Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM

ASUHAN GIZI KLINIK PADA PASIEN CEREBBROVASCULAR ACCIDENT


(CVA) + HIPERTENSI
DI RSUD SUMBAWA

OLEH :

NAMA MAHASISWA : RISMA NAMORI


NIM : P07131018046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN GIZI
TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN STUDI KASUS MENDALAM
ASUHAN GIZI KLINIK PADA PASIEN CEREBROVASCULAR ACCIDENT (CVA)
+ HIPERTENSI
DI RSUD SUMBAWA

NAMA MAHASISWA : RISMA NAMORI


NIM : P0713118046

PEMBIMBING MATERI

(____________________)
NIP

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
JURUSAN GIZI
TAHUN 2021
BAB I
DATA PASIEN

A. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)


a. Identitas Pasien/ Client History(CH)
No. Rekam Medik : 168678
Tanggal MRS : 10/04/21
Nama : Ny. S
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Tanggal lahir : Seteluk, 14 Maret 2021
Alamat : Taliwang
Pendidikan : SD
Ruang/Kelas Perawatan : Merpati/ Kelas III
Diagnosis Medis : CVA + Hipertensi stage II
Jenis diet : Rendah garam
Bentuk Makanan : Makanan lunak
Tanggal pengamatan : 11/04/21
b. Data Riwayat Medis dan Sosial
1. Keluhan utama terkait gizi :
Saat MRS pasien mengeluhkan kelemahan pada anggota gerak
sebelah kiri secara mendadak sejak 3 hari yang lalu, keluhan muncul
saat pasien beraktivitas, nyeri kepala, sulit tidur dan nafsu makan
kurang.
2. Kondisi penyakit sekarang terkait gizi :
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, ada mual dan muntah 2x
karena pasien lemas, nyeri kepala dan sulit tidur
3. Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi
4. Riwayat penyakit keluarga : satu keluarga riwayat hipertensi
5. Kondisi sosial ekonomi :
Pasien sehari-hari menjalankan aktivitas sehari-hari sebagai petani,
tinggal bersama suami dan 3 orang anak.
6. Terapi medis :
- Injeksi R20
- Injeksi omeprazole 1x 40mg
- Injeksi andensentron 2x8mg
- Injeksi citicolin 2x500 mg

c. Data riwayat gizi /Food History (FH)


1. Pola makan pasien sebelum MRS
Nasi 3x sehari, Mie instant @1x/minggu, lauk hewani (ikan, telur,
ayam@2-3/minggu, lauk nabati( tahu, tempe 2x/hari), sayur (kelor,
bayam, kacang panjang, wortel @3x/hari), buah(pisang susu, buah
naga, pepaya, jambu@3x/mgg), pasien suka makan yang bersantan,
lemang dan suka yang asin dan gurih. Setiap pagi pasien minum
kopi @1x/hari setelah bangun tidur.
- Tabel. Pola makan pasien sebelum MRS
Frekuensi Keterangan
Bahan makanan x/hari x/minggu
Karbohidrat :
Nasi 3x Sering sekali dikonsumsi
Mie instant 1x
Lauk hewani :
Ikan 2-3x Kadang – kadang
Telur 2-3x dikonsumsi
Ayam 2-3x
Lauk nabati:
Tahu 3x Sering sekali dikosumsi
Tempe 3x Sering sekali dikosumsi
Sayur :
Kelor 3x Sering sekali dikosumsi
Bayam 3x Sering sekali dikosumsi
Kacang panjang 3x Sering sekali dikosumsi
Wortel 3x Sering sekali dikosumsi
Buah :
Pisang susu 3x Biasa dikonsumsi
Buah naga 3x Biasa dikonsumsi
Pepaya 3x Biasa dikonsumsi
Jambu 3x Biasa dikonsumsi

Minuman:
Kopi 1x Sering dikonsumsi
- Standar pembanding : (Suhardjo, 1986)
Keterangan:
- Sering sekali dikonsumsi : >1x sehari
- Sering dikonsumsi : 1x sehari (4-6x/minggu)
- Biasa dikonsumsi : 3x per- minggu
- Kadang –kadang dikonsumsi : kurang dari 3x per-minggu
- Tidak pernah dikonsumsi :0
Penilaian :
Berdasarkan data pola makan pasien diketahui pasien suka makan
yang bersantan, lemang dan suka yang asin dan gurih. Setiap pagi
pasien minum kopi @1x/hari setelah bangun tidur.
- Asupan bioaktif (kafein) : Kopi
- Tabel konsumsi 1 x 24 jam pasien/Hasil recall pasien sebelum MRS
Energi Protein Lemak KH
(kkal) (gram) (gram) (gram)
Asupan 785,5 kkal 30,9 gram 25,9 gram 110 gram
Hasil kebutuhan 1584,5kkal 78,45 35,21 105,6
gram gram gram
%Tingkat 49,57% 39,38 % 73,55% 104,13%
konsumsi
Kategori (-) kurang (-)kurang (-)kurang (+) baik
Standar pembanding :
Sk.Menkes No.129/Menkes/SK/II/2008/Tentang SPMRS
<80% = Asupan kurang
>80% = Asupan baik
Bedasarkan SK Kemenkes no : 129/menkes/SK/II/2008 Standar
pelayanan Minimal Rumah Sakit (point II, sub Gizi dengan indicator sisa
makanan yang tidak dihabiskan oleh pasien menggunakan nilai < 20%)
artinya pasien dinilai memiliki asupan normal apabila mampu
menghabiskan makanan sebesar ≥ 80% dari standar makanan. Jika
mengonsumsi makan < 80% pasien dinili memiliki asupan makan kurang.
Penilaian :
Berdasarkan hasil tabel tingkat konsumsi pasien selama 1x24 jam
diketahui tingkat konsumsi pasien (-) dikarenakan nafsu makan
menurun yaitu asupan zat gizi energi, protein, lemak <80%. Dalam
kategori asupan baik dapat dikategorikan bahwa makanan yang
dimakan pasien habis > 80%.

2. Terapi Medis
o Injeksi R20
o Injeksi omeprazole 1x 40mg
o Injeksi andensentron 2x8mg
o Injeksi citicolin 2x500 mg

3. Kepatuhan dan perilaku makan saat ini :


Pada saat ini pasien masih lemas dan kurang nafsu makan dan
pasien mengkonsumsi makanan dari luar RS
d. Data Antropometri (AD)
Diketahui :
LILA : 29 cm
ULNA : 23,5 cm
- Estimasi TB menggunakan ULNA dengan rumus Ilayperuma:
TB (cm) : 68,777 + (3,536 x ULNA)
: 68,777 + (3,536 x 23,5 cm)
: 68,777 + 83,096 cm
:151,8 cm
- Estimasi BB menggunakan LILA dengan rumus cerra 1984:
𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟
BB (Kg) : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑥 (𝑇𝐵 − 100)
29 𝑐𝑚
: 28,5 𝑐𝑚 𝑥 (151,8 − 100)

: 1,01 x 51,8
: 52,3 kg
Standar pembanding : rumus cerra 1984
Laki – laki 29 cm
Wanita 28,5 cm

𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟


- % Percentile LILA : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐿𝐼𝐿𝐴 𝑥100%
29 𝑐𝑚
: 30,3 𝑐𝑚 𝑥 100%

: 0,95 x 100%
: 95% (Gizi baik)
- Standar Pembanding : Nilai standar WHO-NCHS
Kategori Nilai standar
Obesitas >120%
Overwight 110-120%
Gizi baik 85-110%
Gizi kurang 70,1 – 84,9%
Gizi buruk <70%

𝐵𝐵 (𝑘𝑔)
- IMT(Kg/m²) : 𝑇𝐵 (𝑚²)
52,3 (𝑘𝑔)
: (1,51)𝑥(1,51) (𝑚²)
52,3 (𝑘𝑔)
: 2,28(𝑚 2)

: 22,93 Kg/m²
(Normal)
- Standar pembanding:
Underweight = < 18,5 Kg/m²
Normal = 18,5 – 22,2 Kg/m²
Overweight = > 23 Kg/m²
At risk = 23 – 24,9 Kg/m²
Obese I = 25 – 29,9 Kg/m²
Obese II = ≥30 Kg/m²

Menghitung BBI berdasarkan rumus Brocca :


- BBI (kg) : (TB- 100) x 0,9
: (151,8 – 100) x 0,9
: 51,8 x 0,9
: 46,6 Kg

e. Data Biokimia (BD)


Jenis
pemerikasaan Hasil Nilai rujukan Keterangan
pemeriksaan
Hemoglobin 13 g/dl 12,3 – 15,3 g/dl Normal
Limfosit 15% 22 – 44% Rendah
Trombosit 290 10³/µl 150 – 450 x Normal
10³/µl
MPV 6,1 FL 7,5 – 11 FL Rendah
LED 3mm/jam 0-30 mm/jam Normal
SGOT 15 U/L 0 – 38 UL Normal
SGPT 10 U/L 10 – 35 UL Normal
Ureum 41 mg/dl < 50 mg/dl Normal
GDS 146 mg/dl 70 – 100 mg/dl Tinggi
- Standar pembanding :
Pedoman interpretasi data klinik (2011)
- Penilaian :
f. Data Fisik – Klinis/Physical-Clinis Data (PD)
- Pemeriksaan fisik :
KU lemah, kesadaran Compos Mentis (CM), Extermitas anggota
gerak sebelah kiri
- Pemeriksaan Klinis
o Tanda-tanda vital
Jenis Hasil Nilai rujukan Keterangan
pemeriksaan pemeriksaan
Tekanan darah 160/90 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
Suhu 36,4°C 36° - 36,5°C Normal
Nadi 77x/menit 80 – 90x/menit Normal
Respirasi 20x/menit 20 – 30x/menit Normal
- Penilaian :
Berdasarkan hasil pemeriksaan data klinis tanda-tanda vital pasien
diketahui tekanan darah pasien tinggi yaitu 160/90 mmHg dengan
kategori hipertensi stage II.
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Gambaran Umum Penyakit


1. Definisi stroke
Stroke merupakan kelainan otak secara fungsional ataupun
struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh
darah serebral dari seluruh sistem pembuluh darah otak (Doenges
2000 dalam Digiulio dkk, 2014). Stroke merupakan gangguan sirkulasi
serebral, dan suatu gangguan neurologis fokal yang timbul akibat
sekunder dari suatu proses patologi pada pembuluh darah serebral
(Price & Wilson 1994 dalam Masriadi, 2016). Stroke merupakan
kehilangan fungsi otak akibat terhentinya suplai darah kebagian otak
(Smeltzer & Bare 2001 dalam Masriadi, 2016). Stroke adalah sindrom
klinis yang timbul awal mendadak, progresif, cepat berupa defisit
neurologis vokal atau global yang berlangsung selama 24 jam. Efek
yang akan terjadi yakni biasanya akan langsung menimbulkan
kematian. Dan hal tersebut semata-mata disebabkan oleh pendarahan
otak non traumatik (Mansjoer 2000 dalam Masriadi, 2016). Stroke
mengacu kepada setiap neurologik mendadak akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui Stroke merupakan tanda-tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak baik lokal maupun
menyeluruh yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan bisa
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler (WHO 1999 dalam Marfie, 2013).
Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak baik lokal maupun menyeluruh yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan bisa menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO 1999
dalam Marfie, 2013).

2. Klasifikasi stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala klinisnya,
yaitu:
1. Stroke Hemoragik
adalah perdarahan serebral dan perdarahan subarachnoid, yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah ke otak pada area
otak tertentu. Biasanya ini terjadi apabila saat melakukan
aktivitas, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran
pasien umumnya menurun. Stroke hemoragik merupakan
disfungsi neurologis fokal yang akut dan biasanya disebabkan
oleh pendarahan primer substansi otak yang terjadi secara
spontan bukan oleh karena trauma kapitis, tetapi disebabkan
oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Widjaja
1994 dalam Saferi, 2013).
Perdarahan otak dibagi dua yaitu:
a. Perdarahan Intraserebral merupakan pecahnya pembuluh
darah (mikroaneurisma) karena hipertensi yang
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk masa yang menekan jaringan otak dan
menimbulkan edema otak. Peningkatan tekanan intrakranial
terjadi begitu cepat, yang dapat mengakibatkan kematian
mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intraserebral
yang disebabkan karena hipertensi sering dijumpai
didaerah putamen, talamus, pons dan sereblum (Siti Rohani
2000 dalam Saferi dkk, 2013)
b. Perdarahan Subarachnoid merupakan perdarahan yang
berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM yang pecah
berasal dari pembuluh darah sirkulasi dan cabang-cabangnya
yang terdapat di luar parenkim otak (Juwono 1993:19 dalam
Saferi dkk, 2013). Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang
subarachnoid menyebabkan tekanan intrakranial meningkat
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan vasospasme
pembuluh darah serebral yang berakibat disfungsi otak global
(nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparase, gangguan hemi sensorik, afasia, dll).
2. Stroke Non Hemoragik (Stroke Infark)
merupakan iskemia atau emboli dan trombosis serebral, yang
terjadi saat setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di
pagi hari. Dalam hal tersebut tidak terjadi perdarahan namun
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya
dapat timbul edema sekunder. Menurut perjalanan penyakit atau
stadiumnya:
a. TIA (Transient Ischaemic Attack)
Gangguan neurologis yang terjadi selama beberapa menit
atau sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan
hilang dengan sendirinya dan sempurna dalam waktu
kurang dari 24 jam
b. Stroke Involusi
Stroke yang terjadi masih terus berkembang, dimana
gangguan neurologis terlihat maka akan semakin berat dan
bertambah buruk. Proses dapat berjalan selama 24 jam
atau beberapa hari.
c. Stroke Komplit
Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau
permanen. Stroke komplit biasanya diawali oleh serangan
TIA berulang.
23

BAB III

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI

1. Diagnosis Gizi
NI.2.1. Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu makan kurang ,
maual& muntah ditandai dengan tingkat konsusmsi pasien ≤ 80%
NI.5.3. Penurunan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan penyakit pasien CCA
+ hipertensi ditandai dengan tekanan darah pasie 160/900
NB.1.1 kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan
dengan pemilihan makanan yang salah ditandai dengan suka makanan yang
bersantan, asin dan gurih.
2. Rencana Intervensi
A. Intervensi pemberian makanan/diet
a. Meningkatkan asupan oral pasien secara bertahap untuk meningkatkan
sistem imun tubuh pasien
b. Mengontrol tekanan darah pasen mencapai batas normal untuk
meningkatkan sistem imun
c. Mengedukasi pasien untuk mampu mengkonsumsi makanan yang
seimbang dan mengurangi/ mencegah / pemilihan jenis bahan makanan
yang salah.
a) Prinsip diet
1. Rendah lemak
2. Rednah natrium
3. Rendah kolesterol
4. Tinggi serat
5. Susu peptisol/APTA
b) Jenis diet : Diet rendah garam, karena pasien memiliki riwayat tekanan
darah titinggi lebih dari batas normal yaitu 160/90 mmHg
c) Bentuk makanan
Makanan lunak (bubur), karena kondisi pasien tidak mengalami gangguan
pencernaan dan kondisi pasien yang masih lemah
d) Rute pemberian : melalui oral
24
e) Syarat diet :
- Energi, diberikan cukup sesuai kebutuhan berdasarkan perhitungan
rumus perkeni memperhitungkan berdasarkan berat badan, tinggi
badan, usia, faktor stress serta kebutuhan sesuai diberikan sebesar
1584,75 kkal untuk menjaga stabilitas tubuh agar sel-sel dalam
tubuh tidak melemah, menunjang aktivitas fisik pasien, mencegah
penurunan berat badan yang tidak dijamin dan menjaga
keseimbangan tubuh pasien
- Protein, diberikan sesuai kebutuhan yaitu 78,45 gram yang
digunakan untuk menggantikan kekebalan tubuh yang berperan
dalam pembentukan immunnoglobulin atau antibody uotuk melawan
infeksi, mengangkut dan menyimpan zat gizi, menjaga
keseimbangan asam basa tubuh.
- Lemak, diberikan 20% dari total kebutuhan energi pasien sebesar
35,21 gram yang digunakan untuk cadangan energi pasien dalam
melakukan aktivitas fisik. Serta lemak yang dipergunakan untuk
pasien adalah lemak tidak jenuh karena meningkatkan kolesterol
baik(HDL), lemak mampu membantu penyerapan vitamin A.D,E dan
K dan lemak tak jenuh penyumbatan dan DHA (pada ikan) untuk
membantu mengembangkan dan mempertahakan kesehatan
jantung
- Karbohidrat, diberikan sebesar 105,63 gram digunakan untuk
menyuplai energi dalam tubuh. Kecukupan energi pada tubuh
nantinya dapat memperlancar kerja metabolisme sekaligus lebih
cepat lelah dan lemas saat beraktivitas dengan memilih jenis
karbohidrat kompleks yang lebih lambat dicerna oleh tubuh agar
tidak melonjakkan gula darah terlalu drastis
- Natrium , diberikan sebesar 1400 mg untuk menurunkan tekanan
darah agar berada dalam nilai/kadar normal. Karena asupan natrium
dapat mencegah peningkatan volume plasma, curah jantung dan
tekanan darah. Natrium menyebabkan tubuh menahan air dengan
tingkat melebihi ambang batas normal tubuh sehingga dapat
meningkatkan volume darah dari tekanan darah tinggi .
- Kalium, diberikan sebesar digunakan untuk menurunkan tekanan
darah karena kalium merupakan ion utama dalam cairan intraseluler.
Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di
dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari
25
bagian ekstraseluler dan menurunkan tekana darah atau menjaga
keseimbangan cairan dalam tubuh untuk mengontrol tekanan darah
- Serat, diberikan sebesar . serat dalam mekanismenya mampu
menurunkan tekanan darah atau mengurangi hipertensi yang
berkaitan dengan asam empedu. Serat pangan mampu mengurangi
kadar kolestrol yang bersirkulasi dalam plasma darah, sebab serat
pangan bisa mengikat garam empedu, mencegah penyerapan
kolestrol dalam usus.

f) Perhitungan kebutuhan energi, zat gizi makro dan mikro


Dik : BB : 52,3 kg
TB : 151,8 cm
AF : 1,2
FS : 1,3
Dijawab:
a. Menghitung kebutuhan energi menggunakan rumus mifflin:
BMR : ( 10 x BBA ) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161
: ( 10 x 52,3 ) + ( 6,25 x 151,8) – ( 5x 59) – 161
: 523 + 948,75 – 295 – 161
: 1417,75 – 295 – 161
: 1015, 75 kkal
b. TEE : BMR x AF x FS
: 1015,75 kkal x 1,3 x 1,2
: 1584,57 kkal
c. Protein : 1,5 g/kg x BBA
: 1,5 g/kgx 52,3 kg
: 78,45 gram
d. Lemak : 20% x TEE
: 20% x 1584,75 kkal
316,914 𝑘𝑘𝑎𝑙
: 9𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑔𝑟𝑎𝑚

: 35,21 gram
e. Karbohidrat : 60% x TEE
: 60% x 1584,75 Kkal
950,742 𝑘𝑘𝑎𝑙
: 4𝑘𝑘𝑎𝑙/𝑔𝑟𝑎𝑚

: 105,63 gram
26
- Konversi Na ke Nacl
Dik : Na : 1400 mg (AKG 2019)
Jawab :
Na (mg) x 2,5 = Nacl (gram) : 1000
1400 mg x 2,5 = 3500 : 1000
3500 mg = 3,5 gram
- Kesimpulan : Jadi, 1400 mg natrium setara dengan 3500 mg atau
3,5 gram garam/ hari

g) Edukasi/konseling gizi
1. tempat : Ruangan Merpati
waktu : 10:00 – 10:30 WITA
metode : Ceramah dan diskusi
media : Leaflet
sarana : pasien dan keluarga pasien
materi :
penatalaksanaan diet Rendah garam penyakit “CVA + Hipertensi”

a. Edukasi awal :
Memberikan informasi kepada pasien tentang makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan.dan memotivasi pasien untuk
mengahabiskan/memakan makanan RS.
a. Konsultasi gizi
Tujuan :
Meningkatkan pengertian sikap dan perilaku sehingga membantu
klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi yang dihadapi
pasien
Materi : Diet rendah garam
Alat bantu : Leaflet “Bahan makanan penukar”
Metode : Konseling
27
h) Rencana Monitoring dan Evaluasi
Monitoring Target Waktu pelaksanaan
Asupan/Intake oral Asupan oral pasien 1-2 hari
makan makanan RS
selama di rawat
meningkat
Fisik-klinis Tekanan darah pasien 1-2 hari
menurun secara
bertahap
28

BAB IV

HASIL MONITORING EVALUASI

A. Asupan Zat Gizi (FH.1)


Asupan zat gizi pasien selama di rumah sakit, adapun hasil pengamatan sisa
makan selama pengamatan tersaji pada tabel 5.
Tabel 1. Hasil pengamatan asupan pasien dengan mengamati waste pasien
Hari/tanggal Tk.konsumsi Tk.konsumsi Tk.konsumsi Total
pagi siang malam
12/04/21 50% 66,67% 54,16% 59,64%

13/04/21 50% 91,67% 80% 73,89%

Tabel 2. Hasil pengamatan tekanan darah pasien selama 2 hari


Hari/tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil pemeriksaan

12/04/2021 Tekanan darah 160/90

13/04/2021 Tekanan darah 140/90

Tabel 3. Hasil monitoring dan evaluasi

Hari/tanggal Monitoring Evaluasi


12/04/21 sd 13/04/21 Asupan intake oral pasien Asupan intake oral pasien
makan – makanan RS terjadi peningkatkan hari ke -
meningkat 1 yaitu 56,94% menjadi
73,89% pada hari ke-2
12/04 sd 13/04/21 Tekanan darah pasien Tekanan darah pasien 160/90
mencapai batas normal menjadi 140/90
29

BAB V
PEMBAHASAN
A. Rencana Intervensi Gizi
Penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien penyakit CVA + hipertensi mulai
tanggal 11 April 2021 sampai dengan 13 April 2021 di RSUD Sumbawa .
Pada hari pertama yaitu tanggal 11 April 2021 dilakukan skrining gizi,
perhitungan kebutuhan energy dan zat gizi, anamnesa pola makan, recall 24 jam,
asessmen, diagnosis dan perencanaan menu. Dilakukan pemorsian, pengamatan
asupan makanan sehari pasien dan melihat waste makan pasien baik makanan dari
dalam rumah sakit serta memberikan edukasi dan konseling kepada pasien dan
keluarga pasien terkait dengan terapi diet yang diberikan pada pasien
B. Hasli Monitoring dan Evaluasi
1. Pengetahuan dan pemahaman diet pasien
Pengetahuan pasien dari pertama masuk rumah sakit belum mengetahui
tentang pola makan yang baik untuk penyakit yang dideritannya, pasien juga
belum mengerti betul tentang gizi seimbang. Namun setelah diberikan edukasi
berupa penyuluhan dan konseling pengetahuan pasien meningkat,yang awalnya
tidak tahu menjadi tahu.
2. Tingkat konsumsi energi dan zat gizi
Berdasarkan tabel diatas , pengamatan konsumsi pasien, rata – rata asupan
pasien meningkat dari sisa makan pasiendari hari pertama adalah 56,94% asupan
pasien dan hari kedua 73,89% .
Bedasarkan SK Kemenkes no : 129/menkes/SK/II/2008 Standar pelayanan
Minimal Rumah Sakit (point II, sub Gizi dengan indicator sisa makanan yang
tidak dihabiskan oleh pasien menggunakan nilai < 20%) artinya pasien dinilai
memiliki asupan normal apabila mampu menghabiskan makanan sebesar ≥ 80%
dari standar makanan. Jika mengonsumsi makan < 80% pasien dinili memiliki
asupan makan kurang.
30

Anda mungkin juga menyukai