Anda di halaman 1dari 11

-~----------~---------~

HUKUMISLAM
Anallill darl Sudul Pandans Fllsatat
?d. 16nu,t1{9climan

Pemikiran hukum secara filsafat memang benar-benar diusahakan


orang, dengan maksud untuk mencari hukum apa yang·paling baik, tetapi
bukankah kebaikan itu sendirijuga tidak abadi karena nilai-nilai yang ~
pada manusia itu sendirijuga tidak abadi 1 Dan juga keadaan-keadaan ch
sekeIiling mansuia, sebagai manusianya sendiri, selalu mengalami
perubahanT Dan bagaimanakah persoalan ini menyangkut
hukum-hukum Tuhan,dalam hal ini hukum Islam,
yang bagi Muslim percaya akan keabadian
Tuhan dan juga hukum-hukumNya.

A. Pendahuluan yang sebagai suatu kebutuhan akan adanya


Filsafat hukum, selama dua ribu empat perdamaian dan ketertiban telah
ra~ taboo, telah memainkan peranan mendiktekan asal-usul dati hukum, telah
penting da1am semua studi mengenai mendorong manusia untuk mencari suatu
le~baga-lembaga manusia (pound, 1961:4), dasar yang pasti berupa suatu aturan tertentu
seJak ahli-ahli poor Yunani dati abad kelima mengenai tindakan manusia yang dapat
S.M. menanyakan· apakah hak itu meropakan membendung tindakan sewenang-weDang
hak karena diberikan alam atu oleh karena baik dati penguasa maupun dati individu,
didasarkan kepada perundang-undangan dan untuk akhimya dapat mendirikan suatu
konvensi, hingga filosof sosial ·dewasa ini, susunan masyarakat yang teguh dan mantap.
y~g mencari hakikat, tujuan, dasar etis dan Kedua, tekanan dati kepentingan masyarakat
Pnnsip-prinsip yang abadi dati pengawasan yang tidak begitu mendesak, dan kebutuhan
masyarakat (social control). untuk menyesnaikannya dengan kebutuhan-
Ada dua macam kebutuhan yang telah kebutuhaJi di bidang keamanan umum dan
menentukan pemikiran secara filosofis untuk ':,secara tak henti-henti membuat
tentang hukum. Pertama, kebutuhan kompromi-kompromi bam karena terjadinya
masyarakat yang besar akan keamanan umu, perubahan terns-meneros dalam masyarakat

S9
telah selalu menghamskan dilakukannya terpisahkan (S. Praj~ 1993, hal.21). Dengan
penyesuaian-penyesuaian, setidak-tidaknya demikian, filsafat hukum Islam mengajukan
mengenai rincian-rincian dari susunan pertanyaan-pertanyaan: antara lain tentang
masyarakat. hakikat hokum Islam dan tojuan hukum
Filsafat hukum, menumtL.J. Van Islam.
Apeldoom (1951:324), ingin menjawab
pertanyaan: apakah hukum ito? Ia, filsafat B. Pembahasan
hukum, ingin secara sungguh-sungguh
1. Hakikat Hukum Islam
memikirkan tanggapan manusia dan bertanya
Hokum Islam., dalam Literatur Barat,
kepada diri sendiri, apakah hakikat yang
diterjemahkan dengan menggunakan term
dianggap sebagai tanggapan tentang hukum.
''Islamic Law" dan ''Islamic Jurisprudence".
Filsafat hukum memulai tugasnya jika ilmu
Contohny~ J.N.D. Anderson menamakan
pengetahuan hukum be.rakhir.. Ia
buku karyanya: ''Islamic Law in the Modem
menanggulangi masalah. dimana tlrnu
World" (London, 1959), N.J. Coulson
pengetahuan tidak menjawabnya. Jumlah
menyebutkan nama judul. karyanya· ')4
masalah ito tidak terbatas: ilmu pengetahuan
History of Islamic Law" (Edinburg, 1964)
tidak memberi jawab satu pun terhadap
dan "Conflicts and Tensio in Islamic
masalah hukum. Jadi· sernua. masalah hukum
Jurisprudence" (Chicago, 1969), J. Schacht
bisa menjadi objek pemikiran filsafat,
menamakan bukuhasil .karyanya
sebagaimana halnya Socrates menja~
intelektualnya: '~ Introduction to Islamic
selumh masalah kehidupan sehari-hari
Law" (Oxford, 1964) dan "Origins of
sebagai pangkal-tolak pandangan filsafatnya.
Muhammadan Jurisprudence" (Oxford,
Pemikiran hukum secara filsafat 1950),' Zagday menyebutkan nama buku
memang benar-benar diusahakan orang,
karya ilmiahnya: ''Modem Trends in Islamic
dengan maksud untuk mencari hukum. apa
Law" (London, 1948).
yang paling baik, tetapi bukankah ~~
Para ahli hokum Barat tersebut di atas
ito sendiri juga tidak abadi karena nil31-nil31
pada umumnya menilai hukum Islam sebag~
yang ada pada manusia ito sendiri juga ti~
hokum yang menolak positivisme, kecuali
abadi ? Dan juga keadaan-keadaan di
J.N.D. Anderson. Misalnya, Coulson,· dalam
sekeliling mansuia, .sebagai manusianya
"History of Islamic Law", mengatakan:
sendiri, selalu mengalami pembahan! Dan
"Eksposisi klasik menggambarkan puncak
bagaimanakah persoalan ini menyangkut
suato proses di mana istilah-istilah spesifik
hukum-hukum Tuhan, dalam hal ini hukum
hokum diekspresikan sebagai kehendak
Islam, yang bagi Muslim percaya akan
Tuhan yang tidak dapat dibatalkan..Sebagai
keabadian Tuhan dan juga hukum-
kebalikan dari sistem-sistem hukum yang
hukumNya. .
didasarkan padaakal menusia, hukwn Tuhan
Filsafat hukum Islam., sebagairnana
semacam ini memiliki dua karakteristik
filsafat hukum pada umumnya menjawab
khusus yang utama. Pertama, iameropakan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjan~u
sistem kekal dan abadi, yang ti~ mudah
oleh ilmu hukum, secara krias
dimodifikasi dengan berbagai otoritas
mempertanyakan kembali paradigma-
legislatif Kedua, karena berbagai perbedaan
paradigma yang telah mapan di dalam
orang yang ~JDbentuk dunia Islam, hukum
hukum Islam dan secara konstruktif bemsaha
Islam sebagai hukum Tuhan mewakili
mempersatukan cabang-cabang hukum Islam
standar keseragaman menentang berbagai
dalam kesatuan sistem hukum Islam yang tak

60
sistem hukum yang akan memperoleb akibat adalah hukum yang memasrahkan diri
yang tidak dapat dihindari jib hukum kepada Tuhan. Dan berdasarkan ayat
merupakan produkakal manusia yang tersebut, hukum memasrahkan diri kepada
didasarkanpada situasi lokal dan kebutuhan- Tuhan dapat disebut sebagai hukum aIami
kebutuhan kelompok suatu masyarakat dan hukum insani. Hukum alami (Pbisib)
tertentu". dapat ditemukan oleh ahli-abli ilmu alam
Coulson adalah seorang penganut dan dan hukum insani dapat ditemukan oleh para
pendukung positivisme, ia tertarik pada filosof moral, babkan mungkin bisa terjadi
kepentingan.kepentingan material pada filosof alam sekaligus filosof moral (al-
l1l3SYarakat dan menilai hukum Tuhan dari Ghazali,. 1934, hal.8). Mohammad Abduh,
sudut positivistik. Hukum Islam menurotnya melanjutkan pendapat al-Ghazali dengan
agamis, karenanya bukan hukum dalam menafsirkan sebuahayat: "Sunnah Allah
. pengertian modem (Coulson, 1964, hal.37), yang berlaku bag; orang-orang sebelum
Berbeda dengan Anderson, yang mengatakan (kamu) dan kamu sekali-kali tidak akan
bahwa hukum' Islam tidak hanya sekedar mendapati perubahan pada sunnah Allah
hukum agamais yangsecara essensial tidak itu", berpendapat bahwa al-Qur'an
dapat diubah. Akan tetapi hukum Islam juga meropakan Kitab pertama yang menjelaskan
menjangkausetiap segi· kehidupan dan setiap adanya hukum yang pasti dan berlaku
bidang hukum. Karena ito, dalam teori, terhad8p masyarakat, baik menyangkut
hukum Islam tidak dapat ditandingi oleh kebangkitan dan keruntuhannya maupun
hukum manapun (Anderson, 1959, hal. 16). dalam sekian banyak rincian
Al-Qur'an sebagai wahyu Tuhan memberikan permasalahannya. Hukum-hukum ini oleh aI-
persetujuan penuh kepada manusia untuk Qur'an dinamai "Sunnatullah". Sunnatullah
mempergunakan potensi alam tetapi dengan di alam semestadinamakan hukum alam, di
satu syarat bahwa ia hams melaksanakan dalam sejarah dinamakan- sejarah, di dalam
kekuasaannya untuk keadilan semua. Jadi, diri manusia disebut hukum moral
Islam meropakan perpaduan spiritual dan (Muhammad Quraish Shihab, 1994, hal.10l).
material dan hal iiti benar-benar Imam al-Ghazali dan Muhammad
diretleksikan dalam hukum yang mencakup Abduh mengetabui hukum alam tersebut
tidak hanya dunia ini tetapi juga akhirat. melalui informasi yang diberitabukan oleh
Hukum positif yang didukung oleh N.J. Tuhan dalam al-Qur'an. Informasi ini mereka
Coulson dipisahkan dari keadilan dan etika. refleksikan dan mereka simpulkan bahwa
S.edangkan menurut I. Kant (Endang Daruni hukum alam dan hukum moral sifatnya
Asdi, 1995, ha.26) hukum moral adalah adalah tetap dan tidak akan pernah
hukum dalam arti yang sebenarnya. Menurut mengalami perobahan. Sumbemya adalah
Friedman, tidak ada dan tidak pernah ada Tuhan, karena Tuhanlah yang menciptakan
suatu pemikiran total hukum dan moralitas. alarn sekaligus hukumnya dan manusia
Oleh karena itu, hukum yang dipisabkan dari sekaligus hukum moralnya. Keyakinan
keadilan dan moralitas bukanlah hukum tentang adanya hukum alarn yang aOOdi dan
(Friedman, 1967, hal.21). tidak akan mengalami perubahan juga
Imam aI-Ghazali, ketika menafsirkan menjadi keyakinan Sophocles (Filosof
ayat dalam Al-Qur'an: "Akan Kami tunjukkan Yunani), akan tetapi ia tidak tabu dari mana
ayat-ayat Kami di dunia dan di dalam diri asalnya. S~ophocles mengatakan bahwa
mereka, agar kebenaran tampak bagi hukum alam tidak tertulis dan abadi, tidak
mereka", menyimpulkan bahwa hukum Islam dilahirkan karena kemarin atau dini' hari,

61
namun telah selalu ada secara lanngeng, dan Hukum alam yang dalam istilah aI-
tidak seorang pun mengetahui dari mana ia Qur'an disebut sunnatullah, adalahsegenap
munculnya (J. Maritain, hal.85). peraturaIi Allah sWT. yang mengendalikan
Setiap makhluk, menurut Jaques tingkah laku alam, yang dalam ayat 23 sural
Maritain, memiliki hukum alamnya sendiri, al-Fath dinyatakan memiliki stabilitas,
sebagimana ia memiliki hakikatnya sendiri. sebagai sunnatullah "fang ber/aku sejak
Setiap jenis benda yang dihasilkan sebagai dahu/u, seka/i-kali kamu tak akan
buah tangan manusia memiliki hukum menemukan perubahan pada sunnatullah
alamnya sendiri, yaitu normalitas dari Itu". Ayat ini, oleh para ahli phisika Musli~
fungsinya, karena konstnJksinya yang tidak dijadikan sebagai datil untuk
khusus, menuntut untuk diper~ membenarkan basil penelitian mereka, akan
menurut bagaimana ia "sehamsnya" dipakai. tetapi mereka pergunakan sebagai dalil untuk
Hukum alam dari semua makhluk yang ada melakukan penelitian-penelitian dalam
dalam alam adalah cara yang wajar dengan bidang .sains.
mana karena sifat dan tujuannya yang Hukum alam yang menurut istilah para
khusus, mereka "sehamsnya" mencapai ahli phisika Muslim disebut hukum kauniah,
kepenuhan keadaannya dalam tindak- tidak· mungkin bertentangan dengan hukum
tanduknya,· maka kata "sehamsnya" yang qur'aniah sebab kedna hukum ini diciptakan
sarna itu bam mendapat arti yang moral, oleh Tuhan. Hukum kauniah dan qur'aniah
yaitu mengandung suatu kewajiban moral, inilah yang dalam istilah hukum disebut
apabila melangkahi ambang pintu dari d~a hukum Islam, yaitu hukumyang diciptakan
makhluk-makhluk merdeka. Hukum alam oleh ·Tuhan dan sujud kepada-Nya. Surah
bagi manusia adalah hukum moral, oleh Fushilat 53 menyatakan: "Akon komi
karena manusia mentaatinya atau ia perlihatkan ayat-ayat Kami di segenap
menentangnya secara merdeka, tidak dengan penjuru a/am dunia dan· da/am diri mereka
sendirinya, dan oleh karena perbuatan sendiri sehingga je/as/ah bagi itu bahwa ia
manusia ada hubungannya dengan suatu (a/-qur'an) "ada/ah yang benar". Keislaman
susunan umum dari kosmos dan karena hukum alam kepada pencipta-Nya dinyatakan
perbuatan itu cendenmg ke arab suatu tujuan dalam al-qur'an: "Dan kepada Al/ah saja/ah
akhir yang lebih unggul dari kebaikan umum bersujud sega/a apa yang berbeda di langit
yang terdapat dalam kosmos (J. Maritain, dan semua yang berbeda di bumi dari
Chapter, ha. 86). Ringkasnya, ·hukum alam makh/uk yang me/ata dan (juga) para
adalah sesuatu yang ideal dan ontologis. malaikat, sedang mereka tidak
Ideal, karena didasarkan pada hakikat menyombongkan diri" (QS. an-Nahl, 16:49).
manusia dan pada strukturnya yang tidak
bembah-ubah dan keperluan-keperluan yang 2.!ujuan Hukum Islam
tidak dapat dipahami yang ada hubungan Secara umum sering diromuskan bahwa
dengannya. Ontologis, karena hakikat tujuan hukum Islam adalah kebabagiaan
manusia adalah suatu kenyataan wujudnya, hidup manusia di dunia ini dan di akhirat
yang di samping ada tidak terdapat secara kelak, dengan jalan mengambil (segala) yang
terpisah, tetapi ada dalam tiap makhluk bermanfaat dan mencegah atau menolak
manusia, sehingga oleh karena itu hukum mudarat yaitu yang tidak berguna bagi hidup
alam bersemayam sebagai suatu susunan dan kehidupan. Para UIama Ushul Fikih
yang ideal dalam ke-ada-an dari setiap (Hassan, 191r~ hal.242) sering menggunakan
manusia yang ada. istilah "tujuan hukum Islam" dengan

62
"maqashid al-syari'ah". Untuk menjelaskan mentaati dan melaksanakan ·dalam kehidupan
tentarig tujuan hokum Islam itu, kata sehari-hari. Agar dapat melaksanakan
"maqashid" kadang-kadang digabungkan dengan baik dan benar sesuai kehendak
dengan "al-syari'ah" dan kadang-kadang pembuat hukum, maka manusia wajib
digabung dengan "al-syari'ah" (pembuat meningkatkan kemampuannya untuk
hukum, Tuhan) dengan maksud dan memahami hukum Islam dengan
pengertian yang santa. Artinya "maqashid mempelajari dasar pembentukan dan
al-syari'ah"dan "maqashid al-syari'ah" pemahaman hokum Islam sebagai
adalah dua istilah yang mempunyai maksud metodologinya. Jika salah satu prinsip dalam
dan pengertian yang sama, yaitu pada bukum· Islam terdapat ketentuan mengambil
bakikatnya adalah santa dengan pengertian manfaat dan menolak atau mencegah yang
tujuan hokum Islam. mudarat bagi kehidupan, maka untuk
Tujuan hokum Islam tersebut di atas memperolehpengetahuan tentang manfaat
dapat dilihat dati dua segi ·yakni, yang dan mudarat sesuatu hal dalam kebidupan
pertama dati segi Pembuat hokum (Tuhan), individu, sosial dan lingkungan diperlukan
pembuat petunjuk pelaksanaan hukum pengamatan dan penelitian yang mendalam
(Utusan-Nya) dan yang kedua adalah dati berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
penemu, peromus dan pelaksana hukum Hasil temuan dati kegiatan pengamatan dan
Islam itu (umat manusia). Kalau ·dilihat dati penelitian ini sangat bennanfaat untuk
segi yang pertama, pembuat hokum, tujuan menguji pendapat-pendapat ulama masa
hukum. Islam adalah untuk memenuhi silam dan sekaligus menjdai landasan
keperluan hidup manusia yang bersifat rasional untuk menetapkan hokum yang
primer, . sekunder, dan tertier, yang dalam sesuai dengan kehendak Pembuat hukum
kepustakaan ilmu fikih masing-masing (Tuhan).
disebut dengan istilah "daruriyaf", "hajjiyaf". Tujuan utama yang mesti dipelihara oleh
Kebutuhan primer itu adalah kebutuhan hokum Islam adalah kepentingan hidup
utama yang hams dilindungi dan dipelihara manusia yang bersifat primer. Kepentingan
sebaik-baiknya oleh hukum .Islam agar yang bersifat primer ini meliputi:
kemaslahatan hidupmanusia itu benar-benar kepentingan agama, jiwa, akal, keturunan,
terwujud. Kebutuhan sekunder adalah dan harta. Hal ini disebabkan bahwa dunia,
kebutuhan yang· diperlukan untuk mencapai tempat manusia hidup, ditegakkan di atas
kebutuhan primer, seperti misalnya pilar-pilar kehidupan yang lima. ito. Tanpa
kemerdekaan, persamaan dan sebagainya, terpeliharanya lima hal ini tidak akan
yang bersifat menunjang eksistensi tercapai kehidupan manusia di dunia ini,
kebutuhan primer. Kebutuhan tertier adalah yaitu penuh kedamaian dan ketentraman
kebutuhan hidup manusia selain dati yang yang sempuma. Oleh karena ito, kemuliaan
sifatnya primer dan sekunder itu perlu manusia tidak bisa dilepaskan dati
diadakan dan dipelihara untuk kebaikan pemeliharaan terhadap lima kebutuhan yang
hidup manusia dalam masyarakat. paling dasar (hakiki) hidup manusia
Tujuan hukum Islam yang kedua, dati (Syathibi, . .tt, II. hal84).
segi pelaku dan pelaksana hukum yakni Pemeliharaan terhadap lima kebutuhan
manusia, adalah untuk mencapai kehidupan hakiki hidup manusia tersebut, menurut
yang bahagia dan mempertahankan Wahbah ~aI-Zuhayly dalam bukunya:
kehidupan itu. Umat manusia sebagai pelaku "Nazhariyyah al-Darurah al-Syar'yyah
dan pelaksana hokum Tuhan berkewajiban Muqaranah Ma'a al-Qanun ai-Wad';,

63
halaman 52-52", dapat dilihat dati dua segi: melarang perbuatan menip~ mencuri,
Pertama, segi realisasi dan perwujudannya. merampok, dan sebaginya.
Kedua, dati segi pemeliharaan dan Maslahat yang diwujudkan memalui
pelestariannya. hukum Islam dan ditetapkan berdasarkan
Realisasi agama, misalnya, adalah "nash-l)aSh" agama, menurot Muhammad
dengan cara melaksanakan rukun-rukun Abu Zahrah, adalah maslahat hakiki. Dalam
Islam yang lima (syahadat, shalat, puasa, buku "Ushu/ Fiqih", halaman 549-550, ia
zakat, dan haji),· sedangkan pemeliharaannya menjelaskan bahwa manusia hidup
adalah dengan cara mencegah atau bahkan ditegakkan oleh: agama, jiwa, akal,
memerangi orang-orang yang bermaksud ketunman, dan barta. Dengan terpenuhi dan
mengacau dan menghancurkan agama. terjaminnya lima hal dasar ini dalam hidup
Realisasi pemeliharaan jiwa adalah dengan dan kehidupan manusia, maka manusia akan
penetapan hukum, yaitu hukum qisas, karena benar-benar menjadi manusia. Dengan nilai-
hale hidup .adalah hale yang suci.Merampas nilai kemanusiaan yang dibawa oleh ajaran
hale hidup seseorang dapat mengakibatkan agama, manusia menjadi lebih tinggi
permusuhan dan· pertentangan. Realisasi derajatnya dati derajat hewan. Sebab
pemeliharaan akal adalah dengan beragama adalah salah satu ciri khas
pembolehan segala sesuatu yang dapat manusia Dalam memeluk suatu agama,
menjamin kesehatan dan keselamatan, dan manusia harus memperoleh jaminan rasa
pengharaman segala sesuatu yang aman dan damai, tanpa adanya intimidasi.
menyakitkannya atau melemahkan Islam dengan peraturan-peraturan hukumnya
kekuatannya seperti minum khamar, karena melindungikebebasan beragama.. .Firman
akal mempakan sumber kebaikan dan Aliah (QS. al-Baqarah, 2:256) menyatakan:
kemanfaatan bagi manusia. Realisasi "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
pemeliharaan ketunman adalah dengan (Is/am); sesungguhnya te/ah jelas jalan yang
menetapkan hukum sahnya hubungan seksual benar daripada jalan yang salah".
antara pria dan wanita berdasarkan ketentuan Berbagai macam ibadah disyari'atkan
agama. Sebab, dalam hukum Islam, haldkat dalam "Islam adalah wujud realisasi tujuan
tujuan seksual bokan berhenti pada mencari hukum Islam dalam rangka memelihara dan
kepuasan dan kenikmatan biologis saja, mempertahankan .kehidupan beragama· serta
tetapi untuk memenuhi kebutuhan primer membentengi jiwa dengan nilai-nilai
pemeliharaab ketunman. Hukum Islam keagamaan. Ibadah-ibadah ini dimaksudkan
menetapkan hukuman seratus kali jilid bagi untuk membersihkan jiwa dan menumbuhkan
zina yang dilakukan oleh orang yang belum semangat keagamaan.
kawin dan delapan puluh kali jilid bagi Tujuan hukum Islam tentang
tuduhan zina (qasaj), karena keselamatan pemeliharaan jiwa (a/-Muhafazhad ala an-
ketunman itu adalah dua faktor yang. Nafs) ialah memelihara hale untuk hidup
menyebabkaB masyarakat menjadi kuat, secara terhormat dan memelihara jiwa agar
tertib dan teratur, terhindar dati perpecahan, terhindar dati tindakan penganiayaan, bempa
dengki, dan iri. Demikian juga harta, tiap pembunuhan, pemotongan anggota badan
orang berhale mendapatkan dan menyimpan maupun tindakan melukai. Termasuk dalain
harta dengan cara yang telah ditetapkan oleh kategori memelihara jiwa, adalah
agama. Keamanan dan keselamatan barta memelihara kemuliaan atau harga diri
milik seseorang wajib dilindungi oleh manusia del:l:&an jalan mencegah perbuatan
hukum. Oleh karena itu hukum Islam "qazaf' (menuduh berbuat Zina), 'mencaci-

64
maki serta perbuatan seropa. Ata~ bempa bak Syari. (pembuat bukum) untuk
pembuatan gerak langkah manusia tanpa memelihara akal. Hal ini akan qlencegah
memberi kebebasan untuk berbuat baik. timbulnya perbuatan-perbuatan bUruk dan
Karenany~ Islam melindungi kebebasan dosa. Perlu ditegaskan, bahwa hukum Islam
berkarya (berprofesi), kebebasan berpikir dan mengandung unsur tindakan preventn: di
berpendapa!, kebebasan bertempat tinggal samping tindakan represif
serta kebebasan-kebebasan lain yang (al-Muhafadzah a/a an-NasI) ialah
bertujuan menegakkan pilar-pilar kehidupan memelihara kelestarian jenis makhluk
manusia secara terhormat dan bebas bergerak manusia dan membina sikap mental generasi
ditengah dinamika kehidupan sosial yang peneros agar terjalin rasa persahabatan dan
utama sepanjang tidak memgikan orang lain. persatuan di antara sesama umat manusia.
Tujuan hukum Islam tentang .MisaInya, setiap anak didik langsung oleh
pemeliharaan akal (a/-Muhafazhah a/a al- kedua orang tuanya, perilakunya terns-
'aq/) ialah menjaga akal agar tidak terkena menems dijaga dan diawasi. Dengan
bahaya (kerosakan) yang mengakibatkan demikian, dituntut adanya lembaga
orang bersangkutan tidak berguna lagi di perkawinan yang teratur, pencegahan akan
masyarakat, menjadi sumber keburukan dan terjadinya "broken hoom", serta pencegahan
penyakit bagi orang lain. Arti penting terhadap perbuatan yang merusak citra diri,
pemeliharaan· akal dapat ditinjau dari baik .dengan perbuatan qasaf maupun
beberapa segi: berzina. Sebab hal. tersebut menodai amanat
.1. Agar setiap anggota. masyarakat Islam yang dititipkan Allah kepada masing-masing
tidak terganggu, bahkan mendapat limpahan diri orang laki-Iaki dan perempuan agar
kebaikan dan kemanfaatan. Dengan melihat melahirkan ketUrunan, sehiilgga. dapat
setiap individu sebagai bagian dari sebuah terhind8r dari kepunaban dan hidup dalam
tatanan masyarakat, maka akalyang dimiliki suasana tentram dan sejahtera. Dengan
oleh setiap anggota masyarakat tidak bisa demikian, anak ketunmannya akan semakin
diklaim sebagai bak murni individu, akan banyak dan kuat serta mudah tercipta
tetapi masyarakat juga mempunyai bak persatuan dan kesatuan di tengah
(fungsi sosial). Sebab dengan akalnya setiap masyarakat, di tempat mereka bidup. Dan
individu ikut membentuk pola kehidupan dalam konteks itulah, adanya sanksi hukum
masyarakat. Adalah. menjadi hak. masyarakat zina, qasaf serta sanksi-sanksi hukuman
untuk diperhatikan keselamatannya. ta'zir lainnya yang diterapkan dalam rangka
2. Orang yang membiarkan atau menjaga kelangsungan keturunan.
mempertarohkan akalnya dalam bahaya Tujuan hokum Islam dalam hal
(kerosakan), akan menjadi beban yang hams memelihara harta (al-Muhafazhaha/a al-
dipikul oleh masyarakat. Jika memang Mal) dilakukan dengan mencegah perbuatan
demikian halnya, maka tehadap orang itu yang menodai harta, misalnya pencurian dan
hams diancam dengan hukuman-hukuman ghashab~ mengatur sistem mu'amalah atas
yang kiranya dapat mencegahnya dari dasar keadilan dan kerelaan; dan dengan
perbuatan yang diharamkan oleh agama. berosaha mengembangkan harta kekayaan
3. Orang yang akalnya terkena bahaya dan menyerahkannya ke tangan orang yang
(a/a1), akan menjadi sumber timbulnya mampu menjaga dengan baik. Sebab harta
kerawanan sosial. Masyarakat yang yang ada die"" tangan perorangan menjadi
menghadapi pelanggaran dan kejahatan akan kekuatan bagi umat secara keseluruhan.
ikut menanggung resikonya. Maka, adaIah Karena itu, hams dipelihara dengan

65
menyalurkannya secara baik, dan dengan menuntut adanya kebebasan, sebab tidak
memelihara basil karya (hak cipta), mungkin ada tanggung jawab tanpa ada
mengembangkan sumber-sumber ekonomi kebebasan. Sebaliknya, kebebasan tanpa
umum, mencegah agar tidak dimakan di tanggung jawab berarti tidak manusiawi atau
antara sesama manusia dengan cara yang tidak bermorat Oleh karena ito kebebasan
batil, tidak dengan cara yang hak (benar) dalam hal beragama adalah kebebasan yang
yang dibalalkanldibenarkan oleh Allah bertanggung jawab kepada Tuhan. Secara
kepada hambaNya. eksternal hokum Islam memberi kebebasan
kepada umat manusia untuk memilih agama
yang diyakininya. Secara internal hukum
c. Penutup Islam memberi kebebasan kepada setiap
Tujuan hukum Islam, seperti diuraikan muslim untuk melaksanakan kewajiban-
di atas, sangat jelas, yaitu memperhatikan kewajiban keagamaan selama tidak sampai
maslahat daruriyat atau kebutuhan bakiki menghilangkan .maslahat dharuriyat, dan
manusia, dan tujuan menetapkan hokum pelaksanaan kebebasan ini tidak sampai
Islam adalah untuk menjamin maslahat mengganggu kebebasan orang lain. Hukum
daruriyat dengan mewujudkan dan Islam yang dibangun di ·atas landasan nilai-
memeliharanya. Pemeliharaan maslahat nilai moral, yaitu nilai moral ketuhanan dan
daruriyat, menurut Abdul Wahhab Khalaf, nilai moral kemanusiaan seperti ini tidak
dijamin dengan dibolehkannya melakukan akan . mempersulit dan mempersempit
perbuatan-perbuatan yang terlarang, karena kehidupan manusia, bahkan akan
adanya faktor keterpaksaan atau dasar mengantarkan kehidupan manusia yang
pertimbangan akibat yang ditimbulkan oleh bahagia di dunia dan di akhirat.
sikap dan tindakan (Khalaf, tt, h.20l). Kebebasan yang kedua adalah kebebasan
Tujuan hukum Islam,selain untuk individu atau kebebasan jiwa. Kebebasan
memelihara lima hal yang hakiki individu dijamin oleh Islam jika hak
(dharuriyat), juga dimaksudkan untuk kebebasan individunya ito tidak
menghilangkan kesukaran dan kesulitan digunakanuntuk mengganggu, memsak atau
dalam rangka mencapai tujuan yang menghilangkan kebebasan individu yang
dibutuhkan oleh manusia, dan tidak lainnya Dalam rangka menjamin kebebasan
menimbulkan dampak yang membahayakan individu i~, hokum Islam melarang segala
atau merusakkan kehidupannya (Abdul bentuk perbuatan atau hukum bagi orang
Wahhab Khalaf, tt, h.200). Tujuan jenis ini, yang melanggar aturan-aturan yang telah
menumt ulama Ushul Fiqih, termasuk dalam ditetapkan. Sanksi hokum ito dijatuhkan
kategori "maslahat haijiyat" (sekunder). kepada orang yang ·berbuat aniaya (zaIim),
Penetapan hokum untuk merealisasi maslahat dan sifat hukuman ito hams setimpal dengan·
ini adalah berdasarkan pertimbangan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
pengutamaan kemudahan dan kelapangan Misalnya, jika ada seseorang yang
tercapainya maslahat dhamriyat. Misalnya, melakukan kejahatan dengan sengaja
kebebasan memeluk agama, kebebasan menghilangkan nyawa orang lain, maka
berpikir dan berpendapat, kebebasan hukumanannya hams dapat menghilangkan
bertempat tinggal, kebebasan memiliki harta. nyawa . terhadap pelaku kejahatan
Islam mengakui eksistensi manusia pembunuhan ifJi. Cara pelaksanaan hukuman
sebagai makhluk yang bebas dan antara lain bisa~dengan ditembak, digantung,
bertanggungjawab. Adanya tanggung jawab disumh minumracun, disetrom listrik atau

66
dengan cara yang lain, yang pada prinsipnya pelajaran melainkan orang berakal" (Ali
hukuinan ito barns setimpal. Imran, 3:7). "Tindakan kamu
Ketetapan hukum Islamseperti tersebut memikirkannya" (al-An'am, 6:50). "Karena
tidak bertentangan dengan intuisi moral atau sesungguhnya bukan mata itu yang buta,
bati nurani (pinjam istilah Sidney Hoo~ tetapi yang buta adalah hati yang di dalam
dalam Harsja W. Bachtiar, 1980, hal.21). dada" (al-Haij, 22:46). "Sesungguhnya pada
Pembunuh dapat dinilai sebagai orang yang yang demikian itu .(terdapat) tanda-tanda
.tidak mengakui hak kebebasan individu bagi kaum berpikir (a1-Ra'd, 13:3).
sesamanya atau dengan perkataan lainpelaku Hokum Islam tidak hanya membolehkan
pembunuhan tidak menghormati dan tetapi justru menghargai kebebasan ·berpikir,
menghargai pentingnya nyawa maDusia karena suatu peradaban tidak ·akailpernah
dalam melangsungkan kehidupannYa. Jika . bangun tanpa kebebasan ib.i. KebebasaD
sikap dan pandangan pelaku pembunuhan berpikir dapat membuka pinto pengetahuan
seperti itu, maka aka! kecerdasan pun akan sehingga karenanya bangsa-bangsa dan
menilai bahwa nyawa pembunuh juga tidak peradabannya tumbuh berkembang (Mukrim,
perlu dihormati dan dihargai. Analisis ini 1988, hal.55).
sekaligus menjawab kesulitan Sidney Hook Kebebasan berpikir dan berpendapat
dalam masalah agama. Ia berkata, jika orang merupakan fitrah manusia yang memperoleh
mempunyai pandangan keagamaan .maka legitimasi dari ajaran Islam. Al-Qur'an
orang tidak maumenyelidiki persoalan ini menyatakan: "Jikalau Tuhanmu
dari aka! kecerdasan. Inilah masalah yang menghendaki, tentu Tuhanmu menjadikan
sulit, dari pihak kedudukan saya, kata Sidney manusia umat yang satu, tetapi mereka
Hook (Bachtiar, 1980: 22). diberi kesempatan untuk senantiasa berbeda
Kebebasan yang ketiga ialah kebebasan pendapat" (Hud, 11:118). Manusia diOOri hak·
berpikir dan berpendapat. Aka! pikiran kebebasan berpikir dan berpendapat oleh
adalah karunia paling berharga bagi manusia Tuhan dengan tujuan agar mereka dapat
dan paling besar pengaruhnya dalam aspek menemukan kebenaran dan kebahagiaan
kebudayaannya, serta kebebasan menjadi yang sesungguhnya. Penggunaan hak
bukti bagi peradabannya dan merupakan kebebasan berpikir dan berpendapat ini
jalan memperoleh ilmu, nur, hidayah, dan pemah dilakukan sahabat ketika mereka
hikmah. Aka! pikiran merupakan salah satu menerima pesan dari Nabi saw.: ''Janganlah
sarana kebebasan berkehendak, memilih kalian menunaikan shalat Ashar sebelum tiba
tingkah laku, hal-hal yang berikut segala di perbentengan bani Quraidah. "Sebagian
akibat-akibatnya herupa pahala, dari mereka berkata kepada teman-temannya,
pertanggungjawaban, kebahagiaan dan "Nabi tidak menghendaki kalian
kesengsaraan (Mahmassani, 1993, hal.92). meninggalkan shalat, karena itu shalatlahl".
Kebebasan berpikir tersebut bersumber Kemudian sebagian lagi berkata, "Demi
dari kewajiban untuk melakukan Allah, . Rasulullah benar-benar ~erwasiat
pengamatan, perenungan dan kesucian bati agar tidak melakukan shalat sebelum tiba di
yang merupakan sebagian inti kemuliaan perbentengan bani Quraidah. Oleh karena
manusia.Oleh karena itu hokum Islam itu kami tidak berdosa". Akbimya sebagian
menaruh perhatian terhadap kewajiban di antara mereka ada yang melakukan· shalat
tersebut dan banyak ayat aI-Qur'an yang dan ada juga yang tidak. Ternyata Nabi tidal<
mendorong untuk berpikir, seperti firman menyalahkan dan mempermasalahkan
,Allah: "Dan tidak dapat mengambil mereka semua (a1-'Ulwani, 1991, ha.34).

67
Hukum Islam menjamin kebebasan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
berpikir dan berpendapat untuk -kepentingan perkawinan itu. Hukum Islam menjamin
kebahagiaan umat manusia. Akan tetapi prinsip kebebasan dalam memilih ternan
kadang-kadang hak kebebasan berpikir dan hidup untuk bekerja sarna dalam lembaga
berpendapat ini digunakan untuk hal-hal perkawinan. Kerja sarna antara pria dan
yang tidak baik atau merugikan keberadaan wanita dalam lembaga perkawinan akan
orang lain. Penyalahgunaan kebebasan -ini melahirkan keturunan. Dan keturiman ini
dilarang hukum Islam. Sebab dampak negatif merupakan syarat bagi kelangsungan hidup
yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan umat manusia.
kebebasan berpikir dan berpendapat ini dapat Perkawinan, dalam hukum Islam,
menyengsarakan pihak lain, meresahkan asalnya adalah ''Muhah''. Hukum mubah ini
masyarakat dan dapat pula merusak mungkin bisa -menjadi wajib, sunnah,
persatuan serta mengganggu stabilitas makmh, atau bahkan mungkin haram bagi
nasional.Firman Allah menyebutkan: "Dan seseorang, sesuai dengan kondisi seseorang
janganlah kamu mencaci maki sembahan- yang akan melaksanakan perkawinan. Wajib
semhahan yang mereka sembah selain Allah, bagi seseorang, yang sudah -marnpu hidup
karena mereka nanti akan memaki Allah berumah tangga, yang . dikhawatirkan
derzgan melampaui hatas" (QS. aI-An'am, terjerumus pada perbuatan-perbuatan yang
6: 180). Meskipun kebebasan seperti ini sah dilarang oleh agama. Karena satu-satunya
secara keagamaan dan rasional, karena yang jaln baginya untuk menghindarkan diri dari
menjadi objek adalah tindakan perbuatan yang dilarang agama adalah
penyelewengan tauhid, namun aI-Qur'an melaksanakan perkawinan: Haram
melarang penggunaan kebebasan ini melihat hukumnya, jika seseorang yang
dari segi dampak negatif yang melaksanakan perkawinan mempunyai
ditimbulkannya. kebiasaan melakulaln perbuatan yang
Kebebasan yang keempat adalah membahayakan keberadaan orang lain.
kebebasan untuk melanjutkan keturunan. Misalnya, melukai, membunuh, dan
Dalam rangka ini, hukum Islam memberikan sebaginya.
lembaga yang sah dan bermoral yaitu Kebebasan yang kelima adalah
lembaga perkawinan. Peranan lembaga ini kebebasan yang berhubungan dengan harta
adalah untuk melindungi dan menjamin benda. Hukum Islam menjamin kebebasan
terwujudnya kebebasan dan potensi manusia seseorang, lembaga, organisasi, dan - lain
untuk melanjutkan keturunan atau sebagainya untuk meneari, memperoleh,
meneruskan sejarah kehidupan umat mengumpulkan dan menyimpan harta benda.
manusia. Perkawinan menumt aj~ Islam Kebebasan ini berdasarkan prinsip bahwa
mempunyai unsur-unsur ibadah. manusia mempunyai hak langsung dari
Melaksanakan perkawinan berarti Tuhan untuk mencari harta benda. Prinsip ini
melaksanakan ibadah. Nabi memerintahkan tercantum -dalam aI-Qur'an: ''Allah-lah yang
agar supaya orang-orang yang telah menciptakan manusia yang memberinya
mempunyai kesanggupan untuk kawin rezeki (ar-Rum, 30:40)serta: ''Allah yang
melaksanakannya, karena kawin itu akan melapangkan rezeki bag; s;apa yang
memelihara _diri dari perbuatan-perbuatan dikehendaki-!f~a dan Allah pula yang
yang dilarang-Tuhan. menyempitkan:"Nya" (ar-Rum, 30:37).
Perkawinan, dari segi hak individu, tidak Kebebasan mencari harta benda adalah
dapat dilangsungkan tanpa persetujuan dari

68
lanjutan dati. priBsip bahwa A118h adaIah Sidney~_~~,Jlj.~18'@t:
SIUIltier rezeki yang sebenarnya. Elika, ideologiliasiol,lRI, MQ1!Xj~ tIan
Eksistensialisme, Djam~Jakarta.
Mabmassani, 'Sobbi, ·198'~~Fifsafot'H.m
DAnAR PUSTAKA dalam Islam, Penerjemah Ahmad
Sudjono SH, AI-Ma'am: bandung.
Abu zahrah, Muhammad, .1994, Ushul Fiqih, Maritain, J., 1987, Dua unsur Hukum Alam,
Penerjemah SaefullahMa'sbum ti., dalam S. Tasrif SHe (penyunting), Bunga
Pustaka Firdaus, Jakarta. Rampai. Filsafat Hukum, Abardin,
A. Gani, Bustani ti., 1992, AI-Qur'an dan Jakarta.
Tafsirnya,Departemen Agama RI., Mukrim, Abdul'al Salim, 1988,Pemikiran
Jakarta. Islam Antara Akal dan Wahyu,
Al-Ghaza1i, Abu Hamid Muhammad, 1934, Penerjemah Anwar Wahdi Hasi,
Kimiya' al-Sa'adat. Dikumpul bersama Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
buku-buku yang lain di dalam al- Muslehuddin,Muhammad, 1991, Filsafat
Jawahir al-Ghawali oleh' Muhyiddin Hukum Islam dan Pemikiran Orientalis:
Shabri al-Kurdi, Mathba'at al-Sa'adat, Studi Perbandingan Sistem Hukum
Kairo. Islam, Penerjemah Yudian Wahyudi
'Al-Syatbibi, Abu Iskhaq Muhammad, tt, AI- Asmin, Tiara Wacana, Yogyakarta.
Muwafqat fi Ushul al-Akhkam, Dar. al- Pound, Roescou,. 1987, Fungsi Filsafat
Fikr,Beirot. Hukum, dalam S. Tasrif SHe
Al-Ulwani, 1965, A dab al-Ikhtilaffi ai-Islam, (penyunting), Bunga Rampai Filsafat
Thaha Jabir Fayyadh, Qatar. Hukum, Abardin, Jakarta.
Al-Zuhaily, Wahbah, 1969, AI-Wasith fi Rasjidi, Lili, 1993, Filsafat.Hukum: Apakah
Ushul al-Fiqh, AI-Mathba'at al- ·Hukum Itu ?, Remaja Rosdakarya,
Islamiyyat, Damaskus. Cetakan Keenam, Bandung.
Anderson, J.N.D., 1959, Islamic Law in the Shihab, Muhammad Qurais, 1994, Studi
Modern World, New York University Kritis Tafsir al-Manar: Karya
Press, New York. Ml;Jbammad 'Abduh dan M. Rasyid
Apeldoorn, L.J.Van., 1976. Pengantar Ilmu Ridha, Pustaka Hidayah, Jakarta.
Hukum, Terjemahan Oetarid Sadino,
Pradnya Paramita, Jakarta.
Asdi, Endang Danmi, 1995, Imperatif
Kategoris dalam Filsafat Moral
Immanuel Kant, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta, tidak diterbitkan.
Friedman, W., 1990, Teori dan Filsafat
Hukum: Hukum dan Masalah-masalah
Kontemporer (Susunan III), Penerjemah
Muhammad Arifin, Rajawali, Jakarta.
Hassan, Husein Hamid, 1971, Nadzariyat al-
Mashlahat fi al-Fiqh al-Islamiy, Dar al-
Nahdhat al-Arabiyah, Kairo.
Hook, Sidney, 1980, Etika, Penyusun Harsya
W. Bachtiar dalam Percakapan dengan

69

Anda mungkin juga menyukai