BLOK : KGD
MODUL : 5
Semester VII
Koordinator
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas berkat dan rahmat Tuhan yang Maha Esa, sehingga saya bisa
menyelesaikan laporan saya ini dengan baik. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih
kepada pendukung atas pemberian materi dan buah pikiran yang sangat bermanfaat.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada fasilitator dr. Tampak Linggom Simanjuntak, MKM
yang telah membimbing dan memberi arahan sehingga saya mampu menyelesaikan laporan ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sangat membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
i
DAFTAR ISI
PEMICU ………………………………………….……………………………………………... 1
PEMBAHASAN LO ………………………………………………….…………………………. 6
ii
PEMICU :
Seorang laki laki berumur 59 tahun dengan BB 60 kg, tiba di IGD rumah sakit. Pasien mengeluh
sesak nafas yang kambuh sejak 5 hari yang lalu. Sesak memberat 5 jam sebelum masuk RS.
Sebulan yang lalu pasien dirawat di sebuah RS karena penyakit jantung yang telah diderita sejak
lama. RPT : hipertensi (+), Riwayat batuk lama (-)
Pada pemeriksaan didapati : KU tampak sesak sekali, posisi duduk, gelisah, keringat dingin.
Kesadaran kompos mentis, vital sign TD 168/89 mmHg, nadi 115 x/menit, frekuensi nafas 40
x/menit, suhu 36,8 C, pada monitor tampak saturasi oksigen 80%. Airway clear, tidak ada
sumbatan jalan nafas, breathing spontan, Gerakan dada simetris, pola pernapasan takipnea,
tampak retraksi otot sela iga. Akral basah dan dingin. Pada leher TVJ meningkat. Pemeriksaan
paru, pada perkusi redup kedua lapangan paru, auskultasi ada suara tambahan yaitu ronki basah
dikedua lapangan paru, wheezing (+/+). Pada ekstrimitas bawah tampak oedem +/+
Pemeriksaan penunjang : darah rutin hb 12,8 g/dl, leukosit 10 rb/ul, trombosit 261 rb/ul, ht 39,1
%. KGD ad R 157. AGDA pH 7,32; pO2 45,6 ; pCO2 61,1 ; HCO3 26,8; base exes +3
Foto thorax PA : kardiomegali dan tampak infiltrate perihilier (butterfly appearance)
ECG : sinus takikardi
30 menit kemudian, pernapasan pasien melambat dan kesadaran mulai menurun. Pasien
mendadak henti nafas. Pasien menjadi tidak sadar. Pemeriksaan TD 60/40 mmHg, nadi 125
x/menit
I. KLARIFIKASI ISTILAH
- Base exes : menunjukkan jumlah asam yang dibutuhkan untuk mengembalikan ph
individu ke interval ph dengan jumlah CO2 pada nilai standart
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Perbedaan dd dan dx :
2. Etiologi dan Factor resiko :
3. Patofisiologi :
4. Tatalaksana dx :
5. 30 menit kemudian, pernapasan pasien melambat dan kesadaran mulai menurun.
Pasien mendadak henti nafas. Pasien menjadi tidak sadar. Pemeriksaan TD 60/40
mmHg, nadi 125 x/menit. Tindakan awal dokter jaga?
3. Patofisiologi :
Pada edema paru kardiogenik terjadinya peningkatan tekanan hidrostatik
dalam kapiler paru menyebabkan peningkatan filtrasi cairan transvaskular.
Bila tekanan interstisial paru lebih besar daripada tekanan intrapleural maka
cairan bergerak menuju pleura viseral yang menyebabkan efusi pleura. Bila
permeabilitas kapiler endotel tetap normal, maka cairan edema yang
meninggalkan sirkulasi memiliki kandungan protein rendah. Peningkatan
tekanan hidrostatik kapiler paru biasanya disebabkan oleh meningkatnya
tekanan di vena pulmonalis yang terjadi akibat meningkatnya tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri dan tekanan atrium kiri (>25 mmHg). Dalam keadaan
normal tekanan kapiler paru berkisar 8-12 mmHg dan tekanan osmotik koloid
plasma 28 mmHg. Kejadian tersebut akan menimbulkan lingkaran setan yang
terus memburuk oleh proses-proses sebagai berikut :
1) Meningkatnya kongesti paru menyebabkan desaturasi dan menurunnya
pasokan oksigen miokard memperburuk fungsi jantung.
2) Hipoksemia dan meningkatnya cairan di paru menimbulkan
vasokonstriksi pulmonal sehingga meningkatkan tekanan ventrikel
kanan yang melalui mekanisme interdependensi ventrikel akan
semakin menurunkan fungsi ventrikel kiri.
3) Insufisiensi sirkulasi menyebabkan asidosis sehingga memperburuk
fungsi jantung.
4. Tatalaksana dx :
Pemberian Oksigen
Obat – obatan yang menurunkan preload :
Nitrogliserin secara intravena dengan dosis rendah 200µg/menit.
Loop diuretic ( Fueresemide) dengan keadaan ringan deberikan
secara oral dengan dosis : 20-40mg/jam sedangakan pada
keadaan berat diberikan secara infus dengan dosis 5-40mg/jam.
Obat – obatan yang menurunkan afterload : Angiotensin – converting
enzyme inhibitors (ACE inhibitors) diberikan secara intravena
(enalapril 1,25mg) atau sublingual (captropil 25mg).
Obat- obatan golongan inotropic : dobutamine 2-20µg/kg/menit atau
dopamine 3-20µg/kg/menit.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan pemicu diatas dapat disimpulkan bahwa lelaki usia 35 tahun
di diagnosa Edema Paru Kardiogenik berdasarkankan keluhan sesak nafas yang
kambuh sejak 5 hari yang lalu. RPT : hipertensi dan penyakit jantung.
Pemeriksaan vital sign tidak normal, Akral basah dan dingin. Pada leher TVJ
meningkat. Pemeriksaan paru, pada perkusi redup kedua lapangan paru, auskultasi
ada suara tambahan yaitu ronki basah dikedua lapangan paru, wheezing (+/+).
Pada ekstrimitas bawah tampak oedem +/+. Pemeriksaan AGDA dan Base exes
tidak normal. Foto thorax PA : kardiomegali dan tampak infiltrate perihilier
(butterfly appearance). ECG : sinus takikardi. Maka tatalaksananya yaitu
pemberian oksigen yang adekuat, restriksi cairan, mempertahankan fungsi
kardiovaskular dengan obat-obatan inotropik, serta obat-obatan yang menurunkan
preload (nitrat, morfin dan diuretik) dan afterload (ACE inhibitor).
DAFTAR PUSTAK
1. Megan Purvey,George Allen, 2010. Managing acute pulmonary oedema. Vol 40, page
126.Jakarta.
2. Gleidle Jonathan. 2006. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik tentang Edema Paru
Kardiogenik. Jakarta: Erlangga
3. Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.