Anda di halaman 1dari 1

Nama : Uli Shalatiya

NIM : 20190306108

KETEPATAN RESELEKSI DIAGNOSA DAN KODE UTAMA BERDASARKAN


ATURAN MORBIDITAS PEMBIAYAAN JAMINAN KESEHATAN INA-CBGS

Presentase keakuratan kode diagnosa utama berdasarkan reseleksi kode dapat diketahui bahwa
kode diagnosa 27 dokumen (90%) akurat dan 3 dokumen (10%) tidak akurat. Ketidakakuratan
kode terdapat pada penyakit Pertrochanteric fracture dengan infeksi dan, Osteoblastoma (Giant
Cell Tumor Of The Bone). Biaya pembiayaan mempengaruhi keakuratan kode dimana pembiayaan
jaminan Kesehatan memakai software INA CBGs. Terdapat hubungan yang signifikan antara
ketepatan reseleksi diagnosa dan kode utama diagnosa dokumen rekam medis dengan pembiayaan
dengan nilai signifikan 0,00, dan p < a (0,05).

TINGKAT AKURASI KODEFIKASI MORBIDITAS RAWAT INAP GUNA


MENUNJANG AKURASI PELAPORAN DI BAGIAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT
CAHYA KAWALUYAN
Pada akurasi kodefikasi morbiditas rawat inap terjadi ketidaktepatan sebesar 25,8% yang terbagi
menjadi 12,6% untuk single diagnosa (Chapter XIX) dan 36,4% untuk combine diagnosa. Tingkat
akurasi kodefikasi morbiditas rawat inap untuk combine diagnosa dijabarkan kembali menjadi
ketidaktepatan pemilihan kondisi utama sebesar 13,6% (Chapter I), ketidaktepatan kode diagnosa
sebesar 11,9% (Chapter X) dan ketidaklengkapan kode diagnosa sebesar 16,9% (Chapter XVIII).
Hal-hal tersebut terjadi karena:
1. kurangnya ketelitian dan kecermatan coder dalam membaca gejala-gejala, informasi
pendukung, menentukan kode diagnosa, kurangnya pemahaman dan pengalaman coder
tentang peraturan-peraturan reseleksi (MB1-MB5)
2. Tulisan dokter yang sulit terbaca serta ketidaklengkapan informasi pemeriksaan
penunjang.
Faktor-faktor yang mengakibatkan kurang akuratnya kodefikasi adalah tulisan dokter yang sulit
terbaca sebesar 14,1%, ketidaklengkapan informasi penunjang 10,8%, dan terdapat penggunaan
singkatan yang tidak biasa digunakan serta belum dibakukannya daftar singkatan yang ada di Unit
Kerja Rekam Medis.
Hasil rekapitulasi data morbiditas menghasilkan laporan-laporan internal dan eksternal, yaitu
Laporan 10 Penyakit Terbanyak Rawat Inap, Pola Penyakit Penderita Rawat Inap Rumah Sakit
dan Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap (RL2a). Laporan-laporan tersebut dapat
memberikan beberapa informasi yang berguna baik secara internal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai