4
Farhan royan permanahadi
1910311014
B-13
Kamis, 24 Desember 2020
_________________________________________________________
MODUL 4
Pak Kardi, 60 tahun, diantar oleh anaknya ke IGD karena sesak nafas yang
semakin berat sejak 1 jam yang lalu. Menurut keluarganya, Pak Kardi sudah
menderita hipertensi dan diabetes mellitus sejak 10 tahun ini. Dokter segera
mendudukkan pasien dalam posisi semi fowler, memasang infus, dan melakukan
pemeriksaan. Ditemukan tekanan darah 70/50 mmHg, denyut nadi 110x/menit,
frekuensi nafas 30x/menit, saturasi oksigen perifer 89%. Ditemukan distensi vena
jugularis, ronki basah halus diseluruh lapangan paru, dan akral yang dingin. Dokter
memasang non rebreathing mask dan memasang obat inotropik. Selain itu dokter juga
meminta pemeriksaan elektrokardiogram, foto torak, dan laboratorium darah.
Dokter menjelaskan bahwa kondisi pak Kardi cukup berat dan membutuhkan
penanganan segera. Oleh karena Riwayat penyakit dahulunya, kemungkinan
kekuatan pompa jantung pak Kardi sudah melemah, sehingga menimbulkan kondisi
ini. Anak Pak Kardi mulai paham kenapa beliau setahun ini sering sesak nafas bila
beraktivitas, sesak nafas dimalam hari, serta kaki bengkak hilang timbul. Dia berharap
agar bapaknya bisa disembuhkan, dan berjanji untuk mengontrol penyakit bapaknya
setelah
pulih.
Step 1 (Terminologi)
1. Mengapa sesak napas pak Kardi semakin berat sejak 1 jam yang lalu?
2. Apa hubungan hipertensi dgan keluhan Pak Kardi?
3. Apa fungsi dokter mendudukkan pasien dalam posisi semi fowler?
4. Apa kemungkinan alasan distensi vena jugularis pada Pak Kardi?
5. Apa yang menyebabkan bunyi ronki basah halus?
6. Apa tujuan dokter memberikan non rebreathing mask dan obat inotropic?
7. Apakah tujuan pemeriksaan EKG, foto toraks dan laboratorium pada Pak
Kardi?
8. Apa hubungan gejala penyakit pasien dengan penyakitnya?
9. Bagaimana bisa Pak Kardi sesak napas beraktivitas, sesak napas pada malam
hari, dan kaki yang bengkak?
10. Apa control yang harus dilakukan pada penyakit pak Kardi?
Step 4 (Skema)
Gagal jantung adalah suatu sindroma klinis kompleks, yang didasari oleh
ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh secara
adekuat, akibat adanya gangguan struktural dan fungsional dari jantung. Pasien
dengan HF harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Gejala berupa sesak nafas yang spesifik saat istirahat atau saat beraktivitas
dan atau rasa lemah, tidak bertenaga.
- Tanda-tanda berupa retensi air seperti kongesti paru, edema tungkai.
Ada 6 klasifikasi gagal jantung akut :
- Perburukan atau gagal jantung kronik dekompensasi
Yaitu pada pasien yang sudah diketahui menderita gagal jantung kronik dan
dijumpai kongesti sistemik dan kongesti paru.
- Edema Paru
Pasien dengan respiratory distress yang berat, pernafasan yang cepat,
othopnea, dan ronkhi pada seluruh lapangan paru. Saturasi O 2 arterial
biasanya <90% pada suhu ruangan, sebelum mendapat terapi oksigen.
- Gagal Jantung Hipertensif
Terdapat tanda-tanda gagal jantung yang disertai dengan tekanan darah tinggi
dan biasanya fungsi sistolik jantung masih relatif cukup baik, juga terdapat
tanda-tanda peninggian tonis simpatik dengan takikardia dan vasokonstriksi.
- Syok Kardiogenik
Ditandai dengan adanya bukti tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang
disebabkan oleh gagal jantung, walau sesudah preload dan aritmia berat sudah
dikoreksi secara adekuat. Ciri khas syok kardiogenik berupa tekanan darah
sistolik <90mmHg, atau penurunan dari tekanan arteriol rata-rata (MAP >30
mmHg), dan tidak adanya produksi urin, atau berkurang (0,5ml/kg/jam).
Gangguan irama jantung sering ditemukan dan juga tanda-tanda hipoperfusi
organ dan kongesti timbul dalam waktu cepat.
c. Syok Kardiogenik
Pasien umumnya berupa laki-laki umur >70 tahun dan biasanya (66-75%) pasien
mempunyai riwayat gagal jantung. Penyakit komorbid seperti diabetes melitus (40%),
dan juga PPOK (20%).
Pada tahun 2016, data National Heart Failure Audit di Inggris, dari 56.915 orang yang
teraudit memiliki tingkat mortalitas 9,6%. Dari mortalitas ini, pasien <75 tahun memiliki
angka mortalitas 4,8% dan pasien >75 tahun memiliki angka mortalitas 12%.
Di Eropa, Kejadian gagal jantung berkisar 0,4-2% dan meningkat pada usia yang lebih
lanjut, dengan rata-rata umur 74 tahun. Ramalan dari gagal jantung akan jelek bila
dasar atau penyebabnya tidak dapat diperbaiki. Setengah dari populasi Pasien Gagal
Jantung akan meninggal dalam 4 tahun sejak diagnosis ditegakkan, dan pada
keadaan gagal jantung berat, lebih dari 50% akan meninggal dalam tahun pertama.
c. Syok Kardiogenik
Kasus Syok Kardiogenik akan memiliki tingkat insidensi tinggi pada pasien :
- Populasi lansia
- Pasien dengan Diabetes
- Mempunyai sejarah jejas ventrikel kiri
- Wanita
Penyebab dari gagal jantung antara lain, disfungsi miokard, endokard, perikardium,
pembuluh darah besar, aritmia, kelainan katup, dan gangguan irama. Di Eropa dan
Amerika, disfungsi miokard paling sering terjadi akibat penyakit jantung koroner
biasanya akibat infark miokard, yang merupakan penyebab paling sering pada usia
kurang dari 75 tahun, disusul hipertensi dan diabetes.
c. Syok Kardiogenik
New onset atau de novo HF (<20 % pasien GJA) memperlihatkan gejala gagal
jantung akut untuk pertama kalinya. Mereka mungkin tidak memiliki riwayat ayai faktor
risiko untuk gagal jantung atau kelainan struktur jantung. Beberapa bagian dari pasien
ini akan berkembang menjadi GJA saat mengalami sindrom koroner akut.
Gagal Jantung Perburukan. Pada grup ini, memiliki riwayat gagal jantung kronik
(gagal jantung stage C berdasarkan ACC/AHA Guidelines) dan menunjukan episode
dekompensasi. Pasien pada grup ini (<80%) terdapat pada pasien rawayt inap dengan
sindrom gagal jantung akut. Pasien seperti ini dapat ditentukan penyebabnya dengan
mudah atau tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai terjadinya dekompensasi.
Beberapa grup kasus ini (10-15%) berkembang menjadi gagal jantung stadium akhir
yang tidak bisa ditangani dengan pengobatan yang ada.
Gagal jantung kronik didefinisikan sebagai sindrom klinik yang kompleks yang
disetai dengan keluhan gagal jantung berupa sesak, fatigue, baik dalam keadaan
objektif adanya disfungsi jantung dalam keadaan istirahat.
c. Syok Kardiogenik
Ditandai dengan adanya bukti tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang
disebabkan oleh gagal jantung, walau sesudah preload dan aritmia berat sudah
dikoreksi secara adekuat. Ciri khas syok kardiogenik berupa tekanan darah sistolik
<90mmHg, atau penurunan dari tekanan arteriol rata-rata (MAP >30 mmHg), dan tidak
adanya produksi urin, atau berkurang (0,5ml/kg/jam). Gangguan irama jantung sering
ditemukan dan juga tanda-tanda hipoperfusi organ dan kongesti timbul dalam waktu
cepat.
SUMBER
Kurmani S, Squire I. Acute Heart Failure: Definition, Classification and Epidemiology. Curr
Heart Fail Rep. 2017;14(5):385-392. doi:10.1007/s11897-017-0351-y