Revisi Laporan Ojt I Putu Pramana Obu 14 Alpha Fix
Revisi Laporan Ojt I Putu Pramana Obu 14 Alpha Fix
Disusun Oleh:
NIT. 41318037
2021
i
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
KAJIAN PENANGANAN BAHAYA HEWAN LIAR
(WILD LIFE ANIMAL HAZARD)
DI BANDARA HANG NADIM BATAM
Disusun Oleh:
NIT. 41318037
2021
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
Disusun Oleh:
Di Setujui Oleh :
Mengetahui
General Manager Badan usaha Bandar
Udara Hang Nadim
v
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan On the Job Training telah dilakukan pengujian didepan Tim Penguji
pada Tanggal 27 Bulan Juli Tahun 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai
salah satu komponen penilaian On the Job Training
Tim Penguji,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Operasi Bandar Udara
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
dan Karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan On The Job Training (OJT)
yang telah dilaksanakan mulai tanggal 03 Maret sampai 30 Juni 2021 di Bandar
Udara Internasional Hang Nadim Batam.
Dapat terlaksananya kegiatan On The Job Training (OJT) ini tidak lepas
dari dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga saya dapat
melaksanakan On The Job Training (OJT) dengan baik dan benar, oleh karena itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Yth :
1. Orang tua serta segenap keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara
moril ataupun materil kepada saya dan kepada semua pihak yang telah
membantu
2. Bapak Amran, selaku Direktur Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam
3. Bapak Benny Syahroni, selaku General Manager
4. Bapak Triansil Apul, selaku Co. Manager Airport Service Facilites &
Readyness
5. Bapak Gunawan Sonny, selaku Co. Manager Airport Equipment
6. Bapak Hendrawan Widyanarko, selaku Co. Manager Pemasaran & Kargo Ibu
Sunarsi, selaku Co. Manager Sumber Daya Manusia & Umum, seluruh
Supervisor Terminal, Supervisor Cargo, Supervisor Apron Movement Control
dan Senior Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.
v
7. Seluruh Senior di Divisi Manajemen Transportasi Udara yang telah
membimbing dan membantu menyelesaikan laporan ini.
8. Teman-teman OJT yang saling mendukung dan berbagi, serta semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam
penyusunan laporan ini,
Semoga dengan diadakannya On The Job Training (OJT) ini dapat
bermanfaat khususnya bagi saya selaku taruna dan umumnya bagi kita semua.
NIT. 41318037
vi
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bandara Hang Nadim Batam................................................................ 17
Gambar 2. Apron Bandar Udara Hang Nadim ...................................................... 20
Gambar 3. Helipad Bandar Udara Hang Nadim ................................................... 21
Gambar 4 Layout Bandara Hang Nadim ............................................................... 22
Gambar 5 Struktur Organisasi Bandara Hang Nadim ........................................... 23
Gambar 6.Pelaporan BirdStrike Bandara Hang Nadim ........................................ 30
Gambar 7. Burung Elang Masuk Apron ............................................................... 31
Gambar 8. Biawak Masuk Apron ......................................................................... 31
Gambar 9 Pelaporan di lingkungan bandara ......................................................... 42
Gambar 10 pembersihan sampah di sekitar lingkungan bandara .......................... 42
Gambar 11. Zona Hewan Liar Di Bandara ........................................................... 44
Gambar 12. Gambar Mobil dengan Sirine ............................................................ 49
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel Zona Burung dan Hewan Liar Di Bandara Hang Nadim .............. 45
Tabel 2. Kebiasaan Burung Dan Hewan Liar ....................................................... 46
Tabel 3. Resiko Burung Dan Hewan Liar ............................................................. 46
x
DAFTAR ISTILAH
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim adalah salah satu
Bandar Udara yang dikelola oleh Badan Pengusahaan Batam (BP- Batam)
yang dipimpin oleh Direktur. Sesuai dengan MoU Dephub BP- Batam (KM
3 TAHUN2007 dan 004/PERJ-KA/I/2007) yaitu Kementerian Perhubungan
membantu BP-Batam berkenaan dengan bantuan personil, pedoman teknis,
pendidikan dan pelatihan, dan pertukaran informasi dalam fungsinya sebagai
regulator.
12
/ III / 2010 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-03 Manajemen di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam menjadikan penanganan pada bahaya
hewan liar ini kurang optimal. Hal ini dapat mengganggu keselamatan dan
kelancaran penerbangan.
13
2) Menemukan metode yang tepat dalam penanganan bahaya hewan liar
dan burung di wilayah bandar udara internasional hang nadim batam.
14
BAB II
PROFIL LOKASI ON THE JOB TRAINING
2.1 Sejarah Singkat
15
maksudkan dan juga sebagai Entry Airport yang berarti bandara yang
menyediakan layanan bea cukai dan imigrasi untuk penerbangan masuk.
Layanan ini memungkinkan bandara berfungsi sebagai pelabuhan masuk
awal bagi pengunjung asing yang tiba di suatu negara. Hal ini bertujuan agar
suatu bandar udara terjaga keamanannya. Bandara Hang Nadim berstatus
sebagai Aerodrome Control.
16
2.2 Data Umum
f. Runway
Runway adalah suatu daerah persegi panjang di daratan yang disiapkan untuk
take off dan landing pesawat udara.
1) Penandaan : 04 / 22
2) Dimensi : 4025 x 45 m
3) Kekuatan : PCN 85 F / C / X / T
4) Konstruksi : Aspal Solid
5) Permukaan : Aspal
17
6) TORA (Take-off Run Available) adalah panjang runway yang tersedia dan
dipakai untuk pesawat udara yang melakukan take off.
- Runway 04 : 4025 m
- Runway 22 : 4025 m
7) TODA (Take-off Distance Available) adalah panjang TORA ditambah
dengan panjang Clearway.
- Runway 04 : 4265 m
- Runway 22 : 4235 m
8) ASDA (Accelerate Stop Distance Available) adalah panjang TORA
ditambah dengan panjang Stopway.
- Runway 04 : 4085 m
- Runway 22 : 4085 m
9) LDA (Landing Distance Available) adalah panjang runway yang tersedia
dan dipakai untuk pesawat udara yang melakukan landing.
- Runway 04 : 4025 m
- Runway 22 : 4025 m
10) Kemiringan Runway
- Runway 04 : 0,02°
- Runway 22 : 0,06°
11) Kemiringan Landasan Akhir
- Runway 04 : 2,75°
- Runway 22 : 3,00
12) Jarak
- Taxiway A ke Runway 04 : 3.600 m
- Taxiway B ke Runway 04 : 2.510 m
- Taxiway C ke Runway 04 : 1.800 m
- Taxiway C ke Runway 22 : 2.230 m
- Taxiway D ke Runway 22 : 2.800 m
- Taxiway E ke Runway 22 : 4.000 m
18
g. Stopway
Stopway adalah suatu daerah persegi di atas tanah pada akhir TORA yang
disediakan untuk pesawat udara yang mengalami gagal take – off.
- Runway 04 : 60 m x 45 m
- Runway 22 : 60 m x 45 m
h. Clearway
Clearway adalah suatu daerah berbentuk persegi panjang di darat / air dibawah
pengawasan Air Traffic Services (ATS), yang disiapkan sebagai daerah untuk
pesawat udara yang melakukan initial climb pada ketinggian tertentu.
- Runway 04 : 240 m x 300 m
- Runway 22 : 210 m x 300 m
i. Shoulder
Shoulder adalah suatu daerah tepi dekat perkerasan runway yang disediakan
untuk batas transisi antara daerah yang diperkeras dengan permukaan lainnya.
- Shoulder : 4.265 m x 300 m
j. Taxiway
Taxiway adalah suatu jalur yang ditetapkan pada landasan bandar udara yang
bertujuan untuk pesawat udara yang sedang taxi dan menghubungkan dengan
apron serta runway.
- Parallel Taxiway : 3.600 m x 23 m
- Rapid Taxiway (B & D) : 2 (297 m x 23 m)
- Exit Taxiway (A,C & E) : 3 (148,5 m x 23 m)
19
k. Apron
Apron adalah suatu daerah di bandar udara yang digunakan pesawat udara
untuk kegiatan loading, unloading, cargo, fueling, parking, penumpang dan
pemeliharaan (maintenance).
20
l. Helipad
m. Penerangan (Lighting)
1) Runway Light : Tersedia
2) Taxiway Light : Tersedia
3) Approach Light : Tersedia
4) Obstruction Light : Tersedia
5) Landing Light : Tersedia
6) Rotating Beacon Light : Tersedia
n. Frekuensi
21
1) Hang Nadim Tower : Freq 118.7 MHz
2) Secondary Hang Nadim Tower : Freq 118.3 MHz
3) Hang Nadim Ground : Freq 121.95 MHz
4) Tanjung Pinang Approach : Freq 130.2 MHz
5) Singapore Approach : Freq 120.3 MHz
6) ATIS : Freq 126.25 MHz
22
2.3 Struktur Organisasi Bandar Udara Hang Nadim
23
istilah ekspor-impor ( Warpani, Eko Probo D, 2009). Apapun jenisnya,
semua barang kiriman kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang,
baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya
(non komersial) dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (SMU
atau Air Way Bill) dikategorikan sebagai kargo.
Kargo Hang Nadim Batam di kelola oleh 2 Perusahaan pihak ketiga
yaitu PT.PERSERO Batam dan PT.DBM ( Dharma Bandar Mandala ) yang
mengelola warehousing barang kargo di Bandar Udara Hang Nadim Batam
dari alur Incoming dan Out going barang di kelola oleh kedua perusahaan
tersebut.
Tugas Pokok dan Fungsi :
Mengawasi jalannya alur incoming dan outgoing barang di
Bandara Internasional Hang Nadim Batam
Menjamin barang yang hendak dikirim tidak termasuk
barang berbahaya
Pengelolaan Administrasi Kargo
Pengendalian keamanan Kargo
2) Terminal
Unit Terminal adalah salah satu unit bandara yang bertugas untuk
melakukan pengawasan dan memastikan fasilitas yang ada di terminal
(bandara) berfungsi dengan baik, apabila rusak atau tidak berfungsi akan
segera ditindak lanjuti.
Unit ini melakukan pengecekan fasilitas di terminal bandara yang
berkaitan dengan pelayanan penumpang, seperti check in area, suhu AC,
antrean check-in counter, x-ray, conveyor belt, FIDS, layanan komputer dan
internet corner yang ada di bandara, dan lain-lain.
24
Pengecekan ini dilakukan secara berkala setiap harinya. Ketika ada
fasilitas yang tidak berfungsi dengan baik, akan segera dilakukan perbaikan
agar level of service selalu terjaga
25
Sistem operasi Apron Movement Control (AMC) mencakup
pemberian petunjuk serta pengawasan terhadap semua kendaraan dan
personel yang karena fungsi mereka harus memang memerlukan beroperasi
di daerah pergerakan pesawat udara. Disamping itu mencakup juga
pemberian bantuan pesawat udara yang menuju lokasi pemarkiran yang
telah ditetapkan. Dapat ditambahkan bahwa dalam operasi AMC ikut serta
mencegah kemungkinan masuknya kendaraan yang tidak
diwenangkan/tidak berhati-hati di sisi udara.
26
6. Pelayanan Pemanduan Pesawat Udara Yang Emergency;
9. Persiapan Garbarata;
4) Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah sebuah pelayanan yang diberikan atau
disajikan oleh pelabuhan udara kepada publik, para penumpang, atau
petugas pelabuhan udara mengenai informasi penerbangan, sedangkan
informasi yang diberikan meliputi pembuatan jadwal harian atau jadwal
mingguan, informasi real time operation (current day) dll yang disajikan
untuk publik, para penumpang, petugas pelabuhan (staff), dan perusahaan
penerbangan, jasa penggunaan sistem atau peralatan seperti CIS, FIDS, TIC,
PAS.
27
6. Penanganan keluhan, penanganan saran penumpang.
28
secara internasional maupun nasional dan telah diberikan lisensi atau surat
izin dari pemerintah untuk melakukan tugasnya sebagai seorang AVSEC.
29
BAB III
GAMBARAN KEADAAN
30
Contoh Kasus :
Gambar 8. Biawak
Masuk Apron
31
3.2 Kondisi yang di Harapkan
Demi terlaksananya kondisi penerbangan yang aman dan selamat maka
kerjasama antara unit Safety, AMC,ARFF dan AVSEC sangat dibutuhkan
demi berlangsung nya penanganan yang sigap tanggap agar ancaman bahaya
hewan liar yang mungkin terjadi dapat diminimalisir sedini mungkin dan tidak
mendatangkan kerugian bagi pihak bandara. Di bandara Hang nadim Batam
banyak terdapat habitat Hewan liar yang dapat berpotensi membahayakan
jalannya penerbangan,Untuk itu perlu dilakukan penanganan atau pencegahan
terhadap populasi hewan liar dan burung seperti memotong rantai makanan
hewan liar di sekitaran bandara dan menggunakan alat penangkap dan pengusir
hewan liar dan burung sehingga tercapai dimana hewan liar di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam dengan jumlah yang minim atau dengan kata
terkendali. Dengan terkendalinya populasi hewan liar yang berada di area
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam maka keselamatan
penerbangan akan terwujud, sehingga accident dan incident yang di alami
pihak perusahaan penerbangan yang di akibatkan oleh ancaman hewan liar
dapat berkurang atau bahkan tidak ada.
Tujuan Management Habitat hewan liar adalah dalam rangka untuk
mencegah dan menghilangkan ketertarikan (attractor)hewan liar untuk datang
di lingkungan Bandara Hang Nadim Batam dengan cara seperti,
menghilangkan sumber-sumber minuman, menghilangkan Pepohonan agar
tidak menjadi tempat bertengger, berkumpul atau bersaranganya hewan liar
serta pengaturan sampah-sampah makanan yang ada di lingkungan bandara. Ini
akan menambah kepuasan pihak perusahaan penerbangan yang menggunakan
jasa Bandar Udara Hang Nadim Batam dan mengangkat nama baik BP Batam
selaku pengelola Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.
Kerjasama dengan di butuhkan dengan pemerintah setempat seperti dinas
kehutanan setempat dan perlindungan hewan demi melindungi populasi hewan
liar yang dilindungi dan penangkaran hewan yang termasuk di dalam daftar
hewan dilindungi harus dikoordinasikan bersama pemerintahan setempat agar
32
hewan hewan tersebut yang berada di sekitar bandara Hang Nadim Batam bisa
terkendali dan tidak mengalami kepunahan.
a. Pengertian Bandara
Bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas
- batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas
Menurut: Annex 14 “ Aerodromes “ 4th edition, July 20( update,
chapter 1, “Aerodromes is a defined area on land or water ( including any
buildings, installations and equipment ) intended to be used either wholly
or in part for the arrival, departure and surface movement of aircraft”.
Maksudnya : Bandar udara dapat didefinisikan sebagai suatu daerah
di darat maupun di perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
yang di gunakan untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 1,
tanggal 12 Januari 2009 tentang Penerbangan, Bandar Udara adalah
kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas - batas tertentu yang
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik
turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya.
b. Pengertian Keselamatan Penerbangan
Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,
bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas
penunjang dan fasilitas umum lainnya. Keselamatan penerbangan mulai
dikenal sejak awal abad ke-20 setelah penerbangan sipil mendapat berbagai
tindakan gangguan melawan hukum yang kemudian terus berulang
33
menimpa banyak penerbangan. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya
perturan - peraturan atau regulasi yang mengatur tentang keselamatan
penerbangan. International Civil Aviation Organization (ICAO) sebagai
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional telah menetapkan regulasi
standar internasional di dalam kegiatan penerbangan sipil dan semua Negara
yang menjadi anggota ICAO dituntut untuk menerapkan regulasi yang telah
ditetapkan tersebut.
Menurut ICAO dalam buku Airport Service Manual (Doc. 9137 –
AN/898) part 3 Bird Control and Reduction, Chapter 6 sub bab 6.1.1.
disebutkan :
34
Badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara wajib
membuat, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan program
keamanan bandar udara di setiap bandar udara dengan berpedoman pada
program keamanan penerbangan nasional.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
Pasal 1 :
a. Keamanan dan keselamatan penerbangan adalah suatu kondisi untuk
mewujudkan penerbangan dilaksanakan secara aman dan selamat
sesuai dengan rencana penerbangan
b. Keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari
penyelenggaraan penerbangan yang lancar sesuai dengan prosedur
operasi dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan
prasarana penerbangan beserta penunjangnya.
Pasal 50 :
Penyelenggara bandar udara wajib menjaga lingkungan bandar udara
guna menghindari terjadinya:
1) populasi burung di lingkungan kerja bandar udara;
2) populasi binatang lain yang berkeliaran di sisi udara;
3) gangguan terhadap higiene dan sanitasi;
4) gangguan kebisingan;
5) gangguan lainnya yang dapat membahayakan keamanan dan
6) keselamatan penerbangan.
35
c. Bahaya Hewan Liar
Hewan liar merupakan masalah serius bagi keselamatan
penerbangan. Hewan pada umumnya dilarang memasuki airside dengan
tetap menutup gerbang dan memelihara kondisi pagar yang mengelilingi.
Namun demikian, jika hewan tetap dapat masuk ke airside, airside operation
akan diberitahu dengan segera dan hewan tersebut harus diusir sesegera
mungkin oleh Airside Operation, Jika masalah tersebut di luar jangkauan
petugas bandar udara, maka bantuan khusus harus dihubungi, misal: petugas
ahli dari organisasi pecinta hewan atau suatu organisasi komersil yang tepat,
Sesuai yang tertera pada PM 83 tahun 2017 tentang peraturan
keamanan penerbangan sipil bagian 139 bahwa penyelenggara Bandar
udara harus memastikan fasilitas dan penggunaan lahan yang ada dalam
Bandar udara beserta pengembangan nya tidak menjadi daya tarik burung
dan hewan liar
d. Hazard
Gangguan (Hazard) adalah kondisi, obyek atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan cidera kepada personel, kerusakan perlengkapan
atau struktur, kerugian material, atau berkurangnya kemampuan untuk
melaksanakan suatu fungs (SKEP 42/III/2010)
e. Resiko
Resiko adalah Kemungkinan kerugian atau cidera, diukur dalam
konteks tingkat kerusakan dan probabilitas. Kemungkinan terjadinya
sesuatu, dan akibat yang ditimbulkannya ( SKEP 42/III/2010)
36
BAB VI
PEMBAHASAN
4.1 Permasalahan
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam merupakan salah satu
bandar udara Internasional yang juga berperan sebagai pintu gerbang menuju
Wilayah Barat Indonesia yang melayani jalur-jalur penerbangan Domestik dan
Internasional. Semakin hari pergerakan pesawat udara di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam semakin meningkat terutama pada saat
musim umrah haji dan liburan Idul Fitri, karena Kota Batam merupakan Kota
industry, dagang dan bisnis yang terletak di daerah daerah kecilnya dan juga
sering di jadikan Pusatnya barang-barang second yang banyak diminati dari
dalam dan luar negeri maka hal tersebut berpengaruh langsung terhadap
banyaknya arus wisatawan yang datang ke Batam.
Oleh karena itu kualitas dalam pelayanan jasa khususnya dalam hal
keselamatan pesawat udara harus ditingkatkan, pengawasan di sisi udara harus
menjamin keselamatan, keteraturan dan kelancaran pergerakan pesawat udara
dengan tujuan mencegah tabrakan antara pesawat udara yang beroperasi di
daerah pergerakan dengan pesawat udara lainya, pesawat tinggal landas dengan
pesawat mendarat, pesawat udara dengan kendaraan yang beroperasi di daerah
pergerakan serta pesawat dengan halangan di daerah pergerakan.
Sesuai dengan Maksud dan Tujuan SOP Penanganan Bird Strike dan Wild
life Hazard di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam bahwa
Penanganan gangguan Biawak, ular, monyet dan burung serta binatang lainya
di wilayah sisi udara dapat membahayakan bagi petugas mekanik dan GSE
serta pendaratan maupun tinggal landas pesawat, yang dapat merusak /
mengganggu konsentrasi pilot ataupun merusak mesin / baling - baling, bahkan
dapat terjadi accident. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
operasional penerbangan, maka daerah bandar udara harus bebas dari serangan
hewan liar dan burung .
37
Berikut adalah beberapa permasalahan yang di temukan di Bandara
Internasional Hang Nadim Batam :
Pasal 50 :
38
5) Gangguan lainnya yang dapat membahayakan keamanan dan
keselamatan penerbangan.
39
burung tersebut juga ikut bergerak ke wilayah sisi udara, terutama didaerah
rumput.
Selain itu, pada saat musim hujan terdapat daerah resepan sekitar
kawasan bandar udara, sehingga banyak mengundang burung untuk datang
yang merupakan tempat yang cocok bagi burung untuk mencari makan.
Kondisi ini sangat berbahaya kalau tidak ada upaya penanganan pengusiran
burung dengan mengendalikan daya ketertarikan burung.. Akibat dari
gangguan burung dapat menyebabkan kecelakaan atau kerusakan pesawat,
yaitu mulai dari pecahnya kaca, bahkan sampai menyebabkan pesawat
terjatuh.
Salah satunya contoh accident yang terjadi adalah pada saat tanggal
10 Februari tahun 2021 ada seekor Burung Elang di temukan dan
menyebabkan operasional di daerah sisi udara terganggu, beberapa
maskapai pesawat menunda keberangkatan demi terjamin nya keselamatan
penerbangan, hal ini menyebabkan kerugian bagi pihak maskapai dan pihak
bandara serta menurunkan citra bandara yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan penerbangan.
40
melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap bahaya serangan
burung dan gangguan hewan liar di bandar udara dan sekitarnya.
Atas dasar peraturan di atas unit Safety adalah salah unit pihak yang
bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan disisi udara, dalam
penanganan burung dan hewan liar di sisi udara unit Safety di tunjuk sebagai
salah satu petugas dalam hal tersebut. Dimana unit ini memiliki Tugas dan
Fungsi yaitu Fungsi pengawasan Dengan luas wilayah kerja yang meliputi
seluruh sisi udara, sementara jumlah personil yang ada minim, dan fasilitas
pendukung operasi (kendaraan operasional) kurang, maka pengawasan
dilakukan secara apa adanya Belum ada metode penanganan wildlife hazard
dan bird strike secara temporary dan permanen. Kualitas Temporary yang
untuk menangani dalam waktu-waktu tertentu dengan biaya yang lebih
murah dari metode permanen sedangkan kualitas Permanen yang di
peruntukkan untuk penanganan dalam jangka waktu yang lama dengan
biaya yang lebih besar, kedua hal tersebut dilakukan demi meningkatkan
keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara Internasional
Hang Nadim Batam
41
Gambar 9 Pelaporan di lingkungan bandara
42
7) Melakukan pembersihan di tempat pembuangan sampah bekas proyek
karna berpotensi menjadi makanan bagi hewan liar di sekitaran bandara
hang nadim batam
8) Kerjasama bersama pemerintah setempat agar terciptanya keseimbangan
antara populasi hewan sekitar bandara habitat hewan ( Hutan ) sekitar
bandara.
9) Bekerjasama bersama tempat penangkaran hewan setempat guna turut
melindungi hewan hewan yang termasuk dalam hewan yang dilindungi
seperti : Burung Elang , Lutung dan Jalak di sekitar bandara agar tidak
punah.
B. Pengawasan Dan perekaman terhadap ancaman/bahaya
1) Operator aerodome harus memonitor, mengumpulkan informasi. dan
merekam, setiap hari kehadiran burung dan binatang lainnya dilingkungan
sekitar aerodome.
2) Evaluasi yang sedang berlangsung terhadap bahaya burung dan hewan liar
oleh staf yang berkompetensi
3) Rutin melakukan patroli ke lapangan serta membersihkan sampah, tikus ,
rumput yang disinyalir berpotensi menjadi makanan bagi burung dan
hewan liar di sekitar bandara.
4) Patroli di lakukan di jam jam peak hours , seperti jam 6-7 pagi, 1-2 siang ,
4-5 sore, patrol ini bertujuan untuk pencegahan ancaman dari hewan liar
yang berkumpul mencari makan pada jam tersebut dan berpotensi
membahayakan operasional penerbangan.
43
5) Staf monitor harus yang benar-benar tepat dan terlatih untuk tujuan ini.
2
3
ZONA
SPECIES
1 2 3 4 5 6
Perling √
Perkutut √ √
walet √ √ √ √
Elang √ √ √ √ √ √
Monyet √ √ √ √ √
44
Biawak √ √ √ √
Ular √
Gagak √ √ √ √ √
Tekukur √ √ √ √
Alap - alap √ √ √
Jalak √ √ √ √
Belibis √
Tupai √
Kura kura √
Anjing √
Bangau √
Tabel 1. Tabel Zona Burung dan Hewan Liar Di Bandara Hang Nadim
45
Tabel 2. Laporan Kebiasaan Burung Dan Hewan Liar
E. Penaksiran Bahaya Marga Satwa
46
F. Mengurangi Resiko serangan Margasatwa terhadap pesawat terbang
a. Re-active (in response to the hazard occurring)
Kembali aktif (dalam meresponse kemunculan bahaya). Keuntungan dengan
mitigasi re-active;
1) Awalnya biayanya rendah dari perlakuan active
2) Tindakan bisa dilakukan melawan bahaya burung dan hewan liar yg
sedang terjadi seperti menembak dengan senapan angin dan ketapel
Contoh-contoh mitigasi re-active :
1) Air Horn (Klakson udara)
2) Elektro Akustik
3) Mematikan, berupa perangkap dan senjata
47
2) Membutuhkan pemahaman bagaimana lingkungan menarik spesies burung
dan hewan liar
3) Sulit untuk diterapkan di luar lingkungan airport
48
pada daerah peka alat pendengaran burung dengan durasi waktu 30 detik
dan dapat di kendalikan dari jarak jauh, baik dengan sistem permanen
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab I – bab IV sebelumnya, maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1) Mengendalikan populasi hewan liar dan burung dengan cara mencegah dan
menghilangkan ketertarikan hewan liar untuk datang di lingkungan Bandara
Hang Nadim Batam dengan cara seperti, menghilangkan sumber-sumber
minuman, menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai ketertarikan
bagi hewan liar dan burung agar tidak menjadi tempat bertengger,
berkumpul atau bersaranganya hewan liar serta pembersihan sampah-
sampah makanan yang ada di lingkungan bandara
2) Meningkatkan kinerja petugas dalam menangani bahaya hewan liar dan
burung serta Mengkoordinasikan masalah penanganan di berbagai Unit
seperti kerjasama antar unit (Avsec, AMC, ARFF, dan unit Safety) dan
50
Melengkapi peralatan pencegahan, dan pengendalian hewan liar dan burung
berupa peralatan visual, akustik, perangkap, senjata dan binatang sebagai
predator yang bisa membantu dalam penanganan hewan liar dan burung di
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.
3) Melakukan kerjasama dengan pemerintah setempat guna melakukan
penangkaran hewan yang termasuk daftar hewan yang dilindungi dan
menjaga keseimbangan ekosistem hutan lindung di dekat bandara tanpa
membahayakan hewan yang terdapat di sekitar hutan agar terjadinya
keseimbangan yang berkesinambungan.
51
DAFTAR PUSTAKA
xi
Lampiran 1
3 - ULAR -
-
Pagar parimeter
Tumpukan cabang-cabang
pohon dan daun-daun
-
runway dan taxiway
Berterbangan di area
movement
manuver di area
movement, lepas dan
landas pesawat
keselamatan
penerbangan dari
manusia dan pesawat.
- sawah
- BIAWAK - Sayur-sayuran dan serealia - Muncul Ke permukaan - Pesawat yang ber Incident dan accident
xii
Lampiran 2
xii
xiii