Anda di halaman 1dari 13

Kreativitas Guru Di Tengah Keterbatasan Sarana dan Prasarana Sekolah

Sy. Rizani Nurfasha


Email: rizaninurfasha@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau

Pengantar

Guru adalah poros utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di
masa depan. Guru adalah orang yang mendidik, mengadakan pengajaran, memberi
bimbingan, menambahkan pelatihan fisik atau non fisik, memberikan penilaian, dan
melakukan evaluasi berkala berkaitan dengan satu ilmu atau lebih kepada seluruh peserta
didik. Secara umum, tugas guru adalah mengajar siswa-siswi agar memilki pengetahuan dan
keterampilan dalam masing-masing bidang pelajaran. Selain itu guru juga mempunyai
tanggung jawab dalam mendidik siswa agar mempunyai sikap dan tingkah laku baik, entah
itu ketika berada di lingkungan sekolah ataupun masyarakat.

Tugas guru yaitu membimbing anak didik dalam masa perkembangannya untuk
menjadi orang yang dewasa. Dewasa dalam konteks ini adalah orang yang mempunyai
keimanan, keilmuan yang mapan, dan berakhlak mulia. Dalam menjalankan tugas sebagai
seorang guru tentu ada saja hambatan atau permasalahan yang akan dihadapi. Permasalahan
pendidikan yang terjadi di indonesia adalah masalah kurangnya sarana prasarana pendidikan
terutama didaerah-daerah terpencil. Hal ini menimbulkan kesenjangan dalam mutu
pendidikan. Banyak sekali peserta didik yang tidak bisa menikmati fasilitas sarana dan
prasarana yang sama dengan peserta didik yang ada di kota.

Namun, ditengah keterbatasan tersebut, tentunya sebagai seorang guru kita tidak
patah semangat dan mengabaikan tugas sebagai seorang pendidik. Seorang guru harus
memiliki sifat yang profesional, berkompeten serta dapat mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, seorang guru yang profesional dituntut harus
bisa kreatif ditengah adanya keterbatasan seperti kurangnya fasilitas atau sarana prasarana
yang ada di suatu sekolah. Guru harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar siswa
dapat tetap belajar sesuai dengan perkembangan teknologi walaupun ditengah keterbatasan.
Sehingga, setiap anak yang ada di Indonesia dapat tetap mengemban pendidikan sebagaimana
semestinya.
Mengenal Sosok Guru

Guru atau disebut juga sebagai pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberi bimbingan atau bantuan anak didik dalam perkembangan jasmani dan
rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Allah, khalifah dipermukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai invidu yang sanggup
berdiri sendiri. Istilah lain yang lazim dipergunakan untuk pendidik ialah guru. Guru mampu
memberikan peran dan warna suatu bangsa dalam kontek pelaksanaan pendidikan sehingga
patut menjadi perhatian (Mustafa, Hermandra, & Zulhafizh, 2018).

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Kemudian guru dalam pandangan masyarakat adalah orang
yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushola, di rumah dan sebagainya.
(Mujtahid, 2011)

Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus
mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang
mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. (https://id.wikipedia.org/
wiki/Guru). Guru adalah tenaga pendidik profesional di bidangnya yang memiliki tugas
utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan,
memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh
pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah. (Undang Undang No 14 Tahun 2005)

Tugas pendidik guru lebih mudahnya adalah mendidik. mengajar, melatih,


mengevaluasi dan terus memperbaiki sampai peserta didik pada jenjang sekolah lanjutannya,
karena bagaimanapun proses ini harus dilakukan oleh pendidik sebagai bentuk proses
kehidupan dalam pendidikan. (Afliana, 2020) Guru perlu memiliki kemampuan memotivasi
belajar, memahami potensi peserta didik, sehingga mampu memberikan pelayanan yang
optimal. Apalagi dalam era globalisasi seperti saat ini yang penuh dengan berbagai orientasi,
guru harus bisa menjadi fasilitator dan menejer yang baik agar dapat membawa peserta didik
agen masa depan (Mustafa, Hermandra, Suarman, & Zulhafizh, 2019)
Guru juga memiliki peran sangat penting dalam pendidikan karakter siswa karena
Guru merupakan sosok yang dapat memberikan contoh bagi semua siswa. Guru juga yang
memiliki tugas untuk mendidik siswa, berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa di kelas
maupun di luar kelas. Sehingga, peran guru yang cocok untuk pendidikan karakter ini adalah
guru sebagai teladan. Guru sebagai teladan ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu sikap,
perkataan dan perbuatan dimana ketiga aspek ini pasti ada dalam diri setiap manusia dan
saling berkaitan satu sama lain. Sikap seseorang dapat dilihat dalam setiap perbuatan dan
tutur katanya, sehingga teladan yang dapat dengan baik diikuti oleh siswa yaitu melalui aspek
perbuatan karena dalam perbuatan tidak menutup kemungkinan terdapat aspek sikap dan
perkataan. Sehingga aspek perbuatan harus lebih ditonjolkan dalam keteladanan seorang
guru.

Sarana dan Prasarana Pendidikan

Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses


pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu
sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih.Sarana
pendidikan dan prasarana pendidikan tidaklah sama. Sarana pendidikan adalah semua
fasilitas (pralatan, pelengkap. bahan, dan perabotan) yang secara langsung digunakan dalam
proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efesien, seperti: gedung,
ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat media pengajaran, perpustakaan, kantor sekolah, ruang
osis, tempat parkir, ruang laboratorium. Adapun prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti:
halaman, kebun atau taman sekolah, jalan menuju ke sekolah, tata tertib sekolah, dan
sebagainya. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung
dan prasarana bersifat tidak langsung dalam proses pendidikan. (Barnawi & M. Arifin. 2012.)

Secara Etimologis (bahasa) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan, misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga,
uang dan sebagainya. Sedangkan sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Misalnya: Ruang, Buku, Perpustakaan, Laboratorium dan sebagainya. Sarana
pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan
penyampaian materi pelajaran. Jika dilihat dari sudut murid, sarana pendidikan adalah segala
macam peralatan yang digunakan murid untuk memudahkan mempelajari mata pelajaran
(Arikunto, 1993). Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan
benda-benda yang digunakan guru dan murid) untuk memudahkan penyelenggaraan
pendidikan (Daryanto, 2006).

Menurut Mulyasa (2003) sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar
mengajar, seperti gedung, ruangan kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.
Bamawi (2012), berpendapat bahwa prasarana pendidikan adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Sarana dan prasarana adalah semua benda atau barang yang bergerak maupun yang
tidak bergerak yang digunakan untuk menunjang terlaksananya proses pembelajaran yang
langsung maupun yang tidak langsung dalam sebuah pendidikan (Rohiat, 2006). Oleh karena
itu sarana dan prasarana pendidikan adalah satu kesatuan pendukung terlaksananya proses
belajar dan mengajar dengan baik dan optimal. ( Suhelayanti dkk. 2020.)

Dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran sekolah yang efektif dan efisien ,


diperlukan adanya manajemen sarana dan prasarana sekolah. Manajemen sarana dan
prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai proses pengadaan dan pendayagunaan
komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung jalannya proses
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efesien. Manajemen sarana
prasarana dapat diartikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua sarana dan
prasarana pendidikan secara efektif dan efisien. Dari definisi tersebut menunjukkan bahwa
sarana dan prasarana yang ada harus didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses
pembelajaran. Pengelolaan sarana dan prasarana tersebut dimaksudkan agar penggunaannya
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan
bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini
meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi,
penghapusan. penggunaan/ pemanfaatan dan tanggung jawab. ( Indrawan, Idrus. 2015)

Salah satu masalah pendidikan yang sering dijumpai di Indonesia adalah masalah
sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai. Padahal sarana dan prasarana menjadi
faktor pendukung keberhasilan program pendidikan. Sarana dan prasarana sangat perlu
dilaksanakan untuk menunjang keterampilan peserta didik agar siap bersaing terhadap
pesatnya teknologi. Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang perlu disiapkan
secara cermat dan berkesinambungan sehingga akan terjamin proses belajar mengajar yang
lancar.

Akan tetapi kenyataannya sarana dan prasarana pendidikan di sekolah-sekolah di


Indonesia khususnya untuk daerah-daerah terpencil masih belum terlaksana secara optimal.
Banyak daerah-daerah di Indonesia yang belum mendapatkan sarana dan prasarana yang
memadai yaitu sekolah di perdesaan.Hal ini jauh berbeda dengan daerah perkotaan yang
sarana dan prasarana lebih baik daripada daerah perdesaan. Banyaknya perbedaan sarana dan
prasarana antara perkotaan dan perdesaan mengakibatkan pendidikan di perdesaan masih
sangat minim jika dibandingkan dengan pendidikan yang ada di perkotaan.

Dalam hal ini sarana dan prasarana sangat mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar. Sedangkan saat ini sarana dan prasarana untuk pendidikan memang kurang
memadai, bahkan banyak sarana dan prasarana yang tidak layak untuk proses belajar
mengajar. Seperti halnya sarana dan prasarana yang tidak memadai yaitu gedung kelas bocor,
bangku sekolah rusak maupun tidak mencukupi, lapangan yang tergenang air, ketidak
lengkapnya buku diperpustakaan, tidak memadainya penggunaan teknologi dan informasi dan
lainnya. Ketika sarana dan prasarana sekolah tidak memadai maka akan mempengaruhi
proses belajar mengajar yang dilaksanakan. yaitu akan menghambat proses mengajar.

Guru akan kesulitan dalam memberikan serta menjelaskan materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik. Begitu juga dengan peserta didik akan kesulitan untuk
memahami apa yang dijelaskan oleh guru. Oleh sebab itu, proses belajar mengajar tidak akan
berjalan secara efektif dan efisien. Seorang guru harus memiliki sifat yang professional,
berkompeten serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya
dalam penggunaan teknologi komputer. Dalam hal ini guru harus dapat mengoperasikan
komputer, melaksanakan proses mengajar engan berbasis komputer, dan lainnya. Apabila
kelengkapan fasilitas di atas memadai dan dikelola dengan baik maka sarana dan prasarana
berjalan dengan optimal sebaik mungkin serta bakat dan minat peserta didik dapat lebih
dikembangkan lagi,sehingga akan menciptakan lulusan peserta didik yang baik.

Kreativitas Seorang Guru


Setiap orang hendaknya mengetahui pentingnya menjadi kreatif dalam setiap segi
kehidupan, mengetahui bagaimana cara mempelajarinya, serta bagaimana kreativitas dapat
dijadikan alat bantu memecahkan berbagai masalah. Kreativitas berarti menciptakan,
menemukan, mengimajinasikan, mengonsepkan, membentuk, mengonstruksikan,
memproduksi, menghasilkan, melihat ke masa depan atau kemampuan untuk meprediksi tren
yang baru, kemampuan menganalisis kebutuhan pasar atau masyarakat, kemampuan
memelihara alam, dan seterusnya. Jadi, kreativitas itu sangatlah kompleks dan memiliki
banyak sisi. ( Chen, 2010)

Kreativitas sebagai sebuah kemampuan penting untuk dimiliki oleh seseorang.


Kreativitas sebagai sebuah gagasan harus diubah menjadi realitas, yaitu diubah menjadi
sebuah inovasi. Menurut Munandar (1988) kreativitas dapat dipahami sebagai sifat pribadi
seorang individu dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati masyarakat) yang tercermin
dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru. Hal senada juga diungkapkan
oleh Selo Somardjan dalam Munandar, 1988). la mengatakan bahwa suatu kreativitas dimulai
dengan adanya kemampuan individu untuk dapat berbuat lebih baik lagi. ( Prihatin,
Benedicta. 2019)

Seorang guru yang satu dengan guru yang lain sebenarnya sama. Mereka sama sama
memiliki ijazah keguruan, mempunyai akta IV, lulus tes sebagai guru, bahkan mereka juga
sama-sama mempunyai sertifikat sebagai pendidik profesional. Lalu, apa yang membedakan
satu guru dengan guru yang lain? Salah satu hal yang membedakan adalah kreativitasnya.
Kemampuan seorang guru untuk menciptakan model pembelajaran baru atau memunculkan
kesan baru akan membedakan dirinya dengan guru yang lain. Guru yang mempunyai
kreativitas tinggi dapat dikatakan sebagai guru kreatif. Guru kreatif tidak akan merana cukup
hanya menyampaikan materi saja. la selalu memikirkan bagaimana caranya agar materi yang
diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik dan lebih lanjut mereka merasa senang ketika
mempelajari materi tersebut.

Ada beberapa alasan mengapa guru harus kreatif, di antaranya adalah:

1. Dengan semangat penuh kreativitas, peserta didik akan tertarik dengan apa yang
diajarkan oleh guru
2. Pelajaran yang diajarkan oleh guru akan menjadi menarik
3. Peserta didik akan bersemangat belajar
4. Peserta didik akan menjadi lebih mandiri
5. Peserta didik akan lebih mudah memecahkan masalah
6. Guru mampu memberikan inpirasi yang beragam kepada peserta didik tentang
berbagai persolan dan model pemecahannya
7. Kreativitas guru mengajar akan menjadikan peserta didik menjadi individu yang
mampu mewujudkan diri sepenuhnya melalui ide-ide yang mereka hasilkan
8. Proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan
9. Peserta didik akan menjadi lebih mandiri dan peserta didik akan menjadi lebih mudah
memecahkan masalah dan peserta didik akan menjadi lebih senang menghadapi
tantangan
10. Dapat mendatangkan kepuasan bagi guru maupun peserta didik

Guru yang kreatif akan selalu mencari cara bagaimana melakukan aktivitasnya agar
dapat mencapai target yang diinginkan. Pikirannya akan dipenuhi pemikiran-pemikiran
kreatif. Seperti apakah pemikiran pemikiran kreatif itu? Berikut akan dijelaskan bagaimana
pemikiran-pemikiran kreatif yang dimiliki seorang guru.

a. Peka Terhadap Permasalahan


Guru yang mempunyai pemikiran kreatif cenderung peka terhadap berbagai permasalahan
yang ada di sekitarnya. Ia selalu memantau perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
Ketika di sekitarnya muncul permasalahan, guru akan dengan cepat mencoba mencari
solusinya. Jadi, sebelum masalah tersebut semakin meluas, guru sudah bisa mengatasinya.
Sifat peka terhadap masalah perlu dikembangkan karena peserta didik seringkali susah
mengungkapkan masalah yan mereka alami. Guru sebaiknya peka terhadap perubahan
yang terjadi pada peserta didik sehingga masalah yang mereka hadapi bisa sesegera
mungkin diatasi.
b. Banyak Ide
Guru yang memiliki pemikiran kreatif mempunyai banyak ide cerdas. Jika terjadi suatu
masalah, ia akan dapat memecahkan permasalahan yang terjadi dengan ide-idenya yang
brilian. Pada sebuah rapat, misalnya, ketika guru lain belum mampu mengusulkan jalan
keluar terkait permasalahan yang terjadi, guru kreatif akan dengan cepat menyodorkan
idenya.
c. Luwes
Seorang guru yang mempunyai pemikiran kreatif cenderung luwes dalam melakukan
berbagai kegiatan serta mudah beradaptasi dengan lingkungan. Orang yang berpikir
kreatif cenderung dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Seorang guru
yang kreatif juga cenderung tidak konvensional. Jika saat ini semua orang sudah beralih
dari mesin ketik manual ke komputer maka guru kreatif dapat dengan mudah beradaptasi
dengan alat baru tersebut. Ketika kurikulum terbaru diluncurkan, guru kreatif dapat
dengan mudah mempelajari dan memahaminya.
d. Mempunyai Motivasi yang Kuat
Supaya bisa menjadi motivator yang handal, seseorang harus menjadi motivator bagi
dirinya terlebih dahulu, tidak terkecuali guru. Guru yang hebat cenderung bisa
memotivasi dirinya, juga peserta didiknya dengan baik. Jadi, selain memberikan materi,
guru juga memberikan motivasi yang kuat, dan contoh sikap serta perilaku yang baik bagi
peserta didiknya. Motivasi yang kuat pada diri seseorang bisa dilihat dari tindakannya.
Guru juga demikian. Guru yang memi i motivasi kuat akan bekerja dengan sungguh-
sungguh. Motivasi yang ada dalam diri guru akan mempengaruhi peserta didiknya.
Mereka akan mencontoh guru dan memotivasi diri agar menjadi pribadi yang unggul.
e. Mempunyai Kemampuan Berkonsentrasi
Seorang guru yang sudah mampu menata pemikiran kreatifnya dengan baik, akan
memiliki kemampuan berkonsentrasi yang bagus sehingga dapat menjalani profesinya
dengan baik. Kemampuan berkonsentrasi memegang peranan penting dalam
menyelesaikan berbagai permasalahan. Tanpa konsentrasi yang baik, orang tersebut akan
mengalami kegagalan, ia tidak akan mampu memusatkan perhatiannya untuk mengatasi
masalah. Akibatnya, ia tidak mampu menyelesaikan berbagai masalah karena tidak
pernah fokus menyelesaikan masalah satu per satu. Konsentrasi tinggi juga dibutuhkan
untuk menyelesaikan masalah dalam keadaan mendesak. Saat terdesak, hanya orang yang
dapat berkonsentrasilah yang akan bisa bertindak dengan tepat. Dengan tenang, ia akan
melakukan tindakan yang tepat sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik.
Demikian pula guru. Sikap tenang dan konsentrasi ketika menghadapi masalah di kelas
akan membuat penyelesaian masalah menjadi lancar. Sebaliknya, saat guru tidak tenang,
dikhawatirkan tindakannya malah akan memicu kepanikan.

Seperti apakah guru kreatif itu? Mulyana (2010) mengemukakan ada beberapa ciri yang
mudah dikenali dari seorang guru kreatif, antara lain:
1. Mampu menciptakan ide baru
Guru yang memiliki kemampuan menciptakan ide baru merupakan guru yang kreatif.
Guru mampu menghasilkan ide-ide yang akurat sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Ide-ide yang dikemukakan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi suatu masalah.
Biasanya ide ini muncul secara spontan. Kemampuan mengeluarkan ide spontan bisa
dilihat, misalnya pada saat diadakan rapat dadakan dinas sekolah atau rapat kerja sekolah.
Pada saat pimpinan rapat memberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan
masukan, guru yang tidak kreatif akan diam saja. Ia tidak akan mengajukan pertanyaan
atau menyumbangkan pikirannya. Namun, guru yang kreatif akan mampu menyampaikan
sumbangan pemikiran untuk melengkapi apa yang telah disampaikan oleh pimpinan
rapat. Berbagai gagasan baru yang diungkapkan muncul secara spontan tapi mengena
pada pokok permasalahan.
2. Fleksibility
Artinya guru mampu membuka pikiran. Dalam hal ini, kemampuan ini bisa dimanfaatkan
untuk membuat ide baru dengan memperhatikan ide-ide yang telah dikemukakan
sebelumnya. Solusi yang dihasilkan dari pemikiran ini biasanya bisa memuaskan berbagai
pihak yang terlibat dalam merumuskan suatu pemikiran. Dalam proses belajar mengajar
di kelas, masalah tentu tidak akan ada habisnya. Dengan kemampuannya membuka
pikiran, guru bisa menemukan solusi dengan memperhatikan berbagai masukan dari
berbagai pihak, mulai dari guru sampai peserta didik. Berbagai macam ide yang berhasil
didapatkan kemudian akan digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
3. Mudah Bergaul
Seorang guru kreatif biasanya mudah bergaul sehingga semua orang merasa dekat
dengannya. Sifat ini membuat seorang guru bisa dekat dengan peserta didik dan semua
orang yang ada di sekitar kegiatan belajar mengajar. Guru yang mudah bergaul bisa
dengan mudah menjalin hubungan dengan peserta didik. Sesekali guru akan bercanda
dengan peserta didik atau membicarakan isu yang dekat dengan dunia peserta didik. Jarak
antara guru dan peserta didik bisa dikurangi bila guru mudah bergaul Guru seakan-akan
menjadi teman bagi peserta didik sehingga fungsi guru bukan hanya sekadar pengajar di
kelas. Guru bisa diajak peserta didik untuk bertukar pikiran atau tempat mencurahkan
kegelisahan.
4. Mampu Membaca Karakter Peserta didiknya
Kemampuan membaca karakter adalah salah satu kelebihan yang dimiliki guru kreatif.
Dengan kemampuan yang dimiliki, guru bisa menyesuaikan cara belajar bagi setiap
peserta didiknya, karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter akan
mempengaruhi daya serap anak terhadap materi yang diajarkan. Seorang anak yang
memiliki karakter suka bermain, mungkin akan menonjol dalam bidang olahraga. Anak
yang pendiam dan cenderung suka membaca, bisa jadi menonjol dalam pelajaran ilmu
pengetahuan alam. Guru kreatif akan dapat memaksimalkan kemampuan peserta didik
sesuai dengan karakternya masing-masing. Mereka akan diajari dengan pendekatan yang
berbeda sehingga peserta didik tetap bisa mendapatkan materi dengan baik.
5. Peduli pada Peserta Didik
Sikap peduli pada peserta didik merupakan salah satu bentuk kasih sayang guru kepada
peserta didik. Sikap ini akan membuat guru selalu menjaga dan mengawasi
perkembangan peserta didik. Kepedulian guru bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk,
misalnya, membantu peserta didik yang kesulitan memahami materi pelajaran, menasihati
jika peserta didik melakukan kesalahan, atau berempati ketika peserta didik dilanda
kedukaan. Bentuk kepedulian guru pada peserta didik ini akan menimbulkan ikatan
emosional di antara keduanya sehingga proses belajar mengajar bisa berlangsung lebih
baik.
6. Cekatan
Guru kreatif harus bisa bekerja dengan cekatan agar dapat menangani berbagai masalah
dengan cepat dan baik. Ia tidak pernah menunda mengatasi masalah. Berbagai masalah
yang dihadapi akan secepatnya diselesaikan dengan baik. Bila mengalami kegagalan,
guru cekatan akan dengan cepat mencari cara yang lain untuk mengatasi masalah. Selain
itu, guru yang cekatan biasanya ringan tangan. Ia akan membantu siapa saja yang
membutuhkan pertolongan.

Penutup
Guru adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan manusia. Guru adalah poros
utama pendidikan. Ia menjadi penentu kemajuan suatu negara di masa depan. Seorsng guru
yang profesional harus mampu menghadapi segala kendala yang ditemui dalam dunia
pendidikan. Termasuk dalam masalah kurangnya sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai
guru yang profesional tentunya kita akan bisa menghadapi permasalahan tersebut. Guru harus
bisa dituntut untuk kreatif.Guru harus bisa memutar otak bagaimana caranya agar siswa dapat
tetap belajar sesuai dengan perkembangan teknologi walaupun ditengah keterbatasan.
Sehingga, setiap anak yang ada di Indonesia dapat tetap mengemban pendidikan sebagaimana
semestinya. Walaupun mungkin di Indonesia sendiri khususnya di daerah-daerah terpencil
masih banyak terdapat kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, namun diharapkan para
guru tidak patah semangat dan terus mampu mencerdaskan seluruh anak bangsa.

Referensi
Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Malang: UIN Maliki Press.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Afliana, Yohani. 2020. Guru dan Pendidikan Karakter: Sintegritas Guru Dalam
Menanamkan Nilai-nilai Pendidikan Karakter di Era Milenial. Jawa Barat: Penerbit Adab.
https://id.wikipedia.org/wiki/Guru, diakses pada 12 Januari 2020.
Barnawi dan M. Arifin.2012. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar
Ruzz Media.
Indrawan, Idrus. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish.
Suhelayanti dkk. 2020. Manajemen Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Chen, Febe. 2010. Be Creative!: Menjadi Pribadi Kreatif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Prihatin, Benedicta. 2019. Kreativitas dan Inovasi di Tempat Kerja. Jakarta: Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Mulyana. 2010. Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: PT. Grasindo
Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto.1993. Organisasi dan Administrasi Pendidikan. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada .
Mustafa, M. N Hermandra, Suarman & Zulhafizh. (2019). Manajerial
Pembelajaran Kreatif: Menjadi Guru Jitu. Yogyakarta: Mirra Buana Media.
Menguasai Informasi Agar Sukses Mengajar
http://conference unsri.ac.id/index.php/semirata/article/download/1014/530

Mustafa, M. N., & Zulhafizh, Z. (2018). Information Mastery By Teachers As A Strategy To


Succeed In The Implementation Of Teaching And Learning Activities. In International
Seminar and Annual Meeting BKS-PTN Wilayah Barat 2018 (pp. 516-523), Palembang.

*Data Penulis
Sy. Rizani Nurfasha, lahir pada tanggal 1 Desember 1999 di Pekanbaru, Riau. Ia merupakan
anak pertama dari Sayd Eridan dan Elma Zola. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Ia memiliki adik perempuan yang kini berusia 5 tahun. Penulis merupakan
seorang mahasiswa semester 5 di Universitas Riau, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Ia mulai masuk kuliah pada tahun 2018, melalui jalur PBUD (Penelusuran Bibit
Unggul Daerah). Penulis sangat menggemari k-pop, terlebih lagi drama koreanya. Ia hobi
menonton dan mengoleksi drama serta film korea.

Kontak:
Hp/WA: +6285835406851/ +6282384526910
Email: rizaninurfasha@gmail.com / sy.rizani5108@student.unri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai