Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa adalah salah satu lembaga

pendidikan yang adadi provinsi Sulawesi Selatan Kab. Gowa dan lebih tepatnya diJl.

Pendidikan, tahun di dirikannya sekolah sekitar tahun 1953 dan luas sekolah mencapai 1.190

m2 merupakan sekolah berstatus negeri dan berakreditasi Buntuk tingkat SDN di kabupaten

Gowa.

2. Profil Sekolah SDN Lembaya

Nama Sekolah:SDN Lembaya

Alamat Sekolah :Jl. Pendidikan

Status : Negeri

Kode Pos : 92175

Kelurahan: Malakaji

Kecamatan : Tompobulu

Kabupaten : Gowa

Provinsi : Sulawesi Selatan

Negara : Indonesia

NPSN : 40301075

Status kepemilikan : Pemerintah Daerah

Sk Izin Operasional : 10

Tanggal SK Pendirian : 31-12-1953

3. Visi Sekolah dan Misi Sekolah SDN Lembaya

a. Visi
“Unggul Dalam Prestasi, Berakhlak dan Berbudaya Lingkungan”

b. Misi

Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka yang harus dilakukan sekolah

adalah:

1)Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha Esa melalui

penanaman kedisiplinan dan budi pekerti.

2)Meningkatkan kecerdasan dan keterampilan.

3)Menciptakan proses pembelajaran yang aktif, inopatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

4)Menjalin kerja sama yang baik antar warga sekolah dengan lingkungan masyarakat.

5)Mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih, indah, menyenangkan sebagai

sumber belajar.

6)Menciptakan sekolah yang aman, mencegh kekerasan bagi peserta didik dan warga

sekolah.

7)Mewujudkan pelestarian lingkungan sekolah dan sekitarnya melalui budaya buang

sampah pada tempatnya dan penghijauan.

8)Meningkatkan partisipasi warga, sekolah dan masyarakat dalam pencegahan,

pencemaran dan pelestarian lingkungan serta berprinsip hidup yang baik.

1. Keadaan Tenaga Pendidik

No Nama Jabatan Status LK/

Kepegawaian PR

1. Andriani Thamrin, S.Pd. Kepsek PNS P

2. Jufri, S.Pd. G. Bantu PNS L

3. Nurembong, S.Pd.I. G. Bantu PNS P


4. Hasmah, S.Pd. G. Bantu PNS P

5. Rustan A, S.Pd., M.Pd. G. Bantu PNS L

6. Murni, S.Pd.I. G. Bantu PNS P

7. Hardiana, S.Pd. G. Bantu PNS P

8. Nurwahidah, S.Pd. G. Bantu NON PNS P

9. Muh. Arief Sirajuddin, S.Pd. G. Bantu NON PNS L

10 Indah Ernawati, S.Pd. G. Bantu NON PNS P

11 Hasmawati HM, S.Pd. G. Bantu NON PNS P

Sumber: Kantor Tata Usaha SDN Lembaya2023

Tabel di atas menunjukkan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan di SDN

Lembaya, jumlahkeseluruhan sebanyak 11 orang dengan latar belakang yang berbeda-

bedasesuaidengan bidang studi masing-masing.

2. Keadaaan Siswa

Keadaan Siswa Laki-laki Prempuan Jumlah

Kelas I 22 20 42

Kelas II 15 15 30

Kelas III 30 20 50

Kelas IV 16 12 28

Kelas V 18 11 29

Kelas VI 17 23 40

Jumlah 118 101 219

Sumber: Kantor Tata Usaha SDN Lembaya2023


Tabel di atas menunjukkan jumlah peserta didik di SDN Lembaya, laki-laki sebanyak

118 dan prempuan sebanyak 101 dan jika di jumlah keseluruhan maka peserta didik di SDN

Lembaya sebanyak 219.

3. Sarana dan Prasarana

Kondisi
Jenis sarana dan
Jumlah
prasarana Baik Rusak Rusak
Ringan Berat

Ruang kepala madrasah 1 1 - -

Ruang guru 1 1 - -

Ruang tata usaha 1 1 - -

Ruang Kelas 6 6 - -

Perpustakaan 1 1 - -

Toilet Guru 1 1 - -

Toilet Siswa 6 4 2 -

Kantin 3 3 - -

Dapur 1 1 - -

Lapangan Olahraga 1 1 - -

Gudang 1 1 - -

Sumber: Kantor Tata Usaha SDN Lembaya2023

Tabel di atas merupakan daftar sarana dan prasarana yang ada di SMP

Negeri 2 Sungguminasa yang digunakan sekarang ini. Sarana dan prasarana ini

tentunya sangat mempengaruhi dalam peningkatan mutu sekolah.


B. Hasil Penelitian

1. Penanaman Nilai-Nilai Toleransi BeragamaMelalui Mata Pelajaran


PendidikanAgama Islam Pada Siswa Di SDN Lembaya Kecamatan Tompobulu
Kabupaten Gowa.

Penanaman nilai-nilai toleransi merupakan suatu proses yang dilakukan

dalam rangka untuk menanamkan atau menumbuhkan rasa ataupun sikap

toleransi dalam diri seseorang sehingga orang tersebut dapat

mengimplementasikan nilai-nilai toleransi dalam kehidupannya. Sedangkan

toleransi sendiri merupakan salah satu ajaran yang terkandung dalam agama

Islam yang juga disejajarkan dengan ajaran lain seperti halnya kasih sayang

(rahmah), keadilan, kemaslahatan umat, dan juga kebijaksanaan (hikmah).

Menjadi seseorang yang toleran berarti membiarkan atau mempersilahkan

orang lain untuk dapat menjadi diri mereka sendiri, menghargai orang lain,

serta menghargai latar belakang mereka.

Dalam hal penanaman nilai-nilai toleransi bearagam melalui mata

pelajaranPendidikan Agama Islam di SDN Lembaya peneliti menemukanbeberapa temuan

yang dibagi menjadi lima hal yaitu dari pemahaman gurudan siswa mengenai toleransi,

strategi yang digunakan guru dalammenanamkan nilai-nilai toleransi, peran orang tua siswa

dalam membantu sekolah dalam menanamkan niali-nilai toleransi beragama kepada siswa,

eksistensi nilai-nilai toleransi dalamkurikulum, serta nilai toleransi yang diajarkan. Kelima

hal tersebutdijabarkan dalam penjelasan berikut.

a. Pemahaman GuruDan Siswa Mengenai Toleransi Beragama

Berdasarkan wawancara yang di lakukan oleh peneliti terhadap Kepala Sekolah, Guru

PAI, dan Siswa. Guru PAI yakni Nurembong S.Pd.I. mengenai toleransi mengatakan bahwa:
“Toleransi secara umum menurut saya itu seperti menghargai antara
pendapat yang satu dengan pendapat yang lain supaya tidak terjadi kesalah
pahaman”.1

Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa toleransi adalah rasa

untuk saling menghargai perbedaanpendapat yang terjadi di kehidupan masyarakat yang bertujuan

untukmenghindari terjadinya kesalah pahaman yang dapat menimbulkanperpecahan dan permusuhan.

Selain itu, Kepala Sekolah SDN Lembaya Andriani Thamrin S.Pd.juga turut

memberikan pemahamannya tentang pengertian toleransi. Mengatakan bahwa:

“Toleransi itu adalah rasa saling menghargai antar sesama manusia


supaya dalam kehidupan bermasyarakat itu dapat tercipta kerukunan,
tercipta juga masyarakat yang damai sehingga hal tersebut menjadikan
negara aman, tentram, dan juga terkendali. Dengan adanya toleransi
juga dapat menjadi benteng bagi Indonesia yang merupakan negara
yang beragam agar tidak mudah terpecah belah dan tetapbersatu”.2
Berdasarkanwawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwatoleransi

sendirimerupakan rasa saling menghargai antar sesama manusia dan bertujuan agar

terciptaperdamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal ini setara apa yang di sampaikan oleh Murni S.Pd.I mengatakan bahwa:

“Kami selaku guru tidak membeda-bedakan antara aliran satu dengan yang lainnya
kami perlakukan sama rata dan kami memberikan pemahaman nilai-nilai toleransi di
dalamnya”.3

Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru tidak

membeda-bedakan antara aliran agama siswa yang satu dengan yang lainnya.

Hal ini di perkuat oleh siswa yakni putri mengatakan bahwa:

“Toleransi itu menghargai sesama dan salingmembantu orang lain tanpa memandang
agama orang tersebut”.4

Berdasarkan wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Dari pendapat

mengenai arti toleransi menurut beberapa sumber di

atas dapat ditemukan kesamaan yaitu sama sama berpendapat bahwa

1
Nurembong, Guru PAIwawancara tanggal 25 Mei 2023
2
Andriani Thamrin,Kepala Sekolah wawancara tanggal 25 Mei 2023
3
Murni,Guru Bhs. Indonesia wawancaratanggal 25 Mei 2023
4
Siswa Putri,wawancaratanggal 25 Mei 2023
toleransi merupakan sikap untuk saling menghargai antar sesama manusia.Ditambahkan pula

oleh siswa bahwa dalam menghargai seseorang tidaksebatas dalam golongan tertentu akan

tetapi juga tidak boleh memandangagama yang dalam hal ini diartikan sebagai latar belakang

dari orang lain.

b. Strategi Yang Di Gunakan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Toleransi Beragama

Dalam melakukan penanaman nilai-nilai toleransi kepada siswa

tentunya diperlukan strategi yang tepat agar proses internalisasi nilai-nilai

toleransi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Strategi yang

dilaksanakan haruslah tepat, mengingat siswa sekolah dasar yang masih

dalam usia anak-anak yang membutuhkan pendekatan agar siswa dapat

lebih memahami apa yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan wawancara yang di lakukan peneliti oleh Nurembong S.Pd.I

mengatakan bahwa:

“Cara saya menanamkan nilai-nilai toleransi di luar jam pelajaran itusaya lakukan di
kegiatan-kegiatan keagamaan. Misalnya pada saatsolat dhuhur, itu pada saat
pembelajaran tatap muka siswamengerjakan solat dhuhur berjamaah untuk kelas 4
sampai 6.Dikarenakan di SD itu tidak ada mushola, kita mengadakan
sholatberjamaah di mushola sekitar sd. Nah kebetulan sebagian besar siswadi kelas 4
sampai 6 itu beraliran NU sedangkan mushola yang kamigunakan itu beraliran
Muhammadiyah, sehingga disitu saya juga biasmenanamkan nilai-nilai toleransi.
Siswa juga bisa belajar untukmengetahui dan menghargai perbedaan pendapat dari
para ulama”.5

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sikap yang di ambil oleh

Guru sangat toleransi tidak membeda-bedakan antara muhammadiyah dan NU.

Hal ini di tambahkan oleh Andriani Thamrin S.Pd. mengatakan bahwa:

“Untuk kegiatan diluar pembelajaran dari sekolah ada kegiatankeagamaan seperti


sholat dhuhur berjamaah yang sudah disampaikan tadi, terus ada juga kegiatan
Ramadhan yang diisi denganceramah, kemudan ada juga kegiatan maulid nabi yang
juga bias dijadikan media dalam penanaman nilai-nilai toleransi kepada siswa,karena
seperti yang sudah diketahui kalau tidak semua umat muslim diIndonesia merayakan
maulid nabi, dan cara merayakannyapun jugaberbeda-beda”.6
5
Nurembong Guru PAI,wawancaratanggal 25 Mei 2023
6
Andriani Thamrin, Kepala Sekolah wawancaratanggal 25 Mei 2023
Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru memberikan nilai-nilai

toleransi dalam beragama contohnya akan mengadakan maulid karena setiap

merayakannyapun berbeda-beda.

Hal ini setara apa yang di sampaikan oleh Murni S.Pd.I mengatakan bahwa:

“Kalau nilai-nilai toleransi setiap pertemuan kami selaku guru


sisipkanuntukmengajarkan nilai-nilai toleransi, akan tetapi jika secara khusus
untukmengajarkan toleransi belum, hanya secara tersirat. Misalkan adamateri
pembelajaran yang berkaitan dengan toleransi itu saya sisipkannilai-nilai toleransi.
Materinya itu yang ada materi tentang toleransikalau secara tema ada di kelas 6 itu
ada materi kerukunan antar umatberagama. Kalau di kelas lain itu hanya tema
tentang perilaku baik,tapi saya tetap sisipkan nilai-nilai toleransi”.7

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru setiap masuk kelas

dalam hal ini mengajar selalu memberikan pemahaman nilai-nilai toleransi.

Hal ini di perkuat oleh siswa yakni putri mengatakan bahwa:

“Kami selalu di berikan arahan oleh guru kami dan menanamkan sikap toleransi
setiap masuk jam pelajaran termasuk oleh ibu Nurembong selaku guru PAI kami.

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa memang benar siswa selalu

di berikan arahan oleh gurunya terkait penanaman nilai-nilai toleransi.

c. Peran Orang Tua Siswa Dalam Membantu Sekolah Menanamkam Nilai-Nilai Toleransi

Beragama Kepada Siswa

Dalam penanaman nilai-nilai toleransi tentunya tidak hanya

dilakukan oleh sekolah yang dalam hal ini adalah guru PAI. Akan tetapi

juga diperlukan peran orang tua dalam mendukung apa yang telah

diajarkan di sekolah dengan turut menerapkannya di rumah. Sehingga

dengan turut berperannya orang tua nilai-nilai toleransi tersebut dapat

tertanam kuat dalam diri siswa. Untuk dapat mengetahui peran orang tua
7
Murni, Guru Bhs. Indonesia wawancaratanggal 25 Mei 2023
siswa dalam menanamkan nilai-nilai toleransi tersebut tentunya kita

terlebih dahulu mengetahui pemahaman orang tua siswa tentang toleransi.

Berdasarkan wawancara yang di lakukan peneliti oleh Ibu Misrawati mengatakan

bahwa:

“Toleransi menurut saya adalah sikap salingmenghargai satu sama lain serta saling
menghormati satu sama lain dalammelaksanakan kewajiban dan haknya masing-
masing”.8

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa toleransi adalah sikap

salingmenghargai satu sama lain serta saling menghormati satu sama lain.

Hal ini setara apa yang di sampaikan oleh ibu Rosmianimengatakan bahwa:

“Toleransi menurut saya yaitu rasa untuk saling menghargai baik itusesama umat
Islam maupun dengan orang yang beragama non Islam.Menghargai di sini dalam
berbagai hal ya, baik itu menghargaikeyakinan orang lain, menghargai pendapat
orang lain, maupunmenghargai kepercayaan orang lain, dan yang lainnnya”.9

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa toleransi saling menghargai

baik itusesama umat Islam maupun dengan orang yang beragama non Islam.Menghargai di

sini dalam berbagai hal ya, baik itu menghargaikeyakinan orang lain, menghargai pendapat

orang lain, maupunmenghargai kepercayaan orang lain dan peneliti menambahkan bahwa

orang tua siswa sudah paham apa itu toleransi.

Setelah mengetahui pemahaman orang tua siswa mengenai toleransidilanjutkan

dengan mengetahui bagaimana peran orang tua dalam turutmembantu sekolah untuk

menanamkan nilai-nilai toleransi kepada siswa.Ibu Misrawati sebagai salah satu orang tua

siswa turutmembantu sekolah dalam menanamkan nilai-nilai toleransi kepadaanaknya.

Mengatakan bahwa:

“Kalau dirumah itu saya juga ikut menanamkan nilai-nilai toleransi yaNak, tapi nilai
toleransi yang saya ajarkan kepada anak lebih kepadamenghargai kerja keras anak dan juga
memberi kebebasan anak untukdapat berekspresi. Jadi setiap anak saya dapat tugas, saya
pasti mintaanak untuk dapat mengerjakannya dulu, baru setelah itu saya koreksijika ada
yang salah. Jadi dalam hal itu saya membebaskan anak untukdapat berpendapat dulu baru

8
Misrawati, Orang Tua Siswa wawancara tanggal 26 Mei 2023
9
Rosmiani, Orang Tua Siswa wawancaratanggal 26 Mei 2023
jika ada yang salah saya luruskan. Disinitugas saya hanya sebagai kontrol bagi anak agar
tidak menyimpang.Toleransi disini itu saya menghargai pendapat anak, dan saya tidak bisa
kalau harus memaksakan pendapat saya kepada anak, dengan halitu saya mengajarkan
kepada anak dengan memberi contoh langsunguntuk dapat menghargai pendapat dari orang
lain”.10

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Ibu Misrawati mengajarkan

kepadaanaknya tentang kerja keras. Ibu Misrawati juga mengajarkan bagaimana

caramenghargai pendapat yang disampaikan orang lain. Beliau tidakmemaksakan

pendapatnya kepada anak. Selain itu ibu menambahkan bahwa:

“Selain itu saya di rumah juga mengajarkan kepada anak saya untuktidak membenci
temannya yang menjelek-jelekan dia. Soalnyaterkadang ada temannya yang
menyebut anak saya dengan sebutangendut. Disitu saya memberikan pengertian
kepada anak saya kalaujika ada orang yang menyebut dia gendut itu berarti orang
tersebutsayang sama kita dan juga perhatian sama kita, jadi saya mengajarkankepada
anak saya untuk tidak membalas perbuatan teman-temannya.Disitu anak belajar
untuk dapat menghargai fisik temannya, sehinggaanak saya tidak menghina
temannya yang memiliki perbedaan”.11

Selain dari penjelasan yang disampaikan Ibu Misrawati, terdapat pulapenjelasan dari

Ibu Rosmiani tentang bagaimana beliau ikut membantusekolah dalam menanamkan nilai-

nilai toleransi kepada siswa. MenurutIbu Rosmiani mengatakan bahwa:

“Saya kalau dirumah juga ikut mengajarkan kepada anak saya untuk
dapat menghargai temannya, saya selalu tekankan kepada anak sayauntuk tidak
mengejek atau menjelek-jelekan temannya, jadi dalam halitu saya juga sudah ikut
membantu sekolah dalam menanamkan nilai-nilai toleransi ke anak saya. Selain itu
saya juga selalu menanyakankepada anak saya jika ada tugas atau PR dari sekolah,
dan sebisamungkin saya juga membantu dan mengarahkan anak saya
dalammengerjakan dalam mengerjakan tugas itu”.12

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa orang tua siswa juga

turutberperan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi kepada siswa. Caraorang tua dalam

ikut menanamkan nilai-nilai toleransi kepada anaknyajuga berbeda-beda dan tentunya bentuk

toleransi yang diajarkan olehorang tua juga berbeda-beda. Akan tetapi, dalam menanamkan

nilai-nilaitoleransi orang tua lebih menekankan dengan cara pembiasaan kepadaanaknya.

10
Misrawati, Orang Tua Siswa wawancaratanggal 26 Mei 2023
11
Misrawati, Orang Tua Siswa wawancara tanggal 26 Mei 2023
12
Rosmiani,Orang Tua Siswa wawancaratanggal 26 Mei 2023
Siswa dibiasakan hal-hal baik serta diberikan contoh langsunguntuk dapat menghargai orang

lain.

d. Eksistensi Nilai-Nilai Toleransi Beragama Dalam Kurikulum

Untuk dapat mengetahui eksistensi dari nilai-nilai toleransi padamateri

pembelajaran, telah dilakukan observasi terhadap materi apa sajayang diajarkan dalam proses

pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada bab ini akan ditampilkan materi pembelajaran

yang menurut penjelasandari Ibu Nurembong, S.Pd.I. Selaku guru Pendidikan Agama

Islamrelevan untuk dapat disisipkan dengan nilai-nilai toleransi. Untuk dapatmengetahui

materi yang relevan untuk disisipkan nilai-nilai tolerasiditampilkan dalam tabel sebagai

berikut:

No Kelas Semester Judul Mapel

1. Kelas I Semester I Bab 1 Kasih Sayang

Semester II Bab 10 Perilaku Terpuji

2. Kelas II Semester I Bab 4 Perilaku Terpuji

Semester II Bab 12 Hidup Damai

3. Kelas III Semester I Bab 4 Hidup Tenang

denganBerperilaku Terpuji

(TanggungJawab, Tawaduk, Peduli)

Semester II Bab9 Meyakini Allah

MahaMengetahui dan

MahaMendengar

4. Kelas IV Semester I Bab 3 Aku Anak Shalih

Semester II Bab 8 Mari Berperilaku Terpuji


5. Kelas V Semester I Bab 4 Bulan Ramadhan yang Indah

Semester II Bab 9 Indahnya Shalat Tarawih dan

Tadarus al-Qur’an

6. Kelas VI Semester I Bab 1 Indahnya Saling Menghormati

Semester II Bab 6 Indahnya Saling Membantu

Bab 8 Senangnya Berakhlak Terpuji

Bab 9 Ayo, Berinfak dan

Bersedekah

Di tampilkan materi-materi yang digunakan oleh guruPAI untuk dapat menanamkan

nilai-nilai toleransi kepada siswa. Materi-materi tersebut dipilih oleh guru PAI dikarenakan

materi tersebut relevandan tentunya terdapat nilai-nilai toleransi. Sebagai contoh pada

materikelas III semester 1 tentang hidup tenang dengan berperilaku terpuji yangdi dalamnya

dijelaskan materi tentang tanggungjawab, tawaduk, dan jugapeduli. Menurut penjelasan dari

guru PAI pada bab tersebut terdapatmateri pembelajaran tentang peduli. Materi pembelajaran

tentang pedulitersebut terdapat nilai-nilai toleransi untuk saling peduli kepada siapapun.Siswa

diajarkan untuk dapat memiliki rasa peduli walaupun kepada temanyang memiliki latar

belakang maupun agama yang berbeda.

Selain itu terdapat pula materi pada kelas V semester 2 tentangindahnya shalat

Tarawih dan tadarus al-Qur’an. Pada materi pembelajarantersebut diajarkan tentang shalat

Tarawih. Pada materi pembelajarantentang shalat Tarawih tersebut terdapat penjelasan bahwa

shalat Tarawih terdapat dua pendapat tentang jumlah raka’at. Guru PAI mengajarkankepada

siswa untuk dapat menghargai perbedaan tersebut danmengajarkan kepada siswa untuk tidak

saling menyalahkan dikarenakankedua pendapat tentang jumlah raka’at tersebut memiliki


dasar hukumnyasendiri, sehingga keduanya benar. Pada materi tersebut tentunyaterkandung

nilai-nilai toleransi, yaitu toleransi dalam menghargaiperbedaan pendapat para ulama.

Seperti yang telah disampaikan oleh Ibu Nurembong, S.Pd.I. padawawancara

dengan beliau, materi pembelajaran yang secara khususmembahas tentang toleransi terdapat

pada kelas VI. Melalui Tabel di atasdapat diketahui bahwa materi yang dimaksud oleh Ibu

Nurembong,S.Pd.I. adalah pada bab 1 yang berjudul Indahnya Saling Menghormati.Materi

pembelajaran tersebut membahas tentang surah Al-Kafirun. SurahAl-Kafirun sendiri berisi

tentang toleransi, yaitu bagaimana untuk dapatmenghargai dan saling bertoleransi antar umat

beragama yang lebihtepatnya terdapat pada ayat ke 6 yang artinya “Untukmu agamamu,

danuntukku agamaku”.13

e. Nilai-nilai Toleransi yang di Ajarkan

Penanaman nilai-nilai toleransi memang sangat penting untukdilakukan sejak dini

kepada siswa. Toleransi sendiri memiliki bentuk,seperti toleransi antar umat beragama dan

juga toleransi antar sesama umatIslam.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Ibu Nurembong, S.Pd.I. dapat

diketahui nilai-nilai dan bentuk apa saja yangdiajarkan melalui mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SDN Lembaya. Untuk dapat mengetahui nilai-nilai toleransi apa sajayang

ditanamkan di SDN Lembaya dapat dilihat penjelasandari Ibu Nurembong, S.Pd.I.

mengatakan bahwa:

“Bentuk toleransi yang saya ajarkan ya toleransi antar umat beragama,toleransi


dalam menghadapi perbedaan dengan teman, toleransi dalammenyikapi perbedaan
tata cara beribadah seperti bacaan solat, terusjuga toleransi dalam menyikapi
perbedaan yang ada di masyarakatterutama di media sosial. Hal tersebut karena
banyak siswa yang sudahdiberikan hp oleh orang tuanya dan otomatis siswa juga
sudahmengakses media sosial jadi siswa saya ajarkan untuk tidak salingmenghina di
media sosial”.14

13
Labib MZ dan Maftuh Ahnan, Tafsir Al-Qur’an Surah Al Kafirun: Toleransi dalam
Islam, (Jakarta: Bintang Pelajar, 2008), hal. 7.
14
Nurembong,Guru PAI wawancaratanggal 25 Mei 2023
Hal ini setara apa yang di sampaikan oleh Kepala Sekolah Ibu Andriani Thamrin,

S.Pd. mengatakan bahwa:

“Bentuk toleransi yang diajarkan adalah menumbuhkan rasa kasihsayang dan saling
membantu tanpa membeda-bedakan dan tanpamemandang latar belakang orang lain.
Selain itu juga bentuk toleransidalam menghargai perbedaan pendapat, seperti yang
kita lihat ya masdalam kehidupan tentunya pasti ada perbedaan pendapat, nah itu
yangharus diajarkan kepada siswa karena memang mungkin sekarang siswamasih
belum tau tentang perbedaan pendapat, tapi kita tetap harusmengajarkan hal tersebut
karena kedepannya siswa juga pasti akanmenemui hal tersebut”.15

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa bahwa melalui mata

pelajaran PAI sekolahmengajarkan beberapa bentuk toleransi. Bentuk toleransi yang

diajarkandi SDN Lembaya meliputi toleransi antar umat beragama,toleransi antar teman,

toleransi dalam menyikapi perbedaan pendapat paraulama, serta toleransi dalam menghadapi

perbedaan di masyarakat.

2. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penanaman Nilai-Nilai Toleransi


Beragama Di SDN LembayaKec. Tompobulu Kab. Gowa

Untuk dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukungdan

menghambat proses penanaman nilai-nilai toleransi di SDN Lembaya maka dilakukan

wawancara dengan narasumber yangberkompetendan terlibat dalam proses penanaman nilai-

nilai toleransi di SDN Lembaya yaitu Ibu Nurembong, S.Pd.I. sebagai guru PAI dan

IbuAndriani Thamrin, S.Pd. sebagai Kepala Sekolah.

a. Faktor Pendukung

Adapun faktor-faktor pendukung di antaranya adalah:

1.) Kekeluargaan

2.) Kebersamaan

3.) Sikap saling membantu dan mendukung

4.) Sarana dan Prasarana

15
Andriani Thamrin,Kepala Sekolah wawancaratanggal 25 Mei 2023
Sarana dan prasarana ini bagian dari faktor pendukung dalam menanamkan nilai-

nilai toleransi kepada siswa, guru PAImelihat bagaimana respon siswa ketika beliau

mengajarkan tentangtoleransi kepada siswa.

Berdasarkan wawancara yang di peroleh Nurembong S.Pd.I mengatakan bahwa:

“Respon siswaAlhamdulillah baik, paling ya hanya sekedar pertanyaan-pertanyaan


darisiswa yang mungkin rasa keingintahuannya yang tinggi, dan itu justrubagus
karena siswa dapat berpikir kritis”.16

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa beliaumendapatkan respon

yang baik dari siswa,dikarenakan pada saat beliau mengajarkan tentang toleransi kepada parasiswa,

tidak sedikit dari siswa yang bertanya sehingga hal tersebutmerupakan sesuatu yang baik dikarenakan

kemampuan siswa dalamberpikir kritis dapat dilatih, dan diharapkan siswa juga dapat lebihmemahami

arti toleransi itu sendiri.

Ibu Andriani Thamrin S.Pd. selaku KepalaSekolah jugamenambahkan terkait

penanaman nilai-niali toleransi yang dilaksanakanmelalui mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam mengatakan bahwa:

“Yang saya lakukan itu bisa dengan memantau apa saja yangdisampaikan oleh guru
PAI, agar tentunya sesuai dengan ajaran Islamdan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Kemudian saya jugamendukung program-program ataupun kegiatan
keagamaan yang akandilakukan oleh guru PAI selama itu dapat membawa kebaikan
bagisiswa. Saya juga memberikan masukan-masukan kepada guru PAIagar tentunya
dapat mendidik siswa supaya dapat memiliki rasatoleransi yang tinggi. Saya juga
harus memberikan contoh nyatakepada guru-guru dan siswa dalam bertoleransi,
tidak memandanglatar belakang guru dan siswa dan tidak membeda-bedakan
perlakuansaya kepada seluruh guru dan siswa”.17

Wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa Kepala

Sekolah mendukung penuh adanya proses penanaman nilai-nilai toleransi

kepada siswa melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Selain Kepala Sekolah, Guru PAI, dan juga siswa, orang tua siswajuga turut

mendukung dalam proses penanaman nilai-nilai toleransi ini.Hal ini dapat dilihat dari

penjelasan tentang peran orang tua siswa dalammembantu sekolah menanamkan nilai-nilai
16
Nurembong, Guru PAIwawancaratanggal 25 Mei 2023
17
Andriani Thamrin, Kepala Sekolah wawancaratanggal 25 Mei 2023
toleransi kepada siswa yangtelah dijelaskan di atas. Dari penjelasan dari orang tua tersebut

dapatdilihat bahwa orang tua siswa juga turut andil dalam membantu guru PAIuntuk

menanamkan nilai-nilai toleransi kepada siswa.

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor yangdapat mendukung

adanya proses penanaman nilai-nilai toleransi kepadasiswa adalah berasal adanya respon

yang baik dari siswa dan siswa jugamemiliki kemampuan berpikir kritis sehingga

memudahkan guru dalammenanamkan nilai-nilai toleransi, respon yang baik tersebut juga

munculdari masyarakat sekitar. Kemudian adanya dukungan dari kepala sekolahdan juga

orang tua juga berperan penting dalam proses penanaman nilai-nilai toleransi tersebut. Selain

itu, kondisi bangunan yang terbilang barujuga dapat mendukung proses penanaman nilai-nilai

toleransi tersebut,dikarenakan dengan kondisi bangunan yang baru dan bersih

dapatmenambah kenyamanan dari siswa dalam belajar.

b. Faktor Penghambat

Dalam penanaman nilai-nilai toleransi selain terdapat faktor yang

dapat mendukung berjalannya penanaman nilai-nilai toleransi tentunya

juga terdapat faktor yang menghambat jalannya penanaman nilai-nilai toleransi tersebut.

Berdasarkan wawancara yang di peroleh Nurembong S.Pd.I mengatakan bahwa:

“Faktor Penghambat dari penanaman nilai-nilai toleransi adalah


1.) saling curiga
2.) pengetahuan agama yangt dangkal
3.) penghinaan terhadap golongan yang lain”.18

Wawancara di atas peneliti dapat memyimpulkan bahwa faktor penghambat ada 3

yakni saling curiga, pengetahuan agama yang dangkal, dan penghinaan terhadap golongan

yang lain.

Hal ini di perkuat oleh Nurmi S.Pd mengatakan bahwa:

“Betul apa yang di sampaikan oleh Ibu Nurembong bahwa faktor penghambat
penanaman nilai-nilai toleransi beragama yaitu 3 poin tadi, jadi kami selaku guru
18
Nurembong,Guru PAI wawancaratanggal 25 Mei 2023
hanya memaksimalkam dan memberikan pengajaran yang terbaik untuk siswa SDN
Lembaya lebih khususnya”.19

Wawancara di atas peneliti dapat memyimpulkan bahwa guru di SDN Lembaya

memaksimalkam dan memberikan pengajaran yang terbaik untuk hal-hal yang tidak di

inginkan itu tidak terjadi.

Hal ini setara yang di sampaikan oleh Andriani Thamrin S.Pd mengatakan bahwa:

“Bila ada faktor pendukung pasti ada faktor penghambat nah, selaku guru kami
memberikan pemahaman-pemahaman kepada siswa agar mereka senantiasa selalu
menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi beragama hal ini pula menyebabkan kita
selalu kompak, bersatu, dan bersama. Karena perbedaan adalah bagian dari
kebersamaan”.20

Wawancara di atas peneliti dapat memyimpulkan bahwa guru selalu memberikan

pemahaman-pemahaman kepada siswa agar mereka senantiasa selalu menjunjung tinggi

nilai-nilai toleransi beragama hal ini pula menyebabkan kita selalu kompak, bersatu, dan

bersama. Karena perbedaan adalah bagian dari kebersamaan.

19
Nurmi,Guru Bhs. Indonesia wawancaratanggal 25 Mei 2023
20
Andriani Thamrin, kepala Sekolah wawancaratanggal 25 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai