Bab II Kerangka Teori 2.1 Pengembangan U
Bab II Kerangka Teori 2.1 Pengembangan U
KERANGKA TEORI
(Anoraga, 2007:66). Jika hal ini dapat dilakukan oleh setiap wirausaha, maka
besarlah harapan untuk dapat menjadikan usaha yang semula kecil menjadi skala
kerjasama ataupun dengan membeli usaha orang lain atau yang lebih dikenal
dengan franchising. Namun yang perlu diperhatikan adalh kemana arah bisnis
tersebut akan dibawa. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pengembangan dalam
atau manajer usaha dapat dirumuskan usaha apa saja yang mungkin dapat dibuka.
alternatif yang terbaik dan prospektif. Untuk usaha yang prospektif dasar
1. Ketersediaan Pasar
2. Resiko Kegagalan
3. Harga
yang terpilih.
Tahap V : Evaluasi
usaha yang dijalankan. Di samping itu juga diarahkan untuk dapat memberikan
Cara ini dapat dilakukan dengan menambah skala produksi, tenaga kerja,
teknologi, sistem distribusi, dan tempat usaha (Suryana, 2006:156). Ini dilakukan
bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka
(diseconomics of scale), maka tidak baik untuk dilakukan. Dengan kata lain, bila
produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik paling efisien, maka
memperluas skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong kenaikan
biaya. Skala usaha ekonomi terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan
output menurunkan biaya jangka panjang. Oleh karena itu, apabila terjadi skala
atau kurva belajar (learning curve) menunjukkan pengurangan biaya yang mucul
Cara ini bisa dilakukan dengan menambah jenis usaha baru, produk, dan
jasa baru yang berbeda dari yang sekarang diproduksi (diversifikasi), serta dengan
teknologi yang berbeda. Misalnya, usaha jasa angkutan kota diperluas dengan
usaha jasa bus pariwisata, usaha jasa pendidikan diperluas dengan usaha jasa
yang ditandai oleh total biaya produksi gabungan( joint total production cost)
dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah
apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan
tidak ekonomis dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha yang tidak
ekonomis, dimana biaya produksi total bersama (joint total production cost)
dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama-sama adalah
lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk
cukup, lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan yang cukup,
dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi
melalui perbaikan produk atau jasa saat ini atau pengembangan produk atau jasa
rangka memodifikasi produk yang ada sekarang atau penciptaan produk baru yang
masih terkait dengan produk yang sekarang. Dengan demikian produk baru atau
yang dimodifikasi tersebut, dapat dipasarkan kepada pelanggan yang ada sekarang
melalui saluran pemasaran yang ada. Gagasan strategi ini dipilih untuk dijalankan
meningkatkan daya tarik produk, dan sekaligus menjaga citra dari merek dan
konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik)
sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa
harga “bagus”.
d. Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuan
tinggi.
sangat kuat.
sehingga akan dapat dicapai biaya pengorbanan yang lebih rendah dan resiko yang
dihadapi lebih kecil. Penekanan dari strategi ini adalah pada pemasaran produk
keterampilan dalam pengoperasian baik untuk pelanggan yang ada, maupun untuk
pelanggan baru. Dalam hal ini kegiatan yang ditingkatkan adalah penambahan
stratejik itu diarahkan untuk dapat memanfaatkan peluang pasar bagi pertumbuhan
lebih banyak produk/teknologi/jasa guna membuka jalan untuk segmen pasar yang
lebih banyak.
pengembangan pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif, yaitu:
c. Ketika pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul.
dalam cakupannya.
daya untuk meningkatkan pertumbuhan dari suatu produk tunggal, dalam suatu
pasar tunggal dengan suatu teknologi yang dominan. Pemilihan secara rasional
bila didukung oleh pengembangan keterampilan atau skills, dan kompetensi bagi
timbulnya risiko yang dihadapi perusahaan itu. Strategi inovasi selalu dibutuhkan
konsumsi , karena selalu diharapkan adanya perubahan atau kemajuan dari produk
ditentukan oleh kemampuan perusahaan itu melakukan inovasi, baik yang terkait
dengan inovasi produk untuk menemukan produk baru atau produk modifikasi,
maupun inovasi proses yang dapat menghasilkan produk yang sama dengan biaya
yang lebih murah, sebagai akibat digunakannya teknologi baru yang lebih maju.
perusahaan (Rangkuti, 2014:19). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
3.Mendukung 1. Mendukung
KELEMAHAN KEKUATAN
INTERNAL INTERNAL
4.Mendukung 2.Mendukung
dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.strategi yang harus
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
Menurut Hunger (2003: 159) Para manajer strategis harus dapat mengenali
perusahaan atau berpotensi untuk dilakukan dengan lebih baik secara relatif
dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapasitas
Internal factors) yaitu kekuatan dan kelemahan khusus perusahaan yang akan
aspek-aspek yaitu :
1. Aspek Pemasaran
terbesar dari sumber daya manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan
itu sendiri. Fokus dari sistem informasi ditentukan oleh karakteristik misi
sumber utama ancaman dan peluang perusahaan baik di masa sekarang maupun di
mempengaruhi.
1. Lingkungan Fisik
kehidupan manusia dan kehidupan lainnya seperti udara, tanah, dan air.
2. Lingkungan Ekonomi
Faktor ekonomi berhubungan dengan sifat dan arah ekonomi dimana suatu
dipengaruhi oleh tren sektor ekonomi dan pasar, sehingga dalam perencanaan
ekonomi dari setiap sektor pasar yang mempengaruhi industri atau pasarnya.
3. Lingkungan politik dan Hukum
Arah dan stabilitas politik dan hukum merupakan pertimbangan utama bagi
perusahaan.
5. Lingkungan Teknologi
produk dan pasar baru, tetapi kadang juga menjadi alasan utama menurunnya
6. Faktor Demografi
untuk dianalisis secara mendalam. Michael Porter dalam Jatmiko (2003: 44)
kekuatan yang membentuk sifat dan derajat persaingan dalam suatu industri
kapasitas baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar (market share), dan juga
sumber daya baru. Berat ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada
hambatan masuk dan reaksi dari pesaing yang telah ada dimana pendatang baru
akan memasuki industri atau pasar tersebut. Jika hambatan masuk ke industri
tinggi dan pendatang baru dapat dikalahkan oleh para pesaing yang telah ada,
maka perusahaan secara nyata tidak akan mendapatkan ancaman serius dari
pendatang baru.
pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya posisi tawar
Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan pembeli dan akan
Produk pengganti muncul dalam produk yang berbeda, tetapi dapat memuaskan
Profil pesaing dalam industri yang sama dibandingkan dengan profil organisasi
Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa
Tahapan Kerja
Pada prinsipnya, tahapan kerja pada matriks IFE sama dengan matriks EFE:
b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala
yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung
memiliki nilai:
1 = sangat lemah
3 = cukup kuat
4 = sangat kuat
yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5
nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.
Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak
Kelemahan (Weakness)
Total
berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor
perusahaan.
Tahapan Kerja
b. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala
yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung
1 = di bawah rata-rata
2 = rata-rata
3 = di atas rata-rata
4 = sangat bagus
d. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua
dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan
eksternal.
Ancaman (Threats)
Total
Sumber : (Husein Umar : 2005)
2.3.3 Matriks TOWS/SWOT
mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah:
.
2.4 Matriks Strategi SWOT
Peluang Lingkungan
Ancaman Lingkungan
pertumbuhan. Dalam hal ini pilihan startegi yang sebaiknya ditetapkan adalah
salah satu dari yang berikut, yaitu Strategi Pengembangan Pasar, Strategi
Forward.
produk yang ada di daerah atau segmen pasar yang baru. Strategi Pengembangan
yang ada melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih intensif dan optimal. Strategi
yang dapat berupa ekspansi secara internal., maupun ekspansi secara eksternal,
pemasaran.
ancaman lingkungan eksternal, berada pada kuadran kedua. Dalam hal ini pilihan
strategi yang dapat ditetapkan adal Strartegi Diversifikasi yang terkait (Related
terkait adalah strategi menambah lingkup bisnis baru, tetapi masih berhubungan
peluang, dengan berupaya untuk beroperasi secara vertikal pada beberapa lokasi
lingkungan internal yang berupa sumber daya dan kapabilitas perusahaan yang
lemah, berada pada kuadran ke tiga. Dalam ini pilihan strategi perusahaan yang
(Turn around), Strategi Aliansi dan Strategi Ventura Bersama (Joint Venture).
biaya dan aset yang sedang menurun, dan sekaligus menghambat penurunan
penjualan dan laba. Strategi Putar Haluan merupakan strategi yang menekankan
lingkungan internal yang berupa sumber daya dan kapabilitas yang lemah, maka
perusahaan sangat rumit menghadapi kondisi ini, dan berada pada kuadran
keempat. Dalam keadaan seperti ini, pilihan strategi perusahaan adalah Strategi
Divestasi, Strategi Likuidasi dan Strategi Bankruptcy. Strategi Divestasi
merupakan strategi menjual satu divisi atau bagian organisasi perusahaan. Strategi
Likuidasi adalah strategi menjual seluruh aset perusahaan atau sebagian, tetapi
ekonomi dengan transaksi pemilik sebagai individu dan transaksi ekonomi entitas
bengkel. Biaya pribadi disini misalnya biaya untuk sewa apartemen sebagai
tempat tinggal, biaya untuk keperluan sekolah anak. Jadi, yang boleh
Tn.Alfonso memiliki dua jenis usaha yang berlainan, misalnya usaha bengkel dan
salon, maka harus dipisahkan antara beban pribadi, beban usaha bengkel, dan
dalam jangka waktu dekat, akan tetapi perusahaan diharapkan akan tetap terus
karena aset yang dibeli tidak akan dicatat sebesar harga perolehannya, melainkan
dicatat sebesar nilai pada saat perusahaan dilikuidasi. Demikian juga tidak akan
ada penggolongan lancar dan tidak lancar atas aset dan liabilitas. Jadi, dalam
praktek akuntansi yang berlaku umum, penyusutan atas aset tetap dan
penggolongan aset serta liabilitas ke dalam lancar dan tidak lancar timbul karena
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
(Kasmir, 2012:196). Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah
karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru. Oleh
karena itu, manajemen perusahaan dalam praktiknya dituntut harus mampu untuk
Tujuan utama suatu usaha adalah memaksimalkan nilai usaha dan menjaga
kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang. Salah satu tujuan
yang akan datang. Dengan demikian setiap perusahaan akan selalu berusaha
untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan
nilai perusahaan melalui indikator harga saham dan struktur modal perusahaan
laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Rasio profitabilitas diukur melalui
beberapa periode operasi untuk melihat perkembangan usaha dalam rentang waktu
1. Untuk menghitung atau mengukur laba yang diperoleh dalam satu periode
tertentu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
untuk :
6. Manfaat lainnya
maka terdapat beberapa jenis rasio yang digunakan. Menurut Agus Sartono
operasi perusahaan.
Gross Profit Margin =
Atau
= 100%
Contoh :
(DVLA) per 31 januari 2014, Gross Profit Margin DVLA tahun 2009-
Tabel 2.3
Ringkasan Kinerja Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA)
tahun 2009 sebesar Rp 61,68, laba pada tahun 2010 sebesar Rp 63,24,
laba pada tahun 2011 sebesar Rp 64,10, laba pada tahun 2012 sebesar
Net Profit Margin adalah rasio antara laba bersih (net profit) yaitu
berusaha.
Contoh :
sebagai berikut :
Tabel 2.4
Ringkasan Kinerja Daria Varia Laboratoria Tbk (DVLA)
Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013
Net Profit 72,272 110,881 120,915 148,909 95,094
after Tax
Sales 868,653 924,430 971,985 1087,720 848,296
NPM (%) 8,32 11,93 12,44 13,69 11,21
(Sumber : Laporan Keuangan IDX)
tahun 2009 sebesar Rp.8,32, pada tahun 2010 sebesar 11,93, pada
tahun 2011 sebesar Rp.12,44 dan pada tahun 2013 sebesar Rp.
11,21.
3. Return on Investment ( ROI)
ROI =
Contoh :
= 8,72%
sebesar 8,72.
4. Return on Equity (ROE)
ROE = 100%
pemilik perusahaan.
Contoh :
Tabel 2.5
5. Earning Power
Earning power = x
meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga
akan meningkat.
Contoh:
Earning Power = x
= 0,25 x 0,31
= 0,0775
= 7,75 %
Artinya, setiap rupiah dari total aktiva dan penjualan akan
Biaya
berkurangnya Penjualan
Over)
Total Aset
ROE = 100%
Contoh :
PT ABC
Alternatif Laporan Keuangan
NERACA
(Dalam Ribuan Rupiah)
Neraca Perencanaan Perencanaan
Tanpa Pinjaman Dengan Pinjaman
PT ABC
PERHITUNGAN RUGI/LABA
(Dalam Ribuan Rupiah)
laporan neraca dan laba rugi. Pada laporan neraca perbedaan pada bagian
bunga 12% sedangkan pada perencanaan tanpa pinjaman tidak memiliki liabilitas.
Pada bagian laba rugi terdapat juga perbedaan yang terlihat dari laba yang
ROE yang tinggi dikarenakan modal yang dimilliki berasal dari pinjaman dan
tanpa pinjaman dimana modal yang dimiliki hanya berasal dari modal sendiri. Jadi
dapat disimpulkan laba yang tinggi tidak selamanya menghasilkan ROE yang
tinggi tetapi dapat dilihat dari perbandingan modal yang dimiliki perusahaan
asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan; dan d) omset
tahunan ≤ Rp 1 miliar.
1995) :UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
≤ Rp 1
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) omset tahunan
maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau asset maksimum Rp 600 juta
1. Usaha Perdagangan
2. Usaha Pertanian
3. Usaha Industri
lain-lain.
4. Usaha Jasa
daya saing.
maupun ekspor)
e. Substitusi impor.