Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STUDI KEISLAMAN 3
“PUASA SUNNAH”

Nama kelomok

ARIKUSWORO (4111021)

TEGUH PRASTIYO (4111094)

“UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM”


JOMBANG
DAFTAR ISI

1. Kata pengantar.
2. Daftar isi :
 Pengertian puasa sunnah.
 Manfaat puasa.
 Macam –macam puasa sunnah.
 Waktu yang diharamkan untuk puasa.

3. Penutup.
 
KATA PENGANTAR 

Alhamdulillah,segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala


atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita semua termasuk
terselesaikannya makalah Puasa Sunnah ini.Makalah ini mengambil tema Puasa sunnah,
sebagaimana amanat yang diberikan kepada kami di dalam memenuhi tugas mata kuliah Studi
keislaman 3.Sebuah penghargaan bagi kami atas diberikannya tugas ini, karena
dengan begitu kita akan dapat mengkaji kembali tentang hal-hal yang berkaitan
dengan Puasa y a n g p a s t i a k a n  bermanfaat menambah keilmuan dan pengetahuan
akademis kita serta modal dalam beribadah kepada AllahSubhanahu wa Ta’ala

.Dalam kesempatan ini perkenankan kami menghaturkan rasa terima kasih tak
terhinggakepada Bapak Mahmud huda,M.HI yang telah membimbing kami. Pun
begitu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu sumbang-
saran maupun masukan sangat kami harapkan.Atas segala kekurangan tersebut, kami
mohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya.D e m i k i a n d a r i k a m i , s e m o g a s e g a l a
t u j u a n b a i k d e n g a n h a d i r n y a m a k a l a h i n i d a p a t tercapai. Amiin
Pengertian puasa sunnah
Puasa sunnah adalah menahan diri dari makan minum serta hal-hal yang membatalkannya
mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, bagi yang melaksanakannya mendapat pahala dan
bagi yang meninggalkannya tidak mendapat dosa.
Arti Puasa
Puasa menurut bahasa berarti menahan dari sesuatu. Dalam al-qur'an disebutkan { ‫}إنى نذرت للرحمن صوما‬
Surah Maryam Ayat 26. yang berarti diam dan menahan untuk berbicara.
Adapun puasa menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa yang disertai
niat pada siang hari mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa puasa itu menahan diri dari dua syahwat ( perut dan
farj(kemaluan) ) dan dari segala yang memasuki tenggorokan seperti obat dan lain sebagainya pada
waktu tertentu yaitu dari terbitnya fajar kedua/shadik sampai kepada tenggelamnya matahari dari orang
tertentu(yang wajib puasa) seperti orang muslim, baligh, berakal dan tidak dalam keadaan haid dan
nifas(wanita baru melahirkan) disertai dengan niat ( keinginan hati untuk melaksanakan suatu pekerjaan
tanpa ada keraguan) untuk membedakan antara ibadah dan adat(kebiasaan).

Manfaat Puasa
Manfaat dari ibadah puasa banyak sekali dari segi rohani dan materi. Puasa merupakan salah
satu bentuk ketaatan kepada Allah. Pahala yang diberikan kepada siapapun yang melakukannya tidak
terbatas. Karena puasa itu spesial untuk Allah yang memiliki kemurahan yang luas. Orang yang ikhlas
berpuasa berhak memasuki pintu khusus yang disebut "Ar-Rayyan".
Dengan berpuasa seseorang dapat menjaukan diri dari maksiat yang berujung pada siksa Allah.
Puasa juga merupakan kaffarah(penebus) dosa dari tahun sebelumnya. Dengan ketaatan, segala urusan
orang beriman akan lancar karena ibadah puasa menghasilkan ketakwaan yang merupakan wujud
ketundukan terhadap perintah Allah dan menghindari segala larangannya. Allah berfirman : { ‫يأيها الذين‬
‫ }أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون‬Al-Baqarah 183
Puasa Ibaratnya sebuah sekolah tatakrama yang agung, dimana orang beriman selama berpuasa melatih
beberapa hal. Puasa merupakan perang jiwa, perlawanan terhadap hawa nafsu dan godaan syaitan yang
selalu melambai.
Selama berpuasa seseorang membiasakan diri bersabar terhadap hal-hal yang kadang tidak dibolehkan,
hawa nafsu yang menghadangnya.
2. Macam-macam Puasa Sunnah
a) Puasa Enam hari pada Bulan Syawal
Puasa Enam Hari pada Bulan Syawal hukumnya sunnah. Jika kita melakukan puasa
enam hari pada bulan Syawal seolah-olah kita berpuasa satu tahun lamanya. Yang artinya:, bila
kita berpuasa Ramadhan 30 hari dtambah puasa Syawal 6 hari, kemudian Allah melipatgandakan
10 kali lipat, maka jumlahnya menjadi 360.
Sabda Rosulullah SAW.
Yang artinya“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian ia berpuasa lagi
enam hari pada bulan syawal, maka ia seperti puasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)
Cara Puasa Enam Hari pada Bulan Syawal adalah:
- Mulai tanggal 2 Syawal sampai akhir bulan
- Dilakukan dengan berturut-turut dari tanggal 2 sampai 7 Bulan Syawal atau berselang-
seling, yangpenting jumlahnya 6 hari.

b) Puasa Arafah
Puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Tanggal 9 Dzulhijjan merupakan tanggal
pertemuan Nabi Adam & Hawa yang pertama kali ke dunia. Orang yang berpuasa pada tanggal 9
Dzulhijjah (Puasa Arafah) akan dihapus dosanya setahun yang lampau dan setahun yang akan
datang.Sabda Rosulullah S.A.W,Yang artinya::
“Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua tahun, dosa satu tahun yang lalu dan dosa satu
tahun yang akan datang.”

c) Puasa Senin – Kamis


Puasa Senin – Kamis bisa menimbulkan jiwa sosial dan kasih sayang kepada orang tak mampu.
Puasa Senin – Kamis berguna juga bagi seorang pelajar yang ingin mendapatkan ilmu yang
bermanfaat.

Sabda Rosulullah S.A.W

Yang artinya::
“Dari Aisyah RA, “Nabi Muhammad S.A.W memilih waktu untuk berpuasa sunah apda
hariSenin dan Kamis.”

d) Puasa Asyura
Puasa Asyura merupakan puasa sunnah yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharam. Jika
kita melakukan anjuran Rasulullah S.A.W dengan tulus dan ikhlas, maka Allah S.W.T akan
menghapuskan dosa kita setahun lampau.,Sabda Rasulullah S.A.W,Yang artinya::
“Puasa sunnah pada hari Asyura dapat menghapuskan dosa satu tahun yang telah lalu.”

Dan masih banyak sekali puasa sunnah yang lainya yang disunnahkan dalam islam.

3. Hari-hari yang diharamkan berpuasa


a) Dua Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha)
Dilarang berpuasa pada hari ini karena ada maksud yaitu agar umat Islam dapat menikmati
Hari Raya Idul Fitri sebagai hari berbuka dan Hari Raya Idul Adha untuk menikmati daging
Qurban.Sabda Rasulullah S.A.W,Yang artinya::
“Sesungguhnya Rasulullah telah melarang untuk berpuasa pada 2 hari raya, yakni Hari Raya Idul
Fitri dan Hari Raya Idul Adha.”
b) Hari Tasyrik
Puasa di hari Tasyrik diharamkan oleh Allah S.W.T, karena hari tasyrik itu merupakan hari
yang diperintah Allah untuk menikmati makan dan minum. Hari Tasyrik jatuh setelah hari raya
Qurban, tepatnya selama 3 hari yaitu tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.
c) Puasa Sepnjang Masa (Puasa Wisal)
Puasa sepanjang masa adalah puasa terus menerus tidak pernah berhenti sepanjang masa
tanpa berbuka. Puasa seperti ini haram hukumnya, karena puasa terus menerus menyebabkan
orang tidak menikmati hidup ini.
d) Puasa Khusus Hari Jum’at
Hari Jum’at merupakan “Sayyidulk Ayam”, yaitu hari Raya mingguan bagi umat Islam.
Krena itu haram hukumnya bagi umat Islam untuk melakukan puasa. Puasa hari jum’at bisa
dilakukan, asal kita berpuasa sebelum atau sesudahnya, atau pada hari jum’at itu merupakan hari
“Arafah atau Asyura”, atau sudah menjadi kebiasaannya setiap hari Jum’at itu berpuasa.Sabda
Rasulullah S.A.W,Yang artinya::“Sesungguhnya hari Jum’at itu merupakan hari rayamu, maka
dari itu janganlah berpuasa pada hari itu, kecuali kamu berpuasa sebelum / sesudahnya.” Puasa
merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa ta’ala yang mana Allah
menjanjikan keutamaan dan manfaat yang besar bagi yang mengamalkannya,Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َف ِإذَا َكانَ يَ ْو ُم‬.‫ة‬ ٌ ‫ج َّن‬


ُ ‫ام‬ُ َ‫صّي‬
ِ ‫ َوال‬.‫ه‬ ِ ِ‫ج ِزي ب‬ ْ َ‫ َف ِإنَّ ُه لِي َوأَنَا أ‬.‫م‬ َ ‫صيَا‬ ِ ‫م لَ ُه إال ال‬ َ ‫ن آ َد‬ ِ ‫ل ا ْب‬ ِ ‫م‬َ ‫ل َع‬ ُّ ‫ ُك‬:‫ل‬
ّ ‫ج‬ َ ‫هللا َع َّز َو‬
ُ ‫ل‬ َ ‫َقا‬
 - ‫ن‬ ِ ‫م – َم َّرتَ ْي‬ ٌ ِ‫صائ‬ َ ‫ إِنِ ّي‬:‫ل‬ َ
ْ ‫ َف ْليَ ُق‬،‫ح ٌد أ ْو َقاتَلَ ُه‬ َ
َ ‫م ُه أ‬ َ َ‫شات‬َ ْ‫ َفإِن‬.‫ل‬ ْ ‫ج َه‬ْ َ‫ب َوال ي‬ ْ ‫خ‬َ ‫ص‬ ْ َ‫ُم َفال يَ ْرفُثْ َوال ي‬ ْ ‫ح ِدك‬ َ
َ ‫ص ْو ِم أ‬ َ
‫م‬ ‫ئ‬ ‫ا‬ ‫ص‬
ِ ِ َّ ِ َ ‫ل‬‫ل‬‫و‬ . ‫ك‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ن‬ ‫م‬
ْ ِ ِ ِْ ْ ِ ِ َ َ ِ َ ْ َ ‫ة‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ي‬‫ق‬ ‫ال‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ي‬ ِ‫هللا‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫ع‬
َ ِْ ُ َ ‫ب‬ ‫ي‬‫ط‬ْ َ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ئ‬ ‫ا‬
ِ ِ َّ ‫ص‬ ‫ال‬ ‫م‬ِ َ
‫ف‬ ُ‫ف‬ ‫و‬ َ
ْ َ ِ ِ َ ِ ٍ َّ َ ُ ُ ْ َ ِ ‫َوا‬
‫ل‬ُ ‫خ‬ ‫ل‬ . ‫ه‬‫د‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ذ‬ َّ ‫ل‬
‫ه‬
ِ ‫ص ْو ِم‬
َ ِ‫ح ب‬ َ ‫ي َربَّ ُه َف ِر‬َ ‫ َوإِذَا لَ ِق‬.‫ط ِر ِه‬ ْ ‫ح بِ ِف‬َ ‫ إِذَا أَ ْفطَ َر َف ِر‬:‫ما‬ َ ‫ح ُه‬ُ ‫ن يَ ْف َر‬ َ ‫َف ْر‬
ِ ‫ح َتا‬

“Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa,
sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai,
maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji, dan
janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil,
apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan:
Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-Nya,
sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari wangi
kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan
keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa
dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” (HR Bukhari, Muslim dan yang lainnya)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

ً‫خ ِر ْيفا‬
َ ‫ن‬
َ ‫س ْب ِع ْي‬
َ ‫ار‬
ِ ‫ن ال َن‬
ِ ‫ج َه ُه َع‬
ْ ‫ َو‬،‫ك اليَ ْو ِم‬
َ ِ‫ بِ َذل‬،‫هللا‬
ُ ‫ إال َبا َع َد‬.‫ل هللا‬
ِ ‫س ِب ْي‬
َ ‫ص ْو ُم َع ْب ٌد َي ْو ًما فِي‬
ُ ‫ال َي‬.

“Tidaklah seorang hamba berpuasa satu hari di jalan Allah kecuali Allah akan menjauhkan
wajahnya dari api neraka (dengan puasa itu) sejauh 70 tahun jarak perjalanan.” (HR. Bukhari
Muslim dan yang lainnya)

Sebagaimana jenis ibadah lainnya maka puasa haruslah didasari niat yang benar yakni beribadah
kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata-mata serta dilaksanakan sesuai dengan tuntunan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,Secara Syar’i makna puasa adalah “menahan diri dari
makan, minum dan jima’ serta segala sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar hingga
terbenamnya matahari dengan niat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala” ,  Maka jika
seseorang menahan diri dari makan dan minum tidak sebagaimana pengertian di atas atau
menyelisihi dari apa yang menjadi tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka tentu
saja ini merupakan hal yang menyimpang dari syariat, termasuk perbuatan yang sia-sia dan
bahkan bisa jadi mendatangkan kemurkaan Allah subhanahu wa ta’ala,

Penyimpangan yang bisa terjadi diantaranya:


1. Berpuasa tidak dalam rangka beribadah kepada Allah

Semisal seseorang yang berpuasa karena hendak mendapatkan bantuan dari jin/syaitan
berupa sihir atau yang lainnya, atau bernazar puasa kepada selain Allah,  maka perbuatan ini
termasuk kesyirikan yang besar karena memalingkan ibadah kepada selain Allah subhanahu
wa ta’ala. Adapun seseorang yang berpuasa semata-mata karena alasan kesehatan, walaupun
hal ini boleh-boleh saja akan tetapi ia keluar dari pengertian puasa yang syar’i sehingga
tidaklah ia termasuk orang yang mendapatkan keutamaan puasa sebagaimana yang dijanjikan
Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Menyelisihi tata cara Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, diantaranya:

 Mengkhususkan tata cara tertentu yang tidak dituntunkan oleh Nabi shallalahu ‘alaihi wa
sallam, semisal puasa mutih (menyengaja menghindari makan daging atau yang lainnya), puasa
sehari semalam tanpa tidur atau tanpa berbicara dengan menganggap hal ini memiliki
keutamaan dan yang lainnya.
 Mengkhususkan waktu tertentu yang tidak dikhususkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
semisal mengkhususkan puasa pada hari  atau bulan tertentu tanpa dalil dari al-Qur’an dan
sunnah, ataupun mengkhususkan jumlah hari yang tidak dikhususkan dalam syariat.
Maka seyogyanya kaum muslimin menahan diri dari beribadah tanda dasar ilmu atau tuntunan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ه أَ ْم ُرنَا َف ُه َو َر ٌّد‬ َ ‫مال ً لَ ْي‬


ِ ‫س َعلَ ْي‬ َ ‫ل َع‬
َ ‫م‬
ِ ‫ن َع‬
ْ ‫َم‬

“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada tuntunannya dari kami maka
tertolak.” (HR. Muslim)

Maka berikut ini adalah beberapa jenis puasa yang dianjurkan di dalam Islam di luar puasa yang
wajib (Puasa Ramadhan) berdasarkan dalil-dalil yang syar’i, semoga kita diberi kemudahan
untuk mengamalkannya berdasarkan ilmu dan terhindar dari perkara-perkara yang menyelisihi
syariat Allah subhanahu wa ta’ala sehingga kita dapat memperoleh berbagai keutamaan dari
apa-apa yang dijanjikan Allah subhanahu wa ta’ala.

Puasa-puasa Sunnah yang Dituntunkan


Dalam Islam
1. Puasa 6 hari pada bulan Syawwal

Dari Abu Ayyub Al-Anshory bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ه ِر‬ ِ ‫ َكانَ َك‬.‫ش َّوال‬


ْ ‫صيَا ِم ال َّد‬ َ ‫ن‬ ِ ‫م أَ ْتبَ َع ُه‬
ْ ‫س ًتّا ِم‬ َّ ‫ ُث‬. َ‫م َر َمضَان‬
َ ‫صا‬
َ ‫ن‬
ْ ‫َم‬

“Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian melanjutkan dengan berpuasa enam hari pada
bulan Syawal, maka seperti ia berpuasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ة‬
ِ ‫الس َن‬
َّ ‫ام‬
ُ َ‫صي‬
ِ ‫ك‬ َ ِ‫ة أَيَّا ٍم بَ ْع َد ُه ب‬
َ ِ‫ َف َذل‬،‫ش ْهرين‬ ِ ‫س َّت‬
ِ ‫ام‬
ُ َ‫صي‬ ْ َ‫شر ِة أ‬
ِ ‫ َو‬،‫ش ُه ٍر‬ ْ ‫ش ْه ِر َر َمضَانَ ب َع‬
َ ‫ام‬
ُ َ‫صي‬
ِ

“Puasa pada bulan Ramadhan  seperti berpuasa sepuluh bulan , dan puasa enam hari
setelahnya seperti berpuasa selama dua bulan, maka yang demikian itu (jika dilakukan) seperti
puasa setahun.” (Hadits shahih Riwayat Ahmad)

Catatan:

 Puasa Syawal tidak boleh dilakukan pada hari yang dilarang berpuasa di dalamnya, yakni pada
hari Idul Fitri.
 Puasa tersebut tidak disyaratkan harus berurutan, sebagaimana kemutlakan hadits –hadits di
atas, akan tetapi lebih utama bersegera dalam kebaikan.
 Jika ada kewajiban mengqodo’ puasa Ramadhan maka dianjurkan mendahulukan qodo baru
kemudian berpuasa Syawal 6 hari sebagaimana hadits dari Abu Ayyub Al-Anshori di atas.
2. Puasa pada hari Arafah bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َّ ‫ َو‬.‫الس َن َة الَّ ِتي َق ْبلَ ُه‬


‫الس َن َة ال ّ ِتي َب ْع َد ُه‬ َّ َ ‫ب َعلَى هللاِ أَنْ ُي‬
‫ك ِ ّف َر‬ ُ ‫س‬ ْ  ‫صيَام ُيَ ْو ِم َع َر َف َة‬
ِ ‫أح َت‬ ِ

“Puasa pada hari Arofah, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun
yang telah lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Catatan:

 Adapun bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji, maka yang lebih utama adalah tidak
berpuasa pada hari Arofah sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan para shahabatnya.

3. Puasa pada hari Asyura’ (10 Muharrom) dan sehari sebelumnya

Dari Abu Qotadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫الس َن َة الَّ ِتي َق ْبلَ ُه‬


َّ َ ‫ب َعلَى هللاِ أَنْ ُي‬
‫ك ِ ّف َر‬ ُ ‫س‬ ْ َ‫ أ‬،‫اشو َرا َء‬
ِ ‫ح َت‬ ُ ‫ام يَ ْو ِم َع‬
ُ َ‫صي‬
ِ ‫َو‬

“Puasa pada hari ‘Asyuro’, aku berharap kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa setahun
yang telah lalu.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ع‬
َ ‫س‬
ِ ‫ن ال َتا‬ ُ َ ‫ل أل‬
َّ ‫ص ْو َم‬ ٍ ِ‫ت إِلَى َقاب‬ ْ ِ‫لَئ‬
ُ ‫ن بَ ِق ْي‬

“Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan aku akan berpuasa pada hari yang
kesembilan.” (HR. Muslim)

Catatan:

 Adapun berpuasa pada hari yang ke sebelas maka dalilnya sangat lemah, sehingga tidak bisa
dijadikan sandaran.

4. Memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:

ِ ‫ َو َما َرأَ ْي ُت ُه أَ ْك َث َر‬، َ‫ش ْه ٍر إِال َر َمضَان‬


‫صيَا ًما ِم ْن ُه‬ َ ‫م‬
َ ‫صيَا‬
ِ ‫ل‬ َ ‫س َت ْك‬
َ ‫م‬ َ َّ‫سل‬
ْ ِ‫م ا‬ ِ ‫هللا َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ ُ ‫صلَّى‬
َ ِ‫ل هللا‬
َ ‫س ْو‬
ُ ‫ت َر‬ ُ ‫ما َرأَ ْي‬
َ ‫َف‬
َ‫ش ْعبَان‬َ ‫فِي‬.

“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh
kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidaklah saya melihat  beliau memperbanyak puasa dalam
suatu bulan seperti banyaknya beliau berpuasa pada bulan sya’ban.” (HR. Bukhari)
Catatan:

 Adapun mengkhususkan puasa atau amalan lainnya pada nisfu sya’ban (pertengahan sya’ban),
maka hal ini tidak ada tuntunannya dalam syariat, karena dalil-dalil yang ada sangat lemah dan
bahkan ada yang maudhu (palsu).
 Hendaknya tidak berpuasa pada hari syak (hari yang meragukan apakah sudah masuk ramadhan
atau belum), yakni sehari atau dua hari pada akhir Sya’ban, kecuali bagi seseorang yang
kebetulan bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukannya dari puasa-pusa sunnah yang
disyariatkan semisal puasa dawud atau puasa senin kamis.

5. Memperbanyak Puasa Pada Bulan Muharrom

Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ ‫صال ُة اللَ ْي‬


‫ل‬ َ ‫ة‬
ِ ‫ض‬
َ ‫صال ِة بَ ْع َد ال َف ِر ْي‬ ُ ‫ح َّر ُم َو أ ْفض‬
َّ ‫َل ال‬ ُ ‫ش ْه ُر هللاِ ا ْل‬
َ ‫م‬ َ ، َ‫ بَ ْع َد َر َمضَان‬،‫صّيَا ِم‬ ُ ‫أ ْفض‬
ِ ‫َل ال‬

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yakni
bulan Muharrom, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.”
(HR. Muslim)

6. Puasa Hari Senin dan Kamis

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫م‬ َ ‫ملِي َوأَنَا‬


ٌ ِ‫صائ‬ َ ‫م ْيسِ َف ُأحِبُّ أَنْ ُي ْع َر‬
َ ‫ض َع‬ َ ‫ن َوا ْل‬
ِ ‫خ‬ ِ ‫م اال ْث َن ْي‬
َ ‫ال يَ ْو‬
ُ ‫م‬َ ‫ض األ َ ْع‬
ُ ‫ُت ْع َر‬

“Amal-amal ditampakkan pada hari senin dan kamis, maka aku suka jika ditampakkan amalku
dan aku dalam keadaan berpuasa.” (Shahih, riwayat An-Nasa’i)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari senin, beliau
bersabda:

)‫ه‬
ِ ‫ي فِ ْي‬ َ ‫ْت (أَ ْو أَ ْن ِز‬
َّ َ‫ل َعل‬ ُ ‫م ُب ِعث‬
ٌ ‫ َويَ ْو‬.‫ه‬
ِ ‫ت فِ ْي‬
ُ ‫م ُولِ ْد‬
ٌ ‫ك يَ ْو‬
َ ‫ذَا‬

“Ia adalah hari ketika aku dilahirkan dan hari ketika aku diutus (atau diturunkan (wahyu)
kepadaku ).” (HR. Muslim)

7. Puasa 3 hari setiap bulan

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata,


‫ َوأَنْ أَ ْوت َر‬،‫حى‬ ُ ‫ َو َر ْك َع َتى ال‬،‫ش ْه ٍر‬
َ ‫ض‬ َ ‫ل‬ ْ ‫ة أَيَّا ٍم ِم‬
ّ ِ ‫ن ُك‬ ِ َ‫صيَا ِم ثَالث‬ َ َّ‫سل‬
ِ :ٍ‫م بِثَالث‬ ِ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ َ ‫خلِ ْيلِى‬َ ‫صانِى‬ َ ‫أ ْو‬
‫م‬َ ‫ا‬َ ‫ن‬َ ‫أ‬ ْ‫ن‬َ ‫أ‬ َ ‫َق ْب‬
‫ل‬

“Kekasihku, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Mewasiatkan kepadaku tiga perkara:


puasa tiga hari setiap bulan,   dua rakaat shalat dhuha, dan  shalat witir sebelum tidur.” (HR.
Bukhari Muslim)

Lebih dianjurkan untuk berpuasa pada hari baidh yakni tanggal 13, 14 dan 15 bulan Islam
(Qomariyah). Berdasarkan perkataan salah seorang sahabat radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

َ َ‫ َو أَ ْرب‬،َ‫ش َرة‬
 ‫ع‬ ْ ‫ ثَالثَ َع‬:ِ‫الش ْهر ِثَالثَ َة أَيَّا ِم البَ ْيض‬
َّ ‫ن‬
َ ‫م ِم‬ ُ َ‫م أَنْ ن‬
َ ‫ص ْو‬ َ َّ‫سل‬ ِ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ َ ِ‫ل هللا‬ ُ ‫أَ َم َرنَا َر‬
ُ ‫س ْو‬
‫ش َر َة‬
ْ ‫س َع‬َ ‫م‬ ْ ‫خ‬
َ ‫ َو‬، ‫ش َر َة‬
ْ ‫َع‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk berpuasa pada tiga hari
‘baidh’: tanggal 13, 14 dan 15.” (Hadits Hasan, dikeluarkan oleh An-nasa’i dan yang lainnya)

8. Berpuasa Sehari dan Berbuka Sehari (Puasa Dawud ‘alaihis salam)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫وم ُث ُل َث ُه‬
ُ ‫ َويَ ُق‬،‫ف الليل‬
َ ‫ص‬ ُ ‫ َكانَ يَ َن‬:‫او َد‬
ْ ِ‫ام ن‬ َ ِ‫صال ِة إِلَى هللا‬
ُ ‫صال ُة َد‬ َّ ‫حبُّ ال‬
َ ‫ َوأ‬،‫او َد‬
ُ ‫ام َد‬ُ َ‫صي‬ِ ِ‫صّيَا ِم إلى هللا‬
ِ ‫حبُّ ال‬ َ ‫أ‬
)‫ص ْو ُم يَ ْو ًما (متفق عليه‬ ‫ي‬
ُ ََ ‫و‬ ‫ا‬ ‫م‬
ً ‫و‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ط‬
ِ
َْ ُ ْ ُ ‫ف‬‫ي‬ َ‫ان‬ َ
‫ك‬ ‫و‬
َ ُ َ ُ ُ ُ َ َ‫َوي‬
،‫ه‬ ‫س‬ ‫د‬ ‫س‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬

“Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Nabi Dawud, dan shalat yang paling disukai
Allah adalah Shalat Nabi Dawud, adalah beliau biasa tidur separuh malam, dan bangun pada
sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya, adalah beliau berbuka sehari dan berpuasa
sehari.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Beberapa Hal yang Terkait Dengan Puasa Sunnah

 Boleh berniat puasa sunnah setelah terbit fajar jika belum makan, dan minum serta tidak
melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, berbeda dengan puasa wajib maka niatnya harus
dilakukan sebelum fajar.
 Seseorang yang berpuasa sunnah diperbolehkan membatalkan puasanya jika ia menghendaki,
dan tidak ada qodho atasnya.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dia berkata:

.‫ ال‬:‫ي ٌء ؟ ) َف ُق ْل َنا‬
ْ ‫ش‬َ ‫ُم‬ْ ‫ع ْن َدك‬ِ ‫ل‬ ْ ‫ه‬ َ (:‫ل‬ َ ‫َات يَ ْو ٍم َفقَا‬
َ ‫مذ‬ َ َّ‫سل‬ ِ ‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي‬
َ ‫ه َو‬ َ ِ‫ل هللا‬ ُ ‫س ْو‬
ُ ‫ي َر‬َّ َ‫ل َعل‬َ ‫خ‬ َ ‫َد‬
،‫ه‬ َ
ِ ‫ ( أرين ْي‬:‫ل‬ َ
َ ‫ فقَا‬. ‫س‬
ٌ ‫ح ْي‬ َ
َ ‫ي ل َنا‬ َ ‫ه ِد‬ ُ
ْ ‫ل هللاِ أ‬
َ ‫س ْو‬ ْ َ
ُ ‫ يَا َر‬:‫ ف ُقل َنا‬.‫خر‬ َ
َ ‫م أتَانَا يَ ْو ًما آ‬
َّ ‫ ُث‬، ) ‫م‬ ٌ ِ‫صائ‬ ً َ
َ ‫ ( فإِنِى إِذا‬:‫ل‬ َ ‫َقا‬
)‫ (رواه مسلم‬.‫ل‬ َ
َ ‫ما ) َفأ َك‬ً ِ‫صائ‬َ ‫ت‬ ُ ‫ح‬
ْ َ‫صب‬ َ
ْ ‫َفلَق َْد أ‬

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari datang kepadaku kemudian berkata:
“Apakah engkau memiliki sesuatu (dari makanan)?”, kemudian kami berkata: “tidak”,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau begitu saya berpuasa”,
kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang pada hari yang lain kemudian
kami katakan: “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dihadiahi haisun (kurma yang
dicampur minyak dan susu yang dihaluskan), maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Bawalah kemari, sesungguhnya aku tadi berpuasa”, kemudian beliau
memakannya (HR. Muslim)

 Seorang istri tidak boleh berpuasa sunnah sedangkan suaminya bersamanya kecuali dengan
seijin suaminya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ه‬
ِ ِ‫ه ٌد إِال بِ ِإ ْذن‬ َ ‫م ْرأَ ُة َوبَ ْع ُل َها‬
ِ ‫شا‬ َ ‫ص ْو ُم ا ْل‬
ُ َ‫ال ت‬

“Janganlah seorang wanita berpuasa sedangkan suaminya menyaksikannya kecuali


dengan seizinnya.” (HR. Bukhari Muslim)

Niat niat puasa sunnah.


*Niat Puasa Senin – Kamis

‫نويتصوميوماالثنينس==============================================================================================================================نةللتعالى‬
" NAWAITU SAUMA YAUMUL ISNAIN SUNNATAN LILLAHI TA'ALA

“ Saya niat puasa hari Senin, Sunnah karena Allah ta’ala.”

‫س===========================================================نةللهتعالى‬ ‫نويتص===========================================================وميومالخميس‬
NAWAITU SAUMA YAUMUL KHOMIS SUNNATAN LILLAHI TA'ALA
“ Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah ta’ala.”

*Niat Puasa Daud


‫نويتداودس============================================================================================================================================نةللهتعالى‬
NAWAITU SAUMA DAWUD SUNNATAN LILLAHI TA'ALAALA

* Niat Puasa Hari-hari Putih .

‫نويتصومايامالبيضس===========================================================================================================================نةللهتعالى‬
NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA'ALA
“ Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”

* Niat Puasa Bulan Muharram (Puasa ’Asyura)


‫س=================================================================نةللهتعالى‬ ‫نويتصومعش=================================================================ر‬ 
NAWAITU SYAUMA "ASYURA SUNNATAN LILLAHI TA'ALA
“ Saya niat puasa hari ’Asyura , sunnah karena Allah ta’ala.”

*Niat Puasa Bulan Rajab

‫نويتصومشهررجبس===========================================================================================================================نةللهتعالى‬ 
NAWAITU SAUMA SYAHRI RAJAB SUNNATAN LILLAHI TA'ALA
“ Saya niat puasa bulan Rajab , sunnah karena Allah ta’ala.”
6, Niat Puasa Sya’ban

‫نويتصومشهرشعبانس==========================================================================================================================نةللهتعالى‬
NAWAITU SAUMA SYAHRI SYA'BAN SUNNATAN LILLAHI TA'ALA
“ Saya niat puasa bulan sya’ban , sunnah karena Allah ta’ala.”
*,Niat Puasa Syawwal

‫نويتصومشهرشوالس===========================================================================================================================نةللهتعالى‬
NAWAITU SAUMA SYAHRI SYAWWAL SUNNATAN LILLAHI TA'ALAH
“ Saya niat puasa bulan Syawwal , sunnah karena Allah ta’ala.”
*Niat Puasa Bulan Dzulhijjah (Puasa Tarwiyah & ‘Arafah).

‫نويتصومترويهس================================================================================================================================نةللهتعالى‬ 
NAWAITU SAUMA TARWIYAH SUNNATAN LILLAHI TA'ALAH
“ Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”

‫نويتصومعرفةس===================================================================================================================================نةللهتعالى‬

NAWAITUSAU MAARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA'ALAH


“ Saya niat puasa Arafah , sunnah karena Allah ta’ala.”

Terimah kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada


kami,sehingga kami bisa mempresentasikan makalah ini tentang
puasa sunnah,dan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila
ada kata-kata yg kurang berkenan dan salah-salah kata yang kami
ucapkan.Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi yang membaca.

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai