Anda di halaman 1dari 7

The 10th University Research Colloqium 2019

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Analisis Wacana Kritis pada Iklan Rokok Djarum 76


Tedi Andrianto 1, Fifin Ariyanti 2*, Deni Winda Prasiska 3, Andi Harris Prabawa4,
Sri Waljinah5
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
2,3,4
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta
1
fifinariyanti.1008@gmail.com

Abstrak
Kata Kunci: Latar belakang: Penggunaan teori kritis sebagai alat
Wacana, wacana kritis, pengkajian dalam penelitian ini disebabkan oleh adanya
deskriptif analitis. persoalan tentang penggunaan kata-kata dalam iklan rokok
djarum 76.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk: 1). Memaparkan
pemaknaan iklan rokok djarum 76 dengan menggunakan
pendekatan analisis wacana kritis. 2). Memaparkan makna
sosial dari pemaknaan penggunaan kata-kata dalam iklan
rokok djarum 76 di masyarakat umum.
Metode: Kajian ini merupakan pendekatan wacana kritis
dengan metode deskriptif analitis. Penelitian deskriptif
analitis adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Kajian
ini juga terbatas hanya pada produk rokok djarum 76 yang
terdapat dalam iklan.
Hasil: Iklan rokok djarum 76 memiliki kata-kata yang khas
dalam penyajiannya. Sehingga menimbulkan kesan humor,
namun disisi lain ada sesuatu makna yang sebenarnya tersirat
di dalamnya. Kata-kata yang dipakai pun selalu lekat dengan
telinga masyarakat dan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Iklan rokok djarum bahkan bisa dikatakan pemilik jargon
“wani piro?’, “kuberi satu permintaan” dan dengan om
jinnya yang memiliki gaya khas yang tidak dimiliki oleh iklan
rokok lain. Iklan rokok djarum menggunakan kata-kata yang
sangat menyesuaikan dengan kondisi bahkan banyak terdapat
kritikan sosial di dalam kata-kata tersebut.

1. PENDAHULUAN yang menambah kesan bahwa iklan tersebut


Iklan merupakan suatu cara persuatif adalah iklan yang berkualitas.
untuk memberikan informasi mengenai suatu Iklan (advertisement) merupakan sebuah
produk atau acara tertentu yang disiarkan objek semiotika yang mempunyai perbedaan
melalui media cetak maupun media massa. mendasar dengan desain yang bersifat tiga
Banyak hal-hal yang disebarkan informasinya dimensional, khususnya desain produk. Pesan
lewat sebuah iklan. Seiring dengan merupakan salah satu aspek komunikasi
perkembangan IPTEK maka banyak pula dalam sebuah desain produk. Sebuah iklan
variasi-variasi yang timbul untuk berisikan unsur-unsur tanda berupa objek
memperbaiki serta menambah kesan menarik yang diiklankan, konteks berupa lingkungan,
serta persuatif pada sebuah iklan. Mulai dari orang atau makhluk lainnya yang memberikan
perbaikan desain, jargon, serta hal-hal lain makna pada objek, serta teks yang
memperkuat makna.

121
Di Indonesia pada masa suatu pendekatan studi tentang teks dan
perkembangannya, bentuk iklan bersabdar ujaran, yang muncul dari linguistik kritis,
pada bahasa verbal yang tertulis dan tercetak. semiotika kritis dan secara umum dari sosio-
Kekuatan utama iklan terletak pada bahasa, politik dan merupakan cara yang berbeda
gambar, serta penggarapan kreatif tata untuk menginvestigasi bahasa, wacana, dan
letaknya. Setiap pengiklan selalu komunikasi. Analisis wacana kritis bertujuan
menginginkan agar produk yang untuk (a) mengeksplorasi secara sistematis
dipromosikan laku. Sebab efek langsung dan hubungan antara kausalitas dan determinasi di
cepat terhadap penjualan menjadi salah satu antara praktek-praktek diskursif, kejadian-
ukuran keberhasilan iklan. kejadian dan teks; (b) struktur sosial yang
Salah satu contoh penggunaan iklan yang lebih luas dan struktur budaya, relasi, dan
kreatif, inovatif, serta memuat banyak kritik proses; (c) untuk menginvestigasi bagaimana
sosial didalamnya adalah pada iklan rokok praktek-praktek, kejadian, dan teks
djarum 76. Iklan rokok tersebut dari tahun ke berkembang diluar dan secara ideologis
tahun mengalami banyak variasi iklan. Iklan dibentuk oleh relasi kekuatan dan bertahan
yang disajikan pun memiliki daya tarik yang dari kekuasaan; dan (d) untuk mengeksplorasi
unik dan khas milik rokok djarum 76. Seperti bagaimana opasitas hubungan antara wacana
menggunakan om jin sebagai maskot dari dan masyarakat sendiri adalah sebuah faktor
iklan rokok tersebut. Bnyak variasi serta mengamankan kekuasaan dan hegemoni.
kreatifitas yang dibuat untuk memberikan Iklan rokok djarum 76 memiliki kata-kata
kesan persuatif kepada masyarakat. yang khas dalam penyajiannya. Sehingga
Wacana merupakan rekaman kebahasaan menimbulkan kesan humor, namun disisi lain
yang utuh tentang peristia komunikasi, ada sesuatu makna yang sebenarnya tersirat di
biasanya terdiri atas seperangkat kalimat yang dalamnya. Kata-kata yang dipakai pun selalu
mempunyai hubungan pengertian yang satu lekat dengan telinga masyarakat dan
dengan yang lain. Komunikasi itu dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Iklan
menggunakan bahasa lisan dan dapat pula rokok djarum bahkan bisa dikatakan pemilik
dengan bahasa tulisan. Diperlukan suatu jargon “wani piro?’, “kuberi satu permintaan”
kajian yang membahas tentang wacana untuk dan dengan om jinnya yang memiliki gaya
dapat memahami sebuah wacana, baik dari khas yang tidak dimiliki oleh iklan rokok lain.
segi gramatikalnya maupun dari konteksnya. Iklan rokok djarum menggunakan kata-kata
Analisis wacana kritis merupakan media yang sangat menyesuaikan dengan kondisi
pengungkapan kekuasaan, dominasi, dan bahkan banyak terdapat kritikan sosial di
ketidaksetaraan dipraktikkan, direproduksi, dalam kata-kata tersebut. Maka dari itu
atau dilawan oleh teks tertulis maupun penelitian ini akan meneliti mengenai makna-
perbincangan dalam konteks sosial dan politis. makna serta kritik sosial yang terdapat dalam
Analisis ini mengambil posisi melawan arus iklan rokok djarum 76 dengan menggunakan
dominasi dalam kerangka besar untuk analisis wacana kritis.
melawan ketidakadilan sosial. Analisis
wacana kritis adalah pendekatan 2. METODE PENELITIAN
konstruktivis sosial yang meyakini bahwa Penelitian ini menggunakan metode
representasi dunia bersifat linguistis diskursif, deskriptif analitis dengan pendekatan wacana
makna bersifat historis dan pengetahuan kritis. Penelitian deskriptif analitis adalah
diciptakan melalui interaksi sosial. suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
Ada beberapa tokoh yang terkenal mendeskripsikan fenomena-fenomena yang
sebagai pelopor teori ini dalam menerapkan ada, baik fenomena alamiah maupun
analisis wacana berparadigma kritis (Critical fenomena buatan manusia. Fenomena itu
Discourse Analysis) yang mengusung model dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
penelitiannya masing-masing antara lain: perubahan, hubungan, kesamaan dan
Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, perbedaan antara fenomena yang satu dengan
dan Tony Trew, Theo Van Leeuwen, Sara fenomena yang lainnya. Penelitian deskriptif
Mills, Teun A. Van Dijk, Dan Norman merupakan penelitian yang berusaha
Fairclough. Analisis wacana kritis adalah mendeskripsikan dan menginterpretasi

122
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang praktek-praktek, kejadian, dan teks
ada, pendapat yang berkembang, proses yang berkembang diluar dan secara ideologis
sedang berlangsung, akibat atau efek yang dibentuk oleh relasi kekuatan dan bertahan
terjadi, atau tentang kecenderungan yang dari kekuasaan; dan (d) untuk mengeksplorasi
tengah berlangsung. Langkah-langkah dalam bagaimana opasitas hubungan antara wacana
penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dan masyarakat sendiri adalah sebuah faktor
melakukan studi pustaka, kemudian mengamankan kekuasaan dan hegemoni.
dilanjutkan dengan pengumpulan data dari
berbagai sumber baik lisan maupun tulisan 3. PEMBAHASAN
berkaitan dengan iklan rokok djarum 76. Analisis data yang dilakukan terlihat jelas
Selanjutnya, setelah data terkumpul, penulis bahwa Iklan rokok djarum 76 memiliki kata-
mencatat data yang sekiranya diperlukan atau kata yang khas dalam penyajiannya. Sehingga
dianggap penting sebagai sumber informasi. menimbulkan kesan humor, namun disisi lain
Langkah selanjutnya adalah menelaah data, ada sesuatu makna yang sebenarnya tersirat di
termasuk di dalamnya mereduksi data yang dalamnya. Kata-kata yang dipakai pun selalu
tidak diperlukan. Setelah itu data disusun dan lekat dengan telinga masyarakat dan
dianalisis. Langkah terakhir adalah membuat disesuaikan dengan kondisi yang ada. Iklan
simpulan terhadap penelitian tersebut. Data rokok djarum bahkan bisa dikatakan pemilik
yang digunakan dalam tulisan ini berasal dari jargon “wani piro?’, “kuberi satu permintaan”
sumber data tertulis dan sumber data lisan. dan dengan om jinnya yang memiliki gaya
Data tulis juga diperoleh dari internet. khas yang tidak dimiliki oleh iklan rokok lain.
Ada beberapa tokoh yang terkenal Iklan rokok djarum menggunakan kata-kata
sebagai pelopor teori ini dalam menerapkan yang sangat menyesuaikan dengan kondisi
analisis wacana berparadigma kritis (Critical bahkan banyak terdapat kritikan sosial di
Discourse Analysis) yang mengusung model dalam kata-kata tersebut.
penelitiannya masing-masing antara lain: 3.1 Pemaknaan Iklan Rokok Djarum
Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, 76 dengan Menggunakan
dan Tony Trew, Theo Van Leeuwen, Sara Pendekatan Analisis Wacana
Mills, Teun A. Van Dijk, Dan Norman Kritis.
Fairclough. Wacana merupakan rekaman Konsep iklan rokok djarum 76 ini
kebahasaan yang utuh tentang peristia sangat menarik di mediatelevisi, dari segi
komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat visualisasinya dan tentunya segi produk
kalimat yang mempunyai hubungan yang sangat unggul dalam kategori
pengertian yang satu dengan yang lain. rokok. Menurut Pintoko (2010) teknik
Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa framing (pembingkaian) merupakan
lisan dan dapat pula dengan bahasa tulisan. pambagian bidang pandang, khususnya
Diperlukan suatu kajian yang membahas dalam periklanan pada televisi, dapat
tentang wacana untuk dapat memahami dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
sebuah wacana, baik dari segi gramatikalnya Extreme Long Shot (ELS), pengambilan
maupun dari konteksnya. gambar ini menyajikan pandangan luas,
Analisis wacana kritis adalah suatu kamera mengambil keseluruhan
pendekatan studi tentang teks dan ujaran, pandangan (objek umum dan objek
yang muncul dari linguistik kritis, semiotika lainnya tampak sangat kecil dalam
kritis dan secara umum dari sosio-politik dan hubungan dengan latar belakang).
merupakan cara yang berbeda untuk Banyak analisis wacana yang
menginvestigasi bahasa, wacana, dan diperkenalkan dan dikembangkan oleh
komunikasi. Analisis wacana kritis bertujuan beberapa ahli, model Van Dijk
untuk (a) mengeksplorasi secara sistematis merupakan model yang paling banyak
hubungan antara kausalitas dan determinasi di dipakai (Eriyanto, 2011). Gagasan pokok
antara praktek-praktek diskursif, kejadian- model Van Dijk terdiri atas beberapa
kejadian dan teks; (b) struktur sosial yang elemen, yaitu (a) teks yang terdiri atas
lebih luas dan struktur budaya, relasi, dan tematik, skematik, latar, detil, maksud,
proses; (c) untuk menginvestigasi bagaimana koherensi, bentuk kalimat, kata ganti, dan

123
leksikon; (b) kognisi sosial; (c) analisis serta bunyi seperti jangkrik
sosial yang terdiri dari atas praktik “krik...kriik...kriik”.
kekuasaan dan akses mempengaruhi Pesan dari iklan produk rokok
wacana; dan (d) kerangka analisis yang djarum 76 versi pingin sugih dan
terbagi menjadi struktur yang terdiri atas ganteng. Jin yang memiliki hierarki
teks, kognisi sosial, dan analisis sosial; sosial yang lebih rendah, menghormati
dan metode yang meliputi linguistik laki-laki yang mengeluarkannya dari
kritis, wawancara mendalam, studi kendi. Laki-laki tersebut menduduki
pustaka, penelusuran sejarah. posisi sebagai tuan dari jin tersebut.
Pendekatan wacana kritis menurut Layaknya tuan yang harus dihormati
Teun A. van Dijk (1998) yang dimaksud maka jin tersebut berperilaku dengan
dengan analisis wacana kritis adalah unggah-ungguh Jawa, dan
suatu pendekatan studi tentang teks dan mempersilahkan dengan tata krama
ujaran, yang muncul dari linguistik kritis, bahasa Jawa. Namun, ketika laki-laki
semiotika kritis dan secara umum dari tersebut mengatakan permintaannya
sosio-politik dan merupakan cara yang kepada jin terjadi perubahan hierarki
berbeda untuk menginvestigasi bahasa, sosial. Jin mulai bersikap sombong.
wacana, dan komunikasi. Menurut Permintaan laki-laki tersebut dijawab
Norman Fairclough (1993) yang dengan perkataan “ngimpi”. Ngimpi
dimaksud dengan analisis wacana kritis merupakan sinisme karena muka laki-laki
adalah analisis wacana yang bertujuan tersebut terlampau jelek sehingga
untuk (a) mengeksplorasi secara permintaan ganteng untuk laki-laki itu
sistematis hubungan antara kausalitas dan mustahil untuk dikabulkan. Kalau
determinasi di antara praktek-praktek memang sudah jelek ya jelek saja. Jin
diskursif, kejadian-kejadian dan teks; (b) yang tertawa setelah melihat lebih dekat
struktur sosial yang lebih luas dan wajah laki-laki tersebut, berkata
struktur budaya, relasi, dan proses; (c) “ngimpi” memberi penekanan bahwa itu
untuk menginvestigasi bagaimana adalah suatu bentuk humor. Humor yang
praktek-praktek, kejadian, dan teks digunakan dalam iklan ini termasuk ke
berkembang diluar dan secara ideologis dalam teori humor superioritas dan
dibentuk oleh relasi kekuatan dan meremehkan. Jin tertawa karena laki-laki
bertahan dari kekuasaan; dan (d) untuk yang di depannya saat dilihat dengan
mengeksplorasi bagaimana opasitas jelas ternyata sangat jelek, jeleknya di
hubungan antara wacana dan masyarakat luar kebiasaan.
sendiri adalah sebuah faktor Pesan iklan produk rokok versi
mengamankan kekuasaan dan hegemoni. gayus. Ketika laki-laki mengatakan
Pada iklan rokok djarum 76 permintaan kepada jin, jin mulai bersikap
mempunyai tujuan dan konsep sendiri sombong. Permintaan laki-laki tersebut
dari perspektif slogan sebagai dijawab dengan perkataan “wani piro”.
motivasinya, bahwa seperti yang terdapat Wani piro berarti bayar berapa. Jin
dalam iklannya yang terbaru tahun 2019 tersebut dapat mengabulkan permintaan
ini yang berjudul “Caleg Cerdas”, disana laki-laki jika laki-laki itu dapat
digambarkan seorang caleg yang sedang membayarnya. Hal ini menggambarkan
dikerumuni banyak massa untuk korupsi dapat dihilangkan dengan
diwawancarai, kemudian ia masuk korupsi kembali. Menyiaratkan bahwa
kedalam ruangan ditemuinya seorang jin tidak orang Jawa, dan jin Jawa sama-
dengan pakai khas Jawa dan menawarkan sama melakukan korupsi untuk
satu permintaan kepadanya. Seorang mempermudah dan mempercepat segala
caleg tadi meminta kepada jin tersebut urusan.
ubtuk membantunya menjadi caleg
cerdas, setelah diterawang oleh jin, 3.2 Makna Sosial dari Pemaknaan
ternyata otak dari caleg tersebut kosong Penggunaan Kata-kata dalam
yang dilambangkan dengan warna hitam

124
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Iklan Rokok Djarum 76 di pemuda tersebut, dimana jin memberikan


Masyarakat Umum. satu permintaan kepada seorang laki-laki
Menurut Blumer dalam dan laki-laki tersebut menjawab dengan
premisnya menyebutkan bahwa manusia meminta permintaan lebih dari satu,
bertindak terhadap sesuatu berdasarkan kemudian jin menjawab “gampang”
makna-makna yang berasal dari interaksi seakan-akan jin akan memberikan lebih
sosial seseorang dengan orang lain dan permintaan laki-laki tersebut, laki-laki itu
disempurnakan pada saat proses interaksi bertanya kepada jin bagaimana caranya
sosial berlangsung. Makna dari sesuatu dia bisa mendapatkan permintaan itu, lalu
berasal dari cara-cara orang atau aktor jin menjawab “sakti”, laki-laki tersebut
bertindak terhadap sesuatu dengan menjawab “kok bisa sakti?” dia masih
memilih, memeriksa, berpikir, bertanya-tanya maksud dari jin, jin pun
mengelompokkan, dan menjawab “dari sononya”, laki-laki itu
mentransformasikan situasi dimana dia masih bertanya-tanya maksud dari jin
ditempatkan dan arah tindakannya. tersebut dari sononya mana, jin kembali
Iklan di televisi Indonesia menjawab “dari nenek moyang”, laki-laki
menggunakan bahasa Indonesia dan itu pun menjawab “moyangmu siapa?
bahasa Inggris. Penggunaan unsur bahasa Kok nggak ikut? Ada pin bbnya?” dia
daerah yang berupa kata atau logat/ seperti tidak mengerti sama sekali apa
dialek (Jawa dan Jakarta) dalam yang dikatakan oleh jin, dengan rasa
penelitian ini dipandang sebagai bahasa kesalnya terhadap laki-laki itu jin
Indonesia karena secara subtansi yang menjawabnya dengan kesal “mulut apa
digunakan dalam iklan bahasa Indonesia. [opo] knalpot bocor sih. Treng teng teng
Pada umumnya bahasa Indonesialah yang teng...”, dengan bodohnya laki-laki itu
dipakai dalam iklan tersebut. Beberapa menjawab lagi “eh, siapa bocor?”,
iklan yang digunakan sebagai sumber dengan sangat kesalnya terhadap laki-laki
data hampir seluruhnya menggunakan itu jin pun langsung menutup mulut
bahasa Indonesia sebagai bahasa pemuda itu dengan menggunakan lakban
pokoknya, setidaknya yang muncul pada dan berkata “mampet knalpote mampet”,
tulisan. Hal ini dapat dipahami posisi maksud dari perkataan jin tersebut yaitu
bahasa daerah sebagai sebagai sudah mampet tidak ada suara lagi yang
pendukung dan pemerkaya bahasa bisa dikatakan oleh laki-laki tersebut
Indonesia. karena mulutnya sudah ditutup oleh jin
Lebih-lebih lagi, adanya kenyataan dengan menggunakan lakban.
bahwa lafal bahasa Indonesia sebenarnya Salah satu contoh dialog iklan rokok
bervariasi begitu banyak variannya yang djarum tersebut sudah terlihat bahwa
boleh dikatakan sebagai dialek atau logat. kata-kata yang digunakan menggunakan
Tentu saja sulit sekali ditemui lafal baku bahasa Jawa dengan campuran bahasa
sebagai representasi penggunaan bahasa Indonesia dengan logat medok dari om
baku dalam iklan karena situasi dan jin. Bahasa serta kata-kata yang
konteks komunikasi yang terdapat dalam digunakan tersebut sangat berpengaruh
iklan tidak menuntut penggunaan bahasa dengan masyarakat, seperti masyarakat
baku pada penuturnya. Berikut ini lebih lekat dan familiar dengan bahasa
disajikan contoh iklan yang Jawa yang dipakai, kemudian jargon om
menggunakan bahasa Indonesia secara jin “wani piro?” dapat dijadikan bahasa
keseluruhan (dengan diselipi unsur konsumsi oleh masyarakat sebagai salah
bahasa daerah), yaitu dalam dialog satu lelucon atau guyonan.
penutur iklan antara jin dan seorang laki- Penelitian yang dilakukan oleh
laki. Agustini dan Novando Andria Purwadi
Seorang pemuda sedang jalan di (2012) yang berjudul “Pemaknaan Iklan
taman. Ia menemukan lampu ajaib dan Serial Rokok Djarum Super Analisis
menendangnya. Tiba-tiba keluar seorang Semiotika Ferdinand de Sausure Versi
jin. Lalu jin tersebut mengajak bicara My Great Adventure Indonesia di SCTV”

125
menunjukkan bahwa bertujuan untuk (pembingkaian) merupakan pambagian bidang
mengetahui makna tayangan iklan serial pandang, khususnya dalam periklanan pada
rokok djarum super versi My Great televisi, dapat dibagi menjadi beberapa jenis,
AdventureIndonesia di SCTV dengan yaitu Extreme Long Shot (ELS), pengambilan
pendekatan a nalisis semiotik. gambar ini menyajikan pandangan luas,
Penelitian yang dilakukan oleh kamera mengambil keseluruhan pandangan
Suryanti yang berjudul “Makna (objek umum dan objek lainnya tampak
Kontekstual Bahasa Iklan Rokok Di sangat kecil dalam hubungan dengan latar
Televisi” menunjukkan bahwa untuk belakang). Dari seluruh iklan yang digunakan
mengetahui bahwa setiap slogan pada sebagai sumber data hampir seluruhnya
iklan rokok dianggap unik dan dapat menggunakan bahasa Indonesia sebagai
menarik perhatian konsumen. bahasa pokoknya, setidaknya yang muncul
Penelitian yang dilakukan oleh pada tulisan. Hal ini dapat dipahami posisi
Suharyo, Surono, dan Mujid F. Amin bahasa daerah sebagai sebagai pendukung dan
(2014) yang berjudul “Bahasa dan pemerkaya bahasa Indonesia.
Ideologi: Mengungkap Ideologi dan Bahasa Indonesia sebenarnya bervariasi
Kekuasaan Simbolik di Balik dan begitu banyak variannya yang boleh
Penggunaan Bahasa (Kajian Teks Media dikatakan sebagai dialek atau logat. Tentu saja
Melalui Analisis Wacana Kritis)” sulit sekali ditemui lafal baku sebagai
menunjukkan bahwa bertujuan untuk representasi penggunaan bahasa baku dalam
mendasari sebuah anggapan bahwa iklan karena situasi dan konteks komunikasi
bahasa tidak berada di ruang hampa yang terdapat dalam iklan tidak menuntut
sosial.Maka, bahasa pada dasarnya bukan penggunaan bahasa baku pada penuturnya.
hanya untaian kata yang hanya bersifat Iklan pada rokok djarum 76 menggunakan
linguistik, tetapi bersifat sosial. bahasa Indonesia secara keseluruhan (dengan
Karenanya, bahasa dipahami sebagai diselipi unsur bahasa daerah), yaitu seperti,
tindakan sosial.Implikasinya, bahasa “Mulut apa [opo] knalpot bocor sih. Treng
bukan hanya bermatra linguistik, tetapi teng teng teng....” dan “(menutup mulut
juga bermatra sosial. Van Dijk menjadi pemuda itu dengan lakban) Mampet knalpote
salah satu model yang dapat digunakan mampet.”
sebagai alat untuk menganalisis wacana Kata-kata yang dipakai pun selalu lekat
secara kritis. dengan telinga masyarakat dan disesuaikan
Penelitian yang dilakukan oleh dengan kondisi yang ada. Iklan rokok djarum
Zamzani, Yayuk Eni Rahayu, dan Siti bahkan bisa dikatakan pemilik jargon “wani
Maslakhah (2017) yang berjudul piro?’, “kuberi satu permintaan” dan dengan
“Eksistensi Bahasa dalam Iklan Televisi om jinnya yang memiliki gaya khas yang
Indonesia” menunjukkan bahwa tidak dimiliki oleh iklan rokok lain. Iklan
bertujuan untuk mendeskripsikan bahasa, rokok djarum menggunakan kata-kata yang
bentuk lingual, dan keterkaitannya sangat menyesuaikan dengan kondisi bahkan
dengan sasaran dan jenis iklan di televisi. banyak terdapat kritikan sosial di dalam kata-
kata tersebut.
4. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa Iklan rokok djarum 76 DAFTAR PUSTAKA
memiliki kata-kata yang khas dalam Adji, Indriyanto Seno. (2011). Analisis
penyajiannya. Sehingga menimbulkan kesan Wacana Kritis Model Van Dijk, “DPR
humor, namun disisi lain ada sesuatu makna dan KPK di Mata Kompas” . Depok:
yang sebenarnya tersirat di dalamnya. Dalam Universitas Indonesia.
iklan rokok djarum 76 memiliki konsep iklan Andheska, Harry. (2015). “Ekslusi dan Inklusi
yang sangat menarik di media televisi, dari pada Rubrik Metropolitan Harian
segi visualisasinya dan tentunya segi produk Kompas: Analisis Wacana Kritis
yang sangat unggul dalam kategori rokok. Berdasarkan Sudut Pandang Theo Van
Menurut Pintoko (2010) teknik framing Leeuwen”. Bahastra. 34(1):51-68.

126
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Eriyanto. (2011). Analisis Wacana: Pengantar


Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS.
Kuntoro. (2009). Analisis Wacana Kritis
(Teori Van Dijk Dalam Kajian Teks
Media Massa). Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah.
Mitak, Clara Natalia Christina. (2017).
“Wacana Iklan Televisi Rokok Djarum
76 Versi Pengin Eksis: Analisis Tanda
Menurut Roland Barthes”. Jurnal Ilmiah
Kebudayaan SINTESIS. 11(2):95-107.
Munfarida, Elya. (2014). “Analisis Wacana
Kritis dalam Perspektif Norman
Fairclough”. Komunika. 8(1):1-19.
Suciartini, Ni Nyoman Ayu. (2017). “Analisis
Wacana Kritis “Semua karena Ahok”
Program Mata Najwa Metro TV”.
Aksara. 29(2):267-282.
Suharyo, Suharyono; Surono, Surono; Amin,
Mujid F. (2014). “Bahasa dan Ideologi:
Mengungkap Ideologi dan Kekuasaan
Simbolik di Balik Penggunaan Bahasa
(Kajian Teks Media Melalui Analisis
Wacana Kritis). HUMANIKA, 19(1):42-
58.
Tomtom, M. (2014). Analisis Wacana Kritis
pada Iklan Komersil yang Tayang di
Televisi. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Zamzani, Zamzani; Rahayu, Yayuk Eni;
Maslakhah, Siti.(2017). “Eksistensi
Bahasa dalam Iklan Televisi Indonesia”.
LITERA, 16(2):249-264.

127

Anda mungkin juga menyukai