Anda di halaman 1dari 3

Zaman Tembaga, atau khalkolithik (Yunani: χαλκός khalkos "tembaga" + Yunani: λίθος lithos "batu"),

dikenal juga dengan eneolithik (Latin aeneus "dari tembaga") adalah satu tahapan pada Zaman
Perunggu di mana proses penambahan timah terhadap tembaga yang menghasilkan perunggu
belum diketahui oleh para ahli metalurgi pada zaman itu. Zaman Tembaga didefinisikan sebagai
masa transisi antara Neolitikum dan Zaman Perunggu.

Sebuah situs arkeologi di Eropa tenggara (Serbia) memiliki bukti tertua pembuatan tembaga pada
temperatur tinggi, berasal dari 7000 tahun yang lalu. Penemuan ini mengindikasikan suatu
kemungkinan bahwa peleburan tembaga mungkin telah ditemukan di berbagai daerah berbeda di
Asia dan Eropa pada waktu yang sama dibandingkan berkembang dari satu daerah. Zaman tembaga
ini tidak pernah berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia, zaman tembaga berkembang di
semenanjung Malaya, Kamboja, Thailand, Vietnam.

Asal-usul penamaan

Awalnya istilah "Zaman Perunggu" memiliki arti bahwa baik tembaga atau perunggu
digunakan sebagai bahan untuk manufaktur alat perkakas dan senjata. Pada tahun 1881
John Evans menemukan bahwa penggunaan tembaga kerap mendahului penggunaan
perunggu. Dia tidak memasukkan masa transisi ini dalam sistem tripartit Awal, Tengah,
dan Akhir Zaman Perunggu namun meletakkannya pada diawal dari ketiga masa itu.
Walaupun begitu, dia tidak mengartikan Zaman Tembaga sebagai zaman keempat
namun lebih memilih mengadopsi sistem tradisional tiga zaman.

Pada tahun 1884 Gaetano Chierici, memberi nama ulang Zaman Tembaga dalam bahasa
Italia sebagai Eneo-litika atau transisi "batu-perunggu". Penggunaan istilah itu tidak
berarti periode di mana baik perunggu dan batu digunakan. Karakteristik Zaman
Tembaga adalah penggunaan tembaga, di luar penggunaan perunggu; sebagai
tambahan, batu tetap digunakan dalam industri kecil selama Zaman Perunggu dan
Zaman Besi. "Litika" berarti bahwa transisi tersebut dimulai dari Zaman Batu.
Eneolithik tidak pernah menjadi bagian dari Zaman Batu, yang berakhir tepat ketika
pengrajin pertama berhasil mendapatkan tembaga dari biji tembaga untuk pertama
kalinya.
Zaman Tembaga adalah salah satu zaman transisional namun tidak di luar dari sistem
tradisional tiga zaman. Ada perkiraan bahwa tembaga belum banyak dieksploitasi
ketika zaman itu namun ternyata usaha melebur tembaga dan timah telah dimulai tidak
lama setelah itu, sehingga sulit untuk membedakan karakteristik Zaman Tembaga
dengan zaman setelahnya.

Eropa

Sebuah situs arkeologi di Eropa tenggara (Serbia) memiliki bukti pembuatan tembaga
tertua dari 7000 tahun lalu. Penemuan pada Juni 2010 menambah daftar penemuan
bukti peleburan tembaga selama sekitar 500 tahun,dan mengindikasikan bahwa usaha
peleburan tembaga telah ditemukan di berbagai daerah di Benua Asia dan Eropa pada
saat yang sama. Di Prokuplje, Serbia ditemukan sebuah kapak tembaga,
mengindikasikan bahwa manusia telah menggunakan logam di Eropa sejak 7500 tahun
lalu (~5500 BC), jauh lebih cepat dibanding perkiraan sebelumnya. Ötzi sang Manusia
Es, yang ditemukan di Ötztal Alps pada tahun 1991 dan diperkirakan berasal dari 3300
BC, ditemukan dengan sebuah kapak tembaga Mondsee. Karena teknik pembuatan
tembaga sudah diketahui sejak 7000 BC dengan bukti berupa kapak perunggu besar
yang diproduksi secara massal pada 5500 BC, dan juga karena perunggu murni, yang
dibuat dengan mencampurkan tembaga dengan timah telah digunakan di berbagai
daerah di Eropa timur-tengah sejak 3700 BC, maka kapak Ötzi merupakan penemuan
yang wajar menurut para arkeolog-arkeolog.

Asia Selatan

Penduduk Mehr di Asia Selatan telah menggunakan perkakas yang terbuat dari biji
tembaga dari 7700 - 3300 SM.

Anda mungkin juga menyukai