Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENGUKURAN, BESARAN dan SATUAN

1.1 Besaran dan Satuan


a. Pengertian
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dapat dinyatakan dengan angka dan
memiliki satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan nilai hasil pengukuran
sehingga menjadi lebih bermakna atau pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
b. Macam-macam Besaran dan satuan.
Ada dua macam satuan yakni satuan baku dan satuan tidak baku. Satuan baku
merupakan satuan yang di tetapkan sebagai satuan pengukuran secara Umum (Satuan
Internasional), ada satuan MKS dan CGS. MKS adalah meter, kilogram, sekon
sedangkan CGS adalah centimeter, gram dan sekon. Satuan Tidak baku adalah satuan
yang tidak ditetapkan sebagai satuan pengukuran secara umum, seperti jengkal, kaki,
kaleng, patok, depa. (besarnya jengkal setiap orang tidak sama, oleh sebab itu jengkal
tidak bisa dijadikan satuan pengukuran secara umum). Contohnya irwan dan Inas
mengukur panjang meja dengan jengkal dan penggaris, menurut irwan panjang meja 8
jengkal, sedangkan inas 9 jengkal. Pengukuran kedua menggunakan penggaris, menurut
irwan panjang meja 80 cm dan inas juga mendapatkan panjang meja 80 cm.
Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran
turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu dan
tidak diturunkan dari besaran-besaran lain. Terdapat tujuh macam besaran pokok,
simak tabel berikut:

Tips cara mengingat besaran pokok


Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Artinya untuk
menentukan besaran ini, kalian perlu menggunakan rumus-rumus tertentu yang memuat
besaran pokok. Contoh:
LUAS = panjang x lebar
= meter (m) x meter (m)
= m2
Keterangan: luas (besaran turunan), m2 (satuan luas)
Table besaran turunan dapat dilihat pada gambar berikut:

c. Konversi satuan
Koversi satuan adalah pengubahan satuan suatu besaran ke dalam satuan lain dengan
menggunakan faktor konversi satuan. Konversi satuan dapat dilakukan jika satuan yang
akan diubah dan satuan pengubah merupakan satuan dari suatu besaran yang sama.
 Satuan ukuran panjang
Untuk satuan ukuran panjang konversi dari suatu tingkat menjadi satu tingkat di
bawahnya ialah dikalikan dengan 10 sedangkan untuk konversi satu tingkat di
atasnya dibagi angka 10. Untuk lebih jelas silahkan lihat tangga satuan panjang
dibawah ini :
Contoh:
Berapakan nilai konversi 100 cm dalam satuan dm... ?
Jawab: Karena satuan dm berada 1 tingkat diatas cm, maka harus dibagi 10
100
100 cm= dm=10 dm
10
 Satuan ukuran berat

Contoh:
Berapa nilai konversi 5 kg dalam satuan dg?
Jawab: Karena satuan kg berada 4 tingkat diatas dg, maka
5 kg=5 x 10 x 10 x 10 x 10 atau 5 x 10000 dg=50000 dg

 Satuan ukuran waktu


Berbeda dengan konversi yang ditunjukkan sebelumnya pada satuan panjang dan
berat, satuan waktu tidak bisa dikonversi hanya dengan mengkali atau membagi 10.
Hal itu terjadi karena pada dasarnya waktu berbasis jam merupakan kelipatan 6,
bukan kelipatan 10 seperti pada berat dan panjang. Berikut daftar konversi satuan
waktu:

Contoh:
1. Berapa konversi satuan 35 menit ke dalam detik?

Jawab: 35 menit =35 x 60 detik =2100 detik

2. Berapa konversi satuan 5000 detik ke dalam jam?


5000
Jawab: 5000 detik= jam=1,39 jam
3600
INGAT

MERUBAH DARI TINGKAT KECIL KE BESAR : DIKALI

MERUBAH DARI TINGKAT BESAR KE KECIL : DIBAGI

 Satuan ukuran luas


Satuan luas sering diakhiri dengan kata persegi, seperti kilometer persegi dan meter
persegi. Kata persegi dapat ditulis dengan angka pangkat dua, seperti meter persegi
dapat ditulis dengan m2.

Contoh:
Berapa konversi 23 km2 ke dalam dam2?
Jawab: Karena dam2 berada 2 tingkat dibawah km2 maka:
23 km2=23 x 100 x 100 dm2=230000 dm2
 Satuan ukuran volume
Satuan volume sering diakhiri dengan kata kubik, seperti kilometer kubik, meter
kubik. Kata kubik dapat ditulis dengan angka pangkat tiga, seperti meter kubik
dapat ditulis dengan m3.

Berapa konversi 23 hm3 ke dalam m3?


Jawab: Karena m3 berada 2 tingkat dibawah hm3 maka:
23 hm3=23 x 1000 x 1000 dm3=23000000 dm3
Contoh konversi satuan volume dengan satuan lainnya:
 1 liter = dm3 = 1000 ml = 1000 cc
 1 liter = 0,001 m 3

 1m 3
= 1000 liter
 1 cm 3
= 1 cc = 1ml
Contoh soal konversi satuan:
Sebongkah Es dapat terapung dipermukaan air karena massa jenis es lebih kecil dari
air. Es bermassa jenis 0,8 gr/cm3 dan air 1 gr / cm3. Konversikan satuan massa jenis es
dan air dalam satuan kg/m3 ?
Penyelesaian:
Massa jenis es
= 0,8 g / cm³
= 0,8 g /  1 cm³
= (0,8 / 1000  kg )  /   (1/1000000 m³)
= 0,8 x 1000000 / 1000         kg/m³
= 0,8 x 1000   kg / m³
= 800 kg/m³

Massa jenis air
= 1 g / cm³
= 1 g /  1 cm³
= (1 / 1000  kg )  /   (1/1000000 m³)
= 1 x 1000000 / 1000         kg/m³
= 1000   kg / m³

d. Dimensi
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol
(lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara
besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Apapun jenis satuan besaran yang
digunakan tidak mempengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang
dapat dinyatakan dalam m, cm, km, semua satuan itu mempunyai dimensi yang sama,
yaitu L.
Tabel Lambang Dimensi Besaran Pokok

Tabel Lambang Dimensi Besaran Turunan

Contoh Soal

1. Dimensi dari Kecepatan:


Langkah 1 tentukan rumus

Jarak
Kecepatan =
Waktu

Langkah 2 tentukan satuan


s (satuannya meter )
v=
t( satuannya waktu)

Langkah 3 tentukan dimensi

[ L] −1
v= =[ L ][ T ]
[T ]
2. Dimensi dari Usaha:
Langkah 1 tentukan rumus

Usaha = Gaya x Perpindahan

= (massa x percepatan) x Perpindahan

kecepatan
= (massa x ) x Perpindahan
waktu

Jarak
= (massa x waktu ) x Perpindahan
waktu

Jarak
= massa x x perpindahan
Waktu2

Langkah 2 tentukan satuan

Jarak dan perpindahan memiliki satuan yang sama yakni meter

Usaha = kg.m/s2.m

Langkah 3 tentukan dimensi

[ M ] [ L ]2
Usaha = 2 atau [ M ][ L ] 2 [ T ]−2
[T ]

3. Satuan dari dimensi tekanan [ M ][ L ]−1 [ T ]−2


Langkah 1 uraikan satuan
[ M ] =massa=kilogram
[ L ] = panjang=meter
[ T ] =waktu=sekon
Langkah 2 perhatikan pangkat
[ L ]−1= 1
[L]
[ T ]−2 = 1 2
[T ]
Langkah 3 tulis satuan

[ M ][ L ]−1 [ T ]−2=[ M ] 1 1 2
[ L ] [T ]

1 1
= kg. . 2
m s

= kg/ms2

4. [ M ][ L ][ T ]−2 merupakan dimensi dari?


Langkah 1 uraikan satuan
[ M ] =massa=kilogram
[ L ] = panjang=meter
[ T ] =waktu=sekon
Langkah 2 perhatikan pangkat

−2 1
[T ] = 2
[T ]
Langkah 3 tulis satuan

−2 1
[ M ][ L ][ T ] =[ M ][ L ] 2
[T ]
1
= kg.m.
s2

= kg.m/s2

Langkah 4 identifikasi besaran

[ M ][ L ][ T ]−2 = kg.m/s2 ingat percepatan (a) = m/s2


= massa x percepatan

= GAYA

1.1 Pengukuran
a. Pengertian
Pengukuran adalah membandingkan nilai suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Contoh: penjual telur
mengukur berat suatu telur ketika ada pembeli yang ingin membeli telur 1 kg (mencari
bobot telur merupakan pengukuran). Pengukuran ada 2 yakni pengukuran langsung
dan pengukuran tidak langsung.
Pengukuran langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur
langsung. Contoh pengukuran panjang meja menggunakan penggaris. Pengukuran tidak
langsung adalah pengukuran buat mengukur sesuatu besaran dengan metode mengukur
besaran lain. Contoh mengukur (lebih tepatnya menghitung) volume balok dengan
mengukur panjang, lebar dan tingginya. Hasil pengukuran biasanya ditulis sebagai
berikut: 

Keterangan:
x = nilai besaran yang diukur;
xo = hasil pengukuran yang terbaca atau x rata-rata (untuk pengukuran berulang);
∆x = ketidakpastian pengukuran atau 1/2 skala terkecil alat ukur (untuk pengukuran
tunggal)
Untuk pengukuran berulang nilai ketidakpastian pengukuran dapat dihitung
menggunakan rumus:
Contoh soal:
Suatu pengukuran berulang massa sebuah benda menghasilkan data sebagai berikut:
12,3 g; 12,4 g; 12,5 g; 12,6 g; 12,8g; dan12,9 g. Laporkan hasil pengukuran berulang
tersebut lengkap dengan ketidakpastiannya!
Penyelesaian:
b. Angka Penting
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, meliputi
angka pasti dan angka taksiran. Penulisan angka penting menunjukkan ketelitian suatu
hasil pengukuran. Penulisan angka penting perlu memperhatikan beberapa aturan
yakni:
 Semua angka bukan nol merupakan angka penting, contohnya 2,34 memiliki tiga
angka penting, 65,765 memiliki lima angka penting
 Semua angka nol yang terletak di antara angka bukan nol merupakan angka penting,
contohnya 3,009 memiliki empat angka penting, 70,6 memiliki tiga angka penting.
 Angka nol yang terletak di sebelah kanan angka bukan nol merupakan angka
penting, contohnya 3.000 memiliki empat angka penting, 1,230 memiliki empat
angka penting.
 Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di kiri maupun di
kanan koma bukan termasuk angka penting, contohnya 0,1 memiliki satu angka
penting, 0,005 memiliki 1 angka penting, 0,0567 memiliki tiga angka penting.
 Semua angka sebelum faktor pengali pada notasi ilmiah merupakan angka penting.
Contoh 3,50 x 102 terdapat 3 angka penting.

Notasi ilmiah adalah tata cara penulisan nomor yang mengakomodasikan nilai-nilai
yang sangat besar atau yang sangat kecil untuk mempermudah penulisan notasi dalam
notasi desimal standar. Contoh: jika bilangan yang lebih dari 10 tidak mempunyai koma
(bukan desimal) maka buatlah koma di belakang angka yang paling belakang.
Disamping itu, gunakanlah pangkat positif jika titik desimal digeser ke kiri. Contoh:
Jika bilangan memiliki tanda koma atau decimal maka menggunakan pangkat negative
jika titik decimal digeser ke kanan. Contoh:

Aturan pembulatan bilangan tersebut, antara lain:

 Angka-angka yang lebih kecil daripada 5 dibulatkan ke bawah. Contoh 8,30


dibulatkan menjadi 8.
 Angka-angka yang lebih besar daripada 5 dibulatkan ke atas. Contoh 4,37 dibulatkan
menjadi 4,4
 Angka 5 dibulatkan ke atas jika sebelum angka 5 adalah ganjil dan dibulatkan ke
bawah jika angka sebelum angka 5 adalah angka genap. Contoh 7,35 dibulatkan
menjadi 7,4 dibulatkan keatas karena sebelum angka 5 adalah bilangan ganjil yakni
3.

Operasi angka penting


 Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanya


boleh mengandung satu angka taksiran (angka terakhir dari suatu bilangan
penting).

Contoh 1:

35,572                   2 adalah angka taksiran


  2,2626 +            6 adalah angka taksiran
37,8346                
4 dan 6 merupakan angka taksiran, ingat satu angka taksiran sehingga hasil
penjumlahan ditulis 37,835 disesuaikan dengan aturan pembulatan.
Contoh 2:

14,46                 6 adalah angka taksiran


  3,3238     –       7 adalah angka taksiran
11,1362             
6 dan 2 merupakan angka taksiran, sehingga hasil penjumlahan ditulis 11,14
disesuaikan dengan atuan pembulatan.
 Perkalian dan pembagian
Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian sama banyaknya dengan angka
penting yang paling sedikit dari angka yang dikalikan atau dibagi.
Contoh 1:
8,141                3 angka penting
  0,22  x            2 angka penting
1,79102 dibulatkan menjadi 1,8 (2 angka penting)
Contoh 2:
1,432               4 angka penting
  2,68 :           3 angka penting
0,53432 dibulatkan menjadi 0,534 (3 angka penting)
c. Alat Ukur
 Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga
ketelitian mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.

Hasil pengukurannya = 3,1 – 0,3 = 2,8 cm


Penulisan hasil ukur = (2,8 ± 0,05) cm dimana 0,05 adalah nilai satuan terkecil (nst)
 Jangka sorong
Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. Dengan demikian, jangka
sorong memiliki ketelitian lebih baik daripada mistar. Perhatikan contoh berikut.

Pembahasan
Skala utama = 0,8 cm
Nonius berskala = 3 x 0,01 cm = 0,03 cm
Gelas dengan berdiameter  = 0,8 cm + 0,03 cm = 0,83 cm
 Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian lebih baik daripada dua alat
sebelumnya yaitu 0, 01 mm. Alat ini isa digunakan untuk mengukur diameter
kawat, ketebalan kertas, dan benda-benda kecil lainnya. Perhatikan gambar berikut
Skala utama = 3,5 mm
Skala nonius = (12 × 0,01) = 0,12 mm. (12 merupakan garis skala momiusyang
segaris dengan utama)
Hasil pembacaan alat = skala utama + skala nonius 
      = 3,5 + 0,12 = 3,62 mm
 Neraca O’Hauss

Massa merupakan salah satu besaran pokok yang bisa diukur menggunakan
timbangan atau neraca. Neraca yang biasa digunakan pada skala laboratorium
adalah neraca O’Hauss tiga lengan. Neraca tersebut memiliki tiga lengan dengan
rincian sebagai berikut.
 Lengan tengah memiliki skala 0 – 500 gram.
 Lengan belakang memiliki skala 0 – 100 gram.
 Lengan depan memiliki skala 0 – 10 gram.
Perhatikan contoh berikut.

Berdasarkan gambar diatas, hasil pengukuran menggunakan Neraca O’Hauss adalah


 Ampermeter

Alat untuk mengukur arus listrik disebut amperemeter, sedangkan untuk mengukur
tegangan listrik disebut voltmeter. Adapun contoh gambar alatnya adalah sebagai
berikut.

Hasil pengukuran amperemeter di atas adalah sebagai berikut.

 Stopwacth

Alat yang biasa digunakan untuk mengukur waktu adalah stopwatch. Perhatikan
contoh berikut.

Hasil pengukuran waktu menggunakan stopwatch di atas adalah 2 menit + 12


sekon.
TUGAS
1. Sebutkan 11 besaran turunan yang kalian ketahui!
2. Ibu menyuruh Inas membeli beras 1200000 cg untuk acara makan-makan dirumah.
Berapa kg beras yang yang akan dibeli Inas di toko?
3. Firman mengendarai sepeda dengan kecepatan 40km/jam, berapa kecepatan sepeda
Firman dalam meter/sekon?
4. (a) dimensi dari kecepatan adalah?....  (b) [M][L]2[T]-3 merupakan dimensi dari?
5. Suatu pengukuran berulang massa sebuah benda menghasilkan data sebagai berikut: 10 g;
10,4 g; 10,5 g. Laporkan hasil pengukuran berulang tersebut lengkap dengan
ketidakpastiannya!

Anda mungkin juga menyukai