Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dyah Amelia Indriani

NIM : 30401900094
Kelas : MJ7H

1.
 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis yaitu kegiatan untuk menilai sampai sejauh
mana kegiatan / kesempatan tersebut memberi manfaat ( keuntungan / benefit ),
baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit bila dilaksanakan.
 Perbedaan nya yaitu studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak
atau tidaknya suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu. Sedangkan studi
kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat diopersionalkan
secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu
yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.
 Studi Kelayakan Bisnis memiliki peranan yang sangat penting bagi berbagai pihak.
Pihak - pihak yang berkepentingan antara lain :
- Lembaga Perbankan
Dengan adanya studi kelayakan yang dimintakan pembiayaannya pada
perbankan, maka bank akan melakukan penilaian, yaitu sampai seberapa jauh
gagasan usaha yang akan dilaksanakan mampu menutupi semua kewajibannya
serta prospeknya dimasa yang akan datang. Berdasarkan hasil penilaian ini
pihak perbankan dapat menyetujui atau menolak terhadap permintaan kredit
dari proyek / usaha yang diusulkan.
- Bagi Investor ( Penanam Modal )
Studi Kelayakan Bisnis merupakan gambaran tentang usaha/ proyek yang akan
dikerjakan. Dengan Studi Kelayakan Bisnis investor akan mengetahui prospek
perusahaan dan kemungkinan - kemungkinan keuntungan yang akan diterima,
sehingga mereka akan mengambil keputusan terhadap penanaman investasi.
- Bagi Masyarakat
Studi Kelayakan Bisnis akan mendapat perhatian dari masyarakat terutama
menyangkut usaha - usaha dalam mencari dana dan kegiatan - kegiatan lain
- Bagi Pemerintah
Untuk proyek - proyek yang diusulkan pemerintah akan ditelaah dan dinilai
sampai seberapa jauh proyek - proyek yang diusulkan memberikan benefit
(manfaat) baik yang bersifat Social Benefit maupun Financial Benefit. Namun
bagi swasta ( privat investor ) lebih menekankan pada financial benefit daripada
Social Benefit. Bila dilihat dari segi sosial, manfaat Social Benefit lebih luas,
misal dampak proyek terhadap terbukanya kesempatan kerja, bertambahnya
pendapatan regional ( PDB ), bertambahnya sarana dan prasarana produksi,
terbukanya daerah terpencil, terjadinya peningkatan pendidikan masyarakat,
meningkatnya disiplin masyarakat, timbulnya industri hilir dsb.
2.
A. Faktor Lokasi coffe shop:
 Menentukan lokasi sesuai target pasar
Sebelum memilih lokasi untuk coffee shop, terlebih dahulu perlu
melakukan survei untuk mengetahui apakah target pasar untuk bisnis ada di
lokasi tersebut atau tidak.
 Memilih lokasi yang mudah terlihat
Faktor penting lainnya dalam memilih lokasi bisnis kopi adalah memilih
tempat yang mudah terlihat dari berbagai sisi. Lokasi yang strategis tentu
akan membuat coffee shop mudah ditemukan oleh siapa saja.
 Memilih lokasi yang mudah untuk diakses
Akses menuju lokasi yang mudah dan bisa dilewati berbagai jenis
kendaraan tentu menjadi faktor penentu dalam memilih lokasi bisnis kopi.
 Memperhatikan fasilitas disekitar lokasi
Infrastruktur bangunan dan fasilitas di sekitar lokasi coffee shop juga perlu
menjadi perhatian
 Memperhatikan competitor di sekitar lokasi
Memilih lokasi bisnis kopi yang strategis memang dapat membantu
meningkatkan angka konsumen yang datang ke coffee shop.
B. Faktor Lokasi peternakan ikan air tawar dan lele:
 Elevasi
Elevasi merupakan ketinggian tempat/lokasi kolam terhadap permukaan
laut.
 Jenis Tanah
Tambak pada umumnya dibuat secara alami artinya tidak dilapisi dengan
tembok, sehingga jenis tanah sangat menentukan dalam memilih lokasi
tambak yang baik.
 Kesuburan Tanah
Tanah yang dipilih untuk lokasi budidaya ikan sebaiknya tanah yang subur,
yaitu tanah yang lapisan atasnya cukup tebal, karena tanah lapisan atas
merupakan bagian tanah yang paling subur.
 Kualitas Air
Kualitas air atau mutu air yang akan digunakan untuk memelihara ikan di
tambak atau kolam harus diperhatikan.

3. a. Menghitung laju pertumbuhan penduduk kota rata-rata tahun 2015-2021


𝑆 1.674.120
r = ( 𝑃 )1/n – 1 x 100% = ( 1.586.862 )1/6 – 1 x 100% = 0,90%
Tahun 2022
100,9
a. Proyeksi jumlah penduduk = x 1.674.120 = 1.689.187 jiwa
100

b. Jumlah permintaan beras = 1.689.187 x 8kg = 13.513.469 kg

Tahun 2023
100,9
a. Proyeksi jumlah penduduk = x 1.689.187 = 1.704.390 jiwa
100

b. Jumlah permintaan beras = 1.704.390 x 8kg = 13.635.120 kg

Tahun 2024
100,9
a. Proyeksi jumlah penduduk = x 1.704.390 = 1.719.730 jiwa
100

b. Jumlah permintaan beras = 1.719.730 x 8kg = 13.757.840 kg

b. Jumlah permintaan beras tahun 2022-2024


Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Permintaan Beras (kg)
2022 1.689.187 13.513.469
2023 1.704.390 13.635.120
2024 1.719.730 13.757.840
4.

Jumlah
Total x X2 X4 XY X 2Y Perkiraan
Produk
Cost ( TC =( Y’ )
si (x)
Y)
(Juta Rp)
10.000 60 -5 25 625 -300 1500 60,31468531
12.000 65 -4 16 256 -260 1040 64,56223776
14.000 72 -3 9 81 -216 648 70,03356643
16.000 78 -2 4 16 -156 312 76,72867133
18.000 84 -1 1 1 -84 84 84,64755245
20.000 87 0 0 0 0 0 93,79020979
22.000 100 1 1 1 100 100 104,1566434
24.000 120 2 4 16 240 480 115,7468531
26.000 135 3 9 81 405 1215 128,5608392
28.000 146 4 16 256 584 2336 142,5986014
30.000 152 5 25 625 760 3800 157,8601399
Jumla 1099 ∑=0 ∑=11 ∑=195 ∑=1073 ∑=1151 1099
h 0 8 5

1.099 = 11 a + 110 c ………………………………………………( pers 1 )


1.073 = 110 b ……………………………………………………( pers 2 )
11.515 = 110 a + 1958 c ……………………………………….. ( pers 3 )

Dari pers 2 → 1073 = 110 b → b = 1073/110 = 9,7545454545


Untuk mendapatkan nilai a dan c.
1.099 = 11 a + 110 c ( pers 1)
11.515 = 110 a + 1958 c ( pers 3 )

Selanjutnya pers 1 dikalikan (1958 / 110) → 19.562,2 = 195,8 a + 1958 c


Pers 3 ………………. .→ 11.515 = 110 a + 1958 c -
8.047,2 = 85,8 a + 0
a = 8.047,2 / 85,8 = 93,79020979

Pers 1 → 1.099 = 11 a + 110 c


1.099 = 11 (93,79020979) + 110 c
c = 67,3076923/ 110 = 0,6118881118

Jadi pers regresi non linier : TC = Y’ = 93,79020979 + 9,7545454545 X + 0,6118881118



Selanjutnya untuk menghitung perkiraan Total Revenue ( TR ) dilakukan dengan
perhitungan pola Total Revenue ( Tabel 4 ). Persamaan umum : TR
= Y’ = a + bX + cX²
∑ Y = na + c ∑X² …………….. → 1.163 = 11 a + 110 c ( pers 1 )
∑XY = b ∑X² …………………. → 1.187 = 110 b …………………..( pers 2 )
∑X²Y = a ∑X² + c ∑X4 ………….→11.275 = 110 a + 1958 c ( pers3)
Pers 2 → 1.187= 110 b → b =10,790909091

Pers 1………………→ 1.163 = 11 a + 110 c


Pers 3 …………… → 11.275 = 110 a + 1958 c

Pers 1 dikalikan (1958/110) ……. → 20.701,4 = 195,8 a + 1958 c


Pers 3 …………………………. .→ 11.275 = 110 a + 1958 c -
9.426,4= 85,8 a + 0
a = 9.426,4/85,8 = 109,86480186
Pers 1 ………..→ 1.163 = 11 ( 109,86480186 ) + 110 c
1.163 – 1.2 c = -45,5128205 /110 = - 0,4137529136

Jadi pers regresi non linier → TR ( Y’) = 109,86480186 + 10,790909091 X –


0,4137529136 X²

Selanjutnya untuk menentukan profit maximum → MR = MC, sehingga persamaan Total


Revenue ( TR ) dan total Cost ( TC ) diturunkan menjadi :
TR = 109,86480186 + 10,790909091 X – 0,4137529136 X²…→ MR =0 +10,790909091
– 0,4137529136 X
TC = 93,79020979 + 9,7545454545 X + 0,6118881118 X²…→ MC = 0+ 9,7545454545
+0,6118881118 X

Profit max
MR = MC → 10,790909091 – 0,4137529136 X = 9,7545454545 +0,6118881118 X
1,0363636365= 1,0256410254 X
X = 1,0363636365/ 1,0256410254 = 1,0104545456
Dari table 3 atau 4 dapat ditentukan jumlah produksi : x = 1,0104545456 terletak antara
produksi :

22.000 sampai 24.000. Pada X = 1 → Jumlah produksi = 22.000 unit


Pada X = 1,0104545456 → 1,0104545456 x( 24.000 – 22.000 ) = 2.020,9090916 unit +
Jumlah produksi optimum = 24.020,9090916 unit

a. Pendekatan analisis Break even Point


Karena TR dan TC merupakan persamaan non linier, maka akan akan ada 2 titik impas (
BEP ). Berikut ini grafik ilustrasi BEP dalam regresi non linier.
08,5128205 = 110 c
TC

BEP T
2 R

BEP
1

0
Q1=15.300 Q*=19.540 Q2= 23.780
Gambar 2: BEP dalam fungsi non linier

Menghitung BEP 1 dan BEP 2 dari kurva ( pers ) TC dan TR dengan cara dipotongkan :
TR = TC
1.058.207,46 + 64.445,45 X – 2.375,29 X² = 995.384 + 60.594,77 X + 1.180,46 X²
– 3.555,75 X2 + 3.850,68 X + 62.823,46 = 0
X 1,2 = -b ± √ b ² - 4 a c
2a
X 1,2= -3.850,68 ± √ ( 3.850,68 )² - 4 ( -3.555,75 ) ( 62.823,46 )
2 ( -3.555,75 )

= - 3 .850,68 ± √ 14.827.736,46 + 893.538.071,6


-7.111,5
= - 3.850,68 ± 30.139,11
-7.111,5
X1 = - 3.850,68 + 30.139,11 = - 3,70
- 7.111,5
X2 = - 3.850,68 – 30.139,11 = 4,78
-7.111,5
Untuk menghitung jumlah produksi pada tingkat BEP dapat diselesaikan sbb: BEP 1
……….→ X1 = - 3,70 terletak antara produksi 15.000 sampai 16.000

Pada produksi X = - 3 …. → Produksi = 16.000 unit Pada prod X = 0,7 = 0,7 x ( 16.000
– 15.000 ) = 700 unit -
Jumlah produksi ( BEP 1 ) = 15.300 unit

BEP 2 ……….→ X2 = 4,78 terletak antara 23.000 unit sampai 24.000 unit Pada produksi
X = 4 …→ Jumlah produksi = 23.000 unit
Pada X = 0,78= 0,78 x ( 24.000 – 23.000 ) = 780 unit +
Jumlah Produksi ( BEP 2 ) = 23.780 unit

Kesimpulan :
a) Untuk mendapatkan laba maksimum, perusahaan harus berproduksi sebesar 19.540 unit
b) Supaya impas, sebaiknya perusahaan tidak berproduksi dibawah 15.300 unit atau diatas
23.780 unit. ( lihat Gb)

Analisis titik impas ( BEP ) dapat pula dihitung dengan cara menentukan biaya tetap, biaya
variable, dimana fungsi pendapatan dan biaya diasumsikan sebagai suatu persamaan linier.
Grafik ilustrasi BEP dalam regresi linier (gb 3b) sebagai berikut :

TR/T T T
C C R/ R
T C
R
T
BE C
P
BE
P VC

BE
P
F
C
0 0
15.30 19.54 23.780 Q 6, Q
0 0
2

Gambar 3 (a) dan 3 (b) : BEP dalam fungsi non linier dan linier

5.

a. Pada jumlah produksi berapa butir Bu Sandra impas? (BEP dalam unit)
BEP unit produk = FC / (P-VC)
= 60.000 / (3.200 – 1.200)
= 60.000/2.000
= 30
Jadi Bu Sandra akan impas ketika sudah mencapai produksi 30 butir telur asin.

a. Berapa telur asin yang harus dihasilkan Bu Sandra bila ingin mendapatkan laba Rp
1.000 untuk setiap produksinya?
Laba + FC = (P-VC)X
100.000 + 60.000 = (3.200 – 1.200)X
160.000 = 2.000
X = 160.000 / 2.000
X =80
Jadi jika Bu Sandra harus menghasilkan 80 butir telur asin apabila ingin mendapatkan
laba Rp 1.000 disetiap produksinya.

6.
produk Harga (P) Biaya V/P (1-V/P) W (1-V/P)W
variable (V)
Mie ayam 10.000 6.000 0,6 0,4 0,30 0,12
Bakso 15.000 10.000 0,67 0,33 0,25 0,0825
Es the 3.000 1.500 0,5 0,5 0,20 0,1
Es jeruk 5.000 2.500 0,5 0,5 0,25 0,125
Jumlah ∑ = 0,4275

 BEP (total) = Rp 250.000 / 0,4275 = Rp 584.795,32


 BEP mie ayam = 0,30 x Rp 584.795,32 = Rp 175.438,956 atau (Rp
175.438,956/ Rp 10.000) = 17,5 unit
 BEP bakso = 0,25 x Rp 584.795,32 = Rp 146.198,83 atau (Rp
146.198,83 / Rp 15.000) = 9,75 unit
 BEP es teh = 0,20 x Rp 584.795,32 = Rp 116.959,064 atau (Rp
116.959,064 / Rp 3.000) = 38,99 unit
 BEP jeruk = 0,25 x Rp 584.795,32 = Rp 146.198,83 atau (Rp
146.198,83 / Rp 5.000) = 29,24 unit

Anda mungkin juga menyukai