Pengantar
Guru adalah poros utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di
masa depan. Guru adalah orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi
bimbingan, menambahkan pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan
melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta
didik. Secara umum, tugas guru adalah mengajar siswa-siswi agar memilki pengetahuan dan
keterampilan dalam masing-masing bidang pelajaran. Selain itu guru juga mempunyai
tanggung jawab dalam mendidik siswa agar mempunyai sikap dan tingkah laku baik, entah
itu ketika berada di lingkungan sekolah ataupun masyarakat.
Tugas guru yaitu membimbing anak didik dalam masa perkembangannya untuk
menjadi orang yang dewasa. Dewasa dalam konteks ini adalah orang yang mempunyai
keimanan, keilmuan yang mapan, dan berakhlak mulia. Dalam menjalankan tugas sebagai
seorang guru tentu ada saja hambatan atau permasalahan yang akan dihadapi. Permasalahan
pendidikan yang terjadi di indonesia adalah masalah kurangnya sarana prasarana pendidikan
terutama didaerah-daerah terpencil. Hal ini menimbulkan kesenjangan dalam mutu
pendidikan. Banyak sekali peserta didik yang tidak bisa menikmati fasilitas sarana dan
prasarana yang sama dengan peserta didik yang ada di kota.
Namun, ditengah keterbatasan tersebut, tentunya sebagai seorang guru kita tidak
patah semangat dan mengabaikan tugas sebagai seorang pendidik. Seorang guru harus
memiliki sifat yang profesional, berkompeten serta dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional dituntut harus
bisa kreatif ditengah adanya keterbatasan seperti kurangnya fasilitas atau sarana prasarana
yang ada di suatu sekolah. Guru harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar siswa
dapat tetap belajar sesuai dengan perkembangan teknologi walaupun ditengah keterbatasan.
Sehingga, setiap anak yang ada di Indonesia dapat tetap mengemban pendidikan sebagaimana
semestinya.
Mengenal Sosok Guru
Guru atau disebut juga sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Allah, khalifah dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai invidu yang sanggup
berdiri sendiri. Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik ialah guru. Guru mampu
memberikan peran dan warna suatu bangsa dalam kontek pelaksanaan pendidikan sehingga
patut menjadi perhatian (Mustafa, Hermandra, & Zulhafizh, 2018).
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya.
(Mujtahid, 2011)
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus
mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang
mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. (https://id.wikipedia.org/
wiki/Guru). Guru adalah tenaga pendidik profesional di bidangnya yang memiliki tugas
utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan,
memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh
pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah. (Undang Undang No 14 Tahun 2005)
Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan, misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga,
uang dan sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Misalnya: Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya. Sarana
pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan
penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala
macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran
(Arikunto, 1993). Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan
benda-benda yang digunakan guru dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan (Daryanto, 2006).
Menurut Mulyasa (2003) sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Bamawi (2012), berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Sarana dan prasarana adalah semua benda atau barang yang bergerak maupun yang
tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran yang
langsung maupun yang tidak langsung dalam sebuah pendidikan (Rohiat, 2006). Oleh karena
itu sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan pendukung terlaksananya proses
belajar dan mengajar dengan baik dan optimal. ( Suhelayanti dkk. 2020.)
Salah satu masalah pendidikan yang sering dijumpai di Indonesia adalah masalah
sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai. Padahal sarana dan prasarana menjadi
faktor pendukung keberhasilan program pendidikan. Sarana dan prasarana sangat perlu
dilaksanakan untuk menunjang keterampilan peserta didik agar siap bersaing terhadap
pesatnya teknologi. Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan
secara cermat dan berkesinambungan sehingga akan terjamin proses belajar mengajar yang
lancar.
Dalam hal ini sarana dan prasarana sangat mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar. Sedangkan saat ini sarana dan prasarana untuk pendidikan memang kurang
memadai, bahkan banyak sarana dan prasarana yang tidak layak untuk proses belajar
mengajar. Seperti halnya sarana dan prasarana yang tidak memadai yaitu gedung kelas bocor,
bangku sekolah rusak maupun tidak mencukupi, lapangan yang tergenang air, ketidak
lengkapnya buku diperpustakaan, tidak memadainya penggunaan teknologi dan informasi dan
lainnya. Ketika sarana dan prasarana sekolah tidak memadai maka akan mempengaruhi
proses belajar mengajar yang dilaksanakan. yaitu akan menghambat proses mengajar.
Guru akan kesulitan dalam memberikan serta menjelaskan materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Begitu juga dengan peserta didik akan kesulitan untuk
memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Oleh sebab itu, proses belajar mengajar tidak akan
berjalan secara efektif dan efisien. Seorang guru harus memiliki sifat yang professional,
berkompeten serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya
dalam penggunaan teknologi komputer. Dalam hal ini guru harus dapat mengoperasikan
komputer, melaksanakan proses mengajar engan berbasis komputer, dan lainnya. Apabila
kelengkapan fasilitas di atas memadai dan dikelola dengan baik maka sarana dan prasarana
berjalan dengan optimal sebaik mungkin serta bakat dan minat peserta didik dapat lebih
dikembangkan lagi,sehingga akan menciptakan lulusan peserta didik yang baik.
Seorang guru yang satu dengan guru yang lain sebenarnya sama. Mereka sama sama
memiliki ijazah keguruan, mempunyai akta IV, lulus tes sebagai guru, bahkan mereka juga
sama-sama mempunyai sertifikat sebagai pendidik profesional. Lalu, apa yang membedakan
satu guru dengan guru yang lain? Salah satu hal yang membedakan adalah kreativitasnya.
Kemampuan seorang guru untuk menciptakan model pembelajaran baru atau memunculkan
kesan baru akan membedakan dirinya dengan guru yang lain. Guru yang mempunyai
kreativitas tinggi dapat dikatakan sebagai guru kreatif. Guru kreatif tidak akan merana cukup
hanya menyampaikan materi saja. la selalu memikirkan bagaimana caranya agar materi yang
diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik dan lebih lanjut mereka merasa senang ketika
mempelajari materi tersebut.
1. Dengan semangat penuh kreativitas, peserta didik akan tertarik dengan apa yang
diajarkan oleh guru
2. Pelajaran yang diajarkan oleh guru akan menjadi menarik
3. Peserta didik akan bersemangat belajar
4. Peserta didik akan menjadi lebih mandiri
5. Peserta didik akan lebih mudah memecahkan masalah
6. Guru mampu memberikan inpirasi yang beragam kepada peserta didik tentang
berbagai persolan dan model pemecahannya
7. Kreativitas guru mengajar akan menjadikan peserta didik menjadi individu yang
mampu mewujudkan diri sepenuhnya melalui ide-ide yang mereka hasilkan
8. Proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan
9. Peserta didik akan menjadi lebih mandiri dan peserta didik akan menjadi lebih mudah
memecahkan masalah dan peserta didik akan menjadi lebih senang menghadapi
tantangan
10. Dapat mendatangkan kepuasan bagi guru maupun peserta didik
Guru yang kreatif akan selalu mencari cara bagaimana melakukan aktivitasnya agar
dapat mencapai target yang diinginkan. Pikirannya akan dipenuhi pemikiran-pemikiran
kreatif. Seperti apakah pemikiran pemikiran kreatif itu? Berikut akan dijelaskan bagaimana
pemikiran-pemikiran kreatif yang dimiliki seorang guru.
Seperti apakah guru kreatif itu? Mulyana (2010) mengemukakan ada beberapa ciri yang
mudah dikenali dari seorang guru kreatif, antara lain:
1. Mampu menciptakan ide baru
Guru yang memiliki kemampuan menciptakan ide baru merupakan guru yang kreatif.
Guru mampu menghasilkan ide-ide yang akurat sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Ide-ide yang dikemukakan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi suatu masalah.
Biasanya ide ini muncul secara spontan. Kemampuan mengeluarkan ide spontan bisa
dilihat, misalnya pada saat diadakan rapat dadakan dinas sekolah atau rapat kerja sekolah.
Pada saat pimpinan rapat memberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan
masukan, guru yang tidak kreatif akan diam saja. Ia tidak akan mengajukan pertanyaan
atau menyumbangkan pikirannya. Namun, guru yang kreatif akan mampu menyampaikan
sumbangan pemikiran untuk melengkapi apa yang telah disampaikan oleh pimpinan
rapat. Berbagai gagasan baru yang diungkapkan muncul secara spontan tapi mengena
pada pokok permasalahan.
2. Fleksibility
Artinya guru mampu membuka pikiran. Dalam hal ini, kemampuan ini bisa dimanfaatkan
untuk membuat ide baru dengan memperhatikan ide-ide yang telah dikemukakan
sebelumnya. Solusi yang dihasilkan dari pemikiran ini biasanya bisa memuaskan berbagai
pihak yang terlibat dalam merumuskan suatu pemikiran. Dalam proses belajar mengajar
di kelas, masalah tentu tidak akan ada habisnya. Dengan kemampuannya membuka
pikiran, guru bisa menemukan solusi dengan memperhatikan berbagai masukan dari
berbagai pihak, mulai dari guru sampai peserta didik. Berbagai macam ide yang berhasil
didapatkan kemudian akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
3. Mudah Bergaul
Seorang guru kreatif biasanya mudah bergaul sehingga semua orang merasa dekat
dengannya. Sifat ini membuat seorang guru bisa dekat dengan peserta didik dan semua
orang yang ada di sekitar kegiatan belajar mengajar. Guru yang mudah bergaul bisa
dengan mudah menjalin hubungan dengan peserta didik. Sesekali guru akan bercanda
dengan peserta didik atau membicarakan isu yang dekat dengan dunia peserta didik. Jarak
antara guru dan peserta didik bisa dikurangi bila guru mudah bergaul Guru seakan-akan
menjadi teman bagi peserta didik sehingga fungsi guru bukan hanya sekadar pengajar di
kelas. Guru bisa diajak peserta didik untuk bertukar pikiran atau tempat mencurahkan
kegelisahan.
4. Mampu Membaca Karakter Peserta didiknya
Kemampuan membaca karakter adalah salah satu kelebihan yang dimiliki guru kreatif.
Dengan kemampuan yang dimiliki, guru bisa menyesuaikan cara belajar bagi setiap
peserta didiknya, karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter akan
mempengaruhi daya serap anak terhadap materi yang diajarkan. Seorang anak yang
memiliki karakter suka bermain, mungkin akan menonjol dalam bidang olahraga. Anak
yang pendiam dan cenderung suka membaca, bisa jadi menonjol dalam pelajaran ilmu
pengetahuan alam. Guru kreatif akan dapat memaksimalkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan karakternya masing-masing. Mereka akan diajari dengan pendekatan yang
berbeda sehingga peserta didik tetap bisa mendapatkan materi dengan baik.
5. Peduli pada Peserta Didik
Sikap peduli pada peserta didik merupakan salah satu bentuk kasih sayang guru kepada
peserta didik. Sikap ini akan membuat guru selalu menjaga dan mengawasi
perkembangan peserta didik. Kepedulian guru bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk,
misalnya, membantu peserta didik yang kesulitan memahami materi pelajaran, menasihati
jika peserta didik melakukan kesalahan, atau berempati ketika peserta didik dilanda
kedukaan. Bentuk kepedulian guru pada peserta didik ini akan menimbulkan ikatan
emosional di antara keduanya sehingga proses belajar mengajar bisa berlangsung lebih
baik.
6. Cekatan
Guru kreatif harus bisa bekerja dengan cekatan agar dapat menangani berbagai masalah
dengan cepat dan baik. Ia tidak pernah menunda mengatasi masalah. Berbagai masalah
yang dihadapi akan secepatnya diselesaikan dengan baik. Bila mengalami kegagalan,
guru cekatan akan dengan cepat mencari cara yang lain untuk mengatasi masalah. Selain
itu, guru yang cekatan biasanya ringan tangan. Ia akan membantu siapa saja yang
membutuhkan pertolongan.
Penutup
Guru adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan manusia. Guru adalah poros
utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di masa depan. Seorsng guru
yang profesional harus mampu menghadapi segala kendala yang ditemui dalam dunia
pendidikan. Termasuk dalam masalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai
guru yang profesional tentunya kita akan bisa menghadapi permasalahan tersebut. Guru harus
bisa dituntut untuk kreatif.Guru harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar siswa dapat
tetap belajar sesuai dengan perkembangan teknologi walaupun ditengah keterbatasan.
Sehingga, setiap anak yang ada di Indonesia dapat tetap mengemban pendidikan sebagaimana
semestinya. Walaupun mungkin di Indonesia sendiri khususnya di daerah-daerah terpencil
masih banyak terdapat kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, namun diharapkan para
guru tidak patah semangat dan terus mampu mencerdaskan seluruh anak bangsa.
Referensi
Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN Maliki Press.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Afliana, Yohani. 2020. Guru dan Pendidikan Karakter: Sintegritas Guru Dalam
Menanamkan Nilai-nilai Pendidikan Karakter di Era Milenial. Jawa Barat: Penerbit Adab.
https://id.wikipedia.org/wiki/Guru, diakses pada 12 Januari 2020.
Barnawi dan M. Arifin.2012. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Indrawan, Idrus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.
Suhelayanti dkk. 2020. Manajemen Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Chen, Febe. 2010. Be Creative!: Menjadi Pribadi Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Prihatin, Benedicta. 2019. Kreativitas dan Inovasi di Tempat Kerja. Jakarta: Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Mulyana. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: PT. Grasindo
Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto.1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada .
Mustafa, M. N Hermandra, Suarman & Zulhafizh. (2019). Manajerial
Pembelajaran Kreatif: Menjadi Guru Jitu. Yogyakarta: Mirra Buana Media.
Menguasai Informasi Agar Sukses Mengajar
http://conference unsri.ac.id/index.php/semirata/article/download/1014/530
*Data Penulis
Sy. Rizani Nurfasha, lahir pada tanggal 1 Desember 1999 di Pekanbaru, Riau. Ia merupakan
anak pertama dari Sayd Eridan dan Elma Zola. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Ia memiliki adik perempuan yang kini berusia 5 tahun. Penulis merupakan
seorang mahasiswa semester 5 di Universitas Riau, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Ia mulai masuk kuliah pada tahun 2018, melalui jalur PBUD (Penelusuran Bibit
Unggul Daerah). Penulis sangat menggemari k-pop, terlebih lagi drama koreanya. Ia hobi
menonton dan mengoleksi drama serta film korea.
Kontak:
Hp/WA: +6285835406851/ +6282384526910
Email: rizaninurfasha@gmail.com / sy.rizani5108@student.unri.ac.id