Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

KAJIAN PENANGANAN BAHAYA HEWAN LIAR


(WILD LIFE ANIMAL HAZARD)
DI BANDARA HANG NADIM BATAM

Disusun Oleh:

I PUTU PRAMANA JAYA SUPATRA

NIT. 41318037

PROGRAM STUDI OPERASI BANDAR UDARA

POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG

2021

i
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
KAJIAN PENANGANAN BAHAYA HEWAN LIAR
(WILD LIFE ANIMAL HAZARD)
DI BANDARA HANG NADIM BATAM

Disusun Oleh:

I PUTU PRAMANA JAYA SUPATRA

NIT. 41318037

PROGRAM STUDI OPERASI BANDAR UDARA

POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG

2021

iv
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

KAJIAN PENANGANAN BAHAYA HEWAN LIAR

(WILD LIFE ANIMAL HAZARD)

DI BANDARA HANG NADIM BATAM

Disusun Oleh:

I PUTU PRAMANA JAYA SUPATRA


NIT 41318037

Di Setujui Oleh :

Supervisor OJT Dosen Pembimbing

TRIASRIL APUL , ST BUDI PRASETYO, ST,MM


NIP 19800417 200003 1001 NIP: 19600330 198403 1 002

Mengetahui
General Manager Badan usaha Bandar
Udara Hang Nadim

BENNY SYAHRONI , ST,MM


Pembina (IV/a)
NIP. 19740818 200312 1 01

v
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan On the Job Training telah dilakukan pengujian didepan Tim Penguji
pada Tanggal 27 Bulan Juli Tahun 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai
salah satu komponen penilaian On the Job Training

Tim Penguji,

Ketua Sekertaris Anggota

KARDI.,SH,MH TRIASRIL APUL, ST HENDRAWAN , SE


NIP.19620215 198103 1 001 NIP 19800417 200003 1001 NIP. 19740626 200212 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Operasi Bandar Udara

HEMI PRAMURAHARJO, SH,DESS


Pembina Utama Muda (IV/C)
NIP. 19660508 1990003 1 001

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
dan Karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan On The Job Training (OJT)
yang telah dilaksanakan mulai tanggal 03 Maret sampai 30 Juni 2021 di Bandar
Udara Internasional Hang Nadim Batam.

Dengan diadakannya On The Job Training (OJT), taruna diharapkan


mampu mencapai tujuan yang di inginkan. Diantaranya taruna mampu mengenal
dunia kerja dan mampu menerapkan materi yang dipelajari di kampus dan dapat
diterapkan di dunia kerja, mampu menerapkan materi dan praktek yang
sesungguhnya serta dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia
penerbangan.

Dapat terlaksananya kegiatan On The Job Training (OJT) ini tidak lepas
dari dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga saya dapat
melaksanakan On The Job Training (OJT) dengan baik dan benar, oleh karena itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada Yth :

1. Orang tua serta segenap keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara
moril ataupun materil kepada saya dan kepada semua pihak yang telah
membantu
2. Bapak Amran, selaku Direktur Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam
3. Bapak Benny Syahroni, selaku General Manager
4. Bapak Triansil Apul, selaku Co. Manager Airport Service Facilites &
Readyness
5. Bapak Gunawan Sonny, selaku Co. Manager Airport Equipment
6. Bapak Hendrawan Widyanarko, selaku Co. Manager Pemasaran & Kargo Ibu
Sunarsi, selaku Co. Manager Sumber Daya Manusia & Umum, seluruh
Supervisor Terminal, Supervisor Cargo, Supervisor Apron Movement Control
dan Senior Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.

v
7. Seluruh Senior di Divisi Manajemen Transportasi Udara yang telah
membimbing dan membantu menyelesaikan laporan ini.
8. Teman-teman OJT yang saling mendukung dan berbagi, serta semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis dalam
penyusunan laporan ini,
Semoga dengan diadakannya On The Job Training (OJT) ini dapat
bermanfaat khususnya bagi saya selaku taruna dan umumnya bagi kita semua.

Selanjutnya saya sebagai penyusun, merasa bahwa laporan On The Job


Training (OJT) ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu saya mohon maaf
apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat banyak kesalahan, baik dalam segi
penulisan, pembahasan, dan penyusunannya kurang rapih. Maka dari itu besar
harapan saya semoga laporan On The Job Training (OJT) ini dapat bermanfaat bagi
saya dan umumnya bagi para pembaca.

Batam, 27 Juli 2021

I Putu Pramana Jaya Supatra

NIT. 41318037

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ vi


KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 12
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 12
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 13
BAB II PROFIL LOKASI ON THE JOB TRAINING ......................................... 15
2.1 Sejarah Singkat ............................................................................................ 15
2.2 Data Umum ................................................................................................. 17
2.3 Struktur Organisasi Bandar Udara Hang Nadim ......................................... 23
2.4 Gambaran Umum Masing-Masing Unit ...................................................... 23
BAB III GAMBARAN KEADAAN .................................................................... 30
3.1 Kondisi Saat ini ........................................................................................... 30
3.2 Kondisi yang di Harapkan ........................................................................... 32
3.3 Tinjauan Teori ............................................................................................. 33
BAB VI PEMBAHASAN ..................................................................................... 37
4.1 Permasalahan ............................................................................................... 37
4.2 Penyelesaian Masalah.................................................................................. 41
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 50
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 50
5.2 Saran ............................................................................................................ 50

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bandara Hang Nadim Batam................................................................ 17
Gambar 2. Apron Bandar Udara Hang Nadim ...................................................... 20
Gambar 3. Helipad Bandar Udara Hang Nadim ................................................... 21
Gambar 4 Layout Bandara Hang Nadim ............................................................... 22
Gambar 5 Struktur Organisasi Bandara Hang Nadim ........................................... 23
Gambar 6.Pelaporan BirdStrike Bandara Hang Nadim ........................................ 30
Gambar 7. Burung Elang Masuk Apron ............................................................... 31
Gambar 8. Biawak Masuk Apron ......................................................................... 31
Gambar 9 Pelaporan di lingkungan bandara ......................................................... 42
Gambar 10 pembersihan sampah di sekitar lingkungan bandara .......................... 42
Gambar 11. Zona Hewan Liar Di Bandara ........................................................... 44
Gambar 12. Gambar Mobil dengan Sirine ............................................................ 49

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Zona Burung dan Hewan Liar Di Bandara Hang Nadim .............. 45
Tabel 2. Kebiasaan Burung Dan Hewan Liar ....................................................... 46
Tabel 3. Resiko Burung Dan Hewan Liar ............................................................. 46

x
DAFTAR ISTILAH

AMC : Apron Movement Control


AVSEC : Aviation Security
TIS : Terminal Information Services
ARFF : Aircraft Fire Fighter
PM : Peraturan Pemerintah
SKEP : Surat Keputusan Pemerintah
ICAO : International Civil Aviation Organization
AIS : Airport Information Services
OJT : On Job Training
VIP : Very Important Person
VVIP : Very Very Important Person
TIC : Tourist Information Center
FIDS : Flight Information Display System

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Penerbangan Indonesia Curug sebagai Institusi dibawah
Kementerian Perhubungan menyelenggarakan pendidikan untuk mencetak
para professional di bidang Penerbangan. Dalam menjalankan pendidikan di
Politeknik Penerbangan Indonesia Curug, Taruna/i Operasi Bandar udara
dalam melaksanakan OJT (On the Job Training) di berbagai tempat salah
satunya di Kepulauan Riau, Batam. Taruna/i saat melaksanakan proses
pembelajaran untuk menambah bekal guna memasuki dunia kerja yang
semakin ketat dalam persaingannya. Maka dengan adanya pelaksanaan On
the Job Training (OJT) diharapkan kegiatan ini dapat mencetak Taruna/i
yang berkompeten dan siap memasuki dunia kerja.

Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim adalah salah satu
Bandar Udara yang dikelola oleh Badan Pengusahaan Batam (BP- Batam)
yang dipimpin oleh Direktur. Sesuai dengan MoU Dephub BP- Batam (KM
3 TAHUN2007 dan 004/PERJ-KA/I/2007) yaitu Kementerian Perhubungan
membantu BP-Batam berkenaan dengan bantuan personil, pedoman teknis,
pendidikan dan pelatihan, dan pertukaran informasi dalam fungsinya sebagai
regulator.

Keselamatan penerbangan merupakan salah satu misi perusahaan untuk


itu keselamatan sebuah pesawat udara di darat sangat berpengaruh sebelum
pesawat udara tinggal landas, ancaman itu datang dari benda - benda,
binatang liar dan burung yang ada di sekitar pesawat udara atau disebut juga
Hazard

Salah satu yang menghambat dalam menyediakan jasa penerbangan yang


aman dan lancar adalah adanya Hazard dari hewan liar. Pengelola bandara
belum mencapai standar manajemen burung dan hewan liar yang telah di atur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 42

12
/ III / 2010 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-03 Manajemen di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam menjadikan penanganan pada bahaya
hewan liar ini kurang optimal. Hal ini dapat mengganggu keselamatan dan
kelancaran penerbangan.

Manajemen bahaya hewan liar adalah serangkaian kegiatan untuk


mengontrol atau pengendalian daya tarik bandara terhadap burung dan
hewan liar lainnya. Bahaya hewan liar sangat berpotensi mengancam
keselamatan dan keamanan Penerbangan di bandara udara maka dari itu di
perlukan manajemen bahaya hewan liar yang mempuni di Bandara. Salah
satu aspek dari bandara yang menjadi perhatian bagi berbagai pihak adalah
masalah keselamatan penerbangan. Keselamatan penerbangan ini
diantaranya dipengaruhi oleh keadaan cuaca, human eror, keberadaan satwa
liar (termasuk burung) dan sebagainya. Adanya kasus Hewan liar yang
masuk ke apron dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan maskapai
penerbangan serta penumpang yang memanfatkan jasa penerbangan melalui
bandara yang dikelola oleh BUBU Hang Nadim Batam. Untuk
meningkatkan keselamatan penerbangan dan mengurangi kasus yang
disebabkan oleh kasus ancaman hewan liar diperlukan kajian atau penelitian
tentang hewan di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.

1.2 Maksud dan Tujuan


a. Maksud Penelitian
1) Untuk menganalisis potensi bahaya hewan liar dan burung di Bandar
Udara Internasional Hang Nadim Batam.
2) Untuk memecahkan masalah Penanganan hewan liar dan burung di
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.
b. Tujuan Penelitian
1) Mengkonsepkan kepada manajemen Bandar Udara Internasional Hang
Nadim Batam terkait kemungkinan bahaya hewan liar yang dapat
membahayakan keselamatan penerbangan.

13
2) Menemukan metode yang tepat dalam penanganan bahaya hewan liar
dan burung di wilayah bandar udara internasional hang nadim batam.

14
BAB II
PROFIL LOKASI ON THE JOB TRAINING
2.1 Sejarah Singkat

Pada tahun 1973 PT. Pertamina (Persero) membangun sebuah


Airstrip (Landasan Terbang Sementara / Darurat) sepanjang ± 700 m yang
digunakan untuk melayani penerbangan pesawat – pesawat kecil jenis
Skyvan, Cassa, Britten Norman, dan Cessna untuk menunjang operasional
PT. Pertamina pada waktu itu. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk di pulau Batam, maka di tahun 1978 pengelolaan Airstrip diambil
alih oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB),
sehingga Airstrip yang awalnya hanya digunakan untuk menunjang
operasional PT. Pertamina berubah menjadi Pelabuhan Udara (Pelud)
umum yang digunakan untuk melayani penerbangan komersil.Tercantum di
Keppres 41 Tahun 1973. Pada tahun 1983 diadakan serah terima operasional
Pelud Batam dari pihak Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau
Batam (OPDIPB) kepada Dirjen Perhubungan Udara, tertulis pada naskah
serah terima Nomor 002/BAST-SET/II/1983 dan menetapkan Pelabuhan
Udara Batam menjadi Pelud Kelas II Umum. Pada bulan April 1984
Pelabuhan Udara Batam berubah nama dengan peresmiannya oleh Presiden
Soeharto menjadi Pelabuhan Udara Hang Nadim. Seiring perkembangan
dan kemajuannya tahun 1995 status Pelabuhan Udara Hang Nadim berubah
dari Bandar Udara kelas II menjadi Bandar Udara Kelas I Internasional.
Penyelenggara Bandara Hang Nadim masih dilimpahkan kepada Otorita
Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam (OPDIPB). OPDIPB
melakukan perjanjian kerjasama dengan Dephub mengenai pengembangan
Bandara Hang Nadim. Pada tahun 1999 Bandar Udara Hang Nadim resmi
menyandang status sebagai Bandar Udara kelas Utama Internasional.
Ditahun tersebut, Bandara Hang Nadim menjadi bandara penghubung (Hub
Airport) di mana sebuah maskapai penerbangan menggunakannya sebagai
titik transfer untuk mendapatkan penumpang ke tujuan yang mereka

15
maksudkan dan juga sebagai Entry Airport yang berarti bandara yang
menyediakan layanan bea cukai dan imigrasi untuk penerbangan masuk.
Layanan ini memungkinkan bandara berfungsi sebagai pelabuhan masuk
awal bagi pengunjung asing yang tiba di suatu negara. Hal ini bertujuan agar
suatu bandar udara terjaga keamanannya. Bandara Hang Nadim berstatus
sebagai Aerodrome Control.

Pada tahun 2001, Departemen Perhubungan melakukan


Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak Otorita Batam
yang dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan teknis, dan personel
di bidang perencanaan, pelaksanaan, pembangunan serta pengelolaan /
pengusahaan sarana dan prasarana pada sub sektor perhubungan laut dan
udara dalam rangka menunjang pembangunan Daerah Industri Pulau Batam
(SPA 21/2001 dan 07/PERJ-KA/IV/2001). Kemudian pada tahun 2007,
Dephub melakukan MoU dengan BP Batam yang dulu dikenal dengan
Otorita Batam (KM 3 Tahun 2007 dan 004/PERJ-KA/I/2007). Ditahun 2009
pengelolaan Bandar Udara Internasional Hang Nadim dilimpahkan kepada
Badan Pengusahaan Batam yang bekerjasama dengan Kementerian
Perhubungan.

Pada tahun 2014, sistem penyelenggaraan kegiatan Bandar Udara


Hang Nadim berubah dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah nomor
65 Tahun 2014 tentang Penyelanggaran kegiatan di Bandara Hang Nadim
Batam oleh Badan Pengusahaan dan pengawasan perdagangan bebas .
Batam (BP Batam), dan dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Kepala Badan Pengusahaan Batam, Bandar Udara Internasional Hang
Nadim resmi berubah menjadi Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim.

16
2.2 Data Umum

Gambar 1 Bandara Hang Nadim Batam

a. Nama Bandara : Badan Usaha Bandar Udara Hang Nadim Batam


b. Indikator Lokasi : WIDD (ICAO) / BTH (IATA)
c. Lokasi Geografis : 01 07’ 08” N 104 06’ 050” E
d. Ketinggian :
1) Aerodrome : 128 ft
2) Runway 04 : 128 ft
3) Runway 22 : 69 ft
e. Azimuth : 041.93° (01 06’26.48” N 104 06’24.40”E)
221.93° (01 08’04.50” N 104 07’50.84”E)

f. Runway
Runway adalah suatu daerah persegi panjang di daratan yang disiapkan untuk
take off dan landing pesawat udara.
1) Penandaan : 04 / 22
2) Dimensi : 4025 x 45 m
3) Kekuatan : PCN 85 F / C / X / T
4) Konstruksi : Aspal Solid
5) Permukaan : Aspal

17
6) TORA (Take-off Run Available) adalah panjang runway yang tersedia dan
dipakai untuk pesawat udara yang melakukan take off.
- Runway 04 : 4025 m
- Runway 22 : 4025 m
7) TODA (Take-off Distance Available) adalah panjang TORA ditambah
dengan panjang Clearway.
- Runway 04 : 4265 m
- Runway 22 : 4235 m
8) ASDA (Accelerate Stop Distance Available) adalah panjang TORA
ditambah dengan panjang Stopway.
- Runway 04 : 4085 m
- Runway 22 : 4085 m
9) LDA (Landing Distance Available) adalah panjang runway yang tersedia
dan dipakai untuk pesawat udara yang melakukan landing.
- Runway 04 : 4025 m
- Runway 22 : 4025 m
10) Kemiringan Runway
- Runway 04 : 0,02°
- Runway 22 : 0,06°
11) Kemiringan Landasan Akhir
- Runway 04 : 2,75°
- Runway 22 : 3,00
12) Jarak
- Taxiway A ke Runway 04 : 3.600 m
- Taxiway B ke Runway 04 : 2.510 m
- Taxiway C ke Runway 04 : 1.800 m
- Taxiway C ke Runway 22 : 2.230 m
- Taxiway D ke Runway 22 : 2.800 m
- Taxiway E ke Runway 22 : 4.000 m

18
g. Stopway
Stopway adalah suatu daerah persegi di atas tanah pada akhir TORA yang
disediakan untuk pesawat udara yang mengalami gagal take – off.
- Runway 04 : 60 m x 45 m
- Runway 22 : 60 m x 45 m

h. Clearway
Clearway adalah suatu daerah berbentuk persegi panjang di darat / air dibawah
pengawasan Air Traffic Services (ATS), yang disiapkan sebagai daerah untuk
pesawat udara yang melakukan initial climb pada ketinggian tertentu.
- Runway 04 : 240 m x 300 m
- Runway 22 : 210 m x 300 m

i. Shoulder
Shoulder adalah suatu daerah tepi dekat perkerasan runway yang disediakan
untuk batas transisi antara daerah yang diperkeras dengan permukaan lainnya.
- Shoulder : 4.265 m x 300 m

j. Taxiway
Taxiway adalah suatu jalur yang ditetapkan pada landasan bandar udara yang
bertujuan untuk pesawat udara yang sedang taxi dan menghubungkan dengan
apron serta runway.
- Parallel Taxiway : 3.600 m x 23 m
- Rapid Taxiway (B & D) : 2 (297 m x 23 m)
- Exit Taxiway (A,C & E) : 3 (148,5 m x 23 m)

19
k. Apron

Gambar 2. Apron Bandar Udara Hang Nadim

Gambar 2. Apron Bandar Udara Hang Nadim

Apron adalah suatu daerah di bandar udara yang digunakan pesawat udara
untuk kegiatan loading, unloading, cargo, fueling, parking, penumpang dan
pemeliharaan (maintenance).

a. Ukuran AD1-AD9 & AE1-AE7 : 690,5 m x 76,8 m


AR1-AR3 : 255 m x 59 m
AE8-AE12 : 240 m x 150 m
b. Kekuatan AD1-AD9 & AE1-AE7 : PCN 75/R/C/X/T (Beton)
AR1-AR3 : PCN 85/F/C/X/T (Beton)
AE8-AE12 : PCN 85/R/B/X/T (Beton)

20
l. Helipad

Gambar 3. Helipad Bandar Udara Hang


Nadim

Helipad adalah suatu daerah yang digunakan untuk pendaratan,


keberangkatan, dan pergerakan helikopter.
1) Jumlah :2
2) Permukaan : Aspal
3) Kekuatan : PCN 85 F/C/X/T
4) Titik Tembak : Tersedia
5) Helipad Taxiway : Tersedia

m. Penerangan (Lighting)
1) Runway Light : Tersedia
2) Taxiway Light : Tersedia
3) Approach Light : Tersedia
4) Obstruction Light : Tersedia
5) Landing Light : Tersedia
6) Rotating Beacon Light : Tersedia

n. Frekuensi

21
1) Hang Nadim Tower : Freq 118.7 MHz
2) Secondary Hang Nadim Tower : Freq 118.3 MHz
3) Hang Nadim Ground : Freq 121.95 MHz
4) Tanjung Pinang Approach : Freq 130.2 MHz
5) Singapore Approach : Freq 120.3 MHz
6) ATIS : Freq 126.25 MHz

o. Alat Bantu Navigasi


1) NDB : “BM” Freq 370 KHz
2) VOR : “BTM” Freq 116.0 MHz
3) DME : “BM” Freq CH07X
4) Localizer : Freq 110.10 MHz
5) Glide Slope : Freq 334.40 MHz
6) T. DME : Freq CH38X

Layout Bandar Udara Hang Nadim :

Gambar 4 Layout Bandara Hang Nadim

22
2.3 Struktur Organisasi Bandar Udara Hang Nadim

Gambar 5 Struktur Organisasi Bandara Hang Nadim

2.4 Gambaran Umum Masing-Masing Unit


1) Kargo ( Warehousing )
Kargo didefinisikan secara sederhana adalah semua barang (Goods)
yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk
kontainer) yang biasanya untuk diperdagangkan, baik antar wilayah/ kota di
dalam negeri maupun antar negara (internasional) yang dikenal dengan

23
istilah ekspor-impor ( Warpani, Eko Probo D, 2009). Apapun jenisnya,
semua barang kiriman kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang,
baik yang diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya
(non komersial) dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (SMU
atau Air Way Bill) dikategorikan sebagai kargo.
Kargo Hang Nadim Batam di kelola oleh 2 Perusahaan pihak ketiga
yaitu PT.PERSERO Batam dan PT.DBM ( Dharma Bandar Mandala ) yang
mengelola warehousing barang kargo di Bandar Udara Hang Nadim Batam
dari alur Incoming dan Out going barang di kelola oleh kedua perusahaan
tersebut.
Tugas Pokok dan Fungsi :
 Mengawasi jalannya alur incoming dan outgoing barang di
Bandara Internasional Hang Nadim Batam
 Menjamin barang yang hendak dikirim tidak termasuk
barang berbahaya
 Pengelolaan Administrasi Kargo
 Pengendalian keamanan Kargo

( Penulis melaksanakan OJT di unit kargo selama 5 Hari dari tanggal 5


April 2021 sampai dengan 9 April 2021)

2) Terminal
Unit Terminal adalah salah satu unit bandara yang bertugas untuk
melakukan pengawasan dan memastikan fasilitas yang ada di terminal
(bandara) berfungsi dengan baik, apabila rusak atau tidak berfungsi akan
segera ditindak lanjuti.
Unit ini melakukan pengecekan fasilitas di terminal bandara yang
berkaitan dengan pelayanan penumpang, seperti check in area, suhu AC,
antrean check-in counter, x-ray, conveyor belt, FIDS, layanan komputer dan
internet corner yang ada di bandara, dan lain-lain.

24
Pengecekan ini dilakukan secara berkala setiap harinya. Ketika ada
fasilitas yang tidak berfungsi dengan baik, akan segera dilakukan perbaikan
agar level of service selalu terjaga

Tugas Pokok dan Fungsi :


a. Pelaksanaan tugas pemeriksaan, pengontrolan atau inspeksi
disetiap Terminal.
b. Pengawasan pelayanan trolley di Terminal Penumpang.c.
Mengontrol atau mengawasi kondisi fasilitas elektrikal dan
mekanikal.
d. Penerimaan laporan kerusakan atau tidak berfungsinya fasilitas
peralatan di Terminal Penumpang untuk diteruskan kepada unit
kerja terkait.
e. Menindak lanjuti laporan dan keluhan atau saran kepada mitra
kerja atau mitra usaha.
f. Pengawasan kebersihan Terminal dan ketersediaan fasilitas di
toilet.
g. Pengawasan personel kebersihan terminal.
h. Pengawasan dan pengaturan antrian penumpang.
i. Bersama dengan unit lainnya, menentukan lokasi atau posisi
berbagai fasilitas di terminal.
(Penulis melaksanakan OJT di unit terminal selama 5 hari yaitu pada
tanggal 12 April 2021 sampai dengan 16 april 2021)
3) Apron Movement Control ( AMC )
Dalam pengertian luas apron movement control (AMC) ditujukan
untuk pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas di area apron yang
terdiri dari lalu lintas udara, kendaraan dan personel yang berada di bandara,
pengawasan dalam terminologi di sini memberikan arti tindak langkah yang
diperlukan untuk mencegah terjadinya dalam hal ini kasus tabrakan diantara
ketiga unsur pembentuk lalu lintas apron, dimana mereka melakukan
kegiatan bersama. Di samping itu pengawasan juga dimaksudkan agar
pengaturan lalu lintas dapat berlangsung dengan lancar.

25
Sistem operasi Apron Movement Control (AMC) mencakup
pemberian petunjuk serta pengawasan terhadap semua kendaraan dan
personel yang karena fungsi mereka harus memang memerlukan beroperasi
di daerah pergerakan pesawat udara. Disamping itu mencakup juga
pemberian bantuan pesawat udara yang menuju lokasi pemarkiran yang
telah ditetapkan. Dapat ditambahkan bahwa dalam operasi AMC ikut serta
mencegah kemungkinan masuknya kendaraan yang tidak
diwenangkan/tidak berhati-hati di sisi udara.

Penyelengara sistem AMC dilakukan dengan memperhatikan faktor


keserasian dan keterpaduan operasional antar unit yang terlibat dalam
pengaturan lalu lintas pesawat udara di apron. Terutama dengan operasi lalu
lintas terminal.

Unit AMC memiliki tugas sebagai penanggung jawab kegiatan


pelayanan operasi penerbangan, pengelolaan apron dan semua orang yang
berkepentingan di daerah sisi udara (air side). Dalam Managemen Operasi
Sisi Udara AMC melakukan kordinasi dalam pelayanan yang terdiri dari
pengaturan parkir pesawat udara, Docking dan De-Docking, Visual Docking
Guidance System, Push Back dan Start Engine, marshalling, follow me car,
pengawasan kendaraan di sisi udara, penerbitan ijin kendaraan operasional
dan Ground Support Equipment , penerbitan Tanda Ijin Mengemudi TIM
apron, kebersihan apron, penanganan tumpahan bahan bakar (Fuel
spillage).

Tugas Pokok dan fungsi :


1. Pengawasan Pesawat Di Sisi Udara;

2. Pengawasan Dan Pengkordinasian Kebersihan di Apron;

3. Pengawasan Dan Pengkoordinasian Kebersihan Di Garbarata;

4. Tumpahan Bahan Bakar Dan Oli (BBM&Fuel Spillage);

5. Pengawasan Dan Pengkoordinasian Di Sisi Udara;

26
6. Pelayanan Pemanduan Pesawat Udara Yang Emergency;

7. Pelayanan VVIP Yang Akan Berangkat;

8. Pemanduan VVIP Yang Datang;

9. Persiapan Garbarata;

10. Pengoperasian Garbarata;

12. Input Data Penerbangan;

13. Pencatatan Laporan Tugas;

14. Pengaturan Parking Stand Di Apron;

(Penulis melaksanakan OJT di unit AMC selama 5 minggu yaitu dari


tanggal 19 April 2021 sampai 23 Mei 2021)

4) Layanan Informasi
Layanan Informasi adalah sebuah pelayanan yang diberikan atau
disajikan oleh pelabuhan udara kepada publik, para penumpang, atau
petugas pelabuhan udara mengenai informasi penerbangan, sedangkan
informasi yang diberikan meliputi pembuatan jadwal harian atau jadwal
mingguan, informasi real time operation (current day) dll yang disajikan
untuk publik, para penumpang, petugas pelabuhan (staff), dan perusahaan
penerbangan, jasa penggunaan sistem atau peralatan seperti CIS, FIDS, TIC,
PAS.

Tugas pokok dan fungsi :


1. Pelayanan informasi melalui Public Information Desk (PID)

2. Pelayanan informasi penerbangan melalui telepon.

3. Pelayanan operator Telepon Information Center (TIC)

4. Pelayanan informasi melalui Public Address System (PAS)

5. Penyiapan, pembuatan dan pendistribusian jadwal penerbangan

27
6. Penanganan keluhan, penanganan saran penumpang.

PAS, setiap petugas pada PAS melaksanakan pengumuman /


pemberitaan yang meliputi :

1. Keberangkatan dan kedatangan pesawat

2. Memberikan pengumuman - pengumuman khusus, seperti;


panggilan bagi penumpang tertentu atas permintaan airlines

3. Sistem yang digunakan dalam penyampaian pengumuman


(Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris)

4. Panggilan yang ditujukan untuk para penumpang segera naik ke


pesawat permintaan airlines/ ground handling.

5. Pengumuman tentang keterlambatan/ DEL = delayed, PTP =


postponed, CAN = cancelles, pada satu penerbangan.

6. DIV = diverted (pangalihan)

(Penulis melaksanakan OJT di unit informasi selama 1 minggu dari


tanggal 2 Juni 2021 sampai 7 juni 2021)

5) Aviation Security (AVSEC)


Security/Keamanan memiliki arti yang sangat luas, tidak hanya
dalam penerbangan tetapi dalam berbagai macam hal di luar dunia
penerbangan. Aviation Security (AVSEC) juga memiliki arti yang luas, tidak
hanya berlaku untuk seorang petugas keamanan penerbangan di bandar
udara, tetapi juga untuk semua benda atau fasilitas yang berfungsi
mendukung penerbangan. Jadi pengertian Avsec sesungguhnya adalah :
melindungi penerbangan sipil dari tindakan melawan hukum terhadap
penumpang, awak pesawat di darat, masyarakat, pesawat udara dan
instalasi.
Petugas Aviation Security adalah seorang petugas keamanan
penerbangan yang mampu bekerja sesuai dengan regulasi yang ditetapkan

28
secara internasional maupun nasional dan telah diberikan lisensi atau surat
izin dari pemerintah untuk melakukan tugasnya sebagai seorang AVSEC.

Tugas Pokok dan Fungsi :


1. Mengawasi dan mengandalikan ketertiban dan keteraturan pergerakan
penumpang dan barang yang masuk/keluar dari gedung terminal
penumpang dan gedung Terminal Kargo.

2. Bekerjasama dengan petugas pengamanan perusahaan Angkutan Udara


dan Perusahaan Pelayanan Darat (Ground Handlling Agent) dalam
melaksanakan pemeriksaan penumpang, bagasi, kargo dan pos sebelum
dimuat/dibongkar ke/dari pesawat udara.

3 .Mengawasi dan memeriksa tanda pengenal, pas orang dan kendaraan


yang mempunyai hubungan kea tau dari daerah steril dan kawasan sisi udara
(airside) lainnya, terutama di sekitar pesawat udara.

4. Melakukan pengawasasn, pengendalian, penjagaan, dan pengamatan


patrol di daerah batas Bandar udara (Perimeter).

5. Mengalihkan tanggung jawab kepada kepolisian bilamana terjadi


tindakan kriminal di Bandar udara.

6. Bekerjasama dan mengalihkan pengendalian bilamana terjadi


peningkatan ancaman keamanan di Bandar Udara kepada TNI sesuai
ketentuan.

7. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dan melaksanakan


tindak penanggulangan dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan Airport
Emergency Plan.

(Penulis Melaksanakan OJT di unit AVSEC selama 4 minggu dari tanggal


7 juni 2021 sampai 2 juli 2021)

29
BAB III
GAMBARAN KEADAAN

3.1 Kondisi Saat ini


Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam merupakan salah satu
bandar udara yang dikelola oleh BP (Badan Pengusahaan) Batam Sebagai satu-
satunya bandara Hub (pengumpul) Kepulauan Riau, menjadikan Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam sebagai pintu gerbang menuju Wilayah
perbatasan dengan Singapura . Untuk itu pihak bandara perlu mengambil
langkah - langkah guna lebih meningkatkan pelayanan dalam mendukung
kelancaran transportasi udara, baik dari segi keselamatan, keamanan serta
kenyamanan bagi para pengguna jasa bandar udara. Salah satu yang
mengancam keselamatan penerbangan adalah masuknya binatang liar dan
burung yang berterbangan ke wilayah sisi udara di Bandar Udara Internasional
Hang Nadim Batam.
Mengacu pada laporan ancaman wildlife Animal Hazard di sekitar Bandar
Udara Internasional Hang Nadim Batam maka apabila pengelola bandara
belum maksimal dalam menanggulangi ancaman Wildlife Animal Hazard
tersebut, kemungkinan besar terjadinya kecelakaan akibat Wildlife Hazard dan
Bird Strike tidak dapat terhindar lagi, serta akan terjadi ketidakpuasan
perusahaan penerbangan terhadap pengelola bandar udara.

Gambar 6.Pelaporan BirdStrike Bandara Hang Nadim

30
Contoh Kasus :

1. Burung Elang yang mengganggu di areal sisi udara

Gambar 7. Burung Elang


Masuk Apron
2. Biawak menerobos masuk apron

Gambar 8. Biawak
Masuk Apron

Berikut adalah beberapa contoh hewan yang terdapat di sekitaran areal


sisi udara yang dapat berpotensi mengganggu jalannya operasional
penerbangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam
 Monyet
 Ular
 Burung elang
 Biawak

31
3.2 Kondisi yang di Harapkan
Demi terlaksananya kondisi penerbangan yang aman dan selamat maka
kerjasama antara unit Safety, AMC,ARFF dan AVSEC sangat dibutuhkan
demi berlangsung nya penanganan yang sigap tanggap agar ancaman bahaya
hewan liar yang mungkin terjadi dapat diminimalisir sedini mungkin dan tidak
mendatangkan kerugian bagi pihak bandara. Di bandara Hang nadim Batam
banyak terdapat habitat Hewan liar yang dapat berpotensi membahayakan
jalannya penerbangan,Untuk itu perlu dilakukan penanganan atau pencegahan
terhadap populasi hewan liar dan burung seperti memotong rantai makanan
hewan liar di sekitaran bandara dan menggunakan alat penangkap dan pengusir
hewan liar dan burung sehingga tercapai dimana hewan liar di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam dengan jumlah yang minim atau dengan kata
terkendali. Dengan terkendalinya populasi hewan liar yang berada di area
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam maka keselamatan
penerbangan akan terwujud, sehingga accident dan incident yang di alami
pihak perusahaan penerbangan yang di akibatkan oleh ancaman hewan liar
dapat berkurang atau bahkan tidak ada.
Tujuan Management Habitat hewan liar adalah dalam rangka untuk
mencegah dan menghilangkan ketertarikan (attractor)hewan liar untuk datang
di lingkungan Bandara Hang Nadim Batam dengan cara seperti,
menghilangkan sumber-sumber minuman, menghilangkan Pepohonan agar
tidak menjadi tempat bertengger, berkumpul atau bersaranganya hewan liar
serta pengaturan sampah-sampah makanan yang ada di lingkungan bandara. Ini
akan menambah kepuasan pihak perusahaan penerbangan yang menggunakan
jasa Bandar Udara Hang Nadim Batam dan mengangkat nama baik BP Batam
selaku pengelola Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.
Kerjasama dengan di butuhkan dengan pemerintah setempat seperti dinas
kehutanan setempat dan perlindungan hewan demi melindungi populasi hewan
liar yang dilindungi dan penangkaran hewan yang termasuk di dalam daftar
hewan dilindungi harus dikoordinasikan bersama pemerintahan setempat agar

32
hewan hewan tersebut yang berada di sekitar bandara Hang Nadim Batam bisa
terkendali dan tidak mengalami kepunahan.

3.3 Tinjauan Teori

a. Pengertian Bandara
Bandara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas
- batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan
lepas landas
Menurut: Annex 14 “ Aerodromes “ 4th edition, July 20( update,
chapter 1, “Aerodromes is a defined area on land or water ( including any
buildings, installations and equipment ) intended to be used either wholly
or in part for the arrival, departure and surface movement of aircraft”.
Maksudnya : Bandar udara dapat didefinisikan sebagai suatu daerah
di darat maupun di perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
yang di gunakan untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan menurut Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 1,
tanggal 12 Januari 2009 tentang Penerbangan, Bandar Udara adalah
kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas - batas tertentu yang
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik
turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang
lainnya.
b. Pengertian Keselamatan Penerbangan
Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara,
bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas
penunjang dan fasilitas umum lainnya. Keselamatan penerbangan mulai
dikenal sejak awal abad ke-20 setelah penerbangan sipil mendapat berbagai
tindakan gangguan melawan hukum yang kemudian terus berulang

33
menimpa banyak penerbangan. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya
perturan - peraturan atau regulasi yang mengatur tentang keselamatan
penerbangan. International Civil Aviation Organization (ICAO) sebagai
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional telah menetapkan regulasi
standar internasional di dalam kegiatan penerbangan sipil dan semua Negara
yang menjadi anggota ICAO dituntut untuk menerapkan regulasi yang telah
ditetapkan tersebut.
Menurut ICAO dalam buku Airport Service Manual (Doc. 9137 –
AN/898) part 3 Bird Control and Reduction, Chapter 6 sub bab 6.1.1.
disebutkan :

“Environmental management is modification of the airport with the air of


removing or cancelling the features that attact bird. When it is fully
implemented, the airport will have little attraction for birds indeed on the
airport”.
Artinya bahwa pengaturan lingkungan di bandar udara harus diatur
sedemikian rupa seperti pembuangan sampah, saluran-saluran air dan
pohon-pohon dengan tujuan utama agar tidak menarik perhatian burung atau
memperkecil masuknya burung ke bandar udara. Jika hal ini dapat
dilaksanakan maka akan memperkecil pula resiko hadirnya hewan-hewan
liar di daerah sisi udara dan tabrakan burung dengan pesawat udara (Bird
strike).
Sejalan dengan tanggung jawab yang harus diimplementasikan oleh
Indonesia sebagai bagian dari organisasi ICAO dalam mewujudkan
keamanan dan keselamatan penerbangan, penyelenggara bandar udara
sebagai pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan penerbangan juga
memiliki tanggung jawab yang sama dengan tujuan terwujudnya keamanan
dan keselamatan penerbangan dalam setiap proses kegiatan penerbangan
yang dilaksanakan. Hal ini tertuang dalam :
1) Undang - Undang nomor 1, Tahun 2009, tanggal 12 Januari 2009
Tentang Penerbangan.
Pasal 327 :

34
Badan usaha bandar udara atau unit penyelenggara bandar udara wajib
membuat, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan program
keamanan bandar udara di setiap bandar udara dengan berpedoman pada
program keamanan penerbangan nasional.
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 3 Tahun 2001 tentang
Keamanan dan Keselamatan Penerbangan.
Pasal 1 :
a. Keamanan dan keselamatan penerbangan adalah suatu kondisi untuk
mewujudkan penerbangan dilaksanakan secara aman dan selamat
sesuai dengan rencana penerbangan
b. Keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari
penyelenggaraan penerbangan yang lancar sesuai dengan prosedur
operasi dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan
prasarana penerbangan beserta penunjangnya.
Pasal 50 :
Penyelenggara bandar udara wajib menjaga lingkungan bandar udara
guna menghindari terjadinya:
1) populasi burung di lingkungan kerja bandar udara;
2) populasi binatang lain yang berkeliaran di sisi udara;
3) gangguan terhadap higiene dan sanitasi;
4) gangguan kebisingan;
5) gangguan lainnya yang dapat membahayakan keamanan dan
6) keselamatan penerbangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban menjaga lingkungan


bandar udara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan
Keputusan Menteri dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu pengelola bandar udara
dituntut untuk menjaga agar kawasan keselamatan penerbangan tidak
terdapat sesuatu yang dapat membahayakan penerbangan salah satunya
hewan liar (Wildlife Hazard).

35
c. Bahaya Hewan Liar
Hewan liar merupakan masalah serius bagi keselamatan
penerbangan. Hewan pada umumnya dilarang memasuki airside dengan
tetap menutup gerbang dan memelihara kondisi pagar yang mengelilingi.
Namun demikian, jika hewan tetap dapat masuk ke airside, airside operation
akan diberitahu dengan segera dan hewan tersebut harus diusir sesegera
mungkin oleh Airside Operation, Jika masalah tersebut di luar jangkauan
petugas bandar udara, maka bantuan khusus harus dihubungi, misal: petugas
ahli dari organisasi pecinta hewan atau suatu organisasi komersil yang tepat,
Sesuai yang tertera pada PM 83 tahun 2017 tentang peraturan
keamanan penerbangan sipil bagian 139 bahwa penyelenggara Bandar
udara harus memastikan fasilitas dan penggunaan lahan yang ada dalam
Bandar udara beserta pengembangan nya tidak menjadi daya tarik burung
dan hewan liar
d. Hazard
Gangguan (Hazard) adalah kondisi, obyek atau kegiatan yang
berpotensi menimbulkan cidera kepada personel, kerusakan perlengkapan
atau struktur, kerugian material, atau berkurangnya kemampuan untuk
melaksanakan suatu fungs (SKEP 42/III/2010)
e. Resiko
Resiko adalah Kemungkinan kerugian atau cidera, diukur dalam
konteks tingkat kerusakan dan probabilitas. Kemungkinan terjadinya
sesuatu, dan akibat yang ditimbulkannya ( SKEP 42/III/2010)

36
BAB VI
PEMBAHASAN

4.1 Permasalahan
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam merupakan salah satu
bandar udara Internasional yang juga berperan sebagai pintu gerbang menuju
Wilayah Barat Indonesia yang melayani jalur-jalur penerbangan Domestik dan
Internasional. Semakin hari pergerakan pesawat udara di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam semakin meningkat terutama pada saat
musim umrah haji dan liburan Idul Fitri, karena Kota Batam merupakan Kota
industry, dagang dan bisnis yang terletak di daerah daerah kecilnya dan juga
sering di jadikan Pusatnya barang-barang second yang banyak diminati dari
dalam dan luar negeri maka hal tersebut berpengaruh langsung terhadap
banyaknya arus wisatawan yang datang ke Batam.
Oleh karena itu kualitas dalam pelayanan jasa khususnya dalam hal
keselamatan pesawat udara harus ditingkatkan, pengawasan di sisi udara harus
menjamin keselamatan, keteraturan dan kelancaran pergerakan pesawat udara
dengan tujuan mencegah tabrakan antara pesawat udara yang beroperasi di
daerah pergerakan dengan pesawat udara lainya, pesawat tinggal landas dengan
pesawat mendarat, pesawat udara dengan kendaraan yang beroperasi di daerah
pergerakan serta pesawat dengan halangan di daerah pergerakan.
Sesuai dengan Maksud dan Tujuan SOP Penanganan Bird Strike dan Wild
life Hazard di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam bahwa
Penanganan gangguan Biawak, ular, monyet dan burung serta binatang lainya
di wilayah sisi udara dapat membahayakan bagi petugas mekanik dan GSE
serta pendaratan maupun tinggal landas pesawat, yang dapat merusak /
mengganggu konsentrasi pilot ataupun merusak mesin / baling - baling, bahkan
dapat terjadi accident. Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan
operasional penerbangan, maka daerah bandar udara harus bebas dari serangan
hewan liar dan burung .

37
Berikut adalah beberapa permasalahan yang di temukan di Bandara
Internasional Hang Nadim Batam :

1. Populasi Burung dan Hewan Liar di Bandara Hang Nadim Batam


Kehilangan habitat bagi hewan liar dan burung adalah masalah utama
terkait kelangsungan hidup mereka, karena menyesuaikan kemajuan zaman
dari tahun-ketahun untuk wilayah tinggal manusia dan kebutuhan fasilitas
bangunan maka dari tahun ketahun sebagian habitat hewan liar dan burung
seperti pohon-pohon dan hutan di sekitaran bandara Hang Naadim sampai saat
ini sudah tidak terlihat seperti hutan yang layak untuk di tinggali bagi satwa
hewan liar dan burung, oleh sebab itu lah sebagian yang masih kelihatan
banyak pepohonan di sekitaran bandara yang menyebabkan populasi hewan
liar dan burung sering beraktifitas di wilayah bandara karena bandara sebagai
sarana hewan liar dan burung untuk mencari makanan dan tempat habitat yang
cocok untuk kelangsungan hidup mereka. Dengan begitu danau, pepohonan
dan drainase yang terdapat di wilayah bandara di jadikan sarana bagi hewan
liar dan burung, dan masih ada pendukung habitat hewan liar dan burung
seperti tumpukan ranting-ranting pohon dan bangunan bangunan lama yang
tidak digunakan yang berada di sisi udara Bandara Internasional Hang Nadim
Batam.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan:

Pasal 50 :

a. Penyelenggara bandar udara wajib menjaga lingkungan bandar udara guna


menghindari terjadinya:
1) Populasi burung di lingkungan kerja bandar udara;
2) Populasi binatang lain yang berkeliaran di sisi udara;
3) Gangguan terhadap higiene dan sanitasi;
4) Gangguan kebisingan; dan

38
5) Gangguan lainnya yang dapat membahayakan keamanan dan
keselamatan penerbangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban menjaga lingkungan bandar


udara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur dengan Keputusan
Menteri dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Demi memudahkan pengelolah bandara dalam menangani
ancaman hewan liar penulis membuat maping per zona di sisi udara karena
setiap zona pasti berbeda jenis hewan dan pemicu kehadirannya.
Penanganan Bird Strike, Menurut ICAO dalam buku Airport Service
Manual (Doc. 9137 – AN/898) part 3 Bird Control and Reduction, Chapter
6 sub bab 6.1.1. disebutkan:

Environmental management is modification of the airport with the


air of removing or cancelling the features that attact bird. When it is fully
implemented, the airport will have little attraction for birds indeed on the
airport.

Artinya bahwa pengaturan lingkungan di bandar udara harus diatur


sedemikian rupa seperti pembuangan sampah, saluran-saluran air yang
terkendali dan pohon-pohon dengan tujuan utama agar tidak menarik
perhatian burung dan hewan liar atau memperkecil masuknya burung ke
bandar udara. Jika hal ini dapat dilaksanakan maka akan memperkecil pula
ancaman keselamatan penerbangan di Bandar Udara Internasional Hang
Nadim Batam.
Pergerakan burung di wilayah sisi udara adalah salah satu kendala yang
ada di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam dan bisa
menyebabkan terjadinya tabrakan antara pesawat udara dengan burung,
apalagi pada saat pesawat udara lepas landas dan mendarat, bahaya yang
mengancam sangat besar karena putaran bilah turbin ini mencapai
maksimum dan pesawat masih berada pada ketinggian rendah. Burung -

39
burung tersebut juga ikut bergerak ke wilayah sisi udara, terutama didaerah
rumput.

Selain itu, pada saat musim hujan terdapat daerah resepan sekitar
kawasan bandar udara, sehingga banyak mengundang burung untuk datang
yang merupakan tempat yang cocok bagi burung untuk mencari makan.
Kondisi ini sangat berbahaya kalau tidak ada upaya penanganan pengusiran
burung dengan mengendalikan daya ketertarikan burung.. Akibat dari
gangguan burung dapat menyebabkan kecelakaan atau kerusakan pesawat,
yaitu mulai dari pecahnya kaca, bahkan sampai menyebabkan pesawat
terjatuh.

Salah satunya contoh accident yang terjadi adalah pada saat tanggal
10 Februari tahun 2021 ada seekor Burung Elang di temukan dan
menyebabkan operasional di daerah sisi udara terganggu, beberapa
maskapai pesawat menunda keberangkatan demi terjamin nya keselamatan
penerbangan, hal ini menyebabkan kerugian bagi pihak maskapai dan pihak
bandara serta menurunkan citra bandara yang mengutamakan keamanan dan
keselamatan penerbangan.

2. Penanganan Burung dan Hewan Liar di Bandara Hang Nadim Batam

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Skep / 42


/ III / 2010 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-03 Manajemen Bahaya Hewan Liar Di
Bandar Udara Dan Sekitarnya (Advisory Circular CASR 139-03, Wildlife
Hazard Management On Or In The Vicinity Of An Aerodrome).

Penyelenggara bandar udara yang bersertifikat harus melaksanakan


manajemen bahaya hewan liar yang merupakan bagian dari prosedur
pedoman pengoperasian bandar udara (Aerodrome Manual). Dalam
melaksanakan manajemen bahaya hewan liar sebagaimana dimaksud
penyelenggara bandar udara harus menunjuk unit kerja atau personel untuk

40
melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap bahaya serangan
burung dan gangguan hewan liar di bandar udara dan sekitarnya.

Atas dasar peraturan di atas unit Safety adalah salah unit pihak yang
bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan disisi udara, dalam
penanganan burung dan hewan liar di sisi udara unit Safety di tunjuk sebagai
salah satu petugas dalam hal tersebut. Dimana unit ini memiliki Tugas dan
Fungsi yaitu Fungsi pengawasan Dengan luas wilayah kerja yang meliputi
seluruh sisi udara, sementara jumlah personil yang ada minim, dan fasilitas
pendukung operasi (kendaraan operasional) kurang, maka pengawasan
dilakukan secara apa adanya Belum ada metode penanganan wildlife hazard
dan bird strike secara temporary dan permanen. Kualitas Temporary yang
untuk menangani dalam waktu-waktu tertentu dengan biaya yang lebih
murah dari metode permanen sedangkan kualitas Permanen yang di
peruntukkan untuk penanganan dalam jangka waktu yang lama dengan
biaya yang lebih besar, kedua hal tersebut dilakukan demi meningkatkan
keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara Internasional
Hang Nadim Batam

4.2 Penyelesaian Masalah


Masalah yang telah terjadi harus segera di antisipasi serta di cari
penyelesaiannya, supaya tidak mengancam keselamatan penerbangan di
wilayah sisi udara. Adapun beberapa alternatif pemecahannya, antara lain :
A. Populasi Hewan Liar dan Burung di Lingkungan Bandara Hang Nadim
1) Petugas Airside Operation (AMC dan unit Safety) melakukan pelaporan
perencanaan, pengelolaan. Pengamatan dan pencegahan terhadap habitat
hewan liar yang ada dilingkungan Bandara Hang Nadim Batam

41
Gambar 9 Pelaporan di lingkungan bandara

2) Mencegah adanya sampah dan tanaman di zona rawan yang berbuah


dilingkungan bandara sebagai bahan makanan hewan liar serta
membersihkan saluran air (drainase)

Gambar 10 pembersihan sampah di sekitar


lingkungan bandara

3) Pengawasan pertumbuhan tanaman agar tidak tumbuh tanaman yang


menjadi habitat tempat makanan hewan dan burung di sekitar bandara
4) Melakukan penelitian dan observasi terhadap manajemen jenis rumput dan
ketinggian rumput yang tumbuh di bandara sehinggahewan liar tersebut
merasa terganggu atau tidak tertarik untuk beraktivitas di daerah
pergerakan bandara.
5) Apabila dianggap perlu, Runway Safety Team Action Group Cabang
Bandara Hang Nadim dapat melakukan safety meeting untuk menentukan
penanganan lebih lanjut.
6) Melakukan pengusiran melalui sirine mobil jika di temukan hewan liar
yang masuk di kawasan bandara hang nadim batam

42
7) Melakukan pembersihan di tempat pembuangan sampah bekas proyek
karna berpotensi menjadi makanan bagi hewan liar di sekitaran bandara
hang nadim batam
8) Kerjasama bersama pemerintah setempat agar terciptanya keseimbangan
antara populasi hewan sekitar bandara habitat hewan ( Hutan ) sekitar
bandara.
9) Bekerjasama bersama tempat penangkaran hewan setempat guna turut
melindungi hewan hewan yang termasuk dalam hewan yang dilindungi
seperti : Burung Elang , Lutung dan Jalak di sekitar bandara agar tidak
punah.
B. Pengawasan Dan perekaman terhadap ancaman/bahaya
1) Operator aerodome harus memonitor, mengumpulkan informasi. dan
merekam, setiap hari kehadiran burung dan binatang lainnya dilingkungan
sekitar aerodome.
2) Evaluasi yang sedang berlangsung terhadap bahaya burung dan hewan liar
oleh staf yang berkompetensi
3) Rutin melakukan patroli ke lapangan serta membersihkan sampah, tikus ,
rumput yang disinyalir berpotensi menjadi makanan bagi burung dan
hewan liar di sekitar bandara.
4) Patroli di lakukan di jam jam peak hours , seperti jam 6-7 pagi, 1-2 siang ,
4-5 sore, patrol ini bertujuan untuk pencegahan ancaman dari hewan liar
yang berkumpul mencari makan pada jam tersebut dan berpotensi
membahayakan operasional penerbangan.

43
5) Staf monitor harus yang benar-benar tepat dan terlatih untuk tujuan ini.

2
3

Gambar 11. Zona Hewan Liar Di Bandara

C. Monitoring Zona Burung dan Hewan Liar


Berikut adalah langkah-langkah menghitung burung dan hewan liar :
1) Pembagian Airport menjadi beberapa zona
2) Penetapan teknik penghitungan
3) Laporan

ZONA
SPECIES
1 2 3 4 5 6

Perling √

Perkutut √ √

walet √ √ √ √

Elang √ √ √ √ √ √

Monyet √ √ √ √ √

44
Biawak √ √ √ √

Ular √

Gagak √ √ √ √ √

Tekukur √ √ √ √

Alap - alap √ √ √

Jalak √ √ √ √

Belibis √

Tupai √

Kura kura √

Anjing √

Bangau √

Tabel 1. Tabel Zona Burung dan Hewan Liar Di Bandara Hang Nadim

Manfaat dari Penetapan Zona :


1. Efisiensi
2. Mempermudah Petugas untuk langsung menuju titik rawan
3. Memudahkan Monitoring di daerah rawan burung dan hewan liar
4. Mempermudah petugas untuk memperhitungkan daerah yang akan di
bersihkan
5. Memfokuskan perhatian petugas untuk konsentrasi di zona zona rawan

45
Tabel 2. Laporan Kebiasaan Burung Dan Hewan Liar
E. Penaksiran Bahaya Marga Satwa

a. Sediakan data jumlah margasatwa, lokasi dan kegiatan mereka


b. Burung dan hewan liar apa yang paling beresiko tinggi

PRILAKU BURUNG / HEWAN LIAR RESIKO

Menyendiri atau menyebar Perling, Terkukur biasa, Perkutut , Mengganggu


elang

Sering bergerombol Walet, Gereja, Kepondang Mengganggu

Sering bergerombol Monyet Mengganggu

Menyendiri Ular, Anjing , Tupai, dan biawak Mengganggu

Tabel 3. Resiko Burung Dan Hewan Liar

46
F. Mengurangi Resiko serangan Margasatwa terhadap pesawat terbang
a. Re-active (in response to the hazard occurring)
Kembali aktif (dalam meresponse kemunculan bahaya). Keuntungan dengan
mitigasi re-active;
1) Awalnya biayanya rendah dari perlakuan active
2) Tindakan bisa dilakukan melawan bahaya burung dan hewan liar yg
sedang terjadi seperti menembak dengan senapan angin dan ketapel
Contoh-contoh mitigasi re-active :
1) Air Horn (Klakson udara)
2) Elektro Akustik
3) Mematikan, berupa perangkap dan senjata

Kerugian dari mitigasi ini :

1) Pemindahan bahaya margasatwa secara umum nya jangka pendek

2) Populasi margasatwa yang baru akan menggantikan bahaya margasatwa


yg asli dan mungkin kurang diwaspadai pada lingkungan

b. Pro-active (to prevent the hazard occurring)


Proaktif (untuk mencegah kemunculan bahaya). Adapun keuntungan dengan
mitigasi pro -active;
1) Mengurangi populasi margasatwa sebelum mengakibatkan resiko terhadap
pesawat terbang
2) Secara umum lebih efektif dari pada memindahkan ancaman pada waktu
terjadi Contoh-contoh mitigasi pro-active;

Pemagaran ( pagar parimeter) :


1) Manajemen rumput
2) Pengelolaan air ( jaring di permukaan air )
Kerugian dari mitigasi ini :
1) Bisa lebih mahal atau sumber yang intensif

47
2) Membutuhkan pemahaman bagaimana lingkungan menarik spesies burung
dan hewan liar
3) Sulit untuk diterapkan di luar lingkungan airport

G.Metode yang tepat berdasarkan letak geografis Bandara Internasional


Hang Nadim Batam
Bandara Internasional Hang Nadim Batam di kelilingi oleh hutan lindung
yang luas sekaligus menjadi zona yang memiliki banyak populasi burung
Elang, hal ini menyebabkan Bandara Internasional Hang Nadim Batam selalu
di kelilingi oleh burung Elang.
Berdasarkan Hal tersebut, berikut adalah metode yang sekiranya cocok
untuk mengatasi ancaman Burung Elang di sekitaran Bandara Internasional
Hang Nadim Batam:
a. Visual, berupa pencahayaan atau benda yang dapat menakuti burung atau
hewan liar seperti seperti:
1) Seluruh Unit yang terdapat di sisi udara bekerjasama untuk
mengantisipasi ancaman bahaya yang akan di timbulkan oleh burung
elang
2) Petugas Rutin melakukan patroli 3x sehari untuk melakukan
pembersihan sampah sampah kecil serta buah buahan kecil yang tumbuh
di lingkungan sekitar bandara, karena sampah tersebut berpotensi
mengundang hewan pengerat seperti tikus untuk berkeliaran dan
bersarang di sekitar area airside.Kita ketahui bersama bahwa tikus dan
ular merupakan makanan Favorite burung Elang. Maka dari itu perlu
dilakukannya patrol rutin untuk mengatasi potensi potensi yang dapat
menyebabkan ketertarikan oleh burung Elang.
3) Akustik, berupa suara atau frekwensi yang ditimbulkan atau pancaran
ke arah objek. Salah satu alternatif untuk mengusir burung di sekitar
bandar udara adalah dengan cara menggunakan alat pengusir burung
dengan metode elektro akustik, khususnya dengan sapuan frekuensi

48
pada daerah peka alat pendengaran burung dengan durasi waktu 30 detik
dan dapat di kendalikan dari jarak jauh, baik dengan sistem permanen

Gambar 12. Gambar Mobil dengan Sirine


maupun system bergerak. Sinyal akustik keluaran ini akan diterima oleh
burung sebagai paparan bising terhadap burung sehingga burung
merasa terganggu dan akan pergi terbang meninggalkan lokasi yang
berdeketan dengan pengeras suara.

4) Melakukan Pembersihan Limbah dekat bandara dan melakukan


koordinasi dengan pabrik sekitar yang membuang limbah bekas
pabriknya di sekitar bandara, karena limbah tersebut dapat berpotensi
menjadi sumber makanan bagi hewan liar.

5) Bekerjasama dengan Pemerintah setempat untuk memperhitungkan


langkah langkah yang tepat untuk mengatasi burung Elang serta
melindungi keberadaan burung tersebut karena burung Elang
merupakan burung yang dilindungi serta merupakan mascot kota
Batam.

49
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab I – bab IV sebelumnya, maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

Di kawasan Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam populasi


hewan liar dan burung yang cukup masif (bertambah dan terus menerus
berkeliaran) di lingkungan bandara khususnya di sisi udara, hal ini dapat
berpotensi mengancam keselamatan penerbangan khusunya bagi pesawat
udara dan petugas yang bekerja di sisi udara

1) Populasi hewan liar di sekitaran bandara hang nadim sangat massive


namun penanganan bahaya hewan liar di bandara belum maksimal.
2) Ketersediaan peralatan dan personel dalam penanganan bahaya hewan liar
di bandara internasional Hang Nadim masih kurang maksimal.
5.2 Saran
Mengacu kepada kesimpulan diatas, maka penulis mencoba untuk
memberikan saran sebagai masukan dalam upaya menyelesaikan masalah yaitu
:

1) Mengendalikan populasi hewan liar dan burung dengan cara mencegah dan
menghilangkan ketertarikan hewan liar untuk datang di lingkungan Bandara
Hang Nadim Batam dengan cara seperti, menghilangkan sumber-sumber
minuman, menghilangkan tempat-tempat yang mempunyai ketertarikan
bagi hewan liar dan burung agar tidak menjadi tempat bertengger,
berkumpul atau bersaranganya hewan liar serta pembersihan sampah-
sampah makanan yang ada di lingkungan bandara
2) Meningkatkan kinerja petugas dalam menangani bahaya hewan liar dan
burung serta Mengkoordinasikan masalah penanganan di berbagai Unit
seperti kerjasama antar unit (Avsec, AMC, ARFF, dan unit Safety) dan

50
Melengkapi peralatan pencegahan, dan pengendalian hewan liar dan burung
berupa peralatan visual, akustik, perangkap, senjata dan binatang sebagai
predator yang bisa membantu dalam penanganan hewan liar dan burung di
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam.
3) Melakukan kerjasama dengan pemerintah setempat guna melakukan
penangkaran hewan yang termasuk daftar hewan yang dilindungi dan
menjaga keseimbangan ekosistem hutan lindung di dekat bandara tanpa
membahayakan hewan yang terdapat di sekitar hutan agar terjadinya
keseimbangan yang berkesinambungan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Annex 14 “ Aerodromes “ 4th edition, July 2004, chapter 1

International Civil Aviation Organization, Document 9137 – AN/898, Airport


Service Manual .

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1, tanggal 12 Januari 2009 tentang


Penerbangan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2001 tentang


Keamanan dan keselamatan Penerbangan, Jakarta, 2001.

Peraturan Menteri Perhubungan PM 83 Tahun 2017 tentang Peraturan


Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 139

Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP / 42 / III / 2010


Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-03 Manajemen
Bahaya Hewan Liar Di Bandar Udara Dan Sekitarnya (Advisory Circular
CASR 139-03, Wildlife Hazard Management On Or In The Vicinity Of
An Aerodrome.
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP / 2770 / XII / 2010
Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139-08, Standar Pembuatan Buku
Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (advisory circular casr part
139-08, aerodrome manual)
J.S Bedudu Tentang Pengertian Peralatan, KBBI (2007)

Liputan6.com Tentang Keselamatan Penerbangan dari Daily Mail, tahun 2013

xi
Lampiran 1

Hewan Liar Sebab Datangnya Hewan Kegiatan hewan liar


Zona Ancaman Resiko
Dan Burung Liar Dan Burung dan burung
- BIAWAK - Sawah - Muncul Ke permukaan - Petugas mekanikal dan Incident dan accident
- BURUNG - Drainase runway, taxiway dan GSE di sisi udara keselamatan
1 ELANG
- MONYET
-
-
Pagar parimeter
Tikus -
apron
Berterbangan di area
- Pesawat yang ber
manuver di area
penerbangan dari
manusia dan pesawat.
- Sayur-sayuran dan serealia movement movement, lepas dan
landas pesawat.
- BURUNG - Tumpukan Sampah - Muncul Ke permukaan - Petugas mekanikal dan Incident dan accident
PERKUTUT - Biji-bijian runway, taxiway dan GSE di sisi udara keselamatan
2 - TIKUS
- ULAR
-
-
Cacing dan Serangga
Cela-cela dinding bangunan -
apron
Berterbangan di area
movement
- Pesawat yang ber
manuver di area
movement, lepas dan
penerbangan dari
manusia dan pesawat.
terminal
- Tikus landas pesawat
- BIAWAK - Sayur-sayuran dan serealia - Muncul Ke permukaan - Pesawat yang ber Incident dan accident

3 - ULAR -
-
Pagar parimeter
Tumpukan cabang-cabang
pohon dan daun-daun
-
runway dan taxiway
Berterbangan di area
movement
manuver di area
movement, lepas dan
landas pesawat
keselamatan
penerbangan dari
manusia dan pesawat.
- sawah
- BIAWAK - Sayur-sayuran dan serealia - Muncul Ke permukaan - Pesawat yang ber Incident dan accident

4 - MONYET - Pagar parimeter runway dan taxiway manuver di area


movement, lepas dan
landas pesawat
keselamatan
penerbangan dari
manusia dan pesawat.

xii
Lampiran 2

KEGIATAN BIMBINGAN ON THE JOB TRAINING PROGRAM STUDI


OPERASI BANDAR UDARA ANGKATAN KE-14

Nama Dosen Pembimbing : BUDI PRASETYO, ST, MM


Nama Taruna : I PUTU PRAMANA JAYA S
Prodi : D.III OBU 14 ALPHA

NO Tanggal Kegiatan Paraf

1 04 Mei 2021 Bimbingan dalam penulisan


latar belakang
2 18 Mei 2021 Bimbingan dan Pengajuan
Judul laporan OJT

3 08 Juni 2021 Bimbingan revisi Bab I - III

4 14 Juni 2021 Bimbingan revisi Bab I - III

5 26 Juni 2021 Bimbingan revisi Bab IV - V

6 16 Juni 2021 Bimbingan revisi Bab IV –


V dan mengumpulkan
laporan ojt kepada dosen
pembimbing

Mengetahui, Dosen Pembimbing


Ketua Program Studi

HEMI PRAMURAHARJO, SH, BUDI PRASETYO, ST,MM


DESS
NIP. 19600330 198403 1 002
NIP. 19660508 199003 1 001

xii
xiii

Anda mungkin juga menyukai