Disusun oleh :
Disusun oleh :
Disetujui oleh:
OJT INSTRUCTOR DOSEN PEMBIMBING
Mengetahui,
General Manager
Perum LPPNPI Cabang Madya Denpasar
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan On The Job Training telah dilakukan pengujian didepan Tim Penguji
pada tanggal 31 bulan Maret tahun 2021 dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai
salah satu komponen penilaian On The Job Training
Tim penguji,
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
iii
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan On the Job Training
dan penyusunan laporan ini, khususnya kepada :
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
HALAMAN PERSETUJUANii
HALAMAN PENGESAHANiii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
v
BAB III TINJAUAN TEORI...................................................................................
4.3 Permasalahan..............................................................................................
BAB V KESIMPULAN............................................................................................
5.1 Kesimpulan.................................................................................................
5.2 Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
4
Berdasarkan Peraturan Direksi Perusahaan Umum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia Nomor:
PER.018/LPPNPI/XI/2016 tentang Organisasi dan Tata Laksana Cabang
Serta Unit Pelayanan Navigasi Penerbangan Perum Lembaga
Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, Airnav
Indonesia telah mengelola dan mengatur layanan navigasi penerbangan di
Indonesia dengan membaginya dalam beberapa cabang diantaranya adalah
:
1. Cabang Merauke
2. Cabang Aceh
3. Cabang Bandung
4. Cabang Banjarmasin
5. Cabang Batam
6. Cabang Halim
7. Cabang Lombok
8. Cabang Kupang
9. Cabang Solo
10. Cabang Manado
11. Cabang Kendari
12. Cabang Padang
13. Cabang Pangkal Pinang
14. Cabang Pekanbaru
15. Cabang Palangkaraya
16. Cabang Tarakan
17. Cabang Tanjung Pinang
18. Cabang Semarang
19. Cabang Biak
20. Cabang Jambi
5
2.2 Data Umum
2.2.1 Uraian Unit Komunikasi Penerbangan
Sesuai dengan PER.043/LPPNPI/X/2017 Pemandu
Komunikasi Penerbangan terdiri dari nama jabatan fungsional
sebagai berikut:
a. 1st Aeronautical Communication Officer.
b. 2nd Aeronautical Communication Officer.
c. 3rd Aeronautical Communication Officer.
d. 4th Aeronautical Communication Officer.
e. 5th Aeronautical Communication Officer.
f. 6th Aeronautical Communication Officer.
Sesuai dengan peraturan perundangan tentang lisensi, rating,
pelatihan dan kecakapan personel pemandu lalu lintas
penerbangan, dalam pemberian pelayanan terdiri dari beberapa
fungsi sebagai berikut :
a. Supervisor.
b. Officer.
Adapun tugas personel yang ditunjuk sebagai Supervisor
adalah sebagai berikut:
a. Supervisor adalah seorang Officer yang ditunjuk untuk
mengawasi dan bertanggung jawab atas kegiatan Flight
Information Service dan Alerting Service dalam Flight
Service Sector Bali;
b. Supervisor bertanggung jawab atas penyelenggaraan Air
Ground Commmunication Service untuk pesawat terbang
maupun Aeronautical Station lain dalam Flight Service
Sector Bali;
c. Supervisor bertugas memimpin shift di suatu sektor yang
memberikan Flight Information Service, Alerting Service
dan Air Ground Communication Service terhadap semua
pesawat terbang di wilayah yang menjadi tanggung
6
jawabnya agar pelayanan lalu lintas penerbangan menjadi
aman, tertib, lancar dan efisien;
d. Supervisor berwenang mengatur penempatan personel di
setiap posisi kerja di sektor yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai kebutuhan operasional;
e. Supervisor wajib memberikan pembinaan kepada Officer
yang lebih muda dalam pengetahuan pengalaman bekerja.
Bilamana terjadi suatu insiden yang berupa BOS atau
aircraft accident, Supervisor harus segera mengambil alih
tugas dan fungsi Officer atau menunjuk Officer pengganti
semata-mata atas dasar pertimbangan psikis;
f. Supervisor wajib menjalin hubungan koordinasi dengan
ATS Unit lain yang terkait dalam rangka kelancaran
tugasnya;
g. Supervisor wajib membuat laporan operasional di dalam
log-book tentang berbagai hal dalam pelaksanaan tugasnya
pada setiap akhir shift yang dipimpinnya;
h. Supervisor wajib melaporkan abnormal situation/emergency
kepada atasannya seseuai dengan Struktur Organisasi
Operasional;
i. Fungsi Supervisor dalam pelaksanaan tugasnya tidak
merangkap sebagai Officer apabila personel di sektor terkait
mencukupi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Adapun tugas personel yang ditunjuk sebagai Officer adalah
sebagai berikut:
a. Officer adalah seseorang yang ditunjuk dan diberi tugas
untuk melaksanakan advisory service, flight information
service dan alerting service bagi pesawat terbang dalam
Flight Service Sector Bali;
7
b. Officer bertugas memberikan air ground communication
service untuk pesawat terbang maupun aeronautical station
lain dalam Flight Service Sector Bali;
c. Officer turut memantau standard separation di wilayah yang
menjadi tanggung jawabnya agar tetap terjaga sesuai
prosedur yang telah ditetapkan serta memberitahu ATC unit
yang terkait bilamana mengetahui atau menduga akan
terjadi pontential conflict;
d. Officer wajib memberitahu atc unit terkait bilamana
mengetahui terjadinya perubahan flight level, ETA,
TRP/TCP, deviation dan rerouting dari suatu pesawat
terbang yang berada dalam Makassar FIR yang menjadi
tanggung jawabnya;
e. Officer wajib menyampaikan ATC clearance atas
permintaan ATC unit bagi pesawat terbang yang akan
memasuki wilayah ATC unit terkait;
f.Officer wajib menjalin hubungan koordinasi dengan ATS
unit lain yang terkait dalam rangka kelancaran tugasnya;
g. Melaporkan kepada Supervisor semua gangguan
operasional (abnormal situation/emergency/force majure)
dan peralatan/fasilitas teknis yang terjadi selama waktu
bertugas.
Tujuan Pemanduan Komunikasi Penerbangan Bali Flight
Service Station berkewajiban memberikan Pelayanan Pemanduan
Komunikasi Penerbangan kepada pesawat udara yang terbang di
dalam ruang udara Bali Flight Service Sector dengan tujuan:
a. Memberikan petunjuk dan informasi yang berguna untuk
keselamatan dan efisiensi penerbangan; dan
b. Memberikan notifikasi (informasi) kepada organisasi terkait
untuk bantuan pencarian dan pertolongan (search and
rescue) dan membantu organisasi tersebut bila diperlukan.
8
2.2.2 Unit Pelayanan & Wilayah Tanggung Jawab
Unit yang memberikan Pelayanan Enroute Flight Information
pada Bali FSS adalah:
a. Identifikasi : Bali Information
b. Radio frequency : 3416, 5574, 6577, 8882, 13309 KHZ.
Wilayah tanggung jawab unit Bali FSS adalah:
a. Batas vertical : Dari permukaan tanah/air hingga FL 245
b. Batas horizontal : 05 00S 110 23E 05 00S 118 00E
05 29S 119 00E 12 00S 119 00E
10 00S 114 30E 08 20S 110 23E
11 05 00S 110 23E
c. Vertikal dan Horizontal:
i. Crossing APP Bali & APP Praya – Crossing TMA Bali:
TerminalWest: Dibawah Alt. 4.000ft
Terminal East: Dibawah Alt. 6.000ft
ii. Crossing TMA Bali – Crossing FIS Bali/Kupang: MSL/Gnd
– F245
iii. Crossing TMA Bali – Crossing CTA UPG: MSL/Gnd –
F245
iv. Crossing TMA Bali – Crossing FIS Bali / Brisbane FIR:
MSL/Gnd – F245
v. Crossing CTA UPG – Crossing 100 NM “MKS” VOR:
Dibawah Alt 10.000 ft
vi. Crossing 100NM “MKS” VOR–Crossing 60 NM “MKS”
VOR: Dibawah Alt 4.000 ft
vii. Crossing TMA SBY – Crossing CTA UPG: MSL/Gnd –
F245
viii. Crossing 40 NM “SBR” VOR – Crossing TMA SBY:
Dibawah
Alt 10.000 ft
9
ix. Crossing 75 NM “ANY” VOR – Crossing TMA Semarang:
Dibawah Alt 10.000 ft
x. Crossing 40 NM “SBR” VOR – Crossing TMA
Banjarmasin:
Alt 4000ft -- Dibawah Alt 10.000 ft
xi. Crossing 40 NM “SBR” VOR – Crossing FSS Banjarmasin:
MSL/GND -- Dibawah Alt 4.000 ft
xii. Crossing 75 NM “ANY” VOR – Crossing APP P.BUN:
MSL/GND -- Dibawah Alt 4.000 ft
xiii. Di luar Radius 10 NM dari VOR “NMA”: MSL/Gnd –
F245
xiv. Penerbangan melintasi Bima ATZ: Diatas Alt 4.000 ft –
F245
xv. Diluar Blimbingsari ATZ: Dibawah Alt 4.000 ft
xvi. Di luar Radius 10 NM dari NDB “NQ”: MSL/Gnd – F245
xvii. Penerbangan melintasi Sumbawa ATZ: Diatas Alt 4.000 ft –
F245
xviii. Penerbangan melintasi AFIS Pagerungan: di luar 5 NM
centred “PG” NDB di bawah Alt 4.000ft
xix. Memasuki ATZ Sumenep 10NM centered “SMP” diatas
4000ft
xx. Di luar ATZ Sumenep: MSL/GND – di bawah 10000ft
xxi. Penerbangan memasuki AFIS Jember: 5 NM di atas 4000 ft
centred ARP
10
b) Diberikan bantuan layanan pemanduan lalu lintas
penerbangan atau layanana informasi lalu lintas penerbangan.
c) Pembatasan kecepatan sebesar 250 knot di bawah 10.000
kaki di atas permukaan laut.
d) Memerlukan komunikasi radio dua arah dan
e) Tidak diperlukan persetujuan personel pemandu lalu lintas
penerbangan kepada pilot.
11
Flight Progress Strip
Tata Cara Pengisian Flight Progress Strip di unit Bali FSS adalah
dengan format sebagai berikut:
12
Contoh Pengisian Flight Progress Strip Contoh Pengisian Flight
Progress Strip di unit Bali FSS adalah sebagai berikut:
Simbol
Simbol dan singkatan yang digunakan didalam Flight Progress
Strip (FPS):
13
Tabel 2.3 Simbol
15
iv. Unit Bali FSS bertanggung jawab atas tindakan yang
diperlukan jika terjadi kegagalan komunikasi.
b. Establishment Communication (Annex 10 Vol II 7th edition):
Didalam jaringan HF, apabila komunikasi antara pesawat dan
ATS unit belum terjalin setelah panggilan yang dilakukan pada
primary dan secondary frequency, maka bantuan harus diberikan
oleh salah satu ATS Unit lainnya untuk penerbangan tersebut,
dengan cara menjawab panggilan dari pesawat dan mengambil alih
tanggung jawab pelayanan pemanduan komunikasinya.
c. SELCAL
adalah sistem panggilan alternative ke pesawat yang
menggantikan panggilan suara (voice) menjadi pengiriman kode
nada ke pesawat melalui saluran radio telephony. Nada yang
dihasilkan akan diterima oleh decoder di dalam cockpit pesawat
dan akan menghasilkan suatu panggilan. Dikarenakan
keterbatasan jumlah kode SELCAL yang ada, maka persamaan
kode SELCAL pada setiap pesawat dimungkinkan dapat terjadi.
Prosedur Kerja Penggunaan SELCAL (Annex 10 Vol II 7th
edition)
16
i. Pemandu Komunikasi Penerbangan harus memastikan
secara benar bahwa kode SELCAL yang disampaikan oleh
pilot sesuai dengan kode SELCAL yang ada/tercantum di
dalam Flight Plan item 18.
17
i. Pemandu Komunikasi Penerbangan harus memberikan
Flight Information Service (Pelayanan Informasi
Penerbangan) kepada semua pesawat yang diberikan
pelayanan pemanduan lalu lintas penerbangan dan
diyakini informasi tersebut dapat berdampak terhadap
keselamatan penerbangan.
ii. Pemandu Komunikasi Penerbangan hanya memberikan
informasi penerbangan kepada pesawat dan tidak
bertanggung jawab terhadap keputusan akhir yang dibuat
oleh pilot.
e. Pemanduan Komunikasi Penerbangan yang tidak dapat
melakukan komunikasi dengan pesawat yang ada di dalam
wilayah tanggung jawabnya, maka Pemandu Komunikasi
Penerbangan (ACO) harus ;
18
Gambar 2.3 Ruang Udara Bali FSS/Vertical
19
Gambar 2.5 Ruang Udara Bali FSS/Lateral
20
21
Tabel 2.4 tabel TRP
22
b. Unit ADC/AFIS/AO yang berada di wilayah Bali Sector
adalah sebagai berikut:
23
c. Untuk Local Flight dengan ketinggian jelajah ground hingga
FL 245 di wilayah Bali FSS, maka Pemandu Komunikasi
Penerbangan (ACO) wajib menginformasikan perihal local
flight tersebut kepada ATS Unit terkait.
i. Keadaan emergency
Adalah suatu kondisi dimana pelayanan komunikasi penerbangan
beroperasi diluar batas normal karena adanya suatu gangguan
atau adanya pesawat udara yang memerlukan pertolongan atau
karena sebab lain. Sebuah pesawat udara yang diketahui dalam
keadaan emergency harus diberi prioritas atas pesawat udara
yang lain. Suatu pesawat terbang dapat diduga atau dianggap
sedang mengalami situasi emergency apabila:
Tidak pernah ada hubungan radio komunikasi pada saat
seharusnya hubungan
Komunikasi radio tersebut terjadi;
Hubungan radio komunikasi terputus;
Ada laporan penerbang bahwa terjadi malfungsi
(malfunction) atas instrumen
Pesawat terbangnya;
24
Ada isyarat luar biasa yang terpantau melalui radar
monitor;
Adanya keterlambatan tiba di posisi (overdue), yang
telah ditentukan
j. Phraseology Emergency
25
2.2.3.1 Phraseology Umum Flight Information Service harus
sesuai dengan Annex 10 Volume II, ICAO PANS-ATM
dan Aeronautical Information Publication (AIP) Indonesia.
Jika terdapat ketidaksesuaian maka AIP yang digunakan.
Circumstances Phraseologies
TRANSFER OF RESPONSIBILITY
AND/OR FREQUENCY CHANGE a) CONTACT (unit call sign)
(frequency) [NOW];
b) AT (or OVER) (time or
place) [or
WHEN]
[PASSING/LEAVING/
REACHING (level)]
CONTACT (unit
call sign) (frequency)
c) IF NO CONTACT
Note.— An aircraft may be
(instructions);
requested to “STAND BY” on a
d) STAND BY FOR (unit call
frequency when it is intended
sign) (frequency);
that the ATS unit will initiate
*e) REQUEST CHANGE TO
27
communications soon and to (frequency);
“MONITOR” a frequency when f) FREQUENCY CHANGE
information is being broadcast thereon APPROVED;
g) MONITOR (unit call sign)
(frequency);
*h) MONITORING (frequency);
i) WHEN READY CONTACT
(unit call
sign) (frequency);
j) REMAIN THIS
FREQUENCY.
28
... to indicate lack of UHF capability j) DUE EIGHT POINT THREE
... to request status in THREE REQUIREMENT.
f) TRAFFIC IS
(classification)
UNMANNED FREE
BALLOON(S) WAS
[or ESTIMATED] OVER (place)
AT(time)
REPORTED (level(s)) [or
LEVEL
UNKNOWN] MOVING
(direction) (other pertinent
information, if any).
LEFT);
8) (aircraft type);
9) (level);
10)CLIMBING (or
30
DESCENDING);
*b)REQUEST VECTORS;
c) DO YOU WANT
VECTORS?;
d) CLEAR OF TRAFFIC
[appropriate instructions];
e) TURN LEFT (or RIGHT)
IMMEDIATELY
(significant point)
31
(number)KILOMETRES PER
HOUR
(or KNOTS);
c) VISIBILITY (distance)
(units)
[direction];
d) RUNWAY VISUAL
RANGE (or
RVR) [RUNWAY (number)]
(distance)
(units);
e) RUNWAY VISUAL
RANGE (or
... in the event that RVR) RUNWAY (number)
RVR information NOT
on any one AVAILABLE (or NOT
REPORTED);
position is not available this
information will be
included in the f) RUNWAY VISUAL
32
Note 1.— Multiple RVR
observations are always
representative of the touchdown
zone, midpoint zone and the
roll-out/stop end zone,
respectively. Note 2.— Where
reports for three locations are
given, the indication of these
locations may be omitted,
provided that the reports are
passed in the order of
touchdown zone, followed by
the midpoint zone and ending
with the roll-out/stop end zone
report.
g) RUNWAY VISUAL
RANGE (or RVR)
[RUNWAY (number)] (first
position) (distance) (units),
(second position) NOT
AVAILABLE, (third position)
(distance) (units);
h) PRESENT WEATHER
(details);
33
amount and type of cloud
are in Doc 4444 Chapter 11,
11.4.3.2.3.
j) CAVOK;
Note.— CAVOK pronounced
CAV-OKAY.
k) TEMPERATURE
[MINUS] (number)
(and/or DEWPOINT[MINUS]
(number));
m) QFE (number)
[(units)];
(orTURBULENCE) [IN
CLOUD]
(area) (time);
o) REPORT FLIGHT
CONDITIONS
34
RESUME POSITION
REPORTING
ADDITIONAL REPORTS a) REPORT PASSING
(significant point);
… to report present
position *f) (distance) MILES (GNSS or
DME) FROM (name of DME
station) (or significant point).
* Denotes pilot transmission.
Tabel 2.6 General Flight Information Phraseologies
35
Phraseologies
Circumstances
c) TRANSMIT FOR
IDENTIFICATION AND REPORT
IDENTIFICATION OF
AIRCRAFT HEADING;
e) IDENTIFIED [position];
36
b) CONTINUE HEADING (three
digits);
c) CONTINUE PRESENT
HEADING;
i) HEADING IS GOOD.
b) RESUME OWN
37
NAVIGATION
[DIRECT] (significant
point)
MANOEUVRES a) MAKE A THREE SIXTY TURN
LEFT (or RIGHT) [reason];
a) DUE TRAFFIC;
e) STOP TURN NOW.
b) FOR SPACING;
c) FOR DELAY;
d) FOR DOWNWIND (or
BASE, or FINAL).
a) REPORT SPEED;
c) MAINTAIN (number)
KILOMETRESPER HOUR (or
38
KNOTS) [OR GREATER(orOR
LESS)] [UNTIL
(significant point)];
i) REDUCE TO MINIMUM
APPROACH SPEED;
j) REDUCE TO MINIMUM
CLEAN SPEED;
39
RESTRICTIONS.
11) UNKNOWN;
14) CLOSING;
16) OVERTAKING;
40
17) CROSSING LEFT TO RIGHT (or
RIGHT TO LEFT);
8) (aircraft type);
9) (level);
d) CLEAR OF TRAFFIC
[appropriate
instructions];
41
COMMUNICATIONS b) IF NO TRANSMISSIONS
RECEIVED FOR (number)
42
b) PRIMARY RADAR OUT OF
SERVICE (appropriate information
as necessary);
Tabel 2.7 General ATS surveillance service phraseologies
a. Option
43
lombok 13/31, ATZ, CTR, TMA east/west, FSS, Lombok
ATZ/CTR, Banyuwangi ATZ, MVA map, Runway,
Extended runway, Waypoint, Navaids dan obstacle.
c. Maps
d. UDM
Pada menu UDM terdapat sub menu new map, modify map,
delete map, publish share maps dan UDM.
e. Target
g. Radar
Pada menu radar terdapat sub menu select source, radar ring
interval, radar, show radar ring, weather dan show radar
location ID.
h. Window
44
Flight list, alert and warning, altimeter, sign on list dan
message editor.
i. PPos
j. QLA
n. DBO
45
46
p. Holding menu
47
2.2.4.2 Fasilitas ATS Reporting Office dan AMSC
1. AMSC
a. Message Processing Unit (MPU)
Yaitu suatu alat untuk mengendalikan atau mengontrol seluruh
aktifitas sistem. Di dalam unit ini tersimpan program atau
software yang berfungsi sebagai pengendali pusat, agar sistem
dapat beroperasi sesuai dengan fungsinya.
48
1 Supervision dan Correction Terminal
1 Message Log Printer
2 Alarm Status Printer
1 Statistic Printer
4 Monitor Printer :
1. Monitor 25
2. Monitor 29
3. Monitor 30
4. Monitor 31
5. Monior 32
2 ELSA AMSC Mechine
1 DUMP
49
2.3 Struktur organisasi (terlampir)
50
BAB III
TINJAUAN TEORI
3.1 Annex 11 Air Traffic Services Thirteenth Edition July 2001 (Chapter 2.2
Objective of Air Traffic Services point b and d).
- Prevent collisions between aircraft on the maneuvering
area and obstructions on that area
- Provide advice and information useful for the safe and
efficient conduct of flights
3.2 International Civil Aviation Organization, Annex 11, Air Traffic Service
Chapter 6- Air Traffic Services Requirements Communications .
6.1.2 For flight information service
6.1.2.1 Air-ground communication facilities shall enable
two-way communications to take place between a unit providing
flight information service and appropriately equipped aircraft
flying anywhere within the flight information region.
3.3 Air Traffic Services-Letter of Operational Coordination Agreement
(LOCA) between Bali FSS – Kupang FSS.
3.4 Annex 10 volume V Aeronautical Radio Frequency Spectrum Utilization
3rd Edition Attachment B. 5th poin consider that “ VHF (general purpose
or AOC channels) and not HF should be used when an aircraft is within
the coverage of anappropriate VHF aeronautical station.
51
3.5 Annex 10 Volume II seventh edition, July 2016 ( chapter 5.2.2.7 VOICE
COMMUNICATIONS FAILURE)
5.2.2.7.1 AIR-GROUND
52
- Unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan harus menggunakan
Radiotetephony dan/atau datalink pada komunikasi antar
penerbang dengan personel pemandu lalu lintas penerbangan
(Air Ground communication) dan menggunakan direct-speech
dan/atau data link communication untuk komunikasi antar Unit
pelayanan Lalu Lintas Penerbangan.
- Fasilitas komunikasi sebagaimana dimaksud butir 1 (satu) harus
dilengkapi dengan recording pada semua channel dan dapat
menyimpan data sekurangnya 30 (tiga puluh) hari.
53
BAB IV
PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING (OJT)
54
Bali dengan pembagian tugas disesuaikan oleh Ojt Instructor di Perum
LPPNPI ( Lembaga Penyedia Pelayanan Navigasi Penerbangan) cabang
Denpasar Bali.
Peserta On the Job Training saat melakukan dinas Flight Service
Sector (FSS) memiliki kewajiban untuk memberikan informasi kepada
pesawat meliputi informasi weather, traffic info dan lain-lain dengan tujuan
mewujudkan keselamatan dan efisiensi dalam penerbangan sesuai dengan
five objectives of air traffic services point ke 4 “ Provide advice information
usefull for the save and efficient conduct of flight ” bahwa Aeronautical
communication officer (ACO) bertanggung jawab dalam arus lalu lintas di
udara yang berada di wilayah tanggung jawab dan memberikan informasi
yang berguna untuk keamaan dan efisiensi penerbangan.
Peserta On the Job Training juga dituntut cakap, tanggap, dan efisien
dalam berkomunikasi menggunakan radio HF ( High Frequency), serta
mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat demi mewujudkan
keamanan dan efisiensi dalam pelayanan lalu-lintas penerbangan. Bahasa
yang digunakan juga harus sesuai dengan standar phraseology yang ada
pada Annex 10 Volume II dan Document 4444 Chapter 12.
Selain dinas Flight Service Sector (FSS) peserta On the Job Training
(OJT) juga mencakup dinas ATS Repoting Office (ARO). Pada saat dinas
ATS Reporting Office (ARO) peserta On the Job Training dituntut terampil
dalam pengelolaan ATS message, baik itu pengelolaan Flight plan, arrival
message, departure message, flight plan maupun ATS message lainnya
sesuai dengan Annex 10 vol II dan Document 4444 Chapter 11.
55
4.2 Jadwal
Adapun pelaksanaan On the Job Training dilaksanakan selama 5
bulan, jadwal pelaksanaan On the Job Training taruna Politeknik
Penerbangan Surabaya Di Airnav cabang Denpasar Bali :
56
Permasalahan
57
telephony BALI INFORMATION. RDARA adalah singkatan dari
Regional Domestic Air Route Area atau yang biasa dipanggil dengan
BALI INFO, memiliki suatu pengertian station yang memberikan
Flight Information Service serta Alerting Service di dalam penerbangan
domestic atau non-domestic yang mempunya ketinggian Ground –
FL245 serta pelayanan penerbangan internasional dengan ketinggian
Ground – F245. FSS adalah station yang digunakan untuk air to
ground communication yang dilengkapi dengan alokasi frekuensi sesuai
dengan referensi surat KADIT KESPEN No. 0192/ 626/75/ DKP/1983,
yakni :
8882 KHz
11309 KHz
6577 KHz
5574 KHz.
58
sebagai personel pemberi layanan lalu lintas udara berhak berpartisipasi
dalam menekan turun angka permasalahan dan selalu berinovasi dalam
meningkatkan pelayanan.
59
Ainav Indonesia yaitu menyediakan layanan lalu lintas penerbangan
yang mengutamakan keselamatan, nyaman dan ramah lingkungan demi
memenuhi ekspektasi pengguna jasa.
Penyelesaian
60
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.1.1 KESIMPULAN TERHADAP BAB IV
61
- West Bound Traffic entering Bali Sector can not
establish Bali FSS, above altitude 6000 below FL245,
advice contact to Bali East TMA on freq 119,9Mhz or
119,3Mhz.
62
yang dialami dari masa ke masa selalu menjadi bahan acuan sebagai
pembelajaran bagi keselamatan penerbangan yang lebih baik
kedepannya.
5.2 SARAN
5.2.1 SARAN TERHADAP BAB IV
Sebagai personil ACO pada Flight Service Station yang
bertanggung jawab terhadap pemberian pelayanan informasi
keselamatan penerbangan incoming, outgoing dan overflying pada
uncontrolled airspaced dengan menggunakan radio HF yang
dimiliki dan dengan wilayah tanggung jawab Mean and Sea Level
(MSL) below F245, personil ACO tetap harus selalu berinovasi
agar lebih optimalnya pelayanan yang diberikan. Untuk itu SOP
dan LOCA antara Bali FSS – Kupang FSS disarankan untuk segera
dilakukan updating dan penggunaan Radio VHF (freq 122,1) yang
dimiliki Bali FSS disarankan untuk sesekali dipergunakan agar
pesawat yang melalui Bali Sector akrab dengan frequency Radio
VHF tersebut. Di masa pandemi seperti sekarang, hal ini juga dapat
menjadi salah satu contingency atau jalan alternatif apabila
frequence pada Radio HF Bali FSS mengalami US (unserviceble).
Sehingga pihak ACO tidak perlu mengajukan pengadaan
secondary frequence, cukup dengan mengoptimalkan Radio VHF
yang dimiliki. Saran untuk jangka Panjang Bali FSS memiliki
General Purpose seperti hal nya Jakarta General Purpose di
JATSC.
63
5.2.2 MASUKAN TERHADAP PELAKSANAAN OJT SECARA
KESELURUHAN
Selama hampir 5 bulan penulis melaksanakan On the Job
Training (OJT) di Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) Kantor Cabang
Denpasar, penulis menemukan masalah terkait dengan jadwal dinas
peserta On The Job Training (OJT) di masa pandemi, yang dimana
pembagian jadwal dinas yang tidak teratur. Hal tersebut
dikarenakan tidak adanya konsistensi dalam pembagian jadwal
dinas dalam Buku Panduan On the Job Training sehingga peserta
On the Job Training (OJT) pembagian dinas dengan senior di
lapangan tidak terlaksana dengan merata. Dimasa pandemi ini
Penulis mempunyai saran untuk menetapkan konsistensi jadwal
dinas peserta On the Job Training (OJT) di dalam Buku Panduan
On the Job Training agar tidak berganti ganti pasangan dinas dan
agar mempermudah On the Job Training Instructor (OJTI) dalam
menetapkan jadwal dinas bagi peserta On the Job Training (OJT).
64
DAFTAR PUSTAKA
KP 151 Tahun 2016 tentang Standar dan Teknis Operasi (Manual of Standard
CASR 172-01)
65
LAMPIRAN
Gambar 1 AMSC
66
Gambar 2 ATS Reporting Office
67
Gambar 3 Direct Speech Adjacent Unit Harris Frequentis
68
Gambar 5 AFTN
69
Gambar 7 Selcal
70