ID Pengelolaan Hutan Dalam Mengatasi Alih F - 2
ID Pengelolaan Hutan Dalam Mengatasi Alih F - 2
1
RAHAJENG KUSUMANINGTYAS, 2 IVAN CHOFYAN
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
ABSTRACT
Arahan pembinaan hutan dan arahan pengawasan hutan disusun berdasarkan konsep partisipatif.
Arahan pembinaan hutan secara umum meliputi program rehabilitasi hutan, sosialisasi pembinaan
dan penghijauan kepada masyarakat, penegasan sanksi bagi perambah hutan, membentuk pola
enclave pada permukiman dalam kawasan hutan (khususnya hutan lindung), pemberdayaan
masyarakat Kabupaten Subang dalam kegiatan pengelolaan hutan. Sedangkan, pada arahan
pengawasan hutan dilakukan peningkatan alat dan sarana pengamanan hutan meliputi senjata
api, alat komunikasi, alat navigasi, alat pemadam kebakaran, alat penyelamatan, kendaraan
operasional, pos jaga dan pondok kerja. Penambahan alat dan sarana pengamanan hutan ini
dilakukan pada dua Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yaitu KPH Purwakarta dan KPH Bandung
Utara, dimana kawasan hutan di Kabupaten Subang termasuk kedalamnya
Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
yang merajalela menjadikan kondisi hutan wilayah setempat bahkan jika dikumpulkan
tersebut rusak dan hilangnya fungsi hutan areal hutan yang ada di daerah tropis ini,
sebagai pemasok air bagi dapat menjadi paru-paru dunia. Siklus yang
masyarakat.Belakangan ini kondisi air yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim
terjadi di kabupaten Subang sangat suatu wilayah. Fungsi ini dapat disebut juga
memprihatinkan dan jauh dari manfaat yang sebagai fungsi klimatologis.
ditimbulkan oleh air itu sendiri, banyaknya Kedua, Hutan merupakan gudang
pencemaran dan penyalahgunaan berbagai penyimpan air dan tempat menyerapnya air
pihak menjadikan Kabupaten Subang hujan maupun embun yang pada khirnya akan
semakin jauh dari sumber air bersih (Rumich mengalirkannya ke sungai-sungai melalui
Noverryza, 2012). mata air-mata air yang berada di hutan.
Berdasarkan hal tersebut dalam Dengan adanya hutan, air hujan yang
penyusunan pengelolaan kehutanan di berlimpah dapat diserap dan diimpan di
Wilayah Kabupaten Subang ini diperlukan dalam tanah dan tidak terbuang percuma.
pengelolaan hutan yang dapat melindungi Fungsi ini disebut juga sebagai fungsi
keberadaan hutan itu sendiri juga hidrologis.
memerhatikan kesejahteraan dari Ketiga, Hutan merupakan tempat
masyarakatnya. Dalam penyusunan studi memasaknya makanan bagi tanaman-
ini perlu diterapkan sebuah pendekatan tanaman, dimana di dalam hutan ini terjadi
ekologis, sosial dan kemasyarakatan yang daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi
dapat menjadi acuan dalam penyusunannya. tanaman) dan melalui aliran permukaan
tanahnya, dapat mengalirkan makanannya ke
Studi Pustaka area sekitarnya.
Pengertian Hutan Keempat, Hutan memiliki jenis kekayaan
dari berbagai flora dan fauna sehingga fungsi
Menurut Undang-Undang Republik hutan yang penting lagi adalah sebagai area
Indonesia Nomor 41 tahun 1999, hutan yang memproduksi embrio- embrio flora
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa dan fauna yang bakal menembah
hamparan lahan berisi sumber daya hayati keanegaragaman hayati. Dengan salah satu
yang didominasi pepohonan dalam fungsi hutan ini, dapat mempertahankan
persekutuan alam lingkungannya, yang satu kondisi ketahanan ekosistem di satu wilayah.
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kelima, Hutan mampu memberikan
Berdasarkan fungsinya hutan dibagi menjadi sumbangan alam yang cukup besar bagi
tiga kelompok yaitu hutan lindung, hutan devisa negara, terutama di bidang industri,
produksi dan hutan konservasi. selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-
bahan lain seperti damar, kopal, terpentein,
Fungsi Hutan kayu putih, rotan serta tanaman-tanaman obat.
Keberadaan hutan menjadi potensi Keenam, Hutan juga mampu
sumber daya alam yang menguntungkan bagi memberikan devisa bagi kegiatan turismenya,
devisa negara. Di samping itu hutan memiliki sebagai penambah estetika alam bagi bentang
aneka fungsi yang berdampak positif alam yang dimiliki. Fungsi ini disebut
terhadap kelangsungan kehidupan manusia. juga sebagai fungsi estetis.
Secara tidak langsung, fungsi hutan antara Ketujuh, Mencegah erosi dan tanah
lain: longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai
Pertama, Melalui kumpulan pohon- pengikat butiran-butiran tanah. Dengan ada
pohonnya, hutan mampu memprduksi hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke
Oksigen (O2) yang diperlukan bagi permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan
kehidupan manusia dan dapat pula menjadi daun atau terserap masuk ke dalam tanah.
penyerap karbondioksida (CO2) sisa hasil
kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru
Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Sumber Daya Alam Jawa Barat I. kecil daripada kawasan lindung dan kawasan
Berdasarkan pengelolaan Perum Perhutani budidaya
dan Dinas Kehutanan, kawasan hutan yang
terdapat di Kabupaten Subang termasuk Tabel 2 Pola Ruang di Kabupaten
kedalam 2 KPH yakni KPH Purwakarta dan Subang
KPH Bandung Utara. Lebih jelasnya, deliniasi No Jenis Pola Luas (Ha) Persentas
kawasan hutan ini dapat dilihat pada Tabel 1 Ruang e
dan Gambar 1. Kawasan Lindung 15.342,44 7,48 %
1 Hutan 148,76 0,07%
Lindung
Tabel 1 Kawasan Hutan Menurut 2 Cagar Alam 2.151,76 1,05%
Fungsinya di Kabupaten Subang Tahun 3 Taman 362,89 0,18%
2012 Wisata
Alam
No. Fungsi Kawasan Keterangan 4 Kawasan 5.380,22 2,62%
Hutan Pantai
1 Hutan Produksi KPH Purwakarta Berhutan
- Hutan Produksi KPH Bandung Bakau
Tetap Utara KPH 5 Waduk 346,66 0,17%
- Hutan Produksi Purwakarta KPH 6 Situ 27,78 0,01%
Terbatas Bandung Utara 7 Sempadan 1.306,78 0,64%
2 Hutan Lindung KPH Purwakarta pantai
KPH Bandung 8 Sempadan 5.617,59 2,74%
Utara sungai
3. Hutan Konservasi BBKSDA Jabar I Kawasan 189.834,50 92,52 %
- Cagar Alam BBKSDA Jabar I Budidaya
CA Tangkuban BBKSDA Jabar I
9 Hutan 4.031,24 1,96%
Parahu
Produksi
CA Burangrang
Terbatas
- Taman Wisata
10 Hutan 24.271,95 11,83%
Alam Tangkuban
Parahu Produksi
Tetap
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten
11 Perkebunan 22.622,88 11,03%
Subang, 2012
12 Pertanian 82.252,00 40,09%
Lahan
Basah
13 Pertanian 17.621,24 8,59%
Lahan
Kering
14 Perikanan 2.472,88 1,21%
Budidaya
15 Kawasan 556,67 0,27%
Hankam
16 Permukima 17.557,73 8,56%
n
Perdesaaan
17 Permukima 5.714,38 2,79%
n Perkotaan
18 Zona 12.733,53 6,21%
Industri
Gambar 1 Peta Kawasan Hutan di Kabupaten Subang 205.176,9 100,00%
Kabupaten Subang 5
Sumber : RTRW Kabupaten Subang, 2010-2030
Berdasarkan kondisi geografis dan
potensi yang terdapat di Kabupaten Subang, Metodologi
pola ruang terbagi lagi kedalam bagian-bagian Metode Analisis
Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Flora
Flora atau tumbuhan yang menjadi
komponen dalam penggunaan lahan dilihat
berdasarkan tutupan lahan yang terdapat pada
kawasan hutan Kabupate
Subang. Komponen tutupan lahan ini
mampu memberikan pengaruh terhadap
penentuan arahan pemanfaatan kawasan.
Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum Peruntukan lahan yang sesuai untuk
diganggu manusia,serta luas dan bentuk pengembangan kawasan hutan produksi
tertentu agar menunjang pengelolaan yang tetap di Kabupaten Subang adalah sebesar
efektif dengan daerah penyangga yang cukup 11.048,06 Ha. Persebaran kawasan hutan
luas. produksi tetap ini terdapat pada Kecamatan
Tanjungsiang, Kecamatan Cisalak,
Kedua, Taman Wisata Alam. Lokasi
Kecamatan Kasomalang, Kecamatan
taman wisata alam berdekatan dengan lokasi
Ciater, Kecamatan Sagalaherang,
cagar alam, terdapat pada bagian selatan
Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan
Kabupaten Subang dengan luas 320,04 Ha
Cijambe, Kecamatan Cibogo, Kecamatan
Persebaran taman wisata alam terdapat di
Subang, Kecamatan Dawuan, Kecamatan
Kecamatan Sagalaherang dan sebagian kecil di
Kalijati dan Kecamatan Cipendeuy
Kecamatan Ciater dengan kondisi
bervegetasi tetap dengan tumbuhan dan
satwa yang beragam, memiliki arsitektur Identifikasi Alih Fungsi Lahan
bentang alam yang baik serta memiliki akses
yang baik untuk keperluan pariwisata/rekreasi. Alih fungsi yang terjadi pada cagar alam
didominasi dengan alih fungsi lahan menjadi
Ketiga, Pantai Berhutan Bakau. Hasil kawasan perkebunan dengan presentase 5,54 %
penentuan kawasan pantai berhutan bakau dari keseluruhan kawasan cagar alam.
dengan kriteria minimal 130 kali nilai rata-rata Sedangkan alih fungsi lahan pada taman wisata
perbedaan air pasang tertinggi dan terendah alam didominasi dengan fungsi lahan tanah
tahunan diukur dari garis air surut terendah ke berbatu dengan presentase sebesar 10,50
arah darat, didapat bahwa kawasan pantai % dari keseluruhan kawasan taman wisata
berhutan bakau yang harus ditetapkan adalah alam. Kedua bagian dari hutan konservasi ini
sepanjang ± 6 Km diukur dari air surut terendah. perlu menjadi perhatian dikarenakan cagar alam
Dari penentuan tersebut, ditemukan bahwa luas dan taman wisata alam merupakan kawasan
kawasan pantai berhutan bakau yang hutan dengan keunikan tersendiri. Langkah
ditetapkan di bagian utara Kabupaten Subang yang perlu dilakukan yakni mempertahankan
adalah seluas 10.744,94 Ha. keberadaaan kedua kawasan hutan ini dalam
Keempat, Kawasan Hutan Produksi. mempertahankan ciri khas pada cagar alam dan
Kawasan hutan produksi yang menjadi bagian taman wisata alam tersebut.
dalam kawasan budidaya di Kabupaten Subang Presentase alih fungsi lahan terbesar dalam
yakni hutan produksi terbatas dan hutan kelompok kawasan hutan konservasi terjadi
produksi tetap. Berdasarkan hasil analisis pada pantai berhutan bakau dengan presentase
overlay danpembobotan dari ketiga elemen fisik, sebesar 75,03%. Hal ini yang menyebabkan
maka ditemukan peruntukan kawasan hutan sering terjadinya banjir air rob di Kabupaten
produksi di Kabupaten Subang. Subang. Banjir air rob/pasang ini menjadi
masalah yang serius ketika jarak air pasang
Peruntukan lahan yang sesuai untuk mencapai kawasan non hutan seperti empang
pengembangan kawasan hutan produksi terbatas (41,57 %) dan pertanian (14,46 %). Berdasarkan
di Kabupaten Subang adalah sebesar 13.275,39 hal tersebut, perlu dilakukan deliniasi pantai
Ha. Persebaran kawasan hutan produksi berhutan bakau dan penanaman kembali pada
terbatas ini terdapat pada Kecamatan Ciater, kawasan pantai berhutan bakau untuk mencegah
Kecamatan Kasomalang, Kecamatan terjadinya banjir air rob dalam jangka waktu
Jalancagak, Kecamatana Sagalaherang, panjang. Deliniasi dan penanaman hutan bakau
Kecamatan Serangpanjang, Kecamatan diharapkan dapat mengurangi kegiatan alih
Cijambe, Kecamatan Subang, Kecamatan fungsi lahan pada kawasan pesisir Kabupaten
Dawuan, Kecamatan Kalijati dan Kecamatan Subang
Cipendeuy. Pada hutan lindung terjadi perubahan
fungsi lahan yang tinggi dengan prosentase
Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
diatas 50 %. Alih fungsi didominasi dengan maupun sisi positif. Arahan pemanfaatan hutan
berubahnya kawasan hutan lindung menjadi ini perlu memperhatikan hal tersebut.
kawasan perkebunan (36,29 %) dan sawah tadah Berdasarkan pada analisis terhadap kondisi
hujan (10,40 %). Pada dasarnya, salah fungsi penggunaan lahan eksisting dominasi
dari hutan lindung yakni menjadi kawasan perubahan hutan dengan fungsi produksi
resapan air serta menjaga persediaan air pada cenderung mengarah pada fungsi perkebunan
suatu wilayan. Terjadinya alih fungsi lahan di dan sawah. Kedua fungsi yang merupakan
Kabupaten Subang menyebabkan kurangnya potensi yang terdapat di Kabupaten Subang ini
persediaan air serta terjadinya banjir pada juga menjadi masukan bagi pengelolaan hutan
bagian hilir Kabupaten Subang. Oleh sebab itu, selanjutnya. Namun, bagi hutan produksi
perlu diberi penanganan pada kawasan lindung terbatas, kondisi geografi perlu menjadi
ini. perhatian kembali mengingat fungsi hutan
produksi terbatas cenderung ke arah fungsi
Pada hutan lindung perlu dilakukan upaya hutan lindung.
pengembalian kawasan lindung guna menjaga
kestabilan sumber daya alam yang tersedia di Penutup
Kabupaten Subang. Pada pantai berhutan bakau
juga dilakukan upaya penanaman kembali Rekomendasi
bakau/mangrove dalam mengatasi banjir air Rekomendasi pada pengelolaan hutan ini
rob yang sering terjadi di Kabupaten Subang. merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan
Dalam pengelolaannya perlu diperhatikan dalam menjalankan pengelolaan hutan ini dan
batasan-batasan sesuai dengan analisis diharapkan mampu melengkapi terlaksananya
kawasan hutan serta arahan pemanfaatan hutan pengelolaan hutan. Rekomendasi pada
berdasarkan pedoman pengelolaan hutan. pengelolaan hutan di Kabupaten Subang yakni
Informasi perubahan alih fungsi lahan meliputi implementasi, distribusi penduduk dan
berdasarkan penggunaan lahan eksisting dapat pengelola hutan.
dilihat pada Gambar 4
Daftar Pustaka
Al - Qur’an dan Terjemahannya, Departemen
Agama Republik Indonesia
Arief, Arifin. 1994. Hutan, Hakikat dan
Pengaruhnya terhadap Lingkungan.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Kodoatie, Robert J dan Roestam Syarief.
2010. Tata Ruang Air. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Malamassam, Daud. 2009. Modul
Gambar 4 Peta Identifikasi Alih Fungsi Pembelajaran, Mata Kuliah:
Lahan Berdasarakan Penggunaan Lahan Perencanaan Hutan. Universitas
Hassanudin. Makassar.
Selain kawasan lindung, terdapat juga Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang. 2012.
kawasan hutan yang termasuk kedalam kawasan Kecamatan Dalam Angka 2012. BPS.
budidaya yakni hutan produksi terbatas dan Subang.
hutan produksi tetap. Perlakuan pada kedua
fungsi hutan ini tentu berbeda dengan fungsi Andriyanto, Agustinus. 2010.Identifikasi
hutan yang berada pada kawasan lindung. Penyimpangan Kawasan Lindung Hutan
Perubahan fungsi pada hutan produksi dapat Antara RTRW dan Kondsi Hutan Saat Ini
menjadi alih fungsi lahan pada sisi negatif di Kabupaten Garut. Tesis. Program Studi
Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.2
Page | 11