NRT : 2019.1873.1.02
KELAS : HUKUM KEIMIGRASIAN D
Dengan adanya Rumah Detensi Imigrasi ini pasti terdapat paying hukum
yang mengaturnya, sehingga dapat beroperasi dengan baik, paying hukum yang
mengatur tentang Rudenim, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Pasal 81;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan
Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian Pasal 206;
3. Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor M.01.PR.07.04
Tahun 2004 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi
Imigrasi;
4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.05.IL.02.01 Tahun
2006 Tentang Rumah Detensi Imigrasi;
5. Peraturan Direktur Jenderal Imgrasi Nomor F-1002.PR.02.01 Tahun
2006 Tentang Tata Cara Pendetensian Orang Asing;
6. Permenkumham Nomor M.HH-11.OT.01.01.2009 tentang Orgnisasi
dan TatalaksanaRumah Detensi Imigrasi;
7. Peraturan Dirjenim Nomor IMI-1489.UM.08.05 Tahun 2010 Tentang
Penanganan Imigran Ilegal;
8. Surat Edaran Dirjenim Nomor IMI-1504.IL.02.10 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Penanganan Imigran Ilegal;
9. Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor IMI.1917-OT.02.01
Tahun 2013 Tentang Standar Operasional Prosedur Rumah Detensi
Imigrasi;
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2016
Tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri;
11. Surat Edaran Nomor IMI.GR.03.03-1194 Tentang Pengawasan
Keimigrasian terhadap Pengungsi;
12. Surat Edaran Nomor IMI.GR.02.03-1912 tentang Perubahan Kebijakan
Penanganan Pencari Suaka dan Pengungsi oleh IOM;
13. Surat Edaran Nomor IMI-UM.01.01-2827 tentang Pengembalian
Fungsi Rumah Detensi Imigrasi.
A. Sejarah Rudenim
Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang
Keimigrasian disebutkan bahwa karantina imigrasi adalah tempat
penampungan sementara bagi Orang Asing yang dikenai deportasi atau
tindakan keimigrasian lainnya. Karantina imigrasi ini merupakan cikal
bakal dibentuknya Rumah Detensi Imigrasi. Karantina imigrasi sebelum
berubh menjadi Rumah Detensi Imigrasi berada di bawah Seksi
Wasdakim, yaitu pada Subseksi Penindakan Keimigrasian.
Sejak diterbitkan Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI
Nomor M.01.PR.07.04 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Detensi Imigrasi, Rumah Detensi Imigrasi Menjadi UPT yang
mandiri dan lepas dari Kantor Imigrasi. Berikut Orta Rudenim :
Disisi lain karena menerima pengungsi dan pencari suaka terdapat juga
factor-faktor yang membuat suatu negara menolak pencari suaka dan juga
pengungsi ke dalam negaranya, antara lain yaitu:
- Ketika pencari suaka dan pengungsi masuk ke suatu negara dan
negara tersebut belum siap untuk menampungnya justru akan
mengakibatkan terjadinya terlantarnya pengungsi dan pencari
suaka;
- Dengan adanya pencari suaka dan pengungsi sementara kehidupan
warga negara dari negara yang menampung pencari suaka dan
pengungsi tidak stabil dan masih banyak tindak kejahatan serta
tinggi tingkat kemiskinan, hal ini dapat menimbulkan kecemburuan
social.
- Dan juga terdapat rumor bahwa beberapa pengungsi memiliki
badan tegap layaknya pasukan militer. Apabila ini memang benar
anggota militer akan menjadi ancaman bagi negara yang
menampung pencari suaka dan pengungsi.