Disampaikan Pada Workshop GTK Creative Camp (GCC) Batch-2 Tahun 2021
Selasa 2 November 2021
OUTLINE
B Dampak Limbah
limbah infeksius,
CAIR B3 MEDIS imbah patologi,
GAS limbah benda tajam,
Limbah farmasi,
B3 INDUSTRI limbah sitotoksis,
limbah kimiawi,
limbah radioaktif,
semua limbah yang berbentuk gas yang semua air buangan termasuk tinja yang limbah kontainer
berasal dari kegiatan pembakaran pada berasal dari kegiatan industri, domestik, bertekanan, dan
aktivitas industri, domestik, pertanian dan pertanian, dan transportasi yang limbah dengan kandungan
transportasi seperti mesin produksi, kemungkinan mengandung mikroorganisme, logam berat yang tinggi.
insinerator, dapur, perlengkapan bahan kimia beracun dan radioaktif yang
generator, anastesi, pembuatan obat berbahaya bagi kesehatan
citotoksik, mobil dan pesawat udara.
Tajam
Patologis
Infeksius
KATEGORI LIMBAH
Kimia
MEDIS
Farmasi
Sitotoksik
Logam Berat
Kontainer Bertekanan
Radioaktif
Macam-Macam Limbah
Berdasarkan sumbernya limbah terdiri atas:
Limbah domestik/rumah tangga → limbah yang
berasal dari pembuangan sisa rumah tangga (sisa
sayuran, sis nasi, kotoran manusia)
Limbah Industri → limbah yang berasal dari
industri/pabrik (sisa kain, asap, air yang tercemar, dll.)
Limbah Nuklir → limbah yang berasal dari hasil
pembuangan reactor nuklir (radiasi nuklir)
Limbah Komersial → limbah yang berasal dari aktivitas
perdagangan/pasar (tomat busuk, sayuran busuk,
potongan rambut, dll.)
Limbah Alam → limbah yang berasal dari alam
(ranting pohon, daun kering, dll.)
8
Karakteristik Limbah
Berdasarkan wujudnya limbah terdiri dari:
Limbah Padat (kertas, botol, kardus, logam, dll.)
Limbah Cair (detergen, pemutih, cairan pewarna,
limbah cair tahu, dll.)
Limbah Gas ( Asap kendaraan, asap rokok, asap
industri, dll)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun/ limbah B3
( kamper, pengharum ruangan, pewarna rambut,
baterai kering, cairan kimia, dll.).
9
Karakteristik Limbah
Berdasarkan senyawanya limbah terdiri atas:
Limbah Organik → Limbah yang dapat diuraikan
oleh bakteri pembusuk/microba. (sisa sayuran,
bangkai makhluk hidup, daun-daunan, ranting, dll.)
Limbah Anorganik → Limbah yang tidak dapat
terurai oleh bakteri pembusuk. (Kaca, plastic,
keramik, besi, stereofoam, dll.)
Jenis Limbah Fasyankes Berdasarkan Karakteristiknya
Limbah infeksius
& patologi Limbah domestik
15% 80%
Limbah domestik Limbah infeksius & patologi Limbah kimia & farmasi
12
mudah terbakar;
Limbah yang pada temperatur dan tekanan standar (25 0C, 760 mmHg) dapat mudah
menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara
spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.
bersifat reaktif;
Limbah yang pada temperatur dan tekanan standar (25 0C, 760 mmHg) tidak stabil, mudah
bereaksi dan dapat menyebabkan perubahan yang membahayakan.
beracun;
Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang
dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
pernafasan, kulit atau mulut.
menyebabkan infeksi;
Limbah yang mengandung kuman penyakit yang menular.
bersifat korosif.
Limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit dan proses pengkaratan, serta .
13
Problematika Limbah
Limbah padat yaitu sampah rumah tangga, dan limbah cair dapat
mencemari lingkungan perairan. Air yang tercemar akan menjadi sumber
penyakit menular.
Limbah gas pada umumnya mengandung senyawa kimia berupa SOx, NOx,
CO, dan gas-gas lain. Adanya SO2 dan NOx di udara dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam yang dapat menimbulkan kerugian karena merusak
bangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian dan hutan.
Limbah dari industri kimia pada umumnya mengandung berbagai macam
unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic)
sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia.
Limbah pertanian yang paling utama ialah pestisida dan pupuk. Walau
pestisida digunakan untuk membunuh hama, ternyata karena
pemakaiannya yang tidak sesuai dengan peraturan, pestisida menjadi
biosida–pembunuh kehidupan.
PROBLEMATIKA: LIMBAH PADAT DOMESTIK
Kesehatan
KEGIATAN EKONOMI
Sistem Ekonomi
output
PRODUKSI KEGIATAN KEGIATAN RUMAH KONSUMSI
USAHA TANGGA
input
RESIDU/
EKSTRAKSI LIMBAH
Lingkungan
+
Daya Dukung
Pencemaran
Kesengsaraan Kerusakan
• Produksi = 0
Usaha – Usaha : • Penurunan Produksi
-Mencegah • Peningkatan Teknologi
• Peningkatan kualitas Bahan
-Mengurangi
• Kelola LImbah
-Menghindari • Daur Ulang
LINGKUNGAN HIDUP
rehabilitasi
Limbah
imtak
pendidikan pemanfaatan
Tenaga Kerja
pengg.
Sumber Daya
iptek
Manusia
SUMBER DAYA
Kons.
Kreasi
LINGKUNGAN
kons.
Barang eksp.
Limbah
Cara Penanganan Limbah
Sifat Limbah
Limbah plastik hanya dapat terurai berkisar 50 tahun lebih. Jika plastik
tidak dimanfaatkan secara baik dengan cara mengolahnya menjadi
barang yang dapat di daur ulang, tentu hal itu akan menyebabkan
penumpukan dimana-mana, sedangkan produksi plastik untuk
kemasan makanan maupun sebagai kantong akan terus di produksi
oleh produsen plastik. Oleh karna itu kita harus bisa memanfaatkan
keadaan sekitar sekaligus juga kita dapat mengurangi limbah yang
hanya terbuang sia-sia. Kenapa tidak bila kita memanfaatkan limbah
tersebut untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
A. Sumber sampah
1. Sampah kegiatan rumah tangga (domestic refuse)
Terdiri dari sisa makanan, bahan dan peralatan rumah
tangga.
Pengelolaan Limbah
Prioritas pertama Prioritas kedua Prioritas terakhir
Pengolahan Limbah
Bahan Pengolah PRODUK
baku an
LIMBAH LIMBAH*
SUMBER DAYA pencemaran pencemaran
ALAM tinggi rendah
Teknologi PENGOLAHA
Energi N LIMBAH
Materi
Media Penerima
(LINGKUNGAN)
tanah, perairan,
udara
Pengelolaan Limbah
51
CATATAN
REUSE = Memanfaat ulang, menggunakan kembali barang bekas
tanpa pengolahan bahan,untuk tujuan sama atau berbeda. Contoh
: Kaleng ➔ tempat pensil.
RECYCLE = Mengolah kembali, memanfaatkan barang bekas dengan
mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. Contoh : Kertas
daur ulang, Kompos.
REDUCE = Mengurangi, perilaku yang dapat mengurangi produksi
sampah. Contoh : Bawa tas sendiri bila belanja.
REPLACE = Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai
ulang/mengubah kebiasaan mempercepat produksi sampah.
Contoh : Kantong plastik ➔ Kertas.
CATATAN
REFILL = Mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai.
Contoh : Minyak goreng, sabun, susu, dll.
57
KEUNTUNGAN UPAYA REDUCE
❖ Menekan jumlah timbulan sampah sedemikian
drastis
❖ Mampu menyelamatkan energi yang
dibutuhkan dalam proses produksi barang yang
dibutuhkan
❖ Menyelamatkan rusaknya sumber daya alam
yang menjadi bahan baku dalam proses
produksi
❖ Meminimalkan timbulan polusi udara
❖ Lebih jauh ke depan, kita dapat menjaga dan
menjamin lingkungan hidup yang berkelanjutan.
58
Contoh Kegiatan Reduce Sehari-hari
61
Reuse (menggunakan
kembali) adalah upaya
memanfaatkan sampah
Berarti sebisa mungkin
melalui penggunaan
pilihlah barang-barang
yang berulang agar
yang bisa dipakai
tidak langsung menjadi
kembali. Hindari
sampah, tanpa
pemakaian barang-
pengolahan berarti
barang yang disposable
menggunakan kembali
(sekali pakai, buang)
sampah yang layak
pakai untuk fungsi yang
sama atau yang lain.
62
Contoh Reuse dalam Kehidupan Sehari-hari
65
SWEDIA
Negara Skandinavia seperti Swedia punya cara unik dalam mengatasi
masalah sampah. Terdapat mal yang khusus diperuntukkan sebagai
tempat jual-beli produk daur ulang atau barang bekas yang masih layak
pakai, yang juga menerima perbaikan barang dan bisa dijual di sana.
Tersedia juga pelatihan untuk mengolah barang maupun
memperbaikinya. Hal itu tentu meminimalisir jumlah sampah di Swedia
66
Minimasi jumlah sampah dan daur ulang ditingkatkan. Pembuangan
sampah yang masih memiliki nilai energi dikurangi secara signifikan.
Dengan misi disebut 'toward zero waste' — 'menuju sampah nol.' Setiap
tumpukan sampah di swedia punya dua pilihan nasib: untuk didaur ulang
atau diubah menjadi energi.
67
SINGAPURA
Singapura mengkampanyekan ”Bring Your
Own Bag” atau ”Bawa Kantong anda Sendiri”
sejak April 2007, dan konsumen harus
mengeluarkan ekstra biaya jika ingin
menggunakan kantong plastik. Hasil dari
kampanye tersebut adalah di hari pertama
mampu mengurangi 100.000 penggunaan
kantong plastik, terjualnya 200.000 kantong
non plastik yang dapat dipakai berulang kali,
serta menurunnya konsumsi kantong plastik
sampai dengan 60%.
68
69
AUSTRALIA
Kebijakan pemberian reward bagi masyarakat yang peduli dengan
pencemaran sampah plastic juga dilakukan oleh pemerintah Sydney, Australia.
Pemerintah Sydney memberikan akses transportasi gratis dengan menukarkan botol
plastik sebagai pengganti uang. Selain itu, pemerintahnya juga memberikan tiket
bioskop bagi mereka yang menyetorkan sampah plastik ke mesin yang sudah di
sediakan.
70
Absorption
Adsorption
Chemical conversion
Separation
71
Komposting
PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERACUN & BERBAHAYA [ B3 ]
P
IDENTIFIKASI E
TEMPAT
SUMBER LIMBAH LIMBAH B3 PENGOLAH
R
LB3
P
E
R
•Industri •INFEKSIUS U
•INCINERATOR
•Domestik •BERACUN U •AUTOCLAV
•Pertanian •MUDAH •MOU PIHAK-3
•Transportasi MENYALA
•MELEDAK
Alur Pengelolaan Limbah
Pengurangan
Pemilahan
Pewadahan
Penyimpanan
Pengangkutan/Pengumpulan
Pengolahan/Penimbunan/Pemanfaatan
Pengurangan
▪ Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
▪ Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping) setiap bahan
atau material yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
dan/atau pencemaran terhadap lingkungan;
▪ Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut jenis,
kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
▪ Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan bahan
farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan
kedaluwarsa; dan
▪ Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap peralatan
sesuai jadwal.
78
CONTOH PENGURANGAN
81
Pengangkutan
1. Pengangkutan Internal
• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
• Tidak dianjurkan melakukan pemadatan/penekanan pada saat pengumpulan
limbah untuk menghindari risiko tertusuk
2. Pengangkutan eksternal
Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin. Pengangkutan yang
dilakukan oleh penghasil limbah bisa menggunakan kendaraan roda 3, sesuai
ketentuan yang berlaku.
Penyimpanan Sementara
• TPS harus memiliki ijin
• Bangunan TPS yang memenuhi persyaratan harus sesuai
dengan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995
Tentang : Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan
Dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
•Waktu Penyimpanan :
1. 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat Celcius
2. 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih kecil dari
0 derajat celcius
3. 7 hari, Pada temperatur 3-8 derajat Celcius (PMK 7/2019)
Cara Penanganan Limbah-Sampah
A. ARAH KEBIJAKAN :
• PENINGKATAN KINERJA DI BIDANG
PENGURANGAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN
MUATAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
JAKTRANAS • PENINGKATAN KINERJA DI BIDANG PENANGANAN
SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS
SAMPAH RUMAH TANGGA
1. PEMBATASAN
30% PADA TAHUN 2025 DARI TIMBULAN SAMPAH
PENGURANGAN
TIMBULAN SAMPAH 2. PENDAURAN ULANG
SAMPAH
NASIONAL SAMPAH
3. PEMANFAATAN KEMBALI
SAMPAH
1. PEMILAHAN
PENANGANAN 70% PADA TAHUN 2025 DARI 2. PENGUMPULAN
SAMPAH TIMBULAN SAMPAH 3. PENGANGKUTAN
NASIONAL 4. PENGOLAHAN
5. PEMROSESAN AKHIR
INDIKATOR TARGET
Proyeksi timbulan
sampah (juta ton) 65.8 66.5 67.1 67.8 68.5 69.2 69.9 70.6 71.3
Target Pengurangan
Sampah
9.89 12 13.4 14 16.4 17.99 18.9 19.7 20.9
(juta ton)
(15%) (18%) ( 20%) (22%) (24%) (26%) (27%) (28%) (30%)
Target Penanganan
Sampah
47.3 48.5 53.7 50.8 50.7 50.52 50.3 50.1 49.9
(juta ton)
( 72%) ( 73%) (80%) (75%) (74%) (73%) (72%) (71%) (70%)
PENYELENGGARAAN JAKSTRANAS
PEMANGKU KEPENTINGAN:
• 32 K/L TERKAIT,
• DPR, DPRD PROVINSI, DPRD KAB/KOTA
• PEMERINTAH DAERAH PROVINSI,
• PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
• DUNIA USAHA
• PENGELOLA KAWASAN
21 PROGRAM 36 PROGRAM
DIAGRAM ALIR
SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA Timbunan
Sampah Kota … ton/hari
… ton/hari … ton/hari
Lubang Resapan Bank Sampah Pemulung
Biopori Kota
… ton/hari
… ton/hari ITF
MRF … ton/hari PDU
… ton/hari
Environment TPST/Waste
(Tidak Tertangani) to Energy
… ton/hari … ton/hari
L
PENGURANGAN SAMPAH : A
a. BESARAN PENURUNAN JUMLAH TIMBULAN SAMPAH PER KAPITA; P
b. BESARAN PENINGKATAN JUMLAH SAMPAH YANG TERDAUR-ULANG O
DI SUMBER SAMPAH; DAN
c. BESARAN PENINGKATAN JUMLAH SAMPAH YANG TERMANFAATKAN R
KEMBALI DI SUMBER SAMPAH. A
N
INDIKATOR PENANGANAN SAMPAH:
CAPAIAN a. BESARAN PENINGKATAN JUMLAH SAMPAH YANG TERPILAH DI J
SUMBER SAMPAH;
A
b. BESARAN PENURUNAN JUMLAH SAMPAH YANG DIANGKUT KE
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR; K
c. BESARAN PENINGKATAN JUMLAH SAMPAH YANG DIANGKUT KE S
PUSAT PENGOLAHAN SAMPAH UNTUK MENJADI BAHAN BAKU
T
DAN/ATAU SUMBER ENERGI;
d. BESARAN PENINGKATAN JUMLAH SAMPAH YANG TEROLAH R
MENJADI BAHAN BAKU; A
e. BESARAN PENINGKATAN JUMLAH SAMPAH YANG N
TERMANFAATKAN MENJADI SUMBER ENERGI; DAN A
f. BESARAN PENURUNAN JUMLAH SAMPAH YANG TERPROSES DI
TEMPAT PEMROSESAN AKHIR. S
ROAD MAP PELAKSANAAN JASTRANAS
Formulasi Indikator Timbulan Sampah Kota
LANDFILL GAS
CAPTURED THERMAL
RECOVERY
PROGRAM ADIPURA ❖ Pengelolaan Sampah
❖ Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
Adipura ❖ Pengendalian Pencemaran Air
❖ Pengendalian Pencemaran Udara
❖ Pengelolaan Sampah minimal 7% dari Timbulan
Sampah
❖ Pengelolaan RTH: 20% dari Luas Wilayah
Adipura Administrasi → Taman Kehati
Kencana ❖ Konservasi dan peningkatan kualitas air (biopori dan
sumur resapan), Instalasi Pengolahan Air Limbah
Domestik
❖ Energi Baru terbarukan dan efisiensi energi
Kota ❖ Transportasi massa yang berwawasan lingkungan
Berwawasan ❖ Peran serta masyarakat dan dunia usaha/swasta
Lingkungan ❖ Pengembangan Inovasi dan Teknologi
❖ Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Skema Pemantauan
Adipura
Kencana
Adipura
Skala Nilai PEMANTAUAN
Baik (> 71) KEDUA Piagam
Nominasi Anugerah Adipura Adipura
dan Adipura Kencana
Plakat
PEMANTAUAN Adipura
PERTAMA
Pembinaan
Skala Nilai di PEMANTAUAN
bawah baik Piagam
KEDUA Adipura
(<71)
Nominasi Piagam Adipura
KERJASAMA PEMDA DENGAN STAKEHOLDER DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
KERJASAMA
FISIK NON-FISIK
UJI EMISI INSTITUSI
ANGGARAN
KEG. PEMANTAUAN KUALITAS
ROADSIDE UDARA
KEG. MEREDUKSI TINGKAT
TRAFFIC COUNTING PENCEMARAN UDARA
Clean Water
Tahun 2011
Certificate of
Clean Land : Palembang
Clean Air Recoqnition Clean Water : Banjarmasin
Clean Air : Makassar
Kriteria dan Indikator
PRINSIP 4R
Reduce Reuse
cara pengolahan
Text
sampah
Replace Recycle
Contoh Penerapan PRINSIP 4R
Pembuatan
Pengembangan
kerajinan dari
Prinsip 4 R
sampah plastik
Pembuatan
Pendapatan kerajinan dari
Meningkat sampah platik
pemberdayaan
kampanye masyarakat terutama
lingkungan hidup para ibu rumah tangga
Latar belakang
Sebagai kepedulian dan keprihatinan civitas akademika terhadap
lingkungan sekitar kampus untuk meningkatkan taraf hidup melalui
kegiatan alternatif yang produktif
Wanita belum
4141 orang dari berkontribusi dalam
8667 warga perekonomian
Meningkatkan Pelatihan
pendapatan dengan pembuatan tas
modal kecil limbah plastik
Metode
Persiapan
Penyuluhan/ Sosialisasi
Kegiatan Lanjutan
• pameran,
• media elektronik,
Promosi • media cetak
• bekerja sama dengan Nick’s
Collection
3. PENGOMPOSAN
▪ Pengomposan dilakukan terhadap buangan/ limbah yang
mudah membusuk, sampah, buangan atau kotoran
hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
▪ Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus
dipisahkan dan disamakan ukurannya/volumenya.
2. Limbah Pertanian: Pakan Ternak
Hijauan :
a. Rumput
b. Leguminosa
c. Hasil samping tanaman pangan
d. Hijauan bukan rumput dan
legume
Limbah Agroindustri :
a. Dedak padi
b. Dedak jagung
c. Ampas tahu
d. Onggok (gamblong)
e. Kulit ketela pohon
f. Kulit kacang
g. Kulit kopi
h. Kulit kedelai
Potensi Limbah Tanaman Pertanian
No Jenis Limbah Pertanian Total produksi Bahan Kering
per Ha (kg)
400.000
350.000
300.000
250.000
200.000
150.000
100.000
50.000
Total populasi sapi (ekor) Total unit ternak dapat dicukupi dari limbah padi (ekor)
Teknologi Pengawetan Limbah Tanaman Pangan
Silase:
Penyimpanan hijauan
Hay:
segar dalam ruang kedap
Hijauan yang dikeringkan
udara dengan kepadatan
dengan kadar air < 20%
± 500 kg per M3
BANK PAKAN
Ammoniasi: Fermentasi:
Penambahan urea pada Penyimpanan hijauan
jerami kering pada saat kering dengan cara
penyimpanan anaerob dengan
penambahan probiotik
Peningkatan Kualitas Limbah Agroindustri
Inputs Outputs
Feed Meat
Nutrients Milk
Hay
Mineralization
Plant Uptake
NO3 - Leaching
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK
Variable Unit Sapi potong Sapi perah Babi Unggas
Produksi Kg/hari 75-90 36 - 45 0,67 0,11
RH % 85 85 75 - 85 75
BOD Mg/l 1,0 – 1,6 0,6 – 0,78 0,2 – 0,25 0,007-0,015
Zat padat total Kg/hari 7-12 3,0 – 4,7 0,5 – 0,97 0,03
Volatile
Kg/hari 5,9 – 10,2 2,6 0,35 – 0,8 0,02-0,022
Nitrogen total Mg/l 0,26 – 0,40 0,17 0,032-0,064 0,0014-
Amonia 0,024 0,0028
Mg/l 0,11 0,10 0,001-
0,0012
Fosfor total Mg/l 0,18 0,05 0,25-0,37 0,0005-
0,0021
pH 7,3 7,5-8,5
CONTOH DAUR ULANG LIMBAH
PENGOLAHAN SAMPAH
Kesadaran masyarakat masih rendah dalam mengolah
sampah, misalnya:
➢Rendahnya kesadaran untuk mengurangi sampah yang
akan dihasilkan
➢Memanfaatkan kembali suatu barang
➢Memilih produk isi ulang
➢Membuang sampah pada tempatnya
➢Melakukan pemisahan sampah kering (sampah anorganik)
dengan sampah basah (sampah organik).
PENGELOLAAN SAMPAH
Melaksanakan konsep 4R, yaitu:
Recycle Plastik
160
Recycle Kertas
Pupuk Kompos
A. Cara membuat pupuk kompos adalah :
1. Pisahkan sampah organik (daun, ranting) dan sampah anorganik
(plastik)
2. Masukkan sampah organik kedalam bak penampungan
3. Tutup bak agar proses dekomposisi optimal. Sampah harus basah
tapi tidak sampai berair dan diaduk seminggu sekali
4. Dalam waktu dua atau tiga bulan kompos akan jadi
Pupuk Kompos dengan Bantuan Cacing
1. Smpah organik diletakkan diletakkan dikotak rak plastik yang bagian
bawahnya diberi lubang air
2. Tumpukan paling bawah adalah sampah paling lama dan paling atas
adalah paling baru
3. Pada kotak paling bawah atulah diberi tanah dan cacing tanah
4. Penyiraman air dilakukan pada kotak paling atas secukupnya
5. Rak paling bawah jadi pupuk kompos sekitar satu atau dua bulan
6. Setelah rak terbawah habis terurai, cacing akan bergerak naik ke rak
atasnya lewat lubang air
7. Rak ahrus ditutup lebih bagus dengan tutup warna hitam
Daur ulang batok kelapa
• Batok kelapa dapat didur ulang jadi berbagi barang seperti kancing baju,
celengan, gelas seloki, gayung, centong/sendok nasi, kelapa gabuk (yang gagal
membesar) dan telah kering. Separuh bagian diukir menjadi wajah dengan
semburat serat sabut, sebagai rambutnya. Separuhnya lagi dibiarkan utuh
terbungkus sabu.
• Batok kelapa juga dibuat menjadi perangkat makan. Yang ini, proses
pembuatannya lebih sulit karena batok-batok tersebut dipecah-pecah kecil dan
disusun kembali seperti membuat mozaik dengan perekat, sehingga menjadi
lempengan. Barulah setelah ini dibentuk menjadi benda-benda tertentu, bahkan
bisa dibuat lemari atau meja
Daur Ulang Kertas
• Kertas bekas digunting-gunting sampai menjadi potongan kecil
• Rendam potongan kertas selama 1 hari
• Blender kertas yang sudah direndam sampai menjadi bubur kertas
• Beri pewarna sesuai keinginan masig-masing, lebih bagus kalau menggunakan pewarna alami
• Bubur kertas yang sudah diberi pewarna dicampur dan diaduk dengan lem kanji
• Adonan dicetak di cetakan dari rangka kayu yang ditengahnya dilapisi kain ero
• Bubur kertas yang sudah dimasukkan ke cetakan diratakan sambil ditekan dengan paralon.
Fungsinya agar airnya jatuh ke baskom yang sudah diletakkan di bawah cetakan
• Setelah rata dan tebalnya sudah sesuai dengan yang diinginkan baru dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan. Tapi, jangan dijemur di bawah matahari langsung
• Angkat dari kain dan kertas daur lang pun jadi
• Kertas yang sudah jadi bisa digunting sesuai keinginan masing-masing
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
Latar Belakang
Kompos merupakan pelapukan dari bahan-bahan
organik berupa kotoran ternak/ fases, sisa sisa bahan
pertanian, sisa makanan ternak dan sebagainya. Proses
pelapukan dipercepat dengan merangsang
perkembangan bakteri untuk menguraikan bahan yang
di komposkan, penggunaan mokrobia tertentu mampu
menaikan suhu menjadi 60OC.Proses penguraian
bahan mengubah unsur hara yang terikat dalam
senyawa organik yang sukar diserap oleh akar menjadi
mudah di serap dan larut menjadi senyawa
organik yang berguna bagi tanaman.
Manfaat dari Sapi
Perbedaan Pupuk Organik, Kandang, Kimia
Jenis Pupuk
Perbedaan
Organik Kandang Kimia
Unsur Hara Lengkap Tidak tentu Satu unsur
Kandungan
Terkontrol Tidak terkontrol Tidak Ada
mikroba
Residu Bahan
Tidak ada Minimal Maksimal
Kimia
Pengaruh
Terhadap Tidak ada Tidak Ada Maksimal
Kerusakan Tanah
Syarat Bahan Untuk Pembuatan Pupuk Organik
• Bahan Organik.
• Tidak tercemar bahan kimia.
• Cocok untuk habitat mikroba TTT.
• Harga Murah.
• Ada bahan pengganti bila bahan baku habis.
CONTOH BAHAN DAN KANDUNGAN UNSUR
UNSUR (%)
JENIS
N P K Ca MG
SAPI 1,1 2,5 0,5 3 0,6
KUDA 1,6 3,5 4 1,2 -
KERBAU 0,6 2,25 0,4 - -
AYAM 1,5 9,45 0,4 3 0,6
TINJA 3,1 3,32 0,7 - -
AZOLA 3,5 1,25 2,5 0,1 0,5
SEKAM 0,8 0,2 - - -
CONTOH BAHAN DAN KANDUNGAN UNSUR
UNSUR (%)
JENIS
N P K Ca MG
LAMTORO 2,15 0,3 2,8 - -
LIMBAH 4,2 - - - -
TAHU
DARAH 11,0 1,25 - - -
KERING
BLOTONG 0,2 4,0 1,5 - -
KAMBING 1,5 0,66 2,5 - -
DOMBA 2,0 0,50 2,3 3,1 1,2
JERAMI 0,6 0,1 1,05 - -
TEPUNG 9,5 3 - 0,4 -
IKAN
ARANG - 0,9 4 2,5 2,1
SEKAM
PERANAN MIKROBA DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
BERSIFAT SELULOTIK
PROTEOLITIK
SIFAT
KHUSUS LIPOLITIK
LIGNOLITIK
PERANAN MIKROBA DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
AZOTO BACTER
BAKETERI
PENAMBAT AZOSPIRILLIUM
NITROGEN
RHIZOBIUM
ASPERGILUS Sp.
BAKTERI ASPERGILUS NIGER
PELARUT
PHOSPAT PSEUDOMONAS
BASILLUS Sp.
BEST PRACTICE DAUR ULANG LIMBAH
Penerapan Pengelolaan Sampah Secara Mandiri
Model Rumah Sopan
Dilakukan melalui :
TABUNGAN
(Rp..)
C. Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
✓ Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi kompos/media
tanam/pupuk ramah lingkungan melalui proses fermentasi atau
percepatan pelapukan (composting) dengan bantuan zat yang banyak
mengandung mikroorganisma/mikrobakteri, seperti larutan Em4 atau
serbuk jamur EbDec
✓ Proses composting selain menghasilkan pupuk juga dapat mengurangi
dampak negatif dari sampah organik yakni bau tak sedap dan sumber
penyakit
Kompos Padat
Kompos Cair
Proses Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
Sampah Organik RTG
Dicacahan/Dihaluskan (<5Cm)
1.Campurkan bahan baku organik 2.Siapkan hamparan terpal 3.Tumpuk bahan baku diatas taburan
dan aduk sampai merata yang ditaburi dengan EBdec Ebdec tersebut dg ketebalan 30 Cm
4.Laulu lapisi lagi dengan Ebdec, 5. Tutup terpal rapat-rapat dan 6.Setelah 22 -30 hari , kompos siap
demikian seterusnya .diulang s/d jaga kelembaban bahan (40 %) pakai dengan ciri warna hitam,
ketinggian ± 1 – 2 meter dengan penyemprotan air sumur berbau khas humus/kompos
Pembuatan Kompos Padat Menggunakkan Dekomposer EM4 (Bakteri)
Campur dan aduk bahan baku secara merata Semprot /siram bahan baku dengan
pada wahana komposter (terpal/drum/bak ) dekomposter cair secara merata hingga
mencapai kelembapan 30-40 %
Tutup rapat –rapat wahana komposter , hindari sinar Kompos siap /matang setelah
matahari secara langsung, jaga suhu dibawah 50 *C, Terfermentasi 7-sd 14 hari
dengan pengadukan/pembalikan bahan setiap 4 hari
Tip 1 : Membuatan Bak Komposter Skala Rumah Tangga
1. Sediakan 2 buah bak plastik bekas tempat cat (ukuran 20 lt)
2. Salah satu bak diberi lubang-lubang di bagian bawah dan disisi sampingnya
dengan ukuran 20 cm dari sisi atas dengan jarak antar lubang 15 Cm
(sebagai fungsi aerasi udara agar terjadi proses vermentasi yang maksimal)
3. Tumpuk bak yang berlubang di atas bak lainnya, maka komposter serbaguna
sederhana siap digunakan untuk membuat kompos padat dan cair sekaligus
Tip 2 : Membuat Kompos Dengan Proses Sanitary Landfill
1. Taburi dasar bak komposter dengan tanah kering yang telah dicampur zat
biokativator Ebidec dengan ketebalan 5 Cm.
2. Masukkan sampah organik yang sudah dicacah kecil (1-5Cm) kedalam bak
komposter tersebut secara merata dengan ketebalan maksimal 10 Cm
3. Taburi lagi secara merata sampah organik tersebut dengan tanah hingga seluruh
sampah organik semua tertutup tanah
4. Bila ada sampah baru,lakukan sesuai prosedur 2 & 3. Demikian seterusnya
lakukan secara berlapis hingga komposter penuh.
5. Upayakan setelah pengisian sampah baru komposter selalu tertutup rapat
kembali, jika perlu gunakan karung sebagai penutup tambahan selain tutup bak
komposter
6. Simpan komposter yang sudah penuh selama 1 bulan di tempat yang terhindar
dari sinar matahari dan air hujan secara langsung
Catatan : hindari bahan sampah organik tercampur minyak karena akan memperlambat proses
pelapukan oleh bakteri/jamur
Tip 3 : Memanfaatkan Lubang Biopori Untuk Composting
1. Masukkan sampah organik yang sudah
dicacah kecil (1-5Cm) kedalam lubang
biopori lalu semprot permukaan sampah
dengan larutan bioaktivator Em4 atau Ebdec
2. Lakukan hal yang sama setiap penambahan
sampah baru pada lubang biopori karena
penyusutan sampah
3. Agar sampah dalam lubang tidak diacak
tikus,sisakan ruang antara permukaan
sampah dengan tutup lubang biopori kurang
lebih 30-40 Cm. Cara lainnya taburi
permukaan sampah dengan cacahan daun
daunan yang berbau menyengat seperti ;
sirih,mint,temurui
Catatan : Kompos yang dihasilkan bermanfaat sebagai nutrisi bagi tanaman disekitarnya
Kompos Sangat Diperlukan Sebagai Media Tanam /Pupuk
Pendukung Pertanian Ramah Lingkungan
D. Pemanfaatan Sampah Anorganik Residu Menjadi
Produk Kerajinan Daur Ulang
✓ Sampah Anorganik Residu seperti; kantong dan botol plastik,bungkus
permen asih dapat diproses atau dimanfaatkan sebagai bahan baku
produk produk kerajinan daur ulang seperti tikar,pot dan berbagai
produk kreatif dari Ecobrick.
✓ Produk daur ulang memiliki pasar yang cukup baik sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memproduksinya
Tip 4 : Membuatan Ecobrick
Pemanfatan Ecobrick
Aneka Kertas Daur Ulang dan Kerajinan
194