Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Paradigma Kritis
Dalam pengertian paradigmatik, komunikasi mengandung tujuan tertentu. Ada
yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa
seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun media non-massa, misalnya surat,
telepon, papan pengumuman, poster, dan sebagainya.
Komunikasi dalam pengertian paradigmatik bersifat intensional mengandung
tujuan sehingga harus dilakukan dengan perencanaan, Sejauh mana kadar
perencanaan itu, bergantung pada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada
komunikan yang dijadikan sasaran.
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatik ini, banyak definisi
yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi, dari sekian banyak definisi itu, dapat
disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu:
komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tak langsung melalui media.
Deddy Mulyana mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian pesan
melalui media elektronik. Lebih luas lagi, ia menguraikan bahwa komunikasi adalah
interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini
mungkin saja termasuk hewan, tanaman, bahkan jin.1
Paradigma itu adalah sebuah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungan
nya yang akan mempengaruhi dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku.

Menurut para ahli:

 Guba: paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar yang membimbing


tindakan manusia.
 Denzin & linconl (1994): sistem keyakinan dasar atau cara memandang dunia
yang membimbing peneliti tidak hanya dalam memilih metode tetapi juga
cara-cara fundamental yang bersifat ontologi dan epistomoligis.

1
Aang Ridwan, M.Ag. Filsafat Komunikasi, Pustaka Setia Bandung, cet.1, hal. 189.

1
 Menurut Thomas Kuhn: paradigma adalah landasan berpikir atau pun konsep
dasar yang digunakan/dianut sebagai model atau pun pola yang dimaksud para
ilmuan dalam usahanya, dengan mengandalkan studi-tudi keilmuan yang
dilakukan-nya.
 Pengertian Paradigma kritis
Paradigma kritis adalah suatu pemikiran yang memiliki maksud dan pengaruh
terhadap perubahan aspek dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pemikiran ini tidak
hanya memberikan kritik terhadap ketidakadilan yang dominan system kehidupan,
melainkan mengubah system tersebut menjadi adil. Paradigma kritis tidak membatasi
pandangan seseorang dalam berfikir, bersifat kritis diibaratkan apabila membangun
suatu gedung teoretis, seperti misalnya diperlihatkan dengan begitu mengasyikkan
oleh Hegel. Paradigma kritis mampu memberikan suatu pemikiran yang kokoh
berdasarkan analisis pernyataaan atau kalimat yang membawa ilmu pengetahuan.
 Sejarah Paradigma Kritis
Teori kritis hadir sebagai kritik; baik terhadap fenomena, maupun teori-teori
sosial yang dikemukakan oleh pemikir sosial terdahulu. Teori kritis memiliki dua
gagasan utama, yaitu totalitas dan kritis. Lewat gagasan pertama, teori kritis mencoba
untuk menjelaskan bahwa konflik dan perlawanan merupakan bagian yang inheren
dalam masyarakat. Lewat gagasan kedua, teori kritis mencoba menjelaskan bahwa
teori ini lahir dari semangat untuk memahami sesuatu secara kritis-atau dengan kata
lain-lahir dari semangat untuk memahami sesuatu secara kritis-atau dengan kata lain-
lahir dari semangat untuk mempertanyakan kembali bukti-bukti empiris yang
diterima.

B. Seputar Paradigma Kritis dan Teori Kritis


Paradigma merupakan pengenalan dasar untuk teori dan riset. Pada umumnya
paradigma terdiri dari asumsi dasar, teknik riset yang digunakan, dan seperti apa
seharusnya teknik riset yang baik untuk diteliti. Teori kritis pertama kali
dikembangkan oleh Frankfurt School di jerman pada tahun 1930an, paradigma kritis
pada dasarnya ialah suatu ilmu pengetahuan yang meletakkan pemikiran ideologi
kritik marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya. Teori kritis pada satu pihak
merupakan wujud aliran ilmu sosial yang berpaku pada ide-ide Karl Marx dan Engels
(Denzin, 2000 - 279 - 280).

2
Paradigma kritis melihat adanya realitas dibalik adanya kontrol komunikasi
masyarakat, teori kritis ini lebih mendominasi dan membatasi kelompok tertentu
dalam seluruh proses komunikasi masyarakat Paradigma kritis ini lahir sebagai
pengalihan pandangan dari pandangan kontruktivisme yang kurang pada proses
produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional.
Paradigma kritis bersifat realism historis, artinya suatu realitas tersebut dibentuk
sepanjang waktu oleh berbagai faktor diantaranya faktor sosial, politis, budaya,
ekonomi,etnik, dan gender yang lebih menekankan pada struktur yang dianggap
sebagai sesuatu yang dianggap “nyata”. Tradisi dari paradigma ini sendiri memiliki
tiga keistimewaan pokok yaitu:
 Pertama, pada tradisi ini sistem mencoba untuk memahami sistem yang sudah
dianggap benar, struktur kekuatan, keyakinan atau ideologi yang mendominasikan
masyarakat dengan pandangan tertentu.
 Kedua, para ahli teori kritik tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial yang
menindas, serta rangkaian kekuatan untuk mempromosikan emansipasi masyarakat
yang bebas dan lebih berkecukupan.
 Ketiga, menciptakan sebuah kesadaran untuk mengkorelasikan dengan teori dan juga
tindakan yang dilakukan untuk mencapai perubahan dalam kondisi-kondisi yang
mempengaruhi masyarakat.
Pendekatan teori kritis ini pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh pemikiran
Karl Marx, Pemikiran Karl Marx ini bisa merupakan gerakan post pencerahan.

C. Ciri-Ciri Paradigma Kritis


 Memandang kenyataan sebagai sesuatu yang dibangun dari kekuatan sosisal,
politik, dan ekonomi. Artinya dalam hal ini setiap kebenaran yang dibahas itu
muncul dari kegiatan-kegiatan masyarakat dalam menjalani kehidupannya

 Paradigma kritis dalam penelitiannya lebih focus pada hubungan antara peneliti
dengan objek penelitian. Artinya dalam hal ini para peneliti menggunakan metode
pengkajian yang memfokuskan pada hubungannya

 Paradigma kritis mampu menjujung kebenaran disaat dunia tidak seimbang


Artinya dalam hal ini pemikiran tentang kebenaran yang saling bertentangan
dengan perpekstif-perspektif terdahulu

3
 Paradigma kritis berpaku pada pandangan peneliti dari hasil analisis data yang
diteliti Artinya dalam mengambil suatu pikiran baru harus mengutamakan
kebenaran dari hasil data yang sudah diteliti2

D. Pengaruh Teori Kritis dalam Wacana Ilmu Komunikasi


Pertemuan pertama Teori Kritis dengan ilmu komunikasi sebenarnya terjadi
ketika Teori Kritis berimigrasi ke Amerika Serikat. Perkembangan ilmu komunikasi
di Amerika sudah mengalami perkembangan yang pesat. Premis awal Ilmu
komunikasi di Amerika merupakan pernik awal perkembangan teknologi informasi
bahkan sebelum perang dunia I. Perkembangan ilmu komunikasi di Amerika banyak
ditandai dengan perkembangan komunikasi massa di negara tersebut. Sementara itu,
paradigma dominan ilmu komunikasi dipenuhi dengan paradigma positivistik.
Teori Kritis yang dibawa oleh para sarjana Jerman akhirnya berpindah di
beberapa universitas di Amerika pada tahun 1933. Tentu saja, pertemuan dua tradisi
intelektual tersebut menghasilkan kontroversi. Paradigma kritis yang sangat kritis
idealistik bertemu dengan tradisi keilmuan yang pragmatis. Dalam sejarah
perkembangannya, penelitian komunikasi di Amerika dipengaruhi oleh kondisi
sejarah sosial, politik dan budaya yang terjadi. Komunikasi pada titik tertentu, di
Amerika, berada dalam titik pragmatik yang sangat komersial dan memunculkan
diskursus klasik terhadap perubahan sosial, terutama yang berkaitan dengan arus
kesejahteraan yang bersifat kapitalistik.
Ide pragmatism sangat mewarnai penelitian komunikasi di Universitas
Chicago yang kajiannya sangat empirik. Paul Lazarfeld, Kurt Lewin, Harold Laswell
dan Carl Hovland. Studi yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm adalah studi
kuantitatif dalam konteks anthropologi komunikasi.
Kontribusi kritisisme Teori Kritis dikembangkan oleh Adorno yang
mengkritik pendekatan Paul Lazarfeld yang sangat dipengaruhi oelh pendekatan
struktural fungsionalistik ala Talcott Parsons. Horkheimer dan Adorno melihat cacat
epistemologi dalam ilmu komunikasi yang berwatak totaliter dan ideologis. Teori
Kritis melihat bahwa ada kecenderungan di kalangan ilmuwan komunikasi menjadi
ilmu ini untuk dipaksakan dalam wujud ilmu yang sangat mekanistik. Model

2
https://onlinelearning.uhamka.ac.id tg l. 11, 16:15

4
pemikiran administratif yang dikembangkan oleh pemikir Universitas Chicago
dikritisi oleh model pemikiran kritis.3

E. Asumsi Gagasan Kritis dan Asumsi Teori Kritis


Asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas (1983)
 Semua ilmuan kritis harus memahami pengalaman manusia sesuai aspek
kehidupan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sosial interpretif. Secara
khusus paradigma ini bertujuan untuk mengemukakan ketidakadilan bagi
seluruh kelompok sosial yang mengalami diskriminasi dan penindasan.
 Dalam kondisi sosial yang terjadi lebih mengedepankan teori pengetahuan
untuk mengambil sebuah tindakan, sehingga kekuatan teori tersebut dapat
membantu ketidakadilan.
 Dalam Paradigma ini tidak hanya membahas teori saja, melainkan harus
seimbang antara teori dan tindakan yang nyata. Hal ini membuat manusia
menjadi lebih memanusiakan manusia dan tidak mementingkan
kepentingannya sendiri.

F. Contoh kasus dari asumsi-asumsi


Contohnya adalah gerakan fenimisme di indonesia, gerakan ini bertujuan
untuk memperjuangkan ketidakadilan gender yang terjadi akibat adanya sebuah
prinsip partiarki yang dimana laki-laki lebih dominan daripada perempuan, sedangkan
perempuan hanya dijadikan sebagai bayangan saja seperti pada saat ini hampir
sebagian rumah tangga mengandalkan perempuan untuk mengurus kegiatan rumah
tangga dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan laki-laki hanya berfikir bahwa
tugasnya mencari nafkah untuk keluarga saja tidak mengurus kegiatan rumah tangga.
Selain itu deskriminasi juga terjadi pada perempuan terhadap hal kekuasaan dalam
berbagai sektor.

3
https://repository.unimal.ac.Id, tg l. 11, 16:15

5
Stereotip yang sering didapatkan perempuan misalkan jika perempuan
mempercantik diri dengan menggunakan riasan wajah, baju yang bagus, dan parfum
yang mewangikan menjadikan masyarakat memiliki pandangan bahwa wanita yang
merias diri sama dengan menggoda laki-laki, maka jika ada kasus pemerkosaan atau
pelecehan baik verbal maupun nonverbal yang nantinya disalahkan adalah perempuan
tersebut. Contoh lain dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi perempuan
yaitu:

 Jumlah perempuan dalamm posisi pengambil keputusan sedikit


 Perempuan korban kekerasan/pelecehan seksual kurang mendapat
perlindungan hukum
 Upah pekerja perempuan lebih rendah dari upah laki-laki.
 Pelecehan seksual terhadap perempuan terjadi di lingkungan pekerjaan
 Perempuan cenderung dijadikan obyek seksual di media massa
 Tidak adanya perlindungan hukum terhadap pembantu rumah tangga
perempuan
 Terjadinya eksploitasi terhadap perempuan melalui pengiriman TKW ke luar
negara Tidak dipenuhinya hak cuti khusus bagi pekerja perempuan

G. Penyimpulan dan Evaluasi contoh kasus


Kesimpulan dalam kasus ini, lebih menitikberatkan pada perjuangan wanita-
wanita indonesia untuk mendapatkan haknya dalam menjalani kehidupan sehari-hari,
sehingga wanita mendapatkan perlakuan yang sama. Dengan adanya paham
fenimisme ini membuat perempuan-perempuan di indonesia memiliki harapan serta
semangat dalam memperjuangkan haknya sebagai manusia yang merdeka, karena
mereka sudah memiliki pegangan yang akan menjamin keselamatan mereka. Selain
itu gerakan ini mampu mengatasi tindakan yang merugikan wanita misalnya dalam
menjalani karir, menjalani kehidupan berumah tangga, terjun bermasyarakat. Dalam
hal ini, pemerintah telah meminimalisir kasus penindasan terhadap perempuan,
namun sebesar apapun upaya pemerintah dalam mengatasi hal ini, masyarakat juga
mesti mendukung9 upaya-upaya pemerintah, terutama masyarakat sipil yang
dijadikan sebagai perantara antara rakyat dengan pemerintah. Masyarakat sipil
merupakan wadah yang dianggap sebagai pelindung terdekat bagi perempuan, karena

6
mereka dipercaya dapat mengawasi, membantu, dan melayani masyarakat terutama
perempuan.
Evaluasi dalam kasus ini, gerakan yang dipandang sebelah mata oleh sebagian
orang yang memiliki prinsip turun temurun (partriarki). Dimana gerakan ini dikatakan
sebagai hal yang tabu karena tidak sejalan dengan pemikiran orang-orang zaman
dahulu yang beranggapan bahwa gerakan ini menyalahi kodrat wanita. Namun,
pemikiran kuno ini telah terminimalisir dengan adanya upaya yang diberikan oleh
komnas ham. Upaya yang diberikan komas ham, yaitu:

1. (Mengampanyekan hak perempuan)

2. (Membangun aliansi)

3. (Penguatan perjuangan hak perempuan)

H. Argumentasi Mengenai Contoh Kasus


Menurut pendapat kami gerakan fenimisme merupakan gerakan yang
menjadisalah satu harapan bagi wanita, terutama wanita indonesia yang dimana
negara ini memiliki budaya serta pandangan dan prinsip yang lebih menghormati laki-
laki dibanding perempuan. Hal ini menyebabkan banyaknya tindakan deskriminasi
yang sering kali di alami perempuan, seperti jaman dahulu perempuan sendiri dilarang
keras untuk bersekolah sehingga pada jaman dahulu perempuan jarang memiliki
kemampuan dalam bidang akademis yang kadang hal ini menjadikan laki-laki
mempunyai anggapan bahwa mereka mempunyai posisi yang lebih tinggi dibanding
perempuan. Walaupun pada jaman sekarang sudah ada kewajiban menuntut ilmu bagi
setiap masyarakat baik laki-laki maupun perempuan, tetapi masih saja ada anggapan
bahwasanya “perempuan tidak usah menuntut ilmu tinggi-tinggi, karena toh nantinya
akan ke dapur juga” statemen ini yang menjadikan perempuan sendiri menjadi
memiliki keterbatasan dalam membuat keputusan untuk melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi.
Hal ini membuktikan bahwa pelecehan juga dapat terjadi kapan pun dan
bagaimana pun serta busana apapun yang dikenakan perempuan. Jadi untuk itu tidak
hanya perempuan saja yang dituntut untuk menjaga penampilannya, tetapi laki-laki
juga harus bisa menjaga pandangan serta hawa nafsunya sehingga kasus seperti ini
dapat di minimalisir. Dan menurut pendapat kami aparat penegak hukum juga

7
menjadi aspek penting untuk dapat menjadi tameng pelindung bagi perempuan-
perempuan yang mengalami ketidakadilan, karena itu kami berharap bahwa untuk
pelaporan kasus tindakan pelecehan, kdrt dan tindakan tidak adil lainnya dapat di
permudah dan tidak menyulitkan korban dalam proses mencari keadilan. Seperti yang
kita sering dengar bahwa syarat-syarat pemenuhan tuntutan tindakan pelecehan harus
menyertakan bukti yang banyak, hal ini tidak relevan dengan tindakan pelaku yang
mungkin spontan dan terkadang dilakukan di tempat yang tidak terjangkau oleh orang
banyak.
Kasus-kasus pelecehan juga kerap kali masih dianggap enteng dan disepelekan
jika pelaku yang melakukannya adalah orang yang berepengaruh dan penguasa.
Untuk itu kita sebagai perempuan sangat berharap hukum ini segera diperbaiki, dan
dapat membantu saudara-saudari kita yang mengalami tindakan tidak mengenakan
dan membuat trauma berkepanjangan. Dengan adanya paham fenimisme ini membuat
perempuan-perempuan di indonesia memiliki harapan serta semangat dalam
memperjuangkan haknya sebagai manusia yang merdeka, karena mereka sudah
memiliki pegangan yang akan menjamin keselamatan mereka.

8
BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Paradigma kritis merupakan suatu pemikiran yang memiliki maksud dan
tujuan yang berpengaruh terhadap perubahan dalam aspek kehidupan bermasayarakat.
Beberapa asumsiasumsi yang dinyatakan dalam teori ini dikemukakan oleh Jurgen
Habermas yaitu semua ilmuwan mampu memahami pengalaman manusia sesuai
aspek kehidupan dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar sosial, dalam kondisi
sosial lebih mengedepankan teori pengetahuan untuk mengambil suatu tindakan
sehingga kekuatan teori tersebut dapat meringankan ketidakadilan yang terjadi, serta
dalam paradigma ini tentunya tidak membahas pada satu teori saja melainkan teori
dan tindakan keduanya harus seimbang agar dalam menjalankan aspek kehidupan bisa
memberikan suatu hal yang riil atau nyata.
Contoh kasus yang kami angkat dari teori paradigm kritis ini berupa suatu
gerakan fenimisme di Indonesia, adanya gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan
ketidakadilan yang diberikan oleh perempuan akibat adanya sebuah prinsip partiarki
yang dimana laki-laki lebih menonjolkan seperti raja,yang hanya ingin diladenkan
saja tanpa memikirkan hak perempuan yang dijadikan sebagai pihak terbelakang.
Tidak hanya itu perempuan juga sering mendapatkan sebuah pelecehan, Maka
argumentasi kami mengenai hal ini kami beranggapan perempuan juga harus
memenuhi haknya sebagai seorang perempuan, perempuan juga ingin dihargai dan
perjuangan seorang perempuan patut untuk diperjuangkan sehingga perempuan juga
bisa mendapatkan perlakuan yang sama didalam kehidupan ini.
Perempuan Indonesia kini berada dalam suatu era transisi kebudayaan, ia
memiliki peran ganda yang tidak ringan. Ia harus dapat berhati-hati menentukan
posisi dan perannya, hingga dalam melakukan kegiatannya hendaknya tidak menjadi
korban berbagai kepentingan individumaupun kelompok, swasta maupun birokrat.
Harus selalu berada dalam koridor etis dan moralis, berikanlah perlindungan hukum

9
yang layak padanya. Karena perempuan Indonesia akan memberi kontribusi yang
penting terhadap kesejahteraan keluarga, bangsa, Negara dan agamanya.

DAFTAR PUSTAKA

Aang Ridwan, M.Ag. Filsafat Komunikasi, Pustaka Setia Bandung.


https://onlinelearning.uhamka.ac.id
https://repository.unimal.ac.Id

10

Anda mungkin juga menyukai