa, sehingga tidak lagi guru banyak memberikan materi kepada siswa. Demikian
pak hapri, maaf jika masih ada kekurangan, terimakasih. (ibu putu ayu).

5. IKE MAYANG
Izin bertanya, saya pernah mendengar bahwa Kurikulum pendidikan di Indonesia
itu berbeda jauh dengan kurikulum-kurikulum pendidikan di luar negeri
khususnya di negara-negara maju (Contohnya di Eropa). Adakah yang tahu mengapa
demikian, dan alasannya apa?
Tanggapan :
AI WEN
Kalo menurut saya pembelajaran di Indonesia terlalu berat, contohnya untuk anak SD
sudah harus baca tulis di kelas 1 SD. Sedangakan di eropa (Finlandia) anak-anak baru
belajar baca tulis kelas 3 SD. Anak-anak disana lebih diajarkan bermain sambil belajar.
Klao di Indonesia banyak mapel yang harus di kuasai oleh siswa tetapi ketika kerja
kadang beberapa mapel tidak diaplikasikan
ENGKUS KUSNANDAR
berbeda orientasi dan tujuan pembelajarannya bu. secara konsep dan sistem pembelajaran
mungkin iya kita ada beberapa hal yang ketinggalan, sebagai contoh di eropa metode
montesory itu sudah lazim digunakan di pendidikan dasar, di kita baru beberapa sekolah
yang baru2 ini menggunakan itu. tapi secara sistem nilai yang ditanamkan saya rasa kita
masih lebih baik dari mereka bu. toh di kita belum pernah ada kabar seorang anak sekolah
tiba2 bawa senapan terus menembaki teman2nya hanya karena sering main game. jadi
menurut saya berbeda kultur berbeda sistem yang dipakai. karena belum tentu sistem
disana dipakai disini akan cocok.
MAWARDAH
Ini hanya pendapat saya saja ya bu.
Negara2 di Eropa itu kebanyakan merupakan negara maju. Sedangkan Indonesia masih
mjd negara berkembang. Di Indonesia masih banyak yg blm bs mengenyam pendidikan
bahkan kondisi pendidikan di area 3T jg msih memprihatinkan shg tdk bisa disamakan
perlakuannya. Kalaupun bisa ini harus ada pihak2 yg memperjuangkan agar tdk trus
menerus 3T. Shg ya kita masih membangun pondasi pendidikan dlu. Apabila sudah
merata mungkin bisa diterapkan sesuai kurikulum luar negeri.
DUDUNG ABDURRAHMAN SAPUTRA
izin menanggapi bu...setiap negara pasti memiliki kebijakan masing-masing dalam
menentukan sistem pendidikan yang terbaik bagi rakyatnya. oleh karena itu konsep
pensisikan yang diberikan setiap negara akan berbeda. seperti halnya kurikulum di
indonesia sering mengalami perubahan tergantung dari pembuat kebijakannya.
perbedaan kurikulum antar negara mungkin juga dipengaruhi kebudayaan dan adat
istiadat yang berbeda beda bu. seperti diindonesia menganut prinsip kesopanan misalnya
UMI HAJAR
Saya juga pernah baca demikian bu, kalau di eropa peserta didik dari awal sudah
diarahkan sesuai dengan bakat yang dimiliki, sehingga pembelajaran fokus pada
pengembangan bakat yang dimiliki siswa. Sedangkan di Indonesia kadang sampai
jenjang sekolah menengah siswa belum tahu bakat yang dimiliki bahkan sampai lulus
SMA belum tahu mau kemana.
IRMA BUDI ASTUTI
Menurut saya perbedaannya adalah pada pola pikir dan kemauan literasi dari para pelaku
sistem pendidikan di Indonesia
IKE MAYANG ARUM
Baik teman-teman semua, terima kasih atas tanggapan dan jawabannya
DEDEN HIDAYAT
mungkin klo menurut saya kurikulum kita disesuaikan dengan kulture dan kebudayaan
indonesia bu..
HAPRIYANTO
Sebenarnya tidak berbeda Ibu hanya saja proses dan tahappannya saja yang berbeda dan
ditambah lagi perkembangan Teknologi serta staf pengajar nya mungkin berbeda cara
menyampaikan materi kepada siswanya
YANI SURYANI
ijin menjawab bu mungkin kalau kita lihat dari struktur kurikulum yang ada di negara
kita itu dari tingkat SD saja siswa diberikan banyak mata pelajaran dan dituntut untuk
menguasai semua mata pelajaran tersebut dengan pencapaian nilai akademis yang baik.
jadi siswa lebih banyak belajar secara teoritis dan kurang dapat mengembangkan potensi
mereka sesuai minat dan bakat mereka. sementara kalau kita melihat sistem pelajaran di
luar itu bertahap misalnya dari SD penanaman nilai karakter lebih diutamakan, naik ke
tingkat lebih atas mereka dapat mengambil kelas sesuai minat dan bakat mereka sehingga
pengembangan potensi mereka lebih optimal.terima kasih
WIWIT AFYANTI, S.FARM.APT
mungkin bu dari sistemnya salah satu nya itu jam mengajar dan juga kalau di luar negri
itu lebih fokus terhadap apa yang siswa minati saja

6. DEDEN HIDAYAT
Mohon masukan nya bapak/ibu semuanya:
dalam merancang pengembangan kurikulum di sekolah kita bagaima caranya atau kiat-
kiat nyasupaya bisa mencapai target atau memenuhi target dari 4C (Critical thinking
skills, Creative, Communicative, dan Collaborative)
Tanggapan :
RAYUANIKA
sepertinya kita bisa membaca alasan dan kiat nya di KB 1 pak
ENGKUS KUSNANDAR
kalau menurut saya pengembangan kurikulumnya harus disesuaikan dengan apa yang
diminta oleh DU/DI, karena SMK produk outputnya nanti siswa akan bekerja di DU/DI.
adabaiknya kalau kita juga meminta saran kepada DU/DI dalam pengembangan
kurikulum agar nanti kompetensi lulusan dapat diterima oleh DU/DI. sehingga nanti anak
akan terpicu untuk memiliki kompetensi 4C, karena motivasinya bertambah apabila ada
harapan setelah mereka lulus ada DU/DI yang akan sisap menampung mereka. itu
mungkin salah satunya pa.
WAWAT SUGIAWATI
Izin menyampaikan masukan pak Deden, Menurut saya metode pembelajaran PBL dan
PJBL itu sudah mencerminkan kompetensi 4C nya
MAWARDAH
Bagus menggunakan metode PBL dan PjBL pak. Siswa dituntut berpikir kritis thdp kasus
yg diberikan guru. Kmudian mengemukakan pendapatnya dr cara berpikir kreatifnya dan
saling bertukar tanggapan dan pendapat dg tmn2x.
IRMA BUDI ASTUTI
kalau menurut saya dengan sistem pembelajaran dengan metode PBL yang di dalamnya
ada proses bagaimana siswa di dorong untuk berpikir HOTs, pembelajaran dilakukan
dengan cara kreatif dan ada proses kerjasama kelompok dan pemaparan hasil diskusi

7. RETNO NUR SANTI


Bapak ibu, bagaimana kendala yang dihadapi bapak ibu guru dalam menerapkan
pembelajaran berbasis 4C ? dan bagaimanakah solusinya. terimkasih
JAWABAN

IKE MAYANG
Kendalanya masih ada peserta didik yang bersifat tertutup dan hanya bisa belajar
mandiri, kurang bersosialisasi dan ada juga peserta didik yang kurang melek teknologi
namun enggan mencoba

YANI S
ijin menjawab bu Retno..
sebetulnya yang kita lakukan selama ini juga sudah mncakup 4C, misalnya dalam
kegiatan diskusi disitukan ada proses komunikasi, kolaborasi antar guru-PD, siswa juga
diajak berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan. mungkin dari
gurunya yang harus memilih tema mana yang dapat dajdkan bahan diskusi untuk lebih
menggali faktor 4C ini.
terima kasih bu

RIZAL ALAMSAH
Kendalanya yaitu dalam belajar secara berkelompok dengan ide dari tiap anggota itu
berbeda-beda sehingga dalam pemecahan masalah jarang ada penengah yang
menetralkan diskusi untuk menentukan pemecahan masalah. Solusinya guru harus aktif
melakukan kunjungan ke tiap kelompok sebagai penengah. Atau melakukan rotasi
control sebagai upaya dalam mengawasi materi yang dibahas dalam suatu kelompok
belajar tidak terlalu keluar jalur materi.

8. WIRA ATMAWATI
Mohon Bantuannya bapak ibu...

Sebenarnya Saya ini masih merasa bingung dalam penerapan kurikulum yang digunakan
saat ini serta cara penggunaanya pada RPP atau bentuk formatnya. Apa saja yang menjadi
dasar atau pembeda dengan kurikulum sebelumnya yaitu K13 dengan 4C serta
bagaimana mengimplementasikannya pada kurikulum dan tantangannya dimasa depan?

Selain itu kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum pada kenyataannya belum
sepenuhnya dilaksanakan terutama bagi guru yang memang sdh mempunyai metode
pembelajaran yang sudah lama diterapkan sulit untuk di ubah. Bagaimana cara kita untuk
merealisasikan kurikulum terbaru ini (4C) bagi guru yang masih melaksanakan metode
pembelajaran yang lama?

Tanggapan :

WAWAT SUGIARTI
Izin menyampaikan masukan bu Wira, Sepertinya a sudah diterapkan ya bu pembelajaran
4C ini jika metode yang ibu terapkan pada proses pembelajaran PBL atau PJBL karena
dengan metode ini siswa dilatih untuk :
1. Berpikir Kritis ......C1
2. Kreatif.....C2
3. Komunikatif ....siswa berdiskusi antar kelompok...C3
4. Kolaboratif....C4
Cara merealisasikannya di adakan dulu IHT supaya semua guru Up date informasi

PUTU AYU
Ijin sedikit menjawab bu, mungkin untuk merealisasikannya lebih mengurangi
pembelajaran konvesional bu, lebih banyak diskusi, memberikan masalah kepada siswa,
sehingga anak-anak dapat berfikir kritis, jadi siswa yang lebih aktif. Kita mungkin
sebagai guru harus lebih terbiasa dalam pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
Mungkin seperti itu bu, terimakasih

AI WEN
Bisa dengan mengikuti pelatihan STEAM bu Wira, sehingga guru-guru pun tambah ilmu
baru. Bisa juga pelatihan mandiri yang disediakan oleh Kemendikbud di Guru Belajar

Anda mungkin juga menyukai