Anda di halaman 1dari 13

Zaman Prasejarah

A. Pengertian

Prasejarah adalah sebutan bagi kurun waktu yang bermula ketika


makhluk hominini mulai memanfaatkan perkakas batu sekitar 3,3 juta Tahun
Silam (dihitung mundur dari tahun 1950), dan berakhir ketika sistem tulis diciptakan.
Oleh karena itu prasejarah juga disebut Zaman Praaksara (zaman sebelum ada
aksara) atau Zaman Nirleka (zaman ketiadaan tulisan).[1] Manusia prasejarah sudah
pandai membuat lambang-lambang, tanda-tanda, maupun gambar-gambar, tetapi
sistem-sistem tulis tertua diketahui baru muncul sekitar 5.300 Tahun Silam, dan
adopsi sistem tulis secara luas baru terjadi ribuan tahun kemudian. Beberapa
kebudayaan baru menggunakan sistem tulis pada abad ke-19, bahkan masih ada
segelintir kebudayaan yang belum menggunakannya sampai sekarang. Oleh karena
itu tarikh akhir prasejarah berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain, dan istilah
"prasejarah" tidak begitu sering digunakan dalam wacana mengenai masyarakat-
masyarakat yang baru belakangan ini keluar dari masa prasejarah.
B. Pembagian Zaman Prasejarah Berdasarkan Geologi

Keberadaan kita di bumi baru sebentar. Manusia baru ada beberapa ratus ribu tahun
belakangan. Sementara bumi sudah berusia 4,5 miliar tahun. Sebelum manusia
modern muncul, bumi masih bergejolak dengan bentuk dan cuaca yang jauh berbeda
dari sekarang. Dikutip dari Ensiklopedia Zaman Prasejarah (2010), secara sederhana,
periode geologi pembentukan bumi bisa dibagi atas empat zaman. Masing-masing
zaman memiliki cirinya sendiri. Berikut pembagian periode geologi:
1. Arkean

Zaman tertua yang ada di bumi secara geologis yaitu Archaeikum. Zaman ini
Berlangsung sekitar 2.500 juta tahun lalu. Saat itu, kulit bumi masih sangat panas.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan.
2. Paleozoikum

Zaman hidup tua. Zaman ini ditandai dengan turunnya temperatur bumi. Oksigen
mulai banyak dan memenuhi bumi. Bumi yang mendingin memungkinkan adanya
kehidupan. Kehidupan pertama berawal di laut yang lebih dingin. Binatang-binatang
bersel satu tanpa tulang yang disebut prokariot lahir. Kemudian berevolusi menjadi
ikan yang bertulang. Seiring dengan semakin dinginnya temperatur bumi, makhluk
yang ada di laut naik ke dataran meski masih tinggal di perairan. Mereka disebut
amfibi. Di daratan muncul juga reptil.
Dengan adanya kehidupan, zaman palaeozoikum disebut sebagai zaman primer.
3. Mesozoikum
Zaman ini ditandai dengan temperatur yang terus menurun dan memungkinkan
makhluk hidup makin berkembang. Jumlah ikan amfibi dan reptil makin banyak.
Jumlahnya besar-besar. Fosilnya kini kita temukan di berbagai belahan dunia. Di
zaman ini hidup pula dinosaurus yang mendominasi bumi. Banyak juga burung dan
binatang menyusui yang masih rendah tingkatannya. Zaman ini diperkirakan
berlangsung 140 juta tahun lamanya. Sebagian besar dari fauna atau hewan zaman
mesozoikum ini terdiri atas reptil. Zaman ini disebut sebagai zaman sekunder.

4. Neozoikum atau Kainozoikum


Artinya zaman kehidupan baru. Berlangsung sejak kira-kira 60 juta tahun yang lalu.
Pada zaman ini, binatang menyusui mulai berkembang. Zaman ini terbagi lagi
menjadi dua yakni:
a. Zaman Tersier
Binatang-binatang menyusui berkembang sepenuhnya. Reptil raksasa makin
lama makin hilang. Kera sudah banyak dan beberapa jenis manusia purba
sudah ada.
b. Zaman Kuartier
Zaman ini merupakan zaman yang terpenting karena nenek moyang manusia
sudah ada. Seperti binatang lainnya, manusia juga berevolusi. Zaman kuartier
dibagi lagi menjadi dua periode yakni:
 Dilivium atau Pleistosen

Zaman diluvium atau zaman pleistosen disebut juga zaman es. Karena
saat itu es di kutub meluas. Sebagian besar benua Asia, Amerika, dan
Eropa tertutup es. Dinginnya suhu bumi disebabkan perubahan
temperatur bumi yang tidak stabil. Suhu bisa sangat dingin sehingga es
sangat banyak. Ini menyebabkan permukaan laut menurun. Namun jika
suhu memanas, es mencair. Daerah yang tertutup es itu menjadi perairan,
atau air laut naik.
Masa berubah-ubahnya temperatur ini disebut dengan masa interglasial.
Interglasial terus terjadi berulang-ulang. Diperkirakan masa ini bertahan
hingga 600.000 tahun.
 Alluvium atau Holosen

Adapun zaman alluvium berlangsung 20.000 tahun sampai sekarang.


Bagian akhir masa ini merupakan saat terpenting. Karena di akhir
alluvium lahir Homo sapiens, atau spesies manusia yang cerdas. Dengan
demikian, manusia bisa membangun peradaban dan mengalami
kemajuan hingga saat ini
C. Perkembangan Zaman Prasejarah
1. Zaman Batu
Konsep "Zaman Batu" dipakai dalam kajian arkeologi di hampir semua
negara di dunia. Dalam kajian arkeologi Benua Amerika, Zaman Batu disebut
dengan berbagai nama lain, dan dimulai dari Tahap Litikum atau
Zaman Paleo-Indian. Pembagian Zaman Batu berikut ini digunakan dalam
kajian prasejarah Erasia, dan tidak selalu sama dari satu tempat ke tempat
lain.
2. Paleolitikum
Peta perkiraan migrasi awal manusia berdasarkan genetika
populasi mitokondrial dengan angka-angka ribuan tahun dihitung mundur
dari masa kini (keakuratannya diragukan)

Paleolitikum atau Zaman Batu Tua bermula ketika manusia mulai


memanfaatkan perkakas-perkakas batu. Paleolitikum adalah kurun waktu
tertua dalam rentang Zaman Batu.
Kurun waktu tertua dalam rentang Paleolitikum disebut Paleolitikum Awal,
yakni kurun waktu sebelum munculnya Homo sapiens. Kurun waktu ini
bermula dengan kemunculan Homo habilis (berikut spesies-spesies
kerabatnya) dan perkakas-perkakas batu perdana yang diperkirakan berasal
dari 2,5 juta Tahun Silam. Kepandaian manusia prasejarah
dalam mengendalikan api pada kurun waktu Paleolitikum Awal tidak dapat
dibuktikan secara pasti dan terbatas dukungan ilmiahnya. Klaim yang paling
luas berterima adalah klaim bahwa Homo erectus atau Homo ergaster sudah
membuat api dalam rentang waktu 790.000 sampai 690.000 Tahun Silam di
situs Gesyer Benot Ya'aqov, Israel. Pemanfaatan api memungkinkan manusia
prasejarah untuk memasak makanan, menghangatkan badan, dan menerangi
kegelapan pada malam hari

3. Mesolitikum

Perahu lesung Pintu masuk ke kuil utama


Mesolitikum atau Zaman Batu Madya adalah kurun waktu
perkembangan teknologi manusia yang mengantarai Paleolitikum
dan Neolitikum dalam rentang Zaman Batu. Kurun waktu ini bermula pada
akhir kala Pleistosen, sekitar 10.000 Tahun Silam, dan berakhir pada waktu
munculnya kepandaian bercocok tanam yang berbeda-beda dari satu kawasan
ke kawasan lain. Di beberapa kawasan, misalnya Timur Dekat, kegiatan
bercocok tanam sudah dirintis pada akhir kala Pleistosen, sehingga kurun
waktu Mesolitikum di kawasan itu berlangsung singkat dan tidak begitu jelas
batas-batasnya. Di kawasan-kawasan yang hanya sedikit terkena
dampak glasiasi, kadang-kadang digunakan istilah "Epipaleolitikum" atau
Zaman Batu Tua Lanjut.

4. Neolitikum

Kumpulan artefak Neolitikum, mencakup gelang, kapak genggam, pahat, dan


alat pengupam - Kecuali perkakas tertentu, artefak-artefak Neolitikum adalah
perkakas batu yang diupam alih-alih ditokok
Dari sekian banyak spesies manusia yang muncul pada kurun
waktu Paleolitikum, hanya Homo sapiens sapiens yang tersisa pada kurun
waktu Neolitikum (Homo floresiensis mungkin bertahan hidup sampai ke
permulaan kurun waktu Neolitikum sekitar 12.200 Tahun Silam).
[22]
Neolitikum adalah kurun waktu perkembangan teknologi dan
pembentukan masyarakat primitif. Neolitikum atau Zaman Batu Muda
bermula kira-kira 10.200 tahun Pra-Masehi di beberapa tempat di Timur
Tengah, baru kemudian hari bermula di kawasan-kawasan lain, dan berakhir
pada kurun waktu 4.500 tahun sampai 2.000 tahun Pra-Masehi. Neolitikum
merupakan kurun waktu perubahan serta kemajuan perilaku dan karakteristik
budaya, yang mencakup pemanfaatan tanaman pangan liar maupun tanaman
pangan yang dibudidayakan dan satwa-satwa yang dijinakkan.
5. Kalkolitikum

Lukisan pemandangan Los Millares, kota bertembok di Iberia pada Zaman


Tembaga, menurut perkiraan pelukis
Kalkolitikum atau Zaman Tembaga adalah kurun waktu transisi, manakala
kepandaian mengolah logam tembaga muncul seiring menyebarnya
pemanfaatan perkakas batu. Pada kurun waktu ini, sejumlah senjata dan
perkakas dibuat dari tembaga. Meskipun masih sangat bersifat Neolitikum,
sesungguhnya Kalkolitikum adalah fase Zaman Perunggu sebelum manusia
mengetahui bahwa melakur tembaga dengan timah akan menghasilkan logam
yang lebih keras, yakni perunggu. Zaman Tembaga mula-mula didefinisikan
sebagai kurun waktu transisi dari Neolitikum ke Zaman Perunggu. Meskipun
demikian, karena dicirikan oleh pemanfaatan logam, Zaman Tembaga lebih
dianggap sebagai bagian dari Zaman Perunggu daripada Zaman Batu.
Tambang tembaga Kalkolitikum di Lembah Timna, Padang Gurun Negev, Israel
Sebuah situs arkeologi di Serbia menyimpan bukti tertua peleburan tembaga
pada suhu tinggi yang dapat dipastikan berasal dari 7.500 Tahun Silam.
Temuan yang didapatkan pada bulan Juni 2010 ini menambah jumlah
informasi tentang peleburan tembaga dalam rentang waktu 800 tahun, dan
menyiratkan bahwa kepandaian melebur tembaga mungkin ditemukan secara
mandiri di berbagai kawasan berbeda di Asia dan Eropa, alih-alih menyebar
dari satu sumber saja.

C. Transisi ke masa sejarah Abad Kuno


1. Zaman Perunggu

Gambar bajak berpenghela lembu disertai tulisan, Mesir, sekitar tahun 1200 Pra-
Masehi

Pada Zaman Perunggu, beberapa kebudayaan mulai mengenal kepandaian


mengabadikan ingatan tentang suatu kejadian dalam bentuk keterangan tertulis,
dan dengan demikian menjadi kebudayaan-kebudayaan pertama yang keluar dari
masa prasejarah. Oleh karena itu Zaman Perunggu atau kurun-kurun waktu
tertentu dalam rentang Zaman Perunggu hanya dapat dianggap sebagai bagian
dari masa prasejarah di kawasan-kawasan dan peradaban-peradaban yang baru
belakangan mengadopsi atau mengembangkan sistem penyimpanan keterangan
tertulis. Di beberapa kawasan, waktu penciptaan tulisan bertepatan dengan
permulaan Zaman Tembaga. Tak lama sesudah kemunculan tulisan, orang mulai
menghasilkan teks-teks, antara lain uraian kejadian secara tertulis dan catatan-
catatan administratif.

Istilah "Zaman Perunggu" mengacu kepada kurun waktu dalam


perkembangan kebudayaan umat manusia manakala kepandaian pengolahan
logam yang paling maju (setidaknya dari segi pemanfaatannya yang luas dan
sistematis) sudah mencakup teknik-teknik peleburan tembaga dan timah dari
bijih-bijih yang muncul ke permukaan bumi secara alami, kemudian
memadukan kedua jenis logam tersebut menjadi perunggu. Kandungan
arsenikum adalah salah satu unsur ketidakmurnian yang lumrah ditemukan pada
bijih-bijih yang muncul ke permukaan bumi secara alami. Bijih tembaga
maupun timah adalah bijih-bijih yang langka, dicerminkan oleh kenyataan
bahwa tidak ada perunggu fosfor di kawasan barat Asia sebelum tahun 3000
Pra-Masehi. Zaman Tembaga merupakan bagian dari sistem tiga zaman dalam
penggolongan masyarakat-masyarakat prasejarah. Dalam sistem ini, Zaman
Perunggu berlangsung selepas Zaman Batu Muda di beberapa kawasan dunia.
2. Zaman Besi

Di bidang arkeologi, Zaman Besi adalah zaman kelahiran metalurgi besi.


Pemanfaatan besi bertepatan waktunya dengan perubahan-perubahan lain yang
di dalam beberapa kebudayaan purba, sering kali dibarengi dengan praktik-
praktik bercocok tanam, kepercayaan-kepercayaan religius, dan gaya-gaya
artistik yang canggih, yang menjadikan Zaman Besi dalam ilmu arkeologi
bertepatan waktunya dengan "Zaman Sendi" dalam sejarah filsafat. Meskipun
bijih besi bukan barang yang langka, teknik-teknik metalurgi yang perlu
dikuasai agar dapat memanfaatkan besi berbeda sekali dengan teknik-teknik
metalurgi yang diperlukan untuk mengolah logam-logam yang dimanfaatkan
manusia sebelumnya. Pemanfaatan besi juga sangat lamban menyebar, dan
dalam jangka waktu yang cukup lama hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku
senjata, sementara perunggu tetap menjadi bahan baku utama dalam pembuatan
perkakas maupun karya-karya seni.

3. Lini masa

Semua tarikh di bawah ini adalah hasil perkiraan dan dugaan yang diperoleh
lewat penelitian di bidang antropologi, arkeologi, genetika, geologi,
atau Linguistika, dan oleh karena itu dapat direvisi bilamana ada temuan-temuan
baru atau cara hitung yang lebih canggih.
4. Paleolitikum Awal

 ca. 2,8 juta Tahun Silam – Kemunculan genus Homo

 ca. 2,5 juta Tahun Silam – Bukti-bukti pemanfaatan perkakas oleh


manusia prasejarah

 ca. 600.000 Tahun Silam – Zaman berburu dan meramu


 ca. 400.000 Tahun Silam – Kepandaian mengatur api
5. Paleolitikum Madya

 ca. 300.000–30.000 Tahun Silam – Kebudayaan Mousteria


(Neanderthal) di Eropa.
 ca. 200.000 Tahun Silam – Manusia modern anatomis (Homo sapiens
sapiens) muncul di Afrika. Salah satu cirinya adalah ketiadaan bulu
badan lebat seperti yang terdapat pada primata lain. Sisa-sisa jenazah
Omo adalah sisa-sisa jenazah manusia modern anatomis.
 ca. 170.000–83.000 Tahun Silam – Reka cipta sandang[34]
 ca. 75.000 Tahun Silam – Bencana letusan dahsyat Gunung Api Toba.
 ca. 80.000–50.000 Tahun Silam – Serombongan besar Homo
sapiens keluar dari Afrika. Dalam beberapa milenia sesudahnya,
keturunan dari rombongan besar tersebut bermigrasi ke kawasan
selatan India, Nusantara, Australia, Jepang, Tiongkok, Siberia, Alaska,
dan daerah pesisir barat laut Amerika Utara.
 ca. 80.000–50.000 Tahun Silam – Kemunculan perilaku modern, yang
sampai dengan saat itu mencakup kemampuan berbahasa dan
kemampuan bernalar yang sudah maju.
6. Paleolitikum Akhir

 ca. 45.000 Tahun Silam (43.000 pra-Masehi) – Kemunculan


Kebudayaan Châtelperronia di Prancis.
 ca. 40.000 Tahun Silam (38.000 pra-Masehi) – Pembangunan
permukiman pertama di kawasan selatan Benua Australia oleh bangsa
Pribumi Australia (termasuk di lokasi yang sekarang menjadi
kota Sydney,[38][39] kota Perth, dan kota Melbourne[41]).
 ca. 32.000 Tahun Silam (30.000 pra-Masehi) – Kemunculan
Kebudayaan Aurignasia, yang meninggalkan lukisan-lukisan pada
dinding Gua Chauvet di Prancis.
 ca. 30.500 Tahun Silam (28.500 pra-Masehi) – Nugini didiami
masyarakat pendatang dari Asia atau Australia.[
 ca. 30.000 Tahun Silam (28.000 pra-Masehi) – Sekawanan rusa
kutub disembelih dan dipotong-potong manusia di Lembah Vezere,
Prancis.[
 ca. 28.000–20.000 Tahun Silam – Zaman Gravettia di Eropa. Reka
cipta harpun, jarum, dan gergaji.
 ca. 26.500 Tahun Silam – Zaman Beku Maksimum Akhir. Sesudah
zaman ini, es mencair dan luas lapisan es kembali menyusut. Pada zaman
inilah manusia kembali mendiami kawasan barat Eropa (baca
artikel Kebudayaan Magdalenia) dan memasuki Amerika Utara dari
kawasan timur Siberia untuk pertama kalinya (baca artikel Bangsa
Indian-Tua, Kebudayaan Pra-Clovis, dan Pemukiman Benua Amerika).
 ca. 26.000 Tahun Silam (24.000 pra-Masehi) – Masyarakat di berbagai
belahan dunia menggunakan serat untuk membuat gendongan bayi,
pakaian, kantong, keranjang, dan jala.
 ca. 25.000 Tahun Silam (23.000 pra-Masehi) –
Sebuah permukiman yang terdiri atas gubuk-gubuk yang dibangun dari
batu dan tulang-tulang mamut ditemukan di dekat Dolní
Věstonice di Moravia, Republik Ceko. Inilah permukiman permanen
tertua manusia yang sudah ditemukan arkeolog.
 ca. 23.000 Tahun Silam (21.000 pra-Masehi) – Uji coba budidaya
tanaman pangan berskala kecil di Ohalo II, sebuah perkampungan tetap
masyarakat pemburu-peramu di tepi Danau Galilea, Israel.
 ca. 16.000 Tahun Silam (14.000 pra-Masehi) – Patung bison
eropa berbahan lempung ditemukan di dalam gua yang kini dinamakan
Le Tuc d'Audoubert, di daerah pegunungan Pirenia yang termasuk
wilayah Prancis, tidak jauh dari garis perbatasan dengan negara Spanyol.[
 ca. 14.800 Tahun Silam (12.800 pra-Masehi) – Zaman Lembap bermula
di Afrika Utara. Padang Gurun Sahara ketika itu merupakan daerah
berlahan basah lagi subur, dan akuifer-akuifernya penuh terisi air.

7. Mesolitikum/Epipaleolitikum

 ca. 12.500–9.500 pra-Masehi – Kebudayaan Natufia, sebuah kebudayaan


pemburu-peramu menetap yang mungkin sudah membudidayakan
tanaman gandum hitam di Negeri Syam (Mediterania Timur)
8. Neolitikum

 ca. 9.400–9.200 pra-Masehi – Pohon ara jenis tanpa biji (oleh karena itu
tidak dapat berkembang biak sendiri) dibudidayakan di
desa Neolitik Gilgal I, Lembah Sungai Yordan, 13 km di sebelah utara
kota Yerikho. Penemuan ini mendahului budidaya gandum, jelai,
dan polong-polongan, dan oleh karena itu mungkin saja merupakan
kegiatan bercocok tanam pertama yang sudah diketahui.

 ca. 9.000 pra-Masehi – Lingkaran-lingkaran tugu batu yang menyerupai huruf T


didirikan di Göbekli Tepe, kawasan tenggara Anatolia di Turki, pada
zaman Neolitikum A Pratembikar. Bangunan-bangunan yang belum diekskavasi
di situs ini diduga berasal dari kurun waktu Epipaleolitikum.
 ca. 8.000 atau 7.000 pra-Masehi – Jelai dan gandum mulai dibudidayakan di
kawasan utara Mesopotamia (sekarang kawasan utara Irak). Mula-mula jelai dan
gandum dimanfaatkan sebagai bahan baku bir, bubur, dan sup, tetapi akhirnya
diolah pula menjadi roti.[50] Kala itu manusia masih menggunakan tongkat
pencocok tanah dalam kegiatan bercocok tanam, tetapi beralih
menggunakan luku pada abad-abad berikutnya.[51] Sekitar kurun waktu inilah,
sebuah menara bundar dari batu dengan garis tengah 8.5 meter didirikan
di Yerikho, yang kini tingginya tersisa kira-kira 8,5 meter

9. Kalkolitikum
 ca. 3.700 pra-Masehi – Naskah-naskah beraksara paku muncul di Sumer, dan
lahir pula kebiasaan menyimpan keterangan tertulis. Menurut mayoritas
pakar, tulisan perdana Mesopotamia hanya sedikit berkaitan dengan bahasa
tuturnya.[
 ca. 3.300 pra-Masehi – Perkiraan waktu kematian "Ötzi Si Manusia Es",
yang jenazahnya ditemukan dalam keadaan utuh di dalam es di Alpen
Ötztal pada tahun 1991. Sebilah kapak tembaga, yang merupakan salah satu
ciri khas teknologi zaman itu, ditemukan bersama jenazah Ötzi.
 ca. 3.000 pra-Masehi – Stonehenge mulai dibangun. Wujud awal Stonehenge
adalah bukit dengan 56 pancang kayu yang dikelilingi sebuah parit

Anda mungkin juga menyukai