Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI SEL

MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Biosel Biomol
Dosen Pengampun : Eka Trisnawati, M.Pd

Oleh:
1. Alfina Khoerotul Aeni NIM. 42121021
2. Ayu Alfiani Nur Hidayah NIM. 42121025
3. Listia Ningsih NIM. 42121038
4. Nur Afni Sevina NIM. 42121044
5. Syifa Budiarti NIM. 42121053

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI


PRODI FARMASI
BUMIAYU
2021

I
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan taufiq dan hidayah-
Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan
para pengikut jejaknya hingga hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan
perjuangan mereka.
Amma ba’du. Makalah yang berjudul “Komunikasi Sel” ini disusun guna memenuhi tugas
terstruktur kelompok pada mata kuliah Biosel Biomol yang diampu oleh Eka Trisnawati,
M.Pd, Prodi Farmasi, Fakultas Sains & Teknologi, Universitas Peradaban. Penulisan makalah
ini juga dimaksudkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
dalam penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik
moral maupun materil. Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan yang setinggi-
tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan
dimasa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah
SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal jariyah bagi tim penyusun serta
pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam makalah ini. Amin .

Bumiayu, 28 Oktober 2021


Ketua

Alfina Khoerotul Aeni

NIM. 42121021

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ I


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... III
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................IV
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 2
1.3 TUJUAN ..................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 SEL ................................................................................................................................ 3
2.1.1 PENGERTIAN SEL .......................................................................................... 3
2.1.2 KARAKTERISTIK SEL ................................................................................... 3
2.1.3 FUNGSI SEL ..................................................................................................... 4
2.1.4 MACAM MACAM SEL ................................................................................... 4
2.2 KOMUNIKASI SEL...................................................................................................... 5
2.2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI SEL................................................................ 5
2.2.2 JENIS JENIS KOMUNIKASI SEL ................................................................... 6
2.2.3 TAHAP TAHAP KOMUNIKASI SEL ............................................................. 8
2.3 PENSINYALAN............................................................................................................ 9
2.3.1 TIGA TAHAP PENSINYALAN SEL............................................................... 9
2.4 SECOND MESSENGER ............................................................................................ 10
2.4.1 PENGERTIAN SECOND MESSENGER ....................................................... 10
2.4.2 MOLEKUL YANG BERTUGAS SEBAGAI SECOND MESSENGER ....... 10
BAB 3 KESIMPULAN .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
LAMPIRAN............................................................................................................................ 14

III
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 0.1 STAFILOKOKUS ............................................................................................. 3


GAMBAR 0.2 SEL OVUM ....................................................................................................... 3
GAMBAR 0.3 AMUBA ............................................................................................................ 4
GAMBAR 0.4 PROKATIOK .................................................................................................... 4
GAMBAR 0.5 SEL BAKTERI.................................................................................................. 5
GAMBAR 0.6 SEL TUMBUHAN ............................................................................................ 5
GAMBAR 0.7 SEL HEWAN .................................................................................................... 5
GAMBAR 0.8 KOMUNIKASI KONTAK LANGSUNG ........................................................ 5
GAMBAR 0.9 PENSINYALAN PARAKRIN.......................................................................... 6
GAMBAR 1.0 PENSINYALAN ENDOKRIN ......................................................................... 6
GAMBAR 1.1 PENSINYALAN SYNAP ................................................................................. 7
GAMBAR 1.2 TAHAP PENSINYALAN ................................................................................. 8
GAMBAR 2.1 PENSIYALAN SEL JARAK DEKAT ............................................................. 6
GAMBAR 2.2 PERSINYALAN SEL JARAK JAUH .............................................................. 7

IV
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari organisme. Dikatakan
demikian karena sel yang tersusun atas banyak organel tersebut dapat melakukan
aktivitas-aktivitas layaknya organisme. Misalnya fungsi respirasi pada mamalia yang
dilakukan oleh paru-paru untuk menghasilkan energi dapat pula dilakukan oleh sel.
Bagian sel yang berperan untuk menghasilkan energi adalah mitokondria.
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel
jauh lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya dilakukan oleh
manusia.
Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa perubahan
pada lingkungan fisik organisme, bermacam-macam bentuknya. Misalnya, sel dapat
mengindra dan merespon sinyal elektromagnetik, seperti cahaya dan sinyal mekanis,
seperti sentuhan. Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan
menggunakan sinyal kimiawi.
Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada
koordinasi dengan sel yang lain. Milyaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus
berkomunikasi untuk mengkoordinasikan aktivitasnya sehingga memungkinkan
organisme untuk tumbuh dan berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk
jaringan kemudian organ dan sistem organ yang menjalankan organisme untuk hidup. Sel
sebagai unit terkecil kehidupan, juga mengalami proses komunikasi antar sesama sel
(komunikasi sel). Oleh karena itu penting untuk mempelajari komunikasi sel yang akan
dibahas lebih mendetail dalam makalah ini.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang mengenai interaksi antar sel/komunikasi sel diatas, maka dapat
ditarik beberapa rumusan masalah seperti :

1. Apa yang dimaksud dengan sel ?


2. Apa yang dimaksud dengan komunikasi sel ?
3. Sebutkan jenis-jenis komunikasi antar sel?
4. Apa yang dimaksud dengan reseptor sinyal ?
5. Apa yang dimaksud dengan second messenger?

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai sel.


2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai komunikasi sel.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis komunikasi antar sel.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai reseptor sinyal.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami mengenai second messenger.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 SEL

2.1.1 PENGERTIAN SEL

Unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup yang dapat melakukan
aktivitas kehidupan reproduksi, respirasi, metabolisme.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (unicellular), misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multicellular).
Pada organisme multiseluler terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang
menjadi dasar bagi hirarki hidup. Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan
hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-
masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-
sel prokariotik beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
• Semua makhluk hidup tersusun dari sel.
• Uniseluler : dibentuk oleh satu sel (bakteri dan protozoa).
• Multiseluler : dibentuk oleh banyak sel.
• Sel yang serupa, berfungsi sama membentuk suatu jaringan.
• Sel Jaringan Organ Sistem organ Individu.

2.1.2 KARAKTERISTIK SEL

Ukuran bervariasi:

● kecil contohnya stafilokokus dengan diameter ± 1 µm


● besar contohnya ovum dengan diameter ± 70µm dan amuba dengan diameter ± 300
µm

Gambar 0.1 Stafilokokus Gambar 0.2 sel ovum

3
Bentuk bervariasi:

● Ada yang statik


1. Kecil dan spherik misalnya E. coli
2. Sangat kompleks misalnya saraf
● bentuk berubah (dinamik)
1. misalnya amuba dan pagosit
2. Beberapa diantaranya dilengkapi dengan struktur tambahan yang mempunyai fungsi
spesifik misalnya silia pada protozoa, flagella pada epitel dan reseptor sistem saraf.
Gambar 0.3 amuba

Sel dibentuk oleh nukleus dan sitoplasma yang dipisahkan satu dengan yang
lainnya/lingkungan oleh membran.

2.1.3 FUNGSI SEL

• Sel melakukan fungsi kehidupan, misalnya pada sistem respirasi, transportasi, sekresi,
ekskresi, reproduksi, pencernaan dll
• Sel juga menurunkan sifat : unit hereditas yang menurunkan sifat genetis kepada
keturunannya

2.1.4 MACAM-MACAM SEL

• Sel prokariotik (pro = sebelum; karyon = nucleus)


1. Sel yg tidak mempunyai membran inti
2. DNA terkonsentrasi pada nukleoid
3. mempunyai plasmid (DNA sirkuler yg
4. berukuran lebih kecil)
5. plasmid terdapat diluar nucleoid
Contoh : bakteri dan alga Gambar 0.4 Sel prokariotik

4
Gambar 0.5 Sel bakteri

• Sel eukariotik (eu = sebenarnya)


1. Sel yg mempunyai membran nukleus, sitoplasma dan organel sel (terpisah antara
nukleus dan sitoplasma).
2. DNA terdapat pada nukleus transfer informasi genetik berlangsung kompleks,
melibatkan lebih banyak enzim dan organel sitoplasma
Contoh : sel tumbuhan, hewan dan manusia

Gambar 0.6 Sel tumbuhan Gambar 0.7 Sel hewan

2.2 KOMUNIKASI SEL

2.2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI SEL

Komunikasi sel merupakan aktivitas dasar sebagai sarana untuk dapat saling
berhubungan satu sama lain dalam seluruh dimensi kehidupan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa, dengan komunikasi, segala sesuatu dapat dikoordinasi untuk menghasilkan efek atau
hasil tertentu. Dalam suatu sistem atau organisasi, komunikasi sangatlah penting. Dengan
adanya komunikasi yang baik maka suatu sistem atau organisasi dapat berjalan lancar dan
berhasil, begitu pula sebaliknya, kurangnya komunikasi, tidak adanya komunikasi, kegagalan
komunikasi dalam suatu organisasi atau sistem dapat membuat segala sesuatu menjadi
terhambat dan berantakan, dan apabila tidak teratasi maka dapat menghasilkan kerusakan,
lebih jauh lagi selanjutnya berdampak kematian dalam suatu sistem atau organisasi.

5
Sel berkomunikasi satu sama lain melalui pesan (messenger) kimiawi. Di dalam jaringan,
sebagian pesan kimiawi berpindah dari sel ke sel melalui taut celah tanpa masuk ke dalam
cairan ekstraseluler. Selain itu sel juga dipengaruhi oleh pesan kimiawi yang disekresikan ke
dalam cairan ekstraseluler. Pesan kimiawi ini berikatan dengan reseptor protein di permukaan
sel atau pada keadaan tertentu di sitoplasma atau inti sel, dan mencetuskan rangkaian
perubahan intrasel yang menghasilkan efek fisiologis.

2.2.2 JENIS-JENIS KOMUNIKASI SEL

● Jenis komunikasi sel yang ke-1 dengan kontak langsung adalah molekul pada
permukaan satu sel yang dikondisikan oleh reseptor pada sel sebelahnya (adjacent cell)
Hewan dan tumbuhan memiliki junction yang memberikan kontinuitas sitoplasmik di
antara sel sel yang berdekatan. Bahan pensinyalan larut dalam sitosol dapat dengan bebas
melewati sel yang berdekatan. Kemungkinan sel hewan berkomunikasi melalui kontak
langsung di antara molekul-molekul pada permukaan. Penting pada perkembangan embrio
dan dalam pengoperasian sistem imun.

(gambar 0.8 komunikasi sel: kontak langsung)

● Jenis komunikasi sel yang ke-2 adalah pensinyalan parakrin. Signal yang dikeluarkan
dari sel memberikan efek kepada sel yang ada di sebelahnya. Sel penyekresi bertindak
sebagai sel target di dekatnya dengan melepas molekul pengatur lokal ke dalam fluida
ekstraseluler. Tipe lain dalam pensinyalan jarak dekat ini lebih terspesialisasi pada sel
saraf hewan. Pada sel saraf menghasilkan sinyal kimiawi dalam neurotransmitter yang
berdifusi melalui sel target tunggal yang hampir senyentuh sel pertama.Sinyal listrik yang
dihantarkan di sepanjang saraf tersebut dapat memicu sekresimolekul neurotransmiter ke
dalam sinapsis, yang merupakan ruangan sempit diantara sel saraf dan sel targetnya. Sel
saraf spesifik sangat berdekatan dengansinapsis, sinyal saraf tersebut dapat merambat dari
otak ke ibu jari misalnya tanpamenyebutkan respon yang tidak diperlukan dalam bagian
tubuh yang lainnya.

5
Gambar 2.1 Persinyalan sel jarak dekat

(gambar 0.9 komunikasi sel: pensinyalan parakrin)

● Jenis komunikasi sel yang ke-3 adalah pensinyalan endokrin. Hormon dikeluarkan
dari sel berefek ke sel lain melalui badan sel. Pada hewan, pensinyalan endokrin. Sel
terspesialisasi melepas molekul hormon ke dalam sistem pembuluh pada sistem peredaran
kemudian hormon tersebut mengalir ke sel target pada bagian tubuh lain.
Tumbuhan dan hewan yang menggunakan zat kimia disebut hormon
(Hormone) pensinyalan jarak jauh. Hormon yang terdapat pada tumbuhan disebut
regulator pertumbuhan tumbuhan yang mengalir melalui pembuluh, akan tetapi
alirannya lebih sering terjadi melalui pergerakan dari sel ke sel atau berdifusi
melalui udara dalam bentuk gas. Hormon ini memiliki ukuran molekuler dan tipe
yang sangat berbeda, seperti pada pengatur lokal. Contohnya pada hormon
pertumbuhan etilen, gas yang merangsang pematangan buah dan membantu
mengatur pertumbuhan yang merupakan hidrokarbon yang hanya memiliki 6 atom
(C2H4), sebaliknya pada hormon insulin mammalia, yang mengatur kadar gula

6
dalam darah, merupakan protein dengan ribuan atom. Pensinyalan pada hormone yang
terdapat pada hewan disebut Pensinyalan endokrin. Pada hormon ini, sel
mengalami terspesialisasi dalam melepaskan molekul hormon yang bergerak
dalam suatu sistem sirkulasi pada darah menuju sel yang ditargetkan pada bagian
tubuh yang lainny
Gambar 2.2 Persinyalan sel jarak jauh

• Jenis komunikasi sel yang ke-4 adalah pensinyalan synaptic. Sel saraf mengeluarkan
signal (neurotransmitter) dimana sebagai pengikat reseptor pada sel di dekatnya
(nearby cells)

(gambar 1.1 komunikasi pensinyalan synap)

7
2.2.3 TAHAPAN-TAHAPAN KOMUNIKASI SEL

1) Sintesis
2) Pelepasan hormone
3) Transport ke organ target
4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)
5) Penerjemahan
6) Respons.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai
jaringan maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga
dilakukan oleh sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem
endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi
secara fungsional yang demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin
sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.

2.3 PERSINYALAN

Pada komunikasi sel ini memiliki tiga tahap pensinyalan. Pada saat sel bertemu sinyal
harus dikenali oleh molekul reseptor spesifik dan informasi yang dibawa sinyal tersebut
harus dibuat ke bentuk lain (transduksi) di dalam sel tersebut sebelum sel yang
bersangkutan dapat meresponnya.

8
2.3.1 3 TAHAPAN PENSINYALAN

Gambar 1.2 Tahapan Pensinyalan

1. Tahap penerimaan
adalah ketika sel target mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Sinyal kimia
‘terdeteksi’ ketika molekul sinyal berkaitan dengan protein reseptor yang terletak di
permukaan sel atau di dalam sel.
2. Tahap transduksi
pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor dengan suatu cara, sehingga
menginisiasi proses transduksi. Tahap transduksi mengubah sinyal menjadi bentuk yang
dapat menyebabkan respon seluler spesifik. Dalam sistem Sutherland, pengikatan
epinefrin ke protein reseptor pada membrane plasma sel hati menyebabkan aktivasi
glikogen fosforilase. Transduksi terkadang terjadi dalam satu langkah saja, namun lebih
sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam serangkaian molekul yang berbeda-
jalur transduksi sinyal. Molekul-molekul dalam jalur ini sering kali disebut molekul relay
(relai molecule).
3. Tahap response (response).
Pada tahap ketiga pensinyalan sel, sinyal yang ditransaksikan lahirnya memicu respon
seluler spesifik. Respons ini mungkin merupakan aktivitas selular apapun yang bisa
dibayangkan-misalnya katalisis oleh suatu enzim (misalnya, glikogen fosforilase),
penyusunan lang sitoskeleton, atau aktivasi gen gen spesifik dalam nucleus. Proses
pensinyalan sel membantu memastikan bahwa aktivitas-aktivitas krusial seperti ini
berlangsung dalam sel yang benar, pada waktu yang tepat, dan dalam koordinasi yang
sesuai dengan sel sel lain pada organisme tersebut.

9
2.4 SECOND MESSENGER

2.4.1 PENGERTIAN SECOND MESSENGER

Second messenger adalah zat kimia intraseluler dimana kadarnya berubah tergantung dari
sinyal primer (hormone= ligand = first messenger). Fungsinya adalah untuk merelay atau
meneruskan sinyal eksternal yang tidak mampu menembus membrane sel. Pada kasus
hormone steroid yang dapat menembus membrane sel, sinyal eksternal dapat langsung
diteruskan ke inti sel tanpa melalui second messenger.

2.4.2 MOLEKUR YANG BERTUGAS SEBAGAI SECOND MESSENGER

● Cyclic AMP = Camp


Molekul ini adalah bentuk siklik dari adenosine monophosphate (amp). Proses
pembentukannya adalah dari atp menjadi camp dengan bantuan adenylyl cyclase (ac).
Sedangkan Pemecahan dari camp dilakukan oleh cyclic nucleotide phosphodiesterase
(pde). Oleh sebab itu regulasi dari camp tergantung dari keseimbangan antara adenylyl
cyclase (ac) dengan cyclic nucleotide phosphodiesterase

● Cyclic GMP = Cgmp


Cgmp disintesis oleh reseptor guanilil siklase yang diaktivitasi oleh second messenger lain
yaitu NO. sama seperti Camp,Cgmp juga mengaktivasi protein kinase dank anal ion.
Selain itu, cgmp juga berperan dalam regulasi fosfodiesterase.

● Inositol triphosphate = insP₃


InsP₃ dan DAG dihasilkan dari PIP₂ dengan bantuan phospholipase C, yang diaktivasi oleh
G-protein atau reseptor membrane dengan aktivitas tirosin kinase.

● Diacylglycerol = DAG
InsP₃ dan DAG dihasilkan dari PIP₂ dengan bantuan phospholipase C, yang diaktivasi oleh
G-protein atau reseptor membrane dengan aktivitas tirosin kinase.

● Ion kalsium = Ca²⁺


Ion ini dimobilisasi melalui kanal ion, misalnya dari retikulum endoplasma yang halus,
atau dari ruangan ekstraseluler. Kalsium akan mengaktifkan secara langsung atau melalui
ikatan kompleks dengan calmodulin.
● Adapun target molekul dari Ca²⁺ adalah
● Phospholipase A²

10
● Protein kinase C (PKC)
● Phosphatase calcineurin
● NO-synthases
● Selain itu Ca²⁺ juga berperan dalam proses kontraksi otot

● Nitrogen monoksida = NO
● NO merupakan molekul kecil yang disintesis dari asam amino arginine melalui
bantuan enzim NO-synthase (NOS). NO akaun mengaktivasi NO-dependent guanylyl
cyclase, NO terlibat dalam regulasi relaksasi otot pembuluh darah pengeluaran
neurotransmitter dan respon imunitas seluler.

11
BAB 3
KESIMPULAN
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (unicellular), misalnya bakteri,
Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multicellular). Sel dibentuk
oleh nukleus dan sitoplasma yang dipisahkan satu dengan yang lainnya/lingkungan oleh
membran.
Sel melakukan fungsi kehidupan, misalnya pada sistem respirasi, transportasi, sekresi,
ekskresi, reproduksi, pencernaan dll .Sel juga menurunkan sifat : unit hereditas yang
menurunkan sifat genetis kepada keturunannya. Sel yg mempunyai membran nukleus,
sitoplasma dan organel sel (terpisah antara nukleus dan sitoplasma).
Dengan adanya komunikasi yang baik maka suatu sistem atau organisasi dapat berjalan
lancar dan berhasil, begitu pula sebaliknya, kurangnya komunikasi, tidak adanya komunikasi,
kegagalan komunikasi dalam suatu organisasi atau sistem dapat membuat segala sesuatu
menjadi terhambat dan berantakan, dan apabila tidak teratasi maka dapat menghasilkan
kerusakan, lebih jauh lagi selanjutnya berdampak kematian dalam suatu sistem atau
organisasi.
Di dalam jaringan, sebagian pesan kimiawi berpindah dari sel ke sel melalui taut celah tanpa
masuk ke dalam cairan ekstraseluler. Pesan kimiawi ini berikatan dengan reseptor protein di
permukaan sel atau pada keadaan tertentu di sitoplasma atau inti sel, dan mencetuskan
rangkaian perubahan intrasel yang menghasilkan efek fisiologis.
Signal yang dikeluarkan dari sel memberikan efek kepada sel yang ada di sebelahnya.
Hormon dikeluarkan dari sel berefek ke sel lain melalui badan sel. Sel terspesialisasi melepas
molekul hormon ke dalam sistem pembuluh pada sistem peredaran kemudian hormon
tersebut mengalir ke sel target pada bagian tubuh lain.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk
mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai jaringan
maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga dilakukan oleh
sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin mengontrol
aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi secara fungsional yang
demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin sering dianggap menyusun
sistem neuroendokrin.
Pada saat sel bertemu sinyal harus dikenali oleh molekul reseptor spesifik dan informasi yang
dibawa sinyal tersebut harus dibuat ke bentuk lain (transduksi) di dalam sel tersebut sebelum
sel yang bersangkutan dapat meresponnya. Tahap penerimaan adalah ketika sel target
mendeteksi molekul sinyal yang berasal dari luar sel.
Sinyal kimia ‘terdeteksi’ ketika molekul sinyal berkaitan dengan protein reseptor yang
terletak di permukaan sel atau di dalam sel. Proses pensinyalan sel membantu memastikan
bahwa aktivitas-aktivitas krusial seperti ini berlangsung dalam sel yang benar, pada waktu
yang tepat, dan dalam koordinasi yang sesuai dengan sel sel lain pada organisme tersebut.
Pada kasus hormone steroid yang dapat menembus membrane sel, sinyal eksternal dapat
langsung diteruskan ke inti sel tanpa melalui second messenger.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gade, Moh. "STRUKTUR, FUNGSI ORGANEL DAN KOMUNIKASI ANTAR SEL."


Jurnal Al Ulum: LPPM Universitas Al Washliyah Medan 2.1 (2014): 1-9.
Ma’ruf, Anwar, and M. Kes. "INOVASI PENGENDALIAN PENYAKIT DAN
PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK MELALUI KOMUNIKASI SEL SECARA
FISIOLOGI VETERINER." (2016).
Kurniati, Tuti. "Biologi Sel." (2020).
Nurhayati, Betty, and Sri Darmawati. "Biologi sel dan molekuler: Bahan ajar teknologi
laboratorium medis." (2019).
Neil A.Campbell, Jane B. Reece. “BIOLOGI Edisi kedelapan Jilid 1” (2010)
Cecep Suryani Sobur. “HORMON DAN SECOND MESSENGER SEBAGAI ALAT
KOMUNIKASI SEL.” (2019).
Gerhard Krauss. “Biochemistry of Signal Transduction and Regulation.” (2008)
Betty Nurhayati, Sri Dramawati “BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER” (2017)
Rahmadina, Husnarika Febriani “Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk
Hidup” (2017)
Nugroho, L.H. dan Sumardi, I., “ Biologi Dasar” (2004) Swadaya. Jakarta

13
LAMPIRAN

https://youtu.be/L_5V3K0xof4

14

Anda mungkin juga menyukai