Anda di halaman 1dari 11

PEMISAHAN BIAYA SEMI VARIABEL

Metode pemisahan biaya semi variabel:


1. The High and Low Method
Menggunakan dua titik, yaitu tertinggi dan terendah.
2. The Scattergraph Method
Menentukan tingkat rata-rata variabilitas dengan
pendekatan grafik, beberapa titik ditarik garis regresi.
3. The Least Squares Method
Metode kuadrat terkecil (least squares method)
menggunakan persamaan regresi Y = a + bx.
4. Standby Cost Method
Metode biaya terjaga ini menghitung berapa biaya
yang harus dikeluarkan apabila perusahaan ditutup
untuk sementara (tidak berproduksi sama sekali)
The High and Low Method
Contoh: Biaya pemeliharaan pabrik dan jam mesin yang
digunakan selama semester pertama sebagai berikut:
Bulan Jam Mesin Biaya Pemeliharaan
Januari 200 jam Rp.1.000.000
Pebruari 180 jam Rp. 899.000
Maret 175 jam Rp. 890.000
April 190 jam Rp. 970.000
Mei 197 jam Rp. 975.000
Juni 187 jam Rp. 920.000

Menentukan biaya variabel per unit


Tertinggi 200 jam Rp.1.000.000
Terendah 175 jam Rp. 890.000
Perubahan 25 jam Rp. 110.000
Menentukan biaya tetap dalam fungsi persamaan:
Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per satuan x
jumlah satuan)
Atau TC = FC + VC
Rp.1.000.000= Biaya tetap + (Rp. 4.400 x 200 jam)
= Biaya tetap + Rp. 880.000
Biaya tetap = Rp.1.000.000 – Rp. 880.000
= Rp. 120.000
Perhitungan ini dapat dibuktikan pada titik terendah atau
tertinggi. Untuk titik lain tidak berlaku  kekurangannya.

TC = FC + VC
Rp. 890.000 = FC + (Rp. 4.400 x 175 jam)
FC = Rp. 890.000 – Rp. 770.000
= Rp. 120.000

Metode ini kurang baik untuk perusahaan yang aktivitas


produksi dan biaya semi variabel sangat berfluktuasi.
Metode ini sesuai digunakan untuk perusahaan yang
aktivitas produksi dan biaya semi variabel relatif stabil
The Least Squares Method
Metode kuadrat terkecil (least squares method)
menggunakan persamaan regresi yaitu Y = a +bx
Y = Total Cost a = Total Fixed Cost
b = Variable Cost per Unit x = Activity Level

Contoh:
Biaya pemeliharaan pabrik dan jam mesin selama
semester pertama yang digunakan sebagai berikut:
Bulan Jam Mesin Biaya Pemeliharaan
Januari 200 jam Rp.1.000.000
Pebruari 180 jam Rp. 899.000
Maret 175 jam Rp. 890.000
April 190 jam Rp. 970.000
Mei 197 jam Rp. 975.000
Juni 187 jam Rp. 920.000
Tabel untuk perhitungan jumlah x dan y, jumlah xy dan x2
Bulan ke ∑y ∑x ∑xy ∑x2
1 1.000.000 200 200.000.000 40.000
2 899.000 180 161.820.000 32.400
3 890.000 175 155.750.000 30.625
4 970.000 190 184.300.000 36.100
5 975.000 197 192.075.000 38.809
6 920.000 187 172.040.000 34.949
Jumlah 5.654.000 1.129 1.065.985.000 212.903
Misal dalam tahun anggaran 2017 perusahaan ingin
merencanakan kenaikan produksi yang diperkirakan
akan menaikkan aktivitas pemeliharaan mesin menjadi
2.300 jam mesin, maka biaya pemeliharaan tahun 2017
dapat diperkirakan menggunakan rumus kuadrat terkecil
sebagai berikut:

Y = Rp. 92.365,86 + Rp. 4.517,10 (2.300)


= Rp. 92.365,86 + Rp. 10.389.330
= Rp. 10.481.695,86

Kelebihan  lebih obyektif, akurat, dan teliti


Kekurangan  perlu data banyak & waktu lama
Standby Cost Method
Contoh: Pada tingkat produksi 1.000 jam mesin untuk
bulan Agustus 2006 dikeluarkan biaya Rp. 800.000.
Berdasarkan data perusahaan, apabila tidak produksi
biaya yang dikeluarkan Rp. 250.000 per bulan.

Total biaya pada tingkat 1.000 jam mesin = Rp. 800.000


Biaya tetap (biaya berjaga) = Rp. 250.000
Biaya variabel = Rp. 550.000

Biaya variabel per mesin Rp. 550.000:1.000 = Rp. 550


per jam mesin, bila dinyatakan dalam fungsi biaya
Y = Rp. 250.000 + Rp. 550x
Kekurangan:
Tidak memperhatikan kapasitas produksi
The Scattergraph Method
Metode ini sangat sederhana, hanya menarik garis lurus
dari data yang tersedia untuk menentukan biaya tetap,
setelah biaya tetap diketahui dapat dihitung biaya variabel
yaitu selisih biaya total dengan biaya tetap.
Metode ini merupakan pembuktian atau penyempurnaan
hasil perhitungan metode kuadrat terkecil.

Kekurangan:
Kurang akurat  ada subyektivitas dalam penarikan garis

Anda mungkin juga menyukai