2.1 Pendahuluan
Dalam industri logam, sambungan las dan soldir sangat penting. Kedua cara
penyambungan ini pada dasarnya adalah pengaruh panas. Keuntungan
sambungan las dibanding dengan sambungan paku keling : rapat, lebih kuat,
ringan, dan tidak membutuhkan bilah. Pengelasan dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, namun pada umumnya adalah proses fusi dan proses
tekan. Pada proses fusi bagian logam yang akan dilas, dilelehkan bersama
dengan bahan tambahan. Sedangkan pada alas tekan tidak diperlukan bahan
pengisi.
10
2.3.2 Butt joint
a.) square butt joint b.) single V-butt joint c.) single U-butt joint
( Terhadap Tarik )
Keterangan :
S = Tebal (mm)
l = Panjang (mm)
11
BD 1 t
sin 45 0 BD 2 . BC , karena BC = t
BC 2 2
t .l
Luas min BD l
2
t .l t .l
F .t atau F .t (untuk single fillet)
2 2
2.t .l
F . t ( untuk double fillet)
2
2.5 Kekuatan untuk parallel fillet joint
t .l t .l
F . g atau F . g
2 2
2.t .l 2.t .l
Gambar 2.4 : Las Parallel Fillet F . g atau F . g
2 2
Gambar : 2.4 : Parallel Fillet
2.6 Untuk kasus kombinasi
Joint
F t . b .t
t . l1
F1 . t
2
2 .t . l 2
F2 . g
F F1 F2 2
F F1 F2
12
2.7 Kekuatan untuk butt joint
Gambar 2.6 : Single V Butt Joint Gambar 2.7 : Double V Butt Joint
F t . l .t F t1 t 2 l . t
l Panjang las (mm) t1 Tebal pada bagian atas (mm)
t Tebal las (mm) t 2 Tebal pada bagian bawah (mm)
Contoh :
Dua buah plat baja, lebar 100 (mm), tebal 12,5 (mm), disambung dengan las
double transverse fillet. Tegangan tarik maksimum yang di izinkan 70 (N/mm2).
Hitung panjang las untuk beban statis dan dinamis ( apabila bahan plat dengan
tegangan tarik makssimum izin = 80 (N/mm2) )
Penyelesaian :
a. Untuk beban statis
b = 100 (mm) t maks las = 70 (N/mm2)
t = 12,5 (mm) t plat = 80 (N/mm2)
13
2.t .l
F . t maks las …(i)
2
F t . b . t plat …(ii)
Persamaan (i) dan (ii) didapat:
2.t .l
t . b . t . t plat
2
2 . 12,5 . l 100000
70 . 100 . 12,5 . 80 l 80,812 81 (mm)
2 1237,436867
b. Untuk beban dinamis
2.t .l 1
. t las . b . t . t plat
2 cf
2 . 12,5 . l 1 100000
. 70 . 100 . 12,5 . 80 l 121,2183 122 (mm)
2 1,5 824,9579114
Contoh :
Sebuah plat dengan lebar 75 (mm), tebal 12,5 (mm) disambung dengan plat lain
dengan sambungan las single transverse dan double parallel fillet. Tegangan tarik
izin las = 70 (N/mm2), plat = 80 (N/mm2), Tegangan geser izin las = 60 (N/mm2)
Hitung: panjang las transverse dan parallel fillet untuk beban statis dan dinamis.
Penyelesaian
b = 75 (mm)
t = 12,5 (mm)
t las = 70 (N/mm2)
t plat = 80 (N/mm2)
Gambar 2.8 : Las Transverse g las = 60 (N/mm2)
dan Parallel Fillet
t . l1 2 .t . l 2
F t . b . t plat , F1 . t las , F2 . g las
2 2
14
a. untuk beban statis
F F1 F2
t . l1 t . l2
b . t . t plat . t las . g untuk l1 = b
2 2
12,5 . 75 12,5 . l 2
75 . 12,5 . 80 . 70 . 60
2 2
75000 46403,88252 530,33 l 2 l 2 53,92136 54 (mm)
b. untuk beban dinamis
F F1 F2
t . l1 t las t . l 2 g
b . t . t plat . . untuk l1 = b
2 cf 2 cf
12,7 . 75 70 12,5 . l 2 60
75 . 12,5 . 80 . .
2 1,5 2 2,7
75000 30935,92168 196,64185503 l 2 l 2 224,0829 225 (mm)
Pada kasus beban aksial tidak simetri tersebut, harus dicari titik beratnya.
La = panjang las pada bagian atas b = jarak plat bawah ke pusat berat (C.G)
Lb = panjang las pada bagian bawah F = beban aksial
L = panjang las total S = berat per satuan panjang
a = jarak puncak plat ke pusat berat (C.G)
15
Momen las atas terhadap pusat berat La s a
La s a Lb s b 0
La a Lb b …….1)
L La Lb …….2)
l b la
Dari persamaan 1) dan 2) didapat : La dan Lb
ab ab
Contoh :
Sebuah profil L ukuran 200 x 150 x 10 dilas pada suatu plat seperti pada gambar
Beban yang bekerja F = 20000 (N),
Hitung panjang las La dan Lb, apabila tegangan geser izin las pada beban statis =
75 (N/mm2)
Penyelesaian:
t = 10 (mm)
g las = 75 (N/mm2)
F = 20000 (N)
16
La dan Lb dapat ditentukan seagai berikut :
t .l
l l a lb dan F . g
2
F . 2 20000 . 2
l 37,712362 38 (mm)
t . g 10 75
l a lb 38 (mm)
cara : 1) b
200 10 100 140 10 5 60,88 (mm)
200 10 140 10
2) b
190 10 105 150 10 5 60,88 (mm)
190 10 150 10
a = 200 – 60,88 = 139,12 (mm)
l b 38 x 60,88
la 11,5672 11,6 (mm) dan
ab 200
lb l l a 25,4 (mm)
b maks
1
2
b b 2 4 g 2
g maks
1
b 2 4 g 2
2
Gambar 2.11 : Las Dengan
Beban Eksenrik (Kasus 1)
17
Kasus 1
Pada T.joint seperti pada gambar tersebut.
F A g
2t l
F g
2
Momen tahanan wb
t l2 t l2 F e3 2
wb 2 b
2 6 3 2 t l2
b
mb F e F e 3 2
g maks
1
b 2 4 g 2
wb t l 2 t l2 2
3 2
Kasus 2
Keterangan :
t l
Luas untuk tunggal A
2
2t l
Luas untuk ganda A
2
g2 g
C (konstan) ……….1)
2 r
g 2 = Tegangan geser maksimum dengan jarak r2
18
g = Tegangan geser maksimum pada jarak r
Gaya geser pada luasan kecil dA (Fg)
Fg g A
Momen terhadap titik G
dm g dA r ………. 2)
Persamaan 1) dan 2) menjadi:
g2
dm dA r 2
r2
Momen total
g2 g2
M dA r 2 dA r
2
r2 r2
Momen inersia polar terhadap titik G
g2
M IG
r2
IG = momen inersia polar terhadap titik G
M r2 F e r2
g2 Daftar IG lihat tabel khurmi halaman 298
IG IG
Resultan tegangan pada A,
19