Anda di halaman 1dari 23

1

RESUME

Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn.”A” dengan diagnosa


Medis Gastritis di Dusun Medas Bedugul RT 03, Kecamatan
Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat

A. MASALAH UTAMA

Gastritis merupakan penyakit yang sering kita

jumpai dalam masyarakat, Kurangnya pengetahuan dan

cara penanganan yang tepat merupakan salah satu

penyebabnya. Gastritis adalah proses inflamasi pada

lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung. Pada

orang awam sering menyebutnya dengan penyakit

maag. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang

banyak dijumpai di masyarakat maupun klinik penyakit

dalam pada umumnya. Masyarakat sering menganggap

remeh panyakit gastritis, padahal ini akan semakin

besar dan parah, maka inflamasi pada lapisan mukosa

akan tampak sembab, merah, dan mudah berdarah.

Penyakit gastritis sering terjadi pada remaja, orang

tua, orang-orang yang stres,karena stres dapat

meningkatkan produksi asam lambung, pengkonsumsi

alkohol dan obat-obatan anti inflamasi non steroid.

Gejala yang timbul pada penyakit gastritis adalah

rasa tidak enak pada perut, kembung, sakit kepala,


2

mual, lidah berlapis. Penyakit gastritis sangat

menganggu aktifitas sehari-hari, karena penderita

akan merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak pada

perut. Selain dapat menyebabkan rasa tidak enak,

juga menyebabkan peredaran saluran cerna atas,

ulkus, anemia kerena gangguan absorbsi vitamin

B12. Ada berbagai cara untuk mengatasi agar tidak

terkena penyakit gastritis dan untuk menyembuhkan

gastritis agar tidak menjadi parah yaitu dengan

banyak minum air + 8 gelas/hari, istirahat cukup,

kurangi kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan

panas dan hindari stres. Untuk pencegahan itu peran

pelaksanaan kesehatan sangat penting yaitu dengan

memberikan pendidikan kesehatan kepada semua warga

masyarakat tentang gastritis, baik cara mencegahnya

maupun cara menanganinya. Peran keluarga dan

lingkungan juga mendorong penurunan terjadinya

gastritis, yaitu dengan cara hidup sehat.

B. TINJAUAN TEORITIS

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung

(Mansjoer Arif, 1999, hal : 492)Gastritis adalah

inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan

mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal :


3

181).Gastritis adalah peradangan lokal atau

penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang

dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal :

138).Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Gastritis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering

dijumpai di klinik ialah gastritis akut

erosif.Gastritis akut erosif adalah suatu

peradangan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif

apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam

daripada mukosa muskularis.

2. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan

bagian permukaan mukosa lambung yang menahun

(Soeparman, 2000, hal : 101).Gastritis kronis

adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa

lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik

oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh

bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart,

2000, hal : 188).Dari ketiga definisi, penulis

dapat menyimpulkan gastritis adalah inflamasi

atau peradangan pada dinding lambung terutama


4

pada mukosa lambung dapat bersifat akut dan

kronik.

Penyebab gastritis adalah obat analgetik anti

inflamasi terutama aspirin; bahan kimia, misalnya

lisol; merokok; alkohol; stres fisis yang disebabkan

oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal

pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf

pusat; refluk usus lambung (Inayah, 2004, hal :

58).Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan

terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid

(AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan

mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka

bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 2002, hal : 492).

Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium,

mual, kembung dan muntah merupakan salah satu

keluhan yang sering muncul. Ditemukan juga

perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan

melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia

pasca perdarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesa

lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan

atau bahan kimia tertentu.Pasien dengan gastritis

juga disertai dengan pusing, kelemahan dan rasa

tidak nyaman pada abdomen (Mansjoer, Arif, 2002, hal

: 492-493).
5

Tanda dan gejala

1. Gastritis Akute

a. Gastritis Akute Eksogen Simple :

 Nyeri epigastrik mendadak.

 Nausia yang di susul dengan vomitus.

 Saat serangan pasien berkeringat,

gelisah, sakit perut, dan kadang

disertai panas serta tachicardi.

 Biasanya dalam 1-2 hari sembuh

kembali.

b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva :

 Pasien kulaps dengan kulit yang

dingin.

 Tachicardi dan siansis.

 Perasaan seperti terbakar, pada

epigastrium.

 Nyeri hebat / kolik.

c. Gastritis Infeksiosa Akute :

 Anoreksia

 Perasaan tertekan pada epigastrium.

 Vumitus

 Hematemisis
6

d. Gastritis Hegmonos Akute :

 Nyeri hebat mendadak di epigastrium.

 Neusia.

 Rasa tegang pada epigastrium.

 Vumitus.

 Panas tinggi dan lemas ~ Tachipneu.

 Lidah kering sedikit ekterik.

 Tachicardi

 Sianosis pada ektremitas.

 Diare.

 Abdomen lembek.

 Terjadi leukositosis

2. Gastritis Kronis

Terdiri dari :

a. Gastritis Superfisialis.

 Rasa tertekan yang samar pada

epigastrium.

 Penurunan BB.

 Kembung / rasa penuh pada

epigastrium.

 Nousea.

 Rasa perih sebelun dan sesudah makan.

 Terasa pusing.
7

 Vumitus.

b. Gastritis Atropikan.

 Rasa tertekan pada epigastrium. ~

Anorexia.

 Rasa penuh pada perut.

 Nousea.

 Keluar angin pada mulut.

 Vumitus.

 Mudah tersinggung.

 Gelisah.

 Mulut dan tenggorokan terasa kering.

c. Gastritis Hypertropikan Kronika.

 Nyeri pada epigastrium yang tidak

selalu berkurang setelah minum susu.

 Nyeri biasanya timbul pada malam

hari.

 Kadang disertai melena.


8

Patofisiologi

1. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh

karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan

dan alkohol, makanan yang pedas, panas

maupun asam. Pada para yang mengalami stres

akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV

(Nervus vagus) yang akan meningkatkan

produksi asam klorida (HCl) di dalam

lambung. Adanya HCl yang berada di dalam

lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah

dan anoreksia.Zat kimia maupun makanan yang

merangsang akan menyebabkan sel epitel

kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan

mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan

mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa

lambung agar tidak ikut tercerna. Respon

mukosa lambung karena penurunan sekresi

mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi

sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster

terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama

daerah fundus) dan pembuluh

darah.Vasodilatasi mukosa gaster akan

menyebabkan produksi HCl meningkat.


9

Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri.

Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena

kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon

mukosa lambung akibat penurunan sekresi

mukus dapat berupa eksfeliasi

(pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster

akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa.

Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu

timbulnya perdarahan.Perdarahan yang terjadi

dapat mengancam hidup penderita, namun dapat

juga berhenti sendiri karena proses

regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam

waktu 24-48 jam setelah perdarahan.

2. Gastritis Kronis

Helicobacter pylori merupakan bakteri

gram negatif. Organisme ini menyerang sel

permukaan gaster, memperberat timbulnya

desquamasi sel dan muncullah respon radang

kronis pada gaster yaitu : destruksi

kelenjar dan metaplasia.Metaplasia adalah

salah satu mekanisme pertahanan tubuh

terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel

mukosa gaster, misalnya dengan sel


10

desquamosa yang lebih kuat. Karena sel

desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya

juga berkurang. Pada saat mencerna makanan,

lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi

karena sel penggantinya tidak elastis maka

akan timbul kekakuan yang pada akhirnya

menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga

menyebabkan hilangnya sel mukosa pada

lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan

kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa.

Kerusakan pembuluh darah ini akan

menimbulkan perdarahan.(Price, Sylvia dan

Wilson, Lorraine, 1999 : 162)

(www.google,penyakit gastritis.com).

Pemeriksaan diagnostik / penunjang

1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi.

Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran

mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau

terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa

yang bervariasi.
11

2. Histopatologi

3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun

kadang dilakukan tapi tidak begitu

memberikan hasil yang memuaskan.

Pengobatan

1. Cara Perawatan Gastritis

 Ketika sedang sakit, makanlah makanan yang

lembek yang mudah dicerna dan tidak

merangsang asam lambung

 Hindari makanan yang merangsang pengeluaran

asam lambung, seperti makanan pedas,

makanan yang asam, tinggi serat, zat tepung

 Hindari minuman yang merangsang pengeluaran

asam lambung seperti teh kopi, alkohol

 Makan secara teratur

 Minum obat secara teratur

 Hindari stress fisik dan psikologis

2. Cara minum obat yang benar

 Obat maag diminum 1 jam sebelum makan atau

2 jam sesudah makan untuk penyerapan obat

yang baik.

 Minum obat secara teratur dan sesuai dosis


12

3. Pengobatan tradisional untuk Gastritis

Siapkan kunir, parut kemudian peras airnya.

Campur air Kunir dengan madu kemudian minum

setiap hari selama gejala maag masih ada.

C. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GASTRITIS

1. Pengkajian

a. Identitas Klien

Nama Pasien : Tn.“A”

Umur  : 60 tahun 

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : RT 03 Dusun Medas Bedugul

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : Tidak Sekolah

Status Kawin : Kawin

Tgl. Pengkajian : Minggu, 8 Desember 2015

b. Data Bio, Psiko , Sosio, Spiritual

Keluhan utama klien yakni ulu hati terasa

perih dan panas.

P : Klien terlihat meringis saat epigastrium

ditekan,

Q : Nyeri seperti diremas-remas.

R : Di ulu hati / epigastrium,


13

S : Skala 7 (skala nyeri 0 – 10),

T : Nyeri hilang timbul saat epigastrium

ditekan.

TD:120/80mmHg, N:120x/menit, S:37oC,

RR:22 x/menit, dengan kesadaran composmentis.

Klien mengatakan bahwa sebelumnya pernah

mengalami penyakit semacam ini dan sembuh

sendiri.

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga

yang mempunyai penyakit seperti yang diderita

klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit

menular atau keturunan.

1. Nutrisi

Klien mengatakan nafsu makan kurang karena

mual, perut terasa kembung dan begah, Klien

biasa minum air putih 7-8 gelas perhari

2. Eliminasi BAB/BAK

Klien mengatakan BAB dengan frekuensi 1 X

sehari, konsistensi keras, warna hitam, bau

khas dan klien mengeluh sulit untuk BAB.

Untuk eliminasi BAK, klien mengatakan BAK

dengan frekuensi 5-6 X sehari warna


14

kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan

dalam BAK.

3. Istirahat / Tidur

Klien mengatakan tidur malam mulai pukul

21.00 dan bangun pukul 05.00 WIB, kadang

tidur siang jika ada kesempatan.

4. Personal Hygiene

Klien mandi 2x sehari menggunakan sabun,

keramas 2x seminggu menggunakan samphoo dan

mengganti pakaian bila kotor.

5. Aktifitas/Mobilitasi

Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari

tanpa bantuan orang lain sesuai kemampuan

6. Psikososial

Klien tinggal dirumah milik sendiri berdua

dengan suami, .Interaksi dalam keluarga

baik, pola komunikasi terbuka. Klien

mengatakan tidak memiliki masalah.

7. Spiritual

Klien selalu sholat lima waktu dan berdoa

sesuai dengan agama yang di anutnya.


15

c. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran compo smentis.

2. Tanda-Tanda Vital

Suhu badan : 37oC

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 22 x/menit

Tekanan darah : 120/80 mmHG

Berat badan : 50 Kg

Tinggi badan : 157 cm

Kepala: bentuk mesocepal, bersih tidak ada

lesi.

Mata: simetris, konjungtiva tidak anemis,

fungsi penglihatan baik.

Hidung: bentuk simetris tidak ada polip,

tidak ada keluhan dan kelainan pada

hidung.

Telinga: bentuk simetris, tidak

menggunakan alat bantu pendengaran.

Leher : tidak terdapat pembesaran tiroid.

Mulut : bibir tampak kering dengan gigi

ada yang tanggal, tidak ada perdarahan dan

pembengkakan gusi.
16

Abdomen : bentuk simetris, datar,

Auskultasi : peristaltik ± 4 x/mnt,

Palpasi : adanya nyeri tekan pada abdomen

(ulu hati), Perkusi : tympani.

Paru : simetris, tidak ada tarikan

dinding dada, Palpasi : teraba gerakan

takstil premitus sama, Perkusi : sonor,

Auskultasi : vesikuler.

Jantung : ictus cordis tidak tampak,

Palpasi : ictus cordis teraba, ICS 5

Perkusi : pekak, Auskultasi : terdengar

suara murni 1, 2.

Muskuloskeletal : Bentuk simetris, tidak

terdapat oedem, reflek (+).

3. Diagnosa Keperawatan

a. Perubahan kenyamanan nyeri akut

berhubungan dengan iritasi mukosa

lambung ditandai dengan klien

mengatakan mual, ulu hati terasa nyeri

dan panas.

b. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

berhubungan dengan anoreksia ditandai


17

dengan klien mengeluh tidak nafsu

makan, porsi makan tidak di habiskan.

c. Kecemasan berhubungan dengan perubahan

status kesehatan di tandai dengan

klien mengatakan dirinya sakit maag dan

sering kambuh.

2. Intervensi

Diagnos
N a Rasionali
Tujuan Intervensi
o Keperaw sasi
atan

1 Perubah  Klien a. . a. Dila


an mengatakan rasa Anjurka. tasi
kenyama nyeri berkurang n klien gaster
nan;  Tidak terjadi untuk terjadi
nyeri iritasi makan apabila
akut berlanjut dan pemberi
berhubu minum an
ngan yang makan
dengan hangat terlalu
iritasi dengan cepat
mukosa porsi dengan
lambung sedikit porsi
di tapi besar
tandai sering b. Dapa
dengan b. Batas t
klien i menyeba
mengata makanan bkan
kan yang distres
mual, menimbul s pada
nyeri kan bermaca
pada ketidak m macam
ulu nyamanan individ
hati c. Obser u/
dan vasi dyspeps
terasa keluhan
18

panas. nyeri, ia
catat c. Peru
lokasi, bahan
lamanya, karakte
intensit ristik
asnya, nyeri
serta dapat
perubaha menunju
n kan
karakter penyeba
istik ran
nyeri penyaki
t/
komplik
asi

2 Ganggua  pemasukan a. Buat i. Sebagai


n nutrisi program acuan
pemenuh adequat kebutuha dalam
an  Mempertahankan n pemenuha
kebutuh berat badan nutrisi n
an tetap seimbang harian kebutuha
nutrisi b. Monit b
sehubun or nutrisi
gan aktifita
ii. Membantu
dengan s fisik dalam
anoreks dan memperta
ia di catat hankan
tandai c. Hinda tonus
dengan ri otot dan
klien makanan mengontr
mengata yang ol
kan menimbul tingkat
tidak kan gas pembakar
nafsu an
makan, kalori
porsi iii. Dapat
makan mempenga
tidak ruhi
di nafsu
habiska makan/
19

n. pencerna
an dan
membatas
i
masukan
nutrisi

3 Kecema  Klien dapat a. Doron a. Memb


san memecahkan g uat
berhub masalah dengan menyatak hubunga
ungan menggunakan an n
dengan sumber yang perasaan terapiu
peruba efektif. takut tik ,
han dan membant
status ansietas u
keseha , menurun
tan di berikan kan
tandai respon ansieta
dengan umpan s yang
klien balik tidak
mengat b. Ajark perlu
akan an tentang
diriny tehnik ketidak
a relaksas tahuan
sakit i nafas b. Rela
maag dalam ksasi
dan dan dapat
sering imajinas membant
kambuh i u
. c. Bantu menurun
klie kan
untuk ansieta
mengiden s
tifikasi c. Peng
dan uatan
melakuka pasien
n koping dalam
positif menerim
a
ansieta
20

s ,
meningk
atkan
rasa
control
diri,
dan
keyakin
an

4.Implementasi dan Evluasi


Diagnosa Tindakan
Hari/tgl Evaluasi Paraf
keperawatan keperawatan
21

Senin I,II dan b. Menganjurkan Subyektif:


7/12/2015 III klien untuk
makan saat masih  Klien
hangat dengan mengatak
porsi kecil tapi an akan
sering. mengikut
c. Mengurangi i
makanan yang anjuran
pedas dan perawat
berminyak,  Klien
d. Mengobservasi mengatak
keluhan nyeri, an nyeri
lokasi, pada ulu
intensitas dan hati,
lamanya mual,
e. Menganjurkan perut
untuk terasa
menghindari kembung
makanan dan dan
minuman yang begah
banyak  Nyeri
mengandung gas ulu hati
spt kol, kubis, dengan
soft drink dll intesita
f. Mengajarkan s sedang
pasien tehnik Obyektif
relaksasi nafas  -Klien
dalam dan mencoba
imajinasi melakuk
g. Menguatkan an
pasien untuk relaksa
mengatasi rasa si
cemas dan nafas
meningkatkan dalam
rasa control  Klien
diri tampak
h. Monitoring lebih
aktifitas fisik rileks
dan tanda vital  TD:
120/80
mmHg,
R: 18x/
menit,
22

ND:
80x/
menit,
SH:
370C
A. Masalah
teratasi
sebagian
P
Kolabura
si untuk
melanjut
kan
interven
si

RESUME ASKEP GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA KELUARGA TN.”A” DENGAN

SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI PENYAKIT GASTRITIR

DI DUSUN MEDAS BEDUGUL DESA TAMAN SARI


23

WILAYAR KERJA PUSKESMAS GUNUNG SARI

LOMBOK BARAT

Disusun Oleh :

HERI HERDIANSYAH AKBAR

NPM. 06.01.0520

Kepada

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN IX-B

2015

Anda mungkin juga menyukai