Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Neng Rahma Tila Ila Hopipah

NIM : 1193060058
KELAS : HPI/5/B
MATA KULIAH : PERADILAN AGAMA
DOSEN : Ramdani Wahyu Sururie, Dr H., M.Ag. M.Si.

MATRIKS PERBEDAAN UNDANG-UNDANG PERADILAN AGAMA

UU PA NO.7 Tahun 1989 UU PA NO. 3 Tahun 2006 UU PA NO.50 Tahun 2009

Dalam UU PA no.7 th 1989 Dalam ketentuan UU PA no.7 Dalam ketentuan UUD 1945
Peradilan agama adalah th 1989 tentang Peradilan ini menuntut telah adanya
peradilan khusus beragama Agama , Presiden Indonesia perubahan kedua kalinya
Islam . pengadilan agama ialah memutuskan untuk mengubah dengan lahirnya UU PA no 50
pegadilan pengadilan tinggi menjadi UU PA no.3 th 2006. 2009. Perubahan dan
yang berada dalam lingkungan Dalam pasal 49 UU PA no 4 penambahan pasal dalam UU
peradilan agama. Terdiri dari th 2006 ini menambahkan ini membuktikan bahwa
Hakim, Pegawai pencatat nikah beberapa bidang yaitu zakat, kewenangan Peradilan agama
dalam kantor urusan agama dan infaq dan Ekonomi Syari’ah . menjadi tegas dan lebih luas.
Juru sita yang terlibat dalam Dianalisisnya beberapa
pengadilan agama. PERKAWINAN : Dalam perubahan yang secara materiil
pasal 49 huruf a , perkawinan mengenai kekuasaan Peradilan
Dalam pasal 49 dinyatakan ini diatur dalam Undang- agama setelah adanya
bahwa pengadilan agama undang yang berlandaskan amandemen UU no 7 1989
berkuasa dalam memeriksa dan menurut syari’ah. tentang Peradilan Agama yang
memutus dan menyelesaikan diatur menurut UU no 3 2006
perkara di tingkat pertama yang WARIS : Dalam mengenai dan UU no 50 2009.
melingkupi orang beragama hak Waris dalam UU no 3
Islam. tahun 2006, waris merupakan PERKAWINAN : Dalam UU
salah satu penetapan siapa no 50 2009 , perkawinan
PERKAWINAN : Dalam pasal yang akan menjadi ahli waris ditentukan dalam badan hukum
49 , perkawinan merupakan dalam harta peninggalan dan syariat
pernikahan yang sah antara penetapan bagian masing-
laki-laki dan perempuan yang masing yang akan menjadi WARIS : Mengenai hal waris
sebagaimana dilakukan secara ahli waris dan diatur oleh terhadap UU no 50 2009 ini
hukum islam dan berdasarkan syari’ah. tidak jauh berbeda dengan
undang-undang mengenai perubahan sebelumnya yaitu
perkawinan yang berlaku . WASIAT: Mengenai Wasiat menetapkan siapa yang akan
dalam UU ini dijelaskan menjadi ahli waris dalam
KEWARISAN : Dalam UU 7 wasiat merupakan perilaku peninggalan harta dan
1989 ayat (1) huruf b yang akan seseorang yang memberikan penetapan bagian masing-
menentukan siapa hak yang suatu benda yang bermanfaat masing hak waris.
akan menjadi ahli waris dan kepada seseorang atau
lembaga yang resmi setelah
pembagian dalam peninggalan yang memberi wasiat WASIAT : Yang dimaksud
harta. meninggal dunia dan diatur dalam UU no 50 2009 , wasiat
oleh syari’ah. merupakan perbuatan
WASIAT : Wasiat merupakan seseorang yang memberikan
harta yang diberikan kepada HIBAH : Dalam UU ini suatu benda kepada seseorang
orang yang telah dipilih dan dijelaskan Hibah merupakan dengan sah ia berikan sebelum
memberikan hartanya dengan zakat yang diberikan secara ia meninggal dunia.
sesuai dasar hukum islam. ikhlas dari seseorang tanpa
imbalan sepeserpun kepada HIBAH : Dalam UU 50 2009
HIBAH : Hibah Merupakan seseorang ataupun lembaga hibah merupakan pemberian
hadiah , berbeda dengan untuk dikuasai dan ditentukan yang secara mukhlis dari
warisan hibah ini pemberian oleh syari’ah . seseorang tanpa imbalan
suatu barang dan dari seseorang sepeserpun kepada seseorang
yag ditentukan oleh dasar WAKAF : Dalam UU ini ataupun lembaga secara
hukum islam. dijelaskan , wakaf merupakan syari’ah .
perbuatan seseorang (wakif)
WAKAF : wakaf ini merupakan untuk menyerahkan sebagian WAKAF : Mengenai Wakaf
suatu penghambatan harta milik harta miliknya dalam jangka dalam UU no 50 2009 , Wakaf
orang lain kepada seseorang waktu yang panjang dan merupakan perbuatan
dan lembaga lain yang berimbang untuk kepentingan seseorang yang ia serahkan
memberikan hal yang tetap dalam kesejahteraan umum wakaf tersebut dengan
untuk diambil kebaikannya yang ditentukan oleh syari’ah. sebagian harta miliknya untuk
dalam UU no 7 1989 dengan kepentingan sesama dengan
menyertai hukum dasar islam. ZAKAT : : Dalam UU no 7 ketentuan syari’ah.
1989 sebelumnya zakat belum
SHADAQAH : shadaqah tercantum dalam kategori ZAKAT : Mengenai Zakat
merupakan hal yang dianjurkan bidangnya, hal ini UU no 3 dalam UU 50 2009 , zakat
oleh umat muslim dunia , 2006 menjelaskan , Zakat merupakan menyisihkan
shadaqah jika ditinggalkan dan ialah sebagian harta yang sebagian hartanya kepada
tidak mendapatkan dosa , jika wajib disisihkan oleh seorang orang yang tidak mampu, wajib
dilakukan mendapatkan pahala muslim kepada yang berhak hukumnya ketika orang yang
kebaikan . Dalam UU 7 1989 menerimanya dan ini diatur mampu dan berkecukupan
shadaqah diatur dalam dasar dalam ketentuan syari’ah. dalam hidupnya menyisihkan
hukum islam. hartanya kepada orang yang
INFAQ : Dalam UU no 7 berhak menerima.
Dalam hal ini sehubung dalam 1989 sebelumnya infaq belum
keadaan tersebut , pihak tercantum dalam kategori INFAQ : Mengenai hal infaq ,
sebelum berperkara dapat bidangnya, hal ini UU no 3 dalam UU 50 2009 dijelaskan
meninjau untuk memilih dasar 2006 menjelaskan , infaq bahwa infaq merupakan
hukum apa yang akan merupakan hal sesuatu perbuatan seseorang yang
dilakukan. perbuatan seseorang yang memberikan sebagian
Undang-undang ini selain memberikan rezeki guna rezekinya secara ikhlas
mengatur susunan dan menutupi kebutuhan pokok , berdasarkan Allah SWT.
kekuasaan juga mengatur dan baik makanan dan minuman
menyusun hukum acara serta menafkahkan secara SHADAQAH : Dalam UU ini
peradilan agama yang ikhlas berdasarkan Allah swt menjelaskan bahwa shadaqah
sebagaimana utamanya ialah dan ketentuan dari syari’ah. itu perbuatan seseorang yang
lembaga dengan sistemasi memberikan sedikit rezekinya
susunan organisasi yang belum SHADAQAH : Dalam UU ini kepada orang yang
jelas sehingga tidak dapat dijelaskan bahwa shadaqah membutuhkan tapa rasa
melaksanakan kewajiban dan ialah perbuatan seseorang imbalan dalam jumlah tertentu
tugasnya dengan baik. yang yang memberikan dengan mengharapkan ridho
sesuatu kepada yag Allah SWT.
membutuhkan ataupun
lembaga secara langsung EKONOMI SYARI’AH :
tanpa imbalan dalam jumlah Tidak jauh berbeda dengan
tertentu dengan perubahan yang sebelumnya ,
mengharapkan ridho Allah . ekonomi syari’ah ini
merupakan kegiatan usaha
EKONOMI SYARI’AH : yang dilaksanakan dalam
Dalam UU no 7 1989 prinsip syari’ah dengan
sebelumnya Ekonomi syari’ah meliputi beberapa aspek :
belum tercantum dalam  Bank syari’ah
kategori bidangnya, hal ini  Lembaga keuangan
UU no 3 2006 menjelaskan mikro syari’ah
bahwa Ekonomi syari’ah ini  Asuransi syari’ah
kegiatan usaha yang  Reasuransi syari’ah
dilakukan menurut prinsip  Reksa dana syari’ah
dasar syari’ah dengan  Obligasi syari’ah dan
meliputi beberapa aspek: surat berharga
 Bank syari’ah berjangka menengah
 Lembaga keuangan syari’ah
mikro syari’ah  Sekuritas syari’ah
 Asuransi syari’ah  Pembiayaan syari’ah
 Reasuransi syari’ah  Pegadaian syari’ah
 Reksa dana syari’ah  Dana pension lembaga
 Obligasi syari’ah dan keuangan syari’ah
surat berharga  Bisnis syari’ah.
berjangka menengah
syari’ah
 Sekuritas syari’ah Dalam penerapannya,
 Pembiayaan syari’ah sebenarnya belum ada sengketa
 Pegadaian syari’ah ekonomi syari’ah yang
 Dana pension lembaga diajukan ke peradilan agama
keuangan syari’ah dikarenakan memang belum
 Bisnis syari’ah. ada kasusnya atau pihak-
pihaknya dapat
Penyelesaian sengketa ini menyelesaikannya sengketa
tidak hanya dibatasi dalam secara berdamai.
bidang Perbankan syari’ah
tetapi juga dalam bidang
ekonomi syari’ah lainnya .
Dalam pernyataan “antara
orang-orang yang beragama
islam “ terlihat jelas tertera
ialah orang atau badan hukum
yang tulus dan ikhlas
mengenai hal-hal yang sudah
menjadi kewenangan
Peradilan Agama sesuai
dengan ketentuan pasal ini.

Anda mungkin juga menyukai