Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 42, NO. 2, AGUSTUS 2015: 141 – 156

Harga-diri (Self-esteem) Terancam dan Perilaku


Menghindar
Wilis Srisayekti1, David A. Setiady2
Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Rasyid Bo Sanitioso3
Université René Descartes, Paris, France

Abstract. This study concerned about threatened self-esteem and prejudice that could
appear in the form of behavior of avoiding minority groups. The hypothesis of this study
were that participants whose self-esteem were threatened would show (1) avoidance
behavior against any minority group target (i.e. Chinese group); and (2) less willingness to
spend time to interact with them. This study involved 60 female students in Bandung,
aged 18-20 years. They were Sundanese people, who belonged to the majority group. In
this experimental study, they received feedbacks toward the results of intelligence test,
either positive or negative. Then, they were expected to interact with the target group
(Chinese) or with the majority group (Sundanese). The results confirmed the hypothesis 1,
t(28) = 5.245 p< .05; and did not confirm the hypothesis 2.
Keywords: avoidance behavior, experimental study, prejudice, stereotyping, threatened self-esteem

Abstrak. Penelitian ini berkaitan dengan self-esteem terancam dan prasangka, yang bisa
muncul dalam bentuk perilaku menghindar dari kelompok minoritas. Hipotesis yang
diajukan adalah bahwa partisipan dengan self-esteem terancam akan menunjukkan: (1)
perilaku lebih menghindar dari kelompok minoritas (yaitu beretnis Tionghoa), dan (2)
sedikit kesediaan (willingness) untuk berinteraksi dengan mereka. Penelitian ini melibat-
kan 60 mahasiswi di Bandung, berusia 18-20 tahun. Mereka beretnis Sunda yang
dipandang sebagai kelompok mayoritas. Dalam penelitian eksperimen ini, mereka
menerima umpan balik terhadap hasil tes intelegensi rekaan, positif atau negative.
Setelahnya mereka diminta untuk berinteraksi dengan target, yang tergabung pada
kelompok minoritas (beretnis Tionghoa) atau pada kelompok majoritas (beretnis Sunda).
Hasil penelitian memberi konfirmasi pada hipotesis 1, t(28)=5,245 p<.05; dan tidak
memberi konfirmasi pada hipotesis 2.
Kata kunci: perilaku menghindar, prasangka, self-esteem terancam, stereotyping, penelitian
eksperimental

Menurut1 Allport (1954), prasangka adanya suatu stereotip atau pra-penilaian


(prejudice), merupakan sikap (attitude) terhadap kelompok tersebut. Stereotip
negatif yang diarahkan suatu kelompok merupakan suatu kepercayaan yang dida-
atau kepada seseorang, yang didahului sari oleh informasi yang tidak akurat, yang
diterapkan terhadap anggota kelompok
1, 2 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dila- tertentu tanpa pengecualian (Myers, 2005).
kukan melalui: wilis_bandung@yahoo.com, Prasangka yang paling umum dalam kon-
davidardes@gmail.com
teks kemasyarakatan adalah prasangka
3 Atau melalui: rasyid.sanitioso@parisdescartes.fr

JURNAL PSIKOLOGI 141


SRISAYEKTI, DKK.

rasial dan prasangka jender. Prasangka atau institusi sosial. Namun demikian
rasial, dikenal juga sebagai prasangka penelitian-penelitian terbaru tentang pra-
etnis, merupakan prasangka yang terkait sangka menunjukkan bahwa prasangka
dengan sikap seseorang terhadap orang dapat pula dipicu ketika kondisi harga-
lain yang dipandang sebagai anggota dari diri (self-esteem) seseorang mendapatkan
kelompok etnis tertentu. Prasangka jender ancaman. Hal ini telah diperlihatkan oleh
membahas tentang pemikiran peran sosial penelitian Fein dan Spencer (1997), Sinclair
wanita dan pria dalam masyarakat (Myers, dan Kunda (2000), Collange, Benbouzyane,
2005). Prasangka etnis (ethnic prejudice) dan Sanitioso (2006), dan (2) Motivasi.
merupakan suatu antipati yang didasar- Menurut Myers (2005) prasangka dapat
kan atas generalisasi yang tidak benar bersumber pada: (1) Frustrasi dan agresi,
(faulty) dan tidak fleksibel. Prasangka etnis atau teori ‘kambing hitam’. Teori ini men-
dapat dirasakan saja oleh seseorang, na- jelaskan bahwa prasangka terjadi karena
mun dapat pula diekspresikan. Prasangka dibutuhkan seseorang sebagai bentuk
etnis dapat diarahkan kepada satu kelom- penyaluran frustrasi yang dialaminya.
pok secara keseluruhan, atau kepada indi- Frustrasi ini akan mendorong seseorang
vidu karena yang bersangkutan merupa- untuk berlaku agresif sebagai upaya
kan anggota kelompok yang menjadi pengalihan rasa frustrasinya. Frustrasi
target prasangka (lihat Allport, 1954). akan diarahkan pada sekelompok orang
Prasangka memiliki beberapa ciri berikut yang dipandang berbeda dari masyarakat
ini: (1) Merupakan fenomena antar kelom- kebanyakan, yang disebut ‘kambing
pok. Pada prasangka senantiasa terdapat hitam’. Keputusan mayoritas untuk mene-
kecenderungan untuk membandingkan tapkan ‘kambing hitam’ ini yang menan-
satu kelompok dengan kelompok lainnya, dai adanya prasangka. (2) Perasaan supe-
atau memberi penilaian berdasarkan ke- rior terhadap lainnya atau teori identitas
anggotaan seseorang pada kelompok sosial. Dari sudut pandang teori ini, sese-
tertentu. (2) Merupakan orientasi negatif. orang mengidentifikasikan dirinya sebagai
Prasangka selalu mengandung pernyataan bagian dari kelompok tempatnya berga-
melawan (against atau opposed) sesuatu. (3) bung. Seseorang berupaya membedakan
Dianggap memiliki konotasi kurang baik. kelompoknya dengan kelompok lain mela-
Prasangka dianggap kurang sesuai dengan lui prasangka yang menguntungkan
norma-norma berpikir umumnya, contoh- kelompoknya, dengan cara mengemu-
nya kaku (rigid) atau generalisasi yang kakan bahwa kelompoknya lebih superior
berlebihan (over generalization), dan (4) dibandingkan dengan kelompok lainnya,
Dikaitkan dengan sikap (attitude). Prasang- dan (3) Motivasi menghindari prasangka.
ka merupakan struktur yang melibatkan Ketika pikiran-pikiran yang tidak dikehen-
aspek emosi, kognitif dan perilaku, yang daki berkembang pada diri seseorang, ma-
bertahan lama namun dapat saja berubah ka secara otomatis akan timbul dorongan
setelah seseorang memiliki pengalaman untuk menekan pikiran-pikiran tersebut.
tertentu. Tindakan untuk menekan pikiran yang
Menurut Myers (2005), prasangka tidak diinginkan tersebut disebabkan oleh
dapat terbentuk atau disebabkan oleh hal perasaan bersalah pada diri seseorang.
berikut ini: (1) Kondisi-kondisi struktural Dengan demikian ketika dalam diri sese-
masyarakat seperti status sosial yang tidak orang telah berkembang prasangka, maka
setara/ketidak-adilan sosial, sosialisasi yang bersangkutan akan merasa bersalah
sebab prasangka bukanlah sesuatu yang

142 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

dianggap baik, mengingat prasangka ada- harga-diri (self-esteem) merupakan salah


lah hal yang tidak diinginkan. Selanjutnya satu elemen penting bagi pembentukan
akan timbul upaya yang bersangkutan konsep diri seseorang, dan akan ber-
untuk menekan, mereduksi atau menghi- dampak luas pada sikap dan perilakunya.
langkan prasangka tersebut. Hal inilah Menurut pandangan Rosenberg (1965),
yang dikatakan sebagai motivasi untuk dua hal yang berperan dalam pemben-
menghindari prasangka. tukan harga-diri (self-esteem), adalah
Prasangka biasanya diukur dengan reflected appraisals dan komparasi sosial
menilai kepercayaan seseorang tentang (social comparisons). Mereka yang memiliki
kelompok tertentu yang disebut stereotip. harga-diri (self-esteem) rendah diduga
Pengukuran prasangka dilakukan secara memiliki kecenderungan menjadi rentan
tertulis, atau melalui perilaku non-verbal terhadap depresi, penggunaan narkoba,
yang ditampilkan seseorang terhadap dan dekat dengan kekerasan. Harga-diri
objek atau target dari prasangka tersebut. (self-esteem) yang tinggi membantu me-
ningkatkan inisiatif, resiliensi dan perasa-
Beberapa penelitian memperlihatkan
an puas pada diri seseorang (Baumeister
bahwa harga-diri (self-esteem) merupakan
dkk., 2003; dalam Myers, 2005). Terlihat
suatu bahasan yang penting untuk dikem-
bahwa harga-diri (self-esteem) yang tinggi
bangkan dalam kaitannya dengan pra-
mencerminkan kondisi pribadi positif,
sangka dan stereotyping, contohnya
yang akan memunculkan sikap yang baik
penelitian Hughes dan Demo (1989, dalam
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Flynn, 2003). Mengikuti pendapat
Seseorang dengan harga-diri (self-esteem)
Rosenberg (1965), harga-diri (self-esteem)
tinggi dikatakan memiliki resiliensi yang
merupakan suatu evaluasi positif ataupun
tinggi, yaitu memiliki kemampuan untuk
negatif terhadap diri sendiri (self). Dengan
bangkit kembali, dengan cara mengatasi
kata lain harga-diri (self-esteem) adalah
tekanan yang dialami. Namun demikian,
bagaimana seseorang memandang dirinya
seseorang dengan harga-diri (self-esteem)
sendiri. Harga-diri (self-esteem) global
tinggi bisa saja suatu saat mengalami ke-
adalah sikap positif atau negatif seseorang
gagalan atau kekecewaan yang membuat
akan dirinya secara keseluruhan. Harga-
harga-diri (self-esteem) mereka menurun.
diri (self-esteem) juga dapat berhubungan
Kondisi inilah yang dikenal sebagai harga-
dengan dimensi spesifik, seperti kemam-
diri (self-esteem) yang terancam. Pada kon-
puan akademik, kecakapan sosial, penam-
disi tersebut harga-diri (self-esteem) dapat
pilan fisik, atau harga-diri (self-esteem)
mengalami penurunan. Ancaman terha-
kolektif, yaitu evaluasi akan kebernilaian
dap harga-diri (self-esteem) ini kemudian
suatu kelompok, dimana seseorang
memunculkan reaksi untuk mempertahan-
menjadi anggotanya. Termasuk dalam
kan diri, yang menurut Heatherton dan
harga-diri (self-esteem) kolektif ini adalah
Vohs (2000; dalam Myers, 2005) dapat
kelompok etnis atau kelompok agama.
dilakukan dengan memandang rendah
Harga diri (self-esteem) dipandang orang lain dan melebih-lebihkan keung-
sebagai salah satu aspek penting dalam gulan mereka atas diri orang lain (lihat
pembentukan kepribadian seseorang. Myers, 2005). Reaksi tersebut sebetulnya
Manakala seseorang tidak dapat meng- merupakan upaya seseorang untuk mem-
hargai dirinya sendiri, maka akan sulit pertahankan harga-diri (self-esteem) dari
baginya untuk dapat menghargai orang- hal-hal yang mengancam atau hal-hal
orang di sekitarnya. Dengan demikian yang dapat menurunkan harga-diri (self-

JURNAL PSIKOLOGI 143


SRISAYEKTI, DKK.

esteem). Situasi dimana seseorang berupa- Hal ini jika dibandingkan dengan par-
ya untuk mempertahankan harga-diri (self- tisipan yang dirinya (self) tidak merasa
esteem) ini dikenal dengan self-esteem terancam, yaitu partisipan yang meman-
maintenance. Mereka yang merasa harga- dang dirinya positif, yang dalam peneli-
dirinya (self-esteem) terancam, akan me- tian ini dibuat dengan cara menerima
mandang kesuksesan orang lain sebagai umpan balik positif. Menurut peneliti,
sesuatu yang mengancam keberadaan atau temuan empiris tersebut menjelaskan
keberhargaan diri mereka. Perasaan teran- bahwa dengan memberi kesempatan parti-
cam ini akan menimbulkan reaksi untuk sipan untuk memberikan penilaian negatif
‘menjatuhkan’ orang lain, apakah dengan atau buruk terhadap target, partisipan
memandang rendah orang lain atau yang sebelumnya merasa dirinya (self),
bahkan dengan menggunakan kekerasan. yaitu harga-dirinya (self-esteem) atau citra-
Berikut ini beberapa penelitian ten- diri (self-image) telah terancam, dapat
tang harga-diri (self-esteem) dalam kaitan- mengembalikan atau memulihkan harga-
nya dengan prasangka dan stereotyping. dirinya (self-esteem) atau citra-dirinya (self-
Fein dan Spencer (1997) dalam peneli- image) seperti semula atau pada tingkat
tiannya memberi umpan balik kepada yang dapat mereka terima, yaitu pada titik
partisipan setelah mereka menyelesaikan di mana ia merasa ‘aman’, tidak terancam.
tes intelegensi rekaan yang diberikan. Partisipan yang tidak mendapatkan
Partisipan menerima salah satu dari dua kesempatan untuk memberikan penilaian
jenis umpan balik yang digunakan, yaitu; negatif atau buruk terhadap target setelah
(1) umpan balik negatif, merupakan um- mereka merasa dirinya (self) terancam
pan balik yang mengancam diri (self) parti- melalui penerimaan umpan balik negatif,
sipan, (2) umpan balik positif, merupakan tetap memperlihatkan harga-diri (self-
umpan balik yang tidak mengancam diri esteem) atau citra-diri (self-image) yang ren-
(self) partisipan. Setelah umpan balik dibe- dah. Dari hasil penelitian tersebut disim-
rikan, partisipan diminta untuk menilai pulkan bahwa ancaman terhadap diri
atau mengevaluasi orang lain (berikutnya (self), yaitu harga-diri (self-esteem) atau
disebut target). Target tersebut tergolong citra-diri (self-image), dapat memunculkan
dalam kelompok dengan stereotip negatif prasangka dan stereotyping. Prasangka dan
atau kelompok tidak dengan stereotip stereotyping, dengan demikian dapat ditim-
negatif. Hasil penelitian memperlihatkan bulkan oleh kebutuhan seseorang untuk
bahwa partisipan yang menerima umpan mengatasi perasaan terancam yang dia-
balik negatif, akan memberikan penilaian lami dirinya (self). Stereotyping dalam hal
yang lebih negatif atau lebih buruk terha- ini dimengerti sebagai memperlakukan
dap kelompok dengan stereotip negatif, orang lain, yaitu target, bukan sebagai diri
jika dibandingkan dengan partisipan yang yang autentik dan memiliki kekhasan,
menerima umpan balik positif. Hasil pene- melainkan lebih dilihat sebagai anggota
litian ini menunjukkan bahwa ketika sebuah kelompok dan dengan demikian
partisipan merasa dirinya (self) terancam, memiliki ciri kelompok tersebut.
yang dalam penelitian ini dikarenakan Dalam penelitian Sinclair dan Kunda
menerima umpan balik negatif, maka par- (2000), partisipan penelitian yang dalam
tisipan akan memberikan penilaian yang hal ini berjenis kelamin pria, diberi umpan
lebih negatif atau lebih buruk terhadap balik oleh manajer wanita. Hasil penelitian
kelompok dengan stereotip negatif. memperlihatkan bahwa partisipan yang

144 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

menerima umpan balik negatif tentang hui dari jarak antara kursi yang mereka
keterampilan interpersonal mereka dari duduki dengan kursi yang diduduki
manajer wanita, cenderung memberi peni- target. Dalam penelitian ini targetnya
laian negatif terhadap sang manajer. Hal adalah orang beretnis Perancis (sebagai
ini jika dibandingkan dengan partisipan etnis majoritas di Negara Perancis) atau
yang menerima umpan balik positif ten- beretnis Arab (sebagai etnis minoritas di
tang keterampilan yang sama dari manajer negara Perancis). Hasil penelitian menun-
yang juga wanita. Namun demikian ketika jukkan bahwa partisipan penerima umpan
umpan balik diterima dari manajer pria, balik negatif dari hasil tes intelegensi
partisipan yang menerima umpan balik rekaan, memperlihatkan perilaku meng-
negatif dan penerima umpan balik positif, hindar yang lebih besar terhadap target
memperlihatkan hasil yang tidak berbeda. beretnis Arab. Hal ini terlihat dari jarak
Bertolak dari hasil penelitian tersebut, yang lebih jauh antara kursi yang didu-
peneliti menyimpulkan bahwa kebutuhan duki partisipan dengan kursi target beret-
untuk memulihkan diri (self-esteem atau nis Arab, dibandingkan dengan jarak
self-image) yang terancam dapat mengarah antara kursi partisipan dengan kursi targe
pada peningkatan prasangka dan stereo- beretnis Perancis. Keadaan ini memperli-
typing. hatkan bahwa partisipan yang merasa
Collange dkk. (2006) bertempat di harga-dirinya (self-esteem) terancam, yang
Paris, Perancis, melanjutkan dan mengem- dalam penelitian ini adalah partisipan
bangkan penelitian Fein dan Spencer penerima umpan balik negatif dari hasil
(1997). Penelitian dilakukan terhadap par- tes intelegensi rekaan, menunjukkan peri-
tisipan beretnis Perancis. Hal yang hendak laku menghindar yang lebih besar terha-
diketahui adalah konsekuensi perilaku dap target berstereotip negatif (dalam
dari prasangka dan stereotyping setelah penelitian ini beretnis Arab). Temuan
partisipan merasa harga-dirinya (self- empiris tersebut memberi konfirmasi ter-
esteem) terancam. Konsekuensi perilaku hadap penelitian yang dilakukan sebelum-
yang dimaksud adalah perilaku menghin- nya oleh Fein dan Spencer (1997), serta
dar atau menjauh dari target (lihat Macrae, Sinclair dan Kunda (2000). Meskipun hasil
Bodenhausen, Milne, & Jetten, 1994). yang penelitian tersebut terlihat sejalan dan
dalam hal ini berasal dari etnis Arab. saling mengkonfirmasi, namun penelitian
Penggunaan etnis Arab dalam penelitian serupa masih diperlukan dengan partisi-
ini dipilih dengan pertimbangan bahwa pan penelitian yang berbeda (Collange
etnis Arab merupakan etnis minoritas di dkk., 2006). Temuan empiris ini dibutuh-
Perancis dan sering menerima stereotip kan untuk melihat apakah hal yang sama
negatif (Boëldieu & Borrel, 2000, dalam juga terdapat pada populasi yang berbeda
Collange dkk., 2006). Dalam penelitian dan lebih luas. Melalui temuan tersebut
eksperimen yang dilakukan, partisipan hasil konseptual yang telah diperoleh
diminta untuk menyelesaikan tes intele- pada penelitian-penelitian sebelumnya
gensi rekaan yang diberikan. Setelah itu mendapatkan penegasan.
umpan balik positif maupun negatif, Pada tulisan ini hendak disampaikan
disampaikan kepada partisipan. Partisipan hasil penelitian yang merupakan kelan-
kemudian diminta untuk menempati kursi jutan dari penelitian Collange, dkk. (2006)
yang telah ditata sedemikan rupa. Perilaku di Paris, Perancis, yang hasilnya perlu
menghindar dari partisipan di sini diketa- ditinjau dalam populasi yang lebih luas.

JURNAL PSIKOLOGI 145


SRISAYEKTI, DKK.

Penelitian dilakukan di Bandung, dan Sunda adalah orang yang dibesarkan


bermaksud melihat pengaruh harga-diri dalam lingkungan sosial budaya Sunda
(self-esteem) yang terancam terhadap peri- dan dalam hidupnya menghayati serta
laku menghindar (avoidance), yang meru- mempergunakan norma-norma dan nilai-
pakan bagian dari hierarki tindak prasang- nilai budaya Sunda (lihat Setiady, 2010).
ka (Allport, 1954). Perilaku menghindar Yang dimaksud dengan etnis Sunda pada
yang dimaksud dalam penelitian ini penelitian ini adalah partisipan yang
adalah perilaku menghindar dari target. memenuhi kedua kriteria tersebut.
Target dalam penelitian ini adalah etnis Penelitian yang dilaporkan kali ini
Tionghoa, yang merupakan kelompok adalah penelitian utama yang merupakan
minoritas di Bandung, dan etnis Sunda ujung dari serangkaian penelitian, yaitu:
yang merupakan kelompok mayoritas di (1) Penelitian eksploratif untuk melihat
Bandung. kecenderungan prasangka terhadap etnis
Merujuk pada pendapat Sindhunata Tionghoa di kalangan mahasiswa. Peneli-
(2006), etnis Tionghoa di Indonesia dime- tian ini dilakukan dalam rangka pemilihan
ngerti sebagai sekumpulan sub-etnis dari etnis Tionghoa sebagai target dalam
bangsa Tionghoa yang terdiri dari etnis penelitian (Setiady, 2010). (2) Adaptasi
Hakka, Hokkian, Hainan, Kantonis, Rosenberg Self-Esteem Scale dari Morris
Hokchia, Tiochiu. Oleh karena sub-etnis Rosenberg (1965). Luaran yang diperoleh
tersebut tidak dikenal secara luas oleh berupa versi bahasa Indonesia The
masyarakat Indonesia, maka mereka Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) dari
semua dikenal sebagai “orang Tionghoa”. Morris Rosenberg (1965), dengan konsis-
Pengertian etnis Tionghoa inilah yang dija- tensi internal Cronbach α = .76 (lihat
dikan dasar dalam penelitian ini. Perkira- Setyadi, 2010). Adaptasi lebih diarahkan
an kasar yang dipercaya mengenai jumlah untuk kepentingan state self-esteem dari-
suku Tionghoa-Indonesia saat ini ialah pada trait self-esteem. (3) Penelitian eksperi-
berada di antara kisaran 4% - 5% dari selu- mental dalam rangka melihat apakah
ruh jumlah populasi Indonesia (Turner & pemberian ancaman melalui pemberian
Allen, 2007). umpan balik negatif berpengaruh terha-
Etnis Sunda adalah penduduk asli di dap harga-diri (self-esteem). Penelitian
Provinsi Jawa Barat dan merupakan pen- dilakukan oleh Setiady (2010) terhadap 22
duduk terbesar di Jawa Barat. Dalam mahasiswi di Bandung yang berpartisipasi
perkembangannya, istilah Sunda diguna- secara sukarela. Mereka beretnis Sunda
kan juga dalam konotasi manusia atau dan berusia 18-20 tahun (M=18,55; SD=0,8).
sekelompok manusia, yaitu dengan Prosedur pengambilan data pada peneliti-
sebutan ‘urang Sunda’ yang artinya adalah an ini mengikuti prosedur yang diterap-
‘orang Sunda’. Dalam definisi tersebut kan Collange dkk. (2006) pada penelitian
tercakup sekaligus dua kriteria, yaitu mereka untuk mendapatkan materi ekspe-
berdasarkan keturunan atau hubungan rimen, yang diikuti secara sukarela oleh 24
darah, dan berdasarkan sosial budaya. mahasiswa dan mahasiswi semester perta-
Menurut kriteria pertama, seseorang bisa ma yang berbahasa ibu Perancis, berusia
disebut orang Sunda, jika salah satu atau 18-25 tahun. Prosedur yang dilakukan oleh
kedua orang tuanya adalah orang Sunda, Collange dkk. (2006) dalam penelitian
di mana pun mereka berada dan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Parti-
dibesarkan. Menurut kriteria kedua, orang sipan diberi informasi bahwa mereka akan

146 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

mengikuti penelitian mengenai validasi tes umpan balik netral (pencapaiannya sama
intelegensi di Negara Perancis. Tujuan dengan pencapaian orang lain), partisipan
penelitian tersebut adalah untuk melaku- yang menerima umpan balik negatif mem-
kan komparasi hasil tes dari populasi perlihatkan harga-diri (self-esteem) yang
mahasiswa dengan latar-belakang berbe- relatif rendah dalam skala Rosenberg,
da. Tes tersebut telah diberikan kepada dibandingkan dengan partisipan yang me-
mahasiswa Fakultas Kedokteran. Pembe- nerima umpan balik positif. Disimpulkan
rian skor terhadap hasil tes akan dilaku- bahwa ancaman terhadap harga-diri (self-
kan menggunakan komputer, sehingga esteem), yang dalam hal ini adalah pem-
hasil tes dapat segera diketahui. (2) Parti- berian umpan balik negatif, dapat menu-
sipan diminta mengerjakan tes yang berisi runkan harga-diri (self-esteem) seseorang,
20 soal tersaji dalam bentuk buku, seaku- yang dalam hal ini diukur melalui skala
rat dan secepat mungkin. (3) Setelah tes Rosenberg. Melalui aktivitas ini diperoleh
selesai dikerjakan, eksperimenter me- pula informasi bahwa manipulasi berben-
ngumpulkan lembar jawaban, membawa- tuk ancaman terhadap harga-diri (self-
nya keluar ruangan selama beberapa esteem) dapat disampaikan melalui pembe-
menit untuk mengesankan bahwa jawaban rian umpan balik rekaan bersifat negatif
sedang diskor oleh komputer. (4) Eksperi- terhadap hasil tes intelegensi rekaan.
menter memasuki ruangan kembali Umpan balik dilakukan dengan cara mem-
dengan membawa lembar skor. (5) Disam- bandingkan skor rekaan yang diperoleh
paikan kepada partisipan bahwa 55% partisipan dengan skor rekaan partisipan
jawaban mereka benar. (6) Disampaikan lain, yang dalam hal ini adalah mahasiswa
kepada 8 partisipan bahwa skor yang Fakultas Kedokteran. Luaran lain dari
mereka peroleh sama dengan skor maha- penelitian ini adalah protokol eksperimen,
siswa Fakultas Kedokteran berbahasa ibu berkenaan dengan manipulasi yang dila-
Perancis, kepada 8 partisipan bahwa skor kukan dalam rangka memberikan ancam-
yang mereka peroleh lebih rendah dari an terhadap harga-diri (self-esteem), mela-
skor mahasiswa Fakultas Kedokteran lui pemberian umpan balik rekaan bersifat
berbahasa ibu Perancis, dan kepada 8 par- negatif terhadap hasil tes inteligensi reka-
tisipan bahwa skor yang mereka peroleh an. Protokol eksperimen yang telah di-
lebih tinggi dari skor mahasiswa Fakultas kembangkan oleh Setiady (2010) tersebut,
Kedokteran berbahasa ibu Perancis. (7) diterapkan pada eksperimen yang dilapor-
Partisipan mengisi The Rosenberg Self- kan pada penelitian ini.
Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian
Setiady (2010) memperlihatkan adanya
Metode
tendensi bahwa pemberian umpan balik
memengaruhi kondisi harga-diri (self- Variabel independen
esteem) seseorang. Hal ini bergantung
Pemberian umpan balik terhadap
kepada jenis umpan balik, yaitu apakah
hasil tes intelegensi rekaan. Umpan balik
umpan balik tersebut menyatakan keber-
positif diberikan dengan menyampaikan
hasilan seseorang (umpan balik positif),
bahwa hasil tes partisipan lebih tinggi dari
atau sebaliknya menyatakan kegagalan
rata-rata hasil tes mahasiswa Fakultas
seseorang (umpan balik negatif), bila
Kedokteran dari universitas yang sama.
dibandingkan dengan pencapaian orang
Umpan balik negatif diberikan dengan
lain. Dibandingkan dengan kelompok
menyampaikan bahwa hasil tes partisipan
kontrol, yaitu partisipan yang menerima

JURNAL PSIKOLOGI 147


SRISAYEKTI, DKK.

lebih rendah dari rata-rata hasil tes maha- bangkan oleh Setiady (2010). Setelah
siswa Fakultas Kedokteran dari uni- selesai, partisipan menerima umpan
versitas yang sama. balik rekaan terhadap hasil tes mereka,
berupa umpan balik positif (30 parti-
Variabel dependen tahap 1: Perilaku lebih
sipan) atau umpan balik negatif (30
menghindar dari target. Diukur melalui
partisipan). Kemudian mereka meng-
jarak fisik antara kursi yang ditempati oleh
ikuti Penelitian 2, dengan variabel
partisipan dengan kursi yang ditempati
dependen tahap 1.
oleh target.
3) Penelitian 2 dilakukan oleh eksperi-
Variabel dependen tahap 2: Kesediaan menter 2.
(willingness) untuk berinteraksi dengan target. Eksperimenter 2 tidak mengetahui
Diukur dari lamanya waktu yang dise- (blind) terhadap jenis umpan balik
diakan partisipan untuk dihabiskan yang diterima partisipan dalam pene-
bersama dengan target. litian 1, apakah umpan balik positif
atau umpan balik negatif. Partisipan
Partisipan penelitian diberitahu bahwa penelitian 2 segera
Partisipan penelitian adalah 60 maha- dimulai. Partisipan diminta mengisi
siswi di Bandung, berusia 18-20 tahun lembar biodata. Setelah biodata di-
(M=19,2; SD=0,81). Mereka beretnis Sunda, kumpulkan, eksperimenter 2 mening-
sebagai kelompok etnis mayoritas, dan galkan ruangan selama beberapa saat.
berpartisipasi secara sukarela. 4) Eksperimenter 2 memasuki ruangan
kembali dengan membawa lembar bio-
Prosedur data terisi dari partisipan fiktif, berisi
1) Satu per satu partisipan diminta nama, berjenis kelamin perempuan,
memasuki ruangan dan disilakan tempat dan tanggal lahir, latar bela-
duduk. Mereka diberi informasi bahwa kang etnis (Tionghoa atau Sunda),
penelitian yang akan dilangsungkan hobi, asal fakultas dan semester yang
berkenaan dengan dua hal, yaitu: (a) sedang dijalani. 30 partisipan meneri-
Penelitian pertama atau penelitian 1 ma biodata partisipan fiktif beretnis
merupakan penelitian tentang persepsi Tionghoa, 30 partisipan menerima bio-
spasial dalam rangka melakukan data partisipan fiktif beretnis Sunda.
validasi terhadap tes intelegensi. (b) 5) Partisipan diminta untuk mengerjakan
Penelitian ke dua, atau penelitian 2 satu tugas, dengan bekerja sama
merupakan penelitian tentang inte- dengan partisipan lain bertempat di
raksi antara dua orang atau diadik. ruang yang berbeda. Tidak disampai-
Lalu mereka diminta membubuhkan kan bahwa partisipan tersebut sebenar-
tanda tangan pada lembar persetujuan. nya fiktif. Eksperimenter 2 mengantar
2) Penelitian 1 dilakukan oleh eksperi- partisipan memasuki ruang lainnya,
menter 1. dan berlaku sedemikian rupa sehingga
Partisipan diminta untuk menyelesai- partisipan memasuki ruangan terlebih
kan tes intelegensi sesuai dengan dahulu, diikuti oleh eksperimenter 2.
instruksi yang diberikan. Prosedur Dalam ruangan tersebut terdapat kursi
pengambilan data pada penelitian 1 yang ditata berjejer. Kursi pertama
mengikuti prosedur yang telah dikem- ditandai sedemikian rupa untuk me-
ngesankan bahwa kursi tersebut telah

148 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

ditempati oleh partisipan fiktif. Partisi- kan anova dilanjutkan dengan uji t untuk
pan penelitian dipersilakan untuk setiap pasangan kondisi.
memilih tempat duduknya dari kursi Variabel dependen tahap 2, yaitu la-
yang tersisa. Ini merupakan pengu- manya waktu yang disediakan partisipan
kuran variabel dependen tahap 1. untuk dihabiskan bersama target, diukur
6) Setelah partisipan menduduki kursi melalui jumlah menit yang dituliskan
yang dipilihnya, partisipan diminta partisipan. Perhitungan dilakukan terha-
menuliskan waktu yang mereka sedia- dap waktu rata-rata dari empat kelompok
kan untuk berinteraksi bersama parti- penelitian, yaitu kelompok yang meneri-
sipan fiktif. Ini merupakan pengukur- ma umpan balik positif (dengan target
an variabel dependen tahap 2. beretnis Tionghoa atau beretnis Sunda)
7) Debriefing. dan kelompok yang menerima umpan ba-
lik negatif (dengan target beretnis Tiong-
Pengukuran, pemberian skor dan analisis hoa atau beretnis Sunda), dan dianalisis
dilakukan dengan menggunakan anova
Variabel dependen tahap 1, yaitu dilanjutkan dengan uji t untuk setiap
perilaku menghindar partisipan dari pasangan kondisi.
target, pada penelitian ini diukur melalui
jarak fisik antara kursi yang ditempati oleh
partisipan dengan kursi yang ditempati Hasil
oleh target. Pada ruangan pengukuran, Pertama kali akan disajikan hasil
ditata 6 kursi yang diletakkan berjejer. penelitian dengan variable dependen
Jarak satu kursi dengan kursi lainnya tahap 1, yang merupakan tujuan utama,
adalah 30 cm. Pada kursi pertama terdapat yaitu untuk melihat apakah harga-diri
tas ransel, yang mengindikasikan bahwa (self-esteem) terancam yang dialami sese-
kursi tersebut telah ditempati oleh par- orang akan memunculkan perilaku meng-
tisipan fiktif. Partisipan penelitian diper- hindar dari target berlatar-belakang etnis
silakan untuk memilih tempat duduknya, minoritas. Hasilnya merupakan pengu-
dari 5 kursi tersisa. kuran terhadap selisih jarak bangku antara
Skor 0 diberikan jika partisipan memi- partisipan terhadap partisipan fiktif, baik
lih kursi yang terletak tepat di sebelah yang etnis Tionghoa maupun etnis Sunda.
kursi partisipan fiktif, yaitu kursi ke dua. Jarak bangku menjadi indikator timbulnya
Ini adalah jarak yang terdekat. Skor 4 perilaku menghindar pada partisipan,
diberikan jika partisipan memilih kursi semakin jauh jarak yang terdapat antara
yang terjauh letaknya dari kursi partisipan partisipan dan partisipan fiktif maka dapat
fiktif, yaitu kursi ke enam. Perhitungan diartikan bahwa partisipan menghindar
dilakukan untuk mengetahui jarak rata- dari partisipan. Perbedaan jarak yang
rata dari empat kelompok penelitian, yaitu ditimbulkan antara partisipan dengan
kelompok yang menerima umpan balik etnis Tionghoa dan etnis Sunda mengindi-
positif (dengan target beretnis Tionghoa kasikan adanya perilaku diskriminatif
atau beretnis Sunda) dan kelompok yang (lihat Allport, 1954).
menerima umpan balik negatif (dengan Hasil penelitian dengan variabel
target beretnis Tionghoa atau beretnis dependen tahap 1 memperlihatkan bahwa
Sunda), dan dianalisis dengan mengguna- pemberian umpan balik berpengaruh ter-
hadap perilaku menghindar dari target,

JURNAL PSIKOLOGI 149


SRISAYEKTI, DKK.

F(3,42)=12.799, p<.01, η2= .48. Hasil dari statistik tidak signifikan, t(14)= -1.388; p=
effect size (eta squared) menunjukkan 48% 0.187; ns.
variabilitas jarak disebabkan oleh perbe- Berikutnya adalah hasil penelitian
daan empat kondisi (umpan balik negatif dengan variable dependen tahap 2, yaitu
dan positif, target beretnis Tionghoa dan lamanya waktu yang disediakan partisi-
Sunda). pan untuk dihabiskan bersama target.
Selanjutnya melalui uji t terhadap Hasilnya memperlihatkan bahwa pembe-
pasangan setiap kondisi diperoleh hasil rian umpan balik berpengaruh terhadap
bahwa partisipan yang menerima umpan lamanya waktu yang disediakan partisi-
balik negatif memilih tempat duduk yang pan untuk dihabiskan bersama target,
jaraknya secara signifikan lebih jauh dari F(3,42) = 5.801, p<.01, η2=.29. Hasil dari
tempat duduk target beretnis Tionghoa, effect size (eta squared) menunjukkan 29%
yang dalam penelitian ini adalah parti- variabilitas lamanya waktu disebabkan
sipan fiktif beretnis Tionghoa, (M=2,4; oleh perbedaan empat kondisi (umpan
SD=0,91), dibandingkan dengan jarak balik negatif dan positif, target beretnis
tempat duduk mereka dari tempat duduk Tionghoa dan Sunda).
target beretnis Sunda, yang dalam peneli- Hasil analisis melalui uji t terhadap
tian ini adalah partisipan fiktif beretnis pasangan setiap kondisi menunjukkan
Sunda (M=0,67; SD=0,9), t(14)= 4,67; p< .01. bahwa bersama target beretnis Tionghoa,
Sebaliknya partisipan yang menerima um- partisipan yang menerima umpan balik
pan balik positif memilih tempat duduk negatif akan menghabiskan waktu mereka
yang jaraknya lebih dekat dari tempat secara signifikan lebih lama (M=12,13
duduk target beretnis Tionghoa, yang da- menit; SD=4,969 menit) dibandingkan
lam penelitian ini adalah partisipan fiktif dengan partisipan yang menerima umpan
beretnis Tionghoa (M=0,73; SD=0,594), balik positif (M=5,8 menit; SD=2,569
dibandingkan dengan jarak tempat duduk menit), t(14)= ,385; p=4,083; p< .01. Bersama
mereka dari tempat duduk target beretnis dengan target beretnis Sunda partisipan
Sunda, yang dalam penelitian ini adalah yang menerima umpan balik positif akan
partisipan fiktif beretnis Sunda (M=1,13; menghabiskan waktu mereka lebih lama
SD=0,743), meskipun tidak signifikan, (M=10,27 menit; SD=4,906 menit) diban-
t(14)=-1,468; p=0,.164; ns. Dalam mengha- dingkan dengan partisipan yang meneri-
dapi target beretnis Tionghoa, partisipan ma umpan balik negatif (M=8,67 menit;
yang menerima umpan balik negatif terse- SD=3,039 menit), namun hasil tersebut
but juga memilih tempat duduk yang ja- secara statistik tidak signifikan, t(14)=
raknya secara signifikan lebih jauh (M=2,4; -0.95; p=0,358; ns. Hasil penelitian mem-
SD=0,91) jika dibandingkan dengan parti- perlihatkan pula bahwa partisipan yang
sipan yang menerima umpan balik positif menerima umpan balik positif akan meng-
(M=0,73 SD=0,59), t(14)= 5,801; p<.01. habiskan waktu mereka secara signifikan
Ketika menghadapi target beretnis Sunda, lebih lama bersama dengan target beretnis
partisipan yang menerima umpan balik Sunda (M=10,27 menit; SD=4,906 menit)
negatif tersebut memilih tempat duduk dibandingkan dengan bersama target
yang jaraknya lebih dekat (M=0,67; beretnis Tionghoa (M=5,8 menit; SD=2,569
SD=0,9) jika dibandingkan dengan parti- menit), t(14) = -3,522; p=0,003; p < .01. Parti-
sipan yang menerima umpan balik positif sipan yang menerima umpan balik negatif
(M=1,13 SD=0,743), walaupun secara akan menghabiskan waktu mereka secara

150 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

signifikan lebih lama bersama dengan Partisipan penelitian adalah maha-


target beretnis Tionghoa (M=12,13 menit; siswa yang waktunya lebih banyak diha-
SD=4,969 menit) dibandingkan dengan biskan di lingkungan akademik (lihat
target beretnis Sunda (M=8,67 menit; Collange dkk., 2006), sehingga memiliki
SD=3,039 menit, t(14) = 2,225; p=0,043; kecenderungan untuk menghindari pra-
p< .05. sangka dan stereotyping (lihat Myers, 2005).
Oleh karenanya harus hati-hati dan penuh
pertimbangan jika generalisasi hasil pene-
Diskusi
litian akan dilakukan terhadap populasi
Hasil penelitian terkait dengan tujuan non-mahasiswa.
utama, yaitu hasil penelitian dengan Hasil penelitian ini dapat berguna
variable dependen tahap 1, memberi kon- dalam tataran praktis, sebagaimana contoh
firmasi terhadap prediksi yang telah berikut ini: (1) Hasil penelitian dapat
dinyatakan sebelumnya dalam hipotesis, dimanfaatkan dalam mewaspadai kondisi-
yaitu bahwa partisipan yang harga-dirinya kondisi yang diperkirakan dapat menu-
(self-esteem) merasa terancam memper- runkan harga-diri (self-esteem) seseorang di
lihatkan perilaku menghindar dari target berbagai lingkungan, seperti di lingkung-
yang berasal dari kelompok minoritas an pendidikan (sekolah), keluarga, sosial,
dengan stereotip negatif. Pada penelitian pekerjaan, dan lain sebagainya. Dengan
ini partisipan yang merasa harga-dirinya diketahuinya kondisi-kondisi tersebut,
(self-esteem) terancam, yaitu partisipan maka upaya pencegahan dapat dilakukan
yang menerima umpan balik negatif atas agar kondisi-kondisi yang diperkirakan
pengerjaan tes intelegensi, lebih menun- dapat menurunkan harga-diri (self-esteem)
jukkan perilaku menghindar terhadap tidak terjadi. (2) Hasil penelitian juga da-
target beretnis Tionghoa, dibandingkan pat memberi penyadaran bahwa ling-
jika mereka dihadapkan pada target ber- kungan sosial Indonesia yang memiliki
etnis Sunda, sama dengan etnis mereka. beragam kelompok etnis seharusnya men-
Hal ini sesuai dengan pendapat dapat perhatian khusus. Populasi dari
Heatherton dan Vohs (2000; dalam Myers, setiap kelompok etnis yang tidak sama
2005), bahwa ancaman terhadap harga-diri dan penyebarannya yang tidak merata di
(self-esteem) seseorang dapat memuncul- wilayah Indonesia, dapat memunculkan
kan reaksi untuk mempertahankan harga adanya kelompok mayoritas dan minoritas
diri (self-esteem maintenance). Reaksi dila- etnis di satu lingkungan sosial. Contoh
kukan antara lain dengan cara meman- dalam penelitian ini adalah kelompok
dang rendah orang lain (lihat Myers, beretnis Tionghoa yang menjadi minoritas
2005), atau menghindar dari target (lihat di tengah kelompok mayoritas beretnis
Allport, 1954). Reaksi tersebut sebetulnya Sunda. Selain kelompok minoritas dengan
merupakan upaya seseorang untuk mem- stereotip positif, kelompok minoritas
pertahankan harga-diri (self-esteem) dari dengan stereotip negatif juga dapat
hal-hal yang mengancam atau hal-hal berkembang dalam kondisi tersebut, yang
yang dapat menurunkan harga-diri (self- selanjutnya dapat menjadi cikal bakal bagi
esteem). Dengan demikian dapat disimpul- berkembangnya prasangka etnis.
kan bahwa hasil penelitian ini memberi
Hasil penelitian dengan variabel
konfirmasi pada temuan yang diperoleh
dependen tahap 2 tidak memberikan kon-
Fein dan Spencer (1997), Sinclair dan
firmasi terhadap hal yang diprediksikan
Kunda (2000), Collange dkk. (2006).

JURNAL PSIKOLOGI 151


SRISAYEKTI, DKK.

dalam hipotesis, yaitu bahwa partisipan umpan balik positif. Partisipan penerima
yang harga-dirinya (self-esteem) merasa umpan balik positif bersedia meng-
terancam, yang dalam penelitian ini ada- habiskan waktunya lebih lama bersama
lah partisipan yang menerima umpan target beretnis Sunda dibandingkan
balik negatif atas pengerjaan tes mereka, dengan target beretnis Tionghoa. (2) Penje-
akan menunjukkan perilaku yang cende- lasan kedua berkenaan dengan munculnya
rung lebih menghindar dari target beretnis motivasi untuk menghindari prasangka
Tionghoa. Terdapat dua penjelasan terha- atau motivasi untuk mempertahankan
dap hasil tersebut, yaitu: (1) Penjelasan harga-diri (self-esteem) yang egaliter. Ber-
pertama dikaitkan dengan hilangnya moti- kaitan dengan penjelasan ini, penelitian-
vasi untuk mengembalikan atau memulih- penelitian sebelumnya telah memperlihat-
kan harga-diri (self-esteem) yang terancam. kan pentingnya motivasi untuk menghin-
Artinya perilaku menghindar dari target, dari prasangka atau mempertahankan
yang mengikuti perasaan terancam terha- harga-diri (self-esteem) di kalangan maha-
dap harga-diri (self-esteem), diasumsikan siswa, dan bahwa motif ini dapat memun-
sudah dapat mengembalikan harga-diri culkan perilaku koreksi yang berlebihan,
(self-esteem) yang terancam. Setelah harga- atau over-correction (Dovidio dkk., 1992;
diri (self-esteem) tidak lagi merasa teran- Devine dkk., 2002). Melalui penjelasan
cam, maka dengan sendirinya perilaku tersebut, dapat diterangkan alasan parti-
menghindar yang dimaksudkan untuk sipan bersedia menghabiskan waktu lebih
mengembalikan harga-diri (self-esteem) lama bersama target beretnis minoritas.
tidak lagi muncul dan dapat diobservasi. Setelah partisipan menunjukkan perilaku
Hal ini berarti bahwa perilaku partisipan menghindar dari target beretnis minoritas,
selanjutnya tidak lagi didasari oleh motif partisipan merasa bahwa perilaku tersebut
untuk mengembalikan harga-diri (self- tidak dapat dibenarkan dan perlu mengo-
esteem) (Liberman & Förster, 2000; Spencer reksinya melalui perilaku yang lain. Kese-
dkk., 1998). Pada penelitian ini perilaku diaan untuk menghabiskan waktu lebih
menghindar dari target beretnis Tionghoa, lama bersama target tersebut, boleh jadi
telah dapat atau berhasil mengembalikan mencerminkan motivasi untuk menghin-
harga-diri (self-esteem) partisipan yang dari prasangka atau motivasi untuk
terancam. Dengan demikian upaya untuk mempertahankan harga-diri (self-esteem)
mengembalikan harga-diri (self-esteem) yang egaliter. Perilaku tersebut merupa-
partisipan yang terancam tidak lagi men- kan koreksi yang berlebihan atau over-
dasari motif perilaku berikutnya, yaitu correction terhadap perilaku sebelumnya,
saat partisipan diminta untuk menghabis- yaitu menghindar dari target dengan latar
kan waktunya bersama target (partisipan belakang etnis minoritas. Pada penelitian
fiktif) beretnis Tionghoa. Dapat dimengerti ini kesediaan partisipan untuk mengha-
jika hasil penelitian memperlihatkan bah- biskan waktu bersama target beretnis
wa partisipan bersedia menghabiskan Tionghoa yang lebih lama dibandingkan
waktunya lebih banyak dengan target dengan bersama target beretnis Sunda,
beretnis Tionghoa, dibandingkan dengan menunjukkan motivasi partisipan untuk
target beretnis Sunda. Bersama target ber- menghindari prasangka atau untuk
etnis Tionghoa, partisipan yang menerima mempertahankan harga-diri (self-esteem)
umpan balik negatif juga bersedia meng- mereka yang egaliter. Hal ini sekaligus
habiskan waktunya lebih banyak diban- menjelaskan bahwa partisipan bermaksud
dingkan dengan partisipan penerima untuk mengoreksi perilaku menghindar

152 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

dari target beretnis Tionghoa yang dilaku- 1996; Blair, 2002; Hebl dkk., 2002). Hasil
kan sebelumnya, melalui perilaku meng- penelitian memperlihatkan bahwa melalui
habiskan waktu bersama target beretnis cara pertama, hipotesis penelitian menda-
Tionghoa. Dikatakan bahwa upaya koreksi patkan konfirmasi, sementara melalui cara
tersebut dilakukan secara berlebihan atau ke dua, hipotesis penelitian tidak menda-
over-correction (Dovidio dkk., 1992; Devine patkan konfirmasi. Bertolak dari kedua
dkk., 2002). Hal ini diperkuat oleh hasil hasil tersebut dapat direkomendasikan un-
penelitian bahwa partisipan penerima tuk penelitian selanjutnya, agar pengu-
umpan balik positif, secara signifikan kuran terhadap perilaku menghindar dari
bersedia menghabiskan waktu lebih lama target beretnis minoritas dilakukan mela-
bersama target beretnis Sunda. lui cara yang lebih otomatis. Melalui
Berikut ini merupakan pembahasan pengukuran yang lebih otomatis, kontrol
tentang isu-isu metodologi terkait perilaku partisipan dalam upayanya menekan
menghindar dari target: (1) Secara kon- terjadinya prasangka dan stereotyping
septual dinyatakan oleh Liberman dan dapat berkurang (Plant & Devine, 1998;
Förster (2000), dan Spencer dkk. (1998) Devine, 1989).
bahwa motivasi untuk mengembalikan Penelitian ini tidak mempertimbang-
harga-diri (self-esteem) yang terancam da- kan perbedaan individual. Setiap individu
pat menjadi alasan meningkatnya perilaku dapat memiliki tingkat prasangka yang
stereotyping, diskriminatif serta menghin- tidak sama, sehingga motivasi untuk me-
dar. Pada penelitian ini motif untuk meng- ngontrol prasangka dan menjauhi perilaku
hindari prasangka dilihat dari lamanya menghindar dari target beretnis minoritas,
waktu yang akan dihabiskan bersama dapat menjadi berbeda pula (lihat Devine
target. Secara metodologis, penjelasan dkk., 2002). Dengan demikian perbedaan
secara konseptual tersebut pada penelitian individual perlu dipertimbangkan pada
ini tidak diuji secara langsung melalui penelitian selanjutnya. Hal ini dapat dila-
perlakuan pada eksperimen. Dengan kukan melalui pengukuran tingkat moti-
demikian hal ini merupakan salah satu vasi individu untuk mengontrol atau
keterbatasan penelitian ini. (2) Penelitian menghindari prasangka (Devine dkk.,
ini menggunakan dua cara pengukuran, 2002; Lepore & Brown, 2002; Plant &
yaitu: (a) Melalui jarak tempat duduk yang Devine, 1998; Phelps dkk., 2000).
dipilih partisipan dari kursi target. Penelitian ini tidak mempertimbang-
Pengukuran ini sangat halus, subtil, tidak kan afek atau emosi. Beberapa penulis
nyata, tidak banyak melibatkan kontrol membahas keterkaitan antara harga-diri
sadar partisipan (lihat Hebl dkk., 2002). (self-esteem) yang terancam dengan peri-
Melalui pengukuran ini tanda-tanda (cues) laku menghindar, berkenaan dengan afek
terkait prasangka tidak mengemuka secara atau emosi. Forgas dan Bower (1987,
jelas. (b) Melalui pertanyaan tentang dalam Collange dkk. 2006), mengemuka-
kesediaan (the willingness) partisipan un- kan bahwa kondisi afektif yang negatif
tuk menghabiskan waktu bersama target. secara umum menyertai harga-diri (self-
Pengukuran melalui cara ini memerlukan esteem) yang terancam. Semakin negatif
kontrol penuh partisipan dan partisipan penilaian atau evaluasi yang diberikan
dapat mengendalikan proses pengambilan kepada target, semakin negatif pula kon-
keputusan untuk menekan perilaku pra- disi afektif yang dialami oleh seseorang
sangka dan stereotyping (lihat Bargh dkk., yang harga-dirinya (self-esteem) terancam.

JURNAL PSIKOLOGI 153


SRISAYEKTI, DKK.

Schwarz (1990, dalam Collange dkk. 2006), dari sudut pandang teori management
memandang afek sebagai informasi. Afek terror (Das, Bushman, Bezemer, Kerkhof &
sebagai informasi diprediksikan mengu- Vermeulen, 2009). Terkait dengan latar
rangi stereotyping pada seseorang yang belakang etnis, penelitian terdahulu
berada dalam kondisi afektif negatif, se- mengenai harga diri (self-esteem) dan pra-
perti dijumpai pada seseorang yang harga- sangka memberikan temuan yang datanya
dirinya (self-esteem) terancam. Ikegami, didapat dari partisipan mahasiswa berba-
dalam Collange dkk., 2006) menyinggung gai etnis. Contohnya penelitian Fein dan
kondisi suasana hati (mood), yang menu- Spencer (1997) dilakukan terhadap maha-
rutnya berbeda dari kondisi afek. Temuan siswa Amerika, penelitian Sinclair dan
penting dari penelitiannya adalah bahwa Kunda (2000) dilakukan terhadap maha-
harga-diri (self-esteem) terancam dapat siswa Kanada, penelitian Collange dkk.
disertai secara khusus oleh suasana hati (2006) dilakukan terhadap mahasiswa
negatif terkait dengan diri (self). Dengan Perancis, penelitian Shapiro, Mistler dan
demikian peran afek atau emosi, kondisi Neuberg (2010), dilakukan terhadap
afeksi dan kondisi suasana hati seharus- mahasiswi berkulit putih dan hitam di
nya diakomodasi dalam penelitian-pene- Amerika. Penelitian ini memperluas
litian selanjutnya. temuan empiris mengenai harga diri (self-
Hasil penelitian awal yang dilakukan esteem) dan prasangka pada populasi lain,
Setiady (2010), dalam rangka penelitian yaitu mahasiswi beretnis Sunda di wilayah
utama yang merupakan ujung dari serang- Bandung, Indonesia. Temuan yang sejalan
kaian penelitian eksperimental, memper- dari penelitian-penelitian tersebut, mem-
lihatkan adanya penolakan terhadap hipo- buat hipotesis mengenai perilaku meng-
tesis bahwa ancaman terhadap harga-diri hindar dari target beretnis minoritas
(self-esteem) akan diikuti dengan perilaku memperoleh konfirmasi.
menghindar dari target. Penelitian kali ini
memberikan hasil yang sebaliknya, yaitu Kesimpulan
bahwa ancaman terhadap harga-diri (self-
esteem) akan diikuti dengan perilaku Hasil penelitian memperlihatkan bah-
menghindar dari target. Dengan hasil wa ancaman terhadap harga-diri (self-
yang belum stabil seperti itu, maka pene- esteem) diikuti dengan meningkatnya
litian serupa tampak masih diperlukan prasangka dan stereotyping, yang dimun-
untuk menegaskan hasilnya, tentunya culkan dalam bentuk perilaku, yakni
dengan penyempurnaan aspek metodologi perilaku menghindar dari target. Dengan
seperti yang telah dikemukakan sebelum- demikian secara umum dapat disimpulkan
nya. bahwa hasil penelitian ini memberi konfir-
masi pada temuan yang diperoleh dari
Penelitian-penelitian sebelumnya ten-
penelitian-penelitian sebelumnya.
tang harga diri (self-esteem) dikaitkan
dengan prasangka dalam model tran- Mempertimbangkan berbagai keterba-
saksional (Major, McCoy, & Kaiser, 2003), tasan yang terkandung dalam penelitian
dengan atribusi terhadap diskriminasi ini, beberapa rekomendasi dapat diberi-
(Eccleston & Major, 2006; Major dkk., kan, yaitu: (1) Mengembangkan penelitian
2003), dan kegagalan regulasi diri serupa dengan memperhatikan aspek indi-
(Lambird & Mann, 2007). Terdapat pula vidual dalam motivasi dan emosi, serta
penelitian tentang prasangka yang disoroti kemungkinan menggunakan alat ukur

154 JURNAL PSIKOLOGI


HARGA-DIRI (SELF-ESTEEM) TERANCAM DAN PERILAKU MENGHINDAR

yang lebih otomatis, dan (2) Pada tataran (2002). The regulation of explicit and
praktikal rekomendasi terutama ditujukan implicit race bias: The role of moti-
untuk menghindari tercetusnya prasang- vations to respond without prejudice.
ka, seperti: (a) Pengembangan alat ases- Journal of Personality and Sosial Psy-
men melalui berbagai teknik, misalnya chology, 82, 835-848.
teknik observasi dan wawancara dalam Dovidio, J. F., Gaertner, S. L., Anastasio, P.
rangka mengenali kondisi-kondisi yang A., & Sanitioso, R. (1992). Cognitive
diperkirakan dapat menurunkan harga- and motivational bases of bias: Impli-
diri (self-esteem) seseorang. (b) Pengem- cations of aversive racism for attitudes
bangan intervensi untuk mengembangkan toward Hispanics. In S. B. Knouse, P.
harga-diri (self-esteem) positif dan mem- Rosenfeld, and A. L. Culbertson (Eds.),
pertahankan harga-diri (self-esteem) positif. Hispanics in the workplace. London:
Sage Publications.
Kepustakaan Eccleston, C. P. & Major, B. N. (2006).
Attributions to Discrimination and
Allport, G. (1954). The nature of prejudice.
Self-Esteem: The Role of Group Iden-
Cambridge, Ma: Addison-Wesley
tification and Appraisals. Group
Bargh, J. A., Chen, M., & Burrows, L. Processes &Intergroup Relations, 9(2),
(1996). Automaticity of sosial beha- 147–162.
vior: Direct effects of trait construct
Fein, S., & Spencer, S. J. (1997). Prejudice as
and stereotype activation on action.
self-image maintenance: Affirming the
Journal of Personality and Sosial Psy-
self through derogating others. Journal
chology, 71, 230-244.
of Personal and Sosial Psychology, 73, 31-
Blair, I. V. (2002). The malleability of auto- 44.
matic stereotypes and prejudice. Perso-
Flynn, H. K. (2003). Self Esteem Theory
nality and Sosial Psychology Review, 6,
and Measurement: A critical review.
242-261.
Diunduh dari: www.thirdspace.ca/
Collange, J., Benbouzyane, L., & Sanitioso, articles/kohlflyn.htm. tanggal 10 Juni
R. (2006). Self-image maintenance and 2010.
discriminatory behavior. Revue Inter-
Hebl, M. R., Foster, J. B., Mannix, L. M., &
nationale de Psychologie Sosiale, 19, 153-
Dovidio, J. F. (2002). Formal and
171.
interpersonal discrimination: A field
Das, E., Bushman, B. J., Bezemer, M. D., study of bias toward homosexual
Kerkhof, P., & Vermeulen, I. E. (2009). applicants. Personality and Sosial
How terrorism news reports increase Psychology Bulletin, 28, 815-825.
prejudice against outgroups: A terror
Lambird, K. H., & Mann, T. (2007). When
management account. Journal of Experi-
Do Ego Threats Lead to Self-Regu-
mental Sosial Psychology, 45, 453–459.
lation Failure? Negative Consequences
Devine, P. G. (1989). Stereotypes and of Defensive High Self-Esteem. Perso-
prejudice: Their automatic and con- nality and Sosial Psychology Bulletin, 32,
trolled components. Journal of Perso- 1177-1187. online version http://psp.
nality and Sosial Psychology, 56, 5-18. sagepub.com/cgi/content/abstract/32/9
Devine, P. G., Plant, E. A., Amodio, D. M., /1177
Harmon-Jones, E., &Vance, S. L.

JURNAL PSIKOLOGI 155


SRISAYEKTI, DKK.

Lepore, L., & Brown, R. (2002). The role of Rosenberg, M. (1965). Society and the
awareness: Divergent automatic ste- adolescent self-image. Princeton, NJ:
reotype activation and implicit judg- Princeton University Press.
ment correction. Sosial cognition, 20, Setiady, D. A. (2010). Pengaruh pemberian
321-351. feedback negative terhadap perilaku
Liberman, N., & Förster, J. (2000). menghindar: Penelitian mengenai pra-
Expression after suppression: A moti- sangka terhadap etnis Tionghoa. Fakultas
vational explanation of post- Psikologi Universitas Padjadjaran.
suppressional rebound. Journal of Jatinangor.
Personality and Sosial Psychology, 79, Shapiro, J. R., Mistler, S. A., & Neuberg, S.
190-203. L. (2010). Threatened selves and
Macrae, C. N., Bodenhausen, G. V., Milne, differential prejudice expression by
A. B. & Jetten, J. (1994). Out of mind White and Black perceivers. Journal of
but back in sight: Stereotyped on Experimental Sosial Psychology, 46, 469–
rebound. Journal of Personality and 473.
Sosial Psychology, 67, 808-817. Sinclair, L., & Kunda, Z. (2000). Motivated
Major, B., McCoy, S. K., & Kaiser, C. R. stereotyping of women: She’s fine if
(2003). Prejudice and self-esteem: A she praised me but incompetent if she
transactional model. European Review criticized me. Personality and Sosial
of Sosial Psychology, 14, 77–104 Psychology Bulletin, 26, 1329-1342.
Myers, D. (2005). Sosial Psychology. New Sindhunata, G. (2006). Teori Rene Girard:
York: McGraw-Hill. Kambing Hitam. Jakarta: Gramedia.
Phelps, E. A., O’Connor, K. J., Spencer, S. J., Fein, S., Wolfe, C. T., Fong,
Cunningham, W. A., Funayama, E. S., C., & Dunn, M. A. (1998). Automatic
Gatenby, J. C., Gore, J. C. & Banaji, M. activation of stereotypes: The role of
R. (2000). Performance on indirect self-image threat. Personality and Sosial
measures of race evaluation predicts Psychology Bulletin, 24, 1139-1152.
amygdala activation. Journal of Turner, S., & Allen, P. (2007). Chinese
Cognitive Neuroscience, 12, 729-738. Indonesians in a rapidly changing
Plant, E. A., & Devine, P. G. (1998). Inter- nation: Pressure of ethnicity and
nal and external motivation to respond identity. Diunduh dari: http://
without prejudice. Journal of Personality ebscohost.com. tanggal 10 Juni 2010.
and Sosial Psychology, 75, 811-832.

156 JURNAL PSIKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai