ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling (Action Reseach In Counseling).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecerdasan emosional setelah diterapkan
konseling eksistensial humanistik dengan teknik bermain peran melalui pemberian layanan bimbingan
klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan konseling individu. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII A2 Negeri 4 Singaraja. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
kecerdasan emosional dan buku harian. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri
dari perencanaan, tindakan, evaluasi, dan refleksi. Hasil tindakan dipantau dengan penyebaran
kuesioner dan buku harian kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil tindakan siklus I terdapat
peningkatan kecerdasan emosional dari 65,35% menjadi 72,63% sehingga mengalami peningkatan
sebesar 13,28%. Sedangkan dari hasil siklus II mengalami peningkatan dari 73,82% menjadi 85,39%
sehingga mengalami peningkatan sebesar 18,93%. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
kecerdasan emosional siswa dari tindakan dengan sesudah tindakan. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa penerapan konseling eksistensial humanistik dengan teknik bermain peran efektif
digunakan untuk meningkatkan kecerdasan emosional siswa kelas VIII A2 SMP Negeri 4 Singaraja.
ABSTRACT
The design of this research is a counseling action (Action Reseach In Counseling). This study aim at
determine the increase in emotional intelligence as applied to the humanistic existential counseling
techniques play a role through the provision of guidance services classical, group counseling, group
counseling, and individual counseling. The subjects were students of class VIII A2 State 4 Singaraja. The
data was collected using questionnaires and diaries of emotional intelligence. The study was conducted
in two cycles, and each cycle consisting of planning, action, evaluation, and reflection. The outcome
which measured by questionnaires and diaries were analyzed descriptively. The results of the first cycle
of action show that there is an increase in emotional intelligence from 65.35% to 72.63%, resulting in an
increase of 13.28%. Meanwhile the results of the second cycle has increased from 73.82% to 85.39%,
resulting in an increase of 18.93%. The results showed an increase in students' emotional intelligence of
the action after action. From these results it can be concluded that the application of existential
humanistic counseling with role playing techniques is effective in improving students’ emotional
intelligence of eighth grade students of SMP Negeri 4 A2 Singaraja.
Key words: existential konseling of humanistik, technique role play, emotional intellegence
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
Dari tabel di atas dapat diketahui berada pada kategori tinggi, dan 6 orang
bahwa terdapat 7 orang siswa berada pada siswa berada pada kategori sangat tinggi.
kategori rendah, 7 orang siswa berada Adapun daftar siswa-siswa yang
pada kategori sedang, 10 orang siswa memiliki kecerdasan emosional rendah
adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Data dan Skor Siswa yang Memiliki Kecerdasan Emosional Kurang/Rendah di Kelas VIII A2
No. Absen Nama Skor Presentase (%) Kategori
2 APN 75 50% Rendah
3 AASP 47 31,33% Sangat Rendah
4 AGP 83 55,33% Sedang
6 BK 79 52,66% Rendah
12 NDLP 81 54% Rendah
15 RAM 83 55,33% Sedang
18 SGAK 81 54% Rendah
23 WAK 81 54% Rendah
24 WMGAK 80 53,33% Rendah
26 YSG 60 40% Rendah
Pada penelitian siklus I terdapat mengenai cara peningkatan
langkah-langkah yang harus ditempuh kecerdasan emosional melalui
adalah sebagai berikut:(1) pemberian layanan bimbingan klasikal,
Perencanaan Tindakan, (2) (2) Melatih siswa untuk meningkatkan
Pelaksanaan Tindakan, (3) Evaluasi, kecerdasan emosionalnya dengan
(4) Refleksi. Dalam perencanaan penerapan konseling eksistensial
tindakan tahap yang dilakukan adalah: humanistik dan teknik bermain peran
(a) Tahap Identifikasi, pada tahap dengan setting bimbingan kelompok,
identifikasi ini, kegiatan yang dilakukan (3) Melatih siswa untuk bisa mengelola
adalah melakukan pendataan terhadap emosinya dengan baik dalam situasi
hasil tes awal yakni siswa yang dan kondisi yang tepat, (4) Melatih
menunjukkan kecerdasan emosional kesadaran diri siswa tentang
yang masih tergolong rendah. Data pentingnya meningkatkan kecerdasan
diperoleh dari hasil kuesioner emosional, (5) Melatih siswa untuk bisa
kecerdasan emosional yang diberikan menempatkan dirinya dengan baik
kepada siswa kelas VIII A2 SMP Negeri pada situasi dan kondisi yang tepat, (6)
4 Singaraja, dari hasil analisis Bersama-sama menemukan solusi dari
kuesioner kecerdasan emosional yang permasalahan yang dialami yang
disebarkan di kelas VIII A2 terdapat 10 berkaitan dengan kecerdasan
orang siswa yang tergolong kurang emosional dengan setting konseling
dalam kecerdasan emosionalnya. (b) kelompok. Dalam pelaksanaan
Tahap Diagnosa. Dalam tahap tindakan, kegiatan yang dilakukan
diagnosa ini, menggali tentang faktor adalah tahap konseling/treatmen
penyebab siswa yang masih kurang diberikan dalam empat kali pertemuan,
dalam aspek kecerdasan diantaranya pertemuan pertama
emosionalnya. Dari hasil observasi memberikan layanan bimbingan
yang peneliti lakukan di kelas VIII A2 klasikal, pertemuan kedua memberikan
SMP Negeri 4 Singaraja, (c) Tahap layanan bimbingan kelompok,
prognosa adalah tahap pencarian pertemuan ketiga memberikan layanan
solusi dari permasalahan yang dialami konseling kelompok, dan pertemuan
oleh masing-masing anggota kelompok. keempat memberikan layanan
Dimana dalam penelitian ini, untuk
memecahkan masalah yang dialami
ditempuh dengan cara sebagai berikut:
(1) Melatih tingkat pemahaman siswa
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
konseling individu. Pertemuan pertama Sabtu, 3 Mei 2014 jam ke-4 dan 5 (pukul
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal 15.05-16.45 Wita). Dalam kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Senin, 21 April menerapkan skenario kegiatan teknik
2014 pada jam ke-3 (pukul 14.10-14.50 bermain peran dengan konseling
Wita) di ruang kelas VIII A2. Dalam eksistensial humanistik. Dengan tujuan
kegiatan inti, peneliti mengemukakan melihat pemahaman siswa dengan
topik yang akan dibahas yaitu bermain peran tersebut. Hasil tes
kecerdasan emosional. Peneliti menunjukkan bahwa terdapat 2 orang
melakukan tanya jawab yang berkaitan siswa berada pada kategori rendah, 2
dengan kecerdasan emosional. Dalam orang siswa berada pada kategori sedang,
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal 22 orang siswa berada pada kategori
ini, peneliti menumbuhkan suasana tinggi. Dan pada pertemuan keempat
kondusif dalam penyampaian layanan. pelaksanaan layanan konseling individu
Peneliti lebih berperan sebagai fasilitator yang dilaksanakan pada hari Jum’at, 16
dalam kegiatan ini, sehingga para siswa Mei 2014 jam ke-3 (pukul 14.10 Wita).
yang dituntut untuk lebih aktif dalam Pada pertemuan ini peneliti memfasilitasi
mengeluarkan pendapat maupun gagasan siswa untuk menemukan solusi dari
tentang topik yang dibahas. Tujuan dari permasalahan yang dialami berkaitan
pemberian layanan ini adalah untuk dengan pemenuhan kecerdasan
mengenalkan dan memberikan emosional siswa tersebut. Hasil tes
pemahaman tentang pengertian dari menunjukkan bahwa terdapat 4 orang
kecerdasan emosional, aspek- aspek siswa berada pada kategori sedang, 18
kecerdasan emosional maupun cara orang berada pada kategori tinggi, dan 4
meningkatkan kecerdasan emosional. Dari orang siswa berada pada kategori sangat
hasil tes menunjukkan bahwa 3 orang tinggi. Dari hasil evaluasi siklus I terjadi
siswa yang berada pada kategori rendah, peningkatan dari setiap pertemuan. Dan
7 orang siswa berada pada kategori jika dianalisis secara keseluruhan
sedang, 16 orang siswa berada pada presentase peningkatan bergerak dari
kategori tinggi. Pada pertemuan kedua, 44% - 83,83%. Untuk melihat seberapa
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok besar manfaat penerapan konseling
yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 eksistensial humanistik dengan teknik
April 2014 jam ke-4 dan 5 (pukul 15.45- bermain peran untuk meningkatkan
16.45) di ruang kelas VIII A2. Pada kecerdasan emosional siswa kelas VIII A2
kegiatan inti dalam layanan bimbingan SMP Negeri 4 Singaraja. Presentase
kelompok lebih menekankan pada peningkatan tersebut akan dianalisis
menyampaian pengertian, tujuan, dan secara deskripstif dengan mengikuti
proses konseling eksistensial humanistik. aturan sebagai berikut:
Sehingga dalam kegiatan inti ini, siswa
memahami tentang teori konseling yang
100%
akan diterapkan untuk meningkatkan
kecerdasan emosional siswa tersebut.
Siswa dituntut untuk lebih aktif dalam Keterangan:
mengeluarkan pendapat ataupun bertanya
jika kurang memahami penyampaian P : Presentase
layanan. Peneliti menilai sejauh mana Peningkatan
siswa telah memahami materi yang Post Rate : Skor setelah diberikan
telah disampaikan dengan mengadakan tindakan/skor akhir
tes lisan yaitu memberikan beberapa Base Rate : Skor sebelum diberikan
pertanyaan yang harus dijawab secara tindakan/skor awal
lisan oleh siswa, sehingga akan
menimbulkan pertukaran pendapat antara Presentase peningkatan siklus I
siswa yang satu dengan yang lainnya dianalisis dengan menggunakan rumus
terdapat 3 orang siswa berada pada diatas, dengan perbandingan dari data
kategori rendah, 1 orang siswa berada awal atau sebelum tindakan ke data
pada kategori sedang, 22 orang berada diskuls I. Adapun pemantauan siklus I
pada kategori tinggi. Pada pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut:
ketiga pelaksanaan layanan konseling
kelompok yang dilaksanakan pada hari
e-journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling
Volume: 2 No 1, Tahun 2014
2014 2013/03/25/terapi-dengan-
Corey, Gerald. 1999. Teori Dan pendekatan- eksistensial-
Praktek Konseling Dan humanistik/. Diakses pada
Psikoterapi. Bandung: PT Refika tanggal 11 Februari 2014
Aditama
Dantes Nyoman. 2012. Metode Eko. http://www.ras
Penelitian. Yogyakarta: CV Andi eko.com/2011/05/metode-
Offset pembelajaran-bermain-peran
role.html. Diakses pada tanggal
Dharsana. 2010. Dasar-Dasar Konseling 28 Januari 2014
Seri 2. Singaraja: Jurusan
Bimbingan dan Konseling Fakultas Kristayanti, Ayu. 2013. Penerapan
Ilmu Pendidikan Ganesha Konseling Eksistensial
Goleman, Daniel. 1999. Kecerdasan
Emosi Untuk Mencapai Puncak Humanistik Untuk Meningkatkan
Prestasi. Jakarta:PT Gramedia Motivasi Belajar Siswa yang
Pustaka Utama
Memiliki Tanggung Jawab
----------------------. 1996. Emotional Belajar Rendah Di Kelas X 1
Intelligence. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama SMA Bhaktiyasa Singaraja
Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hendrawan. 2013. Penerapan
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Konseling Analisis Transaksional
Singaraja: Undiksha
Dengan Teknik Bermain Peran
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen
Untuk Meningkatkan Perilaku
Pendidikan Karakter. Jakarta:
Sosial Siswa Kelas VIII H SMP
Bumi Aksara
Negeri 3 Tejakula Tahun
Shapiro, Lawrence E. 2001.
Pelajaran 2012/2013. Skriosi Mengajarkan Emotional
Tadak dipubikasikan: Undiksha Intelligence Pada Anak.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Hendrawan, Agus. Utama
http://www.psychologymania.co Suranata, Kadek. 2013. Konsep &
m/2012/07/dimensi-dimensi- Praktik Bimbingan Dan Konseling
kecerdasan-emosional.html. Kelompok. Singaraja: Undiksha
Wipperman, Jean. 2007. Meningkatkan
Diakses pada tanggal 25 Januari
Kecerdasan Emosional. Jakarta:
2014 Prestasi Pustaka Publisher
Namiho.
http://namiho.wordpress.com/