Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat Rancangan
penelitian. Rancangan atau Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak
akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai
pedoman arah yang jelas.
Agar tercapai pembuatan desain yang benar, maka peneliti perlu menghindari sumber
potensial kesalahan dalam proses penelitian secara keseluruhan. Kesalahan-kesalahan
tersebut ialah:
a. Kesalahan Dalam Perencanaan
Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan dalam
menyusun desain yang akan digunakan untuk mengumpulkan informasi..
b. Kesalahan Dalam Pengumpulan Data
Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan kesalahan dalam
proses pengumpulan data di lapangan.
c. Kesalahan Dalam Melakukan Analisa
Kesalahan dalam melakukan analisa dapat terjadi pada saat peneliti salah dalam memilih
cara menganalisa data.
d. Kesalahan Dalam Pelaporan
Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam
menginterprestasikan hasil-hasil penelitian

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan rancangan penelitian ?
2. Menjelaskan Komponen rancangan penelitian?
3. Menjelaskan jenis-jenis rancangan penelitian kuantitatif ?
4. Menjelaskan jenis-jenis rancangan penelitian kualilatif?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rancangan penelitian
2. Untuk mengetahui Komponen rancangan penelitian
3. Untuk mengetahui jenis-jenis rancangan penelitian kuantitatif
4. Untuk mengetahui jenis-jenis rancangan penelitian kualitatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rancangan Penelitian


Ketika kita akan melakukan penelitian, terlebih dahulu kita sebagai peneliti harus
mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian. Mulai dari membuat
perencanaan, merencanakan kerja sama dan memahami macam-macam etika penelitian.
Menurut Margono, (2010:100) Rancangan itu adalah alur kegiatan peneliti dalam
memecahkan masalah . Disusun secara matang dan cermat sehingga nantinya akan sangat
membantu peneliti maupun orang yang membaca hasil penelitiannya dalam memahami
masalah serta cara mengatasinya.
Rancangan penelitian dapat juga dikatakan sebagai skema atau bagan karena rencana
itu membuat atau memuat peta kegiatan yang akan kita laksanakan dan digunakan sebagai
petunjuk. Rancangan juga mengingatkan kita untuk melakukan ini, jangan melakukan yang
itu, hati-hati dalam melakukan ini, ini tidak penting dan seterusnya. Ini merupakan sebuah
petunjuk dan pedoman seorang peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya dan
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menurut Soegeng dalam Tahir (2011:51) Rancangan penelitian adalah langkah-langkah
penelitian yang terstruktur, Ekonomis dan Sesuai dengan Tujuan Penelitian sehingga data-
data yang didapatkan adalah data yang akurat. Sedangkan menurut Sukardi (2003:69),
perencanaan penelitian yaitu bayangan untuk seorang peneliti tentang apa yang akan kita
lakukan saat menelitian dan menemukan cara mengatasi masalah yang menjadi objek
penelitiannya.
Kerlinger dan Lee dalam Setyosari (2010:170) mengemukakan bahwa Kegunaan
rancangan penelitian yang pertama adalah pedoman dalam menemukan hasil/ cara mengatasi
suatu permasalahan, yang dulu sebelum kita melakukan penelitian menjadi tanda tanya yang
akan kita temukan jawabannya dan setelah melakukan penelitian bertolak dari rancangan itu
sendiri kini pertanyaan-pertanyaan itu terjawab semua dan merupakan hasil penelitian .
Kedua adalah mengontrol atau mengendalikan variabel yang saling berhubungan, variabel-
variabel apa yang harus kita dahulukan.

3
“Agar rancangan dapat memperkirakan hal-hal apa yang akan dilakukan dan dipegang
selama penelitian, perumusannya harus memperhatikan criteria sebagai berikut:
1. Mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan, seperti masalah, tujuan, sumber data,
sarana prasarana dan sebagainya
2. Disusun secara sistematis logis sehingga memberi kemungkinan kemudahan bagi peneliti
dalam melaksanakan dan bagi orang lain dalam melakukan penilaian.
3. Harus dapat memperkirakan sejauh mana hasil yang akan diperoleh, serta usaha-usaha
yang mungkin dilakukan untuk memperoleh hasil secara efektif dan efisien.” Margono
(2010,100)

B. Komponen Rancangan Penelitian


Menurut Sukardi (2003:69-73) Secara umum rencana penelitian mempunyai beberapa
komponen penting, diantaranya :
1. Halaman judul
Halaman judul terletak paling pertama dalam laporan penelitian. Pada halaman ini
berbeda dengan halaman-halaman selanjutnya sebab, tulisannya lebih tebal dan dengan
huruf yang besar. Selain itu, halaman judul berisi judul permasalahan yang akan kita
teliti, nama peneliti, logo lembaga (jika penelitian dilakukan dibawah naungan suatu
lembaga atau organisasi saperti universitas) dan yang paling terakhir adalah nama dari
lembaga itu sendiri. Judul penelitian yang ditulis bersifat mewakili masalah yang
membutuhkan pemecahan dan solusi, harus singkat, padat dan jelas.( Sukardi:2003:70)
2. Pengantar
halaman ini merupakan halaman untuk si peneliti sebab disinilah peneliti
memperkenalkan secara sederhana masalah yang hendak di teliti. Pada halaman ini pula
peneliti menyampaikan ucapan-ucapan terimah kasih kepada rekan-rekan yang turut
membantu proses penelitian, kepada pimpinan dan orang-oarng yang menjadi inspirasi
terlaksananya kegiatan penelitian. Seringkali peneliti menuliskan sebuah kalimat yang
menjadi prinsipnya dalam mencari solusi atas permasalahan.(Sukardi : 71)
3. Pendahuluan
Bagian - bagian di dalam bab pendahuluan adalah : latar belakang yaitu peneliti
memberikan pemahaman kepada pembaca tentang kejadian-kejadian yang sangat

4
berhubungann dengan permasalahan yang ingin diteliti serta apa yang menjadi dasar
penelitian tersebut dilaksanakan dan perlu untuk dilakukannya penelitian. Identifiksi
permsalahan yaitu permasalahan yang mungkin saja ada dalam kasus penelitian yang
mempunyai hubungan dengan masalah pokoknya namun dalam menentukan masalah
peneliti hrus mempertimbangkan kelayakannya, peneliti hanya mengambil masalah yang
sangat erat kaitannya dengan penelitian. Rumusan masalah yaitu untuk memudahkan
peneliti memperoleh informasi-informasi yang ilmiah sehingga dalam menemukan
jawabannya juga akan mudah dan tepat. Tujuan yaitu apa yang diinginkan peneliti
terhadap permasalahan itu sebenarnya sehingga dilakukan penelitian dan Manfaat
penelitian yaitu hasil dari penelitian tersebut berdampak positif kepada diri sendiri
sebagai peneliti teritama masyarakat . ( Sukardi:2003:70)
4. Kajian pustaka
Menurut Setyosari (2010:84) .kajian pustaka yaitu bahan- bahan bacaan yang pernah
dibaca oleh peneliti dan menpunyai kaitan dengan apa yang akan diteliti dan membantu
peneliti untuk lebih memahami masalah yang dihadapi. Pada kajian pustaka peneliti
mengajukan kerangka berpikir, hipotesis, arah metode yang dikehendaki.

5. Metodologi
Menurut sukardi (2003:71) Pada metodologi terdapat sekumpulan peraturan, kegiatan,
dan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian sehingga subjek
yang akan diteliti dapat dipahami Disini juga peneliti memaparkan metode penelitian
yang diterapkan dalam mengatasi permasalahan yang menjadi bahan penelitiannya.
6. Jadwal penelitian
Komponen ini merupakan penjelasan tenggang waktu yang dugunakan peneliti.
Penentuan jadwal menjadi sebuah target yang waktu yang akan diselesaikan dalam
melaksanakan penelitian. Agar setiap kegiatan dapat diperhitungkan semakin singkat
waktu penelitian maka semakin sedikit pula biaya yang dikeliarkan.(Sukardi:2003:71)
7. Rencana anggaran/estimasi biaya (jika diperlukan)
Dalam melakukan penelitian pelaku memerlukan biya yang bervariasi, tergantung tempat
dan waktu penelitian. Semakin jauh tempat tempat mengumpulkan data maka akan
memerlukan waktu yang sangat lama dan semakin banyak pula biaya yang diperlukan.

5
“kerangka penelitian dalam bentuk singkat yang biasanya memuat hal-hal sebagai berikut
:
a. Nama proyek :
b. Pengusul proyek:
c. Supervisor:
d. Pelaksana:
e. Pimpinan proyek:
f. Research associates:
g. Kontrak:
h. Jangka waktu pelaksana:
i. Anggaran biaya:
j. Scope penyelidikan:
k. Metode yang digunakan:
l. Tahapan-tahapan pelaksanaan:
m. Laporan sementara:” (Narbuko:2012:167-168)

C. Jenis-Jenis Rancangan Penelitian Kuantitatif


Menurut Tahir (2011:52) penelitian kuantitatif terdiri dari metode eksperimen dan
metode non eksperimen. Dalam metode eksperimen terdapat true experiment dan quasi
experiment. Sedangkan dalam metode non eksperimen terdapat metode deskriptif, metode
korelasional dan metode survei.
1. Metode eksperimen
a) True experiment
True experiment atau eksperimen sungguhan dilakukan dengan memberi perlakuan
(treatment) kepada kelompok atau subjek untuk mengetahui apakah perlakuan
tersebut memiliki dampak pada variabel atau factor hasil tersebut. True experiment
ialah untuk menguji hubungan sebab akibat ( Emzir:2007:98)
b) Quasi experiment
Dalam penelitian quasi experiment bertujuan untuk mambandingkan suatu kelompok.
Peneliti memilik secara kelompok atau subjek secara acak dan menentukan kelompok
treatment atau kelompok yang mendapat perlakuan dan control. (Setyosari:2010:42)

6
2. Metode non eksperimen
a) Rancangan penelitian deskriptif
Metode penelitian yang mengambarkan ojek sesuai dengan apa adanya yang
diperoleh dari peneliti langsung.penelitian ini dapat ditampilkan seperti
penggambaran secara factual tentang perkembangan sekolah. Margono (2010:106)
b) Rancangan penelitian korelasional, menurut Soegeng dalam Tahir (2011:55)
penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih.
c) Rancangan penelitian survey, yaitu model penelitian yang paling banyak digunakan
untuk meneliti kehidupan social dan pendidikan. Penelitian survey mengumpulkan
data seakurat mungkin guna mendapatkan informasi mengenai keadaan dan kejadian
yang terjadi dikalangan masyarakt tersebut.

D. Jenis-jenis penelitian Kualitatif


Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah; disebut juga sebagai metode etnografi
karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi
budaya. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan data dilakukan secara trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2008: 1).
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan
data atau mengukur status variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian kualitatif,
peneliti menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah
orang atau human instrument.
Rancangan pada dasarnya merencanakan suatu kegiatan sebelum dilaksanakan.
Kegiatan merencanakan ini mencakup komponen-komponen penelitian yang diperlukan.
Dalam banyak hal dalam penelitian kualitatif komponen-komponen yang akan dipersiapkan
itu masih bersifat sebagai kemungkinan. Rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan

7
kemungkinan-kemungkinan tertentu secara luas tanpa menunjukkan secara pasti apa yang
akan dikerjakan dalam hubungan dengan unsurnya masing-masing. Moleong (2004: 236)
mengartikan rancangan penelitian sebagai usaha merencanakan dan menentukan segala
kemungkinan dan perlengkapan yang diperlukan dalam suatu penelitian kualitatif yang terdiri
dari tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data.

Ada 5 jenis penelitian yang terdapat dalam penelitian kualitatif (John E. Creswell,
2009:20), yaitu penelitian etnografi, penelitian grounded theory, penelitian study kasus,
penelitian fenomologi, dan penelitian narasi.
1. Etnografi
Merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti
menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode
waktu yang cukup lama dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data
wawancara. Proses penelitiannya fleksibel dan biasanya berkembang sesuai kondisi
dalam merespon kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai di lapangan.
Contoh penelitian yang dilakukan Harry , Klingner , dan Hart (2005 ) menerbitkan
sebuah studi etnografi siswa Amerika Afrika dalam pendidikan khusus di sebuah distrik
sekolah beragam budaya perkotaan.

2. Grounded Theory
Grounded theory adalah prosedur penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan,
menganalisis, dan menginterpretasikan pola-pola bertingkah laku, berkeyakinan, dan
berbahasa yang diyakini bersama oleh sebuah kelompok kultural tertentu yang telah
bertumbuh-kembang pada jangka waku yang lama.
Dalam penelitian ini, grounded theory memiliki prosedur analisis data yang lebih
rumit daripada jenis penelitian kualitatif lainnya. Karena penelitian ini bersifat sitematis
dan mengikuti format standar. Dalam Emzir (2010: 210) dijelaskan, dalam penelitian
grounded theory perlu diadakannya pengkodean sebelum melakukan proses analisis data.
Dalam gambar grounded theory seperti gambar di bawah, dijelaska bahwa Open
coding merupakan penentuan konsep, axial coding langkah menyatukan konsep dalam
kategori, selective coding membuat garis cerita dan mulai menulis cerita, proporsi

8
merupakan pernyataan yang mengandung hubungan antara dua atau beberapa hal yang
dapat dinilai atau benar atas sesuatu yang relevan dengan keadaan dilapangan.
Penyusunan konsep, kategori, dan proporsi merupakan suatu keharusan untuk
menghasilkan teori, sebagai tujuan akhir grounded theory. Gambar rancangan grounded
theory dapat dilihat di bawah ini.

3. Study Kasus
Merupakan jenis penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat
suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus
dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap
dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan.
Kasus sama sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk
memperoleh kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk
kasus tersebut. Contoh penelitian yang dilakukan oleh Purcell, Horn, dan Palmer ( 2007 )
menyelidiki inklusi siswa penyandang cacat dalam lima program prasekolah dan
mengumpulkan data melalui wawancara dan kelompok focus.

4. Fenomenologi
Merupakan jenis penelitian di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat
pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Memahami pengalaman-
pengalaman hidup manusia menjadikan filsafat fenomologi sebagai suatu metode
penelitian yang prosedur-prosedurnya mengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah
subjek dengan terlibat secara langsung dan relatif lama di dalamnya untuk
mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi makna. Dalam proses ini, peneliti
mengesampingkan terlebih dahulu pengalaman-pengalaman pribadinya agar dapat
memahami pengalaman-pengalaman partisipan yang diteliti.
Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap,
penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam
kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomologis adalah mencari atau menemukan makna
dari hal-hal esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.

9
Rancangan penelitian dalam penelitian fenomenologi ini hampir sama dengan
rancangan penelitian pada etnografi, tetapi yang membedakan keduanya adalah
penekanan masalah yang mendasari dilakukannya penelitian. Kalau pada etnografi
berdasarkan pada suatu kebudayaan lingkungan, sedangkan pada fenomenologi
berdasarkan fenomena yang terjadi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan.
Sebagai contoh, peneliti sedang meneliti studi mengenai daur hidup masyarakat
tradisional dilihat dari perspektif hidup sehat, misalnya menggunkan air bersih, menu
makanan, kepeduliannya terhadap usaha pengobatan atas keluarga yang sakit, dll.

5. Narasi
Merupakan jenis penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki kehidupan
individu-individu dan meminta seorang atau sekelompok individu untuk menceritakan
kehidupan mereka. Informasi kemudian diceritakan kembali oleh peneliti dalam
kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, peneliti harus menggabungkan dengan gaya
naratif pandangan-pandangannya tentang kehidupan partisipan dengan pandangan-
pandangannya tentang kehidupan peneliti sendiri.
Bagi individu yang merencanakan studi narasi, setiap jenis narasi menyediakan
struktur untuk melakukan penelitian dan referensi agar mampu melakukan proyek,
pengulasan jurnal, dan diakui penerbitan buku. Bagi mereka pembaca penelitian naratif,
kurang penting untuk mengetahui jenis narasi apa yang sedang digunakan dan lebih
penting untuk mengenali karakteristik utama dari jenis narasi.
Sebagai contoh peneliti mencari tahu bagaimana para perempuan memikirkan setiap
kejadian-kejadian selama masa kehamilan. Maka peneliti mengumpulkan berbagai
macam cerita dari peempuan-perempuan yang sedang hamil.

Karakteristik Penelitian Kualitatif

1. Lingkungan Alamiah (natural setting); para peneliti kualitatif cenderung mengumpulkan


data lapangan di lokasi di mana para partisipan mengalami isu atau masalah yang akan
diteliti.

10
2. Peneliti sebagai instrument kunci (researcher as key instrument); para peneliti kualitatif
mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara
dengan partisipan.
3. Beragam sumber data (multiple sources of data); para peneliti kualitatif biasanya memilih
mengumpulkan data dari beragam sumber, seperti wawancara, observasi, dan
dokumentasi, ketimbang hanya bertumpu pada satu sumber data saja.
4. Analisis data induktif (inductive data analysis); para peneliti kualitatif membangun pola-
pola, kategori-kategori, dan tema-temanya dari bawah ke atas (induktif), dengan
mengolah data ke dalam unit-unit informasi yang lebih abstrak.
5. Makna dari para partisipan (participants meaning); dalam keseluruhan proses kualitaitf,
peneliti terus fokus pada usaha mempelajari makna ysng disampaikan partisipan tentang
masalah.
6. Rancangan yang berkembang (emergent design); bagi para peneliti kualitatif, proses
penelitian selalu berkembang dinamis.
7. Perspektif teoritis (theoretical lens); para peneliti kualitatif seringkali menggunakan
perspektif tertentu dalam penelitian mereka.
8. Bersifat penafsiran (interpretive); penelitian kualitatif merupakan salah satu bentuk
penelitian interpretif di mana di dalamnya peneliti membuat suatu interpretasi atas apa
yang mereka lihat, dengar dan pahami.
9. Pandangan menyeluruh (holistic account); para peneliti berusaha membuat gambaran
kompleks dari suatu masalah atau isu yang diteliti.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Rancangan penelitian adalah Rencana tentang cara mengumpulkan Data dan
Menganalisis Data agar dapat dilakukan secara Ekonomis dan Sesuai dengan Tujuan
Penelitian.
Jenis-jenis rancangan penelitian yaitu :
1. Metode eksperimen
a. True experiment
b. Quasi experiment
2. Metode non eksperimen
a. Metode deskriptif
b. Metode korelasional
c. Metode survey

B. Saran
Berdasarkan makalah yang telah di susun ini penulis dapat mengemukakan saran bahwa
dalam melakukan suatu penelitian seorang peneliti tidak merekayasa dan memalsukan
informasi dalam penelitian karena rancangan penelitian sangat membantu kita dalam
melakukan penelitian sehingga data-data atau informasi yang di dapat akan benar.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anggoro,Toha M.2007.Metode Penelitian.Jakarta:Universits Terbuka

Emzir.2007.Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif.Jakarta:Rajawali Pers

Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Narbuko, Cholid, Abu Ahmad.2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Malang: Kencana
Prenada Media Group

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Tahir, Muh. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Unismuh

13

Anda mungkin juga menyukai